Anda di halaman 1dari 10

1.

LATAR BELAKANG
Threshold Sports,LLC merupakan sebuah perusahaan jasa event dan sports
marketing yang berdiri pada tahun 2000 dan focus pada pasar sepeda di AS.
Popularitas balap sepeda di AS tidak dapat dipungkiri hal ini dibuktikan dengan data
pada tahun 1999 bahwa retailer sepeda mencatat 7,4 juta sepeda terjual dan tahun
2000 rat rata orang Amerika mnengendarai sepeda sebanyak 73 juta .Disamping
perkembangan industry sepeda di AS ternyata balap sepeda professional dan amatir
di AS masih tertinggal daripada olahraga yang lain seperti football,baseball,bola
basket atau hockey.

Pada tanggal 1 April tahun 2000, Threshold mendapatkan kontrak multilayer


dari Octagon marketing untuk menjadi host dalam 3 event bersepeda untuk USAC yang
terdiri dari : The First Union Cycling Series,BMC Software Grand Prix dan Saturn US
PRO Cycling Tour.
Event The first union Series terdiri dari empat seri balapan di Philadelphia.
Bank First Union telah berkomitmen untuk mensponsori event tersebut sebesar $
1,150,000 pertahun nya untuk durasi 5 tahun kontrak. Threshold akan mendapatkan
Management Fee yaitu sebesar $200,000 tahun 2001 dan meningkat menjadi $260,000
di tahun 2005. Keuntungan yang dihasilkan setelah biaya operasi ,pembayaran sewa,
dan management fee akan dibagi sebesar 0.75/0.25 dengan pembagian Thresehold dan
octagon marketing.

Sedangkan BMC software grand prix diadakan di Austin, Houston,San Jose dan
Boston. Menurut kontrak ,pendapatan tahunan Threshold minimum sebesar $1,150,000
ditambah $300,000 dari sponsorship.untuk Tour tahun 2000, Threshold telah mendapat
$300,000 dari sponsorship.
Menyadari prospek jangka panjang Threshold, para pendirinya terinspirasi dari
suksesnya national footbal League (NFL),major league baseball (MLB) dan national
Basketball Association (NBA) yajng memiliki kontrak jutaan dollar dengan pihak
televise dan kuncinya adalah Branding
Prospek jangka pendek threshold adalah double revenue dalam waktu 3 tahun
dengan mengembangkan event racing USAC dan leasing. Proyeksi keuntungan atau
kerugian dari event dan proyek untuk lima tahun kedepan terdapat pada exhibit 2, dan
proyeksi keuntungan/kerugian untuk firm terdapat pada exhibit 3

2.PERMASALAHAN
Sebagai perusahaan yang masih berada pada tahap introduction, mereka
memiliki pengalaman yang terbatas dalam financial, dan para pendiri threshold setuju
bahwa mereka membutuhkan dana tambahan untuk mensupport perusahaan fase growth
ini, jumlahnya adalah $500,000.

Frischkorn menghadapi tiga tantangan yaitu yang pertama tipe securities


yang akan di keluarkn yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, yang kedua ia harus
menentukan velue perusahaan dan harga yang sesuai dan terakhir adalah ia harus
mengidentifikasi investor potensial .
Sedangkan untuk alternative financial, Thereshold memiliki alternative berikut ini

Common stock
Convertible preferred stock
Debt financing

Maka yang menjadi permasalahan adalah : Bagaimana mengukur nilai perusahaan


Threshold ? Menggunakan Asset valuation atau Discounted cash Flow(DCF) valuation?
apa tipe pembiayaan yang sesuai dengan Threshold?dan tipe investor seperti apa yang
akan tertarik dengan deal ini?
3.LANDASAN TEORI
3.1The Pecking Order Theory
Theory pecking order menyatakan bahwa perusahaan lebih suka pendanaan internal
dibandingkan pendanaan eksternal, utang yang aman dibandingkan utang yang
berisiko serta yang terakhir adalah saham biasa (Myers & majluf, 1984 dalam
Sugiarto 2009). Teori pecking order yang dibangun berdasarkan beberapa asumsi
menekankan pada pentingnya financial slack yang cukup di perusahaan guna
mendanai proyek-proyek bagus dengan dana internal. Internal equity diperoleh dari
laba ditahan dan depresiasi atau amortisasi. Utang diperoleh dari pinjaman kreditur,
sedang eksternal equity di peroleh karena perusahaan menerbitkan saham baru.
Myers dan Majluf (1984:148) mengemukakan bahwa manajer yang mengetahui jika
nilai perusahaan mereka tinggi maka akan menerbitkan saham tetapi jika nilai
perusahaan rendah maka akan menggunakan kas yang berasal dari laba atau dengan
kata lain perusahaan mengutamakan sumber dana internal yang berasal dari kas, dan
apabila sumber dana internal tidak mencukupi maka perusahaan akan menerbitkan

sekuritas yang paling aman yaitu obligasi, kemudian sekuritas yang berkarateristik
opsi, apabila belum mencukupi baru menerbitkan saham.
3.2 Pendekatan Dalam Business Valuation
Berbagai pendekatan sering digunakan oleh para praktisi penilai perusahaan, yang
dikelompokkan dalam 3 pendekatan:
1. Pendekatan Laba (Income Approach)
Dengan menggunakan pendekatan ini, nilai perusahaan dapat diperoleh dengan
cara mendiskontokan future cash flow yang dihasilkan dari penyertaan tersebut.
(discounted future return, DFR). Dengan metode ini ada 3 hal penting yang harus
dilakukan : mendefinisikan arus kas bersih, DCF) atau laba sesuai dengan sifat dan
jenis usaha,memproyeksikan arus kas tersebut dalam periode tertentu, menetapkan
tingkat diskontoan yang tepat Discount rate) yang wajar dan tepat. Sehingga akan
diperoleh present value dari perusahaan tersebut.
2. Pendekatan Pasar (Market Approach)
Metode ini mecoba menetapkan nilai perusahaan berdasarkan harga yang telah
terjadi dari perusahaan yang sebanding (comparable) baik pada pasar modal maupun
di luar pasar modal. Faktor yang krusial adalah harus mencari perusahaan yang
sebanding dengan perusahaan yang dinilai dalam bidang usaha atau berada pada
industri yang sama.Sebanding disini ialah bahwa perbedaan dari berbagai indikator
pembanding adalah minimal. Indikator yang bisa dijadikan pembanding, sales turn
over, tingkat leverage, asset dan komposisi asset, laba, tingkat pertumbuhan dan
rasio rasio keuangan seperti likuiditas, solvabilitas.
3. Pendekatan Asset atau Neraca (Asset Based /Balancesheet Approach)
Pendekatan ini menghitung nilai perusahaan atau ekiuitas melalui penyesuaian
nilai buku menjadi nilai pasar yang wajar dari angka-angka yang ada pada neraca.
Nilai pasar wajar

ekuitas (net worth) merupakan selisih nilai asset dan liabilities yang telah
disesuaikan. Penyesuian adalah dengan menilai kembali pos-pos aktiva yang dinilai
ulang dengan harga pasar, demikian pula dengan aktiva

tetap (property )

menggunakan konsep yang digunakan dari badan penilai, dengan menggunakan


current value atau replacement value.
Berdasarkan pandangan finansial, nilai dari suatu perusahaan adalah jumlah dari
future benefit return yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Pendapatan tersebut
kemudia didiskontokan dengan tingkat diskon

yang sesuai sehingga diperoleh

present value dari jumlah pendapatan tersebut. Pendekatan ini memfokuskan


penilain

pada

upaya

pengkuantifikasian

kemampuan

perusahaan

dalam

menghasilkan return kepada pemilik.


Bagan : Pendekatan dan beberapa metode penilaian perusahaan (Business
valuation)

4. PEMBAHASAN
Kelebihan dan Kekurangan masing-masing Keputusan Pendanaan sebagai berikut
1. Saham Biasa (Common Stock)
Kelebihan :

Tidak ada kewajiban tetap untuk membayar dividen kepada pemegang saham
biasa.
Saham biasa tidak memiliki jatuh tempo.
Saham biasa kurang beresiko bagi perusahaan apabila dibandingkan sumber
pembiayaan lainnya baik saham preferen maupun hutang jangka panjang. Dari
segi investor saham biasa memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi karena
sangat tergantung pada besarnya keuntungan sehingga investor akan meminta
tingkat keuntungan yang lebih besar daripada tingkat keuntungan obligsi
maupun saham preferen yang relatif kecil.

Kekurangan :
Dengan menjual saham biasa akan mengancam kendali yang dipegang
pemegang saham mayoritas.
Menurunnya laba per lembar saham sebagai akibat bertambahnya jumlah
lembar saham yang beredar.
Timbulnya Agency Problem yang meningkatkan Agency Costs karena
adanya konflik antar kelompok seperti pemilik perusahaan, manajer atau
pengelola usaha, dan karyawan.
2. Convertible Preferred Stock
Kelebihan :
Mempunyai kemampuan untuk meningkatkan pengaruh keuangan.

Fleksibel karena memperbolehkan penerbit untuk tetap menunda tanpa


mengambil resiko jika usaha sedang lesu, yaitu tidak membagikan bunga atau
membayar pokonya.

Dapat digunakan dalam restrukturasi perusahaan

Dalam hal likuidasi, pemegang saham preferen mempunyai hak istimewa


melebihi pemegang saham biasa

Kekurangan :

Walaupun pemegang saham preferen menanggung seagian resiko pemilik


perusahaan, tetapi pendapatan mereka terbatas.

Fluktuasi harga dalam saham preferen lebih besar daripada dalam obligasi

Pemegang saham preferen tidak mempunyai hak yang sah untuk memaksa
terhadap deviden.

Tunggakan deviden yang menumpuk jarang dilunasi dalam bentuk kas yang
sebanding dengan jumlah hutang yang dibuat

3. Hutang
Kelebihan :
Berguna untuk pendanaan jangka panjang
Biaya hutang terbatas, walaupun perusahaan memperoleh laba besar, jumlah
bunga yang dibayarkan besarnya tetap.
Pemegang memperoleh pengembalian yang tetap (kecuali pendapatan obligasi)

Weighted Average Cost of Capital atau dikenal sebagai WACC (Rata-rata Biaya
Kapital Tertimbang) umum dikenal dalam Capital Budgeting sebagai alat bantu
menghitung rata-rata tertimbang dari seluruh komponen modal.
Rumus umum rWACC adalah sebagai berikut:
WACC=Wd.Kd (1-T)+Wps.Kps+Ws.Ks

Anda mungkin juga menyukai