Anda di halaman 1dari 2

ULASAN BUKU WHO MOVED MY CHEESE DALAM KONTEKS MEMBANGUN

JIWA WIRAUSAHA

Dalam Who Moved My Cheese yang bercerita


tentang dua ekor tikus dan dua kurcaci, untuk mempertahankan
kelangsungan hidup mereka demi mencari makanan, makanan

dan

makanan. Dua ekor tikus yang bernama Sniff (endus) dan


Scurry (lacak) mengajarkan tentang bagaimana pola pemikiran
seekor binatang pengerat yang hanya berpikir untuk sederhana. Berbeda dengan kedua kurcaci, Hem (kaku)
dan Haw (Aman) yang mempunyai kemiripan dengan manusia. Mereka berdua diberikan kelebihan daripada
tikus, yaitu akal pikiran yang cerdas serta emosi yang kompleks sebagaimana seorang manusia. Namun dalam
kenyataannya, Sniff dan Scurry lebih unggul dari Hem dan Haw ketika mereka terjebak dalam situasi sangat
sulit dalam labirin yang sama. Yaitu saat persediaan cheese (makanan) habis.
Di akhir cerita, dapat diketahui bahwa sebuah pemikiran sederhana dengan disertai kerja keras dapat
mengalahkan sifat cerdas namun tidak melakukan tindakan apapun. Sniff dan Scurry unggul dari Hem dan
Haw bukan karena kepintaran mereka, namun disebabkan mereka mau menerima keadaan yang sulit dengan
terus menjalaninya hingga berhasil. Dalam konteks wirausaha, bahwa sifat cerdas yang tidak dibarengi dengan
inovasi dan kreativitas maka dia akan menjadi wirausaha yang gagal. Wirausaha seperti ini hanya akan
stagnan dalam zona nyaman dan pada akhirnya akan tergeser dan tersisihkan, karena peluang tidak datang
dengan sendirinya tetapi kita harus menjemputnya bahkan menciptakan peluang tersebut. Berbeda dengan
sifat wirausaha yang terus mau mencoba, cepat sadar dan cepat tanggap terhadap perubahan, mereka akan
menjadi wirausaha yang sukses. Wirausaha tidak dibatasi oleh kecerdasan dasar, tetapi saat dia terus berusaha
dan mencoba yang pada akhirnya dia mencapai kesuksesan maka dialah wirausaha cerdas yang sesungguhnya.
Sniff dan Scurry mau berubah menyesuaikan diri dengan perubahan sekitar, sementara Him dan Hew
tetap terpaku pada kesuksesan masa lalu mereka tanpa menyadari bahwa itu semua telah berubah. Seperti
ucapan Thomas Alfa Edison, bahwa Jenius itu 99% kerja keras dan hanya 1% bakat. Dengan kerja keraslah
maka seseorang akan berhasil, meski dilahirkan sebagai orang bodoh sekalipun
Who moved my cheese? Dalam buku ini mengajarkan kepada kita agar menyikapi sebuah perubahan dengan
menjalaninya terlebih dahulu. Intinya adalah proses, berhasil atau tidak itu urusan belakangan. Yang terpenting
adalah berusaha terlebih dahulu, tohsemua masalah akan ada jalan keluarnya. Him dan Hew diibaratkan
sebagai IKM kebanyakan di Indonesia yang dari awal berdiri usahanya hanya itu-itu saja, hanya segitu-segitu
saja, karena mereka tidak peka kepada perubahan yang terjadi di sekitarnya.

Its not that some people have willpower and some dont. Its that some people are ready to change and
others are not.

Anda mungkin juga menyukai