tercantum dalam RPJMD Kabupaten Buton Tengah yaitu meningkatkan kualitas pendidikan
masyarakat, Dinas Pendidikan sebagai SKPD yang memiliki peran penting dalam pelaksanaan
program tersebut berkewajiban untuk membuat suatu kerangka acuan kerja dalam kurun waktu 5
tahun mendatang yang dituangkan dalam suatu dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas
sasaran, tujuan, kebijakan, dan kegiatan yang akan dilaksanakan 5 tahun ke depan. Program,
sasaran, tujuan, kebijakan dan kegiatan yang tertuang dalam Renstra Dinas Pendidikan Kabupaten
Buton Tengah tahun 2017-2022 ini disusun berdasarkan program pembangunan di bidang
pendidikan yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Buton Tengah yang disinergikan dengan isu
Dengan adanya Renstra Dinas Pendidikan Kabupaten Buton Tengah 2017-2022 ini
diharapkan terdapat persamaan visi dan persepsi tentang arah dan kebijakan pembangunan di
Labungkari, 2017
KEPALA DINAS PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN BUTON TENGAH
ABDULLAH, S.Pd.
Pembina Tk. I
NIP. 19691231 199702 1 016
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................................. 1
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ....................... 44
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI ................... 47
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan ............................................................................................................................ 47
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ................................ 48
3.3.2 Telaahan Renstra Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Sulawesi Tenggara .................. 78
3.3.3 Telaahan Renstra Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buton Tengah ....................... 86
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Strategis ............................................. 87
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Golongan Pengawai Negeri Sipil dan Honorer Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ............. 20
Tabel 2.2 Latar Belakang Pendidikan Pegawai Negeri Sipil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ........................... 20
Tabel 2.3 Capaian Kinerja Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ...................................................................................... 21
Tabel 2.4 Jumlah Guru Pada Setiap Satuan Pendidikan berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................. 21
Tabel 2.5 Jumlah Guru Menurut Jenjang dan Satuan Kepegawaian ............................................................................ 22
Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Usia Sekolah Pada Setiap Satuan Pendidikan ............................................................... 23
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ....................... 91
Tabel 6.1 Indikator Kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buton Tengah yang Mengacu
Tabel 7.1 Indikator Kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buton Tengah yang mengacuh
v
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan Pendidikan Nasional sesuai yang tercantum pada Pembukaan UUD 1945 adalah
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Karena itu pendidikan menempati salah satu unsur yang sangat penting dalam
demikian mengglobal dan semakin kompleks, maka menuntut tersedianya sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas. Pendidikan merupakan bidang yang harus mampu menciptakan kualitas
Pada tingkat Nasional, program yang dilaksanakan tetap mengacu pada 4 program
efisiensi pendidikan dan relevansi pendidikan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan mas yarakat.
Selain itu, program rintisan wajib belajar pendidikan menengah 12 tahun merupakan program
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa pendidikan merupakan
salah satu bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota. Berkenaan
dengan kewajiban tersebut Pemerintah Kabupaten Buton Tengah telah menetapkan kewenangan
daerah sebagai daerah otonom baru untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pelaksanaan
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Buton Tengah.
sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki. Pendekatan yang digunakan dalam
diharapkan dapat sinergi antara top-down planning dan bottom up planning berbasis anggaran,
disusun perencanaan strategis Dinas Pendidikan Kabupaten Buton Tengah sebagai satu kesatuan
dalam sistem perencanaan Pendidikan dengan menyusun Rencana Strategis Dinas Pendidikan
merupakan penjabaran visi, misi dan program Kepala Dinas Pendidikan yang penyusunannya
arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum disertai
dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif.
(2), bahwa yang dimaksud dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM D)
ialah penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman
pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan memperhatikan Rencana
daerah,strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum dan program Satuan Kerja Perangkat
Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah dan program kewilayahan disertai dengan
rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undang-undang Nomor 25 tahun 2005
dan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Peraturan tersebut
mengamanatkan kepada Satuan Kerja Pemerintahan Daerah (SKPD) untuk menyusun Rencana
Berdasarkan hal tersebut, maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buton
SKPD yang memuat visi, misi, strategi, arah kebijakan dan program pembangunan di bidang
pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan kondisi dan potensi daerah. Untuk itulah Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buton Tengah sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Buton Tengah menyusun suatu rencana strategis (yang selanjutnya disebut Renstra -
SKPD) sesuai dengan situasi, kondisi lingkungan, tujuan, dan cita-cita yang hendak dicapai.
Tujuan dan cita-cita yang dimaksud dalam Renstra-SKPD ini adalah jabaran makna dari Visi dan
Misi Bupati Pemerintah Kabupaten Buton Tengah telah menetapkan Visi pembangunannya
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebagai salah satu SKPD pemerintahan Kabupaten
Buton Tengah, mempunyai tugas dan fungsi, serta tanggung jawab yang cukup berat dalam
pembangunan sektor pendidikan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buton Tengah
mengelola satuan Pelayanan khusus dan PAUDNI,satuan pendidikan dasar (SD dan SMP), bidang
Guru dan Tenaga Kependidikan serta bidang Kebudayaan. Untuk menyelenggarakan pelayanan
pendidikan secara demokratis dan berkeadilan kepada semua anak usia sekolah dalam wilayah
Kabupaten Buton Tengah sebagai pengelola RA dan TPQ, MI, MTs, dan MA.
1. Untuk itu, seyogyanya semua komponen pelaku pembangunan diharapkan dapat berkiprah
hal ini, semua pihak perlu membangun dan menyatukan komitmen, bahwa pengembangan
SDM dalam jumlah dan kualitas yang memadai sangat diperlukan sebagai pendukung
pembangunan Kabupaten Buton Tengah pada masa yang akan datang. Pembangunan
karena itu, semua komponen (pemerintah, masyarakat, alim-ulama, dan usahawan) mau
bekerja sama secara sinergis dan mau mendukung tercapainya tujuan sebagaimana yang
diharapkan.
undangan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 172, Tambahan Lembaran
Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas
8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang tata Cara Penyusunan Rencana
pembangunan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan,
11. Peratutan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
Pembangunan Daerah.
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Buton Tengah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah Kabupaten Buton Tengah (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 08).
perencanaan perangkat daerah untuk kurun waktu lima tahun yang mencakup gambaran
kinerja, permasalahan, isu strategis tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan
perangkat daerah sebagai penjabaran dari RPJMD sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas
Rencana Strategis Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perindungan Anak Kabupaten Buton
Tengah tahun 2017 - 2022 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, sistematika penulisan
Bab ini berisi tentang tugas, fungsi, dan struktur organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Buton Tengah, sumber daya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buton
Tengah, kinerja pelayanan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buton Tengah, serta
tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Buton Tengah.
Bab ini berisi tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buton Tengah, telaahan Renstra Kementerian Dinas
Sulawesi Tenggara, telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), telaahan Kajian Lingkungan
Bab ini berisi tentang tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Buton Tengah, strategi dan kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Buton Tengah.
Bab ini mengemukakan rumusan pernyataan strategi dan arah kebijakan perangkat daerah dalam
Bab VI Rencana Program dan Kegiatan serta Pendanaan, Indikator Kinerja, Kelompok
Bab ini berisi tentang Rencana Program dan Kegiatan, Kelompok Sasaran dan Pendanaan
Bab ini berisi tentang indikator kinerja peragkat daerah yang secara langsung menunjukan kinerja
yang akan dicapai dalam lima tahun kedepan sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian
Bab ini berisi tentang pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan Renstra Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Buton Tengah
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Tugas Pokok dan Fungsi Tata Kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Buton Tengah merupakan unsur pelaksanaan Otonomi Daerah yang dipimpin oleh
kebudayaan;
c. Pengkoordinasian perumusan dan perencanaann peraturan dan peraturan produk hukum daerah
dan kebudayaan;
dan kebudayaan;
h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsi dinas.
8
Struktur Organisasi
Susunan organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buton Tengah, terdiri atas :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretaris;
f. Bidang Kebudayaan;
9
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
KELOMPOK
kepada Bupati melalui Sekretasir Daerah. Kepala Dinas dalam menjalankan tugas dan fungsi
dibantu dan membawahi Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Staff.
Sekretariat
pelayanan administrasi dan ketatausahaan serta menyiapkan bahan koordinasi, konsultasi kepada
semua unsur di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang meliputi urusan umum,
perlengkapan, keuangan, kepegawaian, ketatalaksaan, hukum, humas, dan protokol serta urusan
Sekretariat dipimpin oleh sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
fungsi:
Kebudayaan;
peraturan dan produk hukum daerah di bidang penyelengggaraan pendidikan dan kebudayaan
Sub bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Sekretaris.
BAB II RENSTRA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
11
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan umum,
rumah tangga, humas, dan protokoler, surat menyurat dan arsip, mengelola perlengkapan dan
Sub bagian Perencanaan dan Program mempunyai tugas melaksanakan dan menyusun
proyeksi perkembangan program pendidikan baik program jangka panjang maupun jangka
menengah serta memonitoring dan mengevaluasi rencana tahunan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan;
bahan pedoman dan petunjuk tekhnis, melaksanakan urusan administrasi keuangan serta
menyiapkan bahan dan data penyusunan anggaran daerah serta meyiapkan laporan
Bidang Pendidikan Dasar mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam
merumuskan kebijakan tekhnis dibidang pendidikan dasar yang meliputi penyelenggaraan kurikulum
dan pembelajaran Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP);
Bidang Pendidikan Dasar dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana Bidang
12
c. Pengkoordinasian penyediaan sarana dan prasarana pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Seksi sebagaimana tersebut di atas dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan
Seksi Pendidikan Sekolah Dasar (SD) mempunyai tugas mengumpulkan bahan pedoman
petunjuk teknis, melaksanakan kegiatan penyelenggaraan dan pembelajaran pendidikan pada SD,
pada Sekolah Menengah Pertama serta pengolahan data, evaluasi dan pelaporan;
Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar mempunyai tugas menyiapkan bahan
pedoman dan petunjuk teknis, penyusunan sarana dan prasarana pada SD, SMP, menyusun dan
mengolah data, evaluasi dan pelaporan; Seksi sebaimana yang dimaksud dalam melaksanakan
13
Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan
Bidang Guru dan Tenaga Pendidikan mempunyai tugas dinas dalam merumuskan dan
persiapan pengadaan, penempatan dan pemindahan serta pemberhentian tenaga pendidik dan
kependidikan Kabupaten Buton Tengah serta peningkatan kualifikasi, setifikasi, dan profesionalisme,
pengembangan wawasan keilmuan, penyusunan analisis rasio kebutuhan guru dan tenaga teknis
tugas kepada bawahan, penilaian prestasi kerja bawahan serta memberikan saran dan
Dalam melaksanakan tugas Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan menyelenggarakan fungsi
pendidikan;
i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
14
Bidang Guru dan Tenaga Pendidikan terdiri atas :
Seksi sebagaimana tersebut di atas dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan
kependidikan;
g. Mengevaluasi dan merumuskan laporan hasil kegiatan seksi pengembangan profesi sebagai
Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas dinas dalam merumuskan kebijakan teknis dibidang PAUD dan
DIKMAS termaksud penyelenggaraan kurikulum dan pembelajaran PAUD (TK, KB, SPS, TPA ) dan
DIKMAS (PKBM, Sanggar Belajar, Lembaga Kursus dan Pelatihan Masyarakat ) dan pendidikan
kesetaraan paket A, dan paket B serta sarana dan Prasarana PAUD dan DIKMAS, dan
15
Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat dipimpin oleh Kepala Bidang
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masayarakat
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang penyelenggaraan kurikulum dan pembelajaran PAUD (TK,
KB, SPS, TPA) dan DIKMAS ( Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), sanggar belajar,
lembaga kursus dan pelatihan (LKP)) dan lembaga pendidikan masayarakat lainnya;
b. Pengkoordinasian penyediaan sarana dan prasarana PAUD dan DIKMAS dalam penyiapan
d. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data, evaluasi dan pelaporan atas penyelenggaraan
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masayarakat terdiri atas :
a. Seksi PAUD
Seksi PAUD mempunyai tugas menyusun dan mengumpulkan bahan pedoman dan
petunjuk teknis, melaksanakan sosialisasi pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), menyusun
pembinaan dan pengelolaan kebutuhan sarana dan prasarana maupun tenaga teknis Pendidikan
16
Masyarakat, membentuk Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Pusat Kegiatan Belanja Masayarakat
Seksi Sarana dan Prasarana PAUD dan Pendidikan Masyarakat mempunyai tugas
mengumpulkan bahan pedoman dan petunjuk teknis, menyusun rencana dan program kerja,
Bidang Kebudayaan
merumuskan kebijakan teknis dibidang kebudayaan, dalam mengumpulkan data dan informasi dan
kebudayaan. Bidang Kebudayaan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan
kebudayaan;
kebudayaan;
c. Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis di bidang
kebudayaan;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
17
c. Seksi Pelestarian Warisan Budaya
Seksi sebagaimana tersebut di atas dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan
c. Melaksankan analisis dan pengembangan tugas dan fungsi seksi sejarah tradisi dan
kepurbakalaan;
d. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas yang diberikan oleh atasan.
a. Menyusun dan mengolah data dan informasi serta menginfertarisir permasalahan serta
melaksanakan pemecahan masalah yang berkaitan dengan karakter dan budi pekerti bangsa;
c. Melaksanakan perencanaan teknis, membina dan mengembangkan nilai-nilai karakter dan budi
pekerti bangsa;
d. Melaksanakan analisis dan mengembangkan tugas pokok dan fungsi seksi karakter dan budi
pekerti bangsa;
e. Melaksanakan tugas lain yang sesuai dengan bidang tugas yang diberikan oleh atasan
a. Menyusun dan mengolah data dan informasi serta menginfentarisir permasalahan serta
nilai budaya;
18
b. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan serta melaporkan kegiatan seksi pelestarian
warisan budaya;
kebudayaan;
d. Melaksanakan analisis dan mengembangkan tugas dan fungsi seksi pelestarian warisan budaya;
e. Melaksanakan tugas lain yang sesuai dengan bidang tugas yang diberikan oleh atasan.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis dinas sesuai
bidang keahliannya
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pendidikan Kabupaten Buton Tengah (tidak termasuk
guru, pengawas, penilik dan pamong belajar) sampai dengan Bulan Desember 2016 sebanyak : 36
orang. Jumlah tersebut meliputi tenaga administrasi kependidikan yang tersebar pada: Sekretariat
yang meliputi Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. Sub Bagaian Keuangan dan Sub Bagian
Program. Bidang Pendidikan PAUDNI, Bidang Dikdasmen, Bidang GTK dan Bidang Kebudayaan.
Jumlah sumber daya aparatur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buton Tengah
berdasarkan klasifikasi golongan PNS dan jumlah honorer Keadaan pada tanggal 31 Desember
2016 adalah sebanyak 36 orang dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
19
Tabel 2.1
Klasifikasi Golongan Pegawai Negeri Sipil dan Honorer
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Per 31 Desember Tahun 2016
IV 6 Orang
III 8 Orang
II 3 Orang
Tenaga Honorer 19 Orang
Jumlah 36 Orang
Dari tabel diatas dari Eselon II 1 orang, Eselon III 4 orang, Eselon IV 5 orang staf sebanyak 7
Sementara dari sisi latar belakang pendidikan sumber daya aparatur Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Buton Tengah Keadaan pada tanggal 31 Desember 2016 dapat dilihat pada
Tabel 2.2
Latar Belakang Pendidikan Pegawai Negeri Sipil
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Per 31 Desember Tahun 2016
Sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buton Tengah
belum memadai. Jika dibandiingkan dengan kondisi kebutuhan penunjang kerja, ada beberapa asset yang
masih memerlukan peningkatan, antara lain Asset Tanah, Gedung Kantor, Meja Kerja, Kursi Kerja, Sofa
20
Tabel 2.3
Jumlah Sarana dan Prasarana Berdasarkan Kondisi
Dinas Pendidikan Tahun 2016
Sedangkan jumlah tenaga pendidik yang merupakan ujung tombak dalam pelakasanaan
tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Buton Tengah sebanyak 670 orang. Adapun
Tabel 2.4
Jumlah Tenaga Pendidik Pada Setiap Satuan
Pendidikan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
21
Tabel: 2.5
Jumlah Guru Menurut Jenjang dan Status Kepegawaian
Status PNS dan NON PNS
No Jenjang PNS NON PNS TOTAL
Laki – Perempu Laki Peremp
laki Jumlah – laki Jumlah
an uan
1 TK 0 43 43 0 205 205 248
2 SD 209 210 419 114 330 444 863
3 SMP 112 96 208 132 183 315 523
Total 321 349 670 246 718 964 1.634
Sumber: Dinas Pendidikan
Tabel 2.6
Jumlah Guru yang sertifikasi
JENJANG
PAUD PENG JUMLAH
NO KECAMATAN SD SMP TOTAL
(TK) AWAS
PNS GTT PNS GTT PNS GTT PNS GTT
1 GU 9 2 66 0 24 99 2 101
2 LAKUDO 3 1 54 1 44 101 2 103
3 SANGIA WAMBULU 4 0 25 0 17 46 0 46
4 MAWASANGKA 9 1 74 5 45 128 6 134
MAWASANGKA 18
5
TENGAH 3 6 23 5 13 3 39 14 53
MAWASANGKA
6
TIMUR 1 2 17 2 8 26 4 30
7 TALAGA 1 0 44 0 9 54 0 54
Jumlah 30 12 303 13 160 3 18 493 28 521
22
Tabel 2.7
Jumlah Penduduk Usia Sekolah
pada Setiap Satuan Pendidikan
Satuan
Usia Jumlah Jumlah
Pendidikan
Usia 4-6 Tahun 7.136 TK/TPA/KB/SPS 3.156
Usia 7-12
SD/MI
Tahun 17.072 15.024
Usia 13-15
8.394 SMP/MTs 6.015
Tahun
Sumber: Dinas Pendidikan
Tabel 2.8
Jumlah Sekolah dan Kondisi Ruang Kelas
Ruang Kelas
Satuan Jumlah
Pendidikan Sekolah Rusak Rusak
Jumlah Baik
Ringan Sdg/Brt
TK/TPA/K 84 208 60 58
90
B/SPS
SD 94 605 319 43 243
SMP 37 227 122 31 74
JUMLAH 215 1.040 501 164 375
Keadaan sekolah di Kabupaten Buton Tengah yang tersebar di tujuh kecamatan sebanyak 215
sekolah. Jenjang sekolah PAUD (TK) sebanyak 84 sekolah dengan jumlah Ruang kelas Belajar
sebanyak 208 Ruang dengan kondisi baik sebanya 60 RKB, Rusak ringan, 90 RKB dan rusak
sedang/berat sebanyak 58 RKB. Pada jenjang SD terdapat 94 sekolah dengan jumlah ruang kelas
605 ruang, kondisi baik 319 RKB, Rusak ringan 43 RKB, dan rusak sedang/berat sebanyak 243
RKB. Pada jenjang SMP Total sekolah sebanyak 37 sekolah dengan juml ah ruang kelas 227 ruang,
kondisi baik sebanyak 122 ruang, rusak ringan 31 ruang dan rusak sedang/berat sebanyak 74 RKB.
23
Tabel 2.9
Jumlah Siswa
TK JUM SD JUML SMP JUML
No Kecamatan Total
L P LAH L P AH L P AH
1 Kec. Lakudo 274 262 536 1592 1544 3136 670 666 1336 4472
2 Kec. Gu 310 315 625 1586 1467 3053 445 435 880 3933
Kec. Sangia
76 91 167 383 321 704 168 205 373 1077
3 Wambulu
Kec. Mawasangka
101 110 211 266 260 526 163 186 349 875
4 Timur
Kec. Mawasangka
210 222 432 843 794 1637 336 285 621 2258
5 Tengah
6 Kec. Mawasngka 531 522 1053 2053 1947 4000 881 814 1695 5695
7 Kec. Talaga 172 171 343 1041 927 1968 354 407 761 2729
Jumlah 1674 1693 3367 7764 7260 15024 3017 2998 6015 21039
Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja SKPD berdasarkan sasaran/target Renstra
SKPD periode sebelumnya. menurut SPM untuk urusan wajib dan/atau indikator kinerja pelayanan
SKPD dan/atau indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah.
Kinerja Pelayanan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buton Tengah belum
dapat terukur secara lebih terperinci.Namun kondisi kinerja Dinas Pendidikan dan kebudayaan
Kabupaten Buton Tengah selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut:
24
Tabel 2.10
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Buton Tengah
25
Angka Partisipasi
99,
11 Murni (APM) 98,97 98,99 80,99 76,01 74,65 0,82 0,77 0,75
SMP/MTs/Paket B 01
Ankat Putus Sekolah
12 0,56 0,55 0,54 0,28 0,26 0,22 0,50 0,47 0,41
(APS) SMP/MTs
Angka Partisipasi
Kasar
13 SMA/SMK/MA/Paket
0,99 0,99 0,99 61,27 62,81 72,78 61,89 63,44 73,52
C
Angka Pendidikan
83,
14 yang ditamatkan 82,06 82,43 0,00 0,00 0,00
(APT) SMA/SMK/MA/ 32
Angka Partisipasi
Sekolah 525,
15 0,99 0,99 0,99 437 497,3 520,29 441,43 502,32
SMA/SMK/MA/ Paket 54
C
Angka Partisipasi
Murni (APM) 99,
16 98,97 98,99 43,7 49,73 52,03 0,44 0,50 0,53
SMA/SMK/MA/ Paket 01
C
Angka Putus Sekolah
17 (APS) SMA/SMK/MA/ 0,96 0,95 0,93 0,84 0,83 0,79 0,88 0,87 0,85
Angka Kelulusan (AL) 99,
18 99,39 99,41 100 100 100 1,01 1,01 1,01
SMA/SMK/MA 43
Angka Melanjutkan
78,
19 (AM) dari SMP/MTs ke 76,6 77,74 0,00 0,00 0,00
SMA/SMK/MA 91
96,
20 Angka melek huruf 94,85 95,8 62,13 62,56 62,82 0,66 0,65 0,65
76
Penduduk yang berusia
49,
21 >15 tahun melek huruf 55,91 52,62 0,00 0,00 0,00
(tidak buta aksara) 34
Guru yang memenuhi 86
22 kualifikasi S1/D-IV 83,31 84,97 82,05 82,6 88,6 0,98 0,97 1,02
,67
23 Angka rata-rata lama 7,10 7,43 7,74 6,79 7,01 7,43 0,96 0,94 0,96
BAB II RENSTRA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
26
sekolah
Rasio ketersediaan
86,
24 sekolah SD/MI (per 74,53 80,5 69,35 55,77 56,82 0,93 0,69 0,65
10.000 Penduduk) 94
Rasio guru/murid
jenjang pendidikan 626, 643, 654,
25 18,49 19,08 17,89 0,03 0,03 0,03
dasar SD/MI (per 72 84 32
10.000 Penduduk)
Rasio ketersediaan
91,
26 sekolah SMP/MTs (per 78,84 85,15 76,53 74,79 69,59 0,97 0,88 0,76
10.000 Penduduk) 96
Rasio guru/murid
jenjang pendidikan 1120, 1214, 1342
27 10,79 12,54 11,17 0,01 0,01 0,01
Dasar SMP/MTs (per 4 3 ,5
10.000 Penduduk)
Angka kelulusan (AK)
28 SD/MI 99,82 99,91 100 100 100 100 1,00 1,00 1,00
Angka kelulusan (AK) 97,0
29 96,05 96,53 100 100 100 1,04 1,04 1,03
SMP/MTs 0
27
Dalam penyusunan program-program dan kegiatan pendidikan khususnya untuk
yang sesuai dengan potensi dan budaya masyarakat daerah. Penyusunan arahan kinerja
pelayanan Dinas Pendidikan Kabupaten Buton Tengah Tahun 2017-2022, diperlukan analisis
kondisi internal kinerja pelayanan pendidikan di Kabupaten Buton Tengah sebagai dasar untuk
mengetahui capaian dan permasalahan yang terjadi. Pelayanan pendidikan di Kabupaten Buton
Tengah meliputi jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, Sekolah
Kependikan, dan Bidang Kebudayaan. Hasil analisis pencapaian kinerja pelayanan Dinas
28
Tabel 2.11
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Buton Tengah
30
Peningkatan Sarana 00 0 51
dan Prasarana
Aparatur
15. Pembangunan 0 900.500.000 20.250.000 0 869.595.00 20.240.000 0,00% 96,57% 99,95% 0,000 0,000
Gedung Kantor 0
Pengadaan
16. Kendaraan 0 160.000.000 20.000.000 0 154.700.00 0 0,00% 96,69% 0,00% 0,000 0,000
Dinas/Operasional 0
Pengadaan
100,00
17. Perlengkapan 0 78.450.000 15.000.000 0 15.000.000 0,00% 28,04% 0,000 0,000
22.000.000 %
Gedung Kantor
1.238.500.0 100.000.00 100,00
18. Pengadaan 43.500.000 1.184.374.0 100.000.000 100,00% 95,63% 0,516 0,516
00 0 43.500.000 %
Meubeleur 00
Pemeliharaan
100,00 -
19. rutin/berkala gedung 25.000.000 125.772.000 20.000.000 124.272.00 20.000.000 100,00% 98,81% -0,106
25.000.000 % 0,106
kantor 0
Pemeliharaan
rutin/berkala
20. 23.000.000 65.000.000 50.000.000 33.912.884 84,65% 21,02% 67,83% 0,474 0,320
kendaraan 19.470.000 13.665.351
dinas/operasional
Rehabilitasi
100,00
21. Sedang/Berat 0 315.000.000 7.500.000 0 304.697.00 7.500.000 0,00% 96,73% 0,000 0,000
%
Gedung Kantor 0
Program
100,00 100,00
III Peningkatan 0 10.000.000 20.000.000 0 20.000.000 0,00% 0,000 0,000
10.000.000 % %
disiplin aparatur
Pengadaan Pakaian
100,00 100,00
22. Dinas beserta 0 10.000.000 20.000.000 0 20.000.000 0,00% 0,000 0,000
10.000.000 % %
perlengkapannya
Program Peningkatan
IV kapasitas sumber 112.468.400 350.000.00 102.920.95 224.713.45 91,51% 58,60% 84,73% 0,764 0,697
383.500.000 296.559.800
daya manusia 0 0 0
BAB II RENSTRA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
31
Pendidikan dan 150.000.00
23. 15.000.000 100.000.000 10.540.950 24.268.450 149.309.800 70,27% 24,27% 99,54% 2,162 2,764
Pelatihan Formal 0
Sosialisai Peraturan 100.000.00
24. 0 98.000.000 0 77.250.000 0,00% 49,95% 77,25% 0,000 0,000
Perundang-undangan 0 48.950.000
Supervisi Akademik
100.000.00 100,00
25. dan Administrasi SD, 94.000.000 148.400.000 148.395.00 70.000.000 98,28% 70,00% 0,031 -0,130
0 92.380.000 %
SMP dan SMA 0
-
26 3.468.400 0 0 0 0,00% 8,36% 0,00% 0,000
supervisi penilik PLA 37.100.000 3.100.000 1,000
Program
peningkatan
pengembangan 103.000.00
V 27.800.000 82.950.000 22.459.500 49.748.000 67.098.000 80,79% 59,97% 65,14% 0,925 0,728
sistem pelaporan 0
capaian kinerja dan
keuangan
Penyusunan laporan
capaian kinerja dan 100,00
27 3.000.000 7.000.000 10.000.000 10.000.000 66,67% 99,97% 0,826 1,236
ikhtisar realisasi 2.000.000 6.998.000 %
kinerja SKPD
Penyusunan
28 pelaporan keuangan 2.500.000 7.000.000 10.000.000 0 9.960.000 100,00% 0,00% 99,60% 1,000 0,996
2.500.000
semesteran
penyusunan
100,00
29 pelaporan prognosis 0 7.000.000 0 0 0 0,00% 0,00% 0,000 0,000
7.000.000 %
realisasi anggaran
penyusunan 100,00
30 4.300.000 9.458.000 100,00% 94,58% 0,525 0,483
pelaporan akhir tahun 8.000.000 10.000.000 4.300.000 8.000.000 %
Penyusunan RKA
31 dan DPA 3.500.000 10.000.000 10.000.000 9.035.000 100,00% 98,00% 90,35% 0,690 0,607
3.500.000 9.800.000
SKPD/SKPKD
Penyusunan DPA
100,00
32 Perubahan 5.000.000 10.000.000 10.000.000 7.295.000 99,59% 72,95% 0,414 0,210
4.979.500 10.000.000 %
SKPD/SKPKD
33 Penyusunan Renja 5.200.000 7.950.000 8.000.000 7.486.000 99,62% 100,00 93,58% 0,240 0,202
BAB II RENSTRA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
32
SKPD/SKPKD 5.180.000 7.950.000 %
Penyusunan Renstra
34 0 0 15.000.000 0 0 13.864.000 0,00% 0,00% 92,43% 0,000 0,000
SKPD
Penyusunan Standar
35 4.300.000 26.000.000 30.000.000 0 0 0 0,00% 0,00% 0,00% 1,641 0,000
Pelayanan Minimal
Program
444.750.00 358.645.20
VI Pendidikan Anak 4.000.000 381.500.000 703.000 351.423.400 17,58% 94,01% 79,02% 9,545 21,358
0 0
Usia Dini
100,00
36 Pembangunan 0 157.500.000 3.750.000 0 153.336.00 3.750.000 0,00% 97,36% 0,000 0,000
%
Gedung Sekolah 0
Pembangunan
132.000.00
37 sarana dan 0 142.000.000 0 129.890.00 131.732.000 0,00% 91,47% 99,80% 0,000 0,000
0
prasarana bermain 0
Penyelenggaraan
190.000.00
38 Pendidikan Anak 0 0 0 0 96.944.000 0,00% 0,00% 51,02% 0,000 0,000
0
Usia Dini
Pengembangan
Kurikulum, bahan
ajar dan model 100,00
39 0 0 50.000.000 0 0 50.000.000 0,00% 0,00% 0,000 0,000
pembelajaran %
Pendidikan anak Usia
Dini
Penyelenggaraan
Koordinasi dan
100,00
40 Kerjasama 0 77.000.000 59.000.000 0 58.997.400 0,00% 97,95% 0,000 0,000
75.419.200 %
Pendidikan Anak
Usia Dini
Monitoring, Evaluasi
100,00
41 Pendidikan Anak 4.000.000 5.000.000 10.000.000 0 10.000.000 17,58% 0,00% 0,581 2,772
703.000 %
Usia Dini
Program
515.000.00
VII Pengembangan 0 40.000.000 0 39.968.600 496.828.000 0,00% 99,92% 96,47% 0,000 0,000
0
Nilai Budaya
BAB II RENSTRA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
33
Pembangunan
Sarana dan
515.000.00
42 Prasarana 0 40.000.000 0 496.828.000 0,00% 99,92% 96,47% 0,000 0,000
0 39.968.600
Pengembangan
Kebudayaan
Program
Pengembangan 230.000.00 100,00
VIII 0 230.000.000 0 0 0 0 0,00% 0,000 0,000
Peran Serta 0 %
Kepemudaan
pembinaan
100,00
43 organisasi 0 80.000.000 0 0 80.000.000 0 0,00% 0,00% 0,000 0,000
%
kepemudaaan
150.000.00 100,00
44 0 150.000.000 0 0 0 0,00% 0,00% 0,000 0,000
seleksi paskibraka 0 %
Program Wajib
Belajar Pendidikan 17.254.605. 33.393.496. 970.154.60 10.487.507. 15.595.330.61
IX 1.073.000.000 90,42% 60,78% 46,70% 4,579 3,009
Dasar Sembilan 000 000 0 900 0
Tahun
4.945.800.0 634.100.00
45 Pembangunan 100.000.000 4.590.632.0 508.930.000 93,90% 92,82% 80,26% 1,518 1,328
00 0 93.900.000
gedung sekolah 00
-
46 penambahan ruang 735.000.000 623.000.000 0 671.754.60 602.414.90 0 91,40% 96,70% 0,00% -1,000
1,000
kelas sekolah 0 0
Pembangunan
laboratorium dan 1.102.500.0 480.250.00 100,00
47 0 0 1.065.537.0 480.240.000 0,00% 96,65% 0,000 0,000
ruang praktikum 00 0 %
00
sekolah
Pembangunan
taman, lapangan 315.000.00
48 0 420.000.000 0 415.780.00 313.130.000 0,00% 99,00% 99,41% 0,000 0,000
upacara dan fasilitas 0
parkir 0
2.467.500.00
49 Pembangunan 0 58.750.000 0 2.357.851.00 42.210.000 0,00% 95,56% 71,85% 0,000 0,000
Perpustakaan Sekolah 0 0
BAB II RENSTRA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
34
Pengadaan alat
4.457.955.0
50 praktik dan peraga 0 3.029.955.0 0 0 4.445.044.000 0,00% 0,00% 99,71% 0,000 0,000
00
siswa 00
Rehabilitasi
4.169.550.0 8.710.623.0
51 sedang/berat 200.000.000 188.500.00 972.630.00 8.573.080.000 94,25% 23,33% 98,42% 5,599 5,744
00 00
bangunan sekolah 0 0
Rehabilitasi
sedang/berat Rumah
197.600.00
52 Dinas Kepala 0 0 0 0 197.292.000 0,00% 0,00% 99,84% 0,000 0,000
0
Sekolah, Guru,
Penjaga Sekolah
Rehabilitasi
sedang/berat
100,00
53 laboratorium dan 0 200.000.000 5.000.000 0 194.160.00 5.000.000 0,00% 97,08% 0,000 0,000
%
ruang praktikum 0
sekolah
Rehabilitasi
sedang/berat 629.000.00
54 0 200.000.000 0 193.835.00 620.160.000 0,00% 96,92% 98,59% 0,000 0,000
perpustakaan 0
0
sekolah
pelatihan penyusutan 100,00 -
55 8.250.000 17.300.000 0 0 0 0,00% 0,00% 0,000
kurikulum 17.300.000 % 1,000
Penyediaan BOS
jenjang SD/MI/SDLB
dan SMP/MTs serta
17.466.218.
56 Pesantren Salafiyah 0 0 0 0 0 0,00% 0,00% 0,00% 0,000 0,000
000
dan Satdik Nnon
Islam setara SD dan
SMP
Pembinaan Minat, 335.000.00
57 Bakat dan Kreatifitas 0 0 0 0 319.314.610 0,00% 0,00% 95,32% 0,000 0,000
0
Siswa
35
Pembinaan
Kelembagaan dan
manajemen sekolah
dengan penerapan -
58 7.250.000 0 0 0 0 0 0,00% 0,00% 0,00% 0,000
Manajemen Berbasis 1,000
Sekolah (MBS)
disatuan Pendidikan
Dasar
Penyebarluasan dan
sosialisasi berbagai -
59 6.500.000 0 0 0 0 0 0,00% 0,00% 0,00% 0,000
informasi pendidikan 1,000
dasar
Monitoring, Evaluasi
60 2.000.000 0 13.000.000 0 0 100,00% 0,00% 0,00% 1,550 -1,000
dan Pelaporan 2.000.000
Penyelenggaraan
61 ujian Akhir sekolah 7.250.000 63.000.000 60.000.000 59.930.000 100,00% 97,41% 99,88% 1,877 1,875
7.250.000 61.368.000
SD
Penyusunan Soal 100,00 100,00
62 6.750.000 16.000.000 31.000.000 6.750.000 16.000.000 31.000.000 100,00% 1,143 1,143
UAS SD % %
Program
412.800.00
X Pengelolaan 0 0 0 0 202.245.600 0,00% 0,00% 48,99% 0,000 0,000
0
Keragaman Budaya
Pengembangan
63 Kesenian dan 0 0 97.000.000 0 0 94.600.000 0,00% 0,00% 97,53% 0,000 0,000
Budaya Daerah
Monitoring, evaluasi
dan pelaporan
100,00
64 pelaksanaan 0 0 8.000.000 0 0 8.000.000 0,00% 0,00% 0,000 0,000
%
pengembangan
keanekaragaman
Penyelenggaraan 307.800.00
65 festival budaya 0 0 0 0 99.645.600 0,00% 0,00% 32,37% 0,000 0,000
0
daerah
Program Pendidikan
XI 0 107.483.000 277.000.000 0 20.627.000 163.314.800 0,00% 19,19% 58,96% 0,000 0,000
Non Formal
BAB II RENSTRA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
36
Pengembangan
138.000.00
66 pendidikan 0 107.483.000 0 87.247.300 0,00% 19,19% 63,22% 0,000 0,000
0 20.627.000
keaksaraan
Pengembangan
67 Pendidikan 0 0 30.000.000 0 0 29.280.000 0,00% 0,00% 97,60% 0,000 0,000
Kecakapan Hidup
Penyediaan Sarana
dan Prasarana 100,00
68 0 0 30.000.000 0 0 30.000.000 0,00% 0,00% 0,000 0,000
Pendidikan Non %
Formal
Pengembangan Data
dan Informasi
69 0 0 74.000.000 0 0 12.000.000 0,00% 0,00% 16,22% 0,000 0,000
Pendidikan Non
Formal
Monitoring, Evaluasi
70 0 0 5.000.000 0 0 4.787.500 0,00% 0,00% 95,75% 0,000 0,000
dan Pelaporan
program
peningkatan
170.194.00
XII pembinaan dan 0 219.000.000 0 0 0 0,00% 77,71% 0,00% 0,000 0,000
0
pemasyarakatan
olahraga
37
dan prasarana olah
raga
Peningkatan
Pembangunan 100,00
73 0 840.000.000 20.000.000 0 817.090.00 20.000.000 0,00% 97,27% 0,000 0,000
Sarana dan %
0
Prasaana Olahraga
Program
Manajemen 775.000.00
XV 13.650.000 95.000.000 0 0 747.845.000 0,00% 0,00% 96,50% 6,535 0,000
pelayanan 0
pendidikan
Pembinaan Dewan -
74 1.000.000 0 0 0 0 0 0,00% 0,00% 0,00% 0,000
Pendidikan 1,000
Pelaksanaan
250.000.00 100,00
75 Evaluasi Hasil Kinerja 0 0 0 0 250.000.000 0,00% 0,00% 0,000 0,000
0 %
Bidang Pendidikan
Penyusunan Profil
100,00
76 Pendidikan 3.000.000 95.000.000 50.000.000 0 0 50.000.000 0,00% 0,00% 3,082 0,000
%
Pendidikan
Penyusunan Data 400.000.00 100,00
77 5.600.000 0 0 0 400.000.000 0,00% 0,00% 7,452 0,000
Pokok Pendidikan 0 %
Penyusunan Angka -
78 4.050.000 0 0 0 0 0 0,00% 0,00% 0,00% 0,000
Kredit 1,000
Penyelenggaraan
79 0 0 67.000.000 0 0 47.845.000 0,00% 0,00% 71,41% 0,000 0,000
Manajemen BOS
Monitoring dan
80 Evaluasi Manajemen 0 0 8.000.000 0 0 0 0,00% 0,00% 0,00% 0,000 0,000
BOS
program cerdas
XVI - 0 0 0 0 0 0,00% 0,00% 0,000 0,000
cermat sultraku 470.000.000
bantuan beasiswa
81 bagi masyarakat - 0 0 0 0 0,00% 0,00% 0,00% 0,000 0,000
470.000.000
yang berprestasi
27.656.050. 41.731.296. 2.329.885.1 19.359.960. 23.060.888.85
Total 2.648.068.400 0,879843281 70,00% 55,26% 2,970 2,146
000 000 89 021 6
BAB II RENSTRA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
38
Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada program PAUD pertama telah diarahkan untuk
meliputi sosialisasi PAUD, bantuan Alat Permainan Edukatif (APE), bantuan biaya penyelenggaraan
PAUD, Sosialisasi dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan dorongan kepada masyarakat agar
seluruh lapisan masyarakat yang peduli dan memiliki kualifikasi sebagai penyelenggara PAUD
untuk berpartisipasi membuka dan menyelenggarakan PAUD. Bantuan biaya penyelenggaraan PAUD
tambahan penghasilan bagi guru PAUD dimaksudkan untuk memberikan penghargaan dan memberika n
motivasi kepada guru PAUD di dalam mendidik anak didiknya. Arah kedua dari pelaksanaan program
PAUD adalah untuk meningkatkan pengelolaan lembaga PAUD. Wujud dari kegiatan peningkatan
pengelolaan lembaga PAUD adalah kegiatan bimbingan teknis tentang pengelolaan PAUD bagi kepala
periodik dalam arti setiap tahun anggaran dilaksanakan, hasil dari kegiatan-kegiatan tersebut dapat
dilihat dari meningkatnya jumlah lembaga PAUD dan Angka Partisipasi Kasar PAUD. Berdasarkan
data yang tersedia, dapat diketahui bahwa jumlah lembaga PAUD yang semula berjumlah 84
Sebagaimana kita pahami bersama, bahwa Program Pendidikan Dasar sasaran kegiatannya
mencakup penyelenggaraan pendidikan di SD/MI, SMP/MTs. Sejalan dengan tuntutan sasaran indikatif
yang diamanatkan di dalam RPJMD Kabupaten Buton Tengah sebelumnya, kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dalam Program Wajib Belajar 9 Tahun selama 2 tahun sebelumnya utamanya
diarahkan untuk merealisasikan capaian Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan dasar dan menengah
sebesar 100 %. Guna mencapai kondisi tersebut kegiatan yang dilaksanakan meliputi pembangunan atau
39
rehabilitasi ruang kelas, pemberian bea siswa retrivel bagi siswa miskin, pemberian bantuan terhadap
sekolah kritis, pemberian bantuan Biaya Operasional Sekolah, bantuan tambahan penghasilan bagi guru
Agar dapat bejalan seimbang antara peningkatan aksesbilitas dan peningkatan mutu pendidikan
Program Wajib Belajar 9 tahun juga diarahkan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan selama 2 tahun sebelumnya antara lain
adalah pembangunan/rehabilitasi ruang perpustakaan dan laboratorium, pengadaan buku referensi dan
buku pengayaan, pengadaan alat peraga dan praktek, pengadaan alat dan pendukung teknologi
informasi, pemberian bimbingan belajar, pembinaan bakat dan prestasi, serta mengikuti berbagai festifal
dan perlombaan baik yang bersifat akademis maupun non akademis baik berskala regional, nasional
maupun internasional.
Kegiatan lain dalam pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 tahun diarahkan untuk meningkatkan
pengelolaan pendidikan menuju pengelolaan pendidikan yang berbasiskan sekolah atau Manajemen
Berbasis Sekolah. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan meliputi penilaian kinerja sekolah, bimbingan
teknis pengelolaan sekolah, dan mengikutsertakan para pengelola sekolah dalam kegiatan pelatihan/
workshop/seminar/ lokakarya tentang pengelolaan SD, SMP baik di tingkat propinsi maupun di tingkat
nasional.
Program Pendidikan Non Formal merupakan bagian yang tak terpisahkan dari rangkaian
Pendidikan Non Formal ini, telah memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap proses penyiapan
sumber daya manusia yang kompetitif. Dari pelaksanaan Program Pendidikan Non Formal ini
pula, telah memberikan andil yang cukup berarti terhadap peningkatan aksesbilitas warga masyarakat
dalam menempuh pendidikannya. Selama kurun waktu hampir lima tahun belakangan ini, pelaksanaan
40
Program Pendidikan Non Formal dilalui dengan jalan melaksanakan kegiatan Kelompok Belajar Paket B
dan Kelompok Belajar Paket C, melaksanakan bimbingan teknis peningkatan pengelolaan Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM), bimbingan teknis peningkatan pengelolaan lembaga, dan melaksanakan
Dari pelaksanaan Program Pendidikan Non Formal ini hasilnya telah dirasakan oleh berbagai
lapisan masyarakat, utamanya kelompok masyarakat yang belum dapat menempuh pendidikan
formal sampai dengan tamat SMP dan SMA, disamping juga telah membantu menamatkan anak-anak
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan kegiatannya diarahkan pada
peningkatan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, peningkatan kualifikasi akademis tenaga pendidik,
peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan, serta peningkatan profesionalitas tenaga
pendidik. Kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada peningkatan ilmu pengetahuan dan ketrampilan
dilalui dengan jalan melaksanakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Penataran, Workshop,
lokakarya, seminar dan sejenisnya baik di tingkat regional maupun secara nasional. Kegiatan-kegiatan
yang mengarah kepada peningkatan kualifikasi akademis dilalui dengan jalan memberikan subsidi kepada
guru yang melanjutkan ke jenjang S1. Kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada peningkatan
kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan dijalani dengan melaksanakan penilaian angka kredit,
pemberian insentif bagi guru swasta, pemberian bingkisan hara raya, dan pemberian jaminan
pendidik dilalui dengan jalan memberikan fasilitas kepada guru yang telah memenuhi persyaratan untuk
41
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Pemberian layanan pendidikan kepada masayarakat semakin hari semakin bertambah baik adalah
merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh penyelenggara pendidikan pada
khususnya dan pemerintah daerah pada umumnya. Sejalan dengan hal tersebut selama kurun waktu 2
tahun yang lalu, telah dilaksanakan kegiatan- kegiatan dalam rangka pelaksanaan Program
Berbasis Sekolah di seluruh sekolah mulai dari tingkat SD sampai dengan SLTA, pelaksanaan sosialisasi
dan implementasi Citizen Charters’, bimbingan teknis tentang pengelolaan keuangan sekolah,
Dari pelaksanaan kegiatan sebagaimana disebut di atas, hasilnya adalah seluruh penyelenggara
pendidikan (sekolah) yang terdapat di Kabupaten Buton Tengah telah memiliki kepengurusan komite
sekolah. Hal ini menandakan bahwa prinsip-prisip pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah telah
dilaksanakan oleh sekolah. Hasil lain dari pelaksanaan program ini adalah dengan terdapatnya 3 sekolah
yang telah melaksanakan sosialisasi tentang Citizen Charters’ dan 1 sekolah yang telah
mengimplementasikan Citizen Charters’. Disamping itu dari pelaksanaan program ini juga telah
menghasilkan suatu proses penempatan, pengangkatan, dan penghargaan bagi guru dan kepala
sekolah sebagai follow up dari pelaksanaan penilaian kinerja kepala sekolah dan pelaksanaan aturan
perundangan yang berlaku dan terciptanya system pendataan siswa yang lebih terarah, terpadu dan
terharmonisasi.
42
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Berdasarkan analisis faktor eksternal, Internal, potensi dan permasalahan pendidikan dapat
diidentifikasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan pembangunan pendidikan lima
1) Memenuhi komitmen global untuk pencapaian sasaran- sasaran Millenium Development Goals
(MDGs). Education For All (EFA) dan Education for Sustainable Development (EfSD);
2) Menjamin tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan di daerah terdepan. terpencil dan
rawan bencana;
3) Menjamin keberpihakan terhadap masyarakat miskin untuk memperoleh akses pendidikan
bermutu seluas- luasnya pada semua satuan pendidikan;
4) Mengembangkan kebijakan pemberdayaan tenaga pendidik dan kependidikan dengan
memperhatikan profesionalisme;
5) Mempertahankan peningkatan kualitas pendidikan dalam upaya pemenuhan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) antar gender dan antar wilayah;
6) Menerapkan 8 Standar Nasional Pendidikan dengan menekankan keseimbangan antara olah
pikir, olah rasa, olah hati dan olahraga;
1) Komitmen yang tinggi Pemerintah Pusat dan Propinsi terhadap Pendidikan yang termuat
dalam Undang- Undang Dasar Tahun 1945 pasal 31. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
2) Urusan Pendidikan. Kesehatan. Sosial dan Budaya menjadi Urusan Wajib dalam
3) Implementasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Dinas Pendidikan terhadap 8 (delapan) poin
43
b. Standar Isi – Kerangka dasar dan struktur kurikulum Digunakan untuk mengukur beban belajar,
kurikulum, kalender pendidikan dan standar isi pelaksanaan program sekolah ramah anak.
c. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
menantang, memvotivasi, peserta didik untuk berperan aktif serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat , perkembangan
e. Standar sarana dan Prasarana Segala sarana dan prasarana harus dicukupi .Prasyaratan
minimal prasarana meliputi: ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang
pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja,
ruang unit produksi, ruang kantin, ruang olah raga, instalasi dan jasa, tempat beribadah,
tempat bermain dan tempat berekreasi. Guru dan murid dilibatkan langsung dalam
sekolah yang menyenangan, bersih dan nyaman untuk beraktivitas serta kegiatan belajar
mengajar.
f. Standar Pembiayaan. Pembiayan yang dianggarkan untuk biaya penyediaan sarana prasarana,
pengembangan sumberdaya manusuia dan modal tetap. Biaya pendidikan yang meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Persyaratan minimal tentang biaya operasional
meliputi: guru pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
44
g. Standar Pengelolaan Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan dikdasmen : menerapkan
prosedur dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik dengan memberikan reward
bagi anak berprestasi baik akademik maupun non akademik serta memberikan bimbingan
45
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
3.1 Id entifika si Per m as alah an Berd a sa rkan Tug as dan Fung si Pelayan an Din as
Pendidikan dan Kebudayaan
Isu- isu strategi ber das ark an tugas dan fungsi Dinas Pendi dikan dan
Kebuday aan adalah hal yang harus diperhatik an adalah perenc anaa n
Dinas Pendidikan maupun pem angk u pendi dik an dimasa m endatang. Perum u san
dan identifikasi is u- isu str ategis s angat penting s ebagai dasar peny usunan renc ana
serta dipertanggungjawabkan.
pem bangunan pendidi k an sebagai m ana d igam bark an pada bab sebel um ny a ( BAB
2), masih ada permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian yang serius dalam
1. Kur angny a ak s es abilitas pel ay anan pendi dika n terutam a pada jenjang anak usia
dini dan jenjang pendi dik an m enengah akibat ter batasny a pr as ar ana ( satuan
2. Dis parit as mutu kom pet ensi lulusan pada semua jen jang pendi dik an akibat
kur angny a sar ana pr as ar ana penunjang peni ngk at an mutu p ada semua jenjang
( PAUD, SD, SMP), k ur angny a jum lah pendi dik yang kom poten m em enuhi
sertifik asi serta k ualifikasi, distr ibusi pendi dik yang kurang m erata, dan sistem
3.2 T elaah an Visi, Misi, dan Pro gram Kep ala Daerah dan Wakil Kep ala Daerah
Terpilih
Visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah Terpilih dalam RPJMD adalah
Unsur visi yang terkait dengan tugas dan fungsi perangkat daerah adalah
Berkah yang berarti Kabupaten Buton Tengah yang bersih, sejahtera, Produktif,
sektor lainny a.
3. M embangun dan m eningk atkan in frastrukt ur wilayah ses uai arahan k ebij ak an
4. M embangun Sum ber daya manusia yang sehat dan ber k ualitas .
publik.
berk epribadian.
7. M ew uj udk an m asy ar ak at yang sadar hukum serta penguatan nilai- nilai kearifan
menyatakan bahwa visi 2025 adalah Menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif (Insan
Kamil/Insan Paripurna). Visi ini masih amat relevan untuk dipertahankan, dengan tetap
mempertimbangkan integrasi pendidikan dan kebudayaan kedalam satu kementerian. Makna insan
Indonesia cerdas adalah insan yang cerdas secara komprehensif, yaitu cerdas spiritual,
emosional, sosial, intelektual, dan kinestetik. Tabel 3.1 berikut memberikan deskripsi lengkap
hasil karya manusia yang dikembangkan melalui proses pembelajaran dalam pendidikan dan yang
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Keseluruhan proses dan hasil interaksi sistemik dari
proses pendidikan, budaya keagamaan, budaya kebangsaan, budaya kesukuan, budaya tempatan,
serta budaya global, yang terkait satu sama lain sangat dinamis menuju ke arah kemajuan
peradaban bangsa. Selain itu, cita-cita dalam pembangunan pendidikan lebih menekankan pada
pendidikan transformatif, yaitu pendidikan sebagai motor penggerak perubahan dari masyarakat
berkembang menuju masyarakat maju. Pembentukan masyarakat maju selalu diikuti oleh proses
transformasi struktural, yang menandai suatu perubahan masyarakat yang menuju masyarakat maju
Dengan mengacu kepada Nawacita dan memperhatikan Visi 2025, serta integrasi
Kebudayaan 2019:
sebagai terwujudnya tujuh elemen ekosistem. Meskipun pengertian insan sudah tercakup
dalam istilah ekosistem, insan tetap disebut tersendiri. Penyebutan secara demikian
dimaksudkan untuk memberi tekanan lebih besar pada arti sangat penting dari peran pelaku dalam
suatu ekosistem.
Suasana kondusif di sekolah sangat diperlukan untuk membuat sekolah yang efektif. Sekolah
adalah suatu tempat yang di dalamnya terjadi hubungan saling ketergantungan antara manusia
dengan lingkungannya. Sekolah yang kondusif sebagai tempat yang menyenangkan bagi
manusia yang berinteraksi di dalamnya, baik siswa, guru, tenaga pendidik, orang tua siswa, dan
pelaku lainnya. Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai juga menjadi
faktor pendukung. Faktor pendukung lain yang penting ialah peran kepala sekolah yang
Guru yang baik adalah guru yang mempunyai empat kompetensi yang mumpuni meliputi
kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan berkepribadian. Selain itu seorang guru juga harus
punya naluri yang sensitif atau peka terhadap kemamp uan dan perkembangan siswanya.
Artinya sensitif terhadap kebutuhan siswa serta mampu memberikan semangat kepada siswa
untuk aktif, kreatif, inovatif, dan sportif dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Orang tua berperan sejak awal sebagai pendidik bagi anak-anaknya sejak masa sebelum dan
sesudah mereka bersekolah. Keluarga sebagai lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi,
menyelenggarakan pendidikan yang baik bagi seluruh anak Indonesia. Orang tua memiliki hak
dan kewajiban dalam memilih satuan pendidikan, memperoleh informasi tentang perkembang an
pendidikan anaknya, serta memberikan masukan kepada sekolah. Orang tua yang terlibat aktif
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah akan menciptakan pendidikan yang lebih efektif.
alasannya ialah keterbatasan sumber daya pemerintah. Partisipasi dan kepedulian masyarakat
itu dapat berupa menyelenggaraan satuan pendidikan mandiri atau mendukung satuan
mandiri harus berupaya sebaik-baiknya dan tetap mematuhi semua pedoman, aturan, dan
kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Sementara itu, partisipasi masyarakat dalam satuan
pendidikan yang diselenggarakan pemerintah dapat berupa materi, tenaga, dan pikiran. Kini
masyarakat dapat berperan serta dalam pembahasan masalah pendidikan, baik akademis
maupun non akademis, dan dalam proses pengambilan keputusan terkait rencana
pengembangan sekolah.
Di negara-negara maju, peran industri ditunjukkan secara nyata berupa kerjasama program,
dukungan finansial untuk penelitian dan beasiswa. Bahkan di beberapa negara peran
negara tersebut dapat menjadi pelajaran bagi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Selain
dukungan finansial, peran industri yang penting ialah menyelesaikan permasalahan peralihan
dari dunia pendidikan ke dunia kerja. Duniaindustri dapat berfungsi sebagai tempat praktik,
magang kerja, belajar manajemen industri dan tempat menambah wawasan dunia kerja bagi
siswa. Kerjasama sekolah dan industri harus dibangun berdasarkan kemauan dan saling
membutuhkan. Pihak dunia kerja dan industri seharusnya menyadari bahwa pihak in dustri tidak
akan mendapatkan tenaga kerja siap pakai yang diperlukan sesuai kualifikasi yang diharapkan,
pendidikan. Organisasi profesi dapat memberikan masukan bahkan menentukan arah kebijakan
pendidikan. Pemerintah sudah seharusnya bekerja sama lebih erat dengan organisasi profesi,
melalui berbagai jalur komunikasi dan aspirasi. Interaksi yang baik akan men guntungkan kedua
Berdasarkan hasil amandemen UUD 1945 IV (keempat) tahun 2002 yaitu tentang pendidikan,
bentuk dukungan pemerintah telah dituangkan dalam pasal 31 ayat 1, 2,3, 4, dan 5. Khusus
untuk dukungan pendanaan secara eksplisit dituangkan pada pasal 31 ayat 4 yang berbunyi
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Pemerintah memegang peranan penting dalam peningkatan akses, kualitas, dan relevansi
pendidikan serta daya saing anak-anak Indonesia, terutama dalam penyediaan sarana dan
prasarana sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan
(SNP), pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada semua jenjang pendidikan serta
pemberian beasiswa miskin melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) sehingga keterjangkauan dan
jaminan untuk memperoleh layanan pendidikan dasar dan menengah dapat terpenuhi. Selain itu
pemerintah juga harus menjamin ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang
profesional di seluruh jenjang pendidikan dan seluruh satuan pendidikan, serta mengurangi
kesenjangan akses dan kualitas antar propinsi, kabupaten, dan kota serta
besar penggunaan dana pendidikan dari APBN berada dibawah kontrol pemerintah daerah.
Pemanfaatan dana pendidikan yang berasal dari APBN dan APBD dapat diupayakan semakin
terkoordinasi, antara lain mengkaitkan besaran alokasi dana pemerintah dengan seberapa besar
alokasi APBD daerah bersangkutan. Terbentuknya insan serta ekosistem kebudayaan yang
diindikasikan oleh menguatnya nilai-nilai nasionalisme dan rasa cinta tanah air;
3. Terwujudnya budaya dan aktivitas riset, budaya inovasi, budaya produksi serta
pengembangan ilmu dasar dan ilmu terapan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha
4. Terwujudnya pelestarian warisan budaya baik bersifat benda (tangible) maupun tak benda
(intangible);
6. Tingginya apresiasi terhadap keragaman seni dan kreativitas karya budaya, yang
Gotong royong merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia. Gotong royong
diakui sebagai kepribadian dan budaya bangsa yang telah berakar kuat dalam kehidupan
hal yang dilakukan secara bersama oleh banyak pihak secara sadar, sukarela, merasa turut
berkepentingan, serta dengan keinginan saling menolong. Berlandaskan gotong royong akan
yang dicirikan, antara lain oleh keterlibatan aktif masyarakat, dukungan langsung dunia usaha,
dan kepercayaan yang tinggi terhadap lingkungan lembaga satuan pendidikan seperti sekolah.
KODE MISI
M1 Mewujudkan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaan yang Kuat
M2 Mewujudkan Akses yang Meluas, Merata, dan Berkeadilan
M3 Mewujudkan Pembelajaran yang Bermutu
M4 Mewujudkan Pelestarian Kebudayaan dan Pengembangan Bahasa
M5 Mewujudkan Penguatan Tata Kelola serta Peningkatan Efektivitas
Birokrasi dan Pelibatan Publik
Misi Renstra Kemendikbud 2015—2019 dapat dimaknai sebagai berikut:
siswa, guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemimpin institusi pendidikan dalam
masyarakat terpinggirkan, serta bagi wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T);
saling menghargai keragaman, toleransi, etika, moral, dan gotong royong melalui
apresiasi pada seni dan karya budaya Indonesia sebagai bentuk kecintaan pada produk -
rakyat;
aspek pengelolaan kebijakan yang berbasis data, riset, dan bukti lapangan;
Kemendikbud yang menjadi teladan dalam tata kelola yang bersih, efektif, dan efisien.
Misi Renstra dapat pula dijelaskan sebagai bagian dari revolusi mental. Misi renstra tersebut
dilihat sebagai tujuh jalan revolusi mental yang mengintegrasikan pengelolaan pembangunan
berkepribadian;
vokasi yang beragam berdasarkan kebutuhan geografis daerah serta bakat dan potensi
anak;
4. Memberi kepercayaan besar kepada kepala sekolah dan guru untuk mengelola
suasana dan proses belajar yang kondusif agar anak nyaman belajar;
5. Memberdayakan orangtua untuk terlibat lebih aktif pada proses pembelajaran dan
6. Membantu kepala sekolah untuk menjadi pemimpin yang melayani warga sekolah;
ukuran- ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi. Tujuan strategis Kemendikbud
T1 Penguatan Peran Siswa, Guru, Tenaga Kependidikan, Orang tua, dan Aparatur
Institusi Pendidikan dalam Ekosistem Pendidikan
1. Tujuan Strategis 1: Penguatan Peran Siswa, Guru, Tenaga Kependidikan, Orang tua,
dan Aparatur Institusi Pendidikan dalam Ekosistem Pendidikan
Tujuan strategis ini merupakan penjabaran dari apa yang sudah disebut dalam visi sebagai
insan pendidikan, yang akan mendapat perhatian lebih besar. Penguatan peran dari
berbagai insan pendidikan akan menjadi fokus utama dalam lima tahun ke depan. Hal ini
merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari fokus utama era sebelumnya yang lebih
menekankan kepada pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan, atau aspek pelayanan
dari negara di bidang pendidikan. Penguatan peran dimaksud berarti mendorong peran aktif
Siswa yang selama ini lebih diposisikan sebagai objek, akan semakin dilibatkan
menjadi subjek pendidikan. Pelibatan siswa secara teknis akan disesuaikan dengan jenjang
Semakin tinggi jenjang, semakin besar pula peran serta aktifnya. Pada jenjang pendidikan
siswa, daya kritis dalam berpikir dan kemampuan analisis. Pada semua jenjang,
peningkatan keterlibatan siswa itu antara lain ditandai oleh meningkatnya perilaku positif
siswa.
Penguatan peran guru dan tenaga pendidikan akan lebih ditujukan kepada meningkatnya
kualitas sikap mereka dalam hal kepribadian, kesolehan dan moral sosial. Hal itu dilakukan
dengan tetap melakukan upaya peningkatan mutu, kompetensi, dan profesionalisme guru
yang antara lain dihasilkan oleh: penerapan sistem uji kompetensi guru; penilaian kinerja
akademik dan sertifikasi guru dengan mempertimbangkan perbaikan desain program dan
guru dalam jabatan. Guru sebagai tauladan bagi siswa dan masyarakat harus
Penguatan peran orang tua dicirikan antara lain dalam bentuk peningkatan partisipasi aktif
mereka dalam proses pendidikan. Sejak awal, para orang tua diupayakan memahami
beberapa aspek pendidikan, seperti kurikulum dan proses pengelolaan pendidikan. Mereka
Penguatan peran aparatur institusi pendidikan antara lain dicirikan oleh perbaikan layanan
birokrasi, kesesuaian regulasi, dan sinkronisasi yang optimal dengan pelaku pendidikan
lainnya. Aparatur institusi pendidikan diarahkan untuk tidak sekadar menjalankan tugas
adalah pemberdayaan pelaku budaya. Pemberdayaan bisa dikatakan sebagai awal dari
dimaksud dicirikan antara lain oleh meningkatnya peran pelaku budaya dalam
budaya dan karya budaya. Secara bersamaan akan terjadi peningkatan mutu karya dan
pelaku budaya serta peningkatan mutu layanan dalam pelestarian warisan budaya.
Peningkatan akses pendidikan di semua jenjang dan dalam pendidikan masyarakat telah
antar provinsi, kabupaten dan kota. Perhatian lebih besar dibanding era sebelumnya akan
Peningkatan akses Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) perlu ditingkatkan dalam lima tahun
ke depan mengingat PAUD mempunyai peran penting dalam mendorong tumbuh kembang
anak secara optimal dan menyiapkan mereka untuk memasuki jenjang pendidikan
dasar. Fokus peningkatan akses PAUD terutama pada peningkatan partisipasi masyarakat
miskin dalam PAUD dan pemberdayaan peran swasta dalam penyelenggaraan PAUD
holistik integratif.
Meskipun upaya penuntasan wajib belajar sembilan tahun telah dilaksanakan dan tuntas
bagi 66.15% dari keseluruhan kabupaten dan kota (340 dari 514 kabupaten dan kota),
peningkatan akses pendidikan dasar dan menengah untuk memenuhi program wajib
belajar dua belas tahun merupakan agenda yang harus dipenuhi dalam lima tahun ke
depan sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2015—2019. Seiring dengan hal ini, fokus
peningkatan akses pendidikan dasar pada sebanyak 174 kabupaten dan kota (33.85%)
menengah merupakan fokus peningkatan akses pendidikan menengah. Solusi atas kendala
biaya dan jarak atau keterjangkauan antara lain melalui pendirian sekolah menengah baru
serta bantuan khusus bagi siswa miskin dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Inovasi dalam
pendidikan dasar dan menengah dalam lima tahun kedepan juga menitikberatkan pada
melalui peningkatan keaksaraan dan ketrampilan tepat guna kepada penduduk buta
aksara usia 15-59 tahun. Pendidikan kesetaraan memberikan pengetahuan dan kompetensi
setara dengan pendidikan dasar dan menengah. Peningkatan akses pendidikan kursus dan
pelatihan perlu diiringi dengan peningkatan mutu lembaga penyelenggara pelatihan dan
kursus yaitu dengan menerapkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dalam lima tahun ke depan.
Peningkatan kapasitas pendidikan keluarga difokuskan pada orang tua/wali bagi siswa
Peningkatan mutu dan relevansi pembelajaran pada semua jenjeng pendidikan dalam lima
tahun ke depan difokuskan pada pembentukan karakter siswa, peserta pelatihan dan
kursus, serta orang dewasa. Peningkatan mutu pendidikan anak usia dini merupakan salah
Peningkatan mutu pembelajaran pendidikan dasar dan menengah didukung oleh semakin
banyak pelibatan siswa di kelas secara interaktif, sehingga mendorong kreativitas siswa,
daya kritis dalam berpikir dan kemampuan analisis. Ditargetkan adanya peningkatan
hasil yang signifikan dalam hasil tes nasional dan hasil tes internasional. Sebagai contoh,
samping tes yang demikian itu, mengingat Indonesia sebagai negara maritim dan
kepulauan, pembentukan karakter bagi siswa menjadi hal yang utama dalam rangka
Peningkatan mutu pada pendidikan dasar dan menengah berkaitan erat dengan
pengembangan dan penerapan kurikulum secara baik. Evaluasi yang terus-menerus atas
pelaksanaan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 diharapkan menghasilkan kurikulum yang
lebih baik dan diterapkan secara baik. Contoh aspek yang mutlak diperhatikan dalam
dalam masyarakat, yang berdampak pada kesediaan untuk membangun harmoni sosial,
keaksaraan yang memberikan layanan peningkatan keaksaraan dan ketrampilan tepat guna
kepada penduduk buta aksara usia 15-59 tahun. Pendidikan kesetaraan memberikan
pengetahuan dan kompetensi setara dengan pendidikan dasar dan menengah. Kebutuhan
akan manusia yang unggul dan berjiwa kompetitif semakin mendesak dengan diterapkannya
komunitas ekonomi ASEAN atau ASEAN economic community yang akan membuka pintu
Indonesia sebagai pasar terbesar di ASEAN harus tetap menjaga daya saingnya dan
menjamin mutu peserta pelatihan dan kursus dapat diterima oleh pasar kerja. Bahkan,
Indonesia (SKKNI). Penerapan KKNI dan SKNI pada lebih banyak lembaga kursus dangan
Peningkatan mutu pendidikan orang dewasa juga dilakukan dengan pendidikan keluarga.
tentang kiat mendidik anak sejak janin sampai dewasa dalam hal memelihara cinta dan
kasih sayang, pendidikan karakter, gizi dan kesehatan, menyiapkan pra keaksaraan,
memenuhi hak dan perlindungan anak, mencegah perilaku destruktif, dan meningkatkan
5. Tujuan Strategis 5: Peningkatan Jati Diri Bangsa melalui Pelestarian dan Diplomasi
Kebudayaan serta Pemakaian Bahasa sebagai Pengantar Pendidikan
kekayaan warisan budaya, memperbaiki basis data agar mudah mengelola seluruh warisan
warisan budaya yang dimiliki tidak hilang. Kebudayaan sebagai salah satu instrumen
dalam peningkatan mutu pembelajaran dan jati diri bangsa yang merupakan aspek penting
pemanfaatan budaya.
peserta didik menjadi anak bangsa Indonesia yang berkepribadian, mandiri, dan berdaya
saing kuat. Peran kemampuan berbahasa guru dan tendik merupakan aspek penting dalam
upaya peningkatan mutu layanan dan lulusan, karena dengan kemampuan bahasa yang
baik, ilmu pengetahuan dapat disampaikan dengan baik. Oleh karena itu, Uji Kompetensi
Bahasa Indonesia (UKBI) sangat perlu untuk dijadikan prasarat dalam program sertifikasi
kawasan ASEAN. Untuk mewujudkan tujuan itu, dituangkan beberapa sasaran strategis, di
pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra Indonesia; pemantauan, evaluasi, dan
Indonesia; serta pelaksanaan dan penguatan tata kelola pengembangan dan pembinaan
bahasa.
menjaga agar, (i) mutu laporan keuangan Kemendikbud tetap memperoleh opini hasil audit
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK, dan (ii) tingkat pencapaian akuntabilitas
pengelolaan kinerja kementerian dalam kategori B (baik), yaitu dengan cara peningkatan
efisiensi dan efektivitas perencanaan dan pelaksanaan program kerja dan anggaran serta
pengembangan koordinasi dan kerjasama lintas sektor di tingkat nasional. Selain itu
konsistensi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi akan terus dilakukan dan difokuskan
pada kebijakan untuk mewujudkan birokrasi Kemendikbud yang menjadi teladan dalam
memberikan layanan prima, mewujudkan tata kelola yang bersih, efektif dan efisien,
Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan transparansi dengan melibatkan publik dalam seluruh
Partisipasi pemerintah daerah dalam pendidikan akan dicapai melalui penerapan Standar
Pelayanan Minimal (SPM). SPM ditujukan agar penyediaan sumber daya oleh pendidikan
menjadi lebih fokus dan bermutu. Diharapkan semakin banyak daerah yang telah
memenuhi SPM pendidikan sehingga penyediaan sumber daya oleh daerah semakin
berorientasi pada mutu layanan pendidikan. Oleh karena itu Kemendikbud perlu membantu
meningkat melalui mekanisme BOS, Kartu Indonesia Pintar (KIP), anggaran pengembangan
sarana prasarana melalui DAK akan diarahkan pada peningkatan mutu pendidikan dan tidak
kebudayaan, diperlukan sejumlah Sasaran Strategis (SS) yang menggambarkan kondisi yang
dicapai pada tahun 2019. Selanjutnya, ditetapkan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)
untuk mengukur apakah sasaran strategis dapat mengkonfirmasi tujuan strategis yang akan
dicapai pada masa depan (tahun 2019). Sasaran strategis untuk tingkat ketercapaian masing-
SS1 merupakan sasaran yang berorientasi pada penguatan siswa dari segi perilaku,
integritas, dan sikap. SS2 merupakan sasaran yang memfokuskan pada partisipasi orang
tua dan pemangku kepentingan yang terlibat dalam pendidikan, sedangkan SS3 lebih
menitikberatkan pada kualitas sikap guru dan tendik dalam aspek kepribadian, spiritual, dan
SMP/SMPLB dan SMA/SMALB/SMK yang diukur dari kualitas integritas siswa selama
mengikuti UN.
indikator sasaran strategisnya, yang merupakan tolok ukur keberhasilan T1. Disamping itu,
SS1 sampai dengan SS3 juga mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional,
pembangunan, (a) Nawacita 5 yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat
peningkatan peran pelaku budaya. Terwujudnya T2 dapat dilihat dari tercapainya SS4.
Pencapaian SS4 ini diukur dari tingkat pencapaian indikator sasaran strategisnya, yang
merupakan tolok ukur keberhasilan T1. Disamping itu, SS4 merupakan penjabaran
di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, sedangkan SS6 merupakan sasaran yang
memfokuskan pada angka partisipasi penduduk usia pendidikan dasar dan menengah.
Terwujudnya T3 dapat dilihat dari tercapainaya dua sasaran strategis yaitu SS5 dan SS6.
sasaran strategisnya, yang merupakan tolok ukur keberhasilan T3. Disamping itu, SS5
sasaran pokok pembangunan pendidikan terkait rata-rata lama sekolah, rata-rata angka
melek aksara, serta rasio antara 20% partisipasi penduduk termiskin dan 20% penduduk
terkaya. Selanjutnya SS5 dan SS6 mendukung pencapaian agenda prioritas pembangunan
kelima (Nawacita 5): Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat indonesia,
melalui pelaksanaan Program Indonesia Pintar (PIP) dengan sasaran diantaranya, (a)
meningkatnya angka partisipasi PAUD, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah; (b)
antara penduduk kaya dan penduduk miskin, antara penduduk laki-laki dan perempuan,
peningkatan daya saing tenaga kerja dengan (a) mengembangkan standar kompetensi
regional (regional competency standard framework), untuk sektor jasa yang diprioritaskan
dalam masyarakat ekonomi ASEAN; dan (b) menetapkan KKNI (Kerangka Kualifikasi
pengakuan, khususnya lembaga pelatihan pemerintah. Di sisi lain, SS6 difokuskan pada
peningkatan partisipasi pendidikan dasar dan menengah bagi anak-anak dari keluarga
kurang mampu melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) serta bagi anak-anak berkebutuhan
SS7 merupakan sasaran yang berorientasi pada mutu pendidikan PAUD dan pendidikan
SS8 merupakan sasaran yang memfokuskan pada mutu layanan dan mutu lulusan
pendidikan dasar dan menengah. SS9 merupakan sasaran yang terkait profesionalisme dan
pendidikan keluarga.
Terwujudnya T4 dapat dilihat dari tercapainaya empat sasaran strategis yaitu SS7 sampai
pencapaian indikator sasaran strategisnya yang merupakan tolok ukur keberhasilan T4.
Disamping itu, SS7 sampai dengan SS9 mendukung pencapaian agenda prioritas
kurikulum yang andal, dan tersedianya sistem penilaian pendidikan yang komprehensif;
(b) meningkatnya kualitas pengelolaan guru dengan memperbaiki distribusi dan memenuhi
beban mengajar; (c) meningkatnya jaminan hidup dan fasilitas pengembangan ilmu
pengetahuan dan karier bagi guru yang ditugaskan di daerah khusus; dan (d)
meningkatnya dan meratanya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan
Selanjutnya SS7 dan SS8 juga mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional,
dasar dan menengah serta akreditasi paket keahlian SMK. SS8 dan SS9 mencakup pula
partisipasi pemerintah kabupaten dan kota dalam pencapaian mutu layanan (a) pendidikan
dasar melalui kewajiban pemenuhan SPM pendidikan dasar (termasuk pemenuhan rasio
guru) pada 68% kabupaten dan kota; dan (b) pendidikan menengah melalui kewajiban
pemenuhan SPM pendidikan menengah pada 90% kabupaten dan kota. SS8 ini mendukung
pencapaian sasaran Program Indonesia Pintar (Nawacita 5) terkait sasaran meningkat dan
meratanya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan
SS10 mencakup pendidikan keluarga bagi orang tua siswa yang dilaksanakan oleh
siswa. Oleh karenanya, SS10 juga mendukung pencapaian agenda prioritas pembangunan
diantaranya (a) meningkatnya kualitas pendidikan karakter untuk membina budi pekerti,
wawasan kebangsaan di kalangan anak usia sekolah yang berdampak pada menguatnya
nilai-nilai nasionalisme dan rasa cinta tanah air sebagai cerminan warga negara yang baik;
dan (c) meningkatnya pemahaman mengenai pluralitas sosial dan keberagaman budaya
dalam masyarakat, yang berdampak pada kesediaan untuk membangun harmoni sosial,
dan Tenaga Kependidikan (GTK) termasuk guru minimal S1/D4 dan meningkatnya
Sedangkan SS12 dan SS13 merupakan sasaran pencapaian T5 dengan fokus pada
pengembangan mutu dan peran bahasa. Terwujudnya T5 dapat dilihat dari tercapainaya
tiga sasaran strategis yaitu SS11, SS12, dan SS13. Pencapaian masing-masing
sasaran strategis diukur dari tingkat pencapaian indikator sasaran strategisnya, yang
merupakan tolok ukur keberhasilan T5. SS11, SS12, dan SS13 merupakan penjabaran
gotong royong, toleransi, rasa aman, dan penurunan jumlah konflik sosial.
solidaritas sosial berbasis nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab; (b) menguatnya
lembaga kebudayaan sebagai basis budaya pembangunan dan karakter bangsa; dan (c)
melakukan revolusi karakter bangsa dengan sasaran diantaranya, (a) meningkatnya kualitas
pendidikan karakter untuk membina budi pekerti, membangun watak, dan menyeimbangkan
yang berdampak pada menguatnya nilai-nilai nasionalisme dan rasa cinta tanah air
sebagai cerminan warga negara yang baik; (c) meningkatnya pemahaman mengenai
pluralitas sosial yang menumbuhkan sikap toleransi, dan menjaga kesatuan dalam
keanekaragaman; dan (d) meningkatnya budaya dan aktivitas riset serta pengembangan
ilmu dasar dan ilmu terapan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri,
kalangan siswa dapat ditempuh melalui pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata
pelajaran yang relevan, diantaranya Bahasa Indonesia yang sangat penting untuk
meneguhkan identitas kebangsaan dan jati diri siswa sebagai bangsa Indonesia.
Disamping itu, SS12 dan SS13 merupakan penjabaran terhadap pencapaian T7 yang juga
Program Indonesia Pintar dengan sasaran tersedianya kurikulum yang andal, diantaranya
kurikulum bahasa (bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing) yang berkualitas
sehingga mampu meningkatkan mutu bahasa dan pemakainya sebagai penghela Ipteks dan
penguat daya saing SDM Indonesia. Selanjutnya SS12 dan SS13 juga mendukung
peningkatan peran bahasa Indonesia sebagai pembentuk karakter dan jati diri bangsa serta
pendukung adopsi budaya global yang positif dan produktif, misalnya bahasa Indonesia
SS14 merupakan sasaran yang berorientasi pada akuntabilitas kinerja Kemendikbud, dan
SS16 adalah sasaran yang berorientasi pada pelibatan publik dalam tata kelola pendidikan
dan kebudayaan.
Terwujudnya T6 dapat dilihat dari tercapainaya tiga sasaran strategis yaitu SS14, SS15 dan
SS16. Pencapaian masing-masing sasaran strategis diukur dari tingkat pencapaian indikator
sasaran strategisnya, yang merupakan tolok ukur keberhasilan T6. Selanjutnya SS14
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya sub agenda meningkatkan
sasaran (i) meningkatnya keterbukaan informasi publik dan komunikasi publik tentang
terhadap informasi publik terkait pembangunan pendidikan dan kebudayaan; dan (iii)
Dukungan SS14, SS15, dan SS16 tersebut berdampak pada meningkatnya mutu birokrasi
dan tata kelola pemerintahan yang baik dalam mendukung peningkatan daya saing dan
kinerja pembangunan nasional di berbagai bidang yang ditandai dengan, (i) meningkatnya
penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien; dan (iii) meningkatnya mutu
pelayanan publik.
3.3.2. . Telaah Renstra Dinas Pen did ikan dan Kebu d ayaan Propinsi Sulawesi
Tenggara
3.3.2.1 Visi dan Misi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara
1945 dan sejalan dengan visi pendidikan nasional dan visi Pemerintah Daerah provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2013 – 2018 : Mewujudkan Sulawesi Tenggara Sejahtera, Mandiri Dan
Berdaya Saing Tahun 2013 – 2018., Visi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi
berdomisili di Provinsi Sulawesi Tenggara mulai umur 0 Tahun sampai manula yang merupakan
sasaran penyelenggaraan pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal,
Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, pendidikan tinggi dan pendidikan kemasyarakatan dalam
Cerdas bermakna beraktualisasi diri melalui kecerdasan spiritual, emosional, intelektual, social dan
kinestetis.
Mandiri mengandung makna tidak adanya ketergantungan pada orang lain. Mandiri juga
mengandung makna sebagai bentuk pembelajaran untuk menuju proses pendewasaan dalam
berpikir. Belajar untuk tidak tergantung dalam hal apapun meski saat lain dalam kondisi yang
Kompetitif mengandung makna memiliki kemampuan, dan atau kekuatan, berdasarkan potensi
yang ada untuk bersaing, memiliki keunggulan komparatif baik secara nasional maupun
internasional.
Berbudaya mengandung makna hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia
sehingga diharapkan masyarakat Sulawesi Tenggara diharapkan menjadi ma nusia yang berbudi
dan berakal
Berkarakter mengandung makna orang yang memiliki nilai-nilai religius, jujur, toleransi, disiplin,
kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial
masyarakat maju selalu diikuti oleh proses transformasi struktural, yang menandai suatu
secara optimal. Bahkan, pada era global sekarang, transformasi itu berjalan dengan
berbasis pengetahuan.
Untuk mencapai visi tersebut, Misi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi
Tenggara 2013 -2018 sebagai berikut :
1. Meningkatkan dan memperluas akses masyarakat terhadap layanan pendidikan formal dan
non formal yang berkesetaraan.
2. Meningkatkan kualitas layanan pendidikan formal dan non formal
3. Mewujudkan kepastian layanan pendidikan yang transparan dan akuntabel
4. Mengembangkan dan melestarikan kearifan budaya lokal yang berkarakter di era global
3.3.2.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Untuk merealisasikan visi dan misi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Sulawesi Tenggara , perlu dirumuskan tujuan dan sasaran-sasaran jangka menengah tahun
2013 - 2018 yang lebih jelas menggambarkan ukuran-ukuran terlaksananya misi dan tercapainya
visi. Tujuan dirumuskan dengan memperhatikan tujuan pembangunan pendidikan dan Kebudayaan
nasional dan tujuan pembangunan pendidikan daerah yang mengacu pada Rencana Pembangunan
jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Tenggara periode 2013 – 2018.
Pembangunan pendidikan dan kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara mengacu pada misi
pertama yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia dan misi ketiga yaitu memantapkan
Tujuan
Tujuan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 -2018
dirumuskan berdasarkan jenjang layanan pendidikan dan sistem tata kelola yang diperlukan
dan berkarakter sebagaimana dikehendaki dalam rumusan visi Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan dengan memperhatikan rumusan misi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tahun
2013 – 2018.
Dengan demikian, tujuan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap layanan pendidikan formal dan non formal
yang berkesetaraan
2. Mewujudkan jaminan layanan pendidikan formal dan non formal yang bermutu bagi
masyarakat
7. Memperkuat karakter bangsa dan nilai-nilai nasionalisme Penguatan dan peningkatan peran
lembaga-lembaga adat.
Sasaran
sejumlah sasaran yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun 2013 - 2018.
1. Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan anak Usia Dini (PAUD)
11. Terselenggaranya tata kelola administrasi dan manajemen yang efektif dan efisien
maka prioritas pembangunan diarahkan pada kebijakan dan strategi yang mengacu pada
permasalahan yang dihadapi saat ini maupun lima tahun mendatang. Secara garis besar, arah
kebijakan umum pembangunan di bidang Pendidikan dan Kebudayaan 2013 – 2018 adalah
melanjutkan, memantapkan dan memperluas hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai periode
tahun 2008 – 2013 menuju Sulawesi Tenggara yang sejahtera, mandiri dan berdaya saing yang
tercermin dari peningkatan kualitas Sumber Daya manusia, pembangunan ekonomi, revitaslisasi
Untuk mendukung arah dan kebijakan pembangunan Sulawesi Tenggara, maka strategi
3. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan system pembelajaran
SMA dan SMK berkualitas yang merata, Penyediaan dan pengembangan sistem
pembelajaran, data dan standar mutu Pendidikan Menengah Penyediaan subsidi untuk
merata
4. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana serta penyediaan subsidi pembiayaan
5. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan sistem pembelajaran
meningkatkan kualifikasi, sertifikasi dan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
11. Melakukan tata kelola administrasi dan manajemen yang efektif dan efisien dengan dukungan
12. Menggali dan memperkenalkan kearifan lokal dan budi pekerti bangsa
Pendidikan Dasar 9 Tahun berupa penambahan RKB dan ruang Penunjang dan rehabilitasi
3. Membangun dan meningkatkan sarana prasarana SMA dan SMK melalui Program Pendidikan
4. Membangun dan meningkatkan sarana prasarana melalui program Pendidikan Non Formal
5. Membangun dan meningkatkan sarana dan prasarana melalui Program Pendidikan Luar Biasa
6. Meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat melalui program pengembangan budaya
(PAUD), Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) 9 Tahun, Program
Pendidikan Luar Biasa (PLB), Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
8. Mendorong pengarus utamaan gender melalui Program pengarusutamaan Gender dan anak.
10. Melakukan tata kelola administrasi dan manajemen melalui optimalisasi sumber daya yang
tersedia untuk meningkatkan kinerja tugas dan fungsi melalui program-program rutin
11. Menggali kearifan lokal dan budi pekerti bangsa melalui kajian dan pengembangan folklore
12.Memperkenalkan kearifan lokal dan budi pekerti bangsa melalui berbagai media masa,
promosi, sayembara
13. Mengidentifikasi dan menemukenali keragaman budaya asli daerah melalui pengelolaan
14. Menelusuri nilai-nilai seni budaya daerah melalui pengkajian dan dialog seni budaya
16.Mengkaji dan mengintegrasikan karakter bangsa dan nasionalisme melalui kurikulum sekolah
Strategi yang ditempuh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara mengacu
pada strategi pembangunan Sulawesi Tenggara yang terdiri dari 4 (empat) strategi utama yaitu :
kebuday aan;
dan pembelajaran TK, SD dan SMP serta kesetaraan Paket A, dan Paket B;
c. Pengk oor di nasi an per um us an dan per enc anaann per atur an dan per atur an
k ewen an ga nny a;
fungsi dinas.
3.4 Telaah Ren can a Tat a Ru ang Wilay ah dan Kajian Ling kun g an Hidup St rat egis
3.4.1 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
dan k abupaten pendi dik an d i Propi ns i Sul aw esi T enggar a, sehingga pengatur an
tentang R enc ana Tata Ruang W il ayah K abupat en Buton Tengah ( R TRW )
Kabupaten Buton Tengah sebagai arahan kebijakan penataan dan ruang wilayah.
Dalam R enc ana Tata Ruang W ilayah ( RTRW ) Kabupaten Buton Tengah akan
m enj adi pus at kegi atan, yaitu Pusat Pertum b uhan Ekonomi, Pusat Pelayanan
Nasi onal ( PKN), Pusat Pel ay anan ( PL), Sub Pus at Pelay anan Kota ( SPPK) dan
sistematis m eny el ur uh dan partisipatif dari pem angk u k epenti ngan ( Stak ehol der )
teri ntegr asi dalam suatu kebij ak an, per enc ana an dan atau progr am kegiatan
yang memiliki potensial dampak dan atau resiko lingkungan hidup. Kerusakan
lingk ungan yang terjadi sering d ipicu oleh aktifitas manusia dal am
5. Belum ter ealis asi nya regulasi di b idang pendi dik an ber upa P enetapan
8. Masih rendahny a tingk at l iterasi dan minat baca di kalangan m asy ar ak at baik
14. Masih terbatasnya jumlah tenaga pendidik pada pendidikan khusus dan
15. Masih rendahny a Angk a Partisi pasi Kasar ( APK) Pergur uan Tinggi ( PT).
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Buton Tengah mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Buton tengah. Tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Buton tengah beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 4.1
sebagaimana berikut ini:
89
Tabel 4.1
Tujuan dan sasaran jangka menengah
Dinas pendidikan dan kebudayaan
TARGET
TUJUAN/SASARAN INDIKATOR SASARAN
berik ut: Sasaran pertama, yaitu: “Meningkatkan akses pemerataan serta kualitas pendidikan melalui
strategi “Fasilitasi (1) memberikan subsidi pendidikan bagi siswa, sekolah dan tenaga kependidikan
Ses uai dengan tugas dan fungsiny a, Dinas Pendidik an dan Kebuday aan
Adapun tujuan yang terkait dengan pelayanan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Misi 4 : Me mb an gun Su mb er daya manu sia yang seh at dan b er ku alit as.
ARAH
TUJUAN SASARAN STRATEGIS
KEBIJAKAN
1. Meningkatnya 1. Memberikan Memberikan
Akses subsidi beasiswa/subsidi
Pemerataan pendidikan bagi pendidikan bai siswa
Pendidikan yang tidak mampu atau
siswa, sekolah
Meningkatkan 2. Menurunnya berprestasi dan subsidi
dan tenaga
akses, Masyarkat Buta pendidikan bagi sekolah
pendidik.
Aksara
pemerataan 2. Peningkatan mutu dan tenaga pendidik
serta kualitas
dan relevansi
pendidikan
pendidikan
searah nilai-nilai
lokal
dan difok usk an pada beber apa aspek, antara lain yaitu: ( a) peni ngk atan kualitas
dan kom pet ensi pendi dik dan tenaga k ependi dik an; ( b) peni ngk at an aks es layanan
pendi dik an yang terj angk au dan berk ualitas; ( c) ri ntisan w ajib belajar 12 tahun.
Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan serta upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian keberhasilan
sasaran dan tujuan. Sedangkan Program dimaksudkan sebagai kumpulan kegiatan yang sistematis
dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan SKPD guna mencapai sasaran tertentu.
Dengan adanya program dan kegiatan diharapkan pula dapat menyelesaikan permasalahan –
permasalahan yang dihadapi. Program dan Kegiatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten
Buton Tengah yang direncanakan untuk Periode Tahun 2017 – 2022 mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD) 2017-2022 Kabupaten Buton Tengah dalam
Adapun program dan kegiatan yang akan dilaksanakan terdiri dari Program dan Kegiatan
Kewenangan Dinas Pendidikan Kabupaten Buton Tengah, yaitu Program Pelayanan Administrasi
Kapasitas Sumber Daya Aparatur, Program Peningkatan Pengembangan Sistem Laporan Capaian
Kinerja dan Keuangan, Program Pendidikan Anak Usia Dini, Program Wajar Pendidikan Dasar 9
Tahun Program Pendidikan Menengah, Program Pendidikan Non Formal, Program Peningkatan
Mutu Tenaga Pendidik dan Kependidikan, Program Manajemen Pelayanan Pendidikan serta
Program Pengembangan Sekolah Gratis. Adapun penyajiannya menggunakan tabel 6.1 sebagai
berikut:
Penetapan indikator kinerja bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan
pencapaian visi dan misi SKPD dari sisi keberhasilan penyelenggaraan layanan sesuai tugas dan
fungsi. Hal ini ditunjukkan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah
setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang
diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai. Indikator kinerja daerah secara teknis pada
dasarnya dirumuskan dengan mengambil indikator dari program prioritas yang telah ditetapkan
(outcomes) atau kompositnya (impact). Suatu indikator kinerja daerah dapat dirumuskan berdasarkan
hasil analisis pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome) terhadap tingkat
capaian indikator kinerja daerah berkenaan setelah program dan kegiatan prioritas ditetapkan.
Pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan merupakan keberhasilan dari tujuan dan
membutuhkan indikator yang mampu menggambarkan kemajuan. Indikator kinerja dimaksud juga perlu
bagi publik dalam rangka perwujudan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah.
Terkait dengan hal tersebut diatas, maka peran pendidikan dalam pembangunan sangatlah
penting, untuk itu, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pendidikan Kabupaten Buto n Tengah
harus berkontribusi secara langsung dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD
yang ditunjukan dengan indikator kinerja. Indikator kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Buton Tengah yang mengacu pada tujuan sasaran RPJMD tercantum pada tabel 7.1 berikut:
Renstra Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buton Tengah tahun 2017 – 2022
merupakan dokumen perencanaan 5 (lima) tahunan yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategi,
kebijkan program dan kegiatan pembangunan sesuai tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan dan
Renstra Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buton Tengah merupakan penjabaran dari
RPJMD Kabupaten Buton Tengah tahun 2017-2022 dan menjadi pedoman dalam penyusunan Renja
Pelaksanaan Rencana strategi Dinas Pendidikan sangat memerlukan partisipasi, semangat, dan
komitmen dari seluruh aparatur dinas pendidikan, karena akan menentukan keberhasilan pencapaian
kinerja program dan kegiatan yang telah disusun. Dengan demikian renstra ini tidak hanya menjadi
dokumen administrasi saja, karena secara substansial merupakan pencerminan aspirasi pembangunan
yang memang dibutuhkan oleh stakeholders sesuai dengan visi,misi yang ingin dicapai.