Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK

KELOMPOK 6
MOTOR INDUKSI 3 PHASA

1. PENDAHULUAN
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller
pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik
digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik
kadangkala disebut kuda kerja nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor
menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.

1.1 Mekanisme Kerja Motor


Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama (Gambar 1):
Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya
Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka
kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada
arah yang berlawanan.
Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan.
Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan.






F
B
i
l

= Gaya
= Kerapatan fluks
= Arus
= Konduktor

Arus listrik (i) yang dialirkan di dalam suatu medan magnet dengan kerapatan Fluks
(B) akan menghasilkan suatu gaya (F).

Bila nilai F dipengaruhi lilitan (N).


Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban
motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/ torque sesuai dengan kecepatan yang
diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok (BEE India, 2004):
Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya
bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque nya tidak bervariasi. Contoh
beban dengan torque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement
konstan.
Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi dengan
kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa sentrifugal
dan fan (torque bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).
Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang berubah
dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan
adalah peralatan-peralatan mesin.

2. JENIS MOTOR LISTRIK


Bagian ini menjelaskan tentang dua jenis utama motor listrik: DC dan motor. Dafar para
pemasok motor listrik tersedia di www.directindustry.com/find/electric-motor.html.
Gambar 3 memperlihatkan motor listrik yang paling umum. Motor tersebut dikategorikan
berdasarkan pasokan input, konstruksi, dan mekanisme operasi, dan dijelaskan lebih lanjut
dibawah ini.

dan dalam hal ini kita akan membahas tentang motor induksi 3 Fase.

2.1 Motor AC
Motor arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur
pada rentang waktu tertentu. Motor listrik memiliki dua buah bagian dasar listrik: "stator" dan
"rotor". Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan komponen listrik
berputar untuk memutar as motor. Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC adalah
bahwa kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor
AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali
kecepatan sekaligus menurunkandayanya. Motor induksi merupakan motor yang paling
populer di industri karena kehandalannya dan lebih mudah perawatannya. Motor induksi AC
cukup murah (harganya setengah atau kurang dari harga sebuah motor DC) dan juga
memberikan rasio daya terhadap berat yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC).
2.1.1 Motor induksi
Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan
industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan
dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.
a. Komponen
Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama.
Rotor. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor:
 Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam
petak-petak slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada
kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.
 Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan terdistribusi.
Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase digulungi kawat pada bagian
dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang
pada batang as dengan sikat yang menempel padanya.

Gambar 3. Rotor

Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk membawa gulungan
tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan
diberi spasi geometri sebesar 120 derajat.

Gambar 4. Stator
b. Klasifikasi motor induksi
Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama (Parekh, 2003):
Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi
dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan
memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini
merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga,

seperti fan angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3
sampai 4 Hp.
Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga
fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat
memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang
tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri
menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan
listrik , dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.

c. Kecepatan motor induksi


Motor induksi bekerja sebagai berikut. Listrik dipasok ke stator yang akan menghasilkan
medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan sinkron disekitar rotor. Arus
rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang berusaha untuk melawan medan magnet
stator, yang menyebabkan rotor berputar. Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak
pernah bekerja pada kecepatan sinkron namun pada kecepatan dasar yang lebih rendah.
Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan tersebut disebabkan adanya slip/geseran yang
meningkat dengan meningkatnya beban. Slip hanya terjadi pada motor induksi. Untuk
menghindari slip dapat dipasang sebuah cincin geser/ slip ring, dan motor tersebut dinamakan
motor cincin geser/ slip ring motor. Persamaan berikut dapat digunakan untuk menghitung
persentase slip/geseran (Parekh, 2003):
s
r

s=

Dimana:
ns = kecepatan sinkron dalam RPM
nr = kecepatan dasar dalam RPM

n n
ns

e. Tegangan dan Frekuensi Yang Diinduksikan Pada Rotor.


Tegangan dan frekuensi diinduksikan pada rotor bergantung pada slip. mereka diberikan oleh
persamaan berikut :

f2 = sf
E2 = sEoc

f2 = frekuensi dari tegangan dan arus di rotor


f

= frekuensi dari sumber terhubung ke stator

= slip

E2 = tegangan yang diinduksikan pada rotor ketika slip = 0


Eoc = tegangan open circuit pada rotor yang diinduksi saat istirahat
f. Hubungan antara beban, kecepatan dan torque
Gambar 5 menunjukan grafik torque-kecepatan motor induksi AC tiga fase dengan arus yang
sudah ditetapkan. Bila motor (Parekh, 2003):
Mulai menyala ternyata terdapat arus nyala awal yang tinggi dan torque yang rendah
(pull-up torque).

Mencapai 80% kecepatan penuh, torque berada pada tingkat tertinggi (pull-out
torque) dan arus mulai turun.
Pada kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron, arus torque dan stator turun ke nol.

Gambar 5. Grafik Torsi Kecepatan Motor Induksi AC

3.1 Efisiensi motor listrik


Motor mengubah energi listrik menjadi energi mekanik untuk melayani beban tertentu. Pada
proses ini, kehilangan energi ditunjukkan dalam Gambar 6.

Gambar 6. Kehilangan Energi


Efisiensi motor ditentukan oleh kehilangan dasar yang dapat dikurangi hanya oleh perubahan
pada rancangan motor dan kondisi operasi. Kehilangan dapat bervariasi dari kurang lebih dua
persen hingga 20 persen. Tabel 1 memperlihatkan jenis kehilangan untuk motor induksi.
Efisiensi motor dapat didefinisikan sebagai perbandingan keluaran daya motor yang
digunakan terhadap keluaran daya totalnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi adalah:


Usia. Motor baru lebih efisien.
Kapastas. Sebagaimana pada hampir kebanyakan peralatan, efisiensi motor meningkat
dengan laju kapasitasnya.
Kecepatan. Motor dengan kecepatan yang lebih tinggi biasanya lebih efisien.
Jenis. Sebagai contoh, motor kandang tupai biasanya lebih efisien daripada motor
cincin geser
Suhu. Motor yang didinginkan oleh fan dan tertutup total (TEFC) lebih efisien
daripada motor screen protected drip-proof (SPDP)
Penggulungan ulang motor dapat mengakibatkan penurunan efisiensi
Beban
Menyatakan perbandingan daya output dengan daya input

3.2 Beban motor


Karena sulit untuk mengkaji efisiensi motor pada kondisi operasi yang normal, beban motor
dapat diukur sebagai indikator efisiensi motor. Dengan meningkatnya beban, faktor daya dan
efisinsi motor bertambah sampai nilai optimumnya pada sekitar beban penuh.
Persamaan berikut digunakan untuk menentukan beban:
Beban = Pi x
HP x 0,7457
Dimana,

= Efisiensi operasi motor dalam %


HP
= Nameplate untuk Hp
Beban = Daya yang keluar sebagai % laju daya
Pi
= Daya tiga fase dalam kW
Survei beban motor dilakukan untuk mengukur beban operasi berbagai motor di seluruh
pabrik. Hasilnya digunakan untuk mengidentifikasi motor yang terlalu kecil. (mengakibatkan
motor terbakar) atau terlalu besar (mengakibatkan ketidak efisiensian). US DOE
merekomendasikan untuk melakukan survei beban motor yang beroperasi lebih dari 1000 jam
per tahun.
Terdapat tiga metode untuk menentukan beban motor bagi motor yang beroperasi secara
individu:
Pengukuran daya masuk. Metode ini menghitung beban sebagai perbandingan antara
daya masuk (diukur dengan alat analisis daya) dan nilai daya pada pembebanan
100%.

Pengukurann jalur arus. Beban ditentukan dengan membandingkan amper terukur


(diukur dengan alat analisis daya) dengan laju amper. Metode ini digunakan bila
faktor daya tidak dketahui dan hanya nilai amper yang tersedia. Juga
direkomendasikan untuk menggunakan metode ini bila persen pembebanan kurang
dari 50%
Metode Slip. Beban ditentukan dengan membandingkan slip yang terukur bila motor
beroperasi dengan slip untuk motor dengan beban penuh. Ketelitian metode ini
terbatas namun dapat dilakukan dengan hanya penggunaan tachometer (tidak
diperlukan alat analisis daya).
Karena pengukuran daya masuk merupakan metode yang paling umum digunakan, maka
hanya metode ini yang dijelaskan untuk motor tiga fase.

4. PERTANYAAN DISKUSI
a. Pertanyaan :
1. Maksud dari kelas kelas motor?
2. a. Perbadaan Motor AC Induksi dengan Motor DC?
b. Kenapa disebuat motor induksi?
3. Kenapa merubah tegangan dimotor dari 220 V ke 380 V mudah?
4. a. Bagaimana membolak balik arah putaran motor 3 phasa?
b. Cara pengeremannya?
c. Bagaimana cara mengatur kecepatan motor AC 3 Phasa?
5. a. Beda belitan 1 phasa dan 3 phasa?
b. Momen Inersia?

b. Jawab :
1. Maksud dari table adalah karakteristik motor, ada motor yang semakin tinggi
kecepatan semakin naik torsi. Ada juga karakteristik motor yang pada kecepatan
rendah torsi sudah tinggi, tetapi makin tinggi kecepatan, torsi makin kecil.
2. a. Sama seperti yang pernah dibahas sebelumnya, perbedaannya hanya di komutator
jika motor DC mempunyai komutator, motor AC tidak.
b. Karena prinsip kerja dari motor ini, dengan menginduksi tegangan ke stator, maka
motor akan berputar.
3. Seharusnya tidak seperti itu, harus ada rangkaian tambahan.
4. a. Hanya menukar posisi salah satu kabelnya.
b. Jika motor induksi diputar berlawanan dengan arah putaran medan putar maka
masih akan dihasilkan torsi yang bertindak sebagai rem dan terjadi penyerapan tenaga
mekanik: Misalnya mesin dalam keadaan berputar dengan slip s, kemudian arah
medan putar tiba-tiba di balik, maka akan terjadi rotor mempunyai slip (2 - s),
kecepatan turun menuju nol dan dapat dibawa ke kondisi standstill. Cara ini adalah
cara pengereman motor yang disebut dengan plugging.
c. Menggunakan rangkaian tambahan

5. a. Berbeda dalam jumlah lilitannya


b. Pengereman dinamik digunakan untuk menghentikan putaran rotor motor induksi.
Tegangan pada stator diubah dari sumber tegangan AC menjadi tegangan DC dalam
waktu yang sangat singkat. Arus searah yang diinjeksikan pada kumparan stator akan
mengembangkan medan stasioner untuk menurunkan tegangan pada rotor. Medan magnet
akan berputar dengan kecepatan yang sama dengan rotor tetapi dengan arah yang
berlawanan untuk menjadikan stasioner terhadap stator. Interaksi medan resultan dan
gerak gaya magnet rotor akan mengembangkan torsi yang berlawanan dengan torsi motor
sehingga pengereman terjadi.

5. REFERENSI

Seifer, Marc J., "Wizard, the Life and Times of Nikola Tesla," 1998. ISBN (HC),
ISBN (SC)
Tesla's Autobiography, III. My Later Endeavors; The Discovery of the Rotating
Magnetic Field
Sutedjo, Abdurrahman. Motor Induksi Tiga Phasa.
http://www.scribd.com/doc/11026244/Motor-Induksi-Tiga-Phase
http://pakendy.weebly.com
http://student.eepis-its.edu
http://www.te.ugm.ac.id
www.energyefficiencyasia.org
Komponen Motor Listrik dengan ijin dari Biro Efisiensi Energi India, 2005.
Dasar-dasar Motor Induksi oleh Parekh (2003)

Anda mungkin juga menyukai