BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi adalah indikator
keberhasilan
pembangunan
dalam
bidang
kesehatan.
World
Health
yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat
2010 yakni maksimal 7% (SDKI, 2007).
Pada preeklampsia/eklampsia didapatkan resiko persalinan prematur
2,67 kali lebih besar, persalinan buatan 4,39 kali lebih banyak; dan
mempunyai kecenderungan lebih tinggi untuk mendapatkan bayi dengan
berat badan lahir rendah (Sudhaberata, 2001).
Berdasarkan data tersebut, penulis tertarik mengambil judul hubungan
preeklampsia/eklampsia dengan berat bayi lahir rendah (BBLR).
B. Perumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara preeklampsia/eklampsia dengan Berat
Bayi Lahir Rendah di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui hubungan antara preeklampsia/ eklampsia dengan Berat Bayi
Lahir Rendah di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
2. Untuk mengetahui jumlah kasus BBLR pada ibu dengan preeklampsia/
eklampsia maupun bukan preeklampsia/ eklampsia.
3. Menganalisis hubungan antara preeklampsia/ eklampsia dengan BBLR.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan mengenai hubungan preeklampsia/eklampsia dengan berat
bayi lahir rendah (BBLR).
2. Manfaat Aplikatif
a. Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan usaha korektif untuk
mencegah dan mengatasi preeklampsia agar tidak menjadi lebih berat.
b. Sebagai bahan pertimbangan untuk mempersiapkan penanganan bayi
yang lahir dengan BBLR dari ibu penderita preeklampsia/ eklampsia
secara efektif agar angka kesakitan dan kematian perintal yang diakibatkannya dapat menurun.
c. Sebagai informasi data bagi peneliti lain yang berminat meneliti
masalah serupa.