PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem kardiovaskuler merupakan salah satu sistem yang sangat penting dalam
tubuh manusia, dimana dalam sistem ini berfungsi menyalurkan darah ke seluruh
jaringan tubuh atau organ manusia. Namun seiring berjalannya waktu, banyak di
temukan berbagai penyakit yang menyerang sistem kardiovaskuler yang dapat
mengganggu daya kerja jantung itu sendiri. Namun dalam hal ini hanya membahas
satu diantara sejumlah penyakit tersebut yakni distritmia dan masalah konduksi .
Distritmia itu sendiri merupakan gangguan irama jantung akibat perubahan
elektrofisiologis sel-sel miokard yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan
irama,frekwensi,dan konduksi.
Di Indonesia belum ada data epidemiologi untuk gagal jantung,
namun pada Survei Kesehatan Nasional (SurKerNas) 2003 dikatakan
bahwa penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian
uama di Indonesia (26,4%) dan pada Profil Kesehatan Indonesia 2003
disebutkan bahwa penyakit jantung berada diurutan ke-delapan
(2,8%) pada 10 penyakit penyebab kematian terbanyak di rumah
sakit di Indonesia.
Selain gagal jantung, mortalitas dari penyakit kardiovaskuler juga
banyak disebabkan oleh aritmia. Aritmia memiliki insidens yang tinggi
sebagai penyebab kematian mendadak (sudden death) pada populasi
berumur 40-50 tahun di negara maju. Tercatat di Amerika Serikat
pada tahun 2001, 450.000 meninggal karena aritmia. Hubungan
antara gagal jantung dengan aritmia masih kontroversial. Salah satu
penelitan mengatakan gagal jantung sendiri dapat menjadi faktor
determinan penting dalam meningkatkan risiko kematian mendadak
(sudden death) akibat aritmia di luar rumah sakit. Studi di Madrid
menyebutkan aritmia meningkatkan angka mortalitas di rumah sakit
pada pasien gagal jantung akut. Penelitian lain menyimpulkan hal yang
(ASKEP DISRITMIA)
Page 1
(ASKEP DISRITMIA)
Page 2
BAB II
LANDASAN TEORI TENTANG DISRITMIA/ARITMIA
(ASKEP DISRITMIA)
Page 3
impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh impuls sa-node rusak, maka impuls
akan dikeluarkan dari av-node.
3. Berkas his
Av-node kemudian menjadi berkas his yang menembus jaringan pemisah
miokardium atrium dan miokardium ventrikel, selanjutnya berjalan pada
septum ventrikel yang kemudian bercabang dua menjadi :
- Cabang berkas kanan (right bundle branch)
- Cabang berkas kiri (left bundle branch)
Setelah melewati kedua cabang ini (rbb dan lbb) kemudian menuju
endokardium ventrikel kanan dan ventrikel kiri, impuls akan diteruskan lagi
ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinje.
4. Serabut purkinje
Serabut purkinje ini berjalan dari nodus a-v melalui berkas a-v dan membelah
menjadi berkas cabang kiri dan kanan yang terletak dibawah endokardium
pada kedua sisi septum. Tiap-tiap cabang menyebar kebawah menuju apeks
ventrikel, secara bertahap akan memecah menjadi cabang-cabang yang lebih
kecil, yang berjalan mengelilingi tiap ruang ventrikel dan kembali menuju
basis jantung.
serat purkinje merupakan serat yang sangat besar dari pada serat otot
ventrikel normal yang menjalarkan potensial aksi. Keadaan ini memungkinkan
penjalaran yang cepat impuls jantung keseluruh system ventricular. Serabut
purkinje akan mengadakan kontak dengan sel-sel di ventrikel, kemudian
impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga akan terangsang. Di
ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis
mampu megeluarkan impuls dengan frekuensi 20-40x/menit.
Jaringan
Kecepatan konduksi
Frekuensi
Nodus sa
Otot atrial
Nodus av
Berkas his
Serabut purkinje
Otot ventrikel
0,05
1,0-1,2
0,02-0,05
1,2-2,0
2,0-4,0
0,3-1,0
dihasilkan (x/menit)
60-100
40-50
25-40
-
(ASKEP DISRITMIA)
Page 4
rangsang
ya
Table kecepatan konduksi pada jaringan jantung (modifikasi dari ganong wf,
1999 dan katz, am 1997)
(ASKEP DISRITMIA)
Page 5
sel
disebabkan
oleh
meningkatnya
permeabilitas
membran terhadap na+ sehingga na+ mengalir dari luar masuk ke dalam sel
dengan cepat. Akibatnya muatan di dalam sel menjadi positif sedangkan diluar
sel menjadi negatif.
3) Fase polarisasi parsial - fase 1
Segera setelah terjadi depolarisasi terdapat sedikit perubahan akibat masuknya
cl- ke dalam sel, sehingga muatan positif di dalam sel menjadi berkurang.
4) Fase plato (keadaan stabil 1) - fase 2
Fase 1 diikuti keadaan stabil yang agak lama, sesuai dengan masa
refrakter absolut dari miokard. Selama fase ini tidak ada perubahan muatan
listrik. Terdapat keseimbangan antara ion positif yang masuk dan keluar. Yang
menyebabkan fase plato ini adalah masuknya ca++ dan na+ ke dalam sel
secara perlahan-lahan, yang diimbangi dengan keluarnya k+ dari dalam sel.
5) Fase repolarisasi cepat - fase 3
Pada fase ini muatan ca+ dan na+ secara berangsur-angsur tidak
mengalir lagi, dan permeabilitas terhadap k+ sangat meningkat sehingga k+
keluar dari sel dengan cepat. Akibatnya muatan positif didalam sel menjadi
sangat berkurang, sehingga pada akhirnya muatan di dalam sel menjadi relatif
negatif dan muatan diluar sel menjadi relatif positif.
(ASKEP DISRITMIA)
Page 6
B. DEFENISI DISRITMIA
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering
terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada
frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau
otomatis (doenges, 1999).
Disritmia adalah kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau
irama atau keduanya. Disritmia adalah gangguan system hantaran jantung dan bukan
struktur jantung. (keperawatan medical bedah , brunner and suddart 1997).
Disritmia dapat diidentifikasi dengan menganalisa gelombang ekg. Disritmia
dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran yang
terlibat. Misalnya, disritmia yang berasal dari nodus sinus (nodus sa) dan
frekuensinya lambat dinamakan sinus bradikardia. Ada empat kemungkinan tempat
asal disritmia : nodus sinus, atrial, nodus av atau sambungan, dan ventrikel. Gangguan
mekanisme hantaran, fibrilasi, denyut prematur, dan penyekat jantung.
C. ETIOLOGI DISRITMIA
Etiologi aritmia/disritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
a. Peradangan jantung, misalnya demam rematik, peradangan miokard (miokarditis
karena infeksi).
b. Gangguan sirkulasi koroner (arterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner),
misalnya iskemia miokard, infark miokard.
c. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti
aritmia lainnya.
d. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia).
e. Gangguan pada pengaturan susunan saraf otonom yang mempengaruhi kerja dan
f.
g.
h.
i.
irama jantung.
Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis).
Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung.
Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi
jantung).
(ASKEP DISRITMIA)
Page 7
Penyebab dari aritmia jantung biasanya satu atau gabungan dari kelainan
berikut ini dalam sistem irama-konduksi jantung :
a. Irama abnormal dari pacu jantung.
b. Pergeseran pacu jantung dari nodus sinus ke bagian lain dari jantung.
c. Blok pada tempat-tempat yang berbeda sewktu menghantarkan impuls melalui
jantung.
d. Jalur hantaran impuls yang abnormal melalui jantung.
e. Pembentukan yang spontan dari impuls abnormal pada hamper semua bagian
jantung.
D. KLASIFIKASI DISRITMIA
1) Disritmia nodus sinus
a) Sinus takikardi
Meningkatnya aktivitas nodus sinus, gambaran yang penting pada ekg
adalah : laju gelombang lebih dari 100 x per menit, irama teratur dan ada
gelombang p tegak di sandapan I, II dan AVF..
Takikardi sinus (denyut jantung cepat) dapat disebabkan oleh :
Demam,
Kehilangan darah akut,
Anemia,
Syok,
Latihan,
Gagal jantung kongestif,
Nyeri,
Keadaan hipermetabolisme,
Kecemasan,
Simpatomimetika atau pengobatan parasimpatolitik.
Pola ekg takikardia sinus adalah sebagai berikut :
(ASKEP DISRITMIA)
Page 8
b) Sinus bradikardi
Penurunan laju depolarisasi atrium. Gambaran yang terpenting pada
ekg adalah laju kurang dari 60 x per menit, irama teratur, gelombang p tegak
di sandapan I, II dan AVF. Bradikardi sinus bisa disebabkan oleh :
a. Stimulasi vagal,
b. Intoksikasi digitalis,
c. Peningkatan tekanan intrakanial,
d. Infark miokard (mi),
e. Olahragawan berat,
f. Orang yang sangat kesakitan,
g. Orang yang mendapat pengobatan (propanolol, reserpin, metildopa),
h. Pada
keadaan
hipoendokrin
(miksedema,
penyakit
panhipopituitarisme),
i. Pada anoreksia nervosa, pada hipotermia,
j. Setelah kerusakan bedah nodus sa.
Berikut adalah karakteristik bradikardi :
Page 9
adison,
Irama: reguler
2) Disritmia atrium
a) Kontraksi prematur atrium
Impuls listrik yang berasal di atrium tetapi di luar nodus sinus
menyebabkan kompleks atrium prematur, timbulnya sebelum denyut sinus
berikutnya. Gambaran ekg menunjukkan irama tidak teratur, terlihat
gelombang p yang berbeda bentuknya dengan gelombang p berikutnya.
Penyebab :
Iritabilitas otot atrium karena kafein, alcohol, nikotin.
Miokardium teregang seperti pada gagal jantung kongestif
Stress atau kecemasan
Hipokalemia
Cedera
Infark
Keadaaan hipermetabolik
Karakteristik pac:
(ASKEP DISRITMIA)
Page 10
(ASKEP DISRITMIA)
Page 11
Page 12
Frekwensi : frekwensi atrium antara 250 sampai 400 kali denyut per menit.
Irama : reguler atau ireguler, tergantung jenis penyekatnya (misalnya 2:1,
3:1 atua kombinasinya).
Gelombang p : tidak ada, melainkan diganti oleh pola gigi gergaji yang
dihasilkan oleh focus di atrium yang melepaskan impuls dengan cepat.
Gelombang ini disebut sebagai gelombang f.
Kompleks qrs : konfigurasinya normal dan waktu hantarannya juga
normal.
Gelombang t : ada namun bisa tertutup oleh gelombang flutter.
d) Fibrilasi atrium
Kelainan ini karena re-entri pada tingkat atrium. Depolarisasi atrium
cepat dan gambarannya terlihat terbalik di sandapan ii, iii dan avf seperti
gambaran gigi gergaji.
Fibrilasi atrium bisa timbul dari fokus ektopik ganda dan atau daerah
re-entri multiple. Aktivitas atrium sangat cepat, sindrom sinus sakit.
Karakteristik :
Page 13
3) Disritmia ventrikel
a) Kontraksi prematur ventrikel
Kontraksi ventrikel premature (pvc) terjadi akibat peningkatan
otomatisasi sel otot ventrikel. Pvc bisa disebabkan oleh :
Toksisitas digitalis,
Hipoksia,
Hipokalemia,
Demam,
Asidosis,
Latihan,
Peningkatan sirkulasi katekolamin.
Pvc jarang terjadi dan tidak serius. Biasanya pasien merasa berdebar-debar
teapi tidak ada keluhan lain. Namun, demikian perhatian terletak pada
kenyataan bahwa kontraksi premature ini dapat menyebabkan disritmia
ventrikel
yang
lebih
serius.
Pada pasien dengan miokard infark akut, pvc bisa menjadi precursor serius
terjadinya takikardia ventrikel dan fibrilasi ventrikel bila :
Jumlahnya meningkat lebih dari 6 per menit
Multi focus atau berasal dari berbagai area di jantung.
(ASKEP DISRITMIA)
Page 14
ini
dikatakan
sebagai
fase
yang
peka.
Karakteristik :
(ASKEP DISRITMIA)
Page 15
Page 16
(ASKEP DISRITMIA)
Page 17
Irama : sangat ireguler dan tidak terkordinasi, tanpa pola yang khusus.
Penanganan segera adalah melalui defibrilasi.
E. PATOFISIOLOGI
DISRITMIA
Infark miokard
tekanan diastolik
Page 18
singkop
Perubahan perfusi
jaringan tidak
efektif
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada gangguan irama jantung yaitu :
1. Ekg : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
2. Monitor holter : gambaran ekg (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (dirumah/kerja).
Juga untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/ efek obat antidisritmia.
(ASKEP DISRITMIA)
Page 19
oksimetri
hipokalsemia
dapat
menyebabkan/mengeksaserbasi
disritmia.
H. PENATALAKSANAAN GADAR
1. Terapi medis
Obat-obatan. Ada beberapa jenis obat yang tersedia untuk mengendalikan
aritmia. Pemilihan obat harus dilakukan dengan hati-hati karena mereka pun
memiliki efek samping. Beberapa di antaranya justru menyebabkan aritimia
bertambah parah. Evaluasi terhadap efektivitas obat dapat dikerjkan melalui
pemeriksaan ekg (pemeriksaan listrik jantung).
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
1) Antiaritmia kelas 1 : sodium channel blocker
a) Kelas 1 a
Quinidin : adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan
untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flukter.
(ASKEP DISRITMIA)
Page 20
(ASKEP DISRITMIA)
Page 21
(ASKEP DISRITMIA)
Page 22
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan
Definisi : penurunan pemberian oksigen dalam kegagalan memberi makan
jaringan pada tingkat kapiler.
Batasan karakteristik :
Perifer :
Perubahan karakteristik kulit (rambut, kuku, kelembaban)
Denyut nadi lemah atau tidak ada
Diskolorisasi kulit
Perubahan sensasi
Kebiru-biruan
Perubahan tekanan darah di ekstremitas
Terlambat sembuh
Warna kulit pucat, warna tidak kembali pada penurunan kaki
B. INTERVENSI KEPERAWATAN
(ASKEP DISRITMIA)
Page 23
Diagnosa keperawatan
1. Perubahan perfusi
jaringan
Definisi : penurunan
pemberian oksigen dalam
kegagalan memberi makan
jaringan pada tingkat kapiler.
Batasan karakteristik :
Perifer :
Perubahan
karakteristik kulit
(rambut, kuku,
kelembaban)
Denyut nadi
lemah atau tidak
ada
Diskolorisasi
kulit
Perubahan
sensasi
Kebiru-biruan
Perubahan
tekanan darah di
ekstremitas
Terlambat
sembuh
Warna kulit pucat,
warna tidak kembali pada
penurunan kaki
Faktor yang berhubungan:
Kerusahan
transport oksgen
melalui alveoler
atau membran
kapiler
Tidak sebanding
dengan vent.ilasi
Arteri vena
terputus
(ASKEP DISRITMIA)
Tujuan NOC
Tujuan dari
perubahan perfusi
jaringan dengan
kriteria :
Tekanan
darah sistolik
dbn
Tekanan
darah
diastolik dbn
Kekuatan
nadi dbn
Rata-rata
tekanan
darah dbn
Nadi dbn
Tekanan vena
sentral dbn
Tidak ada
bunyi hipo
jantung
abnormal
Tidak ada
angina
Perfusi
jaringan
perifer
Kekuatan
pulsasi
perifer
Tidak ada
pelebaran
vena
Tidak ada
distensi vena
jugularis
Tidak ada
edema perifer
NIC
Intervensi:
Monitor tekanan darah
Monitor irama jantung
Kaji secara komprehensif sirkukasi perifer
(nadi perifer, edema, kapillary refill, warna dan
temperatur ekstremitas)
Page 24
2. Ketidakseimbangan nutrisi
Definisi: keadaan dimana individu
mengalami intake nutrisi yang
kurang dari kebutuhan tubuh untuk
memenuhi kebutuhan metabolik
Faktor yang berhubungan:
Ketidakmampuan menelan
Penyakit kronik
Intoleransi makanan
Kesulitan mengunyah
Mual
Muntah
Hilang nafsu makan
MONITOR NUTRISI
Berat badan pasien dalam
batas normal
Monitor adanya
Intake nutrien
penurunan berat badan
normal
(ASKEP DISRITMIA)
Page 25
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering
terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada
frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau
otomatis (doenges, 1999).
(ASKEP DISRITMIA)
Page 26
(ASKEP DISRITMIA)
Page 27
DAFTAR PUSTAKA
(ASKEP DISRITMIA)
Page 28