KELOMPOK 14
Disusun Oleh :
Raina Cerelia 12100114078
Rian Nandika
12100114035
Nadzir Z Al Askar 12100114092
Ina Ratna 12100114106
DEFINISI
kerusakan otak non traumatik yang
disebabkan oleh oklusi atau ruptur dari
pembuluh darah otak yang
mengakibatkan defisit neurologis secara
tiba-tiba yang di karakteristikkan dengan
hilangnya kontrol motorik, kemampuan
sensasi yang terganggu, gangguan
kognitif atau bahasa, disequilibrum, atau
koma Braddoms 4th
STROKE ISKEMIK
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
Faktor
Risiko yang
Dapat di
Modifikasi
Deriskas
Physical
Medicine and
Rehabilitation
2th Edition
HIPERTENSI
PENYAKIT JANTUNG
SMOKING
HIPERLIPIDEMIA\
DIABETES MELITUS
ERITROSITOSIS
usia
ras
jenis kelamin
Corticospinal neuron
Corticonuclear neuron
muscle fibres
Fase awal
Jangka Panjang
Spastisitas
Hyperreflexia
Muscle wasting
Lemah Otot
Menurunnya kekuatan
Hypotonia
Hilangnya refleks
Fasciculations
Fibrillations
Poliomyelitis
Diabetic neuropathy?
Terkenanya sel anterior horn
Demyelinating disease
Multiple sclerosis
C1 C5
C6 T2
T3 L3
L4 S2
REHABILITASI STROKE
Intervensi Rehabilitasi
Medis pada Stroke
Secara umum rehabilitasi
pada stroke dibedakan
dalam beberapa fase,
yaitu
KEDUA
KETIGA
Bergerak merupakan
obat yang paling
mujarab. Bila anggota
gerak sisi yang terkena
terlalu lemah untuk
mampu bergerak sendiri,
anjurkan pasien untuk
bergerak/ beraktivitas
menggunakan sisi yang
sehat, namun sedapat
mungkin juga
mengikutsertakan sisi
yang sakit.
Terapi latihan
gerak yang
diberikan
sebaiknya
adalah gerak
fungsional
daripada gerak
tanpa ada
tujuan
Sedapat mungkin
bantu dan arahkan
pasien untuk
melakukan gerak
fungsional yang
normal, jangan
biarkan
menggunakan gerak
abnormal
KELIMA
KEENAM
Gerak fungsional
dapat dilatih
apabila stabilitas
batang tubuh
sudah tercapai,
yaitu dalam
posisi duduk dan
berdiri.
Persiapkan pasien
dalam kondisi prima
untuk melakukan
terapi latihan.
Intervensi
rehabilitasi pada
stroke fase
subakut ditujukan
untuk:
Selain itu terapi latihan baru efektif apabila terpenuhi beberapa kondisi yaitu:
1. Tidak ada nyeri, keterbatasan gerak sendi atau pemendekan otot.
Apabila ada, maka kondisi tersebut perlu diatasi terlebih dahulu.
2. Pasien memahami tujuan dan hasil yang akan dicapai melalui latihan yang
diberikan.
Gangguan Komunikasi
Komunikasi merupakan fungsi kompleks yang terdiri dari proses penerimaan, memproses dan mengekspresikan
informasi. Gangguan berbahasa disebut dengan aphasia.
Aphasia secara umum terbagi menjadi :
Dysphagia
Gangguan menelan
atau dysphagia
dapat dirawat
dengan merubah
posisi dan postur
tubuh ketika
menelan, belajar
cara maneuver
menelan yang baru,
dan mengubah testur
serta jumlah
makanan biasanya
makanan dengan
testur lembut dan
jumlah cairan yang
lebih banyak).
Pada
tabel
menunjukkan
beberapa
prosedur
latihan
dalam
rehabilitasi menelan,
yaitu
tabel dibawah ini terdapat beberapa cara dalam mengubah posisi dan postur tubuh ketika menelan, yaitu
GANGGUAN DEFEKASI
Gangguan Berjalan
GANGGUAN MELAKUKAN
AKTIVITAS SEHARI-HARI
MENGEMBALIKAN KEBUGARAN
FISIK DAN MENTAL
Motor Impairment
Spasticity dapat ditangani secara konservatif dengan cara diregangkan dan positioning. Penggunaan injeksi botulinum
toxin secara umum efektif walaupun tidak memperbaiki penyebab utama.
Pada ekstremitas yang hemiparesi dapat beresiko mengalami kontraktur dan nerve pressure palsies. Terapi pada fase awal
terdiri dari positioning yang tepat di bed dan menyokong lengan di kursi roda ketika duduk. Traksi pada lengan harus
dihindari ketika memindahkan atau mentransfer ke kursi roda. Semua sendi pada ekstremitas yang terkena harus
digerakkan secara pasif melalui ROM sedikitnya satu kali sehari untuk mencegah kontraktur. Jika ekstremitas menjadi
sedikit spastic, secara peregangan yang pelan dapat membantu mengurangi tonus.
Urinary Tract
Fungsi dari urinari akan berdampak pada strok yaiitu seperti terjadinya infeksi saluran kemih, retensi urin,
dan tidak lampias semua hal ini dapat menjadi alasan untuk penggunaan kateter, penggunaan kateter harus
segera diakhiri karena dapat mengganggu pembentukan pola berkemih yang normal.
ON GOING CARE
Pengamatan yang terus dilakukan untuk melihat fungsi motorik, bahkan setelah bertahun tahun stabil.
Kebutuhan penderita stroke mungkin akan bertambah rehabilitasi mungkin akan bertambah seama beberpa tahun
dengan masalah yang mungkin terjadi termasuk depresi, kejang-kejang, kontraktur, osteoporosis, dan bert badan akan
menyebabkan masalah lain kehilangan progresif beberapa gerakan dan kelenturan otot yang tidak memungkinkan untuk
meregang sebab ini yang mengakibatkan hilangnya fungsi pada pasien yang tidak melakukan tindakan medis.
TERIMA
KASIH