Anda di halaman 1dari 6

Nama

: Carta Wijaya

Npm

: 1215051014

Matkul

: GTL

DiagnosisTrotoar Jembatan Dengan Metode Ground


Penetrating Radar
Makalah ini dibuat untuk mengetahui tebal dan kekerasan jembatan serta
mengidentifikasi titik-titik jembatan yang kemungkinanmempunyai resiko
terjadi retakan menggunakan Metode GPR.
Pengukuran dilakukandisekitar tambalan lapisan aspal.Pengujian dilakukan
menggunakan metode auto kalibrasi untuk menentukan nilai
elektromagnetikserta uji Kecepatan propagasi sinyal EMpada trotoar yang
tak berinti.
1. Pendahuluan
Metode GPR merupakan metode yang memang sudah biasa digunakan
untuk mendiagnosa dan mengidentifikasi macam-macam struktur
teknik sipil. Pengukuran yang biasanya dilakukan adalah pengukuran
untuk
mengidentifikasi
keadaan
bangunan,
seperti
untuk
mengidentifikasi titik-titik yang lemah dan rusak pada struktur. Dalam
pengukurannya tersebut metode GPR biasanya dikombinasikan dengan
metode pengukuran lainnya. Aspek penting dalam pengukuran GPR
adalah kecepatan pengukuran.Dalam makalah ini pengukuran dilakukan
dengan menggunakansatu atau lebih antena GPR, atau dengan array
antena yang biasanya dilakukan menggunakan satu antena
dipol.Mengenai identifikasi struktur jembatan menggunakan GPR ,
sebagian besar pengukuran ini mengarah pada kondisi jembatan,
lapisan ketebalan dan koneksi antar dek. Selain itu metode ini juga
dapat diaplikasikan untuk :
- menentukan Posisi terkuatuntuk lantai jembatan,
- Penutup beton penguat jembatan,
- Ketebalan jembatan,
- Mengidentifikasi Posisi pra-stres atau pasca-dikencangkannya tendon
atau saluran tendon,
- kerusalan Jembatan (retak, lobang, dll),
- Diagnosa gelagar jembatan.
Aplikasi penelitian di bidang diagnostik struktur jembatan adalah
sebagai berikut:
- Diameter penguat dalam-membangun beton
- Kondisi penguatan di lantai jembatan (misalnya korosi)
- Evaluasi penyegelan jembatan
- Kadar air.

2. Metode Pengukuran
Untuk menentukan kecepatan propagasi sinyal EM melalui lapisan
konstruksitrotoar, setidaknya dilakukan satu pengukuran pada inti
trotoar jembatan tersebut. Itulah caramenentukan nilai kalibrasidari
ketebalan lapisan trotoar jembatan. Karena pembacaan ketebalan dari
inti maupun ketebalan permukaan dapat digunakan untuk menghitung
nilai evaluasi kecepatan propagasi. Pengukuran dilakukan pada saat tol
jembatan ditutup. Sebuah GPRset (Gambar. 1), yang berisi antena dipol
dengan frekuensi transmisi pusat 1,6 dan 2,6GHz buatan Amerika GSSI,
digunakan sebagai instrumentasi pengukuran. Alat ini digunakan karena
sangat cocok untuk daerahpengukuran lapisan perkerasan yang tipis.
Gambar 1. GPR set untuk pengukuran lokal, pengukuran kontrol
kedalamantambalan yang ditandai dengan semprotan kuning
Ketebalan lapisan dihitung berdasarkan hasil pengukuran waktu
propagasi sinyalmelalui lapisan aspal dan kecepatan propagasi sinyal
EM yang ditentukan melalui pengukuran pada lapisan aspal bagian
dalam. Kecepatanpropagasi ditentukan dengan metode auto kalibrasi
Lapisan

Kecepatan Sinyal
Propagasi (m/ns)

Permitivitas relaif

Surface course
0.110
7.4
Binder course
0.140
4.6
Patching
0.145
4.3
CMP (CommonMid-Point) disekitar tambalan jembatan. Kecepatan yang
telah dihitung dapat dilihat pada tabel.
Tabel 1. kecepatan propagasi sinyal EMdan permitivitas relatif

3. Hasil pengukuran
Hasil dari pengukuran berupa Interpretasi catatan GPR (radargrams)
untuk frekuensi 1,6 dan 2,6 Ghz, Evaluasi grafis waktu propagasi sinyal
melalui lapisan aspal dan Evaluasi grafis lapisan ketebalan yang
ditandai bintik-bintik.Ketiga hasil pengukuran dapat dilihat pada
Gambar. 2:

Gambar 2. RadarGrams
Evaluasi ketebalan lapisan aspal pada daerah yang diukur dapat dilihat
pada Tabel 2. Nilaidiukur dengan antena berfrekuensi2,6 GHz, yang

dianggap sebagai nilai akhir karenanilainya lebih akurat dibandingkan


yang lain. Nilai-nilai diukur dengan antena berfrekuensi1,6 GHz yang
agak dianggap sebagai kontrolalam.

Tabel 2. ketebalan lapisan aspal


Monitored spot
18-1
18-1
18-2
18-2
18-3
18-3
18-4
18-4
19-1
19-2
19-3
19-4
20-1
20-2
20-3
20-4
21-1
21-2
21-3
21-4

Surface course thickness [m]


freq. 1.6 GHz
freq. 2.6 GHz
0,036
0,036
0,041
0,043
0,037
0,037
0,040
0,040
0,052
0,051
0,048
0,049
0,033
0,037
0,040
0,035
0,052
0,052
0,053
0,048

0,040
0,040
0,043
0,045
0,040
0,041
0,043
0,040
0,053
0,050
0,052
0,052
0,037
0,041
0,041
0,036
0,053
0,056
0,057
0,054

Binder course thickness [m]


freq. 1.6 GHz
freq. 2.6 GHz
0,084
0,084
0,090
0,092
0,088
0,087
0,084
0,084
0,106
0,099
0,105
0,105
0,101
0,103
0,110
0,101
0,116
0,112
0,116
0,115

0,080
0,079
0,085
0,085
0,085
0,085
0,081
0,081
0,104
0,099
0,104
0,103
0,104
0,106
0,109
0,101
0,116
0,113
0,116
0,115

4. Perbandingan ketebalanlapis permukaan sebenarnya dengan hasil


pengukuran GPR
Perbandingan hasil dilakukan setelah pengukuran ketebalan lapisan
aspaloleh GPR telah diproses. Perbandinganketebalan lapisan
sebenarnya pada titik-titik pengukuran dan hasilpengukuran GPR nondestruktif dapat dilihat pada Tabel 3.Penyimpangan maksimum dari
ketebalan lapisan yang diukur oleh GPR berada di tempat No 192(Ditandai dengan huruf tebal pada Tabel 3). Ketebalan lapis
permukaan tidak konstan di tempat ini. Selain itu, pengukuran
kedalaman lubang langsung sebelum perbaikan tambalan dan
permukaan yang pengukuran ketebalannya ditentukan oleh GPR.
Pengukuran ini dilakukan sekitar 10 cm dari tepi tambalan (pengukuran
terdistorsilangsung dari tepi tambalan karena transisi antara dua tepi
yang berbeda). Dapat dilihat pada Tab. 2. Nilaiketebalan Permukaan

yang berdekatan 19-1 adalahrelatif konstan, oleh karena itu, di


Surface course thickness [m]
Monitored spot
18-1
18-1
18-2
18-2
18-3
18-3
18-4
18-4
19-1
19-2
19-3
19-4
20-1
20-2
20-3
20-4
21-1
21-2
21-3
21-4

Real thickness
0,040
0,040
0,045
0,045
0,040
0,040
0,040
0,040
0,050
0,040
0,050
0,050
0,040
0,040
0,040
0,030
0,050
0,050
0,050
0,050

Thickness measured
by GPR 2.6 GHz
0,040
0,040
0,043
0,045
0,040
0,041
0,043
0,040
0,053
0,050
0,052
0,052
0,037
0,041
0,041
0,036
0,053
0,056
0,057
0,054

Difference
[m]
0,000
0,000
-0,002
0,000
0,000
+0,001
+0,003
0,000
+0,003
+0,010
+0,002
+0,002
-0,003
+0,001
+0,001
+0,006
+0,003
+0,006
+0,007
+0,004

sanatidak ditemukan penyimpangan pengukuran.

Tab. 3 - Perbandingan Pengukuranketebalanlapisan aspal

Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas, ketebalan lapis permukaan


dalam lubang itudiukur menggunakan GPR dengan frekuensi transmisi
pusat 2,6 GHz dengan akurasidari +/- 3 mm, besar akurasi yang didapat
adalah 6-7% dari ketebalan lapis permukaan.

5. Kesimpulan
Akurasi yang lebih akurat didapat dengan menggunakan metoda
pengukuran non-destruktif dari ketebalan lapis permukaan.Hasil
pengukuran antena GPR dari dua frekuensi (1,6 dan 2,6 GHz) yang
dapatdibandingkan nilai pengukuran antara satu dan lainnya untuk
semua tambalan yang diukur. Nilai-nilai yang diukur dengan antena
berfrekuensi 2,6 GHz lebih akurat sehingga dijadikan sbagai nilai akhir
yang paling akurat.
Penggunaan metode kalibrasi auto CMP(Common Mid-Point) pada
pengukuran ini terbukti sangat menguntungkan.Ketebalan lapis
permukaan dalam lubang diukur dengan GPR dengan transmisi
pusatfrekuensi 2,6 GHz dengan akurasi +/- 3 mm, sekitar 6-7%dari
ketebalan lapisan permukaan.
Berdasarkan
tahapan-tahapan
pengukuran,
diharapkan
bahwa
perangkat GPR akan diproduksidengan kontrol pemancar otomatis GPR
penerimamaupun sumber yang akan mempercepatpengukuran
menggunakan metode CMP. dengan adanya identifikasi menggunakan
diganosa GPR non-destruktif akan memberikan jaminan lebih baik
dalam penerapan struktur teknik sipil dimasa yang akan datang

Anda mungkin juga menyukai