MINI PROJECT
Oleh :
dr. Carvin Herryanto
Pembimbing :
dr. Sri Wiryaningsih
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan mini project ini dengan baik.
Mini project dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien
Diabetes Mellitus Tentang Diabetes Mellitus Di Puskesmas Glugur Darat
Pada Tahun 2018” ini merupakan kewajiban penulis yang sedang mengikuti
program internsip dokter Indonesia di wahana Puskesmas Glugur Darat. Dalam
penulisan mini project ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini dengan rasa hormat dan
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan, kesehatan dan
kekuatan dalam menyelesaikan mini projectini.
2. dr. Rosita Nurjannah selaku Kepala Puskesmas Glugur Darat.
3. dr. Sri Wiryaningsih selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan dan dukungan selama penyusunan mini
project ini.
4. Para dokter dan perawat di Puskesmas Glugur Darat yang telah membuka
wawasan dalam penyusunan mini projectini.
5. Para rekan sejawat dokter internsip yang telah membantu dalam penyusunan
mini project ini.
6. Pihak - pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan mini project
ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa mini project ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan mini
project ini sehingga mini project ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.
iii
Penulis
DAFTAR ISI
iv
3.2.1 Waktu Penelitian ........................................................................ 12
3.2.2 Tempat Penelitian ...................................................................... 12
3.3 Definisi Operasional ............................................................................ 12
3.3.1 Pengetahuan Pasien Tentang Diabetes Mellitus ........................ 12
3.4 Populasi dan Sampel ............................................................................ 12
3.4.1 Populasi ...................................................................................... 12
3.4.2 Sampel ........................................................................................13
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 14
3.5.1 Sumber Data ...............................................................................14
3.5.2 Instrumen Penelitian .................................................................. 14
3.5.3 Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 14
3.6 Metode Pengolahan Data ..................................................................... 14
3.7 Metode Pengukuran ............................................................................. 15
Bab 4 Hasil Penelitian ........................................................................................ 16
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................. 16
4.1.1 Wilayah Kerja ............................................................................ 16
4.1.2 Data Geografis ........................................................................... 16
4.1.3 Data Demografi .......................................................................... 17
4.2 Karakteristik Sampel Penelitian ........................................................... 17
4.2.1 Jenis Kelamin ............................................................................. 17
4.2.2 Usia ............................................................................................ 18
4.2.3 Pekerjaan .................................................................................... 18
4.2.4 Tingkat Pendidikan .................................................................... 19
4.2.5 Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Tentang
Diabetes Mellitus ....................................................................... 20
4.3 Hubungan Kriteria Responden Dengan Tingkat Pengetahuan Pasien
Diabetes Mellitus ................................................................................. 21
4.3.1 Jenis Kelamin Dengan Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes
Mellitus ...................................................................................... 21
4.3.2 Usia Dengan Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus ... 22
4.3.3 Pekerjaan Dengan Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes
Mellitus ...................................................................................... 22
v
4.3.4 Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Pasien
Diabetes Mellitus ....................................................................... 23
Bab 5Pembahasan ............................................................................................. 24
5.1 Jenis Kelamin ....................................................................................... 24
5.2 Usia ...................................................................................................... 24
5.3 Pekerjaan, Tingkat Pengetahuan, dan Tingkat Pendidikan ................. 24
Bab 6 Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 26
6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 26
6.2 Saran .................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 28
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR SINGKATAN
DM Diabetes Mellitus
DCCT Diabetes Control and Complication Trial
HbA1C Hb terglikosilasi
IDF International Diabetes Federation
IPF Insulin Promoter Factor
KGDP Kadar Gula Darah Puasa
MODY Maturity - Onset Diabetes od Youth
PTM Penyakit Tidak Menular
SD Sekolah Dasar
SMP Sekolah Menengah Pertama
SMA Sekolah Menengah Atas
SPSS Statistic Package for Social Science
TTGO Tes Toleransi Glukosa Oral
TNM Terapi Nutrisi Medis
UKPDS The United Kingdom Prospective Diabetes Study
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB 1
PENDAHULUAN
1
adalah laki-laki dan 34,4% perempuan sedangkan 4% tidak melaporkan jenis
kelamin (Kemenkes, 2014).
Berdasarkan data dari profil kesehatan kabupaten/kota tahun 2016 terdapat
penambahan kasus baru HIV tahun 2016 sebesar 1.352 kasus dan terjadi kematian
AIDS sebanyak 392 kasus. Dengan peningkatan ini maka sampai dengan tahun
2016 jumlah kasus HIV secara keseluruhan menjadi 6.210 kasus dan AIDS
sebanyak 5.625 kasus sejak HIV ditemukan pertama kali di Sumatera Utara tahun
1992 sebanyak 1 kasus. Perkembangan kasus HIV/AIDS di Sumatera Utara
berdasarkan data tahun 2003- 2016 dapat dilihat pada grafik berikut ini.
Puskesmas Glugur Darat merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan
di kecamatan Medan Timur. Berdasarkan laporan SP2TP bulan Januari 2018,
diabetes mellitus merupakan salah satu dari sepuluh besar penyakit terbanyak di
puskesmas dengan jumlah penderita sebanyak 308 orang. Di puskesmas ini,
posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM) telah berjalan dengan baik, sehingga
diharapkan angka kejadian diabetes mellitus dapat diturunkan. Berdasarkan
paparan diatas, maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian tentang
gambaran tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus tentang diabetes mellitus
di Puskesmas Glugur Darat.
2
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian akan mengetahui tingkat pengetahuannya tentang
penyakit yang dideritanya dan mengetahui upaya untuk meningkatkan kualitas
hidupnya.
b. Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pemahaman peneliti mengenai status
tingkat pengetahuan pasiendiabetes mellitus tentang penyakitnya.
c. Institusi Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan perhatian tenaga kesehatan medis
khususnya dokter untuk dapat mengedukasi pasien dengan lebih baik. Dengan
edukasi yang baik, maka pasiendiabetes mellitus akan lebih memahami tentang
penyakitnya dan mengetahui upaya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
2. Diabetes Mellitus Tipe 2 (resistensi insulin dengan defisit sekresi insulin)
Pada DM tipe 2, sekresi insulin dikatakan tidak adekuat karena pasien
mengalami resistensi insulin. Resistensi insulin di hati menyebabkan
ketidakmampuan hati menekan produksi glukosanya. Resistensi insulin di perifer
menyebabkan terganggunya uptake glukosa perifer. Kombinasi keduanya
menyebabkan peningkatan glukosa darah baik saat puasa maupun setelah makan.
Pada tahap awal perjalanan penyakitnya, konsentrasi insulin dalam darah
biasanya sangat tinggi. Pada tahap lebih lanjut, produksi insulin oleh sel beta
pankreas akan menurun dan menyebabkan semakin buruknya keadaan
hiperglikemia pada pasien DM tipe 2. Pada umumnya, perkembangan penyakit ini
terjadi di usia dewasa dan semakin meningkat seiring bertambahnya umur.
3. Diabetes Mellitus Tipe Lainnya
Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah defek genetik pada sel beta
pankreas, defek genetik pada kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,
endokrinopati dan kerusakan sel beta pankreas yang diinduksi obat-obatan atau
zat kimia.
Salah satu DM tipe lain yang paling sering dibicarakan adalah maturity-
onset diabetes of youth (MODY). MODY memiliki 6 mutasi autosomal dominan
yang spesifik. Termasuk diantaranya gen untuk hepatocyte nuclear factor-1
(HNF-1; MODY 3), Glukokinase (MODY 2), HNF-4 (MODY 1), Insulin
Promoter Factor (IPF-1; MODY 4), HNF-1 (MODY 5), dan NeuroD1 (MODY
6). Individu dengan defek genetik ini memiliki riwayat keluarga penderita DM
yang kuat dengan berat badan yang normal dan terdiagnosa sebelum berusia 25
tahun. Dulunya MODY diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk DM tipe 2.
Namun tidak terjadinya peningkatan berat badan pada penderita MODY dan defek
genetik yang berbeda antara MODY dengan DM tipe 2 menyebabkan klasifikasi
tersebut tidak dipakai lagi.
4. Diabetes Gestasional.
Diabetes gestasional didefinisikan sebagai intoleransi glukosa dengan onset
terdeteksi saat kehamilan.
5
2.1.3 Gejala Klinis
Diabetes Mellitus memiliki 3 gejala klinis yang utama, yaitu:
a. Poliuri
Poliuri terjadi karena diuresis osmotik yang disebabkan oleh peningkatan
kadar gula darah.
b. Rasa haus
Rasa haus terjadi karena kehilangan cairan dan elektrolit.
c. Penurunan berat badan
Penurunan berat badan disebabkan oleh deplesi cairan dalam tubuh dan
pemecahan lemak dan otot yang terjadi karena defisiensi insulin.
2.1.4 Diagnosis
Tabel 2.1 Kriteria Diagnosis DM dan Gangguan Toleransi Glukosa (The Merck
Manual, 2013)
Gangguan Toleransi
Tes Normal Diabetes
Glukosa
KGDP
< 100 100-125 126
(mg/dl)
TTGO
< 140 140-199 200
(mg/dl)
HbA1c
< 5,7 5,7-6,4 6,5
(%)
6
2.1.5 Penatalaksanaan
Menurut PERKENI (2011), terdapat 4 pilar penatalaksanaan DM, yaitu:
1. Edukasi
Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri, tanda dan gejala
hipoglikemia serta cara mengatasinya harus diberikan kepada pasien. Pemantauan
kadar glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri, setelah mendapat pelatihan
khusus.
2. Terapi gizi medis
Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari penatalaksanaan
diabetes secara total. Kunci keberhasilan TNM adalah keterlibatan secara
menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta
pasien dan keluarganya). Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes
hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing
individu. Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan
makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan, terutama pada
mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
3. Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam
pengelolaan DM tipe 2. Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar,
menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan. Latihan jasmani selain
untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki
sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan
jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan
kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya
disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif
sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah
mendapat komplikasi DM dapat dikurangi. Hindarkan kebiasaan hidup yang
kurang gerak atau bermalas-malasan.
7
4. Intervensi farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan
latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan
suntikan.
2.1.6 Komplikasi
Diabetes Mellitus dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang serius,
yaitu: Hipoglikemia, peningkatan resiko infeksi, komplikasi mikrovaskuler
(retinopati dan nefropati diabetik), komplikasi neurologis, dan komplikasi
makrovaskuler. Komplikasi mikrovaskuler dapat menghambat penyembuhan
luka. Hal ini menyebabkan luka kecil pada penderita DM dapat meluas dan
membentuk ulkus dalam yang dapat disertai dengan infeksi sekunder.
2.1.7 Prognosis
Prognosis penderita DM sangat dipengaruhi oleh terkontrol atau tidaknya
penyakit ini pada penderitanya. Diabetes Control and Complication Trial (DCCT)
menunjukkan terdapat hubungan antara hiperglikemia kronis dengan peningkatan
resiko komplikasi mikrovaskuler pada penderita DM tipe 1. The United Kingdom
Prospective Diabetes Study (UKPDS) menunjukkan hasil yang sama pada
penderita DM tipe 2.
8
2.2 Pengetahuan
2.2.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan diartikan sebagai hasil "tahu", dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2010).
9
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan
bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain,
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasar pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang
telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek
penelitian atau responden.
10
dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan
informasi yang termasuk kebutuhan sekunder.
4. Hubungan sosial
Individu yang memiliki hubungan interpersonal yang baik dan aktif secara
sosial akan lebih terpapar dengan pengetahuan. Selain itu, faktor hubungan sosial
juga mempengaruhi kemampuan individu untuk menerima pesan menurut model
komunikasi media.
5. Pengalaman
Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal bisa diperoleh dari
lingkungan sekitarnya dalam proses perkembangannya.
11
BAB 3
METODE PENELITIAN
12
Darat yang menderita diabetes mellitus pada tahun 2018 adalah sejumlah 308
orang.
3.4.2 Sampel
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang datang
berobat dan kontrol ke Puskesmas Glugur Darat dan memenuhi kriteria inklusi
serta tidak termasuk dalam kriteria ekslusi. Sampel penelitian diambil dengan
metode consecutive sampling. Metode consecutive sampling berarti semua subyek
yang datang ke tempat penelitian dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan
dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.
Penentuan besar sampel minimum dihitung dengan menggunakan rumus :
N × 𝑧 2 × 𝑝(1 − 𝑝)
𝑛=
(N − 1)d2 + 𝑧 2 × 𝑝(1 − 𝑝)
Dimana :
n = jumlah sampel
N = jumlah di populasi
z = area dibawah kurva distribusi normal yang sesuai dengan confidence
level (∝) yang ditetapkan
p = proporsi asli atau estimasi
d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir
13
2. Pasien yang sudah pernah didiagnosis menderita diabetes mellitus dan
sudah mendapatkan terapi anti-diabetes.
3. Pasien mampu berkomunikasi verbal dengan baik.
4. Bersedia menjadi sampel dalam penelitian.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Sumber Data
Data primer diperoleh melalui wawancara langsung menggunakan
kuesioner. Data sekunder diperoleh dari laporan rutin Puskesmas Glugur Darat.
14
Variabel yang akan diteliti dalam analisis univariat ini meliputi karakteristik
responden : jenis kelamin, usia, pekerjaan, tingkat pendidikan dan tingkat
pengetahuan pasien diabetes mellitus tentang diabetes mellitus. Analisis ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel
dalam penelitian ini.
3.7 Metode Pengukuran
Pada penelitian ini, variabel yang diukur yaitu tingkat pengetahuan pasien
diabetes mellitus tentang diabetes mellitus. Pengukuran variabel dijabarkan
sebagai berikut :
- Cara Pengukuran : angket
Alat ukur : kuesioner diajukan sebanyak 20 pertanyaan dengan 4
pilihan jawaban. Jawaban yang benar diberikan skor 1 dan
jawaban yang salah diberikan skor 0.
- Hasil Pengukuran : pengukuran tingkat pengetahuan pasien diabetes
mellitus tentang diabetes mellitus berdasarkan
pertanyaan yang diberikan pada responden
menggunakan skala pengukuran Notoatmodjo (2010),
maka dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu :
Pengetahuan Baik : apabila jawaban responden benar lebih dari 75%
dari nilai tertinggi.
Pengetahuan Sedang : apabila jawaban responden benar antara 40%
sampai 75% dari nilai tertinggi.
Pengetahuan Kurang : apabila jawaban responder benar kurang dari 40%
dari nilai tertinggi.
Dengan demikian, penilaian terhadap pengetahuan responden berdasarkan
sistem skoring, yaitu :
Skor 15 hingga 20 : Baik
Skor 8 hingga 14 : Sedang
Skor dibawah 8 (< 8): Kurang
- Skala : Ordinal
15
BAB 4
HASIL PENELITIAN
16
- Sebelah Barat : Kecamatan Medan Barat
4.1.3 Data Demografi
Wilayah kerja Puskesmas Glugur Darat, Kecamatan Medan Timur ini terdiri
dari :
Luas Wilayah : 776 Ha
Jumlah Kelurahan : 11 kelurahan
Jumlah Lingkungan : 128 lingkungan
Jumlah Penduduk : 147.086 jiwa
Jumlah Kepala Keluarga : 28.230 KK
Jumlah Bayi : 2.941 jiwa
Jumlah Batita : 11.325 jiwa
Jumlah Balita : 14.708 jiwa
Jumlah Bumil : 3.235 jiwa
Jumlah Bulin : 3.088 jiwa
Jumlah Bufas : 3.088 jiwa
17
Jumlah 40 100
4.2.2 Usia
4.2.3 Pekerjaan
Responden yang ikut serta dalam penelitian sebagian besar bekerja sebagai
ibu rumah tangga dan wiraswasta yaitu masing – masing sebanyak 12 orang
(50%).
18
4.2.4 Tingkat Pendidikan
19
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden
Jawaban
No Pertanyaan Benar Salah
N % N %
1 Faktor utama terjadinya penyakit 17 42,5 23 57,5
Diabetes Mellitus (DM)
2 Tempat Insulin (hormon yang 15 37,5 25 62,5
berperan dalam menurunkan kadar
gula darah) diproduksi
3 Hal - hal yang dapat terjadi pada 17 42,5 23 57,5
penderita DM yang tidak makan
obat DM
4 Pernyataan yang benar tentang 20 50 20 50
penyakit DM
5 Fakta tentang penyakit DM 20 50 20 50
6 Hasil pemeriksaan KGD pada 5 12,5 35 87,5
penderita DM
7 Cara mendiagnosa seseorang 18 45 22 55
menderita DM
8 Hal - hal yang dapat dilakukan agar 31 77,5 9 22,5
meningkatkan produksi (kebutuhan)
insulin
9 Cara mengendalikan kadar gula 12 30 28 70
darah
10 Penyakit DM sering menyebabkan 23 57,5 17 42,5
sirkulasi darah tidak baik
11 Hal yang perlu dilakukan untuk 30 75 10 25
menghindari terjadinya ulkus
diabetik pada kaki
20
12 Cara perawatan luka kaki yang baik 17 42,5 23 57,5
bagi penderita DM
13 Komplikasi penyakit DM 20 50 20 50
14 Tanda - tanda meningkatnya kadar 24 60 16 40
gula darah
15 Tanda - tanda turunnya kadar gula 15 37,5 25 62,5
darah
16 Gejala / tanda yang sering dialami 18 45 22 55
penderita DM
17 Diet yang paling baik pada 19 47,5 21 52,5
penderita DM
18 Pernyataan dibawah ini benar 14 35 26 65
tentang penyakit DM, kecuali
19 Cara pemberian obat kepada 13 32,5 27 67,5
penderita DM
20 Faktor resiko terjadinya penyakit 19 47,5 21 52,5
DM
Dari tabel 4.7, terlihat bahwa pertanyaan yang paling banyak dijawab
benar adalah pertanyaan no.8 yaitu sebanyak 31 orang (77,5%), sedangkan
pertanyaan yang paling banyak dijawab salah oleh responden adalah pertanyaan
no.6 yaitu sebanyak 35 orang (87,5%).
21
Sedang 9 22,5 14 35
Kurang 5 12,5 9 22,5
Jumlah 15 37,5 25 62,5
Dari tabel 4.9, didapati bahwa sebagian besar responden dengan usia 55 -
70 tahun memiliki tingkat pengetahuan sedang yaitu sebanyak 16 orang (40%).
22
Dari tabel 4.10, didapati bahwa sebagian besar responden dengan
pekerjaan karyawan swasta memiliki tingkat pengetahuan sedang yaitu sebanyak
9 orang (22,5%).
Dari tabel 4.11, didapati bahwa sebagian besar responden dengan tingkat
pendidikan SMA memiliki tingkat pengetahuan sedang yaitu sebanyak 10 orang
(25%).
23
BAB 5
PEMBAHASAN
5.2 Usia
Usia adalah masa hidup dari saat lahir sampai dengan perhitungan usia
responden yang dinyatakan dalam satuan tahun dan sesuai dengan pernyataan
responden. Dari hasil penelitian ini, sebagian besar responden terdapat pada
kategori usia 55- 70 tahun yaitu sebanyak 27 orang (67,5%). Menurut Soegondo
(2009), salah satu resiko diabetes mellitus terjadi pada usia lebih dari 45 tahun.
Resiko terjadinya diabetes mellitus dapat terjadi pada semua usia dan akan
meningkat secara kumulatif mulai dari usia 30 tahun. Faktor yang paling
berhubungan dengan timbulnya diabetes mellitus adalah faktor usia yang disusul
oleh faktor gizi, faktor sosioekonomi dan tingkat aktifitas. Bertambahnya usia
terutama setelah 40 tahun meningkatkan resiko terjadinya diabetes mellitus
dikarenakan pada usia yang semakin tua, orang cenderung kurang beraktifitas,
massa otot berkurang dan berat badan semakin bertambah.
24
lingkungan, kebudayaan, dan informasi. Dari hasil penelitian didapati bahwa
tingkat pengetahuan pasien sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan sedang
yaitu sebanyak 24 orang (60%). Hanya 3 orang (7,5%) yang memiliki tingkat
pengetahuan yang baik dan 13 orang sisanya (32,5%) memiliki tingkat
pengetahuan yang kurang. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh faktor pendidikan.
Dalam penelitian ini sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah SMP
yaitu sebanyak 14 orang (35%). Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan
lanjutan dari pendidikan Sekolah Dasar (SD) yang dijalani selama 3 tahun setelah
pendidikan SD selama 6 tahun. Pendidikan tersebut tentu saja masih kurang
apabila dikaitkan dengan program pemerintah wajib sekolah 12 tahun yaitu wajib
menjalani SD, SMP, dan SMA. Dari tingkat pendidikan yang bervariasi tersebut,
maka tingkat pengetahuan responden juga berbeda-beda. Pengalaman responden
dalam keseharian juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa sebagian besar pengetahuan
dipengaruhi oleh pengalaman yang didapat dari diri sendiri maupun dari orang
lain, sedangkan tingkat pendidikan menentukan kemampuan seseorang dalam
menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, sehingga secara
umum, semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik pula tingkat
pengetahuannya.
Tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus tentang diabetes mellitus di
Puskesmas Glugur Darat yang berada dalam kategori sedang juga disebabkan oleh
faktor pekerjaan. Sebagian besar responden bekerja sebagai wiraswasta dan ibu
rumah tangga yaitu masing masing sebanyak 12 orang (30%). Hal tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah pekerja, dimana lingkungan
mereka berkerja mendukung terjadinya interaksi antar individu, sehingga mereka
dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman terutama mengenai diabetes mellitus.
Semakin sering mereka berinteraksi maka diharapkan dapat menambah
pengetahuan mereka baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut
Notoatmodjo (2003), semakin sering seseorang berinteraksi dengan orang lain,
maka tingkat pengetahuannya akan lebih baik apabila dibandingkan dengan orang
yang tidak berinteraksi dengan orang lain.
25
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian pembahasan yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya adalah sebagai berikut :
1. Jumlah sebagian besar responden adalah perempuan (62,5%)dan paling
banyak terdapat pada rentang usia 55 - 70 tahun (67,5%).
2. Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SMP (35%) dan
berprofesi sebagai ibu rumah tangga (30%) dan wiraswasta (30%).
3. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan sedang (60%)
mengenai penyakit diabetes mellitus.
4. Sebanyak 35% responden perempuan memiliki tingkat pengetahuan sedang
(35%).
5. Sebanyak 40% responden pada usia 55 - 70 tahun memiliki tingkat
pengetahuan sedang.
6. Sebanyak 22,5% responden dengan pekerjaan karyawan memiliki tingkat
pengetahuan sedang.
7. Sebanyak 25% responden dengan tingkat pendidikan SMA memiliki tingkat
pengetahuan sedang.
6.2 Saran
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang
mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini.
Adapun saran tersebut, yaitu :
1. Kepada pasien diabetes mellitus di Puskesmas Glugur Darat, agar dapat
meningkatkan tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit diabetes
mellitus. Dengan tingkat pengetahuan yang baik, diharapkan pasien dapat
mengawal penyakitnya dengan baik dan meningkatkan kualitas hidupnya.
2. Kepada tenaga kesehatan, khususnya dokter, agar dapat mengedukasi pasien
diabetes mellitus dengan lebih baik sehingga penderita diabetes mellitus lebih
26
paham tentang penyakitnya dan upaya untuk meningkatkan kualitas
hidupnya.
3. Kepada institusi kesehatan, khususnya Puskesmas Glugur Darat, agar dapat
melaksanakan program penyuluhan tentang diabetes mellitus yang ditujukan
terutama untuk pasien diabetes mellitus, senam diabetes mellitus, dan
membentuk komunitas pasien diabetes mellitus di lingkungan Puskesmas
Glugur Darat.
4. Kepada peneliti selanjutnya, agar dapat dilaksanakan penelitian yang lebih
mendalam tentang tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus dan
keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari pasien diabetes mellitus.
DAFTAR PUSTAKA
27
Alaboudi, I.S., Hassali, M.A., Shafie, A.A., ALRubeaan, K., dan Hassan, A. 2014.
Knowledge, Attitudes and Quality of Life of Type 2 Diabetes Patients in
Saudi Arabia. Saudi Pharmaceutical Journal 2014. Dikutip dari :
http://dx.doi.org/10.1016/j.jsps.2014.08.001 (Diakses 11 Februari 2018)
American Diabetic Association. 2017. Diagnosis dan Classification of Diabetes
Mellitus. Dikutip dari
:http://care.diabetesjournals.org/content/diacare/suppl/2016/12/15/40.Supple
ment_1.DC1/DC_40_S1_final.pdf(Diakses 12 Februari 2018)
Departemen Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2013. Surveilans Terpadu Penyakit
Tidak Menular 2012.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Profil Kesehatan Indonesia.
Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
International Diabetes Federation. 2017. IDF Diabetes Atlas. Edisi keenam.
International Diabetes Federation.
Khardori, R. 2014. Type 2 Diabetes Mellitus. Medscape. Dikutip dari :
http://emedicine.medscape.com/article/117853 (Diakses 12 Februari 2018)
Kiadaliri, A.A., Najafi, B., dan Sani, M.M., 2013. Quality of Life in People with
Diabetes: A Systematic Review of Studies in Iran. Journal of Diabetes and
Metabolic Diorders 2013.
Kishore, P. 2013. Diabetes Mellitus. The Merck Manual. Dikutip dari :
http://www.merckmanuals.com/professional/endocrine_and_metabolic_disor
ders/diabetes_mellitus_and_disorders_of_carbohydrate_metabolism/diabetes
_mellitus_dm.html (Diakses 11 Februari 2018)
Lanywati, E. 2001. Diabetes Mellitus : Penyakit Kencing Manis. Yogyakarta :
Penerbit Kanisus
Notoatmodjo, S. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
28
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2011. Konsensus Pengendalian dan
Pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia 2011. PERKENI.
Soegondo. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta : Balai
World Health Organization. 2016. Global Report on Diabetes. Dikutip dari :
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/204871/1/9789241565257_eng.pdf
(Diakses 12 Februari 2018)
World Health Organization. 2013. WHO Fact Sheet. Dikutip dari :
www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/ (Diakses 12 Februari 2018)
29
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Kuesioner : Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Mellitus
Petunjuk Pengisian : Pilihlah jawaban sesuai yang anda rasakan dengan
memberikan tanda silang (X) pada pilihan yang
disediakan dan semua pertanyaan harus dijawab
dengan satu pilihan.
3. Hal - hal yang dapat terjadi pada penderita diabetes mellitus yang tidak
makan obat diabetes mellitus :
A. Kadar gula meningkat
B. Mudah mengalami komplikasi penyakit lain
C. Komplikasi ke mata dan jantung
D. Benar semua
4. Pernyataan yang benar tentang penyakit diabetes mellitus :
A. Diabetes tipe 2 lebih banyak dibandingkan dengan diabetes tipe 1
B. Pada umumnya terjadi pada usia paruh baya (> 40 tahun)
C. Dapat diturunkan dari orang tua ke anak
D. Semua benar
10. Penyakit diabetes mellitus sering menyebabkan sirkulasi darah tidak baik
sehingga dapat menimbulkan :
A. Rasa kebas pada pergelangan tangan / kaki
B. Luka yang sulit (lebih lambat) sembuh
C. Gangguan aliran darah ke jantung (Penyakit Jantung Koroner)
D. Semua benar
11. Untuk menghindari terjadinya ulkus diabetik pada kaki, hal – hal yang dapat
dilakukan antara lain :
A. Hati - hati saat memotong dan membersihkan kuku
B. Tidak menggunakan alas kaki
C. Tidak boleh memotong dan membersihkan kuku
D. Semua benar
12. Dibawah ini cara perawatan luka kaki yang baik bagi penderita diabetes
mellitus :
A. Luka dibersihkan dengan baik menggunakan antiseptik 2 kali dalam
sehari
B. Mengeringkan kaki dengan benar sampai ke sela-sela jari dan tidak
melipat kaki dalam waktu lama
C. Menggunakan alas kaki yang nyaman dipakai
D. Semua benar
2
14. Tanda - tanda meningkatnya kadar gula darah :
A. Haus berlebihan
B. Tidak buang air kecil
C. Lapar
D. Semua benar
18. Pernyataan dibawah ini benar tentang penyakit diabetes mellitus, kecuali :
A. Pada umumnya, diabetes tipe 2 terjadi pada usia > 40 tahun
B. Merupakan penyakit kutukan
C. Dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya
D. Diabetes tipe 1 disebut juga juvenile diabetes
19. Cara pemberian obat kepada penderita diabetes mellitus adalah sebagai
berikut:
A. Obat diberikan (diminum) seumur hidup
B. Pemberian obat dimulai dengan 1 macam obat, kemudian
dikombinasikan untuk mendapatkan terapi yang tepat
C. Obat diabetes diminum hanya apabila kadar gula darah tinggi
D. A & B benar