RENCANA STRATEGIS
2020-2024
DAFTAR ISI
ii
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
Daftar Tabel
iii
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
Daftar Gambar
iv
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Balai Besar Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi
(BBPPMPV) Seni dan Budaya merupakan Unit Pelaksana Teknis dibawah
Direktorat Jenderal Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 26
tahun 2020. BBPPMPV Seni dan Budaya dirintis sejak 1 september 1983 dengan nama
Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Kesenian berdasarkan SK
Mendikbud Nomor 0529/1993. PPPPG Kesenian merupakan Unit Pelaksana Teknis
di lingkungan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah dengan tugas dan
fungsi utama membina, mengembangkan, meningkatkan SMK khusus di bidang
seni dan kriya.
Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8
Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), PPPG Kesenian
berubah nama menjadi Pusat Pengembangan dan Pemberdayan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya. Kedudukan PPPPTK Seni dan Budaya saat
itu berada di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP). Pada tanggal 9
Juni 2015 terbit peraturan baru yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia Nomor 16 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
PPPPTK yang menyatakan bahwa PPPPTK berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
BBPPMPV Seni dan Budaya berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 26 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja BBPPMPV
mempunyai tugas melaksanakan pengembangan penjaminan mutu pendidikan
vokasi di bidang seni dan budaya. Sedangkan fungsi BBPPMPV Seni dan Budaya
adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan program pengembangan penjaminan mutu pendidikan vokasi;
2. Pelaksanaan penjaminan mutu peserta didik, sarana prasarana, dan tata kelola
pendidikan vokasi;
3. Pelaksanaan penyelarasan pendidikan vokasi sesuai dengan kebutuhan dunia
usaha dan dunia industri;
4. Pelaksanaan fasilitasi dan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan pada Pendidikan vokasi;
5. Pengelolaan data dan informasi;
6. Pelaksanaan kerja sama di bidang pengembangan penjaminan mutu
pendidikan vokasi;
7. Pelaksanaan evaluasi pengembangan penjaminan mutu pendidikan vokasi;
dan
8. Pelaksanaan urusan administrasi.
1
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
B. Landasan Hukum
Renstra ini disusun berdasarkan peraturan perundangan sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104);
3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157);
4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 33);
5. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); SK Nomor 009460 A;
6. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2019 Tentang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2020 tentang perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2020-2024.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2022 tentang Perubahan atas Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun
2020-2024.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
C. Capaian 2015-2019
Renstra yang disusun BBPPMPV Seni dan Budaya salah satunya bertitik tolak
pada pelaksanaan Rencana Strategis PPPPTK Seni dan Budaya tahun 2015-2019.
Capaian pelaksanaan Renstra tersebut dianalisis dan digunakan untuk
merumuskan arah kebijakan dan sasaran, serta Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
pada tahun 2020-2024 dengan tetap mengacu pada arah dan kebijakan Direktorat
Jenderal Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Sasaran Strategis BBPPMPV Seni dan Budaya sampai dengan tahun 2020 masih
mengacu pada Rencana Strategis Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu mengembangkan
dan memberdayakan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Bidang Seni dan
Budaya yang dilaksanakan dalam kegiatan peningkatan kompetensi PTK.
D. Isu-isu Strategis
1. Paradigma Pendidikan Vokasi
Era keterbukaan dan persaingan bebas ditandai dengan memudarnya sekat-
sekat antar negara termasuk dengan pembentukan berbagai kesepakatan
pembukaan pasar regional dalam berbagai ukuran cakupan kawasan dari
sekelompok negara bertetangga, satu benua, dan lintas benua seperti MEA, AFTA,
dan APEC. Pada era tersebut, jenis pekerjaan seseorang berubah dengan cepat
sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan penyediaan tenaga kerja yang semakin
mengglobal serta pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Pekerjaan
yang semula dilakukan secara manual dengan mengandalkan tenaga manusia telah
digantikan oleh mesin dan teknologi informasi. Beberapa jenis pekerjaan
keterampilan dasar pada dunia kerja akan berubah pada tahun 2020, dan hampir 2
miliar pekerja berisiko kehilangan pekerjaan. Karena itu, pendidikan dan pelatihan
seharusnya dilakukan dengan memberi banyak pilihan keterampilan yang sesuai
dengan minat peserta didik dan perkembangan kebutuhan pasar kerja sehingga
memungkinkan pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning).
Pendidikan termasuk pendidikan vokasi formal dan nonformal hendaknya
3
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
dikelola dalam konteks pendidikan sepanjang hayat, agar peserta didik mampu
bersaing dalam karier pada masa depan dan menjadi aset pembangunan.
Pendidikan dan pelatihan vokasi pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi
perlu membekali lulusannya dengan berbagai kecakapan yang lebih umum, yaitu
kecakapan hidup dan berkarir, kecakapan dalam belajar dan berinovasi, serta
kecakapan memanfaatkan informasi, media, dan teknologi.
Kecakapan hidup dan berkarir (life and career skills) memiliki komponen, yakni
(1) fleksibilitas dan adaptabilitas, (2) memiliki inisiatif dan dapat mengatur diri
sendiri, (3) interaksi sosial dan antar-budaya, (4) produktivitas dan akuntabilitas
mengelola proyek dan menghasilkan produk, dan (5) kepemimpinan dan tanggung
jawab. Selanjutnya, kecakapan dalam belajar dan berinovasi (learning and innovation
skills) memiliki komponen (1) berpikir kritis dan mengatasi masalah, (2) kecakapan
berkomunikasi dan berkolaborasi, dan (3) kreativitas dan inovasi. Sementara itu,
kecakapan media informasi dan teknologi (information media and technology skills)
memiliki komponen (1) literasi informasi, (2) literasi media, dan (3) literasi TIK.
Pembekalan kecakapan semacam ini dikemas dengan istilah Keterampilan Abad
XXI (21st Century Skills).
Pendidikan vokasi merupakan bagian penting dari sistem pendidikan nasional
yang tentu mempunyai posisi strategis untuk mewujudkan tenaga kerja yang
berkualitas dengan adanya keterlibatan aktif dari DUDI. Pendidikan vokasi harus
dapat membangunkan kesadaran pelaku dunia usaha dan dunia industri untuk
turut mengambil tanggung jawab lebih besar, serta wajib dikembangkan agar dapat
mengisi lapangan kerja industri dengan profil lulusan yang memiliki keterampilan
dan pengetahuan tinggi (high skilled & know how), sehingga dapat melakukan
peningkatan proses produktif serta dapat melakukan perbaikan dan
pengembangan produk di dunia industri. Paradigma lama yang menempatkan
industri pada bagian akhir yang menerima lulusan harus diubah sehingga industri
dapat berperan sejak perencanaan kompetensi lulusan yang dibutuhkan, turut serta
dalam penyelarasan kurikulum, penguatan pemetaan kebutuhan keahlian,
membangun kompetensi SDM melalui proses edukatif yang produktif, penerapan
sistem pembelajaran standar industri, penguatan pelatihan kecakapan kerja dan
kewirausahaan di sekolah, madrasah dan pesantren, pemagangan, penguatan
standar kompetensi, penguatan kelembagaan dan kapasitas pelaksanaan sertifikasi,
dan penyerapan lulusan.
Paradigma pendidikan vokasi sebelum dilakukan revitalisasi, pendidikan
vokasi lebih menekankan pada proses pembelajaran baik di
SMK/Kursus/Pelatihan yang kemudian peserta didik wajib mengikuti uji
kompetensi yang diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi untuk
Lembaga Kursus, atau untuk SMK menggunakan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
yang berada di bawah tanggung jawab Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP),
4
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
yang berujung pada seorang peserta didik telah berhasil mendapatkan sertifikat
kompetensi. Hanya sebagian kecil satuan pendidikan yang mengetahui kebutuhan
industri dan merespons kebutuhan pasar untuk kompetensi yang dibutuhkan.
Saat ini paradigma tersebut telah bergeser dengan dilakukan revitalisasi
pendidikan vokasi, yaitu seorang peserta didik baik di SMK/Kursus/
Pelatihan/Perguruan Tinggi Vokasi mengikuti proses pembelajaran (pola
pembelajaran, pengembangan kurikulum, (Guru/Instruktur/Dosen) harus
mengikuti kebutuhan dunia industri, dan kemudian wajib mengikuti uji
kompetensi yang telah diakreditasi dan disertifikasi oleh mitra industri yang
relevan. Sehingga karena kompetensinya telah mendapatkan sertifikat/pengakuan
dari mitra industrinya, maka peserta didik maupun guru/instruktur/dosen dapat
melakukan pemagangan serta untuk lulusannya dapat bekerja langsung diterima
di industri tersebut. Selanjutnya pemerintah juga melakukan evaluasi terhadap
penyerapan lulusan pendidikan vokasi di dunia industri yang mendapatkan
pekerjaan satu tahun setelah lulus. Oleh karena hal-hal tersebut, revitalisasi
pendidikan vokasi yang dilakukan harus berbasis pada kemitraan bersama dunia
industri sehingga dapat meniadakan defisit kompetensi dengan kebutuhan DUDI
dan menurunkan pembiayaan pendidikan dalam menghasilkan lulusan melalui
kegiatan produktif di industri.
2. Pilar Strategis
Dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi, kerangka dasar yang menjadi
rujukan dalam implementasi landasan filosofis pendidikan vokasi mengacu pada
strategi pembangunan pendidikan nasional yang kemudian diturunkan menjadi
strategi implementasi revitalisasi pendidikan vokasi. Strategi ini akan menjadi
acuan dalam penyusunan kebijakan pokok kerangka implementasi program dan
kegiatan pembaruan Pendidikan yang akan dilaksanakan oleh Ditjen Pendidikan
Vokasi, beserta seluruh jajarannya dan para pemangku kepentingan baik di pusat
maupun di daerah yang meliputi:
a. Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan: memperbaiki
sistem rekrutmen dan tunjangan kinerja, meningkatkan kualitas pelatihan
sesuai kebutuhan industri dan kompetensi, memetakan kebutuhan guru
keahlian, serta mengembangkan komunitas/platform pembelajaran,
melakukan pemagangan di dunia industri.
b. Membangun platform pendidikan nasional berbasis teknologi untuk
kepentingan pedagogi, penilaian dan administrasi: berpusat pada siswa,
interdisipliner, relevan, berbasis proyek, dan kolaboratif.
c. Memberikan insentif atas kontribusi dan kolaborasi pihak swasta di bidang
pendidikan: meningkatkan keterlibatan dunia industri dalam pelaksanaan
pendidikan vokasi, dana CSR, insentif pajak.
5
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
3. Kondisi Umum
Landasan penyusunan rencana strategi Pendidikan vokasi di BBPPMPV Seni
dan Budaya dilakukan berdasarkan analisis kondisi internal kelembagaan dan
kondisi eksternal yang menjadi bahan beberapa perubahan yang mendasar atas
munculnya program dan kebijakan.
6
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
D3 /
SARMUD, 12
D4, 1
S1 , 73
7
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
8
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
1) Fasilitas Pendukung
Dalam mendukung kegiatan utama, BBPPMPV Sen dan Budaya memiliki
fasilitas pendukung sebagai berikut:
Saat ini tercatat ada sebanyak 696 SMK yang membuka Bidang Seni dan
Industri Kreatif di 31 Provinsi dengan 23 Kompetensi Keahlian (tambahkan
nama kompetensi). Provinsi yang belum membuka SMK Bidang Seni dan
Industri Kreatif ada 3 Provinsi yaitu Provinsi Kalimantan Utara, Kepulauan
Riau, dan Maluku Utara.
Tabel 5. Data Jumlah SMK yang membuka Bidang Seni dan Industri
Kreatif s.d. Tahun 2021
9
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
9. Seni Tari 22
10. Produksi Film 20
11. Seni Musik Populer 18
12. Kriya Kreatif Keramik 17
13. Produksi Film dan Program Televisi 13
14. Kriya Kreatif Kulit dan Imitasi 11
15. Produksi dan Siaran Program Radio 11
16. Seni Lukis 8
17. Seni Musik Klasik 7
18. Seni Pedalangan 6
19. Pemeranan 5
20. Seni Patung 3
21. Tata Artistik Teater 1
22. Penataan Karawitan 1
23. Penataan Tari 1
Total 696
Tabel 6 Data Jumlah PTV yang membuka Bidang Seni dan Industri
Kreatif s.d. Tahun 2021
10
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
Tabel 7. Data Jumlah LKP yang membuka Bidang Seni dan Industri
Kreatif s.d. Tahun 2021
Jurusan LKP Jumlah
Animasi 55
Batik 95
Bordir 144
Desain Grafis 1066
Desain Interior 44
Fotografi 47
Instruktur Tari Tradisional 4
Kriya Kreatif Kayu dan Rotan 6
Merancang Mode Busana 14
Music Pop 1
Penyiar Radio 2
Penyiar Televisi 3
Seni Drama 5
Seni Musik 117
Seni Rupa 38
Seni Tari 61
Total 1702
11
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
Selama ini yang terjadi adalah sistem pendidikan vokasi belum dapat
menghasilkan lulusan yang memenuhi persyaratan yang dibutuhkan oleh
DUDI, dan juga pengembangan bidang keahlian dan lembaga pelatihan
vokasi belum sejalan dengan kebutuhan industri dalam rangka untuk
merespons kebutuhan pasar. Akibatnya jumlah lulusan pendidikan vokasi
yang tidak terserap dunia kerja kian bertambah. Tentunya, ini akan memberi
dampak negatif pada daya saing bangsa dan persentase penduduk yang
bekerja.
12
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
13
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
14
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
Berkaitan dengan potensi yang ingin digali dalam rangka untuk memperkuat
revitalisasi pendidikan vokasi, terdapat beberapa permasalahan/kendala yang
dihadapi, diantaranya:
1. Terbatasnya keterlibatan aktif dunia industri dalam pelaksanaan pendidikan
vokasi (Real Link and Match DUDI);
2. Tingkat pengangguran lulusan dari pendidikan vokasi masih tinggi;
3. Kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan belum sesuai kebutuhan baik
secara internal dalam pendidikan vokasi maupun untuk kebutuhan industri;
4. Kualitas lulusan dari pendidikan vokasi masih belum memadai, sehingga
berdampak pada produktivitas tenaga kerja Indonesia relatif rendah;
5. Porsi SMK dalam penerimaan mahasiswa nasional lebih sedikit jumlahnya
dibandingkan dengan SMA. Hal ini juga terkendala oleh nilai;
6. Jumlah Widyaiswara dengan kompetensi Bidang Seni dan Industri Kreatif
belum memadai.
8. Peralatan Studio/Bengkel yang sudah tertinggal, sehingga perlu adanya
revitalisasi.
15
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
16
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN
Visi yang ditetapkan oleh BBPPMPV Seni dan Budaya untuk periode 2020 - 2024:
“Mewujudkan Pendidikan Vokasi Bidang Seni dan Budaya yang unggul, terus
berkembang, sejahtera,dan berakhlak mulia dengan menumbuhkan nilai-
nilai budaya Indonesia dan Pancasila”
Misi
Dalam mencapai Visi tersebut diatas, maka Misi BBPPMPV Seni dan Budaya
tahun 2020 - 2024 yang ditetapkan adalah:
MP.1 Mewujudkan program peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan vokasi bidang seni dan budaya yang berkualitas dan berdaya
saing global sesuai standar dunia usaha dan dunia industri;
MP.2 Mewujudkan program kemitraan dan penyelarasan pengembangan mutu
Pendidikan vokasi bidang seni dan budaya dengan dunia usaha dan dunia
industri;
MP.3 Mewujudkan program kerjasama pengembangan mutu Pendidikan vokasi
bidang seni dan budaya dengan dunia usaha dan dunia industri;
17
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
Tabel 8. Tujuan Strategis BBPPMPV Seni Dan Budaya tahun 2020 – 2024
TUJUAN INDIKATOR
SASARAN
SASARAN PROGRAM BBPPMPV SENI KINERJA BBPPMPV
KEGIATAN
DAN BUDAYA SENI DAN BUDAYA
18
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
TUJUAN INDIKATOR
SASARAN
SASARAN PROGRAM BBPPMPV SENI KINERJA BBPPMPV
KEGIATAN
DAN BUDAYA SENI DAN BUDAYA
dan pengelolaan Kerja di lingkungan BBPPMPV Seni dan Pengembangan
anggaran pendidikan, Pendidikan Vokasi Budaya Penjaminan Mutu
kebudayaan, riset, dan Pendidikan Vokasi Seni
teknologi dan Budaya
IKK.2.2.Nilai Kinerja
Anggaran atas
Pelaksanaan RKA-K/L
Balai Besar
Pengembangan
Penjaminan Mutu
Pendidikan Vokasi Seni
dan Budaya
19
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
20
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, KERANGKA
KELEMBAGAAN BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
21
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
22
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
B. Kerangka Regulasi
Kerangka regulasi yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan rencana
strategis tahun 2020-2024 adalah:
1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengenai uraian tugas dan fungsi jabatan-jabatan di lingkungan BBPPMPV
Seni dan Budaya.
2. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Rencana
Strategis Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.
3. Permenpan RB Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Megara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52
Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah
Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan
Instansi Pemerintah.
4. Nota Kesepahaman dengan Dunia Usaha dan Industri untuk mendukung
program link and match pendidikan dan industri.
23
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
C. Kerangka Kelembagaan
24
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
2. Keberagaman
Mengapresiasi dan menerapkan prinsip keragaman dalam berbagai hal,
antara lain keragaman budaya, agama, sosial, dan latar belakang
pendidikan.
3. Kearifan lokal
Mengangkat nilai-nilai budaya lokal yang dapat diterapkan sebagai budaya
kerja dengan menerapkan prinsip kepemimpinan Ing Ngarsa Sung Tuladha:
Setiap pemimpin di lembaga harus menjadi teladan yang baik; Ing Madya
Mangun Karsa: Setiap pemimpin di lembaga harus menciptakan
prakarsa/ide kepada anak buah; Tut Wuri Handayani: Setiap pemimpin
harus memberikan motivasi dan arahan pada anak buah.
4. Kedisiplinan
Tepat waktu, produktivitas kerja dan orientasi kualitas.
E. Reformasi Birokrasi
BBPPMPV Seni dan Budaya pada tahun 2020 telah m memperoleh sertifikat
ZI- WBK. Penilaian meliputi 6 area perubahan sbb:
1. Manajemen Perubahan
2. Penataan Tata Laksana
3. Penataan Sumber Daya Manusia
4. Penguatan Akuntabilitas
5. Penguatan Pengawasan
6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
25
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
26
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
A. Target Kinerja
Penetapan target kinerja BBPPMPV Seni dan Budaya ditetapkan setelah
tersusunya Indikator Kinerja. Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja
spesifik yang akan dicapai oleh BBPPMPV Seni dan Budaya dalam periode 2020-
2024. Dalam menyusun dan menetapkan target kinerja mengacu dan
memperhatikan beberapa kriteria berikut ini: a. Target kinerja harus dapat
menggambarkan angka kuantitatif, prosentase, dan satuan yang akan dicapai dari
setiap indikator kinerja; b. Penetapan target dipilih yang relevan dengan indikator
kinerjanya, logis dan berdasarkan pada baseline data yang jelas, Target kinerja
program Eselon II harus mencerminkan target kinerja instansi vertikal,
kementerian dan program prioritas nasional.
Berdasakan kriteria-kriteria tersebut, diperoleh gambaran kerangka anggaran
selama 5 (lima) tahun mendatang. Renstra BBPPMPV Seni dan Budaya dijabarkan
ke dalam rencana tahunan yang terukur dengan menerapkan prinsip
penganggaran berbasis kinerja. Uraian penjelasan dari setiap target kinerja
BBPPMPV BMTI adalah keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis yang dapat
diukur dari ketercapaian target. dari sasaran strategis “Meningkatnya kompetensi
guru dan tenaga kependidikan (2020), Meningkatnya mutu pendidikan dan pelatihan
pendidik dan tenaga kependidikan vokasi, dan terwujudnya tata kelola BBPPMPV
Seni dan Budaya yang akuntabel dan berkualitas” (2021-2024), dapat ditandai
dengan tercapainya Sasaran Strategis Lembaga seperti tertera pada tabel di bawah
ini
27
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
28
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
B. Kerangka Pendanaan
Pendanaan BBPPMPV Seni dan Budaya bersumber dari APBN (rupiah murni dan penerimaan negara bukan pajak/PNBP).
29
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
BAB V PENUTUP
30
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
LAMPIRAN
31
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
DEFINISI OPERASIONAL
32
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
Metode
Penghitungan:
𝑰 = 𝑨+𝑩+𝑪+𝑫
Keterangan:
I = Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan satuan pendidikan
vokasi yang mengikuti peningkatan kapasitas dan
penyelarasan dengan kebutuhan dunia kerja
A = Guru yang mendapatkan pelatihan kurikulum yang
diselaraskan dengan kebutuhan duniakerja
B = Guru, Kepala Sekolah, pengawas, teknisi, laboran, instruktur
dan tenaga administrasi lainnya yang mengikuti Upskilling dan
Reskilling Berstandar Industri
C = Dosen yang Mendapatkan Pelatihan Kompetensi Berbasis
Kerjasama Industri
D = Instruktur dan pengelola kursus dan pelatihan yang
mendapatkan pelatihan kompetensi industri bidang keahlian
teknologi terapan
Satuan : Orang
Tipe Penghitungan : Nonkumulatif
Unit Pelaksana : Balai Besar Vokasi
Sumber Data : Laporan Internal
Polarisasi Indikator : Maksimal
Periode : Tahunan
Pengumpulan Data
33
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
Lingkup satuan pendidikan vokasi yang akan dipetakan mutunya adalah SMK dan
LKP (bidang vokasional).
LKP bidang vokasinal adalah LKP yang menyiapkan peserta didiknya menguasai
ketrampilan untuk bekerja dan/atau berwirausaha.
34
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
Metode Penghitungan:
𝑰=𝑨+𝑩
Keterangan:
I = Jumlah satuan pendidikan vokasi dengan mutu yang terpetakan
A = jumlah SMK dengan mutu yang terpetakan
B = jumlah LKP(bidang vokasional) dengan mutu yang terpetakan
Satuan : Lembaga
Tipe Penghitungan : Nonkumulatif
Unit Pelaksana : Balai Besar Vokasi
Sumber Data : Laporan Internal
Polarisasi Indikator : Maksimal
Periode : Tahunan
Pengumpulan Data
35
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
36
RENCANA STRATEGIS BBPPMPV SENI DAN BUDAYA
Metode Penghitungan:
Satuan : Model
Tipe Penghitungan : Nonkumulatif
Unit Pelaksana : Balai Besar Vokasi
Sumber Data : Laporan Internal
Polarisasi Indikator : Maksimal
Periode : Tahunan
Pengumpulan Data
37