Anda di halaman 1dari 21

ASKEP HIPERTROPI PROSTAT

Posted on Maret 27, 2008 by harnawatiaj


Pengertian Hipertropi Prostat
Hipertropi Prostat adalah hiperplasia dari kelenjar periurethral yang kemudian mendesak
jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. (Jong, Wim de, 1998).
Etiologi
Banyak teori yang menjelaskan terjadinya pembesaran kelenjar prostat, namun sampai sekarang
belum ada kesepakatan mengenai hal tersebut. Ada beberapa teori mengemukakan mengapa
kelenjar periurethral dapat mengalami hiperplasia, yaitu :
Teori Sel Stem (Isaacs 1984)
Berdasarkan teori ini jaringan prostat pada orang dewasa berada pada keseimbangan antara
pertumbuhan sel dan sel mati, keadaan ini disebut steady state. Pada jaringan prostat terdapat sel
stem yang dapat berproliferasi lebih cepat, sehingga terjadi hiperplasia kelenjar periurethral.
Teori MC Neal (1978)
Menurut MC. Neal, pembesaran prostat jinak dimulai dari zona transisi yang letaknya sebelah
proksimal dari spincter eksterna pada kedua sisi veromontatum di zona periurethral.
Teori Di Hidro Testosteron (DHT)
Testosteron adalah hormon pria yang dihasilkan oleh sel leyding. Testosteron sebagian besar
dihasilkan oleh kedua testis, sehingga timbulnya pembesaran prostat memerlukan adanya testis
yang normal. Jumlah testosteron yang dihasilkan oleh testis kira-kira 90 % dari seluruh produksi
testosteron, sedang yang 10 % dihasilkan oleh kelenjar adrenal.
50 tahun ke atas.Sebagian besar testosteron dalam tubuh berada dalam keadaan terikat dengan
protein dalam bentuk Serum Binding Hormon (SBH). Sekitar 2 % testosteron berada dalam
keadaan bebas. Hormon yang bebas inilah yang memegang peranan dalam proses terjadinya
pembesaran kelenjar prostat. Testosteron bebas dapat masuk ke dalam sel prostat dengan
menembus membran sel ke dalam sitoplasma sel prostat sehingga membentuk DHT reseptor
komplek yang akan mempengaruhi Asam Ribo Nukleat (RNA) yang dapat menyebabkan
terjadinya sintetis protein sehingga dapat terjadi proliferasi sel (MC Connel 1990). Perubahan
keseimbangan testosteron dan estrogen dapat terjadi dengan bertambahnya usia
Anatomi Dan Fisiologi
Spincter externa mengelilingi urethra di bawah vesica urinaria pada wanita, tetapi pada laki-laki
terdapat kelenjar prostat yang berada dibelakang spincter penutup urethra. Prostat
mengekskresikan cairannya ke dalam urethra pada saat ejakulasi, cairan prostat ini memberi
makanan kepada sperma. Cairan ini memasuki urethra pars prostatika dari vas deferens.
Prostat dilewati oleh :
a. Ductus ejakulatorius, terdiri dari 2 buah berasal dari vesica seminalis bermuara ke urethra.
b. Urethra itu sendiri, yang panjangnya 17 23 cm.
Secara otomatis besarnya prostat adalah sebagai berikut :
a. Transversal : 1,5 inchi
b. Vertical : 1,25 inchi
c. Anterior Posterior : 0,75 inchi
Prostat terdiri dari 5 lobus yaitu :
a. Dua lobus lateralis
b. Satu lobus posterior
c. Satu lobus anterior
d. Satu lobus medial

Kelenjar prostat kira-kira sebesar buah kenari besar, letaknya di bawah kandung kemih.
Normal beratnya prostat pada orang dewasa diperkirakan 20 gram.
Patofisiologi
Biasanya ditemukan gejala dan tanda obstruksi dan iritasi. Adanya obstruksi jalan kemih berarti
penderita harus menunggu pada permulaan miksi, miksi terputus, menetes pada akhir miksi,
pancaran miksi menjadi melemah, dan rasa belum puas selesai miksi. Gejala iritasi disebabkan
oleh hipersentivitas otot detrusor, berarti bertambahnya frekuensi miksi, nokturia, miksi sulit
ditahan dan disuria. Gejala obstruksi terjadi karena detrusor gagal berkontraksi dengan cukup
kuat atau gagal berkontraksi cukup lama sehingga kontraksi terputus-putus. Gejala iritasi terjadi
karena pengosongan yang tidak sempurna pada saat miksi atau pembesaran prostat menyebabkan
rangsangan pada kandung kemih, sehingga vesica sering berkontraksi meskipun belum penuh.
Keadaan ini membuat sistem scoring untuk menentukan beratnya keluhan klinik penderita
hipertropi prostat.pabila vesica menjadi dekompensasi, akan terjadi retensi urine sehingga pada
akhir miksi masih ditemukan sisa urine di dalam kandung kemih dan timbul rasa tidak tuntas
pada akhir miksi.
Jika keadaan ini berlanjut, pada suatu saat akan terjadi kemacetan total, sehingga penderita tidak
mampu lagi miksi karena produksi urine terus terjadi maka pada suatu saat vesika tidak mampu
lagi menahan urine, sehingga tekanan vesika terus meningakat. Apabila tekanan vesika menjadi
lebih tinggi dari pada tekanan spincter dan obstruksi, akan terjadi Inkotinensia Paradoks Retensi
kronik menyebabkan refluks vesicoureter, hidroureter, hidronefrosis dan gagal ginjal. Proses
kerusakan ginjal dipercepat bila ada infeksi.
Pada waktu miksi penderita harus selalu mengedan sehingga lama kelamaan menyebabkan
hernia atau haemorhoid. Karena selalu terdapat sisa urine dapat terbentuk batu endapan di dalam
kandung kemih. Batu ini dapat menambah keluhan iritasi dan menimbulkan hematuria. Batu
tersebut dapat pula menyebabkan cystitis dan bila terjadi refluks dapat terjadi pyelonefritis.
Ada 3 cara untuk mengukur besarnya hipertropi prostat, yaitu (a) rectal grading (b) clinical
grading dan (c) intra urethra grading.
Rectal grading
Recthal grading atau rectal toucher dilakukan dalam keadaan buli-buli kosong. Sebab bila bulibuli penuh dapat terjadi kesalahan dalam penilaian. Dengan rectal toucher diperkirakan dengan
beberapa cm prostat menonjol ke dalam lumen dan rectum. Menonjolnya prostat dapat
ditentukan dalam grade. Pembagian grade sebagai berikut :
0 1 cm.: Grade 0
1 2 cm.: Grade 1
2 3 cm.: Grade 2
3 4 cm.: Grade 3
Lebih 4 cm.: Grade 4
Biasanya pada grade 3 dan 4 batas dari prostat tidak dapat diraba karena benjolan masuk ke
dalam cavum rectum. Dengan menentukan rectal grading maka didapatkan kesan besar dan
beratnya prostat dan juga penting untuk menentukan macam tindakan operasi yang akan
dilakukan. Bila kecil (grade 1), maka terapi yang baik adalah T.U.R (Trans Urethral Resection)
Bila prostat besar sekali (grade 3-4) dapat dilakukan prostatektomy terbuka secara trans vesical.
Clinical grading
Pada pengukuran ini yang menjadi patokan adalah banyaknya sisa urine. Pengukuran ini
dilakukan dengan cara, pagi hari pasien bangun tidur disuruh kemih sampai selesai, kemudian
dimasukkan catheter ke dalam kandung kemih untuk mengukur sisa urine.

Sisa urine 0 cc. Normal


Sisa urine 0 50 cc. Grade 1
Sisa urine 50 150 cc. Grade 2
Sisa urine >150 cc Grade 3
Sama sekali tidak bisa kemih Grade 4
Intra urethra grading
Untuk melihat seberapa jauh penonjolan lobus lateral ke dalam lumen urethra. Pengukuran ini
harus dapat dilihat dengan penendoskopy dan sudah menjadi bidang dari urology yang spesifik.
Efek yang dapat terjadi akibat hypertropi prostat:
Terhadap urethra
Bila lobus medius membesar, biasanya arah ke atas mengakibatkan urethra pars prostatika
bertambah panjang, dan oleh karena fiksasi ductus ejaculatorius maka perpanjangan akan
berputar dan mengakibatkan sumbatan.
Terhadap vesica urinaria
Pada vesica urinaria akan didapatkan hypertropi otot sebagai akibat dari proses kompensasi,
dimana muscle fibro menebal ini didapatkan bagian yang mengalami depresi (lekukan) yang
disebut potensial divertikula.
Pada proses yang lebih lama akan terjadi dekompensasi dari pada otot-otot yang hypertropi dan
akibatnya terjadi atonia (tidak ada kekuatan) dari pada otot-otot tersebut.
Kalau pembesaran terjadi pada medial lobus, ini akan membentuk suatu post prostatika pouch,
ini adalah kantong yang terdapat pada kandung kemih dibelakang medial lobe.
Post prostatika adalah sebagai sumber dari terbentuknya residual urine (urine yang tersisa) dan
pada post prostatika pouch ini juga selalu didapati adanya batu-batu di kandung kemih.
Terhadap ureter dan ginjal
Kalau keadaan urethra vesica valve baik, maka tekanan ke ekstra vesikel tidak diteruskan ke atas,
tetapi bila valve ini rusak maka tekanan diteruskan ke atas, akibatnya otot-otot calyces, pelvis,
ureter sendiri mengalami hipertropy dan akan mengakibatkan hidronefrosis dan akibat lanjut
uremia.
Terhadap sex organ
Mula-mula libido meningkat, teatapi akhirnya libido menurun.
Gejala Klinik
Terbagi 4 grade yaitu :
Pada grade 1 (congestic)
1.)Mula-mula pasien berbulan atau beberapa tahun susah kemih dan mulai mengedan.
2.)Kalau miksi merasa puas.
3.)Urine keluar menetes dan pancaran lemah.
4.)Nocturia
5.)Urine keluar malam hari lebih dari normal.
6.)Ereksi lebih lama dari normal dan libido lebih dari normal.
7.)Pada cytoscopy kelihatan hyperemia dari orificium urethra interna. Lambat laun terjadi
varices akhirnya bisa terjadi perdarahan (blooding)
Pada grade 2 (residual)
8.)Bila miksi terasa panas.
9.)Dysuri nocturi bertambah berat.
10.)Tidak bisa buang air kecil (kemih tidak puas).
11.)Bisa terjadi infeksi karena sisa air kemih.

12.)Terjadi panas tinggi dan bisa menggigil.


13.)Nyeri pada daerah pinggang (menjalar ke ginjal).
Pada grade 3 (retensi urine)
14.)Ischuria paradosal.
15.)Incontinensia paradosal.
Pada grade 4
16.)Kandung kemih penuh.
17.)Penderita merasa kesakitan.
18.)Air kemih menetes secara periodik yang disebut over flow incontinensia.
19.)Pada pemeriksaan fisik yaitu palpasi abdomen bawah untuk meraba ada tumor, karena
bendungan yang hebat.
20.)Dengan adanya infeksi penderita bisa menggigil dan panas tinggi sekitar 40 410 C.
21.)Selanjutnya penderita bisa koma.
Diagnostik test
Diagnosa klinik pembesaran prostat dapat ditegakkan dengan pemeriksaan sebagai berikut :
a. Anamnese yang baik
b. Pemeriksaan fisik
Dapat dilakukan dengan pemeriksaan rectal toucher, dimana pada pembesaran prostat jinak akan
teraba adanya massa pada dining depan rectum yang konsistensinya kenyal, yang kalau belum
terlalu besar masih dapat dicapai batas atasnya dengan ujung jari, sedang apabila batas atasnya
sudah tidak teraba biasanya jaringan prostat sudah lebih dari 60 gr.
c. Pemeriksaan sisa kemih
d. Pemeriksaan ultra sonografi (USG)
Dapat dilakukan dari supra pubic atau transrectal (Trans Rectal Ultra Sonografi :TRUS). Untuk
keperluan klinik supra pubic cukup untuk memperkirakan besar dan anatomi prostat, sedangkan
TRUS biasanya diperlukan untuk mendeteksi keganasan.
e. Pemeriksaan endoskopy
Bila pada pemeriksaan rectal toucher, tidak terlalu menonjol tetapi gejala prostatismus sangat
jelas atau untuk mengetahui besarnya prostat yang menonjol ke dalam lumen.
f. Pemeriksaan radiologi
Dengan pemeriksaan radiology seperti foto polos perut dan pyelografi intra vena yang sering
disebut IVP (Intra Venous Pyelografi) dan BNO (Buich Nier Oversich). Pada pemeriksaan lain
pembesaran prostat dapat dilihat sebagai lesi defek irisan kontras pada dasar kandung kemih dan
ujung distal ureter membelok ke atas berbentuk seperti mata kail/pancing (fisa hook appearance).
g. Pemeriksaan CT- Scan dan MRI
Computed Tomography Scanning (CT-Scan) dapat memberikan gambaran adanya pembesaran
prostat, sedangkan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat memberikan gambaran prostat
pada bidang transversal maupun sagital pada berbagai bidang irisan, namun pameriksaan ini
jarang dilakukan karena mahal biayanya.
h. Pemeriksaan sistografi
Dilakukan apabila pada anamnesis ditemukan hematuria atau pada pemeriksaan urine ditemukan
mikrohematuria. pemeriksaan ini dapat memberi gambaran kemungkinan tumor di dalam
kandung kemih atau sumber perdarahan dari atas apabila darah datang dari muara ureter atau
batu radiolusen di dalam vesica. Selain itu sistoscopi dapat juga memberi keterangan mengenai
besar prostat dengan mengukur panjang urethra pars prostatica dan melihat penonjolan prostat ke
dalam urethra.

i. Pemeriksaan lain
Secara spesifik untuk pemeriksaan pembesaran prostat jinak belum ada, yang ada ialah
pemeriksaan penanda adanya tumor untuk karsinoma prostat yaitu pemeriksaan Prostatic
Spesifik Antigen (PSA), angka penggal PSA ialah 4 nanogram/ml.
Diagnosa banding
Oleh karena adanya proses miksi tergantung pada kekuatan kontraksi detrusor, elastisitas leher
kandung kemih dengan tonus ototnya dan resistensi urethra yang merupakan faktor dalam
kesulitan miksi. Kelemahan detrusor disebabkan oleh kelainan saraf (kandung kemih neurologik)
misalnya : Lesi medulla spinalis, penggunaan obat penenang. Kekakuan leher vesica disebabkan
oleh proses fibrosis, sedangkan resistensi urethra disebabkan oleh pembesaran prostat jinak atau
ganas, tumor di leher kandung kemih, batu di urethra atau striktur urethra.
Pengobatan
Setiap kesulitan miksi yang diakibatkan dari salah satu faktor seperti berkurangnya kekuatan
kontraksi detrusor atau menurunya elastisitas leher vesica, maka tindakan pengobatan ditujukan
untuk mengurangi volume prostat, mengurangi tonus leher vesica atau membuka urethra pars
prostatica dan menambah kekuatan kontraksi detrusor agar proses miksi menjadi mudah.
Pengobatan untuk hipertropy prostat ada 2 macam :
a.Konsevatif
b.Operatif
Dalam pengobatan ini dilakukan berdasarkan pembagian besarnya prostat, yaitu derajat 1 4.
a.Derajat I
Dilakukan pengobatan koservatif, misalnya dengan fazosin, prazoin dan terazoin (untuk relaksasi
otot polos).
b.Derajat II
Indikasi untuk pembedahan. Biasanya dianjurkan resekesi endoskopik melalui urethra.
c.Derajat III
Diperkirakan prostat cukup besar dan untuk tindakan yang dilakukan yaitu pembedahan terbuka
melalui transvesical, retropubic atau perianal.
d.Derajat IV
Membebaskan penderita dari retensi urine total dengan memasang catheter, untuk pemeriksaan
lebih lanjut dalam pelaksanaan rencana pembedahan.
Konservatif.
Pengobatan konservatif ini bertujuan untuk memperlambat pertumbuhan pembesaran prostat.
Tindakan dilakukan bila terapi operasi tidak dapat dilakukan, misalnya : menolak operasi atau
adanya kontra indikasi untuk operasi.
Tindakan terapi konservatif yaitu :
a.Mengusahakan agar prostat tidak mendadak membesar karena adanya infeksi sekunder dengan
pemberian antibiotika.
b.Bila retensi urine dilakukan catheterisasi.
Operatif
Pembedahan merupakan pengobatan utama pada hipertropi prostat benigna (BPH), pada waktu
pembedahan kelenjar prostat diangkat utuh dan jaringan soft tissue yang mengalami pembesaran
diangkat melalui 4 cara yaitu (a) transurethral (b) suprapubic (c) retropubic dan (d) perineal.
Transurethral.
Dilaksanakan bila pembesaran terjadi pada lobus medial yang langsung mengelilingi urethra.
Jaringan yang direseksi hanya sedikit sehingga tidak terjadi perdarahan dan waktu pembedahan

tidak terlalu lama. Rectoscope disambungkan dengan arus listrik lalu di masukkan ke dalam
urethra.Kandung kemih di bilas terus menerus selama prosedur berjalan.Pasien mendapat alat
untuk masa terhadap shock listrik dengan lempeng logam yang di beri pelumas di tempatkan
pada bawah paha.Kepingan jaringan yang halus di buang dengan irisan dan tempat-tempat
perdarahan di tutup dengan cauter.
Setelah TURP di pasang catheter Foley tiga saluran yang di lengkapi balon 30 ml.Setelah balon
catheter di kembangkan, catheter di tarik ke bawah sehingga balon berada pada fosa prostat yang
bekerja sebagai hemostat.Ukuran catheter yang besar di pasang untuk memperlancar pengeluaran
gumpalan darah dari kandung kemih.
Kandung kemih diirigasi terus dengan alat tetesan tiga jalur dengan garam fisiologisatau larutan
lain yang di pakai oleh ahli bedah.Tujuan dari irigasi konstan ialah untuk membebaskan kandung
kemih dari ekuan darah yang menyumbat aliran kemih.Irigasi kandung kemih yang konstan di
hentikan setelah 24 jam bila tidak keluar bekuan dari kandung kemih.Kemudian catheter bisa
dibilas biasa tiap 4 jam sekali sampai catheter di angkat biasanya 3 sampai 5 hari setelah
operasi.Setelah catheter di angkat pasien harus mengukur jumlah urine dan waktu tiap kali
berkemih.
Suprapubic Prostatectomy.
Metode operasi terbuka, reseksi supra pubic kelenjar prostat diangkat dari urethra lewat kandung
kemih.
Retropubic Prostatectomy
Pada prostatectomy retropubic dibuat insisi pada abdominal bawah tapi kandung kemih tidak
dibuka.
Perianal prostatectomy.
Dilakukan pada dugaan kanker prostat, insisi dibuat diantara scrotum dan rectum.
Komplikasi
a.Perdarahan
b.Inkotinensia
c.Batu kandung kemih
d.Retensi urine
e.Impotensi
f.Epididimitis
g.Haemorhoid, hernia, prolaps rectum akibat mengedan
h.Infeksi saluran kemih disebabkan karena catheterisasi
i.Hydronefrosis
Hal-hal yang harus dilakukan pada pasien setelah pulang dari rumah sakit adalah ;
latihan berat, mengangkat berat dan sexual intercourse dihindari selama 3 minggu setelah
dirumah.
Tidak boleh membawa kendaraan.
Mengedan pada saat defekasi harus dihindari, faeces harus lembek kalau perlu pemberian obat
untuk melembekkan faeces.
Menganjurkan banyak minum untuk mencegah statis dan infeksi dan membuat faeces lembek.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan pasien dengan hipertropi prostat melalui pendekatan proses keperawatan
yang terdiri dari pengkajian keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi
keperawatan.

Pengkajian Keperawatan
Pengumpulan data
Data dasar yang berhubungan dengan post operasi hipertropi prostat. Mengelompokkan data
merupakan langkah yang dilakukan setelah mengadakan pengumpulan data yang diperoleh
sebagai berikut :
Nyeri pada daerah tindakan operasi.
Pusing.
Perubahan frekuensi berkemih.
Urgensi.
Dysuria
Flatus negatif.
Luka tindakan operasi pada daerah prostat.
Retensi, kandung kemih penuh.
Inkontinensia
Bibir kering.
Puasa.
Bising usus negatif.
Ekspresi wajah meringis.
Pemasangan catheter tetap.
Gelisah.
Informasi kurang.
Urine berwarna kemerahan.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan disusun menurut prioritas masalah pada pasien post operasi hipertropi
prostat, adalah sebagai berikut :
1. Perubahan eliminasi urine berhubungan obstruksi mekanikal : bekuan darah, oedema, trauma,
prosedur bedah, tekanan dan iritasi catheter/balon.
2. Resiko terjadi kekurangan volume cairan berhubungan dengan area bedah vaskuler : kesulitan
mengontrol perdarahan.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive : alat selama pembedahan, catheter,
irigasi kandung kemih sering, trauma jaringan, insisi bedah.
4. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa kandung kemih : refleks
spasme otot sehubungan dengan prosedur bedah dan / tekanan dari balon kandung kemih.
5. Resiko terjadi disfungsi seksual berhubungan dengan situasi krisis (inkontinensia, kebocoran
urine setelah pengangkatan catheter, keterlibatan area genital).
6. Anxietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, salah interpretasi informasi, tidak
mengenal sumber informasi.
Perencanaan Keperawatan
Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi mekanikal : bekuan darah, oedema,
trauma, prosedur bedah, tekanan dan irigasi catheter/balon, ditandai dengan :
Nyeri pada daerah tindakan operasi.
Perubahan frekuensi berkemih.
Urgensi.
Dysuria.
Pemasangan catheter tetap.
Adanya luka tindakan operasi pada daerah prostat.

Urine berwarna kemerahan.


Tujuan : Klien mengatakan tidak ada keluhan, dengan kriteria :
Catheter tetap paten pada tempatntya.
Tidak ada sumbatan aliran darah melalui catheter.
Berkemih tanpa aliran berlebihan.
Tidak terjadi retensi pada saat irigasi.
Intervensi :
Kaji haluaran urine dan sistem catheter/drainase, khususnya selama irigasi kandung kemih.
Rasional :
Retensi dapat terjadi karena edema area bedah, bekuan darah dan spasme kandung kemih.
Perhatikan waktu, jumlah berkemih dan ukuran aliran setelah catheter dilepas.
Rasional :
Catheter biasanya dilepas 2 5 hari setelah bedah, tetapi berkemih dapat berlanjut menjadi
masalah untuk beberapa waktu karena edema urethral dan kehilangan tonus.
Dorong klien untuk berkemih bila terasa dorongan tetapi tidak lebih dari 2 4 jam.
Rasional :
Berkemih dengan dorongan dapat mencegah retensi, urine. Keterbatasan berkemih untuk tiap 4
jam (bila ditoleransi) meningkatkan tonus kandung kemih dan membantu latihan ulang kandung
kemih.
Ukur volume residu bila ada catheter supra pubic.
Rasional :
Mengawasi keefektifan kandung kemih untuk kosong. Residu lebih dari 50 ml menunjukkan
perlunya kontinuitas catheter sampai tonus otot kandung kemih membaik.
Dorong pemasukan cairan 3000 ml sesuai toleransi.
Rasional :
Mempertahankan hidrasi adekuat dan perfusi ginjal untuk aliran urine.
Kolaborasi medis untuk irigasi kandung kemih sesuai indikasi pada periode pasca operasi dini.
Rasional :
Mencuci kandung kemih dari bekuan darah dan untuk mempertahankan patensi catheter/aliran
urine.
Resiko terjadi kekurangan volume cairan berhubungan dengan area bedah vaskuler : kesulitan
mengontrol perdarahan, ditandai dengan :
Pusing.
Flatus negatif.
Bibir kering.
Puasa.
Bising usus negatif.
Urine berwarna kemerahan.
Tujuan : Tidak terjadi kekurangan volume cairan, dengan kriteria :
Tanda-tanda vital normal.
Nadi perifer teraba.
Pengisian kapiler baik.
Membran mukosa baik.
Haluaran urine tepat.
Intervensi :
Benamkan catheter, hindari manipulasi berlenihan.

Rasional :
Penarikan/gerakan catheter dapat menyebabkan perdarahan atau pembentukan bekuan darah.
Awasi pemasukan dan pengeluaran cairan.
Rasional :
Indicator keseimbangan cairan dan kebutuhan penggantian. Pada irigasi kandung kemih, awasi
perkiraan kehilangan darah dan secara akurat mengkaji haluaran urine.
Evaluasi warna, komsistensi urine.
Rasional :
Untuk mengindikasikan adanya perdarahan.
Awasi tanda-tanda vital
Rasional :
Dehidrasi/hipovolemia memerlukan intervensi cepat untuk mencegah berlanjut ke syok.
Hipertensi, bradikardi, mual/muntah menunjukkan sindrom TURP, memerlukan intervensi medik
segera.
Kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi (Hb/Ht, jumlah sel darah merah)
Rasional :
Berguna dalam evaluasi kehilangan darah/kebutuhan penggantian.
Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan, catheter, irigasi kandung kemih
sering, trauma jaringan, insisi bedah, ditandai dengan :
Nyeri daerah tindakan operasi.
Dysuria.
Luka tindakan operasi pada daerah prostat.
Pemasangan catheter tetap.
Tujuan : Menunjukkan tidak tampak tanda-tanda infeksi, dengan kriteria :
Tidak tampak tanda-tanda infeksi.
Inkontinensia tidak terjadi.
Luka tindakan bedah cepat kering.
Intervensi :
Berikan perawatan catheter tetap secara steril.
Rasional :
Mencegah pemasukan bakteri dan infeksi/cross infeksi.
Ambulasi kantung drainase dependen.
Rasional :
Menghindari refleks balik urine, yang dapat memasukkan bakteri ke kandung kemih.
Awasi tanda-tanda vital.
Rasional :
Klien yang mengalami TUR beresiko untuk syok bedah/septic sehubungan dengan instrumentasi.
Ganti balutan dengan sering, pembersihan dan pengeringan kulit sepanjang waktu.
Rasional :
Balutan basah dapat menyebabkan iritasi, dan memberikan media untuk pertumbuhan bakteri,
peningkatan resiko infeksi.
Kolaborasi medis untuk pemberian golongan obat antibiotika.
Rasional :
Dapat membunuh kuman patogen penyebab infeksi.
Gangguan rasa nyaman ; nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa kandung kemih : refleks
spasme otot berhubungan dengan prosedur bedah dan/tekanan dari balon kandung kemih,

ditandai dengan :
Nyeri pada daerah tindakan operasi.
Luka tindakan operasi.
Ekspresi wajah meringis.
Retensi urine, sehingga kandung kemih penuh.
Intervensi :
Kaji tingkat nyeri.
Rasional :
Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan klien dan memudahkan kita dalam memberikan
tindakan.
Pertahankan posisi catheter dan sistem drainase.
Rasional :
Mempertahankan fungsi catheter dan sistem drainase, menurunkan resiko distensi/spasme
kandung kemih.
Ajarkan tekhnik relaksasi.
Rasional :
Merileksasikan otot-otot sehingga suplay darah ke jaringan terpenuhi/adekuat, sehingga nyeri
berkurang.
Berikan rendam duduk bila diindikasikan.
Rasional :
Meningkatkan perfusi jaringan dan perbaikan edema dan meningkatkan penyembuhan.
Kolaborasi medis untuk pemberian anti spasmodic dan analgetika.
Rasional :
Golongan obat anti spasmodic dapat merilekskan otot polos, untuk memberikan/menurunkan
spasme dan nyeri.
Golongan obat analgetik dapat menghambat reseptor nyeri sehingga tidak diteruskan ke otak dan
nyeri tidak dirasakan.
Resiko terjadi disfungsi seksual berhubungan dengan situasi krisis (inkontinensia, kebocoran
urine setelah pengangkatan catheter, keterlibatan area genital) ditandai dengan :
Tindakan pembedahan kelenjar prostat.
Tujuan : Fungsi seksual dapat dipertahankan, kriteria :
Pasien dapat mendiskusikan perasaannya tentang seksualitas dengan orang terdekat.
Intervensi :
Berikan informasi tentang harapan kembalinya fungsi seksual.
Rasional :
Impotensi fisiologis : terjadi bila saraf perineal dipotong selama prosedur bedah radikal ; pada
pendekatan lain, aktifitas seksual dapat dilakukan seperti biasa dalam 6 8 minggu.
Diskusikan dasar anatomi.
Rasional :
Saraf pleksus mengontrol aliran secara posterior ke prostat melalui kapsul. Pada prosedur yang
tidak melibatkan kapsul prostat, impoten dan sterilitas biasanya tidak terjadi.
Instruksikan latihan perineal.
Rasional :
Meningkatkan peningkatan kontrol otot kontinensia urine dan fungsi seksual.
Kolaborasi ke penasehat seksualitas/seksologi sesuai indikasi.

Rasional :
Untuk memerlukan intervensi professional selanjutnya.
Anxietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, salah interpretasi informasi, tidak
mengenal sumber informasi, ditandai dengan :
Gelisah.
Informasi kurang
Tujuan : Klien mengungkapkan anxietas teratasi, dengan kriteria :
Klien tidak gelisah.
Tampak rileks
Intervensi :
Kaji tingkat anxietas.
Rasional :
Mengetahui tingkat anxietas yang dialami klien, sehingga memudahkan dalam memberikan
tindakan selanjutnya.
Observasi tanda-tanda vital.
Rasional :
Indikator dalam mengetahui peningkatan anxietas yang dialami klien.
Berikan informasi yang jelas tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan.
Rasional :
Mengerti/memahami proses penyakit dan tindakan yang diberikan.
Berikan support melalui pendekatan spiritual.
Rasional :
Agar klien mempunyai semangat dan tidak putus asa dalam menjalankan pengobatan untuk
penyembuhan
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan.
Pada langkah ini, perawat memberikan asuhan keperawatan, yang pelaksanaannya berdasarkan
rencana keperawatan yang telah disesuaikan pada langkah sebelumnya (perencanaan tindakan
keperawatan).
Evaluasi Keperawatan.
Asuhan keperawatan dalam bentuk perubahan prilaku pasien merupakan focus dari evaluasi
tujuan, maka hasil evaluasi keperawatan dengan post operasi hipertropi prostat adalah sebagai
berikut :
Pola eliminasi urine dapat normal.
Kriteria hasil :
Menunjukkan prilaku untuk mengendalikan refleks kandung kemih.
Pengosongan kandung kemih tanpa adanya penekanan/distensi kandung kemih/retensi urine.
Terpenuhinya kebutuhan cairan.
Kriteria hasil :
Tanda-tanda vital normal
Nadi perifer baik/teraba.
Pengisian kapiler baik.
Membran mukosa lembab.
Haluaran urine tepat.
Mencegah terjadinya infeksi.
Kriteria hasil :
Tercapainya penyembuhan dan tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.

Melaporkan nyeri hilang/terkontrol.


Kriteria hasil :
Menunjukkan keterampilan penggunaan relaksasi dan aktifitas terapeutik sesuai indikasi dan
situasi individu.
Tampak rileks.
Fungsi seksual dapat dipertahankan.
Kriteria hasil :
Menyatakan pemahaman situasi individual
Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah.
Klien mengerti/memahami tentang penyakitnya.
Kriteria hasil :
Berpartisipasi dalam program pengobatan.
Melakukan perubahan prilaku yang perlu.
Melakukan dengan benar prosedur yang perlu dan menjelaskan alasan tindakan.
Sumber:
1.Basuki B Purnomo, 2000, Dasar-Dasar Urologi, Perpustakaan Nasional RI, Katalog Dalam
Terbitan (KTD), Jakarta.
2.Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan
Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa : I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati,
Editor : Monica Ester, Yasmin Asih, Edisi : Ketiga, EGC ; Jakarta,.
3.Guyton, Arthur C, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Editor, Irawati. S, Edisi : 9, EGC ;
Jakarta.
4.Kumpulan Kuliah, 2001, Modul Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Perkemihan, Makassar.
5.Long, Barbara C, 1996, Keperawatan Medikal Bedah; Suatu Pendekatan Proses Keperawatan,
Edisi I, Volume 3, Yayasan IAPK Padjajaran, Bandung.
6.Schwartz, dkk, 2000, Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Editor : G. Tom Shires dkk, EGC ;
Jakarta.
7.Jong, Wim de, dan Syamsuhidayat R, 1998, Buku Ajar Ilmu Bedah, Editor : R. Syamsuhidajat,
Wim De Jong, Edisi revisi : EGC ; Jakarta.
Tentang iklan-iklan ini
Terkait
HIPERTROPI PROSTATdalam "9. UROLOGY ZONE"
ASKEP STRUMAdalam "1. ASKEP ZONE"
ASKEP KANKER PAYUDARAdalam "9. INTERNIS ZONE"
Filed under: 1. ASKEP ZONE
ASKEP ANEMIA SEL SABIT ASKEP SINDROM NEFROTIK
17 Tanggapan
1.
tradi, on Mei 6, 2008 at 12:04 am said:

assalamualaikum wr wb mbak harna,


saya berterima kasih buat mbk harna, karena dengan adanya blognya mbak harna, saia bisa
terbantu untuk menjadikannya referensi buat askep saia, sekali lagi terimakasih.
wassalamualaikum wr wb
Balas
2.
supernova, on Mei 16, 2008 at 1:48 pm said:
thanks banet yah askepnyah
aku binun nih cari referensi buat laporan kasuskuh
Balas
3.
mas budi, on Mei 18, 2008 at 2:01 pm said:
Good tambahin lagi yang lain dong
Balas
4.
devina, on Juni 2, 2008 at 4:30 am said:
makasih ya,,,,atas askepnya.
makasih atas referensinya ^_^
Balas
5.
Fajar_unair, on Agustus 6, 2008 at 2:18 am said:
MM
Q gi butuh ASKEP Pre Post OP Sectio Caesarea..
bisa bantuin g???
en referensinya yaa, :-)
thanks

Balas
6.
ARIE, on Maret 31, 2009 at 1:00 pm said:
mbak,aku nyari all about blader training..
Balas
7.
masmuliadi, on September 24, 2009 at 6:26 pm said:
makasi banyak dengan info yg ada di bloknya ya mbak.cukup membantu sy memberikan
pertimbangan u/ intervensi keperawatan buat org tua di rumah.
Balas
8.
aveus halawa, on Oktober 14, 2009 at 10:51 am said:
makasih y mbak, o ya kirimn dong mbak askep impotensi
Balas
9.
yohan, on November 15, 2009 at 2:56 am said:
mantap
Balas
10.
nurdin, on Januari 13, 2010 at 7:37 pm said:
Saya 44 thn kena pembesaran prostat dan sudah di bedah tur, sdh 2 minggu masih mengeluarkan
darah tiap kencing dan msh terasa nyeri. saya ucapkan terima kasih infonya terutama hal2 yg
perlu dilakukan setelah pulang.

Balas
11.
andez, on Februari 24, 2010 at 1:39 pm said:
thx to askep_a mbax sngt2 bmanfaat. LOVE U
Balas
12.
arief, on Maret 13, 2010 at 6:14 pm said:
you awesome !!
Balas
13.
sulhan yahya, on Juni 28, 2010 at 3:26 pm said:
thx refresi x buat lg yg lain ya..
Balas
14.
listami rizki ayu septian, on Juli 7, 2010 at 9:36 am said:
aku agy butuh askep pro of tumor testis nie .. bantuin dwnk ?????
Balas
15.
aLin, on November 9, 2010 at 12:45 pm said:
toLong aku dibantu wat cari sumber,,,,,,ambuLasi dini pada post operasi hernia
Balas

16.
Nova, on September 14, 2011 at 1:30 pm said:
ToLon9 aQ dbantu.
Apa penyebabnya diuresis dan pen9obaTanx???
Balas
17.
Askep Hipertropi Prostat | Luph Eny_mint, on Maret 28, 2012 at 4:08 am said:
[] HIPERTROPI PROSTAT []
Balas
Berikan Balasan

MY TWEET
#HappyWeekend #Riyadhah#Akhawatifillah #Solihat#MissPurpleinstagram.com/
p/_Le3Eok7x6vC 5 days ago
o
#DreamHouse#PurpleLivingRoom#LovePurple #MissPurpleinstagram.com/p/_mE0gk7yLMM1 week ago

CALENDER
S

Maret 2008
K

Feb
3
10
17
24
31

o
o

Apr
4
11
18
25

5
12
19
26

ASUHAN KEPERAWATAN
KUMPULAN ASKEP
MASTER ASKEP

6
13
20
27

7
14
21
28

1
8
15
22
29

2
9
16
23
30

BEAUTY WORLD
KOSMETIK

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Blogroll
hadija.wordpress.com
harnawatiaj.wordpress.com
mailmkes.multiply.com
MUTIARAKATANGKA
WordPress.com
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
www.cybermq.com/
www.harunyahya.com/
www.islamway.com/
www.islamworld.com/
ymessengerblog.com

o
o
o
o
o
o
o

BULETIN
BINUS
BKN
HIZBUT TAHRIR
ISLAMUDA
LITBANG DEPKES
MELSA
STUDIA

DIGITAL PRAYER
QUANTUM IKHLAS

DISKUSI
KICK ANDY

DUNIA HUKUM
LINTAS KRIMINAL

o
o
o

DUNIA SASTRA
ANDREA HIRATA (LASKAR PELANGI)
DOWNLOAD NOVEL KCB
KANG ABIK (PII MESIR)

o
o
o
o

HEPI-HEPI
KETAWA
KOMIK
NGAKAK
SMILE

INFO KESEHATAN

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

AKUPUNTUR
ASH
BLOGDOKTER
DOKTER KITA
HALOHALO
INDON
INFEKSION
KESEHATAN GIGI
KESEHATAN IBU
LITBANG DEPKES
MEDICASTROE
NOVA
PUSDIKNAKES
SOLUSI SEHAT

o
o
o
o
o

INFORTAINMENT
FILM
IDOLA CILIK
SELEB
SELEBRITIS
SINEMA

o
o
o

JURNALISTIK
JONRUNET
LINGKAR PENA
RUMAHDUNIA

KAMUS ONLINE

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

KAMUS ELEKTRONIK
KOLEGA
A ABLOGGER
A BLOGGER
B BLOGGER
C BLOGGER
D BLOGGER
E BLOGGER
F BLOGGER
G BLOGGER
H BLOGGER
H BLOGGER
I BLOGGER
J BLOGGER

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

K BLOGGER
K BLOGGER
K BLOGGER
L BLOGGER
M BLOGGER
M BLOGGER
N BLOGGER
O BLOGGER
P BLOGGER
R BLOGGER
S BLOGGER
T BLOGGER
U BLOGGER
V BLOGGER
W BLOGGER
Z BLOGGER
Z BLOGGER

o
o
o

MOBILE
CIA
EVENT
TELKOMSEL

MY WORLD
SALIMAH

o
o
o
o
o
o
o

NEWS

o
o
o
o
o
o

NURSE
ALL ABOUT NURSING
ANA
DEPKES
PERAWAT GAWAT DARURAT
PPNI
PPNI AS

PARPOL
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

PENGOBATAN ALTERNATIF

BREAKING NEWS
DETIKCOM
KABAR INDON
KOMPAS
LIPUTAN 6
SEKALIGUSCOM
UJUNG PANDANG EKSPRESS

METODE PENNASIA

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

PERGURUAN TINGGI
AL-AZHAR
BUNG HATTA
HARVARD
ITB
MEDAN
OXFORD
PARAMADINA
POLTEKKES MAKASSAR
TRISAKTI
UGM
UI
UIA
UKM
UNHAS
UNM
UNPAD

o
o
o

PUBLIK
FRIENSTER
GOOGLE
YAHOO

o
o
o
o
o
o
o

REFERENSI
BOOKSTORE
BUKU ISLAMI
BUKU KITA
DARUL NUMAN
ELEXEMEDIA
GRAMEDIA
PELAJARAN UMUM

o
o
o

RUMAH SAKIT
DHARMAIS
JANTUNG HARAPAN KITA
RSPP : STROKE CENTRE

o
o
o
o
o

META

TAG

Mendaftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Add new tag BUDAYAPENYIMPANGAN KDM


Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. Tema Digg 3 Column.
Ikuti
Ikuti *..WELCOME TO HARNA'S WORLD..*
Kirimkan setiap pos baru ke Kotak Masuk Anda.
Bergabunglah dengan 45 pengikut lainnya
Daftarkan saya

Buat situs dengan WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai