Anda di halaman 1dari 4

Pada praktikum kali ini, uji yang dilakukan adalah

pengujian pemanis buatan sakarin dan siklamat


pada bahan sampel yang kami dapatkan yaitu
sirup (warna merah muda). Dimana
Pemanis
buatan merupakan bahan tambahan pangan yang
dapat menyebabkan rasa manis pada pangan,
tetapi tidak memiliki nilai gizi. Bahan pemanis ini
adalah hasil buatan manusia, oleh karena itu
bahan tersebut tidak diproses secara alamiah.
Pedagang kecil dan industri rumahan seringkali
menggunakan pemanis buatan karena dapat
menghemat biaya produksi.
Pada uji pemanis yang pertama adalah pemanis
sakarin, Sakarin merupakan pemanis buatan yang
paling tua. Tingkat kemanisan sakarin kurang lebih
300 kali lebih manis dibandingkan gula pasir.
Namun, jika penambahan sakarin terlalu banyak
justru menimbulkan rasa pahit dan getir. Dalam
setiap kilogram bahan makanan, kadar sakarin
yang diperbolehkan adalah 50300 mg.
Dalam uji pemanis sakarin bahan sampel yang
telah disiapkan diambil sebanyak 5 mL dengan
menggunakan tabung ukur. Untuk mempermudah
pengecekkan Ph sampel, masukkan sampel
kedalam gelas beker. Ukur pH sampel dengan

kertas pH, pada saat melakukan pengecekkan pH


sampel menunjukkan nilai pH 5 untuk merubah
sampel menjadi pH netral (nilai Ph 7) ditambahkan
reagen A sebanyak 4 tetes, tetapi nilai pH sampel
menjadi turun dengan nilai Ph 1. Diteteskan NaOH
sebanyak 30 tetes nilai pH berubah menjadi 4.
Sampel yang diuji sulit untuk merubah nilai Ph
menjadi netral, sehingga nilai akhir pH yang
didapat adalah 4.
Selajutnya sampel diteteskan reagen B sebanyak 4
tetes. Warna sampel yang awalnya berwarna
merah muda berubah menjadi warna coklat. Untuk
uji sakarin sampel yang kami uji hasilnya adalah
negative mengandung sakarin.

Untuk pengujian pemanis yang kedua adalah


siklamat. Siklamat terdapat dalam bentuk kalsium
dan natrium siklamat dengan tingkat kemanisan
yang dihasilkan kurang lebih 30 kali lebih manis
daripada gula pasir. Makanan dan minuman yang
sering dijumpai mengandung siklamat antara lain:
es krim, es puter, selai, saus, es lilin, dan berbagai
minuman fermentasi. Beberapa negara melarang
penggunaan
siklamat
karena
diperkirakan

mempunyai efek karsinogen. Batas maksimum


penggunaan siklamat adalah 5003.000 mg per kg
bahan makanan.
Pertama
bahan
sampel
disiapkan,
diambil
sebanyak 5 ml ukur dengan tabung ukur.
Pindahkan sampel kedalam tabung reaksi dan
tambahkan sebanyak 4 tetes reagen A dan reagen
B, lakukan pengadukkan/pengocokkan. Pada saat
dicampurkan reagen A dan reagen B sampel dari
awalnya warna merah muda bening berubah
menjadi warna merah muda sedikit keruh.
Kemudian sempel didiamkan selama kurang lebih
10 menit, dan lakukan penyaringan sampel dengan
kertas saring. Pindahkan kembali sampel ke
tabung reaksi dan tambahkan 4 tetes reagen C
lakukan pengadukkan/pengocokka agar sampel
tercampur dengan reagen C. panaskan air dalam
gelas beker dengan penangas air hingga mendidih
dan masukkan sampel kedalam air mendidih
selama 10 menit. Saat diamati sampel terjadi
perubahan di menit ke-4 yaitu muculnya endapan2
pada dasar tabung reaksi dan pada menit ke-6
warna sampel yang awalnya merah muda berubah
menjadi warana bening dan terdapat endapan

putih. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang


diuji positif mengandung siklamat.

Anda mungkin juga menyukai