: a. bahwa
dalam
rangka
mengoptimalkan
perencanaan
Pembangunan
Strategis
Nasional,
Kementerian
Riset,
perlu
ditetapkan
Teknologi
dan
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor 4700);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor
158,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Presiden
Kementerian
Riset,
Nomor
13
Teknologi
Tahun
dan
2015
tentang
Pendidikan
Tinggi
Kementerian
dan
Pengangkatan
Menteri
Menteri
Perencanaan
Nasional/Kepala
Badan
Nasional
Nomor
Penyusunan
dan
Pembangunan
Perencanaan
Tahun
2014
Penelaahan
Pembangunan
tentang
Rencana
Pedoman
Strategis
Kementerian/Lembaga 2015-2019;
MEMUTUSKAN ...
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
TENTANG
RENCANA
STRATEGIS
KEMENTERIAN
Pasal 1
Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun
2015-2019, yang selanjutnya disebut Renstra Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Tahun 2015-2019 adalah sebagaimana terdapat dalam
Lampiran Peraturan Menteri ini dan merupakan satu kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dalam Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun
2015-2019 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 merupakan pedoman dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap semua kebijakan, program dan
kegiatan di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam kurun
waktu tahun 2015-2019.
Pasal 3
Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun
2015-2019 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dapat dilakukan perubahan
sesuai dengan dinamika pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Pasal 4 ...
Pasal 4
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 April 2015
MENTERI RISET, TEKNOLOGI
DAN PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
MOHAMAD NASIR
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 8 Mei 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 701
LAMPIRAN
SALINAN
RENCANA STRATEGIS
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
TAHUN 2015 2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Kondisi Umum
1.1.1
1.1.2
1.2
BAB II
BAB III
10
12
1.2.1
Potensi
12
1.2.2
Permasalahan
13
21
2.1
Visi
21
2.2
Misi
21
2.3
Tujuan Strategis
22
2.4
Sasaran Strategis
22
23
KERANGKA KELEMBAGAAN
BAB IV
BAB V
3.1
23
3.2
29
3.2.1
29
3.2.2
29
3.3
Kerangka Regulasi
32
3.4
Kerangka Kelembagaan
33
34
4.1
Target Kinerja
34
4.2
Kerangka Pendanaan
53
PENUTUP
55
56
98
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.3
18
Tabel 1.4
19
Tabel 4.1
34
Tabel 4.2
35
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Gambar 1.2
11
Gambar 1.3
14
Gambar 1.4
15
Gambar 1.5
16
Gambar 1.6
18
Gambar 1.7
20
Gambar 3.1
31
Gambar 3.2
33
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Kondisi Umum
Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan pendidikan tinggi merupakan faktor yang penting
dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini tercermin dalam Undang-Undang Dasar (UUD) yang
menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan pemerintah. Dasar hukum pembangunan Iptek
nasional dan pendidikan tinggi tersebut adalah UUD Negara Republik Indonesia 1945
Amandemen ke-4 Pasal 28 C ayat (1) dan Pasal 31 ayat (1), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5).
Dalam UUD Pasal 28 C ayat (1) disebutkan bahwa Setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan, dan memperoleh
manfaat dari Iptek, seni, dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia. Selanjutnya dalam UUD Pasal 31 ayat (1) dijelaskan bahwa setiap
warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Sementara itu, Pasal 31 ayat (3) menyebutkan
bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Di samping itu, Pasal 31 ayat (4)
menjelaskan bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan nasional. Tambahan pula, Pasal 31 ayat (5)
menyatakan bahwa Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan
umat manusia.
Pembangunan Iptek dan pendidikan tinggi hanya akan memberikan kontribusi nyata terhadap
pembangunan nasional dalam upaya meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, jika
pembangunan Iptek dan pendidikan tinggi mampu menghasilkan produk teknologi dan inovasi
serta sumber daya manusia yang terampil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau dapat
menjadi solusi bagi permasalahan nyata yang dihadapi oleh masyarakat. Keberhasilan
pembangunan Iptek dan pendidikan tinggi yang telah dicapai pada periode 2010-2014
merupakan langkah yang sangat penting bagi keberhasilan yang lebih besar dan menyeluruh
untuk pencapaian pada periode 2015-2019.
1.1.1
kelembagaan, sumber daya, dan jaringan Iptek, disamping core business Iptek itu sendiri, yakni
relevansi dan produktivitas Iptek serta pendayagunaan Iptek.
Sementara itu, Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang kedudukan, tugas, fungsi,
Kementerian Negara menetapkan bahwa tugas pokok Kemenristek adalah penyelenggaraan
urusan di bidang riset dan teknologi dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan Negara, dengan fungsi: 1) Perumusan dan penetapan kebijakan
di bidang riset dan teknologi; 2) Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
riset dan teknologi.
Dalam hal perumusan dan penetapan kebijakan, Kemenristek telah menetapkan kebijakan di
bidang riset dan teknologi, khususnya berkaitan dengan penguatan SINas yang berupa peraturan
dan keputusan. Peraturan Menteri yang berkaitan dengan penguatan SINas yang ditetapkan
dalam kurun waktu 2010-2014, antara lain Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi
Nomor 1 Tahun 2012 tentang Bantuan Teknis Penelitian dan Pengembangan Kepada Badan
Usaha; Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 2 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pengajuan Permohonan Rekomendasi Insentif Badan Usaha, Peraturan Bersama Menteri Negara
Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun
2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah, Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi
Nomor 6 Tahun 2012 tentang Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan
Pengembangan, Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Daftar Bidang Penelitian Berisiko Tinggi dan Berbahaya dan Instansi Pemerintah yang
Berwenang Memberikan Izin Kegiatan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Yang Berisiko Tinggi dan Berbahaya; dan Peraturan Menteri Riset
dan Teknologi Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengelolaan Aset Tak Berwujud Hasil
Kegiatan Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional di Kementerian Riset dan Teknologi. Adapun
Keputusan Menteri yang berkaitan dengan penguatan SINas yang ditetapkan dalam kurun waktu
2010-2014,
antara
lain
Keputusan
Menteri
Negara
Riset
dan
Teknologi
Nomor
Sasaran
1.
Menguatnya
Kelembagaan Iptek
2.
Menguatnya
Sumberdaya Iptek
3.
Menguatnya
Jaringan Iptek
4.
Meningkatnya
Relevansi dan
Produktivitas
Litbang Iptek
Meningkatnya
Pendayagunaan
Iptek
5.
Indikator Kinerja
Utama
Target
Sampai 2014
Peringkat dunia
kualitas lembaga
penelitian
Jumlah peneliti dan
perekayasa (orang/1
juta penduduk)
Prosentase investasi
litbang terhadap
PDB
Jumlah kolaborasi
riset lembaga
litbang dengan
industri
Jumlah Paten
Terdaftar
Jumlah Publikasi
Ilmiah
Jumlah pemanfaatan
teknologi hasil
litbang nasional di
industri, masyarakat
dan untuk national
security
Peringkat 45
Realisasi
Sampai
2014
Peringkat 41
500
551
Tercapai
110%
1.00%
0,09%
Tercapai 9%
20
25
Tercapai
125%
3.800
6.868
90
394
158
182
Tercapai
180,74%
Tercapai
437,78%
Tercapai
115,19%
Capaian
Naik 4
Peringkat
Pada pilar Kelembagaan Iptek, peringkat kualitas lembaga penelitian Indonesia menurut
laporan GCI-WEF (Global Competitiveness Index-World Economic Forum) tahun 2014 berada
pada nomor 41. Capaian peringkat ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan yaitu nomor 45.
Tercapainya target IKU ini didapatkan karena dukungan sumber daya baik berupa dukungan
anggaran yang memadai, SDM yang kompeten, dukungan kebijakan dari pimpinan, maupun
efektivitas instrumen kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemenristek dalam mendorong
peningkatan kapasitas dan kualitas kelembagaan Iptek.
Instrumen kebijakan yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan IKU ini adalah program
Pusat Unggulan Iptek (PUI). Melalui instrumen kebijakan ini, Kemenristek dalam 5 tahun
terakhir terus mendorong tumbuh kembangnya PUI di seluruh Indonesia. Dengan memberikan
insentif pembinaan kepada pusat-pusat litbang berpotensi dan berkinerja baik, sampai saat ini
4
telah ditetapkan 9 pusat litbang menjadi PUI (Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan;
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Jember; Lembaga Penyakit Tropis (Institute of
Tropical Disease) Universitas Airlangga; Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Jember
(Kopi); Pusat Studi BiofarmakaIPB; Pusat Kajian Hortikultura TropikaIPB; Pusat Penelitian
Karet; Pusat Penelitian Pigmen Material Aktif Universitas Ma Chung; Balai Penelitian
Bioteknologi Perkebunan Indonesia; dan Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi).
Pelaksanaan program PUI ini tidak hanya meningkatkan kinerja dari pusat litbang itu sendiri,
tetapi juga menumbuhkan kepercayaan dan pengakuan dari pihak industri kepada pusat litbang.
Setelah ditetapkan menjadi PUI banyak tawaran kerjasama riset yang datang dari industri
bahkan dari lembaga internasional dan negara sahabat.
Pada pilar Sumber Daya Iptek, sampai dengan akhir periode 2010-2014, untuk IKU Jumlah
peneliti & perekayasa (orang/1 juta penduduk) telah dicapai sebesar 110% yaitu 551 peneliti dan
perekayasa dari yang ditargetkan 500 peneliti dan perekayasa. Sedangkan, untuk IKU Prosentase
investasi litbang terhadap PDB dicapai sebesar 9% yaitu 0.09% dari yang ditargetkan 1%.
Lemahnya investasi litbang dipicu dari kebijakan perpajakan yang belum kondusif terhadap
inovasi. Pengaturan insentif perpajakan dan kepabeanan dalam PP 35/2007 tidak bersifat
mandiri, tetapi sangat tergantung pada regulasi perpajakan dan kepabeanan, sebagaimana
disebut dalam Pasal 6 ayat (3) PP 35/2007. Menurut Badan Kebijakan Fiskal, sebagian
pengaturan mengenai insentif perpajakan dan kepabeanan yang disebut dalam PP 35/2007
sebenarnya telah diakomodasi dalam peraturan perpajakan dan kepabeanan. Beberapa regulasi
tersebut antara lain :
1.
2.
3.
4.
PMK 103/PMK.04/2007 tentang Pembebasan Bea Masuk atas Impor Buku Ilmu
Pengetahuan.
Akan tetapi, insentif perpajakan dan kepabeanan tersebut di atas tidak dilaksanakan oleh pihak
industri karena dianggap tidak menarik oleh industri. Undang-Undang 18 Tahun 2002 tentang
Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek juga belum dapat memberikan
dampak siginifikan terhadap penguatan investasi litbang. Di samping itu, Budaya Inovasi juga
belum sepenuhnya tumbuh dikalangan masyarakat. Belanja litbang per PDB Indonesia tersebut
diatas masih di bawah 1% jauh di bawah rata-rata Organisation for Economic Cooperation and
Development (OECD) yang sudah di atas 2%. Disamping itu, bila dibandingkan dengan negaranegara Asia Pasifik pada umumnya, investasi Iptek yang berasal dari dunia usaha di Indonesia
terutama pihak swasta atau industri besar untuk kegiatan Research and Development (R&D)
masih lebih rendah.
Untuk Penguatan Jaringan Iptek sampai dengan tahun 2014 (2010-2014), telah dicapai sebesar
125% yaitu 25 kolaborasi dari yang ditargetkan 20 Kolaborasi Riset. Bentuk kolaborasi riset
adalah berupa konsorsium riset. Kemeristek sesuai dengan fungsi dan kewenangannya berperan
aktif dalam membentuk konsorsium. Pembangunan konsorsium riset antara Perguruan Tinggi
dan lembaga litbang dengan litbang perusahaan/industri, merupakan sebuah langkah lanjutan
atau bentuk lain dari langkah nyata memadukan kegiatan riset yang ada di Perguruan Tinggi dan
lembaga litbang yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna teknologi. Keberadaan
konsorsium akan menunjang pembentukan sinergi antara Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang,
dan Industri.
Dalam rangka memperkuat jaringan Iptek, Kemenristek juga berupaya untuk mewujudkan
Kawasan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) tumbuh menjadi Indonesia Science
and Technology Park. Untuk itu, telah dilakukan pembangunan, renovasi dan perawatan gedung
laboratorium di Puspiptek.
Pada pilar relevansi dan produktivitas Iptek, sampai dengan akhir periode 2010-2014, untuk
indikator kinerja utama Jumlah Publikasi Ilmiah telah dicapai sebesar 437,78% yaitu 394
Publikasi Ilmiah dari yang ditargetkan 90 Publikasi Ilmiah. Untuk indikator kinerja utama
Jumlah Paten Terdaftar telah dicapai sebesar 180,74% yaitu 6.868 Paten Terdaftar dari yang
ditargetkan 3.800 Paten terdaftar.
Sementara itu, dalam rangka mendorong Pendayagunaan Iptek sampai dengan akhir periode
2010-2014, untuk IKU Jumlah Pemanfaatan Teknologi Hasil Litbang di Industri, Masyarakat,
dan untuk National Security telah dicapai sebesar 115,19% yaitu 182 dari yang ditargetkan 158.
1.1.1.2 Penguatan dan Pengembangan Pendidikan Tinggi 2010-2014
Hasil pelaksanaan Renstra Dikti periode tahun 2009-2014 berupa program dan kegiatan telah
menghasilkan capaian-capaian yang membentuk kondisi umum pendidikan tinggi pada akhir
tahun 2014 sebagai berikut:
6
2010
2011
2012
2013
2014
Target
Realisasi
Target
Realisasi
Target
Realisasi
Target
Realisasi
Target
Realisasi
22,80%
24.67%
25,10%
27.01 %
26,75%
30,20%
29,10%
29,87%
30,00%
29,15%
111,80%
107.6%
107,90%
103.54%
104,60%
106,80%
103,20%
109,60%
103,00%
112,20%
20
20
27
21
35
33
35
33
40
33
11
20
18
22
18
26
23
30
56,76%
72%
62,73%
59.93%
69,00%
68,74%
100%
88,00%
100%
90,00%
49,63%
58.6%
50,00%
56.15%
51,00%
52,67%
57,03%
49,30%
58,00%
52,00%
11
19%
18,70%
21%
18.11%
24%
17,40%
27%
16,60%
30%
16,50%
4,10%
5.74%
5,00%
8.06%
7,00%
7,30%
9%
7%
10%
6,60%
Tahun)
10
59,50%
62%
61,50%
67.4%
63,30%
63,30%
65,50%
60,67%
70,00%
61,82%
11
9,80%
9,50%
13,50%
13.5%
10,30%
10,30%
12,50%
11,8
15,00%
12,66%
12
23,00%
21.9%
36,00%
34.5%
50,00%
43,20%
62,50%
72,28%
75,00%
47,43%
13
5%
17.2%
5.2%
5.5%
5,40%
6,38%
5,50%
10,50%
5,70%
12,50%
14
0,40%
0,75%
0,50%
0.75%
0,60%
0,63%
0,70%
2,10%
0,80%
2,35%
15
75
76
95
134
110
212
130
152
150
152
16
9,40%
7.3%
13%
11.46%
15%
10,25%
18%
11,30%
20%
12,50%
Biaya Pendidikan
Sementara itu, target-target kinerja yang tidak tercapai diantaranya adalah: prosentase Prodi
terakreditasi minimal B, jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia, dan prosentase dosen
berkualifikasi S3. Secara umum, target-target yang terkait dengan akses bisa dicapai dengan
baik tetapi target-target yang terkait dengan mutu dan daya saing belum bisa dipenuhi dengan
baik. Hal ini menjadi pekerjaan rumah pada Renstra periode 20152019.
1.1.2
terhadap
pertumbuhan
ekonomi.
Kementerian
teknis
terkait
meminta
multiyears
dan
penyederhanaan
administrasi
keuangan
dengan
tetap
memperhatikan akuntabilitas, block grant dalam kegiatan litbang, double tax deduction bagi
10
Ekspektasi masyarakat pada Perguruan Tinggi berkembang seperti yang ditunjukkan oleh
Gambar 1.2. Pada saat pertama kali Perguruan Tinggi berdiri, masyarakat berharap Perguruan
Tinggi bisa memerankan dirinya sebagai agent of education. Saat Perguruan Tinggi sudah
mampu memerankan dirinya sebagai agent of education, masyarakat berharap lebih, Perguruan
Tinggi tidak hanya dapat memerankan dirinya sebagai agent of education tetapi juga
memerankan diri sebagai agent of research and development. Harapan ini terus berlanjut sampai
sekarang ini dimana masyarakat berharap Perguruan Tinggi bisa memerankan dirinya sebagai
agent of knowledge and technology transfer dan akhirnya sebagai agent of economic
development.
.university encompasses a third-mission of economic development in addition to research and teaching. Readings (1996)
ULTIMATE
CONTRIBUTION
PEOPLE EXPECTATION
INNOVATING TO DEVELOP
LOCAL AND NATIONAL
COMPETITIVENESS
AGENT OF
ECONOMIC
DEVELOPMENT
TRANSFERING CULTURE,
KNOWLEDGE, TECHNOLOGY TO
SOCIETY AND INDUSTRY
RESEARCHING BASIC
AND APPLICATIVE
PROBLEMS
EDUCATING
PEOPLE
MAIN PERFORM.
INDICATOR
AGENT OF
CULTURE, KNOWLEDGE,
TECHNOLOGY
TRANSFER
AGENT OF
RESERACH
#
#
#
#
INNOVATION,
EMPLOYMENT
INDUSTRY
Rp GENERATED
# C,K,T
TRANSFERED
# INDUSTRY AND
COMMUNITY
# PUBLICATION
# PATENT
# CITATION
UNIVERSITY RANKING
# GRADUATE
EMPLOYABILITY
WAITING TIME
AGENT OF
EDUCATION
RENSTRA 2009-2014
RENSTRA 2015-2019
PERGURUAN TINGGI MENGHASILKAN INOVASI YANG BISA MENINGKATKAN DAYA SAING DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
DAN BANGSA
1.2
1.2.1 Potensi
Indonesia mempunyai potensi yang lebih besar untuk menjadi negara maju karena mempunyai
modal pembangunan yang siap untuk diolah. Sebagai negara kepulauan, kekayaan laut Indonesia
yang luas merupakan modal pembangunan yang dapat didayagunakan. Biodiversitas tanaman,
binatang yang hidup di hutan, serta biodiversitas laut dapat diolah menjadi bahan pangan,
energi, dan obat-obatan. Sementara itu, Perguruan Tinggi, lemlitbang, dan industri menjadi
pihak-pihak yang kompeten untuk mengolah dan memberikan nilai tambah pada produk-produk
berbasis sumberdaya alam tersebut.
Data dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat-Dikti dan Kemenristek
(2012) menunjukkan bahwa lembaga Iptek yang ada di Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
sebanyak 683 unit dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sebanyak 3.019 unit merupakan wahana
untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan dapat didorong untuk menghasilkan inovasiinovasi teknologi yang dibutuhkan oleh industri nasional. Demikian juga, lembaga riset nonkementerian yaitu LPNK dibawah koordinasi Kemenristekdikti dan lembaga-lembaga riset
kementerian serta lembaga riset yang ada di industri merupakan wahana untuk mengembangkan
dan mendorong pemanfaatan teknologi.
Di lain pihak, Indonesia juga memiliki wahana industri-industri dalam berbagai sektor. Sebagai
negara kepulauan, Indonesia memiliki industri pesawat PT Dirgantara Indonesia dan sebagai
negara maritim Indonesia telah membangun industri perkapalan PT PAL. Di bidang
Perkeretaapian, Indonesia juga memiliki PT INKA sedangkan dari sisi jasa operasi memiliki PT
KAI. Hal ini untuk memenuhi moda transportasi publik untuk pulau-pulau besar yang
membutuhkan transportasi darat publik yang memadai. Selain itu, masih banyak
wahana-
wahana industri dalam negeri seperti PT Pindad dan PT Dahana untuk mendorong sektor
hankam dan material, PT LEN untuk mendorong sektor elektronika, PT Biofarma untuk
mendorong sektor kesehatan, dan PT Inti untuk mendorong sektor informasi dan
telekomunikasi. Jika wahana-wahana tersebut terus diberikan tempat untuk mengembangkan
teknologi-teknologi untuk meningkatkan kompetensi penelitian dan pengembangan (litbang),
maka menjadi potensi yang sangat besar untuk meningkatkan daya saing perekonomian bangsa
dengan bisnis berbasis teknologi.
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi,
Pemerintah diwajibkan untuk memberikan Bantuan Operasional Pendidikan Tinggi Negeri
(BOPTN). Besarnya BOPTN yang diberikan Pemerintah setiap tahun meningkat. Tahun 2013
besarnya BOPTN adalah Rp. 2,9 triliun meningkat menjadi Rp. 3,2 triliun pada tahun 2014 dan
menjadi Rp. 4,55 triliun pada tahun 2015.
12
Pemberian BOPTN tidak hanya membantu meringankan beban operasional PTN tetapi juga
meningkatkan anggaran penelitian PTN maupun PTS. Hal ini disebabkan Undang-Undang
Nomor 12 tahun 2012 juga mengatur bahwa minimum 30% dari BOPTN harus digunakan untuk
biaya penelitian. Dengan adanya BOPTN yang semakin tahun semakin meningkat maka
kemampuan Perguruan Tinggi untuk meningkatkan kapasitasnya dalam membiayai penelitian
menjadi semakin besar. Akibatnya, ke depan penelitian-penelitian inovatif yang memerlukan
biaya yang besar yang dulunya tidak mungkin dilakukan ke depan menjadi sangat mungkin.
Pembiayaan pendidikan tinggi oleh pemerintah tidak hanya dilakukan lewat APBN tetapi juga
lewat dana abadi pendidikan yang telah dikumpulkan selama beberapa tahun terakhir. Dengan
akumulasi dana abadi pendidikan yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan
(LPDP) sebesar Rp. 18 triliun yang digunakan untuk bantuan biaya penelitian, beasiswa, dan
penanggulangan bencana, maka potensi pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia sangat
besar.
Setelah lama mengusahakan untuk mendapatkan otonomi, akhirnya PTN yang memenuhi
peryaratan diberikan otonomi yang luas di bidang keuangan. Melalui Peraturan Pemerintah
Nomor 58 tentang Mekanisme Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH)
yang direvisi, Pemerintah memberikan otonomi yang luas kepada PTN-BH untuk mengelola
keuangannya melalui mekanisme block grant. Dengan diberikannya otonomi pada PTN-BH,
terutama otonomi di bidang keuangan, PTN-BH bisa menyusun dan melaksanakan kegiatannya
secara leluasa dan progresif sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini merupakan potensi yang siap
dikembangkan pada masa-masa mendatang.
Di samping itu, pengintegrasian fungsi pendidikan tinggi dengan fungsi riset dan teknologi akan
dapat membuat kebijakan nasional menyatu untuk mengembangkan penelitian, termasuk
penelitian di Perguruan Tinggi, yang utuh dari hulu hingga hilir yang pada akhirnya dapat
bermanfaat bagi industri. Dengan adanya pengintegrasian ini, ke depan potensi Perguruan
Tinggi di Indonesia untuk dapat menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat/industri
akan menjadi semakin besar.
1.2.2 Permasalahan
Agenda pembangunan Indonesia berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) ketiga (2015-2019) adalah memantapkan pembangunan secara menyeluruh
dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian dengan berbasis pada
Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan Iptek. Dari
sisi daya saing, Indonesia saat ini menempati posisi ke-34 dalam Global Competitiveness Report
(GCR) tahun 2014-2015. Ini adalah posisi terbaik Indonesia sejak 2010 dimana ketika itu berada
di posisi ke-44 dan sempat memburuk di tahun 2012-2013 dimana Indonesia berada pada
13
peringkat 50. Namun demikian, Indonesia masih berada di bawah Singapura (peringkat ke-2),
Malaysia (peringkat ke-20), bahkan Thailand (peringkat ke-31).
Menurut World Economic Forum (WEF), pilar pembentuk daya saing ada 12 buah.
Kemenristekdikti berkontribusi terhadap peningkatan indeks dari pilar kelima (pendidikan dan
pelatihan pendidikan tinggi) dan pilar kedua belas (inovasi) dalam upayanya mendukung daya
saing.
Untuk mewujudkan peningkatan indeks pendidikan dan pelatihan pendidikan tinggi dan inovasi,
ada dua direct core element yang harus ditingkatkan oleh Kemenristekdikti, yaitu inovasi dan
tenaga kerja terampil Dikti seperti diperlihatkan dalam Gambar 1.3. Dua direct core element
tersebut didukung oleh indirect core element, yaitu penelitian dan pengembangan serta didukung
juga oleh dua supporting element, yaitu lembaga yang berkualitas dan sumber daya yang
berkualitas. Untuk mewujudkan peningkatan kedua indeks tersebut, maka direct core element,
indirect core element, dan supporting element ini harus ada dan saling mendukung satu sama
lain.
Gambar 1.3 Kerangka Logis yang Diambil Kemenristekdikti dalam Mendukung Daya
Saing
Dalam lima elemen tersebut, masih ditemui beberapa permasalahan. Elemen pertama adalah
lembaga yang berkualitas. Data GCR tahun 2013-2014 memperlihatkan bahwa kualitas lembaga
riset Iptek berada pada posisi 46 sementara itu Indonesia menempati posisi ke-43 pada tahun
2009-2010 dari 133 negara. Oleh karena itu, kualitas kelembagaan Iptek masih harus
ditingkatkan. Gambar 1.4 menunjukkan bahwa lembaga riset di Indonesia belum menjadi
sumber utama bagi teknologi dalam negeri. Beberapa hal yang perlu dicermati dalam kaitan ini
misalnya aspek tata kelola administrasi lemlitbang pemerintah masih sangat rumit sehingga akan
menghambat efektifitas koordinasi.
14
Isu yang cukup mendasar dalam konteks Kelembagaan Iptek adalah revitalisasi kelembagaan
khususnya dalam upaya membangun fleksibilitas kelembagaan Iptek dan mendorong lemlitbang
untuk menjadi pusat unggulan atau center of excellence. Selain itu, kelembagaan Iptek lain
seperti Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD) sebagai koordinator Sistem Inovasi
Daerah (SIDa), Taman Sains dan Teknologi (TST) sebagai wahana implementasi SIDa, dan
Inkubator Teknologi juga perlu mendapat perhatian dari pemerintah untuk didorong menjadi
lembaga-lembaga yang unggul (center of excellence). Salah satu upaya dalam mendukung
berkembangnya Pusat Unggulan adalah dengan mendorong efektifitas pelaksanaan akreditasi
dengan penjaminan mutu lembaga litbang yang dilakukan oleh Komite Nasional Akreditasi
Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP). Karena pelaksanaannya tidak bersifat
mandatory, belum banyak pranata litbang yang telah terakreditasi KNAPPP. Oleh karena itu,
perlu segera dilakukan revitalisasi terhadap kelembagaan KANPPP dan revisi pedoman
KNAPPP selama ini untuk dapat digunakan sebagai standar nasional dalam proses akreditasi
dan penjaminan mutu lembaga litbang.
Selain itu, kualitas pendidikan tinggi masih relatif rendah baik dalam konteks institusi
(Perguruan Tinggi) maupun program studi yang diindikasikan oleh mayoritas Perguruan Tinggi
hanya berakreditasi C dan masih sangat sedikit yang berakreditasi A atau B. Disamping itu,
Perguruan Tinggi Indonesia juga belum mampu berkompetisi dengan Perguruan Tinggi negara
lain bahkan masih tertinggal dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara sekalipun. Sejumlah
lembaga internasional secara berkala melakukan survei untuk menyusun peringkat universitas
terbaik dunia dan menempatkan universitas-universitas Indonesia, bahkan yang berstatus paling
baik di Indonesia sekalipun berada pada posisi yang masih rendah.
Elemen kedua adalah sumber daya yang berkualitas. Bertolak dari fakta yang ada sekarang
bahwa berdasarkan data GCR peringkat ketersediaan ilmuwan dan engineer masih berada di
peringkat 40 dunia pada tahun 2013-2014. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan
tahun 2009-2010 yang berada pada peringkat 31. Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan
15
Indonesia dalam menangani masalah SDM Iptek khususnya ketercukupan jumlah dosen,
ilmuwan, dan perekayasa masih perlu ditingkatkan.
Dari aspek investasi litbang, perhatian pemerintah terhadap Iptek dalam tiga dekade terakhir
menunjukkan penurunan terus menerus. Indikasi bahwa perhatian pemerintah semakin rendah
terlihat pada fakta bahwa sepanjang tahun 1980-2012 terjadi penurunan rasio antara anggaran
yang dialokasikan untuk litbang pemerintah terhadap keseluruhan anggaran dalam APBN.
Memang secara nominal rupiah terjadi peningkatan namun rasio terhadap keseluruhan APBN
terus mengalami penurunan (LIPI, 2012).
Diantara negara-negara G-20 pun, rasio belanja litbang Indonesia terhadap PDB masih jauh
tertinggal. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menekankan
investasi modal dan belum menekankan pada investasi Iptek (Global R&D Funding Forecast,
2010). Pemerintah masih merupakan penyedia dana terbesar dan juga pelaku terbesar dari
kegiatan penelitian dan pengembangan di Indonesia sedangkan sektor swasta masih sangat
terbatas peranannya, baik sebagai pelaku apalagi sebagai penyedia dana. Rasio belanja litbang
sektor pemerintah di Indonesia saat ini sebesar 82,3%, sementara sektor swasta hanya sebesar
17,7% (Survey Litbang Sektor Industri Manufaktur, 2011). Sebagai perbandingan di negara lain
seperti Malaysia, rasio belanja litbang pemerintahnya hanya sebesar 15% sedangkan sektor
swastanya sebesar 85% (tahun 2006). Thailand memiliki rasio belanja litbang pemerintah
sebesar 55% sedangkan yang bersumber dari swasta sebesar 45%.
Berkaitan dengan permasalahan sarana prasarana, pertama sarana-prasarana litbang yang telah
dibangun di berbagai lokasi, di antaranya yang paling menonjol adalah di kawasan Puspiptek
Serpong yang di dalamnya terdapat 35 laboratorium yang dikembangkan untuk mendukung
fungsi litbang berbagai lemlitbang di antaranya LIPI, BATAN, BPPT, dan Kementerian
Lingkungan Hidup yang perlu direvitalisasi untuk mendukung relevansi dan produktivitas Iptek.
16
Kedua, untuk meningkatkan akses mahasiswa belajar di Perguruan Tinggi banyak Perguruan
Tinggi yang masih kekurangan gedung belajar, fasilitas dan peralatan penelitian.
Kemudian, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar bisa menjadi negara dengan
pendapatan tinggi, Indonesia membutuhkan banyak tenaga terampil dari berbagai profesi.
Sayangnya pendidikan profesi dan sertifikasi tenaga terampil terlambat dilaksanakan di
Indonesia. Meskipun pendidikan profesi dokter, akuntan, dan pengacara sudah dilaksanakan
cukup lama tetapi beberapa pendidikan profesi, seperti profesi insinyur yang sangat dibutuhkan
di lapangan kerja sampai sekarang belum dilaksanakan. Keterlambatan yang lebih parah lagi
terjadi pada sertifikasi tenaga terampil. Sampai sekarang uji kompetensi dan sertifikasi tenaga
terampil baru dilakukan untuk profesi dokter dan dimulai tahun 2014. Untuk tenaga profesi yang
lain misalkan insinyur, akuntan, dan arsitek belum dilakukan sampai sekarang.
Kebutuhan tenaga terampil yang bersertifikat menjadi lebih penting lagi saat diberlakukannya
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pada saat itu, tenaga terampil yang tidak bersertifikat
akan sulit untuk bersaing dengan tenaga terampil bersertifikat dalam mendapatkan pekerjaan.
Lebih-lebih lagi jika tenaga kerja terampil Indonesia untuk bisa bersaing di lapangan kerja di
luar negeri harus mempunyai sertifikat profesi yang tidak hanya diakui oleh Indonesia tetapi
juga diakui oleh negara-negara lain. Ke depan, Indonesia harus segera melakukan sertifikasi
pada tenaga terampilnya agar mampu bersaing dengan tenaga kerja asing di pasar tenaga kerja
domestik maupun internasional.
Permasalahan lain terkait dengan sumber daya pendidikan tinggi di Indonesia juga terjadi pada
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Sebetulnya ada dua permasalahan pokok
pada pendidikan calon guru di LPTK. Pertama adalah banyaknya jumlah LPTK dan yang kedua
adalah rendahnya mutu LPTK yang merupakan wahana untuk meningkatkan tenaga pendidik
Sementara itu, elemen ketiga adalah penelitian dan pengembangan yang ditunjukkan oleh
produktivitas Iptek yang dinilai oleh dua indikator yaitu paten dan publikasi ilmiah. Berdasarkan
data dapat dilihat bahwa sekitar 90% permohonan hak paten yang mendaftarkan ke Direktorat
Jenderal HKI merupakan paten dari luar negeri dan sisanya sekitar 10% merupakan paten
domestik Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sampai saat ini, Indonesia masih
tergantung dan dikuasai oleh teknologi dari luar dibandingkan dari dalam negeri. Pendaftaran
paten domestik Indonesia jika dilihat pada Gambar 1.6 dari Tahun 2001 sampai dengan tahun
2013 semakin bertambah akan tetapi jumlah pendaftaran paten domestik tersebut sangat jauh
jika dibandingkan dengan jumlah pendaftaran paten dari luar negeri yang mengajukan ke
Direktorat Jenderal HKI-Kementerian Hukum dan HAM.
17
PATEN DOMESTIK
6202
4884
3738
4101
3657
3128
4350
5035
4781
6118
5353
4141
3473
1663
409
2001
391
2002
364
2003
404
2004
398
2005
530
2006
601
493
2007
2008
759
662
2009
2010
823
769
2011
2012
2013
Berdasarkan Tabel 1.3, jumlah paten internasional Indonesia pada tahun 2009 sampai dengan
2011 masih jauh di bawah Malaysia dan Singapura dan hampir mendekati angka yang diperoleh
negara Filipina. Sementara itu, paten domestik Indonesia pada tahun 2009 dan tahun 2010 hanya
separuh dari jumlah paten domestik Malaysia. Dalam hal ini Indonesia hanya satu level dengan
Filipina.
Tabel 1.3. Jumlah Permintaan Paten antara Negara-Negara ASEAN dan Jepang
No
Negara
International Patent
Domestic Patent
2009
2010
2011
2009
2010
2011
Indonesia
16
13
684
795
777
Malaysia
224
350
263
1.263
1.275
1.136
Filipina
21
14
21
668
759
822
Singapura
593
641
661
750
895
1.056
Thailand
20
72
67
2.441
2.452
2.161
Vietnam
18
524
521
493
Jepang
29.802
32.150
3.875
303,114
296,970
293,885
Ukuran lainnya dari produktivitas Iptek adalah jumlah publikasi (dokumen). Dalam hal ini,
menurut Scientific Journal Ranking (SJR), Indonesia berada pada peringkat ke-61 dengan
H-index sebesar 112. H-index merupakan indeks komposit dari 5 indikator: (1) jumlah dokumen
(publikasi) dari tahun 1996-2007; (2) jumlah publikasi yang layak dikutip (citable documents);
(3) jumlah kutipan (citations); (4) jumlah kutipan sendiri (self citation); dan (5) jumlah kutipan
per dokumen (citations per document). Di antara negara-negara ASEAN, Indonesia hanya lebih
baik dari Vietnam dan Filipina seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.4.
18
Dokumen
yang Dapat
Dikutip
Jumlah
Kutipan
Mengutip
Sendiri
Singapura
149.509
144.653
1.616.952
230.656
12,95
268
40
Malaysia
99.187
97.018
356.918
93.479
7,85
125
43
Thailand
82.209
79.537
621.817
109.600
10,96
167
61
Indonesia
20.166
19.740
146.670
16.149
10,94
112
67
Vietnam
16.474
16.116
125.927
18.500
11,79
107
70
Filipina
13.163
12.796
141.070
15.727
13,38
116
Peringkat
Negara
32
Kutipan
Per
Indeks-H
Dokumen
Meskipun Perguruan Tinggi memiliki banyak SDM berkualitas (ilmuwan, akademisi, peneliti),
tidak semua ahli berkesempatan melakukan riset-riset ilmiah berskala besar yang melahirkan
penemuan-penemuan baru. Upaya membangun universitas riset masih sulit dilakukan karena
beberapa kendala, yaitu: (i) banyak Perguruan Tinggi lebih berorientasi pada penyelenggaraan
program akademik dan program studi yang laku di pasaran (diploma, kelas ekstensi) yang
menjadi sumber pendapatan, (ii) ketiadaan fokus pengembangan institusi untuk menjadi pusat
keunggulan sebagai wujud mission differentiation, dan (iii) beban mengajar para dosen yang
sangat tinggi serta kurang tersedia waktu dan dana untuk melakukan penelitian. Kegiatan riset
yang jarang dilakukan berdampak pada terbatasnya publikasi di jurnal ilmiah, terutama jurnal
internasional.
Elemen keempat adalah tenaga terampil pendidikan tinggi. Permasalahan pokok yang
mengemuka adalah akses ke layanan pendidikan tinggi belum merata bahkan ketimpangan
tingkat partisipasi antara kelompok masyarakat kaya dan miskin tampak nyata, masing-masing
43,6% dan 4,4% (Susenas 2012). Kelompok masyarakat miskin tidak mampu menjangkau
layanan pendidikan tinggi karena kesulitan ekonomi dan terhambat oleh ketiadaan biaya.
Kendala finansial menjadi masalah utama bagi lulusan-lulusan sekolah menengah dari keluarga
miskin untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Selain itu, angka pengangguran terdidik masih cukup tinggi yang mengindikasikan bahwa
relevansi dan daya saing pendidikan tinggi masih rendah dan ketidakselarasan antara Perguruan
Tinggi dan dunia kerja. Pengangguran terdidik memberi indikasi bahwa program-program studi
yang dikembangkan di Perguruan Tinggi mengalami kejenuhan karena peningkatan jumlah
lulusan tidak sebanding dengan pertumbuhan pasar kerja. Bagi lulusan Perguruan Tinggi yang
terserap di pasar kerja, sebagian besar (60%) bekerja di bidang pekerjaan yang termasuk
kategori white collar jobs (manajer, profesional) yang menuntut keahlian/keterampilan tinggi
dan penguasaan ilmu khusus (insinyur, dokter, guru). Namun, sebagian dari mereka (30%) juga
19
ada yang bekerja di bidang pekerjaan yang bersifat semi terampil (tenaga administrasi, sales)
bahkan ada juga yang berketerampilan rendah sehingga harus bekerja di bagian produksi (bluecollar jobs). Gejala ini memberi gambaran bahwa kurikulum yang dikembangkan di Perguruan
Tinggi kurang relevan dan tidak sesuai dengan kebutuhan dunia usaha atau dunia industri.
Perguruan Tinggi juga belum sepenuhnya dapat melahirkan lulusan-lulusan berkualitas yang
memiliki daya saing mumpuni. Relevansi dan daya saing lulusan perguruan sangat ditentukan
oleh penguasaan tiga hal, yaitu: (i) academic skills yang berhubungan langsung dengan bidang
ilmu yang ditekuni di Perguruan Tinggi, (ii) generic/lifeskills yang merujuk pada serangkaian
dan jenis-jenis keterampilan yang diperoleh selama menempuh pendidikan yang dapat
diaplikasikan di lapangan kerja serta mencakup banyak hal seperti kemampuan berpikir kritiskreatif, pemecahan masalah, komunikasi, negosiasi, kerja dalam tim, dan kepemimpinan, dan
(iii) technical skills yang berkaitan dengan profesi spesifik yang mensyaratkan pengetahuan dan
keahlian agar berkinerja bagus pada suatu bidang pekerjaan.
Elemen kelima adalah inovasi. Fakta menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi dalam negeri
di industri masih perlu ditingkatkan. Data hasil survei KemenristekBPPT (2011) terhadap
industri manufaktur seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.6, menyatakan bahwa
58%
teknologi di industri diperoleh dari luar negeri dan hanya sekitar 31% yang menyatakan diperoleh
dari dalam negeri. Jepang, Cina, Jerman dan Taiwan menjadi negara yang paling besar
teknologinya digunakan oleh industri di dalam negeri.
Meskipun anggaran untuk penelitian semakin tahun semakin besar, besarnya anggaran penelitan
sebelum tahun 2015 belum mampu mendanai penelitian sampai ke hilir, yaitu penelitian yang
mampu mendatangkan manfaat ekonomi secara langsung pada masyarakat luas. Hal ini
disebabkan hilirisasi penelitian membutuhkan anggaran yang besar. Sebagai akibatnya, selama
ini penelitian di Perguruan Tinggi kebanyakan berhenti sampai menghasilkan prototipe skala
laboratorium, HKI, dan publikasi internasional. Bagaimana melakukan hilirisasi penelitian yang
telah dihasilkan oleh Perguruan Tinggi merupakan permasalahan yang harus dipecahkan di masa
datang.
20
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN & SASARAN STRATEGIS
Dengan pertimbangan menjalankan mandat Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek,
dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi serta dengan
mempertimbangkan kondisi umum dan aspirasi masyarakat, kerangka kerja logis yang dibangun
untuk menopang daya saing nasional, mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh
Kemenristekdikti dan mencermati potret permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan pada
BAB I maka Kemenristekdikti menyusun Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis sebagai
berikut.
2.1 Visi
Dalam rangka melaksanakan agenda pembangunan RPJMN 2015-2019 dan menjalankan
amanah sesuai tugas dan fungsinya, maka pada tahun 2015-2019 Kemenristekdikti menetapkan
visi sebagai berikut :
Terwujudnya pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan iptek dan inovasi untuk
mendukung daya saing bangsa
Pendidikan
tinggi
yang
bermutu
dimaksudkan
untuk
menghasilkan
lulusan
yang
berpengetahuan, terdidik, dan terampil, sedangkan kemampuan iptek dan inovasi dimaknai oleh
keahlian SDM dan lembaga litbang serta perguruan tinggi dalam melaksanakan kegiatan
penelitian, pengembangan, dan penerapan iptek yang ditunjang oleh pembangunan faktor input
(kelembagaan, sumber daya, dan jaringan). Sementara itu, makna daya saing bangsa adalah
kontribusi iptek dan pendidikan tinggi dalam perekonomian yang ditunjukkan oleh
keunggulan produk teknologi hasil litbang yang dihasilkan oleh industri/perusahaan yang
didukung oleh lembaga litbang (LPNK, LPK, Badan Usaha, Perguruan Tinggi) dan tenaga
terampil pendidikan tinggi.
2.2 Misi
Sebagai upaya untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka misi Kemenristekdikti adalah :
1. Meningkatkan akses, relevansi, dan mutu pendidikan tinggi untuk menghasilkan SDM yang
berkualitas; dan
2. Meningkatkan kemampuan Iptek dan inovasi untuk menghasilkan nilai tambah produk
inovasi.
Misi ini mencakup upaya menjawab permasalahan pembangunan iptek dan pendidikan tinggi
pada periode 2015-2019 dalam aspek pembelajaran dan kemahasiswaan, kelembagaan, sumber
daya, riset dan pengembangan, dan penguatan inovasi.
21
22
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI,
DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1
Sasaran pembangunan Iptek adalah meningkatnya kapasitas Iptek yang dijabarkan sebagai
berikut:
1. Meningkatnya hasil penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek yang
mendukung:
a. daya saing sektor produksi barang dan jasa;
b. keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam; serta
c. penyiapan masyarakat Indonesia menyongsong kehidupan global.
2. Meningkatnya ketersediaan faktor input bagi penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek
yang mencakup SDM, sarana prasarana, kelembagaan, jaringan, dan pembiayaannya.
3. Terbangunnya 100 Techno Park di kabupaten/kota, dan Science Park di setiap provinsi.
Dalam rangka mencapai sasaran tersebut kebijakan penelitian, pengembangan, dan penerapan
IPTEK (P3-IPTEK) bagi peningkatan daya saing sektor produksi, diarahkan pada:
1. Penyelenggaraan Litbang (Riset)
Penyelenggaraan riset difokuskan pada bidang-bidang yang diamanatkan RPJPN tahun
2005-2025 yaitu: (1) pangan dan pertanian; (2) energi, energi baru dan terbarukan;
(3) kesehatan dan obat; (4) transportasi; (5) telekomunikasi, informasi dan komunikasi
(TIK); (6) teknologi pertahanan dan keamanan; dan (7) material maju.
Strategi pembangunan agar hasil riset mampu mendukung daya saing sektor produksi
adalah:
a. Semua kegiatan riset harus menunjukkan kemajuan capaian secara berturut-turut dari
mulai dari tahap riset eksplorasi untuk menghasilkan temuan (invention), melakukan uji
alpha untuk temuan baru, kemudian melaksanakan uji beta, dan bila berhasil inovasi
yang teruji tersebut berlanjut ke tahap difusi yaitu penyebaran penggunaan ke
masyarakat; dan
b. Prioritas kegiatan riset adalah kegiatan yang dapat mencapai tahap difusi.
Dengan strategi tersebut, prakarsa utama dalam periode 2015-2019 adalah antara lain.:
a. Untuk mendukung ketahanan pangan, riset difokuskan pada pencarian bibit unggul
tanaman pangan yang mampu tumbuh subur di lahan sub-optimal seperti lahan kering
masam, rawa lebak, rawa pasang surut, rawa gambut, lahan kering iklim kering;
b. Di bidang energi, akan dibangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) percontohan
berskala kecil; dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) berskala kecil
(100kw 5 MW) sebagai pilot plant.
23
c. Di bidang kesehatan akan dibangun Pusat Genomik Indonesia, penelitian penyakit tropis
untuk menghasilkan: (1) Vaksin penyakit HIV; (2) Vaksin demam berdarah; dan (3)
Obat penyakit TBC;
d. Di bidang teknologi transportasi utamanya akan menyelesaikan pengembangan pesawat
komuter N-219 (19 tempat duduk) untuk menyelesaikan 2 prototipe untuk uji statik, dan
2 prototipe untuk uji terbang;
e. Di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) riset akan difokuskan pada
pengembangan infrastruktur TIK khususnya IT Security; pengembangan system dan
framework/platform perangkat lunak berbasis Open Source khususnya sistem TIK
pendukung e-Government & e-Business;
f. Di bidang hankam riset akan difokuskan pada mendukung pelaksanaan kebijakan
pembangunan industri strategis pertahanan dan keamanan; dan
g. Di bidang material maju akan dibangun pusat keunggulan nasional untuk magnet
permanen, dan pengolahan logam tanah jarang, material baterai padat, material berbasis
silikon.
2.
3.
4.
5.
Dalam rangka peningkatan dukungan Iptek bagi keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya
alam maka pembangunan mencakup :
1) Sumber Daya Hayati (Bioresources)
Arah kebijakan Pembangunan Iptek untuk mendukung keberlanjutan dan pemanfaatan
sumberdaya hayati adalah: (1) melaksanakan secara konsisten dan terurut dengan baik
kegiatan eksplorasi, konservasi, pemuliaan, dan diseminasi; dan (2) melaksanakan
kewenangan sebagai Otoritas Keilmuan sebaik-baiknya sebagaimana yang diamanatkan
oleh peraturan-perundangan. Strategi yang akan dilaksanakan adalah:
a) Meningkatkan kegiatan eksplorasi biota darat dan laut untuk dapat mencakup seluruh
sumber daya hayati Indonesia yang keragaman dan jumlahnya sangat besar. Untuk
mendukung eksplorasi biota laut jumlah kapal riset akan ditingkatkan serta akan
dibangun stasiun penelitian kelautan di Pantai Barat Sumatera, Selat Malaka, dan
Kalimantan Barat;
b) Membangun fasilitas konservasi yang mencakup konservasi ex-situ (kebun raya),
gedung koleksi flora, fauna dan mikroba, serta gedung koleksi biota laut;
c) Meningkatkan kegiatan pemuliaan untuk memperoleh galur unggul dan pengembangan
aquaculturebiotech; dan
d) Meningkatkan diseminasi produk sumberdaya hayati ke masyarakat melalui
kebun-
25
Dalam rangka peningkatan dukungan Iptek bagi pembangunan masyarakat Indonesia menuju
kehidupan global yang maju dan modern, arah kebijakannya adalah menyelenggarakan riset
sosial dan kemanusiaan yang mencakup seluruh wilayah dan masyarakat Indonesia. Strateginya
adalah bekerjasama dengan Universitas Negeri untuk membentuk 6 simpul (hub) penelitian
sosial kemasyarakat di seluruh Indonesia dengan LIPI sebagai pusatnya.
Dalam rangka peningkatan dukungan bagi riset dan pengembangan dasar, pembangunan Iptek
diarahkan untuk: (1) peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Iptek; (2) Pembangunan sarana
dan prasarana Iptek antara lain revitalisasi Puspiptek menuju STP yang maju dan modern serta
pembangunan repositori dan diseminasi informasi Iptek; (3) Pembangunan repository dan
diseminasi informasi Iptek; serta (4) Peningkatan jaringan Iptek melalui konsorsium riset.
Disamping itu, invensi pada umumnya lahir di lembaga litbang dan Perguruan Tinggi, di
samping di unit-unit R&D industri dan masyarakat. Produk invensi yang masih berupa prototipe,
masih harus melewati serangkaian tahapan hingga bisa diterapkan dalam proses produksi atau
diproduksi massal oleh industri. Untuk itulah, diperlukan sebuah lembaga yang mampu
memfasilitasi aliran invensi menjadi inovasi lebih efisien dan efektif. Di banyak negara maju,
lembaga atau wahana tersebut sering disebut dengan Science and Technology Park (STP).
Namun dengan semakin berjalannya waktu serta disesuaikan dengan fungsi dan manfaatnya
yang spesifik di setiap wilayah di Indonesia maka dalam penamaannya ke dalam bahasa
Indonesia, lembaga atau wahana ini diusulkan menjadi Taman Sains dan Teknologi (TST).
Keberadaan TST ini terbukti berhasil mendorong daya saing dan pertumbuhan ekonomi lokal
berbasis teknologi.
Dalam rangka pengembangan Taman Sains dan Teknologi, arah kebijakan dan strategi adalah
sebagai berikut :
a. Pembangunan Taman Sains dan Teknologi Nasional (National Science and Technology
Park) yang diarahkan berfungsi sebagai :
Penyedia pengetahuan terkini oleh dosen universitas setempat, peneliti dari lembaga
litbang pemerintah, dan pakar teknologi yang siap diterapkan untuk kegiatan
ekonomi;
26
Dengan arah kebijakan di atas, maka strategi untuk mencapai sasaran adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan Taman Sains dan Teknologi Nasional (National Science and Technology
Park, N-STP) akan dilaksanakan melalui: (a) revitalisasi kawasan Puspiptek-Serpong; (b)
revitalisasi Inkubator Teknologi-BPPT di Puspiptek; (c) revitalisasi Cibinong Science
CentreLIPI serta pembangunan pusat inovasi yang ada di dalamnya; (d) pembangunan
Pusat Inovasi Teknologi Maritim di PenajamKalimantan Timur; serta N-STP di
lingkungan universitas; dan
2. Pembangunan Taman Sains di Provinsi akan dilaksanakan oleh: (1) Kemenristekdikti
bagi taman sains yang berafiliasi ke universitas; dan (2) Kementerian/Lembaga bagi
taman sains yang sesuai dengan kompetensi yang sudah terbangun.
Dalam RPJMN tahun 20152019, arah kebijakan yang terkait dengan pendidikan tinggi ada 5
(lima) yaitu:
1.
Penambahan jumlah dan penguatan asesor BAN PT; pembentukan LAM untuk program
studi profesi; dan pembentukan LPUK untuk pengujian kompetensi
2.
lulusan PT;
27
Penilaian usulan pembukaan program studi baru di PTN dan PTS secara selektif dengan
menyeimbangkan disiplin ilmu-ilmu humaniora, pertanian, sains, keteknikan, dan
kedokteran;
3.
4.
Pelibatan LPTK dalam proses perencanaan dan pengadaan guru berdasarkan analisis
kebutuhan guru per daerah (kabupaten/kota);
Penjaminan kualitas calon mahasiswa yang masuk ke LPTK melalui proses seleksi
berdasarkan merit system;
Pengembangan kurikulum pelatihan guru yang responsif dengan kebutuhan aktual; dan
Pelaksanaan pendidikan profesi guru bagi calon guru baru dengan pola beasiswa dan
berasrama.
5.
28
3.2
Sedangkan, fokus utama pembangunan Iptek di Kemenristekdikti mengacu pada RPJPN 20052025 yaitu ditujukan untuk mendukung pengembangan dan pemanfaatan Iptek pada bidangbidang sebagai berikut:
1.
Pangan;
2.
Energi;
3.
4.
5.
6.
7.
Material Maju.
Owner,
and
Environment
Constraints),
revitalisasi
peran
dan
fungsi
Meningkatkan jumlah Perguruan Tinggi masuk dalam ranking 500 top dunia dan Perguruan
Tinggi berakreditasi A (unggul), Pusat Unggulan Iptek dan Science Technology Park (STP)
atau Taman Sains dan Teknologi (TST) yang dibangun dan mature;
Meningkatkan jumlah dosen berkualifikasi S3, jumlah pendidik mengikuti sertifikasi dosen,
jumlah sumber daya litbang (peneliti/ perekayasa) yang berkualifikasi master dan doktor,
jumlah SDM Dikti dan lembaga litbang yang meningkat kompetensinya, dan revitalisasi
sarpras Iptek dan Dikti;
Meningkatkan jumlah paten, publikasi internasional; dan prototipe hasil litbang termasuk
yang laik industri; dan
Meningkatkan jumlah produk inovasi yaitu produk hasil litbang yang telah diproduksi dan
dimanfaatkan oleh pengguna.
Strategi kebijakan tersebut dioperasionalkan dengan 5 (lima) program teknis, 1 (satu) program
dukungan manajemen, dan 1 (satu) program pengawasan yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Upaya pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran, arah dan strategi kebijakan Kemenristekdikti,
secara singkat dapat digambarkan dalam kerangka kerja logis Kemenristekdikti sebagaimana
tergambar dalam gambar 3.1.
30
regulasi-
Rancangan Perpres tentang Hak Keuangan Ketua, Wakil Ketuan dan Anggota Majelis
Pertimbangan Tenaga Nuklir;
Rancangan Perpres tentang Kebijakan pengembangan Pusat Data dan Informasi Iptek
Nasional;
Instruksi
Presiden
tentang
Percepatan
Program
Nasional
Pembangunan
32
dan
SA Bid. Akademik
SA Bid. Infrastruktur
SA Bid Relevansi
dan Produktivitas
Inspektorat
I
Inspektorat
Jenderal
Inspektorat
II
Sekretariat Jenderal
Sekretariat
Inspektorat
Jenderal
Inspektorat
III
Ditjen Kelembagaan
Iptek dan Dikti
Biro Sumber
Daya
Manusia
Biro
Perencanaan
Biro
Keuangan
dan Umum
Biro Kerjasama
dan Komunikasi
Publik
Biro Hukum
dan
Organisasi
Ditjen Penguatan
Inovasi
Setditjen
Setditjen
Setditjen
Setditjen
Dit. Pembelajaran
Dit. Lembaga
Penelitian dan
Pengembangan
Dit. Kemahasiswaan
Dit. Penjaminan
Mutu
Dit. Pengembangan
Kelembagaan
Pendidikan Tinggi
Dit. Pengembangan
Teknologi Industri
Dit. Perusahaan
Pemula Berbasis
Teknologi
Dit. Pembinaan
Kelembagaan
Pendidikan Tinggi
Kelompok Jabatan
Fungsional
Dit. Kualifikasi
Sumber Daya
Manusia
Dit. Sarana dan
Prasarana
Setditjen
Dit. Pengelolaan
Kekayaan Intelektual
Pusat Datin
Iptekdikti
Puspiptek
Pusdiklat
PT
LLPT/
Kopertis
LBM
EIJKMAN
PP Iptek
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1 Target Kinerja
Berdasarkan sasaran strategis yang telah ditetapkan pada periode 2015-2019 maka ditetapkan
juga Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) untuk menggambarkan tingkat ketercapaian
indikator Sasaran Strategis (SS) tersebut. Secara lebih rinci IKSS Kemenristekdikti dan target
yang akan dicapai pada periode 2015-2019, sebagaimana tercermin pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis
Sasaran Strategis (SS)/
Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKSS)
SS 1: Meningkatnya kualitas
pembelajaran dan mahasiswa pendidikan
tinggi
IKSS Angka Partisipasi Kasar (APK)
Perguruan Tinggi
Jumlah mahasiswa yang
berwirausaha
Prosentase lulusan bersertifikat
kompetensi
Jumlah Prodi terakreditasi unggul
Jumlah mahasiswa peraih medali
emas tingkat nasional dan
internasional
Prosentase lulusan yang langsung
bekerja
Jumlah LPTK yang meningkat
mutu penyelenggaraan
pendidikan akademik
Jumlah calon pendidik mengikuti
Pendidikan Profesi Guru
SS 2: Meningkatnya kualitas
kelembagaan Iptek dan Dikti
IKSS Jumlah Perguruan Tinggi masuk
top 500 dunia
Jumlah Perguruan Tinggi
berakreditasi A (Unggul)
Jumlah Taman Sains dan
Teknologi (TST) yang dibangun
Jumal
Taman
Sains
dan
Teknologi yang mature
Ket
Target
2015
2016
2017
2018
2019
26.86%
28.16%
29.54%
31,07%
32.56%
Nominal
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
Nominal
55%
60%
65%
70%
75%
Nominal
10.800
380
12.000
390
13.000
405
14.000
410
15.000
420
Kumulatif
Nominal
50%
60%
70%
80%
90%
Nominal
17
46
46
46
46
Nominal
4.458
4.458
7.000
9.500
12.000
Nominal
Kumulatif
29
39
53
99
194
Kumulatif
77
100
100
100
100
Kumulatif
14
27
50
58
Kumulatif
12
15
20
25
30
Kumulatif
34
Ket
Target
2015
2016
2017
2018
2019
23.500
2.000
28.000
2.000
32.500
2.000
37.000
2.000
41.500
2.000
Kumulatif
Nominal
8.000
10.000
10.000
10.000
10.000
Nominal
3.350
3.700
4.250
4.800
5.450
Kumulatif
95
461
661
666
505
Nominal
126
142
145
149
153
Nominal
5.008
1.580
50
6.229
1.735
75
7.769
1.910
100
9.689
2.100
100
12.089
2.305
100
Nominal
Kumulatif
Nominal
20
25
30
35
Nominal
10
15
20
25
30
Nominal
Untuk mencapai Indikator Kinerja Sasaran Strategis tersebut maka ditetapkan 7 (tujuh) Sasaran
Program (SP) yang terdiri dari 5 Sasaran Program yang secara langsung berkontribusi dalam
pencapaian Sasaran Strategis dan juga ditetapkan 2 (dua) Sasaran Program yang bersifat
dukungan dan pengawasan, dengan Indikator Kinerja Program (IKP) sebagaimana terlihat pada
tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program
Sasaran Program (Outcome)/
Indikator Kinerja Program
SP (Outcome) 1: Meningkatnya kualitas
pembelajaran dan mahasiswa
pendidikan tinggi
I Angka Partisipasi Kasar (APK)
K Perguruan Tinggi
P Jumlah mahasiswa yang
berwirausaha
Prosentase lulusan bersertifikat
kompetensi
Jumlah Prodi terakreditasi unggul
Jumlah mahasiswa peraih medali
emas tingkat nasional
Jumlah mahasiswa peraih medali
emas tingkat internasional
2015
2016
Target
2017
26,86%
28.16%
29.54%
31,07%
32.56%
Nominal
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
Nominal
55%
60%
65%
70%
75%
Nominal
10.800
350
12.000
360
13.000
370
14.000
375
15.000
380
Kumulatif
Nominal
30
30
35
35
40
Nominal
35
Ket
2018
2019
2015
50%
2016
60%
Target
2017
70%
17
46
46
46
46
Nominal
4.458
4.458
7.000
9.500
12.000
Nominal
Kumulatif
29
39
53
99
194
Kumulatif
77
100
100
100
100
Kumulatif
14
27
50
58
Kumulatif
12
15
20
25
30
Kumulatif
125.000
160.000
180.000
183.000
186.000
Kumulatif
23.500
2.000
28.000
2.000
32.500
2.000
37.000
2.000
41.500
2.000
Kumulatif
Nominal
8.000
10.000
10.000
10.000
10.000
Nominal
3.350
3.700
4.250
4.800
5.450
Kumulatif
95
461
661
666
505
Nominal
126
142
145
149
153
Nominal
5.008
1.580
50
6.229
1.735
75
7.769
1.910
100
9.689
2.100
100
12.089
2.305
100
Nominal
Kumulatif
Nominal
20
25
30
35
Nominal
10
15
20
25
30
Nominal
40
50
60
70
80
Kumulatif
36
Ket
2018
80%
2019
90%
Nominal
2015
5
2016
6
Target
2017
7
Ket
90%
91%
92%
93%
94%
Nominal
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
Nominal
B
60%
60%
B
65%
70%
B
70%
80%
B
75%
90%
A
80%
100%
Nominal
Nominal
Nominal
40%
45%
50%
55%
60%
Nominal
2018
8
2019
8
Kumulatif
2015
2016
Target
2017
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
112
112
1
1
112
112
1
1
112
112
1
1
112
112
1
1
112
112
103
115
114
113
111
103
115
114
113
111
2018
2019
2015
7
2016
11
Target
2017
12
11
12
13
15
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
25,383
86,000
94,000
102,000
110,000
732
6,000
6,400
6,800
7,200
103
115
114
113
111
103
115
114
113
111
12
12
415
12
12
585
12
12
735
12
12
885
12
12
1.060
30
30
80
30
30
150
30
30
150
30
30
150
30
30
150
150
200
300
400
500
125
175
225
275
350
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
560
630
630
630
630
80
150
150
150
150
480
480
480
480
480
3.510
3.500
4.515
4.500
5.520
5.500
6.525
6.500
7.530
7.500
10
0
0
15
47
1
20
47
1
25
47
1
30
47
1
38
2018
13
2019
15
2015
0
2016
46
Target
2017
46
10.458
13.458
16.000
21.500
27.000
4.458
4.458
7.000
9.500
12.000
6.000
9.000
9.000
12.000
15.000
12
12
6.100
12
12
7.150
12
12
8.125
12
12
9.175
12
12
10.150
6.000
7.000
8.000
9.000
10.000
100
150
125
175
150
399.798
375.598
572.085
545.485
664.840
635.540
774.273
742.073
916.801
881.401
24.200
26.600
29.300
32.200
35.400
1.440
1.580
1.740
1.900
2.000
1.440
1.580
1.740
1.900
2.000
200
200
300
300
400
400
500
500
600
600
50,000
50,000
50,000
50,000
50,000
50,000
50,000
50,000
50,000
50,000
37,557
37,557
37,557
37,557
37,557
37,557
37,557
37,557
37,557
50,000
12
12
12
12
12
39
2018
46
2019
46
2.
2015
12
13.380
10.500
2016
12
15.000
12.000
Target
2017
12
17.100
14.000
1.800
1.800
1.800
1.800
1.800
1080
1200
1300
1400
1500
90
200
300
400
600
50
100
150
200
300
40
5
5
100
10
10
150
15
15
200
20
20
300
25
25
133.000
140.000
150.000
160.000
170.000
133.000
140.000
150.000
160.000
170.000
2018
12
19.200
16.000
2019
12
23.300
20.000
Untuk mencapai Sasaran Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti,
ditetapkan Kegiatan, Sasaran Kegiatan (Output), dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
sebagai berikut:
2015
2016
Target
2017
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
2018
2019
2015
20
2016
22
Target
2017
24
500
14
400
14
300
14
300
14
300
14
14
14
14
14
14
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
6.200
6.400
6.600
6.800
7.000
2.125
2.365
2.602
2.862
3.148
840
840
840
840
840
285
4.000
4.000
290
5.000
5.000
295
6.000
6.000
300
7.000
7.000
305
8.000
8.000
12
12
1
12
12
1
12
12
1
12
12
1
12
12
1
27
45
64
84
105
27
45
64
84
105
10
15
15
15
10
15
15
15
35
30
40
35
45
40
50
45
55
50
12
12
12
12
12
2018
26
2019
30
3.
2015
12
1
2016
12
1
Target
2017
12
1
10
10
10
10
10
10
10
10
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
2018
12
1
2019
12
1
Untuk mencapai Sasaran Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Iptek dan Dikti,
ditetapkan Kegiatan, Sasaran Kegiatan (Output), dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
sebagai berikut:
2015
2016
Target
2017
1
3
3
1
3
3
1
3
3
1
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2018
2019
2015
12
12
12
12
2016
12
12
12
12
Target
2017
12
12
12
12
12
12
1
12
12
1
12
12
1
21
21
1
12
12
1
14.002
16.002
16.002
16.002
16.002
8.000
10.000
10.000
10.000
10.000
6.000
6.000
6.000
6.000
6.000
1.501
1.501
1.501
1.501
1.501
1.500
1.206
1.500
1.206
1.500
1.206
1.500
1.206
1.500
1.206
200
200
200
200
200
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
300
300
300
300
300
300
300
300
43
2018
12
12
12
12
2019
12
12
12
12
2015
2016
Target
2017
12
12
1
12
12
1
12
12
1
12
12
1
12
12
1
126
129
132
135
138
126
129
132
135
138
13
13
14
15
13
13
14
15
12
12
1
12
12
1
12
12
1
12
12
1
12
12
1
18.929
11.295
7.634
1.784
1.000
784
2
1
14.700
8.700
6.000
1.050
500
550
2
1
13.700
5.700
8.000
1.000
300
700
2
1
9.000
0
9.000
1.000
0
1.000
2
1
9.000
0
9.000
1.000
0
1.000
2
1
298
298
220
220
300
300
275
275
350
350
350
350
500
500
400
400
600
600
450
450
2018
2019
4.
2015
1
2016
1
Target
2017
1
95
161
361
366
205
95
161
361
366
205
2018
1
2019
1
2015
2016
Target
2017
2018
2019
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
1
12
12
1
12
12
1
12
12
1
12
12
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
2
2
1
1
1
2
2
1
1
1
2
2
1
1
1
2018
1
2019
1
12
12
12
12
12
12
235
235
34
235
235
34
235
235
34
235
235
34
12
34
34
34
34
12.470
14.340
16.491
18.965
21.801
12.470
14.340
16.491
18.965
21.801
487
560
644
740
851
487
560
644
740
851
3.000
3.500
4.000
4.500
5.000
3.000
3.500
4.000
4.500
5.000
13
15
16
17
18
14
15
16
17)
18
12
12
0
12
12
1
12
12
1
12
12
1
12
12
1
12
12
5
12
12
15
12
12
20
12
12
20
12
12
20
15
20
20
20
12
12
17
12
12
20
12
12
20
12
12
20
12
12
20
46
2015
1
2016
1
12
12
12
12
235
235
12
Target
2017
1
5.
2015
17
2016
20
20
40
20
Target
2017
20
2018
20
2019
20
40
40
40
40
40
40
40
550
800
800
800
800
550
800
800
800
800
0
0
15
15
20
20
20
20
20
20
1.580
1.725
1.910
2.100
2.300
9.300
10.700
12.000
14.000
16.000
9.300
10.700
12.000
14.000
16.000
2015
2016
Target
2017
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
4
12
12
4
12
12
4
12
12
4
12
12
4
2018
2019
48
2015
2
2016
2
Target
2017
2
12
12
12
12
1
1
12
12
12
12
1
1
12
12
12
12
1
1
12
12
12
12
1
1
12
12
12
12
1
1
12
12
20
12
12
25
12
12
28
12
12
30
12
12
35
20
25
28
30
35
20
25
30
35
20
25
30
35
12
12
20
20
12
12
35
35
12
12
35
35
12
12
35
35
12
12
35
35
2018
2
2019
2
6.
Untuk mencapai Sasaran Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, ditetapkan Kegiatan,
Sasaran Kegiatan (Output), dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) sebagai berikut:
2015
2016
Target
2017
2018
2019
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
1
3
3
1
1
3
3
1
1
3
3
1
1
3
3
1
1
3
3
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
2015
3
2016
3
6
7
12
12
Target
2017
3
2018
3
2019
3
13
13
12
12
13
13
12
12
13
13
12
12
13
13
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
127
1
126
137
11
126
137
11
126
137
11
126
137
11
126
126
126
126
126
126
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
3
12
12
3
12
12
3
12
12
3
12
12
3
2015
3
2016
3
Target
2017
3
2018
3
2019
3
12
12
1
12
12
1
12
12
1
12
12
1
12
12
1
12
12
0
12
12
15
12
12
20
12
12
25
12
12
30
15
20
25
30
0
0
2
20
20
1
20
20
1
20
20
1
20
20
1
12
12
2
12
12
2
12
12
2
12
12
2
12
12
2
3
1
51
2018
3
2019
3
105
110
115
100
105
110
115
90%
95%
97%
99%
99%
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
0
0
3
3
1
1
3
3
1
1
3
3
1
1
3
3
1
1
7.
2015
3
2016
3
95
100
95
Target
2017
3
2015
2016
Target
2017
2018
2019
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
2015
2016
Target
2017
12
12
5
12
12
5
12
12
5
12
12
5
12
12
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
12
12
5
12
12
5
12
12
5
12
12
5
12
12
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
12
12
5
12
12
5
12
12
5
12
12
5
12
12
5
2018
2019
53
Anggaran dalam APBN tersebut terdiri dari dua fungsi anggaran yaitu fungsi pendidikan dan
fungsi layanan umum. Total anggaran tahun 2015-2019 yang dibutuhkan Kemenristekdikti
adalah sebesar 287,26 triliun rupiah untuk Program-Program Teknis dan Dukungan
Managemen. Secara lebih rinci Kerangka Pendanaan tertuang dalam lampiran 1.
Selain dari APBN dan Pinjaman Luar Negeri, Kemenristekdikti akan berupaya agar pihak
swasta
dapat
memberikan
dukungan
pendanaan
untuk
kegiatan-kegiatan
pengembangan dan penerapan Iptek melalui skema Public Private Partnership (PPP).
54
penelitian,
BAB V
PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) Kemenristekdikti 2015-2019 ini akan menjadi acuan utama dalam
penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Kemenristekdikti,
sehingga akan lebih terarah dan terencana dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan serta
lebih efisien dalam pelaksanaannya, baik dipandang dari aspek pengelolaan sumber pembiayaan
maupun dalam percepatan waktu realisasinya.
Kegiatan-kegiatan dengan output yang mendukung prioritas nasional tentu akan selalu
diutamakan, selain kegiatan-kegiatan yang secara langsung menjadi tanggung jawab dan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi Kemenristekdikti. Namun demikian, untuk hal-hal yang bersifat
mendesak akan tetap dipertimbangkan untuk diprogramkan sesuai dengan skala urgensinya dan
ketersediaan dukungan pembiayaannya.
Disadari bahwa keberhasilan pelaksanaan pembangunan Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi juga dihasilkan berkat adanya dukungan sektor terkait lainnya dan masyarakat termasuk
seluruh stakeholders. Kerja keras dari seluruh jajaran Kemenristekdikti dan sinergisitas dengan
semua pihak yang terkait sangat diperlukan dalam rangka mewujudkan visi, misi, tujuan,
sasaran, program dan kegiatan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang
tertuang dalam Rencana Strategis Kemenristekdikti.
55
56
Target
2015
2016
2017
2019
40
50
60
70
80
40
50
60
70
80
3
57
Unit Organisasi
Pelaksana
2015
2016
2017
2018
2019
44,770,798.30
49,959,905.78
54,261,693.46
58,671,508.89
63,324,826.01
31,653.82
47,165.33
47,811.10
48,489.16
49,201.11
Inspektorat
Jenderal
9,634.07
10,990.77
11,496.56
12,027.64
12,585.27
832.64
874.27
917.99
963.88
1,012.08
Sekretariat
Inspektorat
Jenderal
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
2015
2016
2017
2018
2019
2,906.17
3,051.48
3,204.05
3,364.25
3,532.46
950.82
998.36
1,048.28
1,100.69
1,155.72
875.00
875.00
875.00
875.00
4,944.44
5,191.67
5,451.25
5,723.81
6,010.00
8,879.25
13,924.56
14,064.54
14,211.52
14,365.84
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
4,060.26
4,123.28
4,189.44
4,258.91
4,864.30
4,941.27
5,022.08
5,106.93
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
2,159.25
959.00
1,200.25
2,816.00
1,350.00
1,466.00
58
Unit Organisasi
Pelaksana
Inspektorat I
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
59
2015
2016
2017
2018
2019
3,904.00
4,000.00
4,000.00
4,000.00
4,000.00
6,570.25
11,125.00
11,125.00
11,125.00
11,125.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,200.25
2,800.00
2,800.00
2,800.00
2,800.00
1,466.00
3,325.00
3,325.00
3,325.00
3,325.00
3,904.00
4,000.00
4,000.00
4,000.00
4,000.00
6,570.25
11,125.00
11,125.00
11,125.00
11,125.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
Unit Organisasi
Pelaksana
Inspektorat II
Inspektorat III
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
90%
91%
92%
93%
94%
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
60%
65%
70%
75%
80%
60%
70%
80%
90%
100%
60
2015
2016
2017
2018
2019
1,200.25
2,800.00
2,800.00
2,800.00
2,800.00
1,466.00
3,325.00
3,325.00
3,325.00
3,325.00
3,904.00
4,000.00
4,000.00
4,000.00
4,000.00
1,678,603.24
2,786,655.27
2,959,527.64
3,053,675.09
3,154,809.53
Unit Organisasi
Pelaksana
Sekretariat
Jenderal
Program /
Kegiatan
di Kemenristekdikti
IKSS 1.6: Prosentase kasus
hukum yang telah terselesaikan
(berkekuatan hukum tetap)
SP 1: Terwujudnya tata kelola yang
baik serta kualitas layanan dan
dukungan yang tinggi pada semua
eselon I di Kemenristekdikti
IKP 1.1: Prosentase efisiensi
perencanaan penganggaran
IKP 1.2: Opini penilaian laporan
keuangan oleh BPK
IKP 1.3: Penilaian terhadap AKIP
IKP 1.4: Indeks kepuasan
pelayanan
IKP 1.5: Kualitas penilaian
Kementerian PAN dan RB atas
pelaksanaan Reformasi Birokrasi
di Kemenristekdikti
IKP 1.6: Prosentase kasus
hukum yang telah terselesaikan
(berkekuatan hukum tetap)
Kegiatan : Peningkatan Kualitas Perencanaan,
Evaluasi, serta Akuntabilitas dan Pencapaian
Kinerja
SK (Output) 1 : Dokumen program,
kegiatan dan penganggaran
IKK 1.1 : Jumlah dokumen
program, kegiatan dan
penganggaran
SK (Output) 2 : Dokumen evaluasi
program dan anggaran
IKK 2.1 : Jumlah dokumen
evaluasi program dan anggaran
Target
2015
2016
2017
2018
2019
40%
45%
50%
55%
60%
90%
91%
92%
93%
94%
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
B
60%
B
65%
B
70%
B
75%
A
80%
60%
70%
80%
90%
100%
40%
45%
50%
55%
60%
2015
2016
2017
2018
2019
390,181.06
431,924.31
454,495.53
478,345.30
503,552.57
401,424.31
420,995.53
441,545.30
463,122.57
15,000.00
16,500.00
18,150.00
19,965.00
384,436.06
2,151.00
382,785.06
61
4,845.00
Unit Organisasi
Pelaksana
Biro
Perencanaan
Program /
Kegiatan
SK (Output) 3 : Dokumen
akuntabilitas dan pelaporan
IKK 3.1 : Jumlah dokumen
akuntabilitas dan pelaporan
SK (Output) 4 : Layanan tata usaha
pimpinan
IKK 4.1 : Jumlah layanan tata
usaha pimpinan
Kegiatan : Pembinaan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia
SK (Output) 1 : Dokumen
perencanaan dan pemetaan
kompetensi
IKK 1.1 : Jumlah dokumen
perencanaan dan pemetaan
kompetensi
SK (Output) 2 : Dokumen
pengembangan dan disiplin pegawai
IKK 2.1 : Jumlah dokumen
pengembangan dan disiplin
pegawai
SK (Output) 3 : Dokumen mutasi
SDM
IKK 3.1 : Jumlah dokumen mutasi
SDM
SK (Output) 4 : Dokumen sistem
informasi dan kinerja pegawai
IKK 4.1 : Jumlah dokumen sistem
informasi dan kinerja pegawai
Kegiatan : Peningkatan dan Pengelolaan
Urusan Umum
SK (Output) 1 : Layanan bagian
perjalanan
IKK 1.1 : Jumlah layanan bagian
perjalanan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
1
62
2015
2016
2017
2018
2019
400.00
15,000.00
16,500.00
18,150.00
19,965.00
500.00
500.00
500.00
500.00
500.00
14,518.80
38,692.21
45,061.43
49,567.58
54,524.34
3,472.00
12,267.75
15,994.52
17,593.97
19,353.37
6,000.00
11,465.53
12,612.09
13,873.29
15,260.62
5,046.80
6,550.34
7,205.38
7,925.92
8,718.51
8,408.59
9,249.45
10,174.39
11,191.83
44,202.00
122,000.00
116,050.00
127,655.00
140,420.50
6,000.00
6,600.00
7,260.00
7,986.00
Unit Organisasi
Pelaksana
Biro Sumber
Daya Manusia
Biro Keuangan
dan Umum
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
13
13
13
13
13
13
13
13
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
2015
2016
2017
2018
2019
7,350.00
10,000.00
11,000.00
12,100.00
13,310.00
1,268.00
4,000.00
4,400.00
4,840.00
5,324.00
4,366.00
9,000.00
9,900.00
10,890.00
11,979.00
29,418.00
66,500.00
55,000.00
60,500.00
66,550.00
1,800.00
6,500.00
7,150.00
7,865.00
8,651.50
20,000.00
22,000.00
24,200.00
26,620.00
888,525.42
1,503,578.47
1,512,132.39
1,521,326.51
1,531,214.08
12
12
12
12
12
92,963.00
1,375,000.00
1,375,000.00
1,375,000.00
1,375,000.00
12
12
12
12
12
1,375,000.00
1,375,000.00
1,375,000.00
1,375,000.00
85,397.00
7,566.00
7,342.85
15,000.00
16,500.00
18,150.00
19,965.00
63
Unit Organisasi
Pelaksana
Biro Keuangan
dan Umum
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
127
137
137
137
11
11
126
126
126
2016
2017
2018
2019
8,275.08
20,000.00
22,000.00
24,200.00
26,620.00
5,000.00
5,500.00
6,050.00
6,655.00
137
82,248.49
88,078.47
92,582.39
97,321.51
102,308.58
11
11
269.00
2,000.00
2,200.00
2,420.00
2,662.00
126
126
126
75,837.30
79,629.17
83,610.63
87,791.16
92,180.71
126
126
126
126
6,142.19
6,449.30
6,771.76
7,110.35
7,465.87
12
12
12
12
12
697,696.00
500.00
550.00
605.00
665.50
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
15,049.99
57,500.00
63,250.00
68,575.00
74,432.50
1,946.00
15,000.00
16,500.00
18,150.00
19,965.00
3,054.99
10,000.00
10,000.00
10,000.00
10,000.00
64
2015
Unit Organisasi
Pelaksana
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2016
2017
2018
2019
6,000.00
20,000.00
23,000.00
25,300.00
27,830.00
4,049.00
12,000.00
13,200.00
14,520.00
15,972.00
500.00
550.00
605.00
665.50
18,195.00
49,000.00
53,800.00
59,080.00
64,888.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,063.00
12,000.00
13,200.00
14,520.00
15,972.00
4,523.00
18,000.00
19,800.00
21,780.00
23,958.00
15,000.00
16,500.00
18,150.00
19,965.00
Unit Organisasi
Pelaksana
2,312.00
742.99
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12,609.00
7,451.00
5,158.00
65
Biro Kerjasama
dan Komunikasi
Publik
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2016
2017
2018
2019
3,000.00
3,300.00
3,630.00
3,993.00
82,468.00
85,500.00
91,200.00
96,920.00
103,212.00
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
500.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
4,534.00
5,000.00
5,500.00
6,050.00
6,655.00
12
12
12
12
12
31,434.00
47,000.00
51,700.00
56,870.00
62,557.00
12
12
12
12
12
15
20
25
30
2,500.00
3,000.00
3,000.00
3,000.00
15
20
25
30
20
20
20
20
6,000.00
6,000.00
6,000.00
6,000.00
20
20
20
20
66
Unit Organisasi
Pelaksana
Pusat Penelitian
Ilmu
Pengetahuan
dan Teknologi
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
95
100
105
110
115
67
2015
2016
2017
2018
2019
46,000.00
24,000.00
24,000.00
24,000.00
24,000.00
223,317.97
483,960.28
509,888.29
537,290.70
566,259.04
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,625.00
7,100.00
7,810.00
8,591.00
9,450.10
10,000.00
11,000.00
12,100.00
13,310.00
5,468.00
18,500.00
20,350.00
22,385.00
24,623.50
6,392.54
6,712.17
7,047.78
7,400.16
7,770.17
Unit Organisasi
Pelaksana
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
95
100
105
110
115
90%
95%
97%
99%
2017
2018
2019
6,712.17
7,047.78
7,400.16
7,770.17
209,832.43
220,324.05
231,340.26
242,907.27
255,052.63
99%
209,832.43
220,324.05
231,340.26
242,907.27
255,052.63
2,145.00
14,500.00
113,650.00
114,915.00
116,306.50
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
2,500.00
2,750.00
3,025.00
3,327.50
2,145.00
7,500.00
8,250.00
9,075.00
9,982.50
1,500.00
1,650.00
1,815.00
1,996.50
2,000.00
100,000.00
100,000.00
100,000.00
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
SK (Output) 3 : Dokumen
penyelenggaraan diklat
IKK 3.1 : Jumlah dokumen
penyelenggaraan diklat
SK (Output) 4 : Dokumen evaluasi
diklat
IKK 4.1 : Jumlah dokumen
evaluasi diklat
SK (Output) 5 : Pembangunan
gedung Pusdiklat
68
2016
6,392.54
2015
Unit Organisasi
Pelaksana
Pusat
Pendidikan dan
Pelatihan
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2019
SS 1: Meningkatnya kualitas
pembelajaran dan mahasiswa
pendidikan tinggi
IKSS 1.1: Angka Partisipasi
Kasar (APK) Perguruan Tinggi
IKSS 1.2: Jumlah mahasiswa
yang berwirausaha
IKSS 1.3: Prosentase lulusan
bersertifikat kompetensi
IKSS 1.4 : Jumlah Prodi
terakreditasi Unggul
IKSS 1.5 : Jumlah mahasiswa
peraih medali emas tingkat
nasional dan internasional
IKSS 1.6 : Prosentase lulusan
yang langsung bekerja
IKSS 1.7 : Jumlah LPTK yang
meningkat mutu penyelenggaran
pendidikan akademik
IKSS 1.8 : Jumlah calon pendidik
mengikuti Pendidikan Profesi
Guru
SP 1: Meningkatnya kualitas
pembelajaran dan mahasiswa
pendidikan tinggi
IKP 1.1: Angka Partisipasi Kasar
(APK) Perguruan Tinggi
IKP 1.2: Jumlah mahasiswa
yang berwirausaha
26,86%
28,16%
29,54%
31,07%
32,56%
(5.800.097/
21.592.800)
(6.117.847/
21.727.300)
(6.453.374/
21.847.000)
(6.816.845/
21.941.000)
(7.167.036/
22.012.400)
55%
60%
65%
70%
75%
10,800
12,000
13,000
14,000
15,000
380
390
405
410
420
50%
60%
70%
80%
90%
17
46
46
46
46
4,458
4,458
7,000
9,500
12,000
2,000
26,86%
2,500
28,16%
3,000
29,54%
3,500
4,000
31,07%
32,56%
(5.800.097/
21.592.800)
(6.117.847/
21.727.300)
(6.453.374/
21.847.000)
(6.816.845/
21.941.000)
(7.167.036/
22.012.400)
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
69
2015
2016
2017
2018
2019
31,555,565.87
36,015,535.03
39,601,908.21
43,727,535.19
47,680,474.43
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Jenderal
Pembelajaran
dan
Kemahasiswaan
Program /
Kegiatan
SK (Output) 1 : Perencanaan
program anggaran dan evaluasi
IKK 1.1 : Jumlah dokumen
perencanaan program anggaran
dan evaluasi
SK (Output) 2 : Akuntansi dan
pelaporan keuangan
IKK 2.1 : Jumlah dokumen
laporan keuangan
SK (Output) 3 : Hukum, humas dan
kerjasama
Target
2015
2016
2017
2018
2019
55%
60%
65%
70%
75%
10,800
12,000
13,000
14,000
15,000
350
360
370
375
380
30
30
35
35
40
50%
60%
70%
80%
90%
17
46
46
46
46
4,458
4,458
7,000
9,500
12,000
3
70
2015
2016
2017
2018
2019
25,489,397.29
27,273,301.94
29,148,888.78
31,084,139.32
33,082,213.60
12,142.57
14,571.08
17,485.30
20,982.36
25,178.83
4,952.94
5,943.53
7,132.24
8,558.68
10,270.42
1,000.00
1,200.00
1,440.00
1,728.00
2,073.60
Unit Organisasi
Pelaksana
Sekretariat
Direktorat
Jenderal
Pembelajaran
dan
Kemahasiswaan
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
112
112
112
112
112
112
112
112
112
112
103
115
114
113
111
103
115
114
113
111
11
12
13
15
11
12
13
15
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
2015
2016
2017
2018
2019
858.00
1,029.60
1,235.52
1,482.62
1,779.15
611.75
734.10
880.92
1,057.10
1,268.52
225,446.79
236,719.13
248,555.09
260,982.84
274,031.98
1,935,000.00
2,105,000.00
2,220,000.00
2,478,050.35
2,710,367.58
1,250,000.00
1,745,000.00
2,330,000.00
2,771,949.65
3,239,632.42
12
12
5,000.00
6,000.00
7,200.00
8,640.00
10,368.00
12
12
13,135,080.79
13,791,834.83
14,481,426.57
15,205,497.90
15,965,772.80
12
12
12
12
12
12
71
Unit Organisasi
Pelaksana
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
25,383
86,000
94,000
102,000
110,000
732
6,000
6,400
6,800
7,200
103
115
114
113
111
103
115
114
113
111
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
415
585
735
885
1,060
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
80
150
150
150
150
150
200
300
400
500
125
175
225
275
350
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
560
630
630
630
630
72
2015
2016
2017
2018
2019
8,919,304.45
9,365,269.67
9,833,533.15
10,325,209.81
10,841,470.30
816,384.81
1,277,393.77
1,507,091.73
1,921,310.07
2,361,372.08
800.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
441,253.66
529,504.39
635,405.27
762,486.32
914,983.58
4,210.00
5,052.00
6,062.40
7,274.88
8,729.86
500.00
600.00
720.00
864.00
1,036.80
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Pembelajaran
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
80
150
150
150
150
480
480
480
480
480
3,510
4,515
5,520
6,525
7,530
3,500
4,500
5,500
6,500
7,500
10
15
20
25
30
47
47
47
46
10,458
2015
2016
2017
2018
2019
2,711.15
3,253.38
3,904.06
4,684.87
5,621.84
47
26,000.00
26,000.00
26,000.00
26,000.00
6,000.00
6,000.00
6,000.00
6,000.00
46
46
46
20,000.00
20,000.00
20,000.00
20,000.00
13,458
16,000
21,500
27,000
366,510.00
708,984.00
831,000.00
1,116,000.00
1,401,000.00
4,458
4,458
7,000
9,500
12,000
200,323.06
213,984.00
336,000.00
456,000.00
576,000.00
6,000
9,000
9,000
12,000
15,000
165,286.94
495,000.00
495,000.00
660,000.00
825,000.00
400.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
400.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
73
Unit Organisasi
Pelaksana
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2019
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
6,100
7,150
8,125
9,175
10,150
6,000
7,000
8,000
9,000
10,000
100
150
125
175
150
399,798
572,085
664,840
774,273
916,801
375,598
545,485
635,540
742,073
881,401
24,200
26,600
29,300
32,200
35,400
1,440
1,580
1,740
1,900
2,000
74
2015
2016
2017
2018
2019
3,458,847.08
5,314,075.29
6,365,410.86
7,625,865.59
9,137,148.54
300.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
24,487.41
29,384.89
35,261.87
42,314.24
50,777.09
3,208,610.42
5,022,587.21
6,027,504.65
7,233,405.58
8,680,486.70
120,167.12
144,200.54
173,040.65
207,648.78
249,178.54
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Kemahasiswaan
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
1,440
1,580
1,740
1,900
2,000
200
200
300
300
400
400
500
500
600
600
309.09
370.90
445.08
534.10
640.92
50,000
50,000
50,000
50,000
50,000
614.04
736.85
884.22
1,061.06
1,273.28
50,000
50,000
50,000
50,000
50,000
37,557
37,557
37,557
37,557
37,557
104,359.00
114,795
126,274
138,902
152,792
37,557
37,557
37,557
37,557
37,557
1,790,936.69
2,150,764.03
2,580,516.84
3,096,220.21
3,099,740.21
300.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
1,780,451.49
2,136,541.79
2,563,850.15
3,076,620.18
3,076,620.18
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
13,380
15,000
17,100
19,200
23,300
10,500
12,000
14,000
16,000
20,000
1,800
1,800
1,800
1,800
1,800
75
2015
2016
2017
2018
2019
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Penjaminan
Mutu
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
1080
1200
1300
1400
1500
90
200
300
400
600
50
100
150
200
300
40
100
150
200
300
10
15
20
25
10
15
20
25
133,000
140,000
150,000
160,000
170,000
133,000
140,000
150,000
160,000
170,000
29
39
53
99
194
77
100
100
100
100
14
27
50
58
12
15
20
25
30
76
2015
2016
2017
2018
2019
500.00
600.00
720.00
864.00
1,036.80
9,185.20
11,022.24
13,226.69
15,872.03
19,046.43
500.00
600.00
720.00
864.00
1,036.80
1,153,885.06
1,448,441.39
1,582,798.59
1,723,100.73
1,863,775.69
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Jenderal
Kelembagaan
Iptek dan Dikti
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
29
39
53
99
194
77
100
100
100
100
14
27
50
58
12
15
20
25
30
2015
2016
2017
2018
2019
34,137.51
53,544.21
63,853.06
75,393.67
88,399.40
6,008.51
7,210.21
8,652.26
10,382.71
12,459.25
6,250.00
13,304.40
15,965.28
19,158.34
22,990.00
7,171.00
3,000.00
4,500.00
6,000.00
7,500.00
5,858.00
7,029.60
8,435.52
10,122.62
12,147.15
Unit Organisasi
Pelaksana
SP (Outcome) 1: Meningkatnya
kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti
IKP 1.1: Jumlah Perguruan
Tinggi masuk top 500 dunia
IKP 1.2: Jumlah Perguruan
Tinggi berakreditasi A (unggul)
IKP 1.3: Jumlah Taman Sains
dan Teknologi yang dibangun
IKP 1.4 : Jumlah Taman Sains
dan Teknologi yang mature
IKP 1.5: Jumlah Pusat Unggulan
Iptek
Kegiatan : Dukungan Manajemen untuk
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan
Iptek dan Dikti
SK (Output) 1 : Perencanaan dan
penganggaran
IKK 1.1 : Jumlah dokumen
perencanaan dan penganggaran
SK (Output) 2 : Akuntansi dan
pelaporan keuangan
IKK 2.1 : Jumlah dokumen
laporan keuangan
SK (Output) 3 : Hukum, humas dan
kerjasama
IKK 3.1 : Jumlah dokumen
hukum, humas dan kerjasama
3
77
Sekretariat
Direktorat
Jenderal
Kelembagaan
Iptek dan Dikti
Program /
Kegiatan
SK (Output) 5 : Layanan
kepegawaian
IKK 5.1 : Jumlah layanan
kepegawaian
SK (Output) 6 : Layanan perkantoran
IKK 6.1 : Jumlah operasional
layanan perkantoran Satker
Kegiatan : Pengembangan Kelembagaan
Perguruan Tinggi
Target
2015
2016
2017
2018
2019
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
2015
2016
2017
2018
2019
3,850.00
13,000.00
14,300.00
15,730.00
17,303.00
5,000.00
10,000.00
12,000.00
14,000.00
16,000.00
618,252.55
648,157.18
682,050.54
717,559.56
754,742.04
8,000.00
10,000.00
12,000.00
14,000.00
16,000.00
474,760.00
495,890.00
520,670.00
546,710.00
574,050.00
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
20
22
24
26
30
261,630.00
274,720.00
288,450.00
302,870.00
318,020.00
7,000.00
4,730.00
4,960.00
5,210.00
5,470.00
500
14
400
14
300
14
300
14
300
14
206,130.00
135,492.55
216,440.00
142,267.18
227,260.00
149,380.54
238,630.00
156,849.56
250,560.00
164,692.04
14
14
14
14
14
78
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Pengembangan
Kelembagaan
Pendidikan
Tinggi
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2019
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
2015
2016
2017
2018
2019
358,920.00
521,990.00
570,470.00
619,780.00
669,930.00
8,000.00
10,000.00
12,000.00
14,000.00
16,000.00
350,920.00
361,990.00
378,470.00
395,780.00
413,930.00
6200
6400
6600
6800
7000
33,720.00
33,720.00
33,720.00
33,720.00
33,720.00
2125
2365
2602
2862
3148
12,500.00
3,780.00
3,970.00
4,170.00
4,380.00
840
840
840
840
840
304,700.00
320,990.00
337,030.00
353,890.00
371,580.00
285
290
295
300
305
3,500.00
3,750.00
4,000.00
4,250.00
4000
5000
6000
7000
8000
150,000.00
180,000.00
210,000.00
240,000.00
4000
5000
6000
7000
8000
20,131.00
97,000.00
126,200.00
156,420.00
181,662.00
1,000.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
79
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Pembinaan
Kelembagaan
Pendidikan
Tinggi
Direktorat
Lembaga
Penelitian dan
Pengembangan
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
27
45
64
84
105
27
45
64
84
105
10
15
15
15
10
15
15
15
35
40
45
50
55
30
35
40
45
50
SK (Output) 2 : Rekomendasi
kebijakan pengembangan lembaga
penelitian dan pengembangan
IKK 2.1 : Jumlah rekomendasi
kebijakan pengembangan
lembaga penelitian dan
pengembangan
SK (Output) 3 : Lembaga litbang yg
dibina menjadi Pusat Unggulan Iptek
IKK 3.1 : Direktori pemeringkatan
kinerja lembaga litbang
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
80
2015
2016
2017
2018
2019
2,000.00
2,000.00
2,200.00
2,420.00
2,662.00
14,145.00
75,000.00
100,000.00
125,000.00
150,000.00
1,131.00
8,000.00
12,000.00
12,000.00
12,000.00
1,855.00
10,000.00
10,000.00
15,000.00
15,000.00
118,000.00
120,750.00
132,525.00
145,477.50
159,725.25
500.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Kawasan Sains
dan Teknologi
dan Lembaga
Penunjang
Lainnya
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
10
10
10
10
10
10
10
10
12
12
12
12
12
81
2015
2016
2017
2018
2019
2,500.00
2,750.00
3,025.00
3,327.50
3,660.25
115,000.00
115,000.00
126,500.00
139,150.00
153,065.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
4,444.00
7,000.00
7,700.00
8,470.00
9,317.00
3,458.00
5,000.00
5,500.00
6,050.00
6,655.00
986.00
2,000.00
2,200.00
2,420.00
2,662.00
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Kawasan Sains
dan Teknologi
dan Lembaga
Penunjang
Lainnya
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
12
12
12
12
12
23,500
28,000
32,500
37,000
41,500
2,000
2,000
2,000
2,000
2,000
8,000
10,000
10,000
10,000
10,000
3,350
3,700
4,250
4,800
5,450
95
461
661
666
505
126
142
145
149
153
125,000
160,000
180,000
183,000
186,000
23,500
28,000
32,500
37,000
41,500
2,000
2,000
2,000
2,000
2,000
8,000
10,000
10,000
10,000
10,000
3,350
3,700
4,250
4,800
5,450
82
2015
2016
2017
2018
2019
8,845,607.21
7,978,142.48
7,988,147.48
7,738,642.48
7,792,478.68
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Jenderal
Sumber Daya
Iptek dan Dikti
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
95
461
661
666
505
126
142
145
149
153
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
83
2015
2016
2017
2018
2019
10,661.85
41,930.48
43,230.48
44,660.48
46,233.48
773.22
3,000.00
3,000.00
3,000.00
3,000.00
1,358.15
6,000.00
6,000.00
6,000.00
6,000.00
300.00
6,000.00
6,000.00
6,000.00
6,000.00
300.00
6,000.00
6,000.00
6,000.00
6,000.00
13,000.00
14,300.00
15,730.00
17,303.00
7,930.48
7,930.48
7,930.48
7,930.48
7,930.48
7,930.48
7,930.48
7,930.48
7,930.48
7,930.48
Unit Organisasi
Pelaksana
Sekretariat
Direktorat
Jenderal
Sumber Daya
Iptek dan Dikti
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2019
2015
2016
2017
2018
2019
28,400.79
72,250.00
72,250.00
72,250.00
72,250.00
500.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
500.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
12
12
12
21
12
12
12
12
21
12
400.00
11,000.00
11,000.00
11,000.00
11,000.00
200.00
6,000.00
6,000.00
6,000.00
6,000.00
200.00
5,000.00
5,000.00
5,000.00
5,000.00
14,002
16,002
16,002
16,002
16,002
15,948.54
32,550.00
32,550.00
32,550.00
32,550.00
2,474.75
5,050.00
5,050.00
5,050.00
5,050.00
1,358.15
2,500.00
2,500.00
2,500.00
2,500.00
8,000
10,000
10,000
10,000
10,000
6,307.00
14,550.00
14,550.00
14,550.00
14,550.00
6,000
6,000
6,000
6,000
6,000
5,808.64
10,450.00
10,450.00
10,450.00
10,450.00
84
2,000.00
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Karier dan
Kompetensi
Sumber Daya
Manusia
Program /
Kegiatan
SK (Output) 1 : Rekomendasi
kebijakan pengembangan SDM Iptek
IKK 1.1 : Jumlah rekomendasi
kebijakan pengembangan SDM
Iptek
SK (Output) 2 : SDM Iptek yang
ditingkatkan kompetensinya
IKK 2.1 : Jumlah SDM Iptek yang
ditingkatkan kompetensinya
Target
2015
2016
2017
2018
2019
1,501
1,501
1,501
1,501
1,501
1,500
1,500
1,500
1,500
1,206
1,206
1,206
200
200
1,000
2016
2017
2018
2019
3,260.25
15,500.00
15,500.00
15,500.00
15,500.00
2,474.75
5,050.00
5,050.00
5,050.00
5,050.00
1,500
785.50
10,450.00
10,450.00
10,450.00
10,450.00
1,206
1,206
7,792.00
9,200.00
9,200.00
9,200.00
9,200.00
200
200
200
1,049.40
1,200.00
1,200.00
1,200.00
1,200.00
1,000
1,000
1,000
1,000
4,850.00
5,500.00
5,500.00
5,500.00
5,500.00
850.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,042.60
1,500.00
1,500.00
1,500.00
1,500.00
1,000.00
5,600.00
6,160.00
6,776.00
7,453.60
1,000.00
1,100.00
1,210.00
1,331.00
1,464.10
4,500.00
4,950.00
5,445.00
5,989.50
300
300
300
300
300
300
300
300
85
2015
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Karier dan
Kompetensi
Sumber Daya
Manusia
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2019
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
126
129
132
135
138
126
129
132
135
138
SK (Output) 1 : Rekomendasi
kebijakan peningkatan sarana dan
prasarana Iptek
IKK 1.1 : Jumlah rekomendasi
kebijakan peningkatan sarana
dan prasarana Iptek
SK (Output) 2 : Sarana dan
prasarana Litbang yang direvitalisasi
13
13
14
15
13
13
14
15
86
2015
2016
2017
2018
2019
6,902,400.00
6,004,000.00
6,004,000.00
6,004,000.00
6,004,000.00
400.00
3,000.00
3,000.00
3,000.00
3,000.00
200.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
6,901,800.00
6,000,000.00
6,000,000.00
6,000,000.00
6,000,000.00
1,000.00
101,100.00
101,210.00
101,331.00
101,464.10
1,000.00
1,100.00
1,210.00
1,331.00
1,464.10
100,000.00
100,000.00
100,000.00
100,000.00
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Sarana dan
Prasarana
Direktorat
Sarana dan
Prasarana
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2019
Unit Organisasi
Pelaksana
2015
2016
2017
2018
2019
1,639,889.58
1,443,700.00
1,370,200.00
1,049,000.00
1,049,000.00
500.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
500.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
2,000.00
1,134,440.00
1,073,700.00
1,012,700.00
684,000.00
684,000.00
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
18,929
14,700
13,700
9,000
9,000
11,295
8,700
5,700
630,596.00
617,700.00
404,700.00
7,634
6,000
8,000
9,000
9,000
503,844.00
456,000.00
608,000.00
684,000.00
684,000.00
1,784
1,050
1,000
1,000
1,000
504,049.58
355,000.00
342,500.00
350,000.00
350,000.00
1,000
500
300
282,539.00
162,500.00
97,500.00
784
550
700
1,000
1,000
221,510.58
192,500.00
245,000.00
350,000.00
350,000.00
400.00
11,000.00
11,000.00
11,000.00
11,000.00
200.00
6,000.00
6,000.00
6,000.00
6,000.00
200.00
5,000.00
5,000.00
5,000.00
5,000.00
87
Direktorat
Kualifikasi
Sumber Daya
Manusia
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2019
298
300
350
500
600
298
300
350
500
600
220
275
350
400
450
220
275
350
400
450
95
161
361
366
205
95
161
361
366
205
88
2015
2016
2017
2018
2019
262,255.00
309,562.00
391,097.00
460,625.00
512,077.50
1,000.00
2,500.00
2,750.00
3,025.00
3,327.50
21,117.00
23,000.00
32,000.00
85,000.00
120,000.00
246,792.00
293,585.00
309,320.00
354,583.00
29,113.00
58,057.00
58,450.00
29,337.00
29,458.00
8,157.00
4,705.00
4,830.00
4,830.00
1,337,123.94
1,656,265.03
2,037,885.03
2,317,804.87
2,700,028.82
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Kualifikasi
Sumber Daya
Manusia
210,680.00
Direktorat
Jenderal
Penguatan
Riset dan
Pengembangan
Program /
Kegiatan
SK (Output) 1 : Perencanaan
program anggaran dan evaluasi
IKK 1.1 :Jumlah dokumen
perencanaan program anggaran
dan evaluasi
SK (Output) 2 : Akuntansi dan
pelaporan keuangan
IKK 2.1 : Jumlah dokumen
laporan keuangan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
5008
6229
7769
9689
12089
1580
1735
1910
2100
2305
50
5
75
20
100
25
100
30
100
35
5008
6229
7769
9689
12089
1580
1735
1910
2100
2305
50
5
75
20
100
25
100
30
100
35
3
89
2015
2016
2017
2018
2019
37,289.00
59,680.90
70,317.08
82,950.50
97,967.60
25,835.00
31,002.00
37,202.40
44,642.88
53,571.46
2,916.00
3,499.20
4,199.04
5,038.85
6,046.62
Unit Organisasi
Pelaksana
Sekretariat
Direktorat
Jenderal
Penguatan
Riset dan
Pengembangan
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
2015
2016
2017
2018
2019
1,934.10
2,320.92
2,785.10
3,342.12
919.00
1,102.80
1,323.36
1,588.03
1,905.64
13,000.00
14,300.00
15,730.00
17,303.00
7,619.00
9,142.80
10,971.36
13,165.63
15,798.76
2,500.00
11,000.00
12,100.00
13,260.00
13,986.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
2,500.00
2,500.00
2,750.00
3,025.00
3,327.50
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
4,000.00
4,500.00
5,000.00
5,000.00
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1,500.00
1,650.00
1,815.00
1,996.50
90
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Sistem Riset
dan
Pengembangan
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
SK (Output) 5 : Rekomendasi
kebijakan Agenda Riset Nasional
IKK 5.1 : Jumlah rekomendasi
kebijakan Agenda Riset Nasional
Kegiatan : Riset Litbang dan Pengabdian
Masyarakat
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
235
235
235
235
235
235
235
235
12
34
34
12
34
34
2015
2016
2017
2018
2019
2,000.00
2,200.00
2,420.00
2,662.00
90,385.00
136,000.00
149,500.00
164,350.00
180,685.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
235
235
85,153.00
125,000.00
137,500.00
151,250.00
166,375.00
34
34
5,232.00
10,000.00
11,000.00
12,100.00
13,310.00
34
34
1,102,553.94
1,297,310.48
1,529,730.61
1,807,282.67
2,138,925.45
776,083.94
931,300.73
1,117,560.88
1,341,073.05
1,609,287.66
154,775.00
185,730.00
222,876.00
267,451.20
320,941.44
12,470
14,340
16,491
18,965
21,801
12,470
14,340
16,491
18,965
21,801
487
560
644
740
851
487
560
644
740
851
91
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat Riset
dan Pengabdian
kepada
Masyarakat
Direktorat Riset
dan Pengabdian
kepada
Masyarakat
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
3,000
3,500
4,000
4,500
5,000
3,000
3,500
4,000
4,500
5,000
13
15
16
17
18
14
15
16
17)
18
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
15
20
20
20
92
2015
2016
2017
2018
2019
171,695.00
180,279.75
189,293.74
198,758.42
208,696.35
23,419.00
30,500.00
104,250.00
64,300.00
67,930.00
13,659.00
19,000.00
20,900.00
22,990.00
25,289.00
9,760.00
11,000.00
12,100.00
13,310.00
14,641.00
500.00
71,250.00
28,000.00
28,000.00
14,433.00
47,000.00
93,000.00
102,200.00
112,320.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
14,433.00
46,000.00
92,000.00
101,200.00
111,320.00
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat Riset
dan Pengabdian
kepada
Masyarakat
Direktorat
Pengembangan
Teknologi
Industri
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
15
20
20
20
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
17
20
20
20
20
17
20
20
20
20
20
40
40
40
40
20
40
40
40
40
550
800
800
800
800
550
800
800
800
800
15
20
20
20
15
20
20
20
93
2015
2016
2017
2018
2019
5,331.00
10,500.00
11,500.00
12,600.00
13,810.00
500.00
500.00
500.00
500.00
2,436.00
3,000.00
3,300.00
3,630.00
3,993.00
606.00
2,000.00
2,200.00
2,420.00
2,662.00
2,289.00
3,000.00
3,300.00
3,630.00
3,993.00
2,000.00
2,200.00
2,420.00
2,662.00
61,213.00
64,273.65
67,487.33
70,861.70
74,404.78
11,214.00
11,774.70
12,363.44
12,981.61
13,630.69
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Pengelolaan
Kekayaan
Intelektual
Direktorat
Pengelolaan
Kekayaan
Intelektual
Program /
Kegiatan
SK (Output) 1 : Perencanaan
program anggaran dan evaluasi
IKK 1.1 : Jumlah dokumen
perencanaan program anggaran
dan evaluasi
SK (Output) 2 : Akuntansi dan
pelaporan keuangan
IKK 2.1 : Jumlah dokumen
laporan keuangan
SK (Output) 3 : Hukum, humas dan
kerjasama
IKK 3.1 : Jumlah dokumen
hukum, humas dan kerjasama
Target
2015
2016
2017
2018
2019
1,580
1,725
1,910
2,100
2,300
9,300
10,700
12,000
14,000
16,000
9,300
10,700
12,000
14,000
16,000
10
15
20
25
30
10
15
20
25
30
3
94
Unit Organisasi
Pelaksana
2015
2016
2017
2018
2019
49,999.00
52,498.95
55,123.90
57,880.09
60,774.10
168,359.16
248,025.31
274,955.68
305,168.64
339,110.38
Direktorat
Jenderal
Penguatan
Inovasi
42,478.31
49,673.98
58,178.77
68,241.53
7,210.21
8,652.26
10,382.71
12,459.25
Sekretariat
Direktorat
Jenderal
Penguatan
Inovasi
13,304.40
15,965.28
19,158.34
22,990.00
1,934.10
2,320.92
2,785.10
3,342.12
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
95
2015
2016
2017
2018
2019
7,029.60
8,435.52
10,122.62
12,147.15
10,500.00
11,800.00
13,230.00
14,803.00
2,500.00
2,500.00
2,500.00
2,500.00
2,500.00
7,700.00
7,850.00
8,015.00
8,196.50
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
2,500.00
5,200.00
5,200.00
5,200.00
5,200.00
1,500.00
1,650.00
1,815.00
1,996.50
17,941.00
22,000.00
24,200.00
26,620.00
29,282.00
11,569.00
12,000.00
13,200.00
14,520.00
15,972.00
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Sistem Inovasi
Direktorat
Sistem Inovasi
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2018
2019
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
20
25
28
30
35
20
25
28
30
35
20
25
30
35
20
25
30
35
96
2015
2016
2017
2018
2019
4,619.00
6,000.00
6,600.00
7,260.00
7,986.00
1,753.00
4,000.00
4,400.00
4,840.00
5,324.00
15,189.00
19,000.00
20,800.00
22,780.00
24,958.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
15,189.00
18,000.00
19,800.00
21,780.00
23,958.00
30,000.00
37,500.00
45,000.00
52,500.00
30,000.00
37,500.00
45,000.00
52,500.00
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Perusahaan
Pemula
Berbasis
Teknologi
Direktorat
Perusahaan
Pemula
Berbasis
Teknologi
Program /
Kegiatan
Target
2015
2016
2017
2019
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
20
35
35
35
35
20
35
35
35
35
97
2015
2016
2017
2018
2019
31,959.16
46,000.00
50,500.00
55,450.00
60,895.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
30,959.16
45,000.00
49,500.00
54,450.00
59,895.00
100,770.00
110,847.00
121,931.70
134,124.87
147,537.36
100,770.00
110,847.00
121,931.70
134,124.87
147,537.36
Unit Organisasi
Pelaksana
Direktorat
Inovasi Industri
Direktorat
Inovasi Industri
98
Lampiran II. Matrik Kerangka Regulasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
No
Urgensi Pembentukan
Unit
Penanggung
Jawab
Biro Hukum dan
Organisasi
- DPR
- Kementerian Hukum dan HAM
2017
Peraturan
Pemerintah
- Sekretariat Negara
- Kementerian Hukum dan HAM
2018-2019
Peraturan Presiden
2017
Peraturan
Pemerintah
2016
Peraturan Presiden
- Biro Hukum
dan Humas
- Asdep Data
Dan
Informasi
Iptek
Biro Hukum dan
Organisasi
2018
2015
Strata Kebijakan
Penyempurnaan Undang-Undang
SINAS P3Iptek sesuai dengan
kebutuhan lingkungan strategis
Implementasi amanah amandemen
Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2002
Memberikan landasan dalam
menentukan positioning dan arah
pengembangan SDM Iptek Nasional
Mendorong dan memperkuat
program profesi dan spesialis
Perguruan Tinggi
- Meningkatknan tata kelola data
dan informasi Iptek nasional
- Meningkatkan efektifitas
pelaksanaan R&D karena basis
datanya lengkap
Undang-Undang
Inpres
Perpres
99
Kementerian Perindustrian
Kementerian Pertanian
Kementerian Kelautan dan
Perikanan
- LIPI
- BPPT
- BATAN
Kementerian Hukum dan HAM
Target
Penyelesaian
2015
No
Urgensi Pembentukan
Strata Kebijakan
Unit
Penanggung
Jawab
Biro Hukum dan
Organisasi
Peraturan Presiden
Peraturan Presiden
10
Peraturan Presiden
Peraturan
Pemerintah
Peraturan
Pemerintah
13
14
15
11
12
Target
Penyelesaian
2015
2016
Peraturan
Pemerintah
2016
Peraturan
Pemerintah
2017
Peraturan
Pemerintah
2019
100
2016
2015
2016
No
16
17
18
19
20
Peraturan
Pemerintah
Unit
Penanggung
Jawab
Biro Hukum dan
Organisasi
Peraturan
Pemerintah
Urgensi Pembentukan
Strata Kebijakan
Target
Penyelesaian
2017
2017
Peraturan
Pemerintah
2018
Peraturan Presiden
2016
2016
Peraturan Presiden
101