Anda di halaman 1dari 87

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia Tahun 2012


Gedung II BPP Teknologi Lt. 5 - Jl. MH Thamrin 8 Jakarta 10340, PO.Box 3110 JKP 10031 Tlp. (021) 316-9119, 316-9127, Fax. (021) 310-1835

Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan bagi kita semua, sehingga kita masih diberikan kesempatan untuk dapat melaksanakan tugas-tugas kita. Sesuai dengan arahan Bapak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono saat melakukan retreat Kabinet Terbatas pada tanggal 30 Desember 2010, bahwa tantangan pembangunan ke depan semakin berat dan dinamika ekonomi regional dan global mewajibkan Indonesia untuk selalu siap menghadapi perubahan. Keberadaan Indonesia di pusat gravitasi ekonomi regional dan global, yaitu kawasan Timur Asia, mengharuskan Indonesia mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menjadi negara maju, dengan hasil pembangunan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh rakyat, melalui program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Program MP3EI dilaksanakan melalui 3 strategi utama : (1) Pengembangan potensi ekonomi, (2) Penguatan konektivitas nasional, dan (3) Penguatan kemampuan SDM dan Iptek Nasional. Dokumen ini berisi laporan satu tahun peningkatan kemampuan Iptek untuk mendukung MP3EI pada area strategi utama ke-3 di atas, yang disusun untuk memberikan
Menteri Negara Riset dan Teknologi Prof. Dr. Gusti Muhammad Hatta

informasi perkembangan pelaksanaan kegiatan Kementerian Ristek terkait MP3EI di masing-masing koridor ekonomi. Kegiatan tersebut diantaranya adalah : (1) Pembentukan Pusat Unggulan/Inovasi (center of excellence); (2) Penguatan SIDa (Sistem Inovasi Daerah); (3) Revitalisasi Puspiptek menuju STP (Science and Techno Park); dan (4) Penguatan aktor inovasi di masing-masing koridor ekonomi. Berbagai insentif yang telah dikembangkan Kemenristek seperti: Insentif Pusat Unggulan; Insentif KNAPPP, Insentif Riset SINas, Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP); Insentif Spesifik Lokasi (Speklok); Insentif HKI; Insentif Beasiswa; Insentif Krenova Pemuda; Insentif Technopreneurship; Insentif BIC/BTC; Penguatan Jejaring Pelaku Iptek; Insentif Mobilitas; Insentif STP; Insentif Pusat Peragaan Iptek, dll. diarahkan untuk mendukung 4 program besar tersebut, yang didasarkan pada karakteristik, kebutuhan dan potensi/produk unggulan daerah/koridor ekonomi yang bersangkutan dan bersifat saling menguatkan (sinergi). Semoga apa yang telah dan akan dilaksanakan ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan pilar ke-3 MP3EI di masing-masing Koridor Ekonomi pada masa yang akan datang. Akhirul kalam, kami mengucapkan terima kasih.

Jakarta,

Juli 2012

Menteri Negara Riset dan Teknologi

Gusti Muhammad Hatta

iii

Daftar Isi

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Daftar Isi

iv

Daftar Isi
Kata Pengantar ii Daftar Isi iii BAB 5 PROGRAM/KEGIATAN YANG TELAH DISEPAKATI 5.1. Koridor Ekonomi 1 63 5.2. Koridor Ekonomi 2 64 BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan 1 5.3. Koridor Ekonomi 3 64 5.4. Koridor Ekonomi 4 65 5.5. Koridor Ekonomi 5 65 BAB 2 PERSIAPAN 2.1. Koridor Ekonomi 1 (Sumatera) 7 2.2. Koridor Ekonomi 2 (Jawa) 9 2.3. Koridor Ekonomi 3 (Kalimantan) 12 2.4. Koridor Ekonomi 4 (Sulawesi) 15 2.5. Koridor Ekonomi 5 (Bali dan Nusa Tenggara) 18 2.6. Koridor Ekonomi 6 (Kepulauan Maluku dan Papua) 19 BAB 6 RENCANA PROGRAM 2012-2013 6.1. Koridor Ekonomi 1 69 6.2. Koridor Ekonomi 2 70 6.3. Koridor Ekonomi 3 70 6.4. Koridor Ekonomi 4 70 6.5. Koridor Ekonomi 5 71 BAB 3 KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN 3.1. Koridor Ekonomi 1 23 3.2. Koridor Ekonomi 2 26 3.3. Koridor Ekonomi 3 32 3.4. Koridor Ekonomi 4 35 3.5. Koridor Ekonomi 5 43 3.6. Koridor Ekonomi 6 43 Daftar Gambar iii Daftar Tabel iv BAB 7 PENUTUP Penutup 75 6.6. Koridor Ekonomi 6 71 5.6. Koridor Ekonomi 6 65

BAB 4 BANTUAN YANG TELAH DIBERIKAN 4.1. Koridor Ekonomi 1 47 4.2. Koridor Ekonomi 2 47 4.3. Koridor Ekonomi 3 52 4.4. Koridor Ekonomi 4 52 4.5. Koridor Ekonomi 5 56 4.6. Koridor Ekonomi 6 60

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Daftar Gambar

Daftar Gambar
Gambar 1. Aspirasi Pencapaian PDB Indonesia 1 Gambar 2. Potensi Sumber Daya Alam Indonesia 2 Gambar 3. Peta Koridor Ekonomi Indonesia 3 Gambar 4. Rapat Koordinasi dengan PUR-PLSO, 7 BP3U, BPTP dan Pemda Banyuasin Gambar 5. Rapat Koordinasi Anggota Konsorsium 6 Lahan Sub Optimal, Balitbangnovda, dan Pusat Unggulan Riset Pengelolaan Lahan Sub Optimal Gambar 6. Workshop Pengembangan LSO diikuti 8 dengan Kunjungan Lapangan di Banyuasin Gambar 7. Rakor Balitbang Se-Sumatera 8 di Palembang, Sumatera Selatan Gambar 8. Peserta Koordinasi Awal Pelaksanaan Riset PKPP 9 Gambar 9. Peninjauan ke Pabrik Minyak Sawit (PMS) 12 milik PTPN XIII di Ngabang Gambar 10. Menegristek, Pimpinan LPNK 13 dan Gubernur Kalimantan Selatan Berdialog dengan Stakeholder Iptek Koridor Kalimantan Gambar 11. Diskusi Penguatan Jaringan Penyedia 13 Antar Peneliti dan Lembaga Litbang Gambar 12. FGD Efisiensi Energi Listrik di Pabrik Kelapa Sawit 14 PT. Perkebunan Nusantara XIII (PTPN XIII), Pontianak Gambar 13. Rapat Koordinasi Program PKPP Koridor Kalimantan 14 Gambar 14. Rapat Koordinasi Pengembangan Jaringan 15 Penyedia dengan Pengguna di Kalteng Gambar 15. Koordinasi Program MP3EI Koridor Kalimantan: 15 Dokumen MP3EI Diposisikan Sebagai Live Document Gambar 16. Rapat Koordinasi Pembangunan SDM 15 & Iptek di Provinsi Sulawesi Selatan Gambar 17. Koordinasi Pelaksanaan Program PKPP 17 Koridor Sulawesi Gambar 18. Rapat Koordinasi SDM & Iptek Koridor Sulawesi 17 Gambar 19. Rapat Pencanangan Pelaksanaan Program Iptek 20 Koridor 6 di Kementerian Ristek Jakarta Gambar 20. Lahan Rawa Pasang Surut dengan Tata Kelola Air 23 yang Baik Siap ditanami dengan Tanaman Pangan di Banyuasin Sumatera Selatan Gambar 21. Lokasi Uji Galur Harapan Padi Berumur Genjah 23 di Banyuasin Sumsel Gambar 22. Kaji Terap Pengelolaan Lahan Rawa Pasang Surut 23 di Tanjung Jabung Timur Gambar 23. Pemasangan Pintu Air di Banyuasin 23 Gambar 24. Rapat Survei Pemetaan Sistem Inovasi Daerah 24 Berbasis Kelapa Sawit untuk Mendukung MP3EI Koridor Sumatera Gambar 25. Buah Sawit Hasil Riset PPKS 25 Gambar 26. Kawasan Industri Sei Mangke 25 Gambar 27. Konsep Masterplan Mendukung Revitalisasi 30 Puspiptek sebagai STP & Pembangunan Jaringan fiber optic sepanjang 12.000 m Gambar 28. Pengesahan Puspiptek Menjadi Anggota 30 World Technopolis Association (WTA) pada the 7th WTA General Assembly di Hsinchu - Taiwan Gambar 29. Workshop Pengembangan Jaringan STP dan Inisiasi 30 Pembentukan Asosiasi STP Indonesia Gambar 30. FGD di Kalimantan Timur 33 Gambar 31. Koordinasi dan Sinkronisasi Kegiatan Pangan 33 di Kalimantan Selatan Gambar 32. Workshop on Professional Writing Skills 34 Gambar 33. Dr. Charles Dunlap Associate Program 35 Director CRDF Global Gambar 34. Peralatan Pengolah Kelapa 38 Gambar 35. Pelatihan ATP di Kab. Minahasa Utara 39 Gambar 36. Workshop Nasional - Peningkatan Produksi Pangan 41 Berbasis Teknologi IPAT BO Gambar 37. Sosialisasi Kompetisi Technopreneurship Pemuda 41 Gambar 38. Sosialisasi Perijinan Peneliti Asing di Sulawesi Tengah 42 Gambar 39. Peresmian Laboratorium Universitas Hasanuddin 42 Gambar 40. Sosialisasi Pembentukan Pusat Inovasi di Papua 44 Gambar 41. Kliping dari Cendrawasih Pos 8 Desember 2011 44 Rubrik EKBIS (Berita Ekonomi & Bisnis) hal 23 Gambar 42. Kunjungan ke UPT BKBL LIPI Ambon 44 Gambar 43. Kunjungan ke Universitas Pattimura 44 Gambar 44. Kunjungan ke Kantor Gubernur Maluku diterima 44 oleh Wakil Gubernur dan Kepala Bappeda Maluku Gambar 45. Buku Program Iptek Untuk Koridor Ekonomi 6 66 Gambar 46. Tindaklanjut Program Iptek 71 di Koridor Ekonomi Kepulauan Maluku dan Papua

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Daftar Tabel

vi

Daftar Tabel
Tabel 1. Penelitian Terkait Kelapa Sawit melalui Insentif PKPP 25 di Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi Tabel 2. Penelitian Terkait Karet melalui Insentif PKPP 26 di Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi Tabel 3. Penelitian Terkait Batubara melalui Insentif PKPP 26 di Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi Tabel 4. Rekapitulasi Anggaran Program Insentif 26 Riset SINas Tahun 2012 Tabel 5. Insentif Pembentukan Sentra HKI Tahun 2012 KE Jawa 27 Tabel 6. Insentif Penguatan Sentra HKI Tahun 2012 KE Jawa 27 Tabel 7. Insentif Raih HKI Tahun 2012 KE Jawa 28 Tabel 8. Lokasi dan Anggaran Kegiatan Insentif Spesifikasi 31 Lokasi yang Dibiayai Tahun 2012 Tabel 9. Rekapitulasi Jumlah Penelitian Berdasarkan Bidang Fokus 31 dan Daerah Lokus Insentif PKPP di Koridor II (Jawa) Tabel 10. Calon Center of Excellence 36 Tabel 11. Peran Stakeholder Pengembangan 39 Klaster Kelapa berbasis ATP Tabel 12. Rekapitulasi Anggaran Program Insentif PKPP Tahun 2012 47 Tabel 13. Rekapitulasi Jumlah Penelitian Berdasarkan Bidang Fokus 48 dan Daerah Lokus Insentif PKPP di Koridor II (Jawa) Tabel 14. Rekapitulasi Anggaran Program Insentif 48 Riset SINas Tahun 2012 Tabel 15. Rekapitulasi Proposal Insentif Riset SINas Tahun 2012 49 Tabel 16. Lokasi dan Anggaran Kegiatan Insentif Spesifikasi Lokasi 49 Tabel 17. Insentif Pembentukan Sentra HKI Tahun 2012 KE Jawa 50 Tabel 18. Insentif Penguatan Sentra HKI Tahun 2012 KE Jawa 50 Tabel 19. Insentif Raih HKI Tahun 2012 KE Jawa 51 Tabel 20. Paket Teknologi Insentif SINas 2012 Koridor Sulawesi 52 Tabel 21. Insentif PKPP 2012 Koridor Sulawesi 55 per Bidang Ekonomi Utama dan Lembaga Tabel 22. Daftar Usulan Insentif PKPP 2012 di Nusa Tenggara Timur 56 Tabel 23. Dana yang Diberikan untuk Penelitian 60 di Koridor Ekonomi Papua - Kepulauan Maluku Tabel 24. Insentif SINas di Koridor Ekonomi 71 Papua dan Maluku 2012 Tabel 25. Insentif PKPP Kementerian Riset dan Teknologi 71 di Koridor Ekonomi Papua dan Maluku 2012 Tabel 26. Insentif Speklok di Koridor Ekonomi 72 Papua dan Maluku 2012 Tabel 27. Kegiatan Koridor Ekonomi Kepulauan 72 Maluku dan Papua 2013 Tabel 28. Rencana Kegiatan 2013 72 Tabel 29. Kegiatan Ekonomi dan Rekomendasi di Koridor 6 untuk Pilar Ke-3 Khususnya Iptek (Sumber : Dokumen MP3EI) 73

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Laporan Tahunan Kementerian Riset dan Teknologi 2011 Inovasi untuk Kesejahteraan Rakyat

Bab 1 Pendahuluan

Pendahuluan
Dalam rangka meningkatkan daya saing perekonomian nasional, pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 telah menetapkan agenda aksi jangka panjang pembangunan ekonomi yang merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan nasional yaitu Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 2025 (MP3EI). Program ini makin menguatkan arah kebijakan pembangunan nasional dalam mencapai Visi Indonesia 2025, yaitu Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur. Lahirnya MP3EI dimulai dari arahan Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono saat Retreat Kabinet Terbatas pada 30 Desember 2010. Presiden RI menyampaikan bahwa tantangan pembangunan ke depan semakin berat. Dinamika ekonomi regional dan global mewajibkan Indonesia untuk selalu siap menghadapi perubahan. Keberadaan Indonesia di pusat baru gravitasi ekonomi regional dan global, yaitu kawasan Timur Asia, mengharuskan kita mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk mempercepat Indonesia sebagai negara maju, dimana hasil pembangunan dapat dinikmati secara merata oleh seluruh rakyat. Not Business as Usual. Slogan ini merupakan landasan utama Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan tercermin dalam kinerja Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI), dimana keterlibatan daerah, BUMN, dan swasta sangat intensif. Diawali dengan proses penyusunan konsep oleh pemerintah, dokumen MP3EI diperkaya oleh stakeholder --terutama dari dunia usaha-- melalui serial dialog intensif, interaktif, dan partisipatif.

Bab 1

Gambar 1. Aspirasi Pencapaian PDB Indonesia

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 1 Pendahuluan

Melalui MP3EI, percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi diharapkan akan menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025, dengan pendapatan per kapita berkisar antara USD 14.250 USD 15.500, dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USD 4,0 4,5 Triliun. Untuk mewujudkannya diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4 7,5 persen pada periode 2011 2014, dan sekitar 8,0 9,0 persen pada periode 2015 2025. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan dibarengi oleh penurunan inflasi dari sebesar 6,5 persen pada periode 2011 2014 menjadi 3,0 persen pada 2025. Kombinasi pertumbuhan dan inflasi seperti itu mencerminkan karakteristik negara maju. Target tersebut masuk akal, karena sampai tahun 2010, Indonesia masih menjadi salah satu produsen besar di dunia untuk berbagai komoditas, antara lain kelapa sawit (penghasil dan eksportir terbesar di dunia), kakao (produsen terbesar kedua di dunia), timah (produsen terbesar kedua

di dunia), nikel (cadangan terbesar keempat di dunia) dan bauksit (cadangan terbesar ketujuh di dunia) serta komoditas unggulan lainnya seperti besi baja, tembaga, karet dan perikanan. Indonesia juga memiliki cadangan energi yang sangat besar seperti misalnya batubara, panas bumi, gas alam, dan air yang sebagian besar dimanfaatkan untuk mendukung industri andalan seperti tekstil, perkapalan, peralatan transportasi dan makanan-minuman. MP3EI sendiri bukanlah dokumen eksklusif dan terpisah, tetapi merupakan dokumen perencanaan, yang melengkapi dokumen perencanaan yang telah ada, antara lain Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20102014. Ada tiga strategi utama yang dikembangkan dalam dokumen MP3EI yaitu: 1) Pengembangan potensi ekonomi melalui koridor ekonomi, 2) Penguatan konektivitas nasional, dan 3) Penguatan kemampuan SDM dan Iptek nasional. Segenap lembaga pemerintah diminta berkontribusi aktif

Gambar 2. Potensi Sumber Daya Alam Indonesia

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 1 Pendahuluan

sesuai bidang kompetensinya untuk melaksanakan strategi utama ini melalui sinergi dan koordinasi kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Peningkatan kemampuan iptek termasuk dalam strategi utama ke-3 diatas dan merupakan elemen penting sebagai penghela pertumbuhan ekonomi yang bertumpu pada peningkatan nilai tambah. Dalam konteks MP3EI, maka Kementerian Riset dan Teknologi berperan penting dalam mengimplementasikan strategi utama ketiga. Salah satu yang dikembangkan Kementerian Riset dan Teknologi adalah pengembangan Sistem Inovasi Nasional (SINas) yang di dalamnya terdapat program Sistem Inovasi Daerah (SIDa) dan Pusat Inovasi (Pusat Unggulan). Inovasi menjadi kritikal dalam pengembangan ekonomi Indonesia, sehingga diperlukan dukungan sistem yang dapat diandalkan. Hal ini tercantum dalam konsep Inisiatif Inovasi 1-747 dalam MP3EI. Sesuai dengan pembentukan koridor-koridor pembang-

unan ekonomi dalam MP3EI, maka pengembangan SIDa dan Pusat Inovasi di atas disesuaikan untuk setiap koridor tersebut, dengan penguatan klaster inovasi sebagai Center of Excellence (CoE) atau Pusat Unggulan dalam rangka mendukung peningkatan kemampuan berinovasi. Pembangunan koridor ekonomi ini dilakukan berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai negara yang terdiri atas ribuan pulau dan terletak di antara dua benua dan dua samudera, wilayah kepulauan Indonesia memiliki sebuah konstelasi yang unik, dan tiap kepulauan besar memiliki peran strategis masing-masing yang ke depannya akan menjadi pilar utama untuk mencapai Visi Indonesia tahun 2025. Dengan memperhitungkan berbagai potensi dan peran strategis masing-masing pulau besar (sesuai dengan letak dan kedudukan geografis masingmasing pulau), telah ditetapkan 6 (enam) koridor ekonomi seperti tergambar pada Gambar 3.

Gambar 3. Peta Koridor Ekonomi Indonesia

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 1 Pendahuluan

Tema pembangunan di masing-masing koridor ekonomi di atas dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut : Koridor Ekonomi 1 (Sumatera) memiliki tema pembangunan sebagai Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional; Koridor Ekonomi 2 (Jawa) memiliki tema pembangunan sebagai Pendorong Industri dan Jasa Nasional; Koridor Ekonomi 3 (Kalimantan) memiliki tema pembangunan sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional; Koridor Ekonomi 4 (Sulawesi) memiliki tema pembangunan sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas dan Pertambangan Nasional; Koridor Ekonomi 5 (Bali - Nusa Tenggara) memiliki tema pembangunan sebagai Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional; Koridor Ekonomi 6 (Papua - Kepulauan Maluku) memiliki tema pembangunan sebagai Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan, Energi, dan Pertambangan Nasional. Di dalam strategi pembangunan ekonominya, Koridor Ekonomi Sumatera berfokus pada enam kegiatan ekonomi utama, yaitu Kelapa Sawit, Karet, Batubara, Perkapalan dan Besi Baja yang memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi koridor ini, serta pengembangan Kawasan Strategis Nasional Selat Sunda.

Kegiatan ekonomi utama pengolahan besi baja yang terkonsentrasi di Banten juga diharapkan menjadi salah satu lokomotif pertumbuhan koridor ini, terutama setelah adanya upaya pembangunan Jembatan Selat Sunda. Pengembangan Koridor Ekonomi Jawa mempunyai tema Pendorong Industri dan Jasa Nasional. Selain itu, strategi khusus Koridor Ekonomi Jawa adalah mengembangkan industri yang mendukung pelestarian daya dukung air dan lingkungan. Secara umum, Koridor Ekonomi Jawa memiliki kondisi yang lebih baik di bidang ekonomi dan sosial, sehingga Koridor Ekonomi Jawa berpotensi untuk berkembang ekonomi berbasis manufaktur ke jasa. Koridor ini dapat menjadi benchmark perubahan ekonomi dari yang sebelumnya fokus pada industri primer menjadi fokus di industri tersier, sebagaimana telah terjadi di Singapura, Shenzen dan Dubai. Untuk Koridor Ekonomi Kalimantan pendekatan yang dilakukan dalam konsep MP3EI adalah teknik industri. Selain sebagai lumbung energi, potensi pangan di wilayah tersebut juga sangat penting, sehingga Kementerian Riset dan Teknologi dapat memberikan kontribusi dalam menserasikan antara kegiatan utama yaitu: minyak & gas, batubara, kelapa sawit, besi baja, bauksit dan perkayuan. Pada koridor ini masing-masing provinsi telah membentuk tim komite KP3EI kecuali Kalbar yang masih dalam proses- yang secara keseluruhan dikoordinir oleh Gubernur Kalsel.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 1 Pendahuluan

Koridor Ekonomi Sulawesi mempunyai tema Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, dan Pertambangan Nikel Nasional. Koridor ini diharapkan menjadi garis depan ekonomi nasional untuk pasar Asia Timur, Australia, dan Amerika. Koridor Ekonomi Sulawesi memiliki potensi tinggi di bidang ekonomi dan sosial dengan kegiatan-kegiatan unggulannya. Pembangunan Koridor Ekonomi Sulawesi berfokus pada kegiatan-kegiatan ekonomi utama pertanian pangan, kakao, perikanan dan nikel. Selain itu, kegiatan ekonomi utama minyak dan gas bumi dapat dikembangkan dan potensial untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi di koridor ini. Pengembangan Koridor Ekonomi Bali - Nusa Tenggara yang memiliki tema Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di koridor ini di mana 17 persen penduduknya saat ini berada di bawah garis kemiskinan serta memiliki ketimpangan pendapatan yang cukup tinggi yaitu sebesar IDR 17,7 juta per kapita (antara kabupaten/ kota terkaya dan termiskin di dalam koridor ini). Koridor ini juga memiliki kondisi sosial yang cukup baik, terlihat dari tingginya tingkat harapan hidup sebesar 63 tahun, tingkat melek huruf sebesar 80 persen serta tingkat PDRB per kapita sebesar IDR 14,9 juta, yang lebih tinggi dibandingkan PDB per kapita nasional sebesar IDR 13,7 juta.

Sementara itu, Koridor Ekonomi Provinsi Maluku bersama Provinsi Papua, Papua Barat dan Maluku Utara, kegiatan ekonomi utamanya adalah pertanian, pangan, tembaga, nikel, minyak dan gas bumi serta perikanan. Sejak ground breaking pertama kali oleh Bapak Presiden di bulan Juli 2011, sekitar 1 tahun yang lalu, berbagai kegiatan dalam masing-masing strategi utama dan dalam 6 Koridor Ekonomi telah banyak dilakukan, termasuk juga dalam strategi utama ke-3, dimana Kementerian Riset dan Teknologi turut berkontribusi. Dalam rangka monitoring dan evaluasi untuk konsolidasi pelaksanaan MP3EI di masa-masa yang akan datang, khususnya pada strategi utama ke-3, maka diperlukan informasi terkait perkembangan pelaksanaan Program MP3EI yang telah dilaksanakan Kemenristek di masing-masing Koridor Ekonomi. Untuk keperluan tersebut, maka disusunlah Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI. Dalam laporan ini disampaikan kegiatan Kementerian Riset dan Teknologi yang telah dilakukan, bantuan yang telah diberikan, program/kegiatan yang telah disepakati, serta rencana program tahun 2012-2013 terkait dengan strategi ke-3 MP3EI, yakni penguatan kemampuan SDM dan Iptek Nasional, selama satu tahun sejak Program MP3EI digulirkan. Laporan disusun dalam 7 Bab, masing-masing Bab membahas perkembangan kegiatan di masing-masing koridor ekonomi.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 2 Rapat-rapat Persiapan

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 2 Rapat-rapat Persiapan

Rapat-rapat Persiapan
2.1. KORIDOR EKONOMI 1 (SUMATERA) Koordinasi Awal Koordinasi awal di Sumatera Barat bertempat di Bappeda Sumatera Barat, untuk melakukan pemetaan keunggulan/potensi masing-masing daerah yang akan diangkat dalam koridor MP3EI, serta mencari potensi dari kabupaten/kota yang betul-betul memenuhi syarat masuk ke koridor ekonomi Sumatera. Tematik Pangan Rapat Koordinasi Kegiatan Tematik Pangan di Sumatera Selatan tanggal 11-13 April 2012 terkait implementasi kegiatan pangan di Kab. Banyuasin Sumatera Selatan. Rakor dihadiri oleh Pusat Unggulan Riset Pengelolaan Lahan Sub Optimal UNSRI, Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum (BP3U) Mariana KKP, BPTP Kemtan, dan Pemda Banyuasin.

Bab 2

Konsorsium Lahan Sub Optimal Rapat Koordinasi Konsorsium Lahan Sub Optimal tanggal 20 Januari 2012 dengan anggota konsorsium lahan sub optimal, Balitbangnovda Sumsel, dan PURPLSO. Pertemuan menyepakati akan menyelenggarakan workshop pengelolaan lahan sub optimal di Palembang.

Gambar 5. Rapat Koordinasi Anggota Konsorsium Lahan Sub Optimal, Balitbangnovda, dan Pusat Unggulan Riset Pengelolaan Lahan Sub Optimal

Gambar 4. Rapat Koordinasi dengan PUR-PLSO, BP3U, BPTP dan Pemda Banyuasin

Pada tanggal 23-24 Februari 2012, bertempat di Palembang, Sumatera Selatan dilaksanakan workshop pengembangan lahan sub optimal Banyuasin. Kegiatan ini merupakan kerjasama Kementerian Ristek, Kemtan, Balitbangnovda Sumsel, dan Pusat Unggulan Riset PLSO UNSRI. Workshop dihadiri lembaga anggota konsorsium lahan sub optimal di antaranya BPPT, BATAN, LIPI, Kemtan,

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 2 Rapat-rapat Persiapan

UNSRI, IPB, UNPAD, UNDANA, UNLAM, KTNA, dan lembaga litbang yang ada di Sumsel. Workshop berhasil menyusun draft Roadmap pengembangan lahan suboptimal dan peran/kontribusi masing lembaga dalam pengembangan lahan suboptimal.

provinsi melakukan pemetaan SDM dan iptek yang lebih operasional dan rinci untuk mendukung kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Sumatera, dan 2) Penguatan SIDa harus berbasis pada potensi daerah dan dapat mencontoh model SIDa yang telah dikembangkan oleh Provinsi Sumsel.

Gambar 6. Workshop Pengembangan LSO diikuti dengan Kunjungan Lapangan di Banyuasin

Gambar 7. Rakor Balitbang Se-Sumatera di Palembang, Sumatera Selatan

Rapat Koordinasi Daerah Litbang se Provinsi Bengkulu Rapat Koordinasi Daerah Litbang se Provinsi Bengkulu tanggal 3 April 2012 yang dihadiri Kepala BPP Kemendagri, Deputi Kelembagaan Iptek Kemenristek, Kepala Balitbangnov Provinsi Sumsel untuk mensinergikan Program SIDa se Provinsi Bengkulu dan SINas dalam kerangka MP3EI koridor I Sumatera. Rapat Koordinasi Litbang Koridor Sumatera Rapat Koordinasi Litbang Koridor Sumatera tanggal 28 Februari 2012, bertempat di Graha Bina Praja, Palembang, bekerjasama dengan Balitbangnovda. Dalam sambutannya, Menristek menekankan pentingnya pengembangan SDM dan Iptek untuk mendukung MP3EI & mendorong masingmasing daerah untuk mengembangkan SIDa. Sedangkan Gubernur Sumatera Selatan dalam sambutannya menekankan pada pemberdayaan potensi daerah melalui sinkronisasi program SIDa dalam kerangka MP3EI. Peserta rakor berasal dari 11 Provinsi di koridor Sumatera dan Banten, Perguruan Tinggi, dan instansi lainnya. Setelah membuka Rakor, Menristek melakukan kunjungan dan dialog di Balai Penelitian Karet di Sembawa, Banyuasin. Rakor menghasilkan rekomendasi : 1) Agar setiap

Koordinasi Awal Pelaksanaan Insentif Riset PKPP PKPP di koridor Sumatera berjumlah 136 kegiatan yang tersebar dalam tujuh kegiatan ekonomi utama, khusus di Provinsi Sumsel dan Jambi terdapat 25 kegiatan PKPP yang terkonsentrasi pada komoditas utama yaitu karet, sawit, batubara dan pertanian. Koordinasi awal pelaksanaan insentif riset PKPP telah dilakukan di Balitbangnovda Sumsel pada 24 April 2012. Peserta adalah para peneliti yang mendapat insentif riset PKPP dan aktor penggunanya (Pemda, asosiasi pengusaha karet, dan masyarakat). Rapat Koordinasi dilaksanakan di Kementerian Riset dan Teknologi tanggal 29 Februari dan 5 Maret 2012. Pengelola MP3EI Sumatera Utara dan NAD serta pengelola PKPP Ristek akan segera melakukan rapat koordinasi dengan para peneliti PPKP yang lokasi penelitiannya di Nanggro Aceh Darussalam (NAD) dan diteruskan melaksanakan FGD antara peneliti PPKP Ristek tahun 2012 dengan Pemerintah Daerah Provinsi NAD di Banda Aceh. Rapat koordinasi dan evaluasi semester dengan para peneliti PKPP koridor Sumatera pada bulan Juli 2012 di Jakarta. Pelaksanaan seminar hasil penelitian PKPP koridor Sumatera akan dilaksanakan pada bulan Nopember 2012 di Medan Sumatera Utara dan di Banda Aceh NAD.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 2 Rapat-rapat Persiapan

Rakor Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Koordinasi dan mengikuti Rakor Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) se Sumatera di Medan pada tanggal 15 dan 16 Maret 2012 untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di Badan Penelitian dan Pengembangan di lingkungan Koridor Sumatera dan merumuskan action plan implementasi kegiatan MP3EI Koridor Sumatera. Tindak lanjut hasil Rakor akan dilaksanakan Rakor lanjutan yang akan dilaksanakan di Manado Sulawesi Utara. Selain itu akan terus diperkuat sinergi antara BPP se Sumatera dengan Lembaga Litbang di bawah Kementerian Ristek terkait program MP3EI khususnya Komoditas Kelapa Sawit dan Karet.

meningkatkan peran Balitbangda, misalnya, untuk ijin penelitian di daerah nantinya harus ada ijin ke balitbangda terlebih dahulu. Provinsi Jawa Tengah Provinsi Jawa Tengah berfokus pada pembenahan infrastruktur guna meningkatkan segi konektivitasnya. Hingga kini dukungan dana untuk SDM dan Iptek di Prov. Jateng sebesar 0,01% dari APBD. Hal yang sudah terbesit dan ingin segera dilaksanakan untuk SDM dan Iptek ialah pengembangan SDM yang ideal guna memenuhi kebutuhan industri melalui sertifikasi keahlian dan peningkatan keterampilan. Selain itu, Pemprov Jateng bermaksud mendirikan pusat unggulan SDM Iptek melalui pembentukan kabupaten dan kota inovatif (kini berada di Pekalongan dan selanjutnya akan dikembangkan di Semarang dan Brebes). Dalam lingkup yang lebih kecil, desa inovatif juga telah dikembangkan, yaitu di Demak dan Boyolali. Terkait itu, pusat unggulan yang ingin dikembangkan oleh Pemprov Jateng antara lain klaster UMKM, pengembangan biofarmaka, batik, bordir dan konveksi. Guna mendukung hal tersebut maka telah dibangun inkubator teknologi dan bisnis sebanyak 12 klaster di 12 kabupaten/kota se-Jateng. Khusus mengenai pemenuhan kebutuhan SDM MP3EI di Jateng, Pemprov Jateng sudah menyiapkan programprogram yang selaras dengan tujuan tersebut, yaitu: Program pengembangan fasilitas pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Program pembangunan baru pendidikan Community College (CC) Kabupaten/Kota yaitu: Kab Temanggung, Kab Kudus, Kota Magelang dan Kab Jepara. Sementara itu, Program Pemenuhan kebutuhan Iptek MP3EI Jawa Tengah adalah pembentukan Center of Excelence Konsorsium Pengembangan Obat Herbal dan Jamu di Karanganyar, Surakarta. Provinsi DIY Provinsi DIY bukanlah merupakan koridor ekonomi utama dalam MP3EI, akan tetapi sebagai koridor pendukung, terutama dalam scope Jawa Selatan. Prov. DIY memiliki keunggulan dalam segi SDM dan Iptek, disamping itu tingkat pengangguran sebesar 5,4% termasuk rendah

Gambar 8. Peserta Koordinasi Awal Pelaksanaan Riset PKPP

2.2. KORIDOR EKONOMI 2 (JAWA) Rapat Koordinasi Rapat Koordinasi Implementasi MP3EI Program SDM dan Iptek Koridor Ekonomi Jawa dilaksanakan tanggal 30 Mei 2012. Rapat dibuka oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi, dalam sambutannya menekankan bahwa MP3EI untuk ditangani secara serius dan baik, karena dibandingkan dengan koridor lainnya, perputaran uang lebih dari 50% berada di KE Jawa. Selain itu, 57% PDB ada di Pulau Jawa dan infrastruktur relatif lebih baik daripada pulau-pulau yang lain. Setiap koridor diharapkan terdapat pusat-pusat unggulan dengan memenuhi dari segi kemanfaatan dan akademis. Hingga kini sudah ada 4 pusat unggulan yang dibina dan 1 pusat unggulan yang baru saja di-launching, yaitu pusat unggulan kelapa sawit di Sumatera. Tantangan berikutnya adalah bagaimana

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

10

Bab 2 Rapat-rapat Persiapan

jika dibandingkan dengan provinsi lainnya. Selain itu, DIY merupakan provinsi yang mempunyai penduduk miskin tidak terlalu besar. Angka IPM DIY menempati rangking 4 nasional dan angka harapan hidup berada paling atas di Indonesia. Industri yang cocok untuk ditumbuhkembangkan ialah industri kecil dan jasa, termasuk di dalamnya pariwisata. Program iptek yang sedang digalakkan di DIY antara lain Yogya learning gateway ICT. Melalui aplikasi teknologi berbasiskan IT, terutama dalam pelayanan pemerintah kepada masyarakat, maka kualitas pelayanan akan lebih prima dan efisien. Program-program SDM dan iptek lainnya yang dijalankan oleh Pemprov DIY, yaitu : Pengembangan Taman Pintar; Pendidikan: pengembangan visi kelautan dengan merintis SMK Kelautan di Kab. Gunungkidul dan Kabupaten Kulonprogo, pendidikan berkeadilan gender, pengembangan life skill education, rintisan sekolah bertaraf Internasional, membangun tujuan education for all; Pengembangan energi alternatif di Bantul, yaitu pengembangan Pantai Pandan Simo Bantul dengan memanfaatkan kekuatan kecepatan angin. Terdapat 35 unit turbin angin yang sudah dipasang dengan tinggi rata-rata 18 m; Pengembangan Baron Techno Park (BTP) di Gunung Kidul dengan fokus pada usaha supplai air bersih, peningkatan kapasitas solar, dan sebagainya melalui 4 zona, yaitu: Zona Kontemplatif-Rekreatif, Zona InformatifRekreatif, Zona Edukatif-Rekreatif, dan Zona KontemplatifEdukatif; Pengembangan integrated water resource management berupa proyek Bribin tanpa memakai energi listrik, yakni dengan menggunakan perbedaan ketinggian. Ini merupakan proyek air bersih dengan pengembangan teknologi mikrohidro, pemanfaatan sungai bawah tanah dengan kedalaman 104 m dibawah tanah guna mengatasi kekurangan air bersih wilayah selatan Gunungkidul. Provinsi Jawa Timur Provinsi Jawa Timur sebagai subsistem dari MP3EI dengan penegasan utamanya adalah pada peningkatan ekonomi, hal ini dibuktikan dengan angka PDRB Jatim kedua terbesar di Jawa dan indeks pertumbuhan ekonomi mencapai 7,22% (paling tinggi se-Indonesia). Keunggulan Jatim selanjutnya yaitu kinerja sektor perdagangan merupakan yang kedua terbesar setelah Provinsi DKI Jakarta, sedangkan kinerja investasi Jatim terbilang cukup tinggi, 134%. Oleh karena itu, Bappeda Jatim berkeinginan

meningkatkan peran Jatim sebagai pusat ekonomi utama Jawa, sejajar dengan DKI Jakarta melalui program MP3EI. Pemprov Jatim selama ini telah melakukan kegiatankegiatan yang berkaitan dengan MP3EI, antara lain Sosialisasi MP3EI Tingkat Provinsi meliputi SKPD Provinsi dan 38 Pemkab/Pemkot, Pembentukan KP3EI Daerah, Sosialisasi KP3EI Tingkat Provinsi. Ada tiga koridor pertumbuhan ekonomi utama di Jatim, yakni : - Koridor Pertumbuhan 1 (dengan pusat pertumbuhan Bangkalan, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Malang Raya): Perdagangan, Hotel dan Restaurant; Industri dan Pergudangan; Transportasi; Keuangan; Bank. - Koridor Pertumbuhan 2 (dengan pusat pertumbuhan Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro) : Sektor Industri /Pengolahan Hilir idustri berbasis agro, kelautan dan tambang); Pergudangan; Transportasi; Energi. - Koridor Pertumbuhan 3 (dengan pusat pertumbuhan, Mojokerto, Jombang, Kediri, Nganjuk, Madiun) : Perdagangan (hasil pertanian), Hotel dan Restaurant; Industri penglolahan dan Pergudangan; Transportasi. Provinsi Jawa Barat Penguatan kelembagaan MP3EI di Provinsi Jawa Barat diciptakan melalui pembentukan TIM Kerja Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Jawa Barat (Keputusan Gubernur Jabar No. 500.05/Kep.1265-Admrek/2011) untuk mengkoordinasikan Pelaksanaan MP3EI Tahun 2011-2025 di Jawa Barat. Berkaitan dengan peningkatan pilar SDM dan Iptek dalam MP3EI di Provinsi Jabar maka dilaksanakan beberapa kebijakan penguatan lembaga litbang dan riset yaitu : a). Memerankan institusi yang bergerak di arena sains dan teknologi (ITB, UNPAD, dan PT lainnya di Jawa Barat) untuk memberikan advisory, b) Mengkaji berbagai teknologi yang dapat diterapkan dalam implementasi proyek-proyek MP3EI Jawa Barat, c) Menyiapkan dukungan SDM sesuai dengan kompetensi dalam pelaksanaan proyek-proyek MP3EI di Jawa Barat, dan d) Mengkaji dampak implementasi MP3EI di Jawa Barat dari aspek sosial, perubahan biofisik wilayah, serta aspek lainnya. Provinsi DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta adalah pusat pemerintahan negara, pusat perekonomian, pusat kegiatan pendidikan

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 2 Rapat-rapat Persiapan

11

dan kebudayaan, serta politik ASEAN dan salah satu sentra politik Asia Pasifik (UU No. 29 Tahun 2007) tentu memiliki peran besar dalam eksistensinya. Ibukota yang kini berpenduduk 9,7 juta pada malam hari dan 12 juta pada siang hari tentu masih berkutat pada berbagai persoalan, seperti kemiskinan dan banjir. Dengan IPM tertinggi di Indonesia (78,00) dan pertumbuhan ekonomi 6,7% tentu berpotensi untuk lebih maju lagi apabila disinergikan dengan program MP3EI. Jakarta sebagai ibukota negara secara otomatis bisa melaksanakan transformasi ekonomi sebagaimana dalam buku utama MP3EI dengan slogan do business as not usual. Arahan yang diamanatkan kepada Pemprov DKI Jakarta untuk pilar SDM dan Iptek antara lain: - Pengembangan kegiatan ekonomi utama telematika : Membangun data center dan data recovery center berbasis potensi dan SDM dalam negeri; Mendorong capacity building sektor telematika di setiap komponen masyarakat pada masyarakat umum, instansi pemerintahan dan pembuat keputusan (decision maker); Membangun industri aplikasi dan konten digital dalam negeri; Memperluas scope kemampuan laboratorium uji sehingga dapat menguji sesuai spesifikasi teknis negara lain; Membangun dan mengembangkan Smart and Techno Park. - Pengembangan kegiatan ekonomi utama transportasi di Jabodetabek Area dan Infrastruktur : Mendorong transfer pengetahuan dan teknologi, dimana kemampuan manufaktur Indonesia terbatas pada aktivitas dengan nilai tambah rendah (penting untuk menaikkan posisi manufaktur Indonesia dalam rantai nilai yang tidak lagi hanya memproduksi komponen yang sederhana tetapi juga memproduksi komponen elektris dan transmisi yang kompleks); Meningkatkan kemampuan SDM agar dapat menyediakan cukup tenaga ahli/terampil sehingga mampu mengerjakan pekerjaan dengan nilai tambah lebih tinggi, terutama untuk menarik investasi. Secara lebih rinci implementasi MP3EI di DKI Jakarta, dijabarkan dalam tiga jenis program yang telah dicanangkan oleh Pemprov DKI Jakarta yaitu : - Infrastruktur: MRT Lbk. Bulus Dukuh Atas; MRT Extension Dukuh Atas Kp. Bandan; MRT East West; 6 ruas Jalan Tol; KA Bandara; Loopline integration; Terminal Bus Pulo Gebang; Pelabuhan Penyeberangan Muara Angke; Integrasi Jaringan Public Transport (Busway & MRT);

Peningkatan Pelayanan Loopline; Perluasan Pelabuhan Pelindo (Kali Baru); Peningkatan Transportasi Laut; Energi; MPA; Giant Sea Wall; Pengembangan Waduk & Polder; Intermediate Treatment Facility (Sunter, Marunda & Cakung Cilincing); Sewage System. - Jabodetabek Area: KEK Marunda; Perpipaan air minum Jatiluhur; Terminal Agribisnis; Penataan sungai dari Hulu Hilir; Pengembangan/Penataan Kawasan Industri (Garment, makanan/minuman, logam, spareparts otomotif ); Penataan Tempat Penampungan Ayam (TPA) & Tempat Pemotongan Ayam (TPmA); Industri Pariwisata & MICE; Industri Ikan & Pengolahannya; Penataan Pelabuhan TPS Nizam Zachman dan TPI Muara Angke; Industri Televisi Digital; Industri Property; Pengembangan Kota Tua sebagai Pusat Industri Kreatif; Intelligence Transportation System (ITS). - Telematika: Cyber City; Jaringan fiber optic; Penataan Menara Telekomunikasi Bersama & Menara Telekomunikasi Micro cell; Industri Kreatif techno preneurship; Perluasan Pemanfaatan Data EKTP; Pengembangan (EGovernment); Membangun Sistem Informasi Perencanaan; Membangun Sistem informasi Pengelolaan Keuangan Daerah. Banten Provinsi Banten sebagai gerbang pintu masuk Jawa dari Sumatera dalam MP3EI terbagi ke dalam dua koridor, yaitu Banten Bagian Selatan (Kab. Serang, Kota Cilegon, Kota Serang, Kab Pandeglang, Kab lebak) masuk dalam KE Sumatera yang dihubungkan oleh Jembatan Selat Sunda. Sedangkan Banten Bagian Utara, (Kab Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan) masuk dalam KE Jawa. Apabila dikontekstualisasikan dengan KE Jawa, maka potensi yang wajib dikembangkan adalah industri dan perdagangan. Ada beberapa industri yang ditetapkan sebagai prioritas oleh Pemprov Banten dalam rangka mendukung MP3EI. Industri-industri tersebut antara lain: Makanan Minuman (Tahun 2010: 192 industri); Tekstil (Tahun 2010: 123 industri); Peralatan Transportasi (Tahun 2010: 185 industri); Perkapalan; Telematika (Tahun 2010: 15 industri); Alutsista (Tahun 2010: 30 industri, berkenaan dengan industri logam dasar); Jabodetabek Area. Ketujuh industri tersebut merupakan pionir industri di Banten sehingga MP3EI dirasakan sangat perlu diimplementasikan untuk industri tersebut.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

12

Bab 2 Rapat-rapat Persiapan

2.3. KORIDOR EKONOMI 3 (KALIMANTAN) Rapat Koordinasi Dengan PT. Perkebunan Nusantara XIII Pontianak Pada Tanggal 10 - 12 April 2012 Pada tanggal 10-12 April 2012 dilaksanakan koordinasi dengan PTPN XIII Pontianak, dalam rangka mendorong kolaborasi lembaga litbang dengan litbang perusahaan di Koridor Ekonomi Kalimantan. Rapat koordinasi juga dihadiri oleh Peneliti di bidang kelapa sawit dari LIPI. Pihak manajemen PTPN XIII sangat terbuka untuk menjalin kerjasama dengan Kemenristek dan lembaga litbang, khususnya dalam riset bersama (bibit unggul, budidaya, proses pengolahan sawit menjadi minyak sawit dan turunannya, pengembangan pabrik biodiesel, audit energi, analisa tanah), dan pemanfaatan teknologi tepat guna (seperti mesin pencacah, dll). Selain koordinasi dengan manajemen PTPN XIII, juga dilakukan peninjauan langsung ke salah satu pabrik minyak sawit (PMS) milik PTPN XIII di Ngabang untuk mengidentifikasi lebih jauh peluang kerjasama dengan LPNK Ristek dalam mengatasi permasalahan di lapangan. Beberapa hal yang dapat diidentifikasi antara lain : - Efisiensi proses, khususnya efisiensi penggunaan energi masih dirasakan cukup rendah dan bisa ditingkatkan. Hal ini karena alasan pabrik yang sudah cukup tua. Perlu

dilakukan audit energi secara keseluruhan. Kemenristek akan mengundang pihak PTPN XIII untuk menyampaikan permasalahan ini pada FGD yang akan dilaksanakan di Jakarta. - Bahan baku buah sawit yang masuk ke pabrik, kualitasnya sangat beragam, dan tidak ada kontrol kualitas bahan baku sebelumnya. Hal ini menyebabkan rendemen dan kualitas minyak sawit yang dihasilkan tidak konsisten. Pembenahan harus dimulai di level budidaya sawit. - Limbah yang dihasilkan (berupa tandan sawit kosong), belum dimanfaatkan dan diolah secara optimal. Saat ini tandan sawit dibiarkan begitu saja di belakang pabrik dan menjadi permasalahan sendiri. Penggunaan insenerator untuk pembakaran limbah diindikasikan pengeluaran gas metan yang berbahaya bagi lingkungan, sehingga tidak difungsikan lagi. Saat ini, karena limbah semakin banyak, insenerator akan difungsikan kembali. Disarankan limbah tandan kosong dapat dimanfaatkan antara lain untuk diolah menjadi bio-etanol yang teknologinya sedang dikembangkan oleh LIPI.

Gambar 9. Peninjauan ke Pabrik Minyak Sawit (PMS) milik PTPN XIII di Ngabang

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 2 Rapat-rapat Persiapan

13

Rakor Litbang se-Kalimantan

Gambar 10. Menegristek, Pimpinan LPNK dan Gubernur Kalimantan Selatan Berdialog dengan Stakeholder Iptek Koridor Kalimantan

Diskusi Penguatan Jaringan Penyedia Antar Peneliti dan Lembaga Litbang Melalui Pembentukan Forum dan Sentra HAKI di Banjarmasin (Kalimantan Selatan) bertempat di Rektorat Universitas Lambung Mangkurat yang merupakan kerja sama antara LPPM Universitas Lambung Mangkurat dengan Kementerian Riset dan Teknologi RI. Diskusi dihadiri para peneliti di lingkungan Universitas Lambung Mangkurat, Badan Litbang Pemda, perwakilan dari universitas lain di Kalsel dan perwakilan dari KADIN. Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan diskusi pada tanggal 22 Februari 2012, menyimpulkan pembentukan forum dan Sentra HAKI sebagai solusi menjawab permasalahan di Kalimantan Selatan terkait MP3EI. Rapat Koordinasi dan Kunjungan dalam Rangka Pengembangan Jaringan Penyedia dengan Pengguna di Banjarmasin pada Tanggal 10 11 Mei 2012 Pada tanggal 10-11 Mei 2012, dilakukan koordinasi dan kunjungan ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Koordinasi dan kunjungan ini dalam rangka pengumpulan data-data atau informasi terkait dengan perkembangan bidang energi di Propinsi Kalimantan Selatan. Hal ini sesuai dengan kondisi Kalimantan sebagai lumbung energi nasional yang memasok produksi batu bara sebanyak 50% dan memasok produksi LNG sebanyak 30%. Focus Group Discussion Efisiensi Energi Listrik Di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara XIII Pada Tanggal 26 Juni 2012 Isu seputar penghematan dan pemanfaatan teknologi energi baru dan terbarukan menjadi masalah serius yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Dalam rangka mendorong hal ini, Pemerintah telah menetapkan beberapa kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan energi nasional. Selain

Menegristek saat bersama Gubernur Kalimantan Selatan dan 7 pimpinan LPNK Ristek melakukan dialog interaktif dengan peserta rapat koordinasi stakeholder iptek koridor Kalimantan untuk mendukung program MP3EI dan SIDa pada tanggal 26 Desember 2012 di gedung Abdi Persada, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Output dari kegiatan koordinasi ini adalah memperkuat sinergi secara nasional, dan diharapkan dapat mensinergikan semua lembaga litbang untuk membangun Kalimantan. Diskusi Penguatan Jaringan Penyedia Antar Peneliti dan Lembaga Litbang Melalui Pembentukan Forum dan Sentra HAKI di Kalimantan Selatan

Gambar 11. Diskusi Penguatan Jaringan Penyedia Antar Peneliti dan Lembaga Litbang

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

14

Bab 2 Rapat-rapat Persiapan

itu dalam Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) juga ditetapkan bahwa energi merupakan salah satu fokus dari 8 program utama. Hal ini mengindikasikan bahwa energi merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia. Dibandingkan dengan negara lain seperti India dan Jepang, konsumsi energi di Indonesia masih boros. Dengan demikian upaya penghematan energi yang disertai dengan pengembangan energi baru dan terbarukan sangat diperlukan untuk mewujudkan ketersediaan energi. Terkait dengan hal tersebut bekerjasama dengan Kantor Penelitian dan Pengembangan Propinsi Kalimantan Barat menyelenggarakan FGD Efisiensi Energi Listrik di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara XIII (PTPN XIII) pada tanggl 26 Juni 2012. FGD ini digelar untuk mendorong penerapan manajemen energi dalam rangka efisiensi energi dan pemanfaatan teknologi energi terbarukan di pabrik kelapa sawit PTPN XIII. FGD ini juga menghadirkan narasumber Peneliti dari LIPI dan BPPT, dan perwakilan dari Dewan Riset Daerah Propinsi Kalimantan Barat. Sedangkan peserta pada FGD ini terdiri dari unsur akademisi seperti Politeknik Pontianak, Universitas Tanjungpura, unsur pemerintah seperti dinas pertambangan dan energi Propinsi Kalimantan Barat, serta unsur bisnis yang diwakili oleh PTPN XIII. Dari kegiatan FGD ini diharapkan dengan dukungan kemampuan teknologi dari peneliti, Propinsi Kalimantan Barat dapat memaksimalkan potensi yang ada sebagai lumbung energi nasional.

Rapat Koordinasi Program PKPP Koridor Kalimantan

Gambar 13. Rapat Koordinasi Program PKPP Koridor Kalimantan

Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai upaya sinkronisasi antara kegiatan insentif PKPP dengan MP3EI khususnya di Koridor Kalimantan. Acara yang dihadiri oleh para peneliti utama LPNK Ristek dan perwakilan dari beberapa provinsi Kalimantan, merupakan tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Lembaga Litbang Se-Kalimantan yang diadakan pada 26 Januari 2012 lalu di Banjarmasin, yang dihadiri oleh Menegristek dan 7 kepala LPNK serta berbagai stakeholder iptek terkait se-Kalimantan. Koordinasi PKPP Kalimantan Tengah FGD Sinergi Kegiatan PKPP dengan Stakeholder di Koridor 3 (Kalimantan): Kalimantan Tengah, diselenggarakan tanggal 9 Mei 2012 di Aula Bappeda Provinsi Kalsel, Palangkaraya. Beberapa hal yang mengemuka antara lain adanya keinginan dari peneliti agar program PKPP bisa dilaksanakan secara multi year agar terjadi kesinambungan program, melibatkan perguruan tinggi setempat, perlunya penyiapan lembaga pengelola bagi teknologi yang diterapkan, serta perlunya masing-masing koordinator kegiatan PKPP untuk menyampaikan rencana serta laporan pelaksanaan kegiatannya kepada Bappeda Provinsi.

Gambar 12. FGD Efisiensi Energi Listrik di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara XIII (PTPN XIII), Pontianak

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 2 Rapat-rapat Persiapan

15

Rapat Koordinasi Pengembangan Jaringan Penyedia dengan Pengguna di Kalimantan Tengah pada Tanggal 9 Mei 2012 Dalam rangka mendorong pengembangan jaringan penyedia dengan pengguna dan mendorong terciptanya kolaborasi riset lembaga litbang dengan litbang perusahaan serta termanfaatkannya hasil riset untuk kepentingan masyarakat, diselenggarakan rapat koordinasi dengan peneliti dan stakeholder terkait di Propinsi Kalimantan Tengah. Rapat koordinasi yang diselenggarakan pada tanggal 9 Mei 2012 di Aula Bappeda Propinsi Kalteng ini bertepatan dengan kegiatan koordinasi antara peneliti yang mendapat Insentif Peningkatan Kemampuan Penelti dan Perekayasa (Insentif PKPP) dengan para mitranya. Rapat koodinasi ini diharapkan dapat mewujudkan peningkatan pembangunan ekonomi daerah melalui kolaborasi akademisi/peneliti, pelaku bisnis/swasta, dan pemerintah. Hasil rapat koordinasi tersebut juga diperoleh masukan mengenai keinginan dari peneliti agar program PKPP bisa dilaksanakan secara multiyear agar terjadi kesinambungan program. Disamping itu, perguruan tinggi setempat agar dilibatkan serta perlunya penyiapan lembaga pengelola bagi teknologi yang akan diterapkan.

Koordinasi KE Kalimantan dengan Person in charge (PIC) KE Kalimantan (Balitbang Kementan)

Gambar 15. Koordinasi Program MP3EI Koridor Kalimantan: Dokumen MP3EI Diposisikan Sebagai Live Document

Rapat koordinasi yang dilakukan di ruang rapat Lt. 7 Gedung II BPPT tanggal 4 Juni 2012 selain menyepakati untuk meningkatkan komunikasi, juga mengharapkan agar Kementan menunjuk kontak person yang akan mengatur koordinasi-koordinasi selanjutnya. 2.4. KORIDOR EKONOMI 4 (SULAWESI) Rapat Koordinasi Rapat Koordinasi Penyamaan Persepsi Pembangunan SDM & Iptek di Provinsi Sulawesi Selatan.

Gambar 14. Rapat Koordinasi Pengembangan Jaringan Penyedia dengan Pengguna di Kalteng

Gambar 16. Rapat Koordinasi Pembangunan SDM & Iptek di Provinsi Sulawesi Selatan

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

16

Bab 2 Rapat-rapat Persiapan

Dalam rangka menyamakan persepsi pembangunan SDM dan Iptek sebagai salah satu pilar dalam MP3EI, Kementerian Riset dan Teknologi, pada tanggal 15-17 Februari 2012 melakukan koordinasi di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbangda) Provinsi Sulawesi Selatan. Koordinasi ini dihadiri oleh beberapa Balai Penelitian yang ada di Sulawesi Selatan seperti Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) Kemtan, BPP BAP Maros Kemen KKP, Balitsereal Maros Kementan, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) Kemenper in, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin, Lemlit UMI Makassar, DRD - Sulawesi Selatan dan beberapa perwakilan dari Balitbang Prov. Sulawesi Selatan terkait dengan sinergi penelitian lintas sektor pusat dan daerah serta peta potensi unggulan dalam membangun Pusat Unggulan (CoE). Disamping itu didiskusikan terkait Jakstrada Balitbangda Prov Sulsel yang sudah ada namun masih perlu advokasi dari Kementerian Ristek sehingga ada sinkronisasi. Koordinasi penyamaan persepsi ini menghasilkan beberapa kesimpulan dan tindaklanjut yang diperlukan, antara lain : - Dalam rangka memadukan sinergisme kerja berbagai unsur kelembagaan litbang daerah di Sulawesi Selatan, peran strategis Balitbangda berfungsi untuk membentuk jalinan hubungan interaktif yang memadukan unsur-unsur kelembagaan litbang iptek daerah dalam menghasilkan kinerja dan manfaat lebih besar dibandingkan apabila masing-masing unsur kelembagaan berjalan secara sendiri-sendiri. - Untuk mengembangkan jaringan tersebut seluruh elemen Litbang SKPD wajib menyampaikan usulan kegiatan dalam hubungan yang saling mengisi, melengkapi, memperkuat, dan menghindarkan terjadinya tumpang tindih yang merupakan pemborosan. - Untuk menentukan keberhasilan program-program, aspek-aspek yang harus diperhatikan antara lain : Penggalakan difusi iptek untuk menumbuhkan potensi daerah dalam menunjang pelaksanaan otonomi daerah Pembentukan sinergi positif melalui jaringan kerjasama antar pelaku iptek di sektor produksi, litbang dan pendidikan serta dengan unsur penunjang lainnya

Koordinasi sistem kelembagaan litbang iptek agar dapat secara terpadu membentuk kemampuan litbangyasa, menumbuhkan kapasitas inovasi dan produksi, meningkatkan efektivitas pendidikan dan latihan serta mempertajam kemampuan penyusunan kebijakan iptek termasuk pendukungnya Harmonisasi antara pendekatan perencanaan dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas agar sumber daya yang terbatas dapat secara optimal menyelesaikan permasalahan pembangunan yang nyata terutama dalam implementasi pembangunan MP3EI. - Dalam membangun riset unggulan di Sulawesi Selatan perlu didasarkan pada pendekatan multidisiplin yang terbagi dalam 4 (empat) bidang yakni 1). Rumpun ilmu tekno-sains, 2). Rumpun ilmu kesehatan, 3). Rumpun ilmu agro dan 4). Rumpun ilmu eksbudhum (ekonomi, sosial, budaya, hukum). Adapun dalam Ilmu tekno-sains, tema riset yang menjadi unggulan terkait dengan mitigasi dan manajemen sumber daya alam. Sedangkan dalam ilmu kesehatan mengambil 2(dua) tema yakni gizi dan penyakit tropis dan manajemen & risiko kesehatan dan keselamatan. Dalam agrokompleks adalah ketahanan pangan dengan focus pada 1) produksi, 2) distribusi dan 3) konsumsi. - Untuk menunjang keberhasilan implementasi MP3EI, terkait dengan Center of Excellent (CoE) perlu diskusi mendalam apakah akan membangun CoE didasarkan pada MP3EI (kakao, tambang) ataukah diluar MP3EI misalnya udang, kentang, rumput laut, sapi, padi, jagung. - Terkait koridor Sulawesi perlu ditetapkan roadmap dari satu komoditas (yang terkait dengan CoE) bisa CoE kakao, rumput laut, dan sebagainya dimana Sulawesi Selatan difokuskan ke pusat Ekonomi, Sulawesi Barat terkait pembibitan dan sebagainya. Koordinasi Pelaksanaan Program PKPP Koridor Sulawesi Tujuan dari pelaksanaan koordinasi Program PKPP Koridor Ekonomi Sulawesi adalah menciptakan saluran transaksi antara pengguna iptek (Pemda Provinsi) dengan penghasil Iptek (peneliti) sehingga hasil penelitian dapat manfaatkan secara optimal.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 2 Rapat-rapat Persiapan

17

Gambar 17. Koordinasi Pelaksanaan Program PKPP Koridor Sulawesi

Pelaksanaan koordinasi juga dilakukan dalam rangka : a). Penyamaan persepsi antara pengguna iptek (Pemda Provinsi) dengan penghasil Iptek (peneliti), b) memperoleh gambaran Kebutuhan Pemerintah Daerah (Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Gorontalo) terkait dengan kegiatan Iptek, c) Pola interaksi antara kegiatan penelitian dengan pemda (balitbangda) di Koridor Sulawesi. Koordinasi Pelaksanaan Program Beberapa PKPP Koridor Sulawesi menghasilkan kesimpulan dan tindaklanjut yang diperlukan, antara lain : - Optimalisasi dan sinkronisasi penelitian akan tercapai, jika ada kerjasama antara lembaga litbang (pelaku litbang) dengan instansi terkait di Sulawesi. - Usulan kegiatan penelitian perlu dikoordinasikan dengan pemda setempat (balitbangda). - Hasil penelitian di satu provinsi dapat dimanfaatkan oleh provinsi lainnya. - Pentingnya pemanfaatan sistem informasi yang

dikembangkan oleh program PKPP. - Perlu adanya penelitian baru berupa new initiative dalam mendukung pelaksanaan MP3EI di koridor Sulawesi berupa suatu komoditas yang tidak masuk dalam komoditas utama namun mempunyai pengungkit bagi peningkatan ekonomi daerah/masyarakat. Rapat Koordinasi SDM & Iptek Koridor Sulawesi Tujuan dari pelaksanaan Rakor SDM dan Iptek di Koridor Ekonomi Sulawesi adalah mengkonsolidasikan aktor inovasi dari unsur akademisi/peneliti, dunia usaha/industri, masyarakat, legislator, dan pemerintah dalam kerangka penguatan SDM dan Iptek di koridor ini. Diharapkan dengan adanya pelaksanaan rakor ini akan menghasilkan suatu kesepakatan mengenai penguatan pilar ke-3 dari MP3EI yaitu SDM dan Iptek di Koridor Ekonomi Sulawesi. Adapun sasaran yang hendak dicapai adalah tersusunnya rekomendasi kebijakan dan indikasi program yang dapat mendukung pelaksanaan Masterplan Penguatan Kemampuan SDM dan Iptek Koridor Sulawesi.

Gambar 18. Rapat Koordinasi SDM & Iptek Koridor Sulawesi

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

18

Bab 2 Rapat-rapat Persiapan

Sesuai dengan tujuan pelaksanaan rakor ini, kegiatan rakor melibatkan berbagai pihak, seperti: - Pusat: Lembaga Pemerintah Kementerian (Kementerian Perikanan dan Kelautan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Dalam Negeri); dan Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (Bappenas, BPPT, LIPI, BIG, LAPAN, BATAN, BAPETEN dan BSN). - Daerah: Perwakilan daerah provinsi se-Sulawesi : Gubernur, Sekda, Balitbangda/BRD; Perwakilan Perguruan Tinggi se-Sulawesi : Rektor, Kepala LPPM, Kepala Pusat Studi; Perwakilan KADINDA se-Sulawesi; dan Industri terkait di Sulawesi. Sesuai dengan bidang kegiatan ekonomi utama koridor Sulawesi, hasil rumusan Rapat Koordinasi SDM & Iptek Koridor Sulawesi dapat dikelompokkan dalam tiga (3) bidang ekonomi utama, yaitu : - Komisi Pertanian Pangan dan Kakao: Pusat Unggulan Kakao (PUK) dalam mendukung MP3EI Koridor Sulawesi; Pusat Unggulan Kakao (PUK) terdiri dari SDM, Iptek, Infrastruktur, dan jaringan oleh karena itu dibutuhkan Feasibility Study (FS); Komunikasi antar berbagai kelembagaan akan terus dilaksanakan untuk memperkuat rencana PUK; Mempertimbangkan sumberdaya manusia, Iptek, Infrastruktur penunjang maka menunjuk UNHAS sebagai koordinator yang berfungsi untuk memfasilitasi PUK se Sulawesi dalam mendukung MP3EI; dan Skema kelembagaan PUK dalam mendukung MP3EI se Sulawesi akan diperkaya oleh sharing ide dari berbagai pihak khususnya dalam program-program yang akan dilaksanakan. - Komisi Kelautan dan Perikanan: Sepakat untuk menjadikan Sulawesi Selatan sebagai Pusat Unggulan Rumput Laut; Kelembagaan untuk pengembangan Pusat Unggulan Rumput Laut terdiri dari sub pusat unggulan yang berada di provinsi Se Sulawesi; Untuk pengembangan Pusat Unggulan Rumput Laut, perlu ditindaklanjuti dengan Feasibility Study (FS); dan Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan sebagai Ketua Forum Pusat Unggulan Rumput Laut se Sulawesi, bertugas menginisiasi pertemuan berikutnya dalam pembuatan FS. - Komisi Migas dan Nikel: Inventarisir sumberdaya mineral nikel di Sulawesi; Inventarisir migas di Sulawesi; Pemetaan sumberdaya manusia bahan tambang nikel dan migas; Grand design sumberdaya mineral nikel,

sumberdaya migas; Grand design energy alternative CBM (Coal Bed Methane); Design teknologi pengolahan mineral; dan Pemetaan sumberdaya energy air (untuk proses pengolahan mineral skala industri kecil). Rencana tindak dari hasil rumusan Komisi Pertanian/ Pangan/Kakao dan Komisi Kelautan/Perikanan pelaksanaan tugas dikoordinir oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Balitbangda Sulsel). 2.5. KORIDOR EKONOMI 5 (BALI & NUSATENGGARA) Rapat Koordinasi Rapat-rapat yang akan dilakukan dalam mendukung pengembangan SIDa dan pelaksanaan MP3EI : Rapat persiapan FGD dan workshop pembentukan, pengembangan dan penguatan SIDa; Rapat pembentukan tim SIDa; Rapat penentuan fokus dan lokus (wahana interaksi/pilot project) SIDa; Rapat pembuatan master plan dan road map/rencana aksi SIDa; Rapat koordinasi identifikasi masalah dan pengembangan teknologi/inovasi untuk pengembangan industri garam di NTT. Rapat Koordinasi Program PKPP di Provinsi Bali - Jumlah Proposal penerima Program Insentif PKPP Koridor Ekonomi (KE) V Bidang Pariwisata sebanyak 29 paket, yang terdiri dari: 16 Paket dengan Lokus di Bali, 7 Paket dengan Lokus NTB, 5 Paket dengan Lokus NTT dan 1 Paket Umum; - Telah melakukan pertemuan koordinasi informal dengan peneliti dari BPPT tanggal 19 Maret 2012 di Kemenristek dan dengan peneliti dari Kemenparekraf tanggal 26 Maret 2012; - Seluruh 29 Paket/Peneliti telah mengirimkan Laporan Kemajuan (Progress Report) dengan Lokus dan Fokus nya masing-masing.; - Sebagian besar Peneliti telah melakukan survey/ peninjauan lapangan, dan bahkan beberapa Peneliti sudah melakukan tahapan akhir survey dan juga sudah melakukan pelatihan sesuai dengan judul proposal nya, misal dari Kemenkominfo (Peningkatan Penerapan Open Source Software Di Provinsi Nusa Tenggara Barat) yang sudah melakukan Pelatihan Open Source di Pemkab Lombok Barat dengan 2 Tahap Pelatihan, yaitu Tahap I 13 14 Juni 2012, dan Tahap II tanggal 20 21 Juni 2012 di Pemkab Lombok Barat.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 2 Rapat-rapat Persiapan

19

2.6. KORIDOR EKONOMI 6 (PAPUA - KEPULAUAN MALUKU) Koordinasi Pelaksanaan Penelitian PKPP Koordinasi pelaksanaan penelitian PKPP di koridor 6 tanggal 26 April 2012, di Kementerian Ristek Jakarta. Pertemuan dihadiri 21 peneliti yang memiliki kegiatan di koridor ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku, dibahas kemajuan, kendala dan rencana selanjutnya masingmasing kegiatan. Beberapa point penting dari pertemuan antara lain: - Pada tanggal 25 April 2012 telah dilakukan koordinasi awal dengan para Kepala Bappeda di Koridor Ekonomi 6 (Kepala Bappeda Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat). Para Kepala Bappeda mengharapkan adanya sinergi dalam implementasi ketiga pilar MP3EI di Koridor Ekonomi 6. Untuk itu, koordinasi akan dilakukan bersama dengan Kementerian Perhubungan sebagai Koordinator Koridor 6, Bappenas koordinator pilar II (konektivitas), Ristek dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai koordinator Pilar III (SDM Iptek). Dari hasil pertemuan juga ditetapkan bahwa pencanangan kegiatan iptek di koridor ekonomi 6 akan diselenggarakan pada 6 Juni 2012, bertempat di Ambon yang rencananya akan menghadirkan Menko Perekonomian dan Menristek. - Untuk persiapan kegiatan pencanangan, seperti juga yang sudah diinfokan pada pertemuan di Serpong 8 Februari 2012, para peneliti koridor 6 diharapkan untuk mengumpulkan ringkasan penelitian yang berisi latar belakang penelitian, tujuan penelitian, hasil akhir penelitian, pelaksana (nama dan lembaga) dan foto-foto kegiatan. - Selain pencanangan kegiatan iptek di koridor ekonomi 6 pada Juni 2012, para peneliti juga diharapkan dapat memanfaatkan peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-17 yang akan diselenggarakan pada 8 11 Agustus 2012 di Bandung. Hasil penelitian dalam bentuk alat atau publikasi, diharapkan dapat ditampilkan pada acara ini. - Untuk kemudahan komunikasi antar peneliti dan penanggung jawab koridor, telah dibentuk milis koridor 6 dengan alamat: koridor6_pkpp@googlegroups. com. Pemaparan Rencana Pencanangan Pilar 3 Pemaparan Rencana Pencanangan Pilar 3 (SDM Iptek) di Koridor 6 MP3EI, tanggal 25 April 2012 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan. Rapat dihadiri oleh Kepala Bappeda

Maluku, Perwakilan dari Bappeda Maluku Utara, Perwakilan dari Bappeda Papua, Perwakilan dari Bappeda Papua Barat dan Perwakilan dari Balitbang Kementerian Perhubungan sebagai Koordinator MP3EI Koridor 6. Kesimpulan dari pertemuan ini adalah: - Lokasi penyelenggaraan kegiatan pencanangan yang disepakati adalah Kota Ambon. - Diharapkan adanya sinergi dalam implementasi ketiga pilar MP3EI di Koridor Ekonomi 6. Untuk itu, koordinasi akan dilakukan bersama dengan Kementerian Perhubungan sebagai Koordinator Koridor 6, Bappenas koordinator pilar II (konektivitas), Ristek dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai koordinator Pilar III (SDM Iptek). Rapat Koordinasi Rapat koordinasi tanggal 27 April 2012 di Kementerian Ristek Jakarta untuk menghimpun kegiatan iptek di koridor ekonomi 6 (Papua dan Kep. Maluku) dari berbagai kementerian/lembaga. Hadir pada pertemuan ini perwakilan dari Biro Perencanaan BPPT, BSN, LIPI, LAPAN, BIG, dan BAPETEN, serta perwakilan dari Litbang Kementerian Perhubungan, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertahanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Sosial dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Program Masing-Masing LPNK Paparan dan penyampaian rencana program masingmasing LPNK pada tanggal 7 Juni 2012, di Kementerian Ristek Jakarta. Pertemuan ini untuk menginventarisasi kegiatan-kegiatan pengembangan iptek oleh LPNK dan K/L di Koridor 6 serta usulan acara untuk pencanangan. Rapat dihadiri oleh perwakilan Kementerian Ristek, LPNK dan K/L terkait, yaitu BATAN, BAPETEN, BPPT, LAPAN, LIPI, Kemendagri, Kemenhub, Kemenhut, KKP dan Kementan. Pencanangan Rapat rencana pencanangan program iptek di koridor 6 tanggal 15 Juni 2012 di Kementerian Ristek Jakarta, untuk mengkoordinasikan pelaksanaan pencanangan program iptek di koridor ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku serta rencana kunjungan Tim Kementerian Riset dan Teknologi ke Pemerintah Provinsi Maluku dan Universitas Pattimura. Hadir pada pertemuan ini perwakilan dari Kepala Pusat Teknologi Agroindustri BPPT, Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI dan dari Kementerian Ristek. Pencanangan pelaksanaan program iptek untuk mendukung pengembangan pusat ekonomi di Koridor

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

20

Bab 2 Rapat-rapat Persiapan

Papua dan Kepulauan Maluku tanggal 18 Juni 2012 di Kementerian Ristek Jakarta. Pertemuan ini dimaksudkan untuk menyelaraskan penyelenggaraan pencanangan kegiatan iptek di koridor ekonomi 6 (Papua dan Kep. Maluku). Hadir pada pertemuan ini perwakilan dari PT. Weda Bay Nickel, PT. Nusa Halmahera Minerals, PT. Freeport Indonesia, PT. Medco Energi Downstream Indonesia, PT. Solway Management Indonesia, dan BP Berau Ltd. Hasil pertemuan disimpulkan bahwa: Pihak swasta mendukung terselenggaranya acara pencanangan iptek di Koridor Ekonomi 6; Pihak Kementerian Ristek diminta membuat format isian data-data yang dibutuhkan dari pihak swasta; Pihak swasta terutama di sektor pertambangan (usaha kecil) membutuhkan paket teknologi pengolahan hasil tambang, karena hasil tambang tidak boleh lagi dijual dalam bentuk bahan mentah; Perusahaanperusahaan besar minyak dan gas pada umumnya sudah menguasai teknologi yang dibutuhkan, diusulkan adanya kerjasama pengembangan teknologi untuk pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan CSR perusahaan tersebut; dan kalangan industri di Koridor Ekonomi 6 dapat memberikan pemaparan kebutuhan iptek, bagaimana menyelesaikan permasalahan kebutuhan iptek serta sebagai masukan untuk pemerintah dalam pembangunan iptek khususnya di Koridor Ekonomi 6.

Rapat-rapat koordinasi dalam rangka persiapan kegiatan di Papua dan Maluku yaitu : tanggal 1 Maret 2012 dengan Bappeda Papua di Jakarta; tanggal 8 Maret 2012 dengan Bappeda Provinsi Maluku Utara di Jakarta; tanggal 30 Maret 2012 dengan Kadin Papua dan pihak industri sagu Papua di Jakarta; tanggal 20 April 2012 dengan Bappeda Papua di Jakarta; tanggal 24 April 2012 Rapat Koordinasi Internal di Jakarta membahas tindak lanjut rapat tanggal 8 Maret 2012 untuk persiapan kegiatan di Maluku Utara.

Gambar 19. Rapat Pencanangan Pelaksanaan Program Iptek Koridor 6 di Kementerian Ristek Jakarta

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 2 Rapat-rapat Persiapan

21

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

22

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

23

Kegiatan yang Telah Dilakukan


Dalam rangka mendukung pelaksanaan MP3EI di 6 Koridor Ekonomi, Kementerian Riset dan Teknologi melaksanakan kegiatan antara lain : 3.1. KORIDOR EKONOMI 1 (SUMATERA) Implementasi Program Tematik Pangan Kegiatan tematik pangan di koridor Sumatera dilakukan untuk riset dan diseminasi hasil litbang nasional di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Jambi, khususnya untuk meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman tanaman pangan (padi). Kegiatan diseminasi dilakukan dengan penerapan tata kelola air sehingga padi dapat ditanam 2-3 kali setahun, sedangkan riset dilakukan untuk uji galur harapan padi dari BATAN di Sumatera Selatan. Kemenristek bekerjasama dengan Pusat Data Rawa Unsri dan pemerintah Jambi melakukan kaji terap pengelolaan tata air lahan rawa pasang surut di Tanjung Jabung Timur.

Bab 3

Gambar 21. Lokasi Uji Galur Harapan Padi Berumur Genjah di Banyuasin Sumsel

Gambar 22. Kaji Terap Pengelolaan Lahan Rawa Pasang Surut di Tanjung Jabung Timur

Gambar 20. Lahan Rawa Pasang Surut dengan Tata Kelola Air yang Baik Siap ditanami dengan Tanaman Pangan di Banyuasin Sumatera Selatan

Gambar 23. Pemasangan Pintu Air di Banyuasin

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

24

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

Pemetaan Kematangan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kegiatan survei analisis Sistem Inovasi Daerah dilaksanakan bulan Nopember dan Desember 2011. Pelaksanaan kegiatan difasilitasi Kementerian Riset dan Teknologi melibatkan instansi Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Provinsi Sumatera Utara, Universitas Sumatera Utara, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan berbagai nara sumber dari kalangan akademisi/lembaga Litbang, pebisnis/pelaku usaha dan pemerintah daerah.

Sinergi pelaksanaan MP3EI, antara lain: Insentif Riset PKPP yang disinergikan dengan kebutuhan daerah. Selain itu dilaksanakan juga penguatan SIDa Sumatera Barat sebagai instrumen dalam mencapai MP3EI, serta penguatan SDM Iptek dalam hal ini para peneliti di Lembaga Penelitian dan Pengembangan. Disamping itu dilakukan FGD pemanfaatan bahan baku lokal untuk pembuatan pakan ikan dan ternak di Kab. Pasaman, Pasaman Barat dan Kab. Agam. Dalam program ini Kementerian Perindustrian memberikan mesin-mesin peralatan kepada ketiga kabupaten tersebut sebagai pilot project-nya, dibantu oleh beberapa pihak antara lain: BATAN dalam pengembangan pakan ternak dan ikan berbahan baku tongkol jagung sampai pada pembuatan formulasinya; LIPI akan menganalisa untuk bahan pakan ternak atau ikan berbahan baku limbah kulit cocoa; LIPI Subang bertanggung jawab terhadap peralatan mesin pengolahan bahan baku; BPPT dalam hal pemanfaatan ikan yang mati untuk tepung dan penanganan produksi ikan; Universitas Andalas akan melibatkan mahasiswa KKN dan para peneliti untuk pengembangan dan pelaksanaan Lokakarya; Pemda setempat menyediakan bahan baku dan program serta SDM yang akan dilibatkan dilapangan. FGD Peneliti Program Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) dengan Stakeholder Menyelenggarakan Forum Discussion Group (FGD) Sinergitas Peneliti PKPP dengan Stakeholder di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan untuk mensinergikan kegiatan penelitian yang dibiayai Program PKPP dengan kebutuhan pemangku kepentingan di Sumatera Utara dalam mendukung terealisasinya SIDa sebagai salah satu program MP3EI Koridor Sumatera. Pelaksanaan Program Insentif PKPP Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Sumatera Utara merupakan lembaga yang ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek tahun 2012. Kegiatan riset yang dibiayai Insentif Riset SINas yang sedang dikerjakan oleh PPKS adalah (1) Dukungan program pengembangan desa mandiri energi melalui percepatan difusi dan pemanfaatan teknologi biobriket dari limbah padat industry pengolahan kelapa sawit, (2) Pengolahan limbah cair kelapa sawit dan produksi gas hydrogen dengan menggunakan sel elektrokoagulasi, (3) Aplikasi enzim lipase pada pulp

Gambar 24. Rapat Survei Pemetaan Sistem Inovasi Daerah Berbasis Kelapa Sawit untuk Mendukung MP3EI Koridor Sumatera

Pemetaan kematangan Sistem Inovasi Daerah menggunakan metode ANIS (Analysis of National Innovation System). Hasil pengolahan data kuesioner diperoleh informasi faktor-faktor penentu tingkat kematangan SINas dalam tiga level yaitu level makro, level meso dan level mikro. Ketiga level tersebut mencerminkan peta performa berkaitan dengan implementasi kebijakan pengembangan dan penguatan SIDa, pengembangan dan penguatan kelembagaan iptek, program penguatan inovasi iptek dan pemetaan performa indikator kapasitas kelembagaan inovasi meliputi kalangan universitas, institusi litbang dasar, institusi litbang swasta, inovator, investor swasta, wiraswasta, usaha kecil dan menengah berbasis teknologi dan perusahaan-perusahaan besar berbasis teknologi. Pemetaan Potensi Unggulan Daerah Berbasis SIDa di Sumatera Barat Kegiatan ini sebagai identifikasi awal kegiatan yang benar-benar memanfaatkan hasil litbang untuk peningkatan ekonomi yang berbasis unggulan SIDA. Implementasi MP3EI dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan pilar utama MP3EI dan kegiatan ekonomi utama antara lain : Kelapa Sawit, Karet dan Batubara.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

25

tandan kosong sawit untuk kertas cetak, moulding dan media tanam kecambah kelapa sawit, (4) Pemanfaatan Cocoa Butter Substitute berbahan baku minyak inti sawit dalam pembuatan coklat meses dan produk konfeksioneri, (5) Pengembangan formulasi pakan lengkap berbasis biomassa kelapa sawit, teknik produksi dan pengawetannya untuk ternak Ruminansia. Riset PPKS banyak dilakukan di Bukit Sentang Sumatera Utara. PPKS juga mendukung pengembangan Kawasan Industri Sei Mangke sebagai kawasan industri hilir kelapa sawit.

Gambar 25. Buah Sawit Hasil Riset PPKS

Gambar 26. Kawasan Industri Sei Mangke

Selain PPKS, beberapa lembaga penelitian melalui Insentif PKPP juga mengembangkan komoditas kelapa sawit, sebagaimana terlihat dalam tabel berikut :
Tabel 1. Penelitian Terkait Kelapa Sawit melalui Insentif PKPP di Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Judul Penelitian Implementasi Metode Pengolahan Limbah Padat Industri Sawit untuk Produksi Bioetanol Generasi 2 (Kegiatan Baru) Difusi Teknologi Budidaya Kelapa Sawit di Permukiman Transmigrasi Mendukung MP3EI Penelitian Pola Distribusi Komoditi Kelapa Sawit di Pulau Sumatera Dalam Rangka Mendukung Program MP3EI Kajian Potensi, Kendala dan Tantangan Program Replanting Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat di Provinsi Jambi Pengelolaan Hara Di Perkebunan Kelapa Sawit Berbasis Efisiensi Pemupukan Kajian pemanfaatan limbah ternak sapi terfermentasi untuk meningkatkan produktivitas tanaman sawit

Lembaga LIPI Kemnakertrans Kemhub Kemtan Kemtan Kemtan

Lokasi Sumatera Selatan Sumatera Selatan Sumatera Selatan Jambi Sumatera Selatan Sumatera Selatan

Kementerian Riset dan Teknologi dan Balitbangnovda Sumatera Selatan juga telah menandatangani kerjasama pengembangan komoditas karet. Balitbangnovda Sumatera Selatan sedang membina UKM berbasis karet. Dalam

mengembangkan karet Balitbangnovda tidak bekerja sendiri melainkan berkonsorsium dengan beberapa lembaga seperti Universitas Sriwijaya dan Balai Penelitian Sembawa, sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini :

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

26

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

Tabel 2. Penelitian Terkait Karet melalui Insentif PKPP di Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Judul Penelitian Aplikasi Energi Surya Dalam Pengolahan Ribbed Smoke Sit (RSS) Dengan Menggunakan Asap Cair Sebagai Pengumpulan dan Pengawet Karet SIT di Palembang Kajian Regulasi / Kebijakan untuk Mendukung Pengembangan Industri Hilir Karet di Sumatera Selatan Roadmap Pengembangan Karet Alam menjadi suku cadang alat transportasi di Kawasan Industri Tanjung Api-Api Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan Identifikasi Karakter spesifik unggul karet berdasarkan Metode Sidik Jari DNA mendukung produktifitas karet nasional Kajian Optimalisasi pemanfaatan gawangan Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) TBM dengan beberapa jenis sayuran sebagai tanaman sela Peningkatan Kesejahteraan Petani Melalui Perbaikan Teknologi Budidaya Karet Rakyat di Provinsi Jambi. Kajian Tanaman Sela Padi Ladang Diantara Tanaman Karet Belum Menghasilkan (TBM) Dalam Mendukung Program P2BN Implementasi Model Penyaluran Peralatan Teknologi Tepat Guna Mendukung Peningkatan Kualitas Karet Rakyat Oleh Koperasi

Lembaga BPPT Kemendagri Kemenperin Kementan Kementan Kementan Kementan KUKM

Lokasi Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Sumsel Jambi Jambi Jambi

Tabel 3. Penelitian Terkait Batubara melalui Insentif PKPP di Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi

No. 1.

Judul Penelitian Difusi dan Pemanfaatan Teknologi Pembriketan untuk Batubara Peringkat Rendah Sumatera Selatan Hasil Upgrading dengan Teknologi Slurry Dewatering Peningkatan Batubara Peringkat Rendah Untuk Pengurangan Kadar Karbon Tidak Terbakar Dalam Abu Terbang di PLTU Batubara Proses Peningkatan Mutu Batubara Peringkat Rendah Pendopo Dengan Teknik Slurry Dewatering

Lembaga BPPT

Lokasi Sumsel

2. 3.

BPPT BPPT

Sumsel Sumsel

3.2. KORIDOR EKONOMI 2 (JAWA) Insentif Riset SINas Pada tahun 2012 Kementerian Riset dan Teknologi mengganggarkan sebesar Rp. 89.991.000.000 (delapan puluh sembilan milyar sembilan ratus sembilan puluh satu juta rupiah) untuk program insentif Riset SINas. Berikut di bawah ini tabel rekapitulasi anggaran program insentif Riset SINas Tahun 2012 : Berdasarkan data diatas maka KE Jawa memperoleh porsi anggaran terbesar dalam insentif Riset SINas sejumlah lebih dari 66 milyar rupiah atau 74,27% dengan jumlah proposal dibiayai mencapai 193 penelitian.

Tabel 4. Rekapitulasi Anggaran Program Insentif Riset SINas Tahun 2012

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

27

Insentif Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Program insentif HKI dilaksanakan dengan memperhatikan berbagai kebijakan strategis dan menyesuaikan kepentingan program yang diprioritaskan secara nasional seperti Masterplan Percepatan Program Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), pengembangan program sistem Inovasi Nasional (SINas) dan Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Insentif Hak Kekayaan Intelektual (HKI), terdiri dari : - Insentif Raih HKI, insentif yang ditujukan untuk : Meningkatkan perolehan Hak Paten dan kepemilikan HKI Produk Teknologi dan Produk Kreatif; Meningkatkan minat peneliti untuk melakukan penelitian dan pengem-

bangan yang berpotensi HKI; Meningkatkan tumbuhnya industri nasional berbasis paten domestik; Meningkatkan pemahaman peneliti terhadap pentingnya HKI dalam kaitannya dengan kegiatan litbang. - Insentif Sentra HKI, insentif yang bertujuan untuk pembentukan dan penguatan sentra HKI lembaga/ instansi induk dalam rangka membentuk proses manajemen HKI terpadu mulai dari identifikasi kreativitas, inovasi sampai dengan proses pemasarannya. Insentif sentra HKI terdiri dari : (1) insentif untuk pembentukan sentra HKI, (2) insentif penguatan sentra HKI. Berikut adalah tabel Insentif Raih dan Insentif Sentra HKI untuk KE Jawa Tahun 2012 :

Tabel 5. Insentif Pembentukan Sentra HKI Tahun 2012 KE Jawa

No. 1 2 3

Instansi Proposal Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Kantor Penelitian Pengembangan dan Statistik, Pemerintah Kota Magelang Universitas Ahmad Dahlan

Judul Sentra HKI Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (Sentra HKI-B4T) Sentra MAHAKI Kota Magelang Sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Universitas Ahmad Dahlan Sentra HKI Universitas Trunojoyo Madura Sentra HKI Hang Tuah Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Jember Pasca Sarjana ITN Malang

Alamat Jln. Sangkuriang No. 14 Bandung 40135 Jln. Jend. Sudirman No. 46 Magelang 56126 Jln. Gondosuli No. 1 Yogyakarta 55166 Jl. Raya Telang, Kecamatan Kamal, Bangkalan, Madura 16912 Jln. Arif Rahman Hakim No. 150 Surabaya 60111 Jln. Karimata No. 49 Jember Jawa Timur 68121 Jln. Bendungan Sigura-gura No. 2 Malang 65145

Biaya yang Diusulkan 100.000.000 100.000.000 95.000.000

4 5 6 7

LPPM Universitas Trunojoyo Madura Universitas Hang Tuah Surabaya Universitas Muhammadiyah Jember Institut Teknologi Nasional Malang

100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 695.000.000

Total Insentif Pembentukan Sentra HKI


Sumber: Kementerian Riset dan Teknologi, 2012 Tabel 6. Insentif Penguatan Sentra HKI Tahun 2012 KE Jawa

No. 1

Instansi Proposal Universitas Indonesia

Judul Subdit Pengembangan dan Pengelolaan HKI Direktorat Kemitraan dan Inkubator Bisnis Universitas Indonesia Sentra HKI UNNES

Alamat Direktorat Kemitraan dan Inkubator Bisnis UI, Ged. Science Park DKIB/DRPM Lt. Dasar, Kampus UI Depok Gedung G Lt.1 kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229

Biaya yang Diusulkan 75.000.000

Universitas Negeri Semarang

75.000.000 150.000.000

Total Insentif Penguatan Sentra HKI


Sumber: Kementerian Riset dan Teknologi, 2012.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

28

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

Tabel 7. Insentif Raih HKI Tahun 2012 KE Jawa

No. 1

Instansi Proposal LPPM Universitas Sebelas Maret Surakarta LPPM Universitas Sebelas Maret Surakarta Sentra MAHAKI Kota Magelang Sentra MAHAKI Kota Magelang Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman

Judul Segmen Kolom Struktur Moduler Bangunan Rumah Tinggal Metode Pengayaan Hidrogen Dalam Producer Gas Mesin Pembelah Tahu Pong Sludge Substitusi Bahan Paving Block yang Ekonomis dan Kuat Formulasi Kaldu Biopestisida Berbasis Pseudomonas Fluorescens P60 Mixer Converter Engine Bensin Untuk Dapat Menggunakan Bahan Bakar Biogas Dengan Sistem Diagpragm Metode Penon-Aktifan Enzim Lipoksidase Pada Proses Ekstraksi Sari Kedelai Lokal dengan Menggunakan Perendaman, Perebusan Ca (OH)2 dan Blanching Metode Memperoleh Isolat Bakteri Perombak Lignoselulosa Sebagai Suplemen Pakan Ternak dan Starter Pengolah Limbah Organik Mesin Biopori Universal Portabel Bahan Aktif Antimutagenik dari Rimpang Tumbuhan Famili Zingiberaceae

Alamat Jln. Ahmad Yani No. 200 Pabelan Surakarta Jln. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126 Jln. Jend. Sudirman No. 46 Magelang 56126 Jln. Jend. Sudirman No. 46 Magelang 56126 Jl. Dr. Suparno, Karangwangkal, Purwokerto 53123 Kampus III UMM Jln. Raya Tlogomas 246 Malang 65144

Jenis HKI Paten

Biaya yang Diusulkan 10.000.000

Paten

10.000.000

Paten

10.000.000

Paten

10.000.000

Paten

10.000.000

Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Malang

Paten

9.995.000

Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Malang

Kampus III UMM Jln. Raya Tlogomas 246 Malang 65144

Paten

9.995.000

Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Malang

Kampus III UMM Jln. Raya Tlogomas 246 Malang 65144 Jln. Bendungan Sigura-gura No. 2 Malang 65145 Karangmalang, Depok, Sleman. Yogyakarta 55281

Paten

9.995.000

Pasca Sarjana Institut Teknologi Nasional Malang Lemlit Universitas Negeri Yogyakarta Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fak. Peternakan, IPB Pusat Studi Biofarmaka IPB

Paten

10.000.000

10

Paten

10.000.000

11

Biskuit Pakan Limbah Kampus IPB Darmaga, Tanaman Jagung Jl. Agathis Dramaga Sebagai Sumber Serat Bogor 16680 Untuk Ternak Ruminansia Sediaan Nano Secang sebagai Anti Jerawat dan Kesehatan Kulit Total Insentif Raih HKI Kampus IPB Taman Kencana, Jl. Taman Kencana No. 3 Bogor

Paten

10.000.000

12

Paten

10.000.000 119.985.000

Sumber: Kementerian Riset dan Teknologi, 2012

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

29

Revitalisai Puspiptek Sebagai I-STP (SINas) Salah satu inisiatif pelaksanaan inovasi dalam mendukung pilar ke-3 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 20112025 adalah Revitalisasi Puspiptek sebagai STP dengan tujuan untuk melahirkan IKM/UKM berbasis inovasi dalam berbagai bidang strategis yang mampu mengoptimalkan interaksi dan pemanfaatan sumber daya universitas, lembaga litbang dan dunia usaha sehingga menghasilkan produk inovatif. Kondisi ideal terwujudnya revitalisasi Puspiptek sebagai I-STP, antara lain ditunjukkan oleh: (1) Puspiptek menjadi sebuah I-STP yang memenuhi kriteria/definisi internasional yakni : dikelola oleh profesional khusus, mampu merangsang dan mengatur arus pengetahuan dan teknologi antar universitas, lembaga R&D, dan industri; memfasilitasi penciptaan dan pertumbuhan perusahaan berbasis inovasi melalui inkubasi dan proses spin-off; serta menyediakan layanan nilai tambah lainnya melalui penyediaan ruang dan fasilitas berkualitas tinggi; (2) Puspiptek menjadi sumber inovasi bagi perusahaan/dunia usaha; serta (3) Puspiptek berperan dalam meningkatkan jumlah perusahaan/industri dalam bidang kimia, mesin, teknologi informasi dan komunikasi, serta bidang lain yang

sesuai kompetensi Puspiptek, untuk melakukan inovasi. Langkah optimasi yang dilakukan tahun 2011 yaitu: a) fokus pada penguatan peran intermediasi teknologi dan bisnis dengan mengoptimalkan sumberdaya yang tersedia (jangka pendek 2011-2014) dan revitalisasi Puspiptek (penciptaan STP yang mencakup aktivitas Technology Business Incubation, dan Hi-Tech Industrial Zone, dengan mendorong keterlibatan Pemda dan swasta (jangka panjang); b) Dukungan insentif untuk revitalisasi peralatan laboratorium dan insentif litbang; c) Melaksanakan penyusunan/review masterplan kawasan Puspiptek; d) Membangun infrastruktur fiber optik mendukung sistem informasi dan komunikasi yang handal; e) Penyiapan gedung 124 Puspiptek sebagai pusat intermediasi teknologi dan bisnis ISTP (Gedung seluas k.l 1500 m2 tersebut telah siap digunakan); f ) Sosialisasi tentang Puspiptek dan STP; g) Meningkatkan capacity building SDM dan mengembangkan jejaring ISTP di dunia internasional, melalui pengiriman personil (baik dari internal KRT, STP di daerah, maupun pemerintah daerah) untuk mengikuti pelatihan STP di berbagai negara, yaitu Korea Selatan, China, dan Iran.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

30

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

Gambar 27. Konsep Masterplan Mendukung Revitalisasi Puspiptek sebagai STP & Pembangunan Jaringan fiber optic sepanjang 12.000 m

Gambar 28. Pengesahan Puspiptek Menjadi Anggota World Technopolis Association (WTA) pada the 7th WTA General Assembly di Hsinchu - Taiwan

Gambar 29. Workshop Pengembangan Jaringan STP dan Inisiasi Pembentukan Asosiasi STP Indonesia

Program Diseminasi Teknologi (Insentif Spesifik Lokasi) Kegiatan yang dilaksanakan merupakan usulan pemerintah daerah atau usulan masyarakat yang diketahui oleh Pemda setempat ataupun hasil dari kajian kebutuhan daerah oleh Kementerian Riset dan Teknologi, sehingga kegiatan yang akan dilaksanakan sejalan dengan prioritas daerah sehingga mendapat dukungan pemerintah daerah untuk sharing dana dan telah terdapat kesepakatan antara pemerintah daerah dengan lembaga-organisasi litbangyasa untuk kesinambungan kegiatan. Berikut adalah tabel lokasi dan anggaran kegiatan insentif spesifikasi lokasi yang dibiayai pada tahun 2012.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

31

Tabel 8. Lokasi dan Anggaran Kegiatan Insentif Spesifikasi Lokasi yang Dibiayai Tahun 2012

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah DIY DIY Jawa Timur Jawa Timur

Provinsi

Lokasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat Karawang Bogor Cilacap Wonogiri Batang, Pemalang, Pekalongan Bantul dan Sleman Gunung Kidul Blitar Jember Total

Nilai Insentif 600.000 600.000 300.000 300.000 600.000 300.000 500.000 600.000 600.000 300.000 4.700.000

Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) Anggaran program insentif PKPP untuk Koridor Ekonomi Jawa adalah sebesar Rp. 44.200.000.000,- atau 22,1% dari total anggaran Rp. 200.000.000.000,- yang

dikucurkan untuk insentif PKPP. Di KE Jawa terdapat total 310 penerima insentif PKPP dengan fokus terkait dengan MP3EI sebanyak 207 penelitian.

Tabel 9. Rekapitulasi Jumlah Penelitian Berdasarkan Bidang Fokus dan Daerah Lokus Insentif PKPP di Koridor II (Jawa)

No 1 2 3 4 5 6

Provinsi DKI JAKARTA BANTEN JABAR JATENG DI. YOGYAKARTA JATIM TOTAL :

Fokus MP3EI 24 Penelitian 28 Penelitian 65 Penelitian 30 Penelitian 32 Penelitian 28 Penelitian 207 Penelitian

Pendukung 3 Penelitian 4 Penelitian 27 Penelitian 14 Penelitian 12 Penelitian 11 Penelitian 71 Penelitian

Nasional Strategis 3 Penelitian 1 Penelitian 4 Penelitian 0 Penelitian 3 Penelitian 1 Penelitian 12 Penelitian

Tupoksi Lembaga (Non KE) 3 Penelitian 5 Penelitian 1 Penelitian 2 Penelitian 8 Penelitian 1 Penelitian 20 Penelitian

Total 33 Penelitian 38 Penelitian 97 Penelitian 46 Penelitian 55 Penelitian 41 Penelitian 310 Penelitian

Tabel diatas menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat menjadi mayoritas penerima Insentif PKPP. Sementara itu, DKI Jakarta merupakan yang terkecil. Hal ini menunjukkan

kontribusi nyata Kementerian Riset dan Teknologi terhadap kemajuan penelitian yang salah satunya merupakan fokus MP3EI di KE Jawa.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

32

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

3.3. KORIDOR EKONOMI 3 (KALIMANTAN) Kegiatan Survei Lapangan Kegiatan survei di Samarinda, Kalimantan Timur tanggal 25 - 27 April 2012 bertujuan untuk mendapat data dan informasi mengenai: Pemanfaatan Batubara untuk energi listrik; Menghimpun berbagai permasalahan yang terkait dengan pengelolaan batubara di Kaltim; dan Diskusi mengenai bentuk jaringan atau kolaborasi pengelolaan batubara untuk pemanfaatan energi listrik. Hasil Survei : - Permasalahan pengelolaan potensi batubara untuk tenaga listrik antara lain: Pengelolaan Lingkungan yang belum maksimal; Pembayaran Royalti yang tertunggak (Temuan BPK); Perusahaan banyak yang ingin meningkatkan produksi sementara program reklamasi dan revegetasi kurang dipercepat. Upaya yang dilakukan Pemda Kaltim dalam mengatasi permasalahan tersebut, antara lain: Program reklamasi minimal 70% area tambang dan tumpukan tanah penutup diluar bukaan tambang/pit; Program revegetasi 50% dari luasan lahan yang telah direklamasi; Pembukaan pit baru tidak diijinkan apabila pit lama belum ditutup; Memperbesar biaya pengelolaan lingkungan; Menindaklanjuti hasil temuan sampai dilaksanakan di lapangan; Perlu adanya aturan yang memberikan sanksi kalau pengapalan harus dihentikan sementara apabila pembayaran royalti tidak sesuai aturan (peraturan yang ada selama ini adalah pembayaran royalti dibayar paling lama 1 bulan setelah penjualan). - Jaringan energi batubara di Kalimantan Timur belum berkembang dengan baik, diindikasikan dengan minimnya interaksi dan keterkaitan antar aktor triple helix (ABG). Beberapa inisiasi invensi, baik yang distimulasi oleh perguruan tinggi setempat seperti Universitas Mulawarman maupun lembaga riset pemerintah seperti BPPT dan Pusat Teknologi Mineral dan Batubara, menghadapi kendala yaitu belum adanya kebijakan/ regulasi yang mengatur mengenai invensi serta tidak adanya keberpihakan pemerintah dan BUMN terhadap pemanfaatan hasil invensi teknologi dalam negeri.

- Pemanfaatan batubara di Kaltim sebagian besar digunakan untuk sumber daya listrik (pembangkit). Teknologi yang digunakan umumnya adalah teknologi gasifikasi batubara, salah satunya adalah PLTGB (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Batubara) di Kutai Barat berkapasitas 6 MW namun baru dapat dimanfaatkan sekitar 2 MW. Teknologi gasifikasi yang digunakan oleh perusahaan swasta sebagai mitra pemasok daya ke PLN berasal dari China. PLN membeli listrik dari swasta dan tidak terlibat langsung dengan pemanfaatan teknologi gasifikasi. Kendala yang dihadapi adalah apabila terjadi kerusakan tidak dapat dilakukan perbaikan dengan segera karena harus menunggu teknisi dari counterpart yang ada di China. Untuk itu, pada skala yang terbatas PLN Engineering telah melakukan kerjasama dengan BPPT dalam mengembangkan PLTGB 1 MW. - Pemanfaatan teknologi gasifikasi menimbulkan polusi tar yang sangat mengganggu lingkungan dan masyarakat. PLN berharap adanya teknologi yang bersih untuk digunakan oleh PLN sebagai pengganti teknologi gasifikasi yang sekarang ada. Mengenai hal ini, BPPT sedang mengembangkan teknologi pirolisa sebagai salah satu pengganti teknologi gasifikasi, saat ini masih pada skala laboratorium. BPPT mengharapkan melalui program PKPP, Pemprov Kaltim dan PLN Kaltim dapat membantu untuk mempercepat pengembangan teknologi pirolisa tersebut. - Pemprov. Kaltim khususnya Balitbangda sedang berupaya membangun interaksi dan kolaborasi antara pelaku iptek khususnya di bidang batubara. Melalui koordinasi pelaksanaan insentif PKPP, Balitbangda Kaltim berupaya mempertemukan penyedia iptek (inventor) dengan para stakeholder batubara di Kaltim. Forum ini diharapkan dapat menjadi wahana transformasi teknologi dan sinkronisasi program/kegiatan di berbagai bidang khususnya bidang kajian teknologi pemanfaatan batubara.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

33

- Pengembangan jaringan penyedia iptek dan lembaga regulasi di bidang pemanfaatan batubara di Kaltim memerlukan kebijakan/regulasi yang berpihak pada pemanfaatan teknologi yang dihasilkan oleh para inventor lembaga litbang dan perguruan tinggi di dalam negeri. Peraturan Bersama Kemendagri dan Kemenristek diharapkan dapat memperkuat kolaborasi dan interaksi antara ABG baik di tingkat pusat maupun daerah.

Selatan, Kementerian Perindustrian (Baristran), Universitas Mulawarman (PT), STIE Indonesia, Puslit IAIN, Bappeda Kab. Hulu Sungai Ulu (HSU), DRD Prov Kalsel, Bappeda Kab. Tabalong, Bappeda Kota Banjarmasin, Bappeda Kab Lamandau, PT Adaro, Pemkab Banjarbaru, BKKBN, Peneliti PKPP di Prov Kalimantan Selatan (BPPT, LIPI, LAPAN, BATAN), Kementerian Sosial, Kementerian Perhubungan. Sosialisasi Pemanfaatan Teknologi Nuklir Sosialisasi Pemanfaatan Teknologi Nuklir untuk Kesejahteraan dan Ekpos Program-program Kementerian Riset dan Teknologi, diselenggarakan bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Timur, pada tanggal 26 April 2012 dihadiri peserta berasal dari instansi dilingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (SKPD Pemprov Kalimantan Timur), Kementerian Perindustrian (Baristran), Kementerian Kehutanan, Universitas Mulawarman (PT), LP3M UNTAG, Bank Indonesia Samarinda, Balitbang PT. PLN, Puslitbang Hubud-Kemenhub, DRD, UWGM, dan Peneliti PKPP di Prov Kalimantan Timur (BPPT, LIPI, LAPAN, BATAN, Kementerian Perhubungan). Koordinasi dan Sinkronisasi Kegiatan Pangan di Kalimantan Selatan Koordinasi dan Sinkronisasi Kegiatan Pangan di Kalimantan Selatan pada tanggal 9-11 Mei 2012.

Gambar 30. FGD di Kalimantan Timur

Koordinasi dan Sosialisasi Pemanfaatan Teknologi Nuklir Koordinasi dan Sosialisasi Pemanfaatan Teknologi Nuklir untuk Kesejahteraan, diselenggarakan bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, tanggal 19 April 2012 dihadiri perserta dari instansi dilingkungan Pemprov. Kalimantan

Gambar 31. Koordinasi dan Sinkronisasi Kegiatan Pangan di Kalimantan Selatan

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

34

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

Sebagai tindaklanjut roadmap pengelolaan lahan sub optimal, dilakukan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan di Kalimantan Selatan. Kementerian Ristek telah membentuk Konsorsium Inovasi lahan Sub Optimal dengan Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) Kementerian

Pertanian dengan salah satu lokasi kegiatan di Barito Kuala. Kedepan lahan sub optimal merupakan lumbung pangan sehingga perlu dikelola dari sekarang. Dalam pertemuan ini disepakati untuk memilih lokasi kegiatan di Kecamatan Jejangkit.

Workshop on Professional Writing Skills Focus Field on Biochemistry and Microbiology, Balikpapan, tanggal 24 - 25 Mei 2012

Gambar 32. Workshop on Professional Writing Skills

Pelaksanaan Workshop on Professional Writing Skills, Kementerian Ristek bekerjasama dengan Himpunan Kimia Indonesia (HKI) dan CRDF Global, lembaga non-profit Amerika Serikat yang mempunyai tujuan mempromosikan kerjasama iptek melalui pemberian dana hibah, technical resources, training and services untuk membagi pengetahuan mengenai penyusunan proposal ilmiah yang baik dan benar sesuai dengan kualifikasi yang diminta oleh pihak pemberi dana hibah. Peserta workshop adalah para peneliti di bidang ilmu Biochemistry dan Microbiology yang diseleksi oleh HKI dari berbagai lembaga/instansi dan

perguruan tinggi di Indonesia. Jumlah peserta workshop mencapai 67 orang peneliti muda. Workshop ini merupakan salah satu implementasi dari JCM I dalam bidang Science and Technology between Indonesia the United States of America yang dilaksanakan tanggal 14 - 15 Mei 2012 di Jakarta. Dalam JCM RI-AS tersebut, kedua negara menyepakati untuk menyusun rencana aksi (action plan) yang mencakup bidang (1) Health Science and Technology, (2) Marine, Biodiversity, and Climate Change, (3) Agricultural Technology.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

35

Gambar 33. Dr. Charles Dunlap Associate Program Director CRDF Global

Topik-topik pelatihan yang diberikan meliputi : Persiapan Penulisan Proposal Riset, Komponen Proposal, Budgeting, Special requirements and submission, Etika Penelitian (Research Ethics) dalam penyusanan proposal riset, Publishing Research Outcomes, Mock Panel. 3.4. KORIDOR EKONOMI 4 (SULAWESI) Sosialisasi Insentif Pusat Unggulan Iptek Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas lembaga litbang bertaraf internasional dan membangun kompetensi kelembagaan dan mendorong pengembangan Pusat Unggulan (center of excellence) di setiap koridor ekonomi MP3EI, Kementerian Ristek mengembangkan Insentif Pusat Unggulan Iptek. Diharapkan melalui program ini motivasi para peneliti dapat terus meningkat, dapat menumbuhkembangkan lembaga penelitian, serta dapat menjalin sinergi antara akademisi, industri, dan pemerintah. Sosialisasi Insentif Pusat Unggulan Iptek di Koridor Sulawesi dilaksanakan di dua provinsi, yaitu: - Sulawesi Utara - tanggal 10 Mei 2012 di Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado Provinsi Sulawesi Utara memiliki areal tanaman kelapa yang cukup luas, 262.347 ha dari luas daratan provinsi sebesar 1.524.651 ha. Di provinsi ini pun sudah ada lembaga litbang yang menangani kelapa, seperti Balai Penelitian Tanaman Palma (Balitpalma), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Balai Riset dan Standardisasi (Baristan). Bahkan peneliti yang menekuni riset kelapa pun sudah mencukupi, masing-masing tersebar di

lembaga-lembaga litbang tersebut dan di Perguruan Tinggi, seperti Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) dan Universitas Negeri Manado (Unima). Teknologi pembenihan, budidaya, dan pascapanen di bidang kelapa sudah banyak dihasilkan, namun sumberdaya yang memadai belum digunakan secara maksimum. Masing-masing lembaga masih bergerak sendiri-sendiri, sehingga hasil-hasil litbang belum dirasakan manfaatnya secara maksimum oleh masyarakat, industri, maupun pemerintah. Oleh karena itu Provinsi Sulawesi Utara memerlukan konsorsium kelapa yang beranggotakan lembagalembaga litbang dan pengguna teknologi, baik yang ada di dalam maupun di luar Sulawesi Utara sehingga keunggulan komparatif mampu ditingkatkan nilai tambahnya menjadi keunggulan kompetitif yang dapat dimanfaatkan oleh Pengguna Teknologi. Lokus penelitian akan dipusatkan di Kab. Minahasa Utara. - Sulawesi Selatan tanggal 27 April 2012 di LPPM Universitas Hasanuddin, menghasilkan kesimpulan dan tindaklanjut yang diperlukan, antara lain: Sulawesi Selatan telah siap untuk membentuk sedikitnya tiga konsorsium bertemakan kegiatan ekonomi utama MP3EI di Koridor Ekonomi Sulawesi, yaitu pertanian pangan (serealia dan kakao), perikanan, dan migas-nikel. Masing-masing konsorsium beranggotakan pusatpusat litbang di perguruan tinggi dan lembaga litbang, BPP Provinsi Sulawesi Selatan, industri, dan masyarakat.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

36

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

BPP Provinsi Sulawesi Selatan mengkoordinasikan rencana pembentukannya dengan Pemerintah Daerah di Provinsi lainnya di Koridor Ekonomi Sulawesi. Unhas, Balitsereal, dan lain-lain mempersiapkan Nota Kesepahaman Pembentukan Konsorsium. Pemetaan Awal Potensi Pelaku Iptek Tema yang diusung di Koridor Ekonomi Sulawesi dalam MP3EI yakni Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas, dan Pertambangan Nasional. Penjabaran MP3EI lebih jauh tentang peran SDM dan Iptek bagi upaya menuju keunggulan kompetitif sangat diperlukan sebagai upaya menuju perekonomian Indonesia yang berbasiskan inovasi (innovation-driven economy). - Pemetaan Kelembagaan

Kegiatan yang dilaksanakan melalui diskusi dengan berbagai nara sumber dan melibatkan lembaga penelitian dan pengembangan daerah se- Sulawesi, perguruan tinggi, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), serta peninjauan lapangan meliputi aktor kegiatan litbang (perguruan tinggi, lembaga litbang) dan korelasi antara kebutuhan teknologi di Koridor Sulawesi dengan aktor pelaksana litbang. Sesuai dengan kegiatan ekonomi utama di koridor IV yaitu Pertanian Pangan (Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu), Perikanan, Kakao, Nikel, Minyak dan Gas Bumi (Migas), sebagai kesimpulan sementara diusulkan untuk pembentukan 5 (lima) Center of Excellence, serta beberapa instrumen kebijakan untuk mendukungnya. Calon Center of Excellence tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10. Calon Center of Excellence

Obyek Efisiensi/ Produktivitas/ Pengembangan Pengembangan Jagung sebagai bahan baku pangan dan pangan olahan Pengembangan bahan baku pangan dan pangan olahan asal perikanan tangkap Pengembangan bahan baku pangan dan pangan olahan asal perikanan budidaya

Nilai Tambah Diversifikasi produk pangan olahan berbasis jagung Teknologi pengolahan pangan berbasis ikan Teknologi pembudidayaan dan pengolahan pangan berbasis ikan

Pembentukan Center of Excellence Pusat Unggulan Sereal/Jagung (Balit Serealia, Maros Kemtan, UNHAS Produk Unggulan Perikanan Tangkap (ikan tuna, cakalang, udang) Bitung, Sulut (Balitbang KKP, UNSRAT) Pusat Unggulan Perikanan Budidaya (produk bandeng, udang, rumput laut) (Badan litbang KP Maros, UNHAS) Pusat Unggulan Kelapa (Balai Penelitian Kelapa dan Palma Lainnya (Balitka), ATP Minahasa Utara, Unsrat, Pemda Minut, Pemprov Sulut) Pusat Unggulan Kakao, (Balai Besar Industri Hasil Perkebunan, Makassar, UNHAS, Puslitkoka Jember) Pusat Unggulan Riset dan Inovasi Kelautan Nasional (Marine Center) di Manado, Unsrat

Instrumen Kebijakan Insentif Kelembagaan Pusat Unggulan,

Insentif Riset Sinas,

Insentif Sarana Prasarana,

Pengembangan produk olahan berbasis kelapa

Diversifikasi produk olahan berbasis kelapa

Insentif Penguatan SDM Iptek

Pengembangan produk olahan berbasis kakao Pendirian pusat riset dan inovasi kelautan

Diversifikasi produk olahan berbasis kakao Pengembangan iptek kelautan nasional

Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa Insentif HaKI

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

37

- Pemetaan Sektor berdasarkan Analisis Dampak Kebutuhan Tenaga Kerja dan Pendapatan Masyarakat berdasarkan Tabel Input Output (I-O) di Sulawesi Selatan Keperluan untuk menggunakan tabel Input-Output (IO) regional dalam perencanaan pembangunan daerah penting saat merencanakan anggaran pembangunan sektoral, yaitu perlu adanya kesesuaian penempatan anggaran pembangunan dengan potensi sektor yang ada terutama jika dikaitkan dengan efek sebar yang diberikan oleh suatu sektor pembangunan. Artinya dampak pembangunan suatu sektor ekonomi bukan hanya dilihat sebatas kemampuannya menciptakan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) namun yang lebih penting lagi bagaimana sektor tersebut mampu menggerakkan seluruh roda perekonomian atau mampu memberikan efek lanjut kepada aktivitas sektor lain, selain itu mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Kesimpulan dan kebijakan yang direkomendasikan adalah : Beberapa sektor yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan yaitu sektor Bangunan, sektor Industri pengolahan terutama kelompok industri makanan, minuman dan tembakau dan sektor Angkutan dan komunikasi. Ketiga sektor tersebut potensial dalam memacu pendapatan masyarakat dan kesempatan kerja. Beberapa sektor yang mempunyai indeks daya penyebaran (IDP) dan indeks derajat kepekaaan (IDK) yang tinggi atau dikelompokkan sebagai sektor andalan/unggulan meliputi sektor Industri pengolahan dan sektor Angkutan dan komunikasi. Sektor Industri Pengolahan khususnya kelompok industri makanan, minuman dan tembakau, kelompok industri tekstil dan kelompok industri kayu dan barang dari kayu sedangkan sektor Angkutan dan Komunkasi khususnya kelompok angkutan jalan raya dan angkutan udara. Sektor Pertanian mempunyai indeks derajat kepekaan

yang cukup tinggi keterkaitan dengan sektor perdagangan dan industri pengolahan serta lembaga keuangan. Diharapkan dapat di tempuh langkahlangkah untuk meningkatkan produksi. Untuk dapat memacu pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja perlu dilakukan kebijakan yang berorientasi kepada peningkatan ekspor, investasi atau komponen permintaan akhir lainnya. Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (SINas) Insentif Riset SINas Tahun 2012 diarahkan untuk penguatan SINas melalui peningkatan sinergi, produktivitas, dan pendayagunaan sumberdaya litbang nasional, serta peningkatan peran sektor produksi/swasta dalam program litbang. Hal ini sesuai dengan salah satu inisiatif pilar Penguatan Kemampuan SDM dan Iptek Nasional yaitu penguatan aktor inovasi. Khusus untuk koridor Sulawesi, Insentif Riset SINas mengalokasikan 17 paket penelitian dengan total anggaran Rp 4,38 M. Peningkatan Efektivitas Riset Secara Sinergi antara Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang Kegiatan ini diarahkan untuk peningkatan efektivitas riset secara sinergi antara perguruan tinggi dan lembaga litbang melalui pengembangan Decision Support Systems. Diharapkan kegiatan ini dapat mereduksi tumpang tindih riset antara perguruan tinggi dan lembaga litbang termasuk melalui pemanfaatan DSS terutama oleh Dirjen DIKTI, Kementerian Ristek, BAPPENAS serta Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang Kementerian. Disamping itu untuk meningkatkan sinergi dan interaksi litbang antara perguruan tinggi dan lembaga litbang Lokasi untuk input data dalam pembuatan database sistem penelitian yang terintegrasi telah dilakukan di 19 perguruan tinggi (ITB, UGM, ITS, IPB, UI, Universitas Diponegoro, Universitas Udayana, Universitas Mataram, Universitas Tanjungpura, Universitas Sumatra Utara, Universitas Airlangga, Universitas Sriwijaya, Universitas

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

38

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

Hasanuddin, Universitas Nusa Cendana, Universitas Mulawarman, Universitas Andalas, Universitas Sam Ratulangi) dengan jumlah judul penelitian yang ter-record sebanyak 24.000 termasuk didalamnya data dari LPNK. Agro Techno Park (ATP) Minahasa Utara Sulawesi Utara ATP Minahasa Utara yang terletak di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara dimulai pada tahun 2010. Luas lahan yang disiapkan oleh Pemda Minahasa Utara kurang lebih 6 Ha merupakan lahan berbukit dengan beberapa tanaman kelapa didalamnya namun kurang produktif karena sudah tua.

Berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan oleh Pemda Minahasa Utara dengan supervisi dari Kementrian Riset dan Teknologi, pengembangan ATP Minut lebih diarahkan pada sektor hilir (pengolahan buah kelapa menjadi berbagai macam produk). Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam tahun anggaran 2010, kegiatan yang dilakukan lebih difokuskan pada pengadaan peralatan teknologi yang bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada berupa pengadaan peralatan untuk mengolah limbah air kelapa menjadi nata de coco, sabut kelapa dan daging kelapa untuk menghasilkan virgine coconut oil.

Gambar 34. Peralatan Pengolah Kelapa

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

39

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tahun 2010, pada tahun 2011 telah dilakukan ujicoba pemanfaatan peralatan dan pelatihan pengolahan kelapa sector hilir untuk produksi nata de coco, coconut virgin oil dan berbagai dodol dengan bahan dasar parutan kelapa.

Gambar 35. Pelatihan ATP di Kab. Minahasa Utara

Dalam rangka memperkuat jejaring yang telah terbentuk tersebut perlu untuk mengembangkan stakeholder dengan mengikutsertakan berbagai stakeholder lainnya sehingga sinergi teknologi untuk mendukung pemanfaatan buah kelapa secara lebih luas dapat dilakukan. Selain teknologi di sektor hulu (bibit, pengendalian hama dan penyakit, teknologi budidaya,) disektor hilir dibutuhkan beragam teknologi seperti

teknologi pengolahan buah, teknologi pengawetan, teknologi packaging dll. Minimal ada 13 stakeholder yang dapat didorong untuk pemberdayaan ATP Jepara sekaligus sebagai pusat sinergi dalam memberikan solusi teknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Secara sederhana peran dari masing-masing stakeholder dalam pemberdayaan ATP dapat diringkas seperti pada tabel berikut :

Tabel 11. Peran Stakeholder Pengembangan Klaster Kelapa berbasis ATP

No. 1 2

Stakeholder Pemkab. Minut Pemprov. Sulut

Peran Mempersiapkan regulasi dan gapoktan dalam pengembangan klaster kelapa Menyediakan sarana dan prasarana untuk pengembangan ATP dan Klaster kelapa Menyiapkan SDM pengelola ATP Minut Mendorong dan menfasilitasi pengembangan klaster kelapa Melakukan koordinasi SDM iptek Perguruan Tinggi pada tingkat provinsi dalam rangka pengembangan klaster kelapa Mengembangkan iklim keilmuan pengembangan teknologi hulu maupun hilir produk kelapa Mengkoordinir program-program pengabdian masyarakat dalam rangka difusi teknologi komoditi kelapa

UNSRAT

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

40

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

No. 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 BALITKA

Stakeholder

Peran Mengkoordinir kegiatan penelitian pengembangan teknologi bibit, pengendalian hama dan penyakit, serta teknologi budidaya yang berkualitas untuk mendukung pengembangan klaster kelapa Melakukan diversifikasi dan difusi teknologi pengolahan kelapa untuk pengembangan klaster kelapa. Melakukan koordinasi dan fasilitasi terhadap pengembangan keilmuan yang berkaitan kebijakan produksi dan pemberian nilai tambah produk kelapa Memberikan dukungan teknologi khususnya yang berkaitan dengan teknologi radiasi untuk pengembangan program-program ATP dan klaster kelapa Memberikan dukungan teknologi khususnya teknologi tepat guna dan dukungan konsep manajemen pemanfaatan kawasan ATP dan klaster kelapa secara optimal dan berkelanjutan Memberikan dukungan teknologi khususnya teknologi dasar untuk mendukung programprogram pengembangan iptek ATP dan klaster kelapa Melakukan diversifikasi teknologi pengolahan kelapa untuk pengembangan klaster kelapa Melakukan diversifikasi teknologi pengawetan buah dan air kelapa untuk pengembangan klaster kelapa Melakukan diversifikasi teknologi pengemasan produk kelapa untuk pengembangan klaster kelapa Mengembangkan industri pariwisata dalam rangka memperpendek mata rantai pemasaran produk kelapa di klaster kelapa

PT. TROPICA NUCIFERA Kemenristek BATAN BPPT LIPI Industri Pengolahan Pangan Industri Pengawetan Industri Pengemasan Industri Pariwisata

Diseminasi Teknologi Spesifik Lokasi (Speklok) - Pelatihan Instalasi dan Pemeliharaan PLTH Marampit Kementerian Riset dan Teknologi mengadakan kegiatan pelatihan instalasi dan pemeliharaan PLTH Marampit di Bantul. Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 10-18 Oktober 2011 yang di hadiri oleh Tim Bappeda Bantul, Camat Pulau Marampit, Perwakilan Masyarakat Pulau Marampit, dan perwakilan Masyarakat Minggir serta Tim UGM. Kegiatan ini merupakan model kedua dari sistem pendayagunaan masyarakat dan pemberdayaaan, dimana masyarakat di berikan pelatihan dahulu untuk beberapa hari sehingga pada saat mereka sampai di daerahnya bisa menerapkan pelatihan yang telah diberikan. Diharapkan output dari pelatihan ini adalah masyarakat dapat menginstalasi dan pemeliharaan PLTH sendiri di daerahnya.

- Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Tekologi Ipat (Berbasis Organik) di Kab. Bau-Bau, Sulawesi Tenggara. Sebagai tindak lanjut pelaksanaan program Speklok di Kota Bau Bau, pada 3 Juli 2012 bertempat di Aula Sekolah Menengah Kejuruan V - Pertanian, Kementerian Riset dan Teknologi mengadakan Workshop dengan tema Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Teknologi IPAT BO. Acara ini digagas bersama oleh Kementerian Riset & Teknologi dan Bappeda Kota Bau Bau Universitas Pajajaran Bandung - yang diorganize oleh LSM Lembaga Advokasi & Pengembangan Ekonomi Masyarakat (LAPEM) Sultra dan Universitas Dayanu Ikhsanuddin Bau Bau sebagai mitra community development Program Speklok di Kota Bau Bau.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

41

Center (UCEC) yang pesertanya dari seluruh nusantara khususnya dari kalangan pemuda. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong gagasan-gagasan motivasi technopreneurship dari masing-masing koridor yang mendorong terciptanya usaha-usaha baru dan lapangan kerja baru.

Gambar 36. Workshop Nasional - Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Teknologi IPAT BO

Pelaksanaan workshop sebagai langkah awal dan wujud dari komitmen pemerintah kota untuk melakukan pembangunan pada sektor pertanian tanaman padi dan hortikultura bersinergi dengan program Speklok Kementerian Ristek - Universitas Pajajaran Bandung dan Universitas Dayanu Ikhsanuddin. Workshop menghasilkan kesimpulan dan tindaklanjut yang diperlukan, antara lain : Untuk meningkatkan hasil panen padi perlu diterapkan teknologi IPAT BO (Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik) yaitu system produksi holistik dan terencana yang menitikberatkan pemanfaatan kekuatan biologis tanah (pabrik pupuk alami), tanaman input lokal untuk memulihkan kesehatan lahan dan melipatgandakan hasil padi. Sosialisasi Kompetisi Technopreneurship Pemuda Untuk terciptanya industri baru berbasis teknologi maka Kementerian Riset dan Teknologi menyelenggarakan kegiatan Kompetisi Technopreneurship Pemuda bekerjasama dengan Universitas Ciputra Entrepreneurship

Gambar 37. Sosialisasi Kompetisi Technopreneurship Pemuda

Salah satu promosi yang dilakukan adalah sosialisasi di koridor 4 yaitu Sulawesi Selatan bertempat di kantor Gubernur Prov. Sulawesi Selatan, Ged.G Balitbangda Prov. Sulawesi Selatan. Proposal kompetisi Technopreneurship Pemuda yang diajukan oleh pemuda di sekitar Makassar berkaitan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) diarahkan khususnya yang berkaitan dengan koridor 4 yaitu bidang Pertanian Pangan (Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu), Kakao, Perikanan, Nikel, Minyak dan Gas Bumi (Migas). Peserta sosialisasi Kompetisi Technopreneurship Pemuda, antaralain: Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas Muhammadiyah Makassar (UMM), Universitas Negeri

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

42

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

Makassar (UNM), Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, Univeristas Veteran RI Makassar (UVRI), Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar (UKIP Makassar), Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar. Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) Untuk memperkuat aktor inovasi, interaksi aktor pusat dan daerah, sekaligus transfer teknologi dalam upaya memperkuat sistim inovasi daerah maka Kementerian Riset dan Teknologi pada tahun 2012 ini telah memberikan 153 paket kegiatan mendukung kegiatan ekonomi utama di koridor Sulawesi melalui pendanaan skema PKPP seperti pertanian dan pangan (102 paket), perikanan dan kelautan (20 paket), kakao (26 paket), migas dan nikel (1 paket) dan pendukung lainnya (3 paket). Kegiatan PKPP ini melibatkan 9 lembaga litbang pemerintah, 613 peneliti dan total anggaran sebesar Rp 32,750 M. Sosialisasi Perijinan Peneliti Asing di Sulawesi Tengah Sesuai amanat pasal 17 UU No. 18/ 2002, Pemerintah bertanggung jawab untuk memfasilitasi dan mengatur kerjasama iptek internasional yang di dalamnya termasuk juga kerjasama penelitian antar negara.

Sosialisasi Perizinan Penelitian Asing di provinsi Sulawesi Tengah dilaksanakan pada tanggal 16 April 2012 di Kampus Universitas Tadulako Palu dihadiri oleh para peneliti asing yang sedang melakukan penelitian di Sulawesi Tengah, para stakeholder di daerah terkait perijinan peneliti asing, para peneliti dan pihak mitra terkait lainnya. Sosialisasi menghasilkan kesimpulan dan tindaklanjut yang diperlukan, antara lain: Izin penelitian penting guna mengontrol kegiatan litbang dan melindungi keanekaragaman hayati dan kekayaan alam lainnya; Perlu peningkatan koordinasi antar instansi dalam pemberian izin penelitian asing; Seluruh peneliti asing yang akan melakukan penelitian di Sulteng agar melapor dan mengurus izin tinggalnya di Kanim Palu; Para peneliti asing wajib memberikan presentasi dan menyerahkan laporan hasil penelitiannya di kawasan konservasi. Peresmian Empat Laboratorium Universitas Hasanuddin

Gambar 39. Peresmian Laboratorium Universitas Hasanuddin

Gambar 38. Sosialisasi Perijinan Peneliti Asing di Sulawesi Tengah

Peresmian empat fasilitas laboratorium baru di UNHAS dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2012 oleh Menristek. Keempat fasilitas tersebut, yaitu: Laboratorium Bayi Tabung Hasanuddin Fertility Center di Rumah Sakit Pendidikan UNHAS; Laboratorium Bio Molekuler di RS Pendidikan UNHAS; Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Sains di Fakultas MIPA UNHAS dan Laboratorium Bioteknologi Terpadu di Fakultas Peternakan UNHAS.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

43

3.5. KORIDOR EKONOMI 5 (BALI DAN NUSA TENGGARA) Koordinasi Beberapa kegiatan koordinasi yang dilakukan dalam mendukung program MP3EI bidang Pariwisata Koridor Ekonomi V yaitu : - Dialog langsung dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat perihal Program PKPP Koridor V Bidang Pariwisata di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat, khususnya wisata Gerabah di Desa Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat. - Informal meeting/pertemuan awal (diluar Koordinator Awal) dengan Bappeda Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) guna mengetahui potensi wisata di NTB, khususnya wisata Gerabah di Desa Banyumulek, Lombok Barat. - Diskusi bersama 3 Pemda wilayah Koridor V, yaitu Pemda NTB (Gubernur NTB), Pemda Bali dan Pemda NTT (diwakili oleh Pejabat Pemda daerah masing-masing) berkaitan dengan pelaksanaan Launching SIDa NTB Paket MP3EI). Sosialisasi SIDa Sosialisasi SIDa dan MP3EI tanggal 20 23 Maret 2012 di Kupang NTT dengan tujuan untuk koordinasi pelaksanaan MP3EI dan pengembangan SIDa di Provinsi NTT. Kegiatan sosialisasi dilakukan melalui kunjungan dan diskusi dengan stakeholders di NTT seperti Universitas Nusa Cendana (Undana), Politeknik Negeri Pertanian (Politani), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Badan Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Kantor Gubernur NTT. Rekomendasi yang dihasilkan dari hasil sosialisasi adalah : a) Perlu dibentuk kelembagaan SIDa sebagai inisitor pengembangan SIDa, b) Perlu diselenggarakan workshop pembentukan dan pengembangan SIDa NTT sehingga dapat memulai SIDa secara sistematis, terintegrasi, sinergis, dan terencana dengan baik, c) Perlu dilakukan pendampingan saat pembentukan tim SIDa, penyusunan masterplan, road map, dan program kerja/rencana aksi SIDa, d) Perlu menetapkan Fokus dan Lokus untuk dilakukan pilot project, d) Penentuan pilot project yang akan dilakukan, e) Pengembangan SIDa harus terintegrasi dari hulu dan hilir dan memperhatikan sustainability.

Insentif PKPP Rapat Koordinasi Penerima Insentif PKPP (Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa) pada 12 April 2012, dihadiri oleh LIPI, Kemkumham, BPPT, BSN, Kementerian Pertanian, Kementerian Pertahanan, LAPAN, Kemparekraf, dan Bakosurtanal /BIG. Rapat kooordinasi dilakukan untuk mensinergikan seluruh kegiatan penelitian yang berada di Koridor 5 wilayah Provinsi NTT, agar penelitian yang dilakukan dapat terorganisir dengan baik dan hasil/output yang diharapkan sesuai dengan tujuan serta bermanfaat bagi daerah NTT, serta menghindarkan tumpang tindih dengan kegiatan lainnya. 3.6. KORIDOR EKONOMI 6 (PAPUA - KEPULAUAN MALUKU) Pusat Unggulan Sosialisasi Pusat Unggulan Iptek dalam rangka Pengembangan Kemaritiman, di Ambon, 26 April 2012. Pengembangan pusat unggulan iptek telah digagas Kementerian Riset dan Teknologi sejak Tahun 2010. Saat ini telah ditetapkan empat Lembaga Litbang yang dikembangkan/dibina menjadi Pusat Unggulan Iptek tahun 2011, yaitu Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga (LPT Unair) Surabaya, Pusat Kajian Hortikultura Tropika Institut Pertanian Bogor ((PKHT IPB), dan Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Sub Optimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya Palembang. Pada acara sosialisasi disepakati dilaksanakan pertemuan lanjutan di Propinsi Maluku untuk merumuskan rencana aksi persiapan dan persyaratan untuk menjadi PU Iptek. Pusat Unggulan Papua Sosialisasi Pusat Inovasi Industri di Jayapura melibatkan para pemangku kepentingan di Provinsi Papua yang mewakili unsur kerjasama skema ABG, yaitu: pemerintah daerah Provinsi Papua (Badan Perencana dan Pembangunan Daerah, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, Dinas Pertanian, serta Balai Penelitian Teknologi Pertanian), KADIN Provinsi Papua, dan Universitas

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

44

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

Cendrawasih. Sosialisasi ini mendapat liputan dari media cetak utama di Papua, yaitu Bintang Papua, Cendrawasih Pos, Bisnis Papua dan Papua Pos.

dan kebutuhan Iptek di Koridor Ekonomi 6. Ditetapkan waktu Pencanangan Iptek Koridor Ekonomi 6 adalah tersebut. Untuk itu dibentuk kepanitiaan daerah yang dimotori oleh Bappeda Ambon.

Gambar 40. Sosialisasi Pembentukan Pusat Inovasi di Papua

Gambar 42. Kunjungan ke UPT BKBL LIPI Ambon

Gambar 43. Kunjungan ke Universitas Pattimura

Gambar 41. Kliping dari Cendrawasih Pos 8 Desember 2011 Rubrik EKBIS (Berita Ekonomi & Bisnis) hal 23.

Kualitas Pelaku Iptek Kunjungan ke Wakil Gubernur Maluku, hasil pertemuan adalah: a) Wakil Gubernur menyambut baik dilaksanakannya acara Pencanangan Iptek Koridor Ekonomi 6, b) Kegiatan Koridor Ekonomi 6 diusulkan ditambah dengan sektor pariwisata, c) Wakil Gubernur menyampaikan keprihatinan akan rendahnya minat peneliti di Koridor Ekonomi 6, dan mendorong UPT LIPI Ambon agar menjadi motor penggerak kegiatan Riset Iptek di Koridor Ekonomi 6 khususnya Maluku.

Kebutuhan Iptek Melakukan pertemuan dengan Rektor Universitas Pattimura, hasil pertemuan adalah: a) Rektor Universitas Pattimura siap membantu mensukseskan rangkaian acara Pencanangan Iptek Koridor Ekonomi 6 pada tanggal 1718 Juli 2012 bertempat di Islamic Center Ambon; b) Rektor Universitas Pattimura sebagai koordinator pilar SDM MP3EI Koridor Ekonomi 6, siap mengundang perguruan tinggi lainnya di wilayah Koridor Ekonomi 6 dan bersedia memberikan paparan tentang gambaran pengembangan
Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Gambar 44. Kunjungan ke Kantor Gubernur Maluku diterima oleh Wakil Gubernur dan Kepala Bappeda Maluku

Bab 3 Kegiatan yang Telah Dilakukan

45

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

46

Bab 4 Bantuan yang Telah Diberikan

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 4 Bantuan yang Telah Diberikan

47

Bantuan yang Telah Diberikan


4.1. KORIDOR EKONOMI 1 (SUMATERA) Insentif PKPP Insentif PKPP yang dilakukan peneliti pusat dan daerah di koridor Sumatera pada tahun 2012 berjumlah 125 paket yang terbagi menjadi 89 paket untuk mendukung 5 kegiatan ekonomi utama yaitu sawit, karet, batubara, besi baja dan perkapalan serta 36 paket kegiatan pendukung. Sedangkan Insentif Riset SINas di koridor Sumatera berjumlah 13 paket yang dilakukan oleh PPKS dan PURPLSO. Insentif SINas PPKS mendapatkan dukungan dari Insentif Riset SINas sejumlah Rp. 1.22 M dan insentif pembinaan PUI sejumlah Rp. 150 juta. PUR-PLSO selain mendapatkan insentif pembinaan PUI sejumlah Rp. 150 juta juga mendapatkan Insentif Riset SINas sejumlah Rp. 3.4 M. Selain dalam bentuk insentif, dana tematik pangan juga dialokasikan ke beberapa

Bab 4

propinsi, yaitu Sumatera Selatan untuk pengembangan karet sejumlah Rp. 300 juta, Jambi untuk pengelolaan lahan sub optimal sejumlah Rp. 100 juta dan Sumatera Utara sejumlah Rp. 100 juta. Bantuan juga diberikan dalam bentuk pengiriman pakar/tenaga ahli untuk mendampingi petani (Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan dan Jambi) serta pembuatan pintu air untuk lahan rawa pasang surut di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan. 4.2. KORIDOR EKONOMI 2 (JAWA) Insentif PKPP Pada tahun 2012 Kementerian Riset dan Teknologi telah menganggarkan sebesar Rp. 200.000.000.000 (dua ratus milyar) untuk program insentif PKPP dengan target 4000 peneliti. Berikut di bawah ini tabel rekapitulasi anggaran program insentif PKPP Tahun 2012.

Tabel 12. Rekapitulasi Anggaran Program Insentif PKPP Tahun 2012

Basis Seleksi Koridor Ekonomi MoU Non Koridor Ekonomi Non Koridor Ekonomi (Nasional Strategis-Tupoksi Lembaga) Total

Total Proposal 585 124 166 875

Jumlah Peneliti 2,604 593 803 4,000

Biaya 130,200,000,000 29,650,000,000 40,150,000,000 200,000,000,000

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

48

Bab 4 Bantuan yang Telah Diberikan

Adapun untuk anggaran program insentif PKPP KE Jawa adalah sebesar Rp.44.200.000.000,- atau 22,1% dari total anggaran Rp. 200.000.000.000,- yang dikucurkan untuk insentif PKPP. Sedangkan, fokus penelitian dalam pelaksanaan iinsentif PKPP, antara lain: Fokus Bidang

Prioritas Pembangunan Iptek 2009-2014; Dukungan bagi penguatan SINas; Penguatan Pembentukan KonsorsiumKolaborasi Inovasi; Penguatan Dukungan bagi Pelaksanaan MP3EI.

Tabel 13. Rekapitulasi Jumlah Penelitian Berdasarkan Bidang Fokus dan Daerah Lokus Insentif PKPP di Koridor II (Jawa)

No 1 2 3 4 5 6

Provinsi DKI JAKARTA BANTEN JABAR JATENG DI. YOGYAKARTA JATIM TOTAL

Fokus MP3EI 24 Penelitian 28 Penelitian 65 Penelitian 30 Penelitian 32 Penelitian 28 Penelitian 207 Penelitian

Pendukung 3 Penelitian 4 Penelitian 27 Penelitian 14 Penelitian 12 Penelitian 11 Penelitian 71 Penelitian

Nasional Strategis 3 Penelitian 1 Penelitian 4 Penelitian 0 Penelitian 3 Penelitian 1 Penelitian 12 Penelitian

Tupoksi Lembaga (Non KE) 3 Penelitian 5 Penelitian 1 Penelitian 2 Penelitian 8 Penelitian 1 Penelitian 20 Penelitian

Total 33 Penelitian 38 Penelitian 97 Penelitian 46 Penelitian 55 Penelitian 41 Penelitian 310 Penelitian

Tabel diatas menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat menjadi mayoritas penerima insentif PKPP. Sementara itu, DKI Jakarta merupakan yang terkecil. Hal ini menunjukkan

kontribusi nyata Kementerian Riset dan Teknologi terhadap kemajuan penelitian yang salah satunya merupakan fokus MP3EI di KE Jawa.

Insentif Riset SINas Pada tahun 2012 Kementerian Riset dan Teknologi telah mengganggarkan sebesar Rp. 89.991.000.000 (delapan puluh sembilan milyar sembilan ratus sembilan puluh satu

juta rupiah) untuk program insentif Riset SINas. Berikut di bawah ini tabel rekapitulasi anggaran program insentif Riset SINas Tahun 2012 :

Tabel 14. Rekapitulasi Anggaran Program Insentif Riset SINas Tahun 2012

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 4 Bantuan yang Telah Diberikan

49

Berdasarkan data diatas maka KE Jawa memperoleh porsi anggaran terbesar dalam insentif Riset SINas sejumlah lebih dari 66 milyar rupiah atau 74,27% dengan jumlah proposal dibiayai mencapai 193 penelitian.

Sedangkan, rekapitulasi proposal Insentif Riset SINas Tahun 2012 yang dibiayai berdasarkan skema Insentif Riset SINas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 15. Rekapitulasi Proposal Insentif Riset SINas Tahun 2012

Kemudian, tema proposal insentif Riset SINas khusus untuk KE Jawa, terdiri atas: Pembuatan teknologi magnet; Pengembangan nanoteknologi (pasir besi, limbah industri); Pengembangan teknologi persinyalan kereta api;

Pengembangan teknologi alutsista (kapal perang, roket, perlengkapan kapal selam); Pengembangan teknologi energi (surya, turbin angin).

Insentif Spesifik Lokasi Kementerian Ristek juga mengimplentasikan program diseminasi teknologi spesifik lokasi sesuai dengan potensi unggulan daerah. Berikut tabel lokasi dan anggaran kegiatan insentif spesifik lokasi yang dibiayai pada tahun 2012.
Tabel 16. Lokasi dan Anggaran Kegiatan Insentif Spesifikasi Lokasi

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Provinsi DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah DI Yogyakarta DI Yogyakarta Jawa Timur Jawa Timur

Lokasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat Karawang Bogor Cilacap Wonogiri Batang, Pemalang, Pekalongan Bantul dan Sleman Gunung Kidul Blitar Jember Total

Nilai Insentif (Ribu Rp.) 600.000 600.000 300.000 300.000 600.000 300.000 500.000 600.000 600.000 300.000 4.700.000

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

50

Bab 4 Bantuan yang Telah Diberikan

Insentif HKI Dalam rangka memfasilitasi dan mempermudah proses perolehan hak paten dan pemilikan HKI, Kementerian Ristek melaksanakan program insentif pembentukan dan penguatan Sentra HKI. Berikut di bawah ini tabel insentif raih dan insentif sentra HKI untuk KE Jawa Tahun 2012 :
Tabel 17. Insentif Pembentukan Sentra HKI Tahun 2012 KE Jawa

No 1 2 3 4 5 6 7

Instansi Proposal Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Kantor Penelitian Pengembangan dan Statistik, Pemerintah Kota Magelang Universitas Ahmad Dahlan LPPM Universitas Trunojoyo Madura Universitas Hang Tuah Surabaya Universitas Muhammadiyah Jember Institut Teknologi Nasional Malang

Judul Sentra HKI Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (Sentra HKI-B4T) Sentra MAHAKI Kota Magelang Sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Universitas Ahmad Dahlan Sentra HKI Universitas Trunojoyo Madura Sentra HKI Hang Tuah Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Jember Pasca Sarjana ITN Malang

Alamat Jln. Sangkuriang No. 14 Bandung 40135 Jln. Jend. Sudirman No. 46 Magelang 56126 Jln. Gondosuli No. 1 Yogyakarta 55166 Jl. Raya Telang, Kecamatan Kamal, Bangkalan, Madura 16912 Jln. Arif Rahman Hakim No. 150 Surabaya 60111 Jln. Karimata No. 49 Jember Jawa Timur 68121 Jln. Bendungan Sigura-gura No. 2 Malang 65145

Biaya yang Diusulkan 100.000.000 100.000.000 95.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 695.000.000

Total Insentif Pembentukan Sentra HKI


Sumber: Kementerian Riset dan Teknologi, 2012

Tabel 18. Insentif Penguatan Sentra HKI Tahun 2012 KE Jawa

No 1

Instansi Proposal Universitas Indonesia

Judul Subdit Pengembangan dan Pengelolaan HKI Direktorat Kemitraan dan Inkubator Bisnis Universitas Indonesia Sentra HKI UNNES

Alamat Direktorat Kemitraan dan Inkubator Bisnis UI, Ged. Science Park DKIB/DRPM Lt. Dasar, Kampus UI Depok Gedung G Lt.1 kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229

Biaya yang Diusulkan 75.000.000

Universitas Negeri Semarang

75.000.000 150.000.000

Sumber: Kementerian Riset dan Teknologi, 2012

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 4 Bantuan yang Telah Diberikan

51

Tabel 19. Insentif Raih HKI Tahun 2012 KE Jawa

No 1

Instansi Proposal LPPM Universitas Sebelas Maret Surakarta LPPM Universitas Sebelas Maret Surakarta Sentra MAHAKI Kota Magelang Sentra MAHAKI Kota Magelang Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Malang

Judul Segmen Kolom Struktur Moduler Bangunan Rumah Tinggal Metode Pengayaan Hidrogen Dalam Producer Gas Mesin Pembelah Tahu Pong Sludge Substitusi Bahan Paving Block yang Ekonomis dan Kuat Formulasi Kaldu Biopestisida Berbasis Pseudomonas Fluorescens P60 Mixer Converter Engine Bensin Untuk Dapat Menggunakan Bahan Bakar Biogas Dengan Sistem Diagpragm Metode Penon-Aktifan Enzim Lipoksidase Pada Proses Ekstraksi Sari Kedelai Lokal dengan Menggunakan Perendaman, Perebusan Ca (OH)2 dan Blanching Metode Memperoleh Isolat Bakteri Perombak Lignoselulosa Sebagai Suplemen Pakan Ternak dan Starter Pengolah Limbah Organik Mesin Biopori Universal Portabel Bahan Aktif Antimutagenik dari Rimpang Tumbuhan Famili Zingiberaceae Biskuit Pakan Limbah Tanaman Jagung Sebagai Sumber Serat Untuk Ternak Ruminansia Sediaan Nano Secang sebagai Anti Jerawat dan Kesehatan Kulit

Alamat Jln. Ahmad Yani No. 200 Pabelan Surakarta Jln. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126 Jln. Jend. Sudirman No. 46 Magelang 56126 Jln. Jend. Sudirman No. 46 Magelang 56126 Jl. Dr. Suparno, Karangwangkal, Purwokerto 53123 Kampus III UMM Jln. Raya Tlogomas 246 Malang 65144

Jenis HKI Paten

Biaya yang Diusulkan 10.000.000

2 3 4

Paten Paten Paten

10.000.000 10.000.000 10.000.000

Paten

10.000.000

Paten

9.995.000

Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Malang

Kampus III UMM Jln. Raya Tlogomas 246 Malang 65144

Paten

9.995.000

Sentra HKI Universitas Muhammadiyah Malang Pasca Sarjana Institut Teknologi Nasional Malang Lemlit Universitas Negeri Yogyakarta Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fak. Peternakan, IPB Pusat Studi Biofarmaka IPB

Kampus III UMM Jln. Raya Tlogomas 246 Malang 65144 Jln. Bendungan Siguragura No. 2 Malang 65145 Karangmalang, Depok, Sleman. Yogyakarta 55281 Kampus IPB Darmaga, Jl. Agathis Dramaga Bogor 16680 Kampus IPB Taman Kencana, Jl. Taman Kencana No. 3 Bogor

Paten

9.995.000

Paten

10.000.000

10

Paten

10.000.000

11

Paten

10.000.000

12

Paten

10.000.000 119.985.000

Total Insentif Raih HKI


Sumber: Kementerian Riset dan Teknologi, 2012

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

52

Bab 4 Bantuan yang Telah Diberikan

4.3. KORIDOR EKONOMI 3 (KALIMANTAN) Bantuan yang telah diberikan pada koriodor Kalimantan berupa pembiayaan untuk kegiatan program PKPP dan SINas. Jumlah topik penelitian untuk PKPP mencapai 77 paket dengan nilai kegiatan sebesar Rp. 19,25 M. Sedangkan program insentif SINas sebanyak 13 paket dengan nilai kurang lebih Rp. 4.024 M dan 5 paket diantaranya multiyears. Selain itu, juga dialokasikan anggaran sebesar dalam Rp.2.75M yang terdiri dari 11 paket program PKPP II. Semua kegiatan tersebut tersebar di seluruh Provinsi dengan fokus kegiatan umumnya dalam sektor pertanian. Selain bantuan tersebut, berbagai kegiatan lain yang difasilitasi seperti FGD tentang efisiensi Energy, seminar dan pembentukan Forum, sosialisasi teknologi nuklir untuk kesejahteraan masyarakat, survey dan diskusi tentang regulasi fokus batubara muda, workshop on writing skill bagi para peneliti muda, kunjungan berbagai pemda baik provinsi

maupun kabupaten seperti pemda se Kalimantan Selatan, pemda se Kalimantan Timur, berbagai kabupaten untuk melihat langsung fasilitas iptek dan berdiskusi dengan para peneliti yang ada di kawasan Puspiptek serta menjadi nara sumber dalam berbagai pertemuan tentang jaringan iptek pusat dan daerah. Selain itu dilakukan juga FGD tentang pemanfaatan fasilitas teknologi bioethanol di Kota Baru dari unit lain dari KRT juga dilakukan berbagai kegiatan lain seperti kajian pusat unggulan, FGD, seminar dan lain lain sesuai tupoksi masing masing. 4.4. KORIDOR EKONOMI 4 (SULAWESI) Untuk koridor Sulawesi, Insentif Riset SINas mengalokasikan 17 paket penelitian dengan total anggaran Rp. 4,49 M, sebagai berikut :

Tabel 20. Paket Teknologi Insentif SINas 2012 Koridor Sulawesi

No

Judul Perubahan Antioksidan Katekin dan Karakterisasi Bubuk Kakao (Theobroma Cacao L.) pada Teknologi Penyangraian Vakum untuk Pengembangan Pangan Fungsional Pengembangan Minuman VCO-MaduGinseng, Sebagai Minuman Fungsional Berenergi serta Produksinya Pada Skala Pilot Plant. Pengembangan Industri Produk Pangan Kesehatan dari Komoditas Kakao dan Kedele Target Protein GLI Terimmobilisasi Pada Magnetic Beads Asam Karboksilat Untuk Penemuan dan Pengembangan Bahan Obat Antikanker

Bidang

Instansi

Prov.

Anggaran (Ribu Rp.)

Pangan

Universitas Haluoleo

Sultra

120,000

Pangan

Universitas Sam Ratulangi

Sulut

190,000

Pangan

Universitas Hasanuddin

Sulsel

400,000

Kesehatan & Obat

Universitas Hasanuddin

Sulsel

275,000

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 4 Bantuan yang Telah Diberikan

53

No

Judul Produksi Konsentrat Protein dari Ikan Gabus Danau Sentani sebagai ""Food Supplement"" Sumber Albumin untuk Meningkatkan Gizi Masyarakat Papua Barat Integrasi Sistem Informasi Jaringan Sensor Hidrometeorologi Nirkabel dan Model Hidrodinamik Berbasis Gis Untuk Peringatan Dini Bencana Banjir Aplikasi Jaringan Sensor Nirkabel untuk Tanggap Darurat Medis di Daerah Bencana Produksi Complete Feed Berbahan Baku Lokal dan Murah Melalui Aplikasi Participatory Technology Development Guna Meningkatkan Produksi Dangke Susu di Kabupaten Enrekang Uji Invitro dan Invivo Aktivitas Antiosteoporosis serta Formulasi dari Ekstrak Terstandar Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Percepatan Ketersediaan Benih Kentang Unggulan melalui Introduksi Paket Bioteknologi Ramah Lingkungan Untuk Mendukung Pemanfaatan Lahan Marginal di Kabupaten Toraja Utara.

Bidang

Instansi

Prov.

Anggaran (Ribu Rp.)

Pangan

Universitas Hasanuddin

Sulsel

300,000

Kebencanaan

Universitas Hasanuddin

Sulsel

350,000

Kesehatan & Obat

Universitas Hasanuddin

Sulsel

350,000

Pangan

Universitas Hasanuddin

Sulsel

200,000

Kesehatan & Obat

Universitas Hasanuddin

Sulsel

250,000

10

Pangan

Universitas Hasanuddin

Sulsel

415,000

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

54
No

Bab 4 Bantuan yang Telah Diberikan

Judul Pemanfaatan Limbah Pabrik Tahu Sebagai Pakan Alternatif Pada Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Di Tambak Percepatan Produksi Bibit Unggul Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Melalui Seleksi Varietas Mendukung Pengembangan Budidaya Rumput Laut Di Gorontalo Uji efektivitas hormon ecdysterone dari ekstrak daun murbei, Morus spp. sebagai molting stimulan pada produksi kepiting cangkang lunak (soft cell crab) Aplikasi Probiotik BRPBAP Pada Pemeliharaan Larva Udang Windu (Penaeus monodon) di Hatchery Perakitan Varietas Jagung Hibrida Tahan Penyakit Bulai Berbasis Marka Molekuler untuk Meningkatkan Produksi 15% di Lahan Marjinal Peningkatan Nilai Tambah Limbah Jagung Sebagai Pakan Ternak Sapi Dalam Mendukung Program 1,5 Juta Ekor Sapi di Sulawesi Selatan Pengembangan Jagung yang Toleran Naungan dan N Rendah pada LahanLahan diantara Tanaman Perkebunan dengan Tingkat Produktivitas Minimal 7 t/ha

Bidang

Instansi

Prov.

Anggaran (Ribu Rp.)

11

Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan - KKP

Sulsel

175,000

12

Pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan - KKP

Sulsel

300,000

13

pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan - KKP

Sulsel

250,000

14

pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan - KKP

Sulsel

121,000

15

pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Sulsel

250,000

16

pangan

Badan Litbang Pertanian

Sulsel

250,000

17

pangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Sulsel

300,000

TOTAL

4,496,000

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Tabel 21. Insentif PKPP 2012 Koridor Sulawesi per Bidang Ekonomi Utama dan Lembaga

Lembaga Biaya 17,400 250 2 250 6 2,450 1,250 3 1 21,600 26 5,250 20 4,800 1 250 250 1 200 750 1 250 4 1,000 1 250 2 450 4 1,000 1,300 1 200 0 500 23 4,550 # Biaya # Biaya # Biaya # Biaya

Pertanian Pangan

Kakao

Perikanan

Nikel

Migas

Pendukung # Biaya # 108 1 2 1 6 1 1 1 3 250 250 150 650 18 12 4 1 153

TOTAL Biaya 21,950 250 500 250 1,300 4,350 3,000 900 250 32,750
Bab 4 Bantuan yang Telah Diberikan

Pertanian

85

Kehutanan

Perhubungan

Perindustrian

Kel & Perikanan

BPPT

10

LIPI

LAPAN

BIG

Total

102

55

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

56

Bab 4 Bantuan yang Telah Diberikan

Insentif PKPP Sebagaimana terlihat dalam Tabel Insentif PKPP 2012 Koridor Sulawesi per Bidang Ekonomi Utama dan Lembaga di atas, Kementerian Riset dan Teknologi pada tahun 2012 ini telah memberikan 153 paket kegiatan mendukung kegiatan ekonomi utama di koridor Sulawesi melalui pendanaan skema PKPP seperti pertanian dan pangan (102 paket), perikanan dan kelautan (20 paket), kakao (26 paket), migas dan nikel (1 paket) dan pendukung lainnya (3 paket). Kegiatan PKPP ini melibatkan 9 lembaga litbang pemerintah, 613 peneliti dan total anggaran sebesar Rp. 32,750 M.

4.5. KORIDOR EKONOMI 5 (BALI DAN NUSA TENGGARA) Insentif PKPP Sampai saat ini Koridor Ekonomi 5 dengan fokus Bidang Pariwisata di program insentif PKPP belum memberikan bantuan, namun demikian bantuan yang diberikan bagi para peneliti penerima program insentif selama ini adalah berupa koordinasi antara pihak Pemda di KE 5 dengan para peneliti. Pada tahun 2012 ini diberikan insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) yang berlokus di Nusa Tenggara Timur sebanyak 39 Paket Penelitian dan Perekayasaan dengan total dana insentif mencapai Rp. 8,25 Milyar.

Tabel 22. Daftar Usulan Insentif PKPP 2012 di Nusa Tenggara Timur

No.

Judul Penelitian Pemanfaatan Data Inderaja Untuk Analisis Kewilayahan Alokasi Optimal Areal Tambak Garam Dan Budidaya Perikanan (Studi Kasus : Kawasan Pesisir Nusa Tenggara Timur) Pengembangan Teknologi Mie berbasis jagung di Nusa Tenggara Timur Kajian Pengembangan Produksi tepung jagung dalam penyediaan pangan Nusa Tenggara Timur Pengembangan Pakan Ternak Berbasis Sumberdaya Pakan Lokal Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Pemanfaatan Tenaga air pada saluran Irigas,turbin Srew atau PAT Analisa Substitusi PLTD oleh Energi Panas Bumi dan Mikro Hidro Penerapan Teknologi Fotovoltaik untuk pembangkit energi sistem pompa Penerapan Teknologi Pompa untuk optimalisasi Air Bersih

Instansi

Nama Peneliti Utama

Lokus Penelitian

Usulan Dana

BAKOSUR-TANAL

Ir. Irmadi Nahib, M.Si

KUPANG TIMUR KAB. KUPANG

250.000.000

BPPT

Ambar Dwi K, STP, MP

KABUPATEN KUPANG

250,000,000

BPPT

Lully Natharina Prasetyani, S.TP

KABUPATEN KUPANG

200,000,000

BPPT

Ir. Arief Arianto, Msc.

KABUPATEN KUPANG

250,000,000

BPPT

Ir. Cornelius

KABUPATEN ADONARA

250,000,000

BPPT

Dr. Taufan Surana, M.Eng

KABUPATEN ADONARA

150,000,000

BPPT

Drs. Achmad Djatnika

KABUPATEN SABURAIJUA

150,000,000

BPPT

Ir. Nur Aryanto Aryono

KABUPATEN SABURAIJUA

250,000,000

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 4 Bantuan yang Telah Diberikan

57

No.

Judul Penelitian Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Alam Provinsi Nusa tenggara Timur melalui seleksi Pemeringkatan dan Pemetaan Komoditi Unggulan Sebagai Pendukung Implementasi MP3EI Kajian Sinergi Riset Inovasi Kebutuhan Standar Mendukung Ketahanan Pangan Sektor Prioritas Perikanan dan Peternakan di Indonesia Studi Analisis Model Pemberdayaan Rantai Suplai Produk Pertanian dan Kelautan dalam rangka Peningkatan Pendapatan Petani dan Nelayan di Kabupaten Rote Ndao (dalam perspektif peningkatan ekonomi daerah Strategi pengelolaan potensi maritim Untuk Meningkatkan Usaha Perikanan di wilayah NTT dalam rangka pertahanan Negara PULAU ROTE, KABUPATEN ROTE RUTR Kabupaten Belu berbasis Peternakan dan perikanan untuk meningkatkan Kesejahteraan masyarakat dalam mendukung Pertahanan Daerah Efektivitas Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat Nelayan di Wilayah Pesisir. Optimalisasi Usaha Kerajinan Tenun Tradisional Sebagai Atraksi Wisata Dalam Perspektif Peningkatan Ekonomi Masyarakat Kampung Bena Propinsi Nusa Tenggara Timur

Instansi

Nama Peneliti Utama

Lokus Penelitian

Usulan Dana

BPPT

Dr. Ir. Awal Subandar, M.Sc

KABUPATEN KUPANG

200,000,000

10

BSN

Bambang Setiadi

KABUPATEN KUPANG

250,000,000

11

KEMHAN

Petrus Sembiring, S.sos, M.Si

KABUPATEN ROTE

200,000,000

12

KEMHAN

Kolonel Czi Agus Dedi Riadi

KABUPATEN ROTE

250,000,000

13

KEMHAN

Kolonel Cpl Mulyono, ST,MM

KABUPATEN BELU

250,000,000

14

KEMKUMHAM

Henry Donald Lumbantoruan, SH, MH

KOTA KUPANG DAN KABUPATEN KUPANG

250,000,000

15

KEMPAREKRAF

Roby Binarwan

KABUPATEN NGADA

250,000,000

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

58
No.

Bab 4 Bantuan yang Telah Diberikan

Judul Penelitian Riset Pengembangan Pariwisata Pulau Flores: Penilaian (Assesment) Potensi Alam dan Budaya Flores Sebagai Destinasi Wisata di Kawasan Timur Indonesia Pengolahan dan pemanfaatan Limbah Ternak Sapi Sebagai Sumber Energi Terbarukan dan Pupuk Organik Menunjang Ketahanan Pangan Deteksi Dioksin pada Produk Pangan Asal Ternak (Daging dan Susu) dengan GC-MS/ MS Identifikasi dan Evaluasi Potensi Lahan untuk Pertanian Pangan dan Peternakan di Wilayah Beriklim Kering NTT Kajian Inovasi Teknologi Spesifik Lokasi pada Usaha Ternak Sapi Potong di Nusa Tenggara Timur Peningkatan pertumbuhan sapi potong melalui teknologi pemeliharaan dengan pakan pola LEISA di NTT Kajian Mengurangi Angka Kematian Anak dan Memperpendek Jarak Kelahiran pada Sapi Bali. Peningkatan Pertumbuhan Sapi Sumba Onggole dengan Pemberian Pakan Konsentrat dalam Sistem Pemelihaaran Semi Intensif. Pengembangan agribisnis jagung, kacang hijau dan sapi dalam model kelembagaan petani-permodalanpemasaran di NTT

Instansi

Nama Peneliti Utama

Lokus Penelitian

Usulan Dana

16

KEMPAREKRAF

Roby Ardiwidjaja

KABUPATEN FLORES

250,000,000

17

KEMTAN

Ir. Jacob Nulik, M. Sc., Ph.D

KABUPATEN TTU

250,000,000

18

KEMTAN

Drh. Indraningsih MS

KOTA KUPANG

250,000,000

19

KEMTAN

Ir. Sofyan Ritung, MSc

KABUPATEN TTS DAN TTU

150,000,000

20

KEMTAN

Ir. Achmad Gozali, M.Sc

KABUPATEN TTS DAN TTU

250,000,000

21

KEMTAN

Ir. Paskalis Th Fernandez, M.Si

NTT

150,000,000

22

KEMTAN

Ir. Ati Rubianti, M Si

PULAU TIMOR

150,000,000

23

KEMTAN

Ir. Hendrik H Marawali, MP

PULAU SUMBA

150,000,000

24

KEMTAN

Ir. Yohanes Leki Seran, M Si

NTT

150,000,000

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 4 Bantuan yang Telah Diberikan

59

No.

Judul Penelitian Uji Perluasan Model Pengembangan Jagung/ Sapi Melalui Pendekatan Pilot Rool Out/Pro Di Ntt Pengembangan mesin perontok padi untuk benih Pengembangan Mesin Pengolah Kopi Skala UKM Kajian Model Pengembangan Strategi Komunikasi Dalam Proses Penciptaan Inovasi Teknologi Spesifik Lokasi Mendukung MP3EI (studi kasus dilahan marjinal lokasi pertanian tanaman pangan danpeternakan) Peningkatan kualitas produk perikanan di NTT dengan aplikasi mikroba lokal Penerapan TTG Olahan Hasil Laut Rekayasa Rantai Makanan Untuk Meningkatkan Produktivitas Biota Perairan Pada Sistem Aliran Tertutup (Lanjutan tahun 2010, 2011) Kemandirian Pangan Berbasis Potensi Lokal: Studi Di Provinsi NTT (Lanjutan) KABUPATEN TTS Teknologi agroforestri berbasis embung untuk penyediaan pakan ternak di provinsi NTT Penyediaan kebutuhan pakan ternak berbasis limbah tanaman jagung varietas lokal NTT untuk mendukung program sejuta sapi nasional

Instansi

Nama Peneliti Utama Ir. Debora Kana Hau, M Si

Lokus Penelitian

Usulan Dana

25

KEMTAN

NTT

150,000,000

26

KEMTAN

Ir. Marsudi, MSi

KABUPATEN KUPANG

200,000,000

27

KEMTAN

Ir. Puji Widodo, Msi

KABUPATEN MANGGARAI

200,000,000

28

KEMTAN

Vyta Wahyu Hanifah, S.Pt

KOTA KUPANG

200,000,000

29

LIPI

Agustinus Joko Nugroho, Msi Ir. Arie Sudaryanto, MT.

KABUPATEN KUPANG

150,000,000

30

LIPI

KABUPATEN KUPANG

250,000,000

31

LIPI

Tjandra Chrismadha, Drs, M.Phill.

KABUPATEN KUPANG

250,000,000

32

LIPI

Drs. Bayu Setiawan, MPS., MA

KABUPATEN TTS

250,000,000

33

LIPI

Dr. Wahyu Widiyono

KABUPATEN KUPANG

250,000,000

34

LIPI

Dr. B.Paul Naiola

KABUPATEN KUPANG

250,000,000

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

60
No.

Bab 4 Bantuan yang Telah Diberikan

Judul Penelitian Implementasi Sistem Jaringan Wireless Surveillance untuk Pemantauan Daerah Wisata Nasional Pulau Komodo Implementasi Teknologi PV Mppt Battery Charge Controller untuk Aplikasi Sistem PLTS Di Daerah Wisata Pulau Komodo, Nusa Tenggara Implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (angin dan matahari) untuk mendukung pariwisata Penerapan Teknologi Pita Volume Pohon Berdiri dalam Pemanfaatan Kaliwo

Instansi

Nama Peneliti Utama

Lokus Penelitian

Usulan Dana

35

LIPI

Yaya Sulaiman., ST

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

250,000,000

36

LIPI

Arief Suryadi S., MT

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

250,000,000

37

LIPI

Yoyon Ahmudiarto, Dr

KOTA KUPANG

250,000,000

38

Kementerian Kehutanan

S. Agung Sri Raharjo, S.Hut

KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA

250,000,000

4.6. KORIDOR EKONOMI 6 (PAPUA - KEPULAUAN MALUKU)


Tabel 23. Dana yang Diberikan untuk Penelitian di Koridor Ekonomi Papua - Kepulauan Maluku

No

Jumlah Penelitian 1 5 1

Dana Rp200.000.000 Rp900.000.000 Rp200.000.000 Rp969.757.000 Rp250.000.000 Rp250.000.000 Rp1.556.840.000 Rp225.045.640 Rp4.551.642.640 Rp850.000.000 Rp863.055.000 Rp700.000.000 Rp500.000.000 Rp2.913.055.000

Sumber Dana Insentif PKPP Insentif PKPP Insentif PKPP Insentif PKPP Insentif PKPP Insentif PKPP dan Insentif SINas Insentif SINas Insentif PKPP Insentif PKPP Insentif PKPP

Pelaku Penelitian Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Pertanian Kementerian Perhubungan Kementerian PU BATAN BPPT LIPI Universitas Pattimura 8 Lembaga Kementerian Pertanian Kementerian PU BPPT LIPI 4 Lembaga

MALUKU

1 1 1 6 1

Jumlah

17 4 1 4 2 11

MALUKU UTARA

Jumlah

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 4 Bantuan yang Telah Diberikan

61

No.

Judul Penelitian

Instansi 2 1 5 18 2

Nama Peneliti Utama Rp500.000.000 Rp250.000.000 Rp950.000.000 Rp2.219.568.000 Rp500.000.000 Rp200.000.000 Rp250.000.000 Rp1.350.000.000 Rp500.000.000 Rp1.700.000.000 Rp250.000.000 Rp601.600.000 Rp9.271.168.000 Rp800.000.000 Rp586.748.000 Rp200.000.000 Rp550.000.000 Rp790.000.000 Rp370.130.000 Rp3.296.878.000

Lokus Penelitian Insentif PKPP Insentif PKPP Insentif PKPP dan Insentif SINas Insentif PKPP Insentif PKPP Insentif PKPP Insentif PKPP Insentif PKPP dan BPPT Insentif PKPP Insentif PKPP Insentif SINas Insentif SINas

Usulan Dana Kementerian Pertahanan Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Pertanian Kementerian Kehutanan Kementerian Perhubungan Kementerian Sosial BATAN BPPT LAPAN LIPI Universitas Negeri Papua Universitas Cenderawasih 12 Lembaga Kementerian Pertanian Kementerian Kehutanan BKN BPPT LAPAN Universitas Negeri Papua 6 Lembaga

PAPUA

1 1 4 2 7 1 3

Jumlah

47 4 6 1 3 2 2

Insentif PKPP Insentif PKPP Insentif PKPP Insentif PKPP Insentif SINas

PAPUA BARAT

Jumlah

18

Provinsi Maluku Utara Bantuan yang diberikan adalah : Fasilitasi Pembentukan Pusat Inovasi Produk Unggulan Maluku Utara; Pendukung Inovasi dan Teknologi Pengolahan Diversifikasi Pala, yang terdiri dari: 4 unit Alat Pres tutup botol sirup pala, 10.000 eks label stiker botol sirup pala, 2500 tutup botol luar/putih sirup pala, 2500 tutup botol besi sirup pala, 10.000 sealer tutup botol sirup pala, dan 1 unit alat pres daging pala. Provinsi Papua Bantuan yang diberikan adalah : - Fasilitasi Pembentukan Pusat Inovasi Produk Unggulan Papua : 1 unit computer (utk pusat inovasi), Honor bulanan 1 orang Tenaga Administrasi Pusat Inovasi, Data base tentang pakar dan pengembangan produk unggulan daerah Papua.

- Peralatan Pelatihan Pengemasan Ikan Asar yang terdiri dari : 5 unit alat vacuum sealer portable kemasan ikan asar Papua, 10.000 eks plastic vacuum, 10.000 eks label stiker Ikan Asar Papua, 5 unit V-Banner promosi Ikan Asar Papua, 5 unit buku panduan packaging Ikan Asar Papua.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

62

Bab 5 Program/Kegiatan yang Telah Disepakati

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 5 Program/Kegiatan yang Telah Disepakati

63

Program/Kegiatan yang Telah Disepakati


5.1. KORIDOR EKONOMI 1 (SUMATERA) Pusat Unggulan Sesuai dengan hasil Rakor Balitbangda se-Sumatera, Kemenristek mendorong dan mendukung pemberdayaan pusat-pusat riset di daerah sesuai dengan potensi alam masing-masing serta mendorong Balai Penelitian Karet Sembawa Sumsel dan PPKS Sumut menjadi pusat unggulan untuk komoditas karet dan kelapa sawit dalam kerangka mendukung implementasi MP3EI Koridor Sumatera. Sumatera Selatan Berbagai program yang telah disepakati di Provinsi Sumatera Selatan, bersama dengan Balitbangnovda, UNSRI, dan PUR-PLSO, antara lain : - Menumbuhkan pelaku UKM berbasis karet. - Pengembangan varietas tanaman pangan di lahan sub optimal. - Pengembangan tanaman hortikultura - Pengembangan tatakelola air pasang surut. Lampung dan Bangka Balitung Untuk mensukseskan penguatan SINas dan SIDa serta mendukung terwujudnya MP3EI di Provinsi Lampung dan Bangka Belitung, maka program/kegiatan yang telah disepakati adalah : - Kajian kebutuhan industri guna penguatan barang modal industri karet dan batu bara; - Pembentukan konsorsium antar lembaga litbang dengan industri untuk menghasilkan barang modal terkait industri karet dan batu bara. Sumatera Utara Berdasarkan hasil diskusi pada saat survei SIDa di Medan, Sumatera Utara, dicapai beberapa kesepakatan untuk menindaklanjuti hasil survei ini, sebagai berikut : - Tim SIDa Sumatera Utara akan melakukan koordinasi dan rapat internal menentukan langkah-langkah kebijakan agar hasil survei SIDa ini dapat operasional. - Tim SIDa Sumatera Utara masih meminta dukungan dan bantuan dari Kementerian Ristek sebagai fasilitator dalam menindak lanjuti hasil survei SIDa, sampai terbentuknya

Bab 5

kegiatan-kegiatan pengelolaan kelapa sawit dalam rangka mendukung implementasi MP3EI. - Dalam forum ini, beberapa rumusan telah dihasilkan, antara lain: (1) Perlu dibangun kerjasama yang intensif dengan Kementerian Riset dan Teknologi dan Lembaga Pemerintahan Kementerian (LPK) serta Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) dalam berbagai bidang khususnya dalam pelayanan informasi tentang inovasi; (2) Perlu pembentukan Center of Excellence sesuai dengan sumber daya dan potensi daerah masing-masing; (3) Meningkatkan partisipasi masyarakat, dunia usaha, bisnis, dan akademisi dalam rangka penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penerapan IPTEK melalui SINas dan SIDa; (4) BPP melakukan usaha dengan meningkatkan potensi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan Komoditi Unggulan sebagai aset daerah yang perlu dilindungi; (5) Seluruh kegiatan Kelitbangan dilaksanakan satu pintu melalui BPP; dan (6) Dimasa yang akan datang dalam penyusunan naskah akademik Ranperda perlu melibatkan BPP. Sumatera Barat Hasil rapat koordinasi dan identifikasi yang dilakukan di Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu perlu adanya refocusing beberapa kegiatan penelitian yang termasuk dalam PKPP untuk mendukung MP3EI yang berbasis pada Sistem Inovasi Daerah agar mengangkat keunggulan daerah masing-masing. Sehingga diharapkan dapat menjawab kebutuhan kegiatan kelitbangan di daerah sesuai dengan hasil pemetaan SDM Iptek yang dimiliki. Bappeda dalam melakukan perencanaan pembangunan daerah dapat mengacu dari hasil kegiatan litbang di daerah. Jambi Pemda Provinsi Jambi bersama dengan Pusat Data Rawa UNSRI dan petani melakukan kaji terap pengelolaan tata air lahan rawa pasang surut di Tanjung Jabung Timur, Jambi.
Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

64

Bab 5 Program/Kegiatan yang Telah Disepakati

5.2. KORIDOR EKONOMI 2 (JAWA) Program Insentif Kementerian Riset dan Teknologi dalam mendukung program MP3EI khususnya Koridor Ekonomi Jawa melalui program-program unggulan, antara lain Insentif PKPP, Insentif Riset SINas, Insentif Spesifik Lokasi (Speklok), dan Insentif HKI. Untuk KE Jawa, Kementerian Riset dan Teknologi pada tahun 2012 mengeluarkan anggaran sebesar Rp. 44.200.000.000,- atau 22,1% dari total anggaran Rp. 200.000.000.000,-. Untuk Insentif Riset SINas pada KE Jawa, nilai yang dikeluarkan sebesar Rp 66.845.000.000,- dengan jumlah proposal 193. Adapun nilai total keseluruhan anggaran insentif Riset SINas adalah Rp.89.991.000.000,-. Jika dipersentasekan maka nilai KE Jawa ialah 74,27% sehingga menjadi anggaran mayoritas dibandingkan koridor lainnya. Insentif HKI Dalam rangka mendukung implementasi MP3EI KE Jawa melalui Insentif Hak Kekayaan Intelektual sebesar Rp 964.985.000,-. Insentif tersebut terdiri dari tiga jenis insentif, yaitu 1) Insentif Pembentukan Sentra HKI sebesar Rp.695.000.000,-, 2) Insentif Penguatan Sentra HKI sebesar Rp 150.000.000,-, dan 3) Insentif Raih HKI sebesar Rp. 119.985.000,-. Insentif Speklok Untuk KE Jawa, Kementerian Riset dan Teknologi melakukan pembiayaan melalui insentif Speklok sebesar Rp 4.700.000.000,- dengan lokasi tersebar di 5 (lima provinsi), yakni 2 lokasi di DKI Jakarta, 2 lokasi di Jawa Barat, 3 lokasi di Jawa Tengah, 2 lokasi di DIY, dan 2 lokasi di Jawa Timur. Investasi Litbang/Iptek Di KE Jawa Kementerian Riset dan Teknologi juga melaksanakan program Kebijakan Peningkatan Investasi Litbang/Iptek yang nilainya sebesar Rp.1.500.000.000,-. Anggaran tersebut digunakan dalam rangka mendorong target belanja R&D 1% di tahun 2014. 5.3. KORIDOR EKONOMI 3 (KALIMANTAN Dari berbagai diskusi yang dilakukan maka disepakati bersama bahwa : Kerjasama dengan PTPN Dari FGD yang dihadiri oleh berbagai stakeholder di Pontianak, teridentifikasi sejumlah besar biomassa yang

dapat digunakan sebagai sumber energi dengan terlebih dahulu mengubahnya menjadi bioetanol. Dari sisi PTPN, FGD tersebut memberikan banyak manfaat dan terbuka peluang untuk melakukan efisiensi di berbagai sektor produksi sehingga dibutuhkan dukungan program dari KRT khususnya fasilitasi untuk memperkuat jejaring, penguatan SDM serta fasilitasi untuk difusi teknologi dengan counterpart dari PTPN. Kerjasama dengan Pemda KRT akan mengembangkan jejaring penyedia iptek dan lembaga regulasi dengan fokus pada batubara di Kalimantan, termasuk dukungan program misalnya instenf untuk aplikasi teknologi reklamasi dan revegetasi sebagai counterpart budget dengan pemda. Peraturan Bersama Kementerian Ristek akan menindak lanjuti peraturan bersama Kemenristek dan Kemendagri tentang Penguatan Sistim Inovasi Daerah baik melalui supervisi untuk penyusunan tim koordinator Penguatan Sistim Inovasi Daerah tingkat Provinsi maupun tim koordinator di tingkat provinsi/kabupaten kota. Forum Jaringan Telah terbentuk forum jaringan di Universitas Mulawarman, Samarinda. dimana dalam forum tersrbut disepakti bertujuan untuk meningkatkan interaksi antara stakeholder riset dan teknologi untuk mengatasi berbagai masalah yang selama ini menjadi isu dalam penyelenggaraan riset di Kalimantan. Kegiatan tersebut akan terus dikawal agar bisa terjadi harmonisasi diantara anggota forum maupun dengan stakeholder lainnya, dengan mengalokasikan slot program dengan insentif baik SINas maupun PKPP atau disinergikan dengan program pusat unggulan yang sedang dikembangkan. One Gate Policy Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi atau unit kelitbangan yang ada disetiap provinsi merupakan pintu masuk kegiatan Kementerian Riset dan Teknologi di daerah. Demikian juga diharapkan bahwa Balitbangda merupakan sumber informasi tentang program-program ristek yang akan masuk suatu wilayah yang sesuai dengan kebutuhan wilayah. Oleh karena itu, perlu dukungan

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 5 Program/Kegiatan yang Telah Disepakati

65

kebijakan khususnya dalam hal kebijakan untuk share informasi guna mendukung perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan daerah. 5.4. KORIDOR EKONOMI 4 (SULAWESI) Pusat Unggulan Hasil Rapat Koordinasi SDM & Iptek Koridor Sulawesi Beberapa pusat unggulan yang akan dikembangkan : - Pusat Unggulan Kakao Sulsel; - Pusat Unggulan Rumput Laut Sulsel; - Pusat Unggulan Nikel Sultra (yang di koordinir oleh Balitbangda Sultra atas rekomendasi Balitbangda Sulsel); - Pusat Unggulan Kelapa Sulut. Implementasi Peraturan Bersama Menteri Negara Riset Dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah Sesuai dengan tujuan Peraturan Bersama yaitu untuk peningkatan kapasitas pemerintahan daerah, daya saing daerah, dan pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 secara terarah dan berkesinambungan, maka salahsatu program/kegiatan yang disepakati untuk dikembangkan adalah Penguatan SIDa. Sinkronisasi Program/Kegiatan Kementerian Riset dan Teknologi Sinkronisasi pelaksanaan program dan skema insentif yang ada di Kementerian Riset dan Teknologi (seperti Kelembagaan Pusat Unggulan, Insentif Riset Sinas, Insentif Sarana Prasarana, Insentif Penguatan SDM Iptek, Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa, Insentif HaKI) dengan pengembangan pusat unggulan dalam kerangka penguatan SIDa. 5.5. KORIDOR EKONOMI 5 (BALI DAN NUSA TENGGARA) Pusat Unggulan Pembentukan konsorsium Pusat Unggulan Lahan Suboptimal Beriklim Kering yang diprakarsai oleh Universitas Nusa Cendana (UNDANA), Politeknik Negeri Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), dan Badan Pendidikan Pelatihan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D). Dibentuknya konsorsium ini sebagai salah satu komponen kelembagaan inovasi dalam SIDa NTT. SIDa Berdasarkan hasil kesepakatan untuk mendukung SIDa dan MP3EI adalah :

- Sinkronisasi tim peneliti PKPP 2012 dan peneliti lainnya untuk mengajukan proposal di tahun berikutnya disesuaikan dengan pengembangan SIDa di wilayah terkait dengan fokus dan lokus yang ada. - Akan diberikan bantuan beasiswa bagi para peneliti di NTT untuk melanjutkan studi atau mengikuti kursus singkat untuk pengembangan kemampuan dan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia para peniliti. - Kementerian Riset dan Teknologi akan fokus pada pengembangan garam karena mempunyai potensi yang cukup besar dan dapat dijadikan komoditi unggulan serta untuk memenuhi kebutuhan garam lokal dan nasional yang sebagian besar masih diimport dari luar negeri. - Pemberian pendampingan pengembangan Sistem Inovasi Daerah PKPP Koridor Ekonomi V Bidang Pariwisata telah melakukan beberapa kegiatan implementasi sesuai dengan proposal dari beberapa peneliti, sebagai berikut : - Melakukan kerjasama dengan Pemda NTB dalam Pelatihan Teknologi Informasi berbasis Open Source oleh Kemenkominfo (Peningkatan Penerapan Open Source Software di Provinsi Nusa Tenggara Barat); - Melakukan kerjasama dalam melakukan pelatihan bagi pengrajin Gerabah di desa Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat, NTB oleh UPT Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselin Bali, BPPT (Pengembangan Teknologi Produksi dan Desain Seni Keramik Untuk Menunjang Sektor Pariwisata di Daerah Banyumulek, Lombok Barat). 5.6. KORIDOR EKONOMI 6 (PAPUA - KEPULAUAN MALUKU) SIDa dan Pusat Unggulan Berdasarkan hasil rapat koordinasi dan komunikasi dengan pihak Bappeda Maluku Utara, Badan Litbang Prov. Maluku Utara, Bappeda Prov. Maluku Utara, Bappeda Kota Ternate serta Dinas Koperasi dan UKM Ternate maka disepakati kegiatan yang akan dilakukan di kota Ternate adalah sebagai berikut: FGD SIDa mendukung MP3EI dan Sosialiasi Pembentukan Pusat Inovasi Produk Unggulan di Maluku Utara; Analysis Of National Innovation Systems (ANIS); Community Development: Inovasi dan Teknologi Pengolahan Diversifikasi Pala.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

66

Bab 5 Program/Kegiatan yang Telah Disepakati

Buku Program Iptek Kegiatan Koridor Ekonomi 6 yang telah disepakati untuk diselenggarakan adalah : - Pembuatan buku program Iptek yang berasal dari proposal penelitian insentif PKPP Kementerian Riset dan Teknologi. - Launching program Iptek Koridor Ekonomi 6 di Ambon, Maluku.

- Berdasarkan hasil rapat koordinasi dan komunikasi dengan pihak Bappeda Papua, maka disepakati kegiatan yang akan dilakukan di Jayapura adalah sebagai berikut: Rapat Pembentukan Pusat Inovasi Produk Unggulan Papua di Jayapura; Analysis Of National Innovation Systems (ANIS); dan Community Development : Pelatihan Pengemasan Ikan Asar.

Gambar 45. Buku Program Iptek Untuk Koridor Ekonomi 6

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 5 Program/Kegiatan yang Telah Disepakati

67

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

68

Bab 6 Rencana Program 2012-2013

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 6 Rencana Program 2012-2013

69

Rencana Program 2012 - 2013

Bab 6

6.1. KORIDOR EKONOMI 1 (SUMATERA) Provinsi Jambi - Pemanfaatan lahan rawa pasang surut untuk tanaman pangan di Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat. - Implementasi berbagai teknologi pengelolaan lahan rawa pasang surut mendukung kegiatan pertanian, peternakan, dan perikanan. - PUR-PLSO sebagai lembaga yang dikembangkan sebagai Pusat Unggulan Iptek masih akan mendapatkan insentif pembinaan di tahun 2013. Provinsi Sumatera Utara - Tindak lanjut hasil pengolahan pemetaan SIDa dengan menyusun roadmap dan menyusun target capaian serta skenario pelaksanaan dan penganggaran SIDa Sumatera yang melibatkan sektor pemerintah, perguruan tinggi dan badan usaha.

- Memberikan bantuan tenaga ahli dan fasilitas insentif dalam mendukung program pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Simangke. - Sawit, PPKS sebagai lembaga yang ditetapkan sebagai PUI masih akan mendapatkan insentif pembinaan di tahun 2013. - Karet, menumbuhkembangkan pelaku UKM terkait dengan komoditi karet. - Komoditas Utama Lainnya Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu Dengan adanya program Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) di Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu yang diselaraskan dengan kegiatan MP3EI diharapkan akan dapat berperan dalam upaya peningkatan kemampuan SDM Iptek. Dengan adanya kegiatan MP3EI

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

70

Bab 6 Rencana Program 2012-2013

dan Kegiatan Penelitian dari program PKPP ini harapannya adalah dapat termanfaatkannya hasil-hasil litbang dalam peningkatan ekonomi masyarakat berbasis sistem inovasi daerah. Terlaksana peran kelembagaan badan litbang daerah untuk dapat mengkoordinasi kegiatan kelitbangan didaerah. Provinsi Lampung dan Bangka Belitung Rencana pemberian insentif pembuatan barang modal industri karet dan batu bara untuk konsorsium yang telah terbentuk. Provinsi Sumatera Selatan - Pengembangan galur padi berumur genjah dan pengembangan berbagai varietas tanaman pangan. - Perluasan kegiatan tatakelola air pasang surut di sekitar lokasi yang telah ada dan di Kabupaten lainnya dengan melibatkan kelompok petani. - Pengembangan potensi perikanan di lahan rawa. - Menumbuhkembangkan pelaku UKM terkait produk pangan. 6.2. KORIDOR EKONOMI 2 (JAWA) Dari usulan kegiatan pemenuhan dan penguatan iptek tahun 2013 untuk seluruh koridor, KE Jawa sebesar 27,92%. Adapun usulan kegiatannya adalah sebagai berikut : Pembentukan 15 Center of Excellence di KE Jawa. Penambahan 13 Fasilitas Kebutuhan Riset Iptek di KE Jawa. Pembentukan 15 Fasilitas Baru (Lab/Workshop) di KE Jawa. Insentif Penguatan Litbang di KE Jawa. 6.3. KORIDOR EKONOMI 3 (KALIMANTAN) Program untuk kegiatan koridor Kalimantan adalah : Penguatan Sistem Inovasi Daerah berbasis 22 kegiatan ekonomi utama atau kegiatan yang terkait meliputi : - Pemetaan kondisi Sistem Inovasi Daerah di Kalimantan. - Penyusunan Roadmap pengembangan Sistem Inovasi Daerah bertemakan Sumberdaya Daerah di Kalimantan. - Penguatan Kelembagaan Iptek di Kalimantan. - Penguatan Sumberdaya Iptek di Kalimantan. - Penguatan Jaringan Iptek di Kalimantan. - Peningkatan produktifitas lembaga Iptek di Kalimantan. - Peningkatan pendayagunaan hasil-hasil litbang Iptek di Kalimantan.

Penguatan jejaring di daerah melalui dukungan pembiayaan untuk memperkuat komitmen antar stakeholder dalam memanfaatkan komoditas yang menjadi tema strategis. Penguatan Forum peneliti lokal untuk memberikan kontribusi optimal pada program MP3EI. Penguatan jejaring untuk implementasi efisiensi energi berbasis biomassa Sawit sebagai sumber eneregi terbarukan. Penguatan Jejaring untuk regulasi dan implementasi teknologi revegetasi dan penanganan lahan pasca tambang. 6.4. KORIDOR EKONOMI 4 (SULAWESI) Pengembangan Pusat Unggulan Sesuai dengan hasil Rapat Koordinasi SDM dan Iptek Koridor Sulawesi akan dikembangkan Pusat Unggulan di beberapa provinsi. Melalui pengembangan pusat unggulan tersebut diharapkan produk iptek akan mampu berkembang baik pada level lokal, nasional maupun global. Hal ini akan dicapai apabila pengembangan pusat-pusat unggulan itu mampu mengoptimalkan 4 faktor penentu yakni kondisi faktor, kondisi permintaan, industri yang berkaitan dan mendukung dan strategi, struktur dan pesaing perusahaan, ditambah dengan faktor peluang. Kondisi faktor (SDM, SD pengetahuan, SD Modal, infrastruktur), kondisi permintaan dapat mendukung tingkat dan perbaikan serta inovasi oleh lembaga litbang & perguruan tinggi. Penguatan SIDa Sejalan dengan telah diterbitkannya Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah rencana program 2012 2013 adalah sebagai berikut : - Kebijakan Penguatan SIDa yang meliputi : Pengembangan Roadmap penguatan SIDa yang memuat: kondisi SIDa saat ini, tantangan dan peluang SIDa, kondisi SIDa yang akan dicapai, arah kebijakan dan strategi penguatan SIDa, fokus dan program prioritas SIDa, serta rencana aksi penguatan SIDa. Mendorong integrasi Roadmap penguatan SIDa kedalam RPJMD dan RKPD. Sinkronisasi, harmonisasi dan sinergi kebijakan penguatan SIDa yang meliputi: identifikasi dan inventarisasi kebijakan penguatan SIDa; analisis

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 6 Rencana Program 2012-2013

71

potensi sinergi kebijakan penguatan SIDa; dan memadukan kebijakan-kebijakan antardaerah dan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat untuk penguatan SIDa. - Penataan unsur SIDa yang meliputi: (1) Kelembagaan SIDa; (2) Jaringan SIDa; dan (3) Sumber daya SIDa. - Pengembangan SIDa yang meliputi kegiatan : Pembangunan komitmen dan konsensus unsur-unsur SIDa di daerah; Pemetaan potensi dan analisis SIDa; dan Pemberlanjutan penguatan SIDa. 6.5. KORIDOR EKONOMI 5 (BALI DAN NUSA TENGGARA) Rencana Program yang akan dilakukan di KE V Bidang Pariwisata ini adalah masih berupa Monitoring dan Evaluasi hasil-hasil yang sudah dilakukan oleh peneliti. Salah satu cara yang dilakukan dalam memonitoring dan mengevaluasi hasil-hasil tersebut adalah melalui mailing list yang sudah dibangun, yaitu: pkpp-koridor5@ristek. go.id. Kegiatan pengembangan Sistem Inovasi Daerah, meliputi FGD dan workshop pembentukan, pengembangan dan penguatan SIDa, pembentukan tim SIDa, penentuan fokus dan lokus (wahana interaksi/pilot project) SIDa, pembuatan master plan dan road map/rencana aksi SIDa, dan pendampingan kegiatan SIDa. Kegiatan identifikasi masalah kebutuhan teknologi/inovasi dan manajemen industri garam di Kabupaten Kupang. Kegiatan penyiapan teknologi tepat guna yang telah proven technology dari lembaga litbang terkait untuk pengolahan garam. Kegiatan desiminasi, difusi, dan pelatihan kepada masyarakat dan industri. Kegiatan Awal Sosialisasi Pengembangan Industri Garam di Kabupaten Kupang dengan masyarakat, industri, dinas terkait di pemerintahan daerah, dan pengembang/ penyedia teknologi. Kegiatan pemetaan lokasi pengembangan garam. 6.6. KORIDOR EKONOMI 6 (PAPUA - KEPULAUAN MALUKU) Pusat Inovasi Sagu di Papua Rencana program tahun 2012-2013 di Koridor Ekonomi Papua - Kepulauan Maluku yaitu, pembentukan Pusat Inovasi Sagu di Papua, Studi Kelayakan Pengembangan Pusat Inovasi lainnya, serta Studi Kelayakan Pengembangan Pusat Inovasi di Ambon.
Gambar 46. Tindaklanjut Program Iptek di Koridor Ekonomi Kepulauan Maluku dan Papua

Insentif SINas Sedangkan insentif SINas yang difokuskan untuk pengembangan Pusat Inovasi Sagu di Kota Jayapura mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp.0,5 M. Selain itu, di Kota Jayapura dan Merauke ditetapkan menjadi lokasi pengembangan energi terbarukan dari program Diseminasi Teknologi Spesifik Lokasi (Speklok) dengan anggaran masing-masing sebesar Rp. 0,6 M.
Tabel 24. Insentif SINas di Koridor Ekonomi Papua dan Maluku 2012

Fokus Peternakan Pertanian Pendukung

Jumlah Riset 1 3 6

Insentif PKPP Selain itu, juga dilaksanakan kegiatan riset yang didanai oleh Program Insentif PKPP Kementerian Riset dan Teknologi, Insentif SINas dan Speklok. Untuk kegiatan Insentif PKPP terdapat 54 riset dengan total anggaran sebesar Rp.13,50M.
Tabel 25. Insentif PKPP Kementerian Riset dan Teknologi di Koridor Ekonomi Papua dan Maluku 2012

Fokus Nikel Tembaga Pertanian Migas Perikanan Pendukung

Jumlah Riset 1 (tidak ada usulan) 20 1 3 29

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

72

Bab 6 Rencana Program 2012-2013

Tabel 26. Insentif Speklok di Koridor Ekonomi Papua dan Maluku 2012

Fokus Energi Terbarukan

Jumlah Paket 2

Adapun rencana kegiatan Ristek dan LPNK Tahun 2013 untuk mendukung MP3EI di Koridor Ekonomi 6 adalah :

Tabel 27. Kegiatan Koridor Ekonomi Kepulauan Maluku dan Papua 2013

No 1

Kegiatan Ekonomi Utama Pertanian Pangan - MIFEE

K/L

Kegiatan

Lokasi

Anggaran

BPPT 2 Energi BPPT 3 Perikanan LAPAN LIPI 4 Non-Komoditas BATAN

Pengembangan sagu terpadu sebagai sumber pangan lokal dalam mendukung ketahanan pangan nasional Kajian Perencanaan Infrastruktur Energi di Mamberamo Papua & PLTS Bimtek Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan dan Penggunaan Fishfinder Pengembangan penelitian kelautan kawasan timur Indonesia

Papua dan Sorong

5 milyar

Memberamo

2 milyar

Basic Design untuk Bankable Feasibility Studi Pabrik Bio-Medical Grade Gel dari rumput laut dan kulit udang/kepiting dengan teknologi radiasi nuklir
Tabel 28. Rencana Kegiatan 2013

No

Kegiatan Pendayagunaan Iptek dan aplikasi model kolaborasi riset untuk industri karet.

Urgensi Sinergitas kemampuan LPNK dan instansi terkait dalam pengembangan Industri karet di Indonesia seperti pemanfaatan teknologi iradiasi nuklir (Batan), teknologi invitro dan biologi molekular (LIPI) untuk pengem-bangan bibit dll Sinergitas kemampuan LPNK dan instansi terkait dalam pengembangan Industri kakao di Indonesia seperti teknologi sterilisasi serbuk, pengembangan mikroba fermentasi untuk peningkatan kualitas, uji residu pestisida dll. Sinergitas kemampuan LPNK dan instansi terkait dalam pengembangan Industri sagu di Indonesia seperti ethobotani variasi sagu (LIPI), teknik produksi makanan berbahan sagu dalam berbagai produk (BPPT) dll

Anggaran

1.

1,5 M

2.

Pendayagunaan Iptek dan aplikasi model kolaborasi riset untuk industri kakao .

1,5 M

3.

Pendayagunaan Iptek dan aplikasi model kolaborasi riset untuk industri sagu.

1,5 M

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 6 Rencana Program 2012-2013

73

No

Kegiatan Pembuatan Masterplan untuk teknologi dan teknik produksi industri hulu otomotif.

Urgensi Sinergitas kemampuan LPNK , Litbang Dep Perhubungan, Litbang Dep Perindustrian, dan instansi terkait dalam pengembangan Industri hulu otomotif (baterey sebagai sumber energi) di Indonesia . Hal ini untuk menanggulangi ketergantungan dari pihak lain. Sinergitas kemampuan LPNK (BPPT PTIS, PTIM, PTM, B2TKS, LAGG, B2TE, BTMP, MEPPO-, LIPI, dll), Litbang Dep Perhubungan, Litbang Dep Perindustrian, dan instansi terkait dalam pengembangan Industri mobil listrik di Indonesia . Sinergitas kemampuan LPNK , Litbang Dep Perhubungan, Litbang Dep Perindustrian, dan instansi terkait dalam pengembangan Industri hulu otomotif (baterey sebagai sumber energi) di Indonesia . Hal ini untuk menanggulangi ketergantungan dari pihak lain. Penerapan kemampuan Sumberdaya Iptek LPNK dalam pengembangan Industri di Indonesia . Hal ini akan memberikan dampak nyata kontribusi para peneliti dan perekayasa dalam mengembangkan industri di Indonesia.

Anggaran

6.

1M

5.

Pendayagunaan Iptek dan aplikasi model kolaborasi untuk industri Mobil listrik

2M

6.

Pembuatan Masterplan untuk teknologi dan teknik produksi industri hulu otomotif.

1M

7.

Expert Supporting Program untuk Industri

2,5 M

Tabel 29. Kegiatan Ekonomi dan Rekomendasi di Koridor 6 untuk Pilar Ke-3 Khususnya Iptek (Sumber : Dokumen MP3EI)

No.

Kegiatan Ekonomi Utama

Rekomendasi Pembangunan balai penelitian & pengembangan teknologi pertanian, peternakan, perikanan di Merauke, Pengadaan peralatan alat dan mesin pertanian (traktor, planter, reaper, power threser, mini combine, pompa air); Penyiapan teknologi budidaya pertanian dan perkebunan berbasis IPTEK (pra dan pasca panen) di Merauke. Pembentukan Pusat disain & Rekayasa Teknologi Tembaga di Timika; Pemberian fasilitasi bantuan peralatan teknologi tembaga. Pendirian Pusat Informasi Migas di Sorong; Pendirian Litbang Migas di Sorong. Pembangunan unit pengolahan ikan, mesin dan peralatan pengolahan, laboratorium uji mutu dan penelitian dan pengembangan, cold storage, dan docking di Maluku dan Maluku Utara; Pendirian Pusat Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan di Ambon dan Morotai; Menyediakan pusat informasi sumber daya ikan berbasis teknologi di masingmasing desa nelayan; Meningkatkan mutu produk perikanan melalui pelatihan, standarisasi, dan pengawasan mutu.

Pertanian Pangan - MIFEE

2 4

Tembaga Minyak dan Gas Bumi

Perikanan

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

74

Bab 7 Penutup

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 7 Penutup

75

Penutup

Bab 7

Sebagaimana diamanatkan dalam MP3EI, kemampuan suatu bangsa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan sangat bergantung pada kemampuan bangsa tersebut dalam berinovasi. Inovasi, yang berbasis pada kapitalisasi produk riset-teknologi, akan memberikan dampak langsung pada peningkatan produktivitas, yang pada akhirnya dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. Laporan satu tahun pelaksanaan kegiatan Kementerian Riset dan Teknologi dalam rangka mendukung MP3EI ini memberikan gambaran progress kegiatan peningkatan kemampuan iptek yang dilaksanakan di masing-masing Koridor Ekonomi dimana terlihat, bahwa bentuk konkret kegiatan Kemenristek bermuara pada 4 program, yakni: (1) Pembentukan Pusat Unggulan/Inovasi (center of excellence) dan (2) Penguatan SIDa (sistem inovasi daerah) ; (3) Revitalisasi Puspiptek menuju STP (Science and Techno Park); dan (4)

Penguatan aktor inovasi di masing-masing koridor ekonomi. Meski terkait dengan kelembagaan Iptek yang ideal, Pusat Unggulan/Inovasi mensyaratkan adanya sumber daya dan jejaring Iptek yang prima, yang beroperasi secara efisien dan optimal dalam rangka menghasilkan produk riset/inovasi yang relevan, unggul dan produktif. Sumber daya Iptek tersebut terkait dengan SDM, budaya, finansial, informasi ilmiah, sarana-prasarana, regulasi, program, jejaring, dll. Sementara itu Penguatan SIDa, sebagai sebuah penguatan sistem, memerlukan dukungan sumber daya dan jejaring yang lebih luas lagi, termasuk dukungan dari kementerian teknis terkait lainnya seperti: lembaga riset kementerian teknis, perguruan tinggi, kementerian komoditas, perbankan, perdagangan, industri, koperasi, dll. Berbagai insentif yang telah dikembangkan Kemenristek, yang menyasar pada keempat program di atas adalah: Insentif Pusat Unggulan; Insentif KNAPPP; Insentif Riset

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

76

Bab 7 Penutup

SINas; Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP); Insentif Spesifik Lokasi (Speklok); Insentif HKI; Insentif Beasiswa; Insentif Krenova Pemuda; Insentif Technopreneurship; Insentif BIC/BTC; Penguatan Jejaring Pelaku Iptek; Insentif Mobilitas; Insentif STP; Insentif Pusat Peragaan Iptek, dll. Kombinasi jenis insentif ini diberikan Kemenristek bergantung pada karakteristik, kebutuhan dan potensi/produk unggulan daerah/koridor ekonomi yang bersangkutan dan bersifat saling menguatkan (sinergi). Untuk tahun 2012 Insentif PKPP, yang merupakan 33% dari total anggaran Kemenristek, berakhir. Artinya tidak ada lagi Insentif PKPP untuk TA 2013. Dengan demikian, instrumen kebijakan yang ada (insentif ) dan besaran anggaran yang terbatas tersebut harus diefisienkan dan dioptimalkan untuk mencapai sasaran program yang telah ditargetkan. Ke depan perlu dievaluasi secara komprehensif, dikembangkan dan dimantabkan sistem insentif Iptek yang ada, agar implementasi kebijakan dapat semakin efisien dan efektif dalam rangka peningkatan kemampuan Iptek nasional untuk mendukung MP3EI. Terkait dengan kegiatan di masing-masing Koridor Ekonomi, ada beberapa catatan langkah-langkah strategis yang perlu ditindaklanjuti ke depan antara lain : a. Pada Koridor Ekonomi 1 : Dengan diketahuinya Peta Potensi dan relevansi program masing-masing provinsi dalam mendukung MP3EI, maka dibutuhkan Rencana Aksi bersama dalam: Pemetaan ketersediaan dan kebutuhan iptek dan kendalanya; Penguatan Riset Iptek oleh Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang lokal, Lembaga Litbang Nasional dan internasional; Penguatan intermediasi hasil litbang ke arah difusi inovasi teknologi, dan Penguatan Pusat-pusat Unggulan. b. Pada Koridor Ekonomi 2 : Sinergi antar aktor utama KP3EI merupakan kunci keberhasilan MP3EI. Karena itu, koordinasi antar aktor KP3EI merupakan hal yang sangat penting untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. c. Pada Koridor Ekonomi 3 : Pola pembangunan iptek dilakukan secara simultan, sehingga akan berpengaruh bagi peningkatan kapasitas daya saing industri dan perekonomian nasional; Pola pembangunan iptek harus berbasis pada peningkatan investasi yang kompatibel dengan arah pembangunan perindustrian sampai pada tingkat kontribusi optimal bagi pertumbuhan teknologi

pada industri hilir, sehingga kontribusi iptek sejalan dengan peningkatan pertumbuhan dan daya saing ekonomi nasional; Diperlukan Instrumen kebijakan operasional yang sejalan dengan upaya kebijakan investasi dan ekspor/impor dalam konteks pembangunan konstruksi perindustrian nasional, dan sistem insentif bagi para peneliti dan kelembagaan riset sebagai upaya akseleratif memperkuat kapasitas dan kapabilitas litbang; Perlu instrumen lain berupa new iniciative diluar komoditas ekonomi utama, namun mempunyai kontribusi yang signifikan bagi peningkatan ekonomi masyarakat. d. Pada Koridor Ekonomi 4 : Untuk meningkatkan pengembangan SDM dan Iptek, Kementerian Ristek mendorong pemerintah daerah untuk mengembangankan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) dan akan memberikan bantuan advokasi dan pendampingan. Fokus pengembangan inovasi dan teknologi akan dilakukan pada industri garam, karena potensi geografis dan cuaca serta tingginya kebutuhan garam lokal dan nasional, yang sebagian besar masih diimpor. Namun, untuk potensi unggulan lainnya seperti peternakan, pariwisata dan perikanan akan didukung oleh program-program seperti insentif riset, speklok, pengembangan pusat unggulan dan lain-lainnya. e. Pada Koridor Ekonomi 5 : Diperlukan upaya pengembangan pusat unggulan inovasi (center of excellence on innovation) yang fokus pada isu-isu strategis, yaitu pertanian pangan, nikel, tembaga, minyak bumi dan gas, serta perikanan. Dikembangkannya program insentif bagi peneliti dan perekayasa pada isu-isu strategis tersebut merupakan upaya untuk menyuntikkan inovasi dan Iptek dalam pengembangan Koridor Ekonomi 5. Tindak lanjut pembentukan pusat inovasi produk unggulan, commmunity developtment serta Analisys of National Innovation Systems diharapkan dapat berjalan sesuai dengan rencana. f. Pada Koridor Ekonomi 6 : Seperti pada Koridor Ekonomi lainnya, program ke depan terkait penguatan iptek pada koridor ini adalah membantu daerah dalam pengembangan potensi/produk unggulan daerah melalui penguatan SIDa dan pembentukan pusat unggulan. Studi kelayakan pembentukan pusat inovasi sagu di Papua dan pusat inovasi di Ambon perlu menjadi pehatian.

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Bab 7 Penutup

77

Laporan Satu Tahun Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Mendukung MP3EI

Anda mungkin juga menyukai