Anda di halaman 1dari 16

Aktifitas / Istirahat

Gejala : Kelelahan ekstrim, Kelemahan, Malaise


Gangguan tidur, (Insomnia/gelisah atau somnolen)
Tanda : Kelemahan otot , kehilangan tonus, Penurunan rentang gerak.
Sirkulasi
Gejala : Riwayat Hipertensi lama atau berat
Palpitasi ; Nyeri dada (Angina )
Tanda : Hipertensi ; DVJ, Nadi kuat, Edema jaringan umum Dan pitting pada kaki, telapak tangan.
Disritmia Jantung
Nadi Lemah Halus, hipotensi,
Pucat ; kulit Coklat kehitaman , kuning
Kecendrungan perdarahan
Integritas Ego
Gejala : Faktor stres contoh Finansial, hubungan dan sebagainya
Perasaan tidak berdaya, tidak ada kekuatan, tidak ada harapan
Tanda
: Menolak, Ansietas, Takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian
Eliminasi
Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (Pada tahap lanjut)
Abdomen kembung, diare atau konstipasi
Tanda :
Perubahan warna urine,; contoh kuning pekat, merah, coklat.
Oliguria dapat menjadi anuria.
Makanan / Cairan
Gejala : Peningkatan berat badan cepat (edema), Malnutrisi
Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa tak sedap pada mulut
Tanda : Distensi abdomen/asites, Pembesaran hati (Tahap akhir)
Perubahan turgor kulit kelembaban
Edema
Ulserasi gusi, perdarahan gusi dan mulut
Penurunan otot, penurunan lemak sub kutan, penampilan tak bertenaga.
Neurosensori
Gejala : Sakit kepala , penglihatan kabur.
Kram otot/ kejang,
Kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstrimitas bawah
Tanda
: Gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi,
penurunan tingkat kesadaran, stupor, koma.

Rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.


Nyeri / kenyamanan
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot nyeri kaki
Tanda : Perilaku berhati-hati, gelisah.
Pernapasan
Gejala : Napas pendek; batuk dengan/tanpa sputum
Tanda : Takipnea, dispnea, Peningkatan frekwensi/ kedalaman (kusmaul)
Batuk produktif dengan sputum merah muda
Keamanan
Gejala : Kulit gatal
Ada/ berulangnya infeksi
Tanda : Pruritus
Demam; sepsis dehidrasi, Normotermia dapat secara atual terjadi peningkatan pada pasien yang
mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal
Fraktur tulang, Deposit fosfat kalsium pada kulit, jaringan lunak, sendi, keterbatasan gerak sendi
Seksualitas
Gejala : Penurunan libido, amenorea, infertilitas
Interaksi sosisal
Gejala : Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran dalam
keluarga.
Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala
: Riwayat DM keluarga (Resiko tinggi untuk gagal ginjal) Penyakit polikistik, Nefritis, Riwayat
terpajan pada toksik, contoh obat dan racun lingkungan ,Penggunaan antibiotik berulang.
2.

Diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status

kesehatan/resiko perubahan pola ) dari individu atau kelompok dimana perawat dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
menurunkan, membatasi , mencegah dan merubah (carpenito 2000 dan Nursalam 2001 ).
NANDA menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah keputasan klinis

tentang respon

individu keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial sebagai dasar

an

seleksi dan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan
kewenangan perawat.
Diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien dengan gagal ginjal kronik adalah (menurut
doenges Marilyn, 2000 & Nursalam, 2006).
a.

Diagnosa keperawatan I
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin dan retensi air dan

natrium.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, nausea, vomitus,
c.

perubahan membrane mukosa oral.


Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi toksin dalam kulit, gangguan turgor

kulit, penurunana aktivitas atau imobilisasi.


d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk sampah.
e. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan atau tahanan, gangguan
f.

metabolisme tulang
Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan berhubungan dengan kurang terpajannya

informasi.
g. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit dan
akumulasi toksin.
h. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan gastrointestinal.
i. Resiko tinggi perubahan mukosa oral berhubungan dengan ulserasi mukosa.
3.

Rencana Keperawatan
Intervensi adalah rencana yang disusun oleh perawat untuk kepentingan tindakan

keperawatan bagi perawat yang menulis dan perawat lainnya (carpenito 2000).
a.

Diagnosa keperawatan I
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin dan retensi air dan
natrium.
:
kriteria hasil

mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan


: - memepertahankan pembatasan diet dan cairan
- menunjukan turgor kulit normal tanpa edema
- menunjukan tanda-tanda vital normal
- menunjukan tidak adanya distensi vena leher

Intervensi

asional

asional

pengkajian merupakan data dasar dan berkelanjutan untuk

memantau Perubahan dan mengevaluasi intervensi

asional

asional

1. Kaji status cairan


Timbang berat badan harian
Keseimbangan masukan dan haluaran
Turgor kulit dan adanya edema
Distensi vena leher
Tekanan darah, denyut dan irama nadi

2. Batasi pemasukan cairan


Pembatasan cairan akan menentukan berat tubuh ideal, haluaran

urin dan respon


3. Identifikasi sumber potensial cairan
Medikasi cairan yang digunakan untuk pengobatan : oral dan intravena
Makanan
:
Sumber kelebihan cairan yang tidak
diketahui dapat diidentifikasi.
4. Jelaskan pada pasien dan keluarga mengenai pembatasan cairan
:
Untuk peningkatan kerja sama pasien dan keluarga dalam pembatasan
cairan
5.
Rasional
6.

asional

:
b.

Tingkatkan dan dorong oral hiegyne oral dengan sering


:
Hiegine mengurangi kekeringan membran mukosa mulut
Berikan medikasi antihipertensi sesuai indikasi
Medikasi antihipertensi berperan penting dalam penanganan hipertensi

yang berhubungan dengan gagal ginal kronik.


Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, Nausea,
vomitus, perubahan membran mukosa oral.
:
Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat
:
- Mengkonsumsi protein yang mengandung nilai biologis yang

an
ria hasil

tinggi
- Mengkonsumsi makanan tinggi kalori dalam batasan diet
- Melaporkan peningkatan nafsu makan menunjukan tidak adanya
penurunan berat badan yang cepat

vensi

1.
Kaji status nutrisi :
Pola berat badan

sional

Rasional

Pengukuran antropometik
Nilai laboratorium (elektrolit serum, BUN, kreatinin, protein, transferin dan kadar besi )
:
Menyediakan data untuk memantau perubahan dan mengevaluasi
intrvensi
Kaji pola diet nutrisi pasien :
riwayat diet
Makanan kesuakaan
:

3.

asional

pola diet dahulu dan sekarang dapat di pertimbangkan dalam menyusun menu

Kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi :


Anoreksia, nausea, vomitus
Diet, yang tidak menyenangkan bagi pasien
Depresi
Kurang memahami pembatsan diet
Stomatitis
:

menyedikan informasi mengenai faktor lain yang dapat di ubah atau di

hilangkan untuk meningkatkan masukan diet


4.

Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet


Rasional :

5.

asional

mendorong peningkatan masukan klien

Anjurkan makanan yang tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium diantaranya waktu makan
:

Mengurangi makanan dan protein yang di batasi dan menyediakan kalori

untuk energi, membatasi protein untuk pertumbuhan dan penyembuhan jaringan


6. Jalaskan rasional pembatasan diet dan hubungnnya dengan penyakit ginjal dan peningkatan urea
dan kadar kalium

asional

Maningkatkan

pemahaman pasien tentang hubungan antara diet, kadar

kreatinin dengan penyakit renal


7.

Sediakan daftar makanan yang di anjurkan secara tertulis dan anjurkan untuk memperbaiki rasa
tanpa menggunakan natrium dan kalium untuk pasien dan keluarga dapat di gunakan di rumah

asional

dan merupakan referensi


8.

Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan

asional

Faktor yang tidak menyenangkan yang berperan dan menimbulkan anoreksia

dihilangkan
9.

Timbang berat badan harian

asional

Untuk memantau status cairan dan nutrisi

10. Kaji bukti adanya masukan protein yang tidak adekuat:


Pembentukan edema
Penyembuhan yang lambat
Penurunan kadar albumin serum

asional

masukan protein yang tidak normal dapat menyebabkan albumin protein lain

pembentukan edema dan perlambatan penyembuhan


11.

asional

sional

Daftar yang dibuat menyediakan pendekatan positif terhadap pembatasan diet

Berikan anti emetik sesuai dengan indikasi


:

Dibiarkan untuk menghilangkan mual/ muntah dan dapat menigkatkan

pemasukan oral
c.

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi toksin dalam kulit, gangguan turgor

kulit, penurunan aktivitas atau imobilisasi.


:
Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
Kriteria evaluasi
: - Mempertahankan kulit utuh
Menunjukan perilaku/teknik untuk mencegah
Kerusakan/cedera kulit.
Intervensi
1. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vascular. Perhatikan kemerahan, eksoriasi.
Observasi terhadap ekimosis, purpura.
:
Menandakan

area

menimbulkan pembentukan dekubitus/infeksi.

sirkulasi

buruk/kerusakan

yang

dapat

2. Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit dan membrane mukosa.


Rasional
:
Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang
mempengaruhi sirkulasi dan integritas pada tingkat seluler.
3. Inspeksi area tergantung terhadap edema.
Rasional
:
Jaringan edema lebih cenderung rusak/robek.
4. Ubah posisi dengan sering, gerakan pasien dengan perlahan: beri bantalan pada tonjolan tulang
dengan kulit domba, pelindung siku/tumit.
Rasional
:
Menurunkan tekanan pada edema, jaringan dengan perfusi buruk
untuk
5.

menurunkan

iskemia.

Peninggian

meningkatkan

aliran

balik

stasi

vena

terbatas/pembentukan edema.
Berikan peralatan kulit. Batasi penggunaan sabun. Berikan salep atau krim ( mis; lanolin,
aquaphor ).
Rasional

Lousion dan salep mungkin diinginkan untuk menghilangkan

kering, robekan kulit.


6. Pertahankan linen kering, bebas keriput.
Rasional
:
Menurunkan iritasi dermal dan resiko kerusakan kulit.
7. Selidiki keluhan gatal.
Rasional
:
Meskipun dialysis mengalami masalah kulit yang berkenan
dengan uremik, gatal dapat terjadi karena kulit adalah rute ekskresi untuk produk sisa, misalnya
8.

Kristal fosfat
( berkenan dengan hiperparatiroidisme pada penyakit tahap akhir ).
Anjurkan pasien menggunakan kompres lembab dan dingin untuk memberikan tekanan ( dari
pada garutan ) pada area pruritus. Pertahankan kuku pendek; berikan sarung tangan selama tidur
bila diperlukan.
Rasional

Menghilangkan ketidaknyamanan dan menurunkan resiko

cidera dermal.
9. Anjurkan menggunakan pakaian katun longgar.
Rasional
: Mencegah iritasi dermal langsung dan meningkatkan evaporasi lembab pada kulit.
orasi
1. berikan matras busa/flotasi.
asional
:
Menurunkan tekanan lama pada jaringan, yang dapat membatasi perfusi
selular yang menyebabkan iskemia/nekrosis.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk sampah.

an
ia hasil

:
:

Berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat di toleransi


berpartisipasi dalam meningkatkan tingkat aktivitas dan

latihan
- melaporkan peningkatan rasa kesejateraan
- berpartisipasi dalam aktivitas dalam perawatan mandiri yang
pilih
:

rvensi

1. Kaji faktor yang menimbulkan

Rasional :

Anemia
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Retensi produk sampah
Depresi
Menyediakan informasi tentang indikasi tingkat keletihan
2.
Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang dapat
ditoleransi : bantu jika keletihan terjadi
:
Meningkatkan aktivitas ringan/sedang dan memperbaiki harga diri.
3. Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat

asional

Rasional

Mendorong aktivitas dan latihan pada batas-batas yang dapat di

toleransi dan isrirahat yang adekuat


4.

asional

Berikan terapi komponen darah sesuai indikasi


Terapi komponen darah mungkin

diperlukan

jika

pasien

simtomatik
5.

Berikan indikasi sesuai resep mencakup suplemen zat besi dan asam folat dan

multivitamin
: Sel darah merah membutuhkan zat besi , asam folat dan multivitamin untuk produksi

asional
e.

Kriteria hasil

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan atau tahanan, gangguan
muskuloskeletal.
Tujuan

: Mempertahankan mobilitas/fungsi optimal

Menunjukan peningkatan kekuatan dan bebas dari komplikasi

(kotraktur,) dekubitus

Intervensi
1.

Kaji keterbatasan aktivitas, perhatikan adanya keterbatasan atau

keitdakmampuan
Rasional
2.

: mempengaruhi pilihan intervensi


Ubuh posisi secara sering bila tirah baring, dukung bagian tubuh yang

sakit/sendi dengan bantalan sesuai indikasi


: Menurunkan ketidaknyamanan, mempertahankan otot/mobilitas

Rasional

sendi, meningkatkan sirkulasi dan mencegah kerusakn kulit.


3.
Berikan pijatan kulit., pertahankan kebersihan dan kekeringan kulit,
pertahankan linen kering dan bebas kerutan
:
Merangsang sirkulasi, mencegah iritasi kulit
4.
Dorong napas dalam dan batuk tinggikan kepala tempat tidur sesuai yang

Rasional

diperbolehkan. Ubah satu sisi ke sisi lain.


: Memobilisasi sekresi, memperbaiki ekspansi paru

Rasional

dan

menurunkan resiko komplikasi paru contoh atelektasis, pneumonia


5.
Berikan pengalihan dengan tepat pada kondisi pasien contoh kunjungan
radio TV atau buku
Rasional

: Menurunkan kebosanan, meningkatkan relaksasi.


6.

Rasional

Bantu dalam rentang gerak aktif atau pasif


: Mempertahankan kelenturan sendi, mencegah kontraktur dan

Rational

membantu dalan menentukan tegangan otot.


7.
Berikan tempat tidur busa atau kapuk
: Menurunkan tekanan jaringan dan dapat meningkatkan sirkulasi,

Rasional

sehingga menurunkan resiko iskemia/keruasakan dermal


8.
Implementasikan program latihan dengan tepat
:
Penilaian menunjukan bahwa program latihan teratur
mempunyai keuntungan pada pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir baik secara fisik dan
emosional.
f.

Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan berhubungan dengan kurang terpajannya
informasi.

an

Meningkatkan

eria Hasil

bersangkutan
:

pengetahuan

kondisi

dan

penangan

yang

- Menyatakan hubungan antara penyebab gagal ginjal dan

konsekuensinya
- Pembatasan cairan dan diet sehubungan dengan kegagalan
regulasi ginjal
- Menanyakan tentang pilihan terapi, yang merupakan petunjuk
kesiapan belajar
- Menyatakan rencana untuk melanjutkan kehidupan normalnya
sedapat mungkin.

vensi
1.

Kaji pemahaman mengenai penyebab gagal ginjal kronik, konsekuensinya

dan penanganannya
Penyebab gagal ginjal pasien
Pengertian gagal ginjal
Pemahaman mengenai fungsi renal
Hubungan antara cairan, pembatasan diet

dengan penanganannya.(hemodialisa, dialysis

peritoneal dan transplantasi ginjal ).

Rasional

: Merupakan instruksi dasar untuk penjelasan dan penyuluhan


lebih lanjut
2.

Rasional

Jelaskan fungis renal dan konsekuensi gagal ginjal sesuai denga tingkat

pemahaman dan kesiapan pasien untuk belajar


: Pasien dapat belajar tentang gagal ginjal dan penanganan setelah
mereka siap untuk memahami dan menerima diagnosis dan konsekuensinya.
3.

Bantu pasien untuk mengidentifiaksi cara-cara untuk memahami berbagai

perubahan akibat panyakit dan penangan yang mempengaruhi dan penanganan yang
mempengaruhi hidupnya.

Rasional
4.

: Pasien dapat melihat bahwa tidak harus berubah akibat penyakit


Sediakan informasi baik tertulis maupun lisan dengan tepat tentang
: -

fungsi dan kegagalan renal

Rasional

pembatasan cairan diet


medikasi
melaporkan masalah tanda dan gejalah
jadwal tindak lanjut
sumber komunikasi
pilihan terapi

pasien memiliki informasi yang dapat

digunakan untuk

klasifikasinya di rumah

g. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit dan

ia evaluasi

akumulasi toksin.
:

Mempertahankan curah jantung dengan bukti tekanan darah dan

frekuensi jantung dalam batas normal, nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian
kapiler.

si
1. Auskultasi bunyi jantung dan paru. Evaluasi adanya edema perifer / kongesti vascular dan
Rasional

keluhan dispnea.
:

Takikardia frekuensi jantung tak teratur, takipnea, mengi, dan

edema / distensi jugular menunujukan gagal ginjal kronik.


2. Kaji adanya / derajat hipertensi : awasi tekanan darah, perhatikan perubahan postural, contoh
Rasional

duduk, berbaring, berdiri.


:

Hipertensi bermakna dapat terjadi karena gangguan pada sistem

aldosteron renin angiontensin (disebabkan oleh disfungsi ginjal ). Meskipun hipertensi umum,
hipotensi ortostatik dapat terjadi sehubungn dengan defisit cairan, respon terhadap obat anti
hipertensi, atau temponade pericardial uremik.
3. Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan lokasi radiasi, beratnya
Rasional

( skala 0-10 ) dan apakah

tidak menetap dengan inspirasi dalam dan posisi terlentang


:
Hipertensi dan GJK dapat menyebabkan IM, kurang lebih pasien
gagal ginjal kronik dengan dialysis mengalami perikaridtis, potensial resiko efusi perikardial /
temponade.

4. Evaluasi bunyi jantung takanan darah, nadi perifer, pengisian kapiler, kongesti vaskuler, suhu
Rasional

dan sensori / mental.


: Adanya hipontensi tiba-tiba, penyempitan tekanan nadi, penurunan / tak adanya nadi perifer,
distensi jugular nyata, pucat, dan penyimpangan mental cepat menunjukan tempo nadi, yang

merupakan kedaduratan medik.


5. Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap aktivitas.
Rasional
: Kelelahan dapat menyertai GJK juga anemia.
Kolaborasi
1. Elektrolit ( kalium, natrium, kalsium, magnesium ), BUN.
Rasional
:
Ketidakseimbangan dapat mengganggu konduksi elektrikal dan
fungsi jantung
2. Foto dada
Rasional
:

Berguna dalam mengidentifikasi terjadinya gagal jantung atau

klasifikasi jaringan lunak.


3. Berikan obat anti hipertensi, contoh prazozin ( minipress ), kaptopril ( capoten ), klonodin
Rasional

( catapres ), hidralazin
:

( aprezoline).
Menurunkan tahanan vascular sistemik dan/atau pengeluaran renin

untuk menurunkan kerja miokardial dan membantu mencegah GJK dan/atau IM.
4. Bantu dalam perikardiosentesis sesuai indikasi.
Rasional
:
Akumulasi cairan dalam kantung perikardial dapat mempengaruhi
pengisian jantung dan kontraktilitas miokardial menganggu curah jantung dan potensial resiko
henti jantung.
5. Siapkan dialisis.
Rasional
:

eria hasil

Penurunan ureum toksik dan memperbaiki ketidakseimbangan

elektrolik dan kelebihan cairan dapat membatasi/mencegah manifestasi jantung, termasuk


hipertensi dan efusi pericardial.
h. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan gastrointestinal.
Tujuan
:
menunjukan perbaikan keseimbangan cairan
:
haluaran urin adekuat, membrane mukosa lembab, turgor kulit
baik, pengisian kapiler cepat
Intervensi
1. Awasi tanda-tanda vital bandingkan dengan hasil normal sebelumnya

Rasional

perubahan tekanan darah dan nadi dapat di gunakan untuk

perkiraan kasar kehilangan darah (misalnya tekanan darah < 90 mmHg, dan nadi > 110 di duga
25 % penurunan volume atau kurang lebih 1000 ml)
2.

Catat respon fisiologis individual pasien terhadap perdarahan, misalnya

perubahan mental, kelembaban, gelisah, ansietas, pucat, berkeringat, takipnea, peningkatan suhu
Rasional

: Simtomatologi dapat berguna dalam mengukur barat badan atau

lamanya episode perdarahan. Memburuknya gejala dapat menunjukan berlanjutnya perdarahan


atau tidak adekuatnya penggantian cairan.
3.

Observasi perdarahan sekunder misalnya hidung atau gusi, perdarahan terus

menerus dari area suntikan, ekimosis setelah trauma kecil.


Rasional

Kehilangan atau tidak adekuatnya penggantian faktor pembekuan

dapat mencetuskan terjadinya KID (congenital intravascular desiminata).


4.
Rasional

Hindari kafein dan minuman karbonat


:

Kafein dan minuman karbonat, merangsang produksi asam

hidroklorida, kemungkinan potensial perdarahan ulang

5. Berikan cairan atau darah sesuai indikasi :


Darah lengkap segar/kemasan sel darah merah
Rasional

: darah lengkap segar diindikasikan untuk perdarahan akut

Plasma beku segar dan atau trombosit


Rasional

: Trombosit adalah sumber baik factor pembekuan, penggantian

trombosit dapat merangsang pembentukan trombosit pada sisi cedera.

6. Awasi pemeriksaan laboratorium


Hemoglobin/hematokrit, jumlah sel darah merah

Rasional

valuasi

alat untuk menentukan kebutuhan penggantian darah dan mengawasi

keefektifan terapi, misalnya 1 unit darah lengkap harus meningkatkan hematokrit 2-3 poin

BUN/kadar kreatinin
Rasional

i.

BUN > 40 dengan kadar kreatinin normal menunjukan.

Resiko tinggi perubahan mukosa oral berhubungan dengan ulserasi mukosa.


: Mempertahankan integritas membran mukosa.
: Mempertahankan integritas membran mukosa.
Mengidentifikasi/melakukan intervensi khusus untuk
meningkatkan kesehatan mukosa oral.

si

sional

sional

sional

1. Inspeksi rongga mulut, perhatikan kelembaban, karakter saliva adanya inflamasi, ulserasi.
Rasional

Memberikan kesempatan untuk intervensi segera dan mencegah

infeksi.
2. Berikan cairan sepanjang 24 jam dalam batas yang di tentukan
:
Mencegah kekeringan mulut berlebihan dari priode lama tanpa
masukan oral.
3. Berikan perawatan mulut sering/.cuci dengan larutan asam asetik 25 %, berikan permen karet,
mint pernapasan antara makan.
:
Membran mukosa dapat menjadi kering dan pecah-pecah.
Perawatan mulut menunjukan , melumasi, dan membantu menyegarkan rasa mulut, yang sering
tak menyenangkan karena uremia dan keterbatasan masukan oral. Pencucian dengan asam asetik
membantu mentralkan pembentukan amonia dengan mengubah urea.
4. Anjurkan hiegyne gigi yang baik setelah makan dan pada saat tidur. Anjurkan menghindari floss
gigi.
:

Menurunkan pertumbuhan bakteri dan potensial terhadap infeksi. Floss gigi

dapat melukai gusi, menimbulkan perdarahan.


5. Anjurkan pasien menghentikan merokok dan menghindari produk/pencuci mulut lemon/gliserin
yang mengandung alcohol.

sional

Bahan ini mengiritasi mukosa dan mempunyai efek mengeringkan,

menimbulkan ketidaknyamanan.
Kolaborasi
1. Berikan obat-obatan sesuai indikasi, mis; anti histamine : kiproheptadin ( periactin ).
Rasional
:
Dapat diberikan untuk menghilangkan gatal.
4. Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien
(Nursalam,2001)
Implementasi keperawatan dibedakan atas 3 bagian berdasarkan kewenangan dan tanggung
jawab perawat secara professional sebagaimana terdapat dalam standar praktek keperawatan
(Nursalam, 2001)

a.

Independen
Tindakan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa

petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.


4 tipe tindakan independen yaitu:
1) Tindakan diagnostik
2) Tindakan terapeutik
3) Tindakan edukasi
4) Tindakan merujuk
b. Interdependen
Interdependen tindakan keparawatan menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan kerjasama
c.

dengan tenaga kesehatan lainnya misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.
Dependen
Tindakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan tindakan medis. Tindakan tersebut
menandakan suatu cara dimana tindakan dilaksanakan.

5. Evauasi
Evaluasi adalah fase pengkajian proses keperawatan yang menilai keefektifan tindakan
keperawatan dan mengindikasi kemajuan klien terhadap tujuan pencapaian(Nursalam, 2001).

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang


menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah
berhasil dicapai.
Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan seberapa efektifnya tindakan keperawatan itu
untuk mencegah atau mengobati respon manusia terhadap prosedur kesehatan. Berdasarkan
respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil
keputusan:
a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien tetah mencapai tujuan yang ditetapkan)
b. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan)
c. Meneruskan rencana tindakan keprerawatan (klien memerlukan waktu yang lama untuk
mencapai tujuan).(Nursalam, 2001)
http://www.serbaserbiperawat.com/2013/02/askep-gagal-ginjak-kronik-ckd.html

Anda mungkin juga menyukai