: Carta Wijaya
Npm
: 1215051014
Matkul
: GTL
2. Metode Pengukuran
Untuk menentukan kecepatan propagasi sinyal EM melalui lapisan
konstruksitrotoar, setidaknya dilakukan satu pengukuran pada inti
trotoar jembatan tersebut. Itulah caramenentukan nilai kalibrasidari
ketebalan lapisan trotoar jembatan. Karena pembacaan ketebalan dari
inti maupun ketebalan permukaan dapat digunakan untuk menghitung
nilai evaluasi kecepatan propagasi. Pengukuran dilakukan pada saat tol
jembatan ditutup. Sebuah GPRset (Gambar. 1), yang berisi antena dipol
dengan frekuensi transmisi pusat 1,6 dan 2,6GHz buatan Amerika GSSI,
digunakan sebagai instrumentasi pengukuran. Alat ini digunakan karena
sangat cocok untuk daerahpengukuran lapisan perkerasan yang tipis.
Gambar 1. GPR set untuk pengukuran lokal, pengukuran kontrol
kedalamantambalan yang ditandai dengan semprotan kuning
Ketebalan lapisan dihitung berdasarkan hasil pengukuran waktu
propagasi sinyalmelalui lapisan aspal dan kecepatan propagasi sinyal
EM yang ditentukan melalui pengukuran pada lapisan aspal bagian
dalam. Kecepatanpropagasi ditentukan dengan metode auto kalibrasi
Lapisan
Kecepatan Sinyal
Propagasi (m/ns)
Permitivitas relaif
Surface course
0.110
7.4
Binder course
0.140
4.6
Patching
0.145
4.3
CMP (CommonMid-Point) disekitar tambalan jembatan. Kecepatan yang
telah dihitung dapat dilihat pada tabel.
Tabel 1. kecepatan propagasi sinyal EMdan permitivitas relatif
3. Hasil pengukuran
Hasil dari pengukuran berupa Interpretasi catatan GPR (radargrams)
untuk frekuensi 1,6 dan 2,6 Ghz, Evaluasi grafis waktu propagasi sinyal
melalui lapisan aspal dan Evaluasi grafis lapisan ketebalan yang
ditandai bintik-bintik.Ketiga hasil pengukuran dapat dilihat pada
Gambar. 2:
Gambar 2. RadarGrams
Evaluasi ketebalan lapisan aspal pada daerah yang diukur dapat dilihat
pada Tabel 2. Nilaidiukur dengan antena berfrekuensi2,6 GHz, yang
0,040
0,040
0,043
0,045
0,040
0,041
0,043
0,040
0,053
0,050
0,052
0,052
0,037
0,041
0,041
0,036
0,053
0,056
0,057
0,054
0,080
0,079
0,085
0,085
0,085
0,085
0,081
0,081
0,104
0,099
0,104
0,103
0,104
0,106
0,109
0,101
0,116
0,113
0,116
0,115
Real thickness
0,040
0,040
0,045
0,045
0,040
0,040
0,040
0,040
0,050
0,040
0,050
0,050
0,040
0,040
0,040
0,030
0,050
0,050
0,050
0,050
Thickness measured
by GPR 2.6 GHz
0,040
0,040
0,043
0,045
0,040
0,041
0,043
0,040
0,053
0,050
0,052
0,052
0,037
0,041
0,041
0,036
0,053
0,056
0,057
0,054
Difference
[m]
0,000
0,000
-0,002
0,000
0,000
+0,001
+0,003
0,000
+0,003
+0,010
+0,002
+0,002
-0,003
+0,001
+0,001
+0,006
+0,003
+0,006
+0,007
+0,004
5. Kesimpulan
Akurasi yang lebih akurat didapat dengan menggunakan metoda
pengukuran non-destruktif dari ketebalan lapis permukaan.Hasil
pengukuran antena GPR dari dua frekuensi (1,6 dan 2,6 GHz) yang
dapatdibandingkan nilai pengukuran antara satu dan lainnya untuk
semua tambalan yang diukur. Nilai-nilai yang diukur dengan antena
berfrekuensi 2,6 GHz lebih akurat sehingga dijadikan sbagai nilai akhir
yang paling akurat.
Penggunaan metode kalibrasi auto CMP(Common Mid-Point) pada
pengukuran ini terbukti sangat menguntungkan.Ketebalan lapis
permukaan dalam lubang diukur dengan GPR dengan transmisi
pusatfrekuensi 2,6 GHz dengan akurasi +/- 3 mm, sekitar 6-7%dari
ketebalan lapisan permukaan.
Berdasarkan
tahapan-tahapan
pengukuran,
diharapkan
bahwa
perangkat GPR akan diproduksidengan kontrol pemancar otomatis GPR
penerimamaupun sumber yang akan mempercepatpengukuran
menggunakan metode CMP. dengan adanya identifikasi menggunakan
diganosa GPR non-destruktif akan memberikan jaminan lebih baik
dalam penerapan struktur teknik sipil dimasa yang akan datang