PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak
yang belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau
deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan
pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.1
Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menyatakan 14,1% penduduk Indonesia
mengalami skizofrenia dari yang ringan hingga berat. Data jumlah pasien skizofrenia di
Indonesia terus bertambah. Dari 33 Rumah Sakit Jiwa diseluruh Indonesia diperoleh
data bahwa hingga kini jumlah penderita skizofrenia berat mencapai 2,5 juta orang.
Kenaikan jumlah penderita skizofrenia terjadi di sejumlah kota besar. Di Rumah Sakit
Jiwa Pusat Jakarta, tercatat 10.074 kunjungan pasien jiwa pada 2006, meningkat
menjadi 17.124 pasien pada 2007. sedangkan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara, jumlah pasien meningkat hingga 100% dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya. Pada tahun 2006-2007, Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
Utara hanya menerima 25-30 penderita perhari, dan pada awal 2008 mengalami
peningkatan, 50 penderita perhari untuk menjalani rawat inap dan sekitar 70-80
penderita untuk rawat jalan.2
Menurut data yang diperoleh dari Laporan Tahunan (LAPTAH) tahun Anggaran
2013 Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Barat, pasien gangguan jiwa
berjumlah 72.153 orang (79.64%), dari jumlah tersebut penderita skizofrenia adalah
sebanyak 15.090 orang (70.50%). Pasien gangguan jiwa yang dirawat inap berjumlah
2624 orang sedangkan untuk pasien rawat inap yang mengalami skizofrenia paranoid
sebanyak 1582 orang (58.23%).4
Skizofrenia merupakan gangguan mental klasifikasi berat dan kronik (psikotik)
yang menjadi beban utama pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia sejak jaman
pemerintahan Hindia Belanda sampai sekarang, karena ciri pokok keruntuhan fungsi
peran dan pekerjaan, sehingga penderita menjadi tidak produktif dan harus ditanggung
hidupnya selamanya oleh sanak keluarga, masyarakat, atau pemerintah.3
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah penderita skizofrenia
paranoid masih cukup tinggi. Skizofrenia paranoid dianggap sebagai gangguan jiwa
yang tidak menyebabkan kematian secara langsung namun beratnya gangguan
1
menyebabkan suatu individu atau pasien menjadi tidak produktif dan tidak efisien. Oleh
karena itu penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai skizofrenia paranoid.
1.2
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini diantaranya adalah untuk memberikan
gambaran ringkas mengenai skizofrenia paranoid terutama dalam hal gejala klinis,
diagnosis serta penanganan yang tepat pada pasien dan keluarga pasien.
1.3
Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis serta pembaca
mengenai skizofrenia paranoid. Selain itu, makalah ini juga untuk melengkapi
persyaratan kepaniteraan klinik pada Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang di RS. dr. Ernaldi Bahar
Palembang.