LATAR BELAKANG
Dinegara industri, hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama. Di
Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh dokter
yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer karena angka pre valensinya yang tinggi dan
akibat jangka panjang yang ditimbulkannya. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi
menjadi 2 golongan yaitu hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabbnya atau idiopatik
dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi dan 10%
lainnya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan hipertensi sekunder
dapat diketahui penyebabnya, dan dari golongan ini hanya beberapa persen yang dapat
diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu, upaya penanganan hipertensi primer lebih
mendapatkan prioritas. Banyak penelitian dilakukan terhadap hipertensi primer baik
mengenai patogenesis maupuntentang pengobatannya.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian hipertensi secara umum ?
2. Mengapa hipertensi dapat terjadi ? apa penyebabnya ?
3. Apa saja jenis-jenis hipertensi ?
4. Aa saja tanda dan gejala hipertensi ?
5. Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan hipertensi?
C.
TUJUAN
1.
2.
3.
4.
5.
D.
MANFAAT
Untuk memberikan pengertian kepada masyarakat tentang penyakit hipertensi,apa
saja tanda gejala,penyebab hipertensi serta cara pengobatan dan pencegahannya.
BAB II
ISI
A.
PENGERTIAN
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak
pada tiga kesempatan yang berbeda. Secara umum, seseorang dianggap mengalami hipertensi
apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg (Elizabeth dalam Ardiansyah,M.
2012).
Hipertensi juga sering diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik
lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Arif Muttaqin dalam
Ardiansyah,M. 2012).
B.
ETIOLOGI
Genetik
Jenis kelamin
Diet tinggi garam atau kandungan lemak
Berat badan atau obesitas
Gaya hidup mengkonsumsi alkohol dan merokok
2. Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Renal.
Penyebab dari hipertensi jens ini secara spesifik seperti ; penggunaan ekstrogen, penyakit
ginjal, hipertensi vaskuler renal, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan (Riyadi,S.
2011).
C.
MACAM-MACAM HIPERTENSI
1.
Hipertensi
primer,
adalah
hipertensi
penyebabnya
D.
Biasanya tanpa ada gejala atau tanda-tanda yang spesifik. Pada kasus hipertensi berat, gejala
yang mungkin dialami klien antara lain adalah ( Riyadi,S. 2011) :
1.
2.
3.
4.
5.
Sakit kepala
Pendarahan hidung
Vertigo
Mual muntah
Perubahan penglihatan
6.
7.
8.
9.
E.
PATHWAYS
F.
1.
PENATALAKSANAAN
Farmakologi
Terapi obat pada penderita hipertensi dapat dimulai dengan salah satu obat berikut
(Ardiansyah,M. 2012):
a.
Hidroklorotiazid (HCT) 12,5-25 mg/hari dengan dosis tunggal pada pagi hari (pada
hipertensi dalam keadaan kehamilan, hanya digunakan bila disertai hemokonsentrasi atau
udem paru).
b. Reserpin 0,1-0.25 mg/hari sebagai dosis tunggal.
c.
Propanolol mulai dari 10 mg 2xsehari yang dapat dinaikkan 20 mg 2xsehari
(kontraindikasi untuk penderita asma).
d. Kaptropil 12,5-25 mg sebanyak 2-3xsehari (kontra indikasi pada kehamilan selama janin
hidup dan penderita asma).
e. Nifedepin mulai dari 5mg 2xsehari, bisa dinaikkan 10mg 2xsehari.
2. Non Farmakologi
Langkah awal biasanya adalah denganmengubah pola hidup penderita, yakni dengan cara
(Ardiansyah,M. 2012) :
a. Menurunkan berat badan sampai batas ideal.
b. Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan, atau kadar kolesterol darah
tinggi.
c.
Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3gr natrium atau 6gr natrium
klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan kalium yang cukup).
d. Mengurangi konsumsi alkohol.
e. Berhenti merokok.
f.
Olahraga aerobik yang tidak terlalu berat (penderita hipertensi esensial tidak perlu
membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali).
G.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Aktivitas/ Istirahat
Gejala :kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
1. Sirkulasi
a. Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit
cebrocaskuler, episode palpitasi.
b. Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi, murmur
stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi
perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
2. Integritas Ego
a. Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple (hubungan,
keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
b. Tanda :Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan meledak,
otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
3. Eliminasi
a. Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal pada
masa yang lalu).
b. Makanan/cairan
c. Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta
kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir-akhir ini (meningkat/turun) Riwayat
penggunaan diuretic
d. Tanda: Berat badan normal atau obesitas,,adanya edema, glikosuria.
4. Neurosensori
a. Gejala: Keluhan pening-pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,sub objeksipital (terjadi saat
bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
b.
H.
vasokonstriksi, iskemiamiokard.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan Oksigen.
3. Nyeri (sakitkepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
4. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan
sirkulasi.
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala.
6. Resti injuri berhubungan dengan penurunan lapang pandang.
7. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik jaringan ditandai dengan adanya keluhan nyeri.
Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan 1 :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard.
Tujuan
: Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vaso konstriksi, tidak terjadi iskemia
miokard.
Kriteria Hasil :tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, respirasi), dapat
mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan, tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada
asites, tidak ada penurunan kesadaran.
Intervensi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
2.
Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang di inginkan / diperlukan
tanpa adanya peningkatan tekanan darah, status respirasi : pertukaran gas dan ventilasi
adekuat.
Intervensi :
a. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan.
b. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengang kemampuan fisik, psikologi
c.
d.
e.
f.
g.
dan sosial.
Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda.
Bantu klien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas.
Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang.
Monitor respon fisik, emosi, sosial, dan spiritual.
Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan program terapi yang
tepat.
3. Diagnosa Keperawatan 3 :
Kriteria Hasil : pasien mengungkapkan nyeri berkurang dan menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang.
Intervensi :
a. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi.
b. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, dan
c.
d.
e.
f.
g.
4.
kebisingan.
Ajarkan tentang teknik non farmakologi.
Batasi aktivitas.
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
Tingkatkan istirahat.
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri.
Diagnosa keperawatan 4:
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan
sirkulasi.
Tujuan
ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala,
pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Intervensi :
a. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.
b. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan
arteri jika tersedia.
c. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.
d. Amati adanya hipotensi mendadak.
e. Ukur masukan dan pengeluaran.
f. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.
g. Hindari kelelahan.
5. Diagnosa Keperawatan 5 :
Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala.
Tujuan
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Hipertensi adalah proses penyakit seumur hidup. Perawat membantu pasien
dalam mengontrol penyakit dengan meminta pasien untuk sering cek tekanan darah,
berkunjung ketempat pelayanan kesehatan secara rutin dan penyuluhan kesehatan.
B.
SARAN
Sebaiknya masyarakat sadar akan kesehatannya seperti pola makan dan olahraga
teratur. Karena penyakit hipertensi ini dapat menyerang segala umur dan untuk
pengobatannya dilakukan selama seumur hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Muhammad. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta : DIVA Press.
Nurarif, Amin Huda danKusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA jilid 1. Jakarta : Mediaction
Riyadi, Sujono. 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Setyono, Joko. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika.
Suyono, Slamet,dkk. 2004. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17124/4/Chapter%20II.pdfdiaksestanggal
September 2015.
27