Anda di halaman 1dari 28

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3

ATLAS KIMIA KLINIK I


Analisa Urin
A. URINALISA MAKROSKOPIS
Parameter
Warna

Normal
Interpretasi
Tidak Berwarna

Abnormal
Gambar

Interpretasi
Kuning Tua

Kuning

Coklat

Kuning Muda

Hijau

Merah

Coklat Tua/Hitam

Gambar

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Parameter
Kejernihan

Normal
Interpretasi
Jernih

Abnormal
Gambar

Interpretasi
Agak Keruh

Gambar

Keruh

Sangat Keruh

Bau

Bau Urea

Derajat
Keasaman
(pH)

6.5-8.0

Ammoniak
Ketonuria
Busuk
Obat-obatan
<6.0
>8.0

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Parameter

Buih

Normal
Interpretasi

Abnormal
Gambar

Interpretasi

Negatif

Berat Jenis

Gambar

Positif

<1.003
>1.035

1.003-1.035

B. URINALISA KIMIAWI
Pemeriksaan
Rutin

Uraian
Reduksi Urin Metode

Benedict

SOP

Hasil
Negatif

Gambar

Interpretasi
(-) : tetap biru jernih atau

Menyiapkan alat dan

sedikit kehijauan dan agak

bahan

keruh

Memasukkan 5 ml
reagen Benedict ke dalam
tabung reaksi

Meneteskan
sebanyak 5-8 tetes urin ke

Positif 1
(+) : hijau kekuningan dan
keruh (sesuai dengan 0,5 1% glukosa)

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Pemeriksaan

Uraian

SOP

Hasil
Positif 2

dalam tabung tersebut

Gambar

Interpretasi
(++) : kuning kehijauan atau
kuning keruh (1-1,5%

Memasukkan tabung

glukosa)

tadi ke dalam air mendidih


(water bath) selama 5 menit
atau langsung dipanaskan

Rutin

Reduksi Urin Metode

Fehling

Positif 3
(+++) : jingga atau warna

di atas lampu spiritus

lumpur keruh (2 - 3,5%

selama 3 menit mendidih.

glukosa)

Angkat tabung,

Positif 4

(++++) : merah bata atau

kocok isinya dan bacalah

merah keruh ( > 3,5%

hasil reduksi

glukosa)
Negatif

Dipipet 1 ml fehling
A dan Fehling B, dan
dicampurkan dalam tabung

(-) : warna biru / hijau keruh

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Pemeriksaan

Uraian

SOP

Hasil
Positif 1

Gambar

Interpretasi

reaksi hingga homogen

(+) : larutan keruh dan hijau

(untuk pemeriksaan tiga

agak kuning

sampel)

Dipipet masingmasing 1 ml larutan


tersebut ke dalam tiga
tabung reaksi

Positif 2
(++) : kuning kehijauan

Ditambahkan

dengan endapan kuning

masing-masing 0,5 ml
sampel urine ke dalam tiga
tabung reaksi tersebut

Ketiga tabung
dipanaskan di atas api

kuning

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Pemeriksaan

Uraian

SOP

Hasil
Positif 3

Gambar

bunsen hingga mendidih

Interpretasi
(+++) : kuning kemerahan
dengan endapan kuning

Setelah dingin,

merah

diamati perubahan warna


yang terjadi pada ketiga
tabung.
kuning
merah

Positif 4

(++++) : merah jingga


sampai merah bata

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Pemeriksaan

Uraian
Protein urin metode

SOP

asam sulfosalisil 20%

Hasil
Negatif

Gambar

Interpretasi
(-) : Jernih, ada kekeruhan

Siapkan 2 buah
tabung reaksi dan

yang sangat sedikit sekali. (<

dimasukkan urine jernih

10 mg/dL)

sebanyak 5 mL urine.

Ditambah 8 tetes
asam sulfosalisilat 20%.
Positif 1

Dibandingkan
kekeruhan kedua tabung
tersebut.

Bila terjadi
kekeruhan pada tabung
kedua setelah penambahan

(+) : Ada kekeruhan dengan


latar belakang tulisan masih
terbaca (10 50 mg/dL)

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Pemeriksaan

Uraian

SOP

Hasil
Positif 2

asam sulfosalisilat 20%,

Interpretasi
(++) : Kekeruhan jelas
dengan latar belakang tulisan

dipanaskan tabung

tidak terbaca (50 200

tersebut :

Gambar

mg/dL)

Bila panas tetap


keruh setelah dingin juga
tetap keruh, berarti positif

Positif 3
(+++) : Kekeruhan

protein.

berkeping-keping yang nyata

(200 500 mg/dL)

Bila hilang saat


pemanasan dan dingin
kembali keruh
Positif 4

(++++) : Endapan
menggumpal besar dan
membeku (> 500 mg/dL)

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Pemeriksaan

Uraian
Protein Urin Metode
Asam Asetat 6%

SOP

Hasil
Negatif

Gambar

Interpretasi
(-) : tidak ada kekeruhan

Masukkan urin
jernih (sentrifus terlebih
dahulu) ke dalam tabung
reaksi sampai 2/3 penuh

Dengan memegang
bagian tabung reaksi pada
ujung bawah dengan

(+): kekeruhan ringan (seperti

lapisan atas urine dipanasi

awan) tanpa butir (kadar

di atas nyala api sampai

protein 0,01-0,05%)

mendidih 30 detik.

Positif 1

penjepit tabung reaksi,

Perhatikan ada atau


tidaknya kekeruhan di

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Pemeriksaan

Uraian

SOP

Hasil
Positif 2

Gambar

Interpretasi

lapisan atas. Jika terjadi

(++): kekeruhan mudah

kekeruhan, kemungkinan

diilihat dan tampak butir-butir

disebabkan oleh protein,

dalam kekeruhan (0,05-0,2%)

calsiumfosfat,
calciumcarbonat.

Teteskan 3-5 tetes


asam acetat 6% ke dalam

Positif 3
(+++): urin jelas keruh dan

urine yang masih panas itu.

kekeruhan itu berkeping-

Jika kekeruhan disebabkan

keping (0,2-0,5%)

oleh calcium fosfat maka


kekeruhan akan lenyap.
Jika kekeruhan disebabkan

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Pemeriksaan

Uraian

SOP
oleh calcium carbonat
maka kekeruahan akan
tetap hilang tapi dengan
pembentukan gas. Jika
kekeruhan tetap ada atau
menjadi lebih keruh lagi,
maka tes terhadap protein
adalah positif.

Hasil
Positif 4

Gambar

Interpretasi
(++++): urin sangat keruh
dan berkeping-keping besar
atau bergumpal-gumpal
(>0,5%)

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Pemeriksaan
Indikasi

Uraian
Protein Bence Jones

SOP

Hasil
Negatif

Masukkan 2/3

Gambar

Interpretasi
Negatif : tidak terjadi
endapan putih pada suhu

bagian urine ke dalam

50C.

tabung sentrifuge.

Ditambah 4 tetes
asam asetat 10% dan
dipanasi dengan nyala api
spritus sampai mendidih
(jangan sampai meluap)
atau diletakkan di
waterbath suhu 60 - 70C
selama 2 menit.

Biarkan beberapa
saat sampai suhu 50C
(termometer) akan terjadi
endapan putih yang berarti
tes positif.

Positif

Positif : terjadi endapan putih


pada suhu 50C

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3

C. URINALISA MIKROSKOPIS
Lapang Pandang Kecil (10x10) = 100x
Sediment
Amorf

Kristal

Normal
Uraian
Urat-urat dalam urin
asam (urat amorf

Gambar

Abnormal
Uraian
Urat-urat dalam urin
asam (urat amorf)

Fosfat dalam urin alkali


(fosfat amorf)

Fosfat dalam urin


alkali (fosfat amorf)

Ca Oksalat

Ca Oksalat

Gambar

Interpretasi
Urat amorf adalah urat-urat
pada urin dalam suasana
asam. Fosfat amorf adalah
fosfat pada urin dalam
suasana alkali. Adanya urat
dan
fosfat
amorf
menunjukkan
keadaan
normal. Apabila jumlah
amorf sangat banyak dan
berukuran
besar,
menandakan bahwa urin
tersebut abnormal
Pada masing-masing jenis
kristal dalam urine normal
memiliki interpretasi yang
berbeda.
Secara umum, kristal dalam

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Sediment

Normal
Uraian
Asam Urat

Abnormal
Gambar

Uraian
Asam Urat

Na Urat

Na Urat

Tripelfosfat

Tyrosine

Ca Fosfat

Tripelfosfat

Gambar

Interpretasi
urine dengan jumlah yang
sedikit dan bentuknya
relativ lebih kecil masih
dinyatakan normal, namun
apabila jumlah kristal lebih
banyak dan bentuknya
realativ besar, kemungkinan
keadaan tersebut adalah
abnormal

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Sediment
Silinder

Normal
Uraian
Dalam urine normal,
tidak terdapat slinder.

Gambar
Tidak ditemukan dalam
urin normal

Abnormal
Uraian
Adanya silinder
dalam urin dapat
menandakan bahwa
telah terjadi
komplikasi karena
suatu penyakit yang
cukup parah pada
organ. Silinder
terbentuk pada
tubulus ginjal
dengan matriks
glikoprotein yang
berasal dari
sel epitel ginjal.
Silinder pada urine
menunjukkan
keadaan abnormal
pada parenkim
ginjal yang biasanya
berhubungan dengan
proteinuria,
anuria/oliguria/aliran
urin yang
lambat, dan pH
asam.

Interpretasi

Gambar

Nilai Normal :
1.1 sel
Nilai Abnormal :
(+)1-5 sel
(++) 5-10 sel
(+++) 10-30 sel
(++++) >30 sel

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3

Lapang Pandang Besar (40x10) =400x


Sediment
Eritrosit

Uraian
Seharusnya tidak

Normal
Gambar
Tidak

Abnormal
Uraian
Adanya eritrosit dalam urin

dapat ditemukan

ditemukan

dapat dikatakan abnormal

0-3 sel

adanya sel eritrosit,

dalam urin

apabila jumlahnya lebih dari

Nilai Abnormal :

namun dalam urine

normal

3 sel/LPB, hal ini

(+) 4-8 sel

normal dapat

menandakan adanya

(++) 8-30 sel

ditemukan 0-3

idiopatik dan / atau jinak,

(+++) >30 sel

sel/LPB

atau dapat menjadi tanda

(++++) penuh/LPB

bahwa ada batu ginjal atau


tumor dalam saluran kemih
(ginjal, ureter, kandung
kemih, prostat, dan uretra),

Gambar

Interpretasi
Nilai Normal :

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Sediment

Leukosit

Normal
Uraian

Abnormal
Gambar

Uraian
mulai dari yang sepele

Interpretasi

Leukosit dalam urine

Tidak

hingga yang mematikan.


Peningkatan jumlah leukosit

Nilai Normal :

umumnya adalah

ditemukan

dalam urine (leukosituria

0-4 sel

neutrophil. Leukosit

dalam urin

atau priuria) umumnya

Nilai Abnormal :

hingga 4 sel / LPB

normal

menunjukkan adanya

(+) 5-20 sel

infeksi saluran kemih

(++) 20-50 sel

umumnya masih
dianggap normal
Epitel

Gambar

Sel epitel adalah sel


berinti satu dengan
ukuran lebih besar
dari leukosit.
Urin normal berisi
tiga varietas utama sel
epitel: tubular ginjal,
transisi (urothelial),
dan skuamosa Selsel ini melapisi
saluran kemih, tubulus
dan nefron.

(+++) >50 sel


Ditemukan epitel dalam
jumlah banyak epitel

(++++) penuh/LPB
Nilai Normal :
1.2 sel
Nilai Abnormal :
(+)1-5 sel
(++) 5-10 sel
(+++) 10-30 sel
(++++) >30 sel

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Sediment

Normal

Bakteri /

Uraian
Dalam urin normal

Jamur /

ditemukan

Spora

spora/jamur dalam

Abnormal
Gambar

Uraian
Dalam urin abnormal
ditemukan spora/jamur
dalam jumlah banyak

Gambar

Interpretasi

jumlah sedikit

Analisa Feses
A. Analisa Feses Makroskopis
Parameter
Warna

Normal
Uraian
Hijau atau Kuning
kehijauan
Kemungkinan banyak
makan sayuran

Coklat
- Warna pigmen empedu
- Banyak makan daging,
kurang serat

Abnormal
Gambar

Uraian
Abu-abu muda
Karena obstruksi saluran
empedu

Hitam
Karena perdarahan
saluran empedu

Gambar

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Normal

Parameter

Uraian

Abnormal
Gambar

Uraian

Gambar

Merah
Karena perdarahan
saluran usus bagian distal
Bau
Konsistensi

Aromatik khas : dipengaruhi oleh makanan yang dimakan


dan flora normal bakteri
Berbentuk

Lendir darah

Lunak

Keras, kering

Lembek

Cair

Busuk, bau obat, amis

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Normal

Parameter

Uraian

Abnormal
Gambar

Uraian

Basah

Lendir

Secara umum, lendir


pada feses hanya sedikit

Terdapatnya
lendir
yang banyak
ada rangsangan atau
radang pada dinding
usus.

Lendir bercampur
baur dengan tinja
mungkin sekali iritasi
terjadi pada usus
halus.

Lendir
yang
terdapat di bagian luar
tinja,
lokalisasi iritasi
mungkin terletak
pada usus besar.
diakibatkan oleh
spastik
kolitis,

Gambar

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Parameter

Normal
Uraian

Abnormal
Gambar

Uraian
mucous
colitis
pada anxietas

Lendir saja tanpa


tinja terjadi pada ada
disentri,
intususepsi
dan ileokolitis .

Tinja
dengan
lendir dan bercampur
darah terjadi pada
keganasan
serta
peradangan rektal anal.

Tinja
dengan
lendir
bercampur
nanah
dan
darah
dikarenakan
adanya
ulseratif
kolitis,
disentri
basiler,
divertikulitis ulceratif,
intestinal tbc.

Gambar

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Parameter
Nanah

Normal
Uraian
Secara umum, feses yang
sehat tidak ditemukan
adanya nanah

Abnormal
Gambar

Tidak ada nanah

Parasit

Didalam usus yang baik,


tidak ditemukannya
parasit pada feses

Tidak ada parasit/cacing

Uraian
Pada pemeriksaan feses
dapat
ditemukan
nanah. Hal ini terdapat
pada pada penyakit
Kronik
ulseratif
Kolon , Fistula colon
sigmoid, Lokal abses
Pada penyakit disentri
basiler
tidak
didapatkan
nanah
dalam jumlah yang
banyak.
Adanya parasit berupa
telur cacing/cacing dalam
feses :
a. Ascaris
b. Ancylostoma
c. Cacing cambuk

Gambar

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Parameter
Sisa
Makanan

Jumlah
Darah

Normal
Uraian
Setiap feses adanya seratserat tumbuhan sisa
makanan masih dianggap
normal dalam jumlah
sedikit. Sisa makanan itu
sebagian berasal dari
makanan daun-daunan
dan sebagian lagi
makanan berasal dari
hewan, seperti serta otot,
serat elastic dan zat-zat
lainnya.
Tidak ditemukan darah

Abnormal
Gambar

Uraian
Ditemukan banyak sisa
makanan yang tidak
dicerna

Tergantung diet (100 400 gr/hari)


Perdarahan ringan warna
merah muda,konstipasi
dan dengan atau tanpa
nyeri pada orang
dewasa atau tua
Hemoroid

Gambar

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Parameter

Normal
Uraian

Abnormal
Gambar

Uraian
Perdarahan ringan
tetapi tanpa nyeri terus
menerus
peminum alcohol
sindroma mallori
weiss
hernia hiatus

Ringan,kadangkadang menjadi berat


Gastritis erosive
Perdarahan ringan dan
berselubung
Devertikulitis
Perdarahan sedang,tinja
warna merah atau
sawp matang
Devertikulum
Ulkus peptikum
Perdarahan
berat,terselubung dan
pada orang tua
Karsinoma usus
distal

Gambar

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


B. Analisa Mikroskopis
Lapang Pandang Kecil (10x10) = 100x
Sediment
Epitel

Normal
Uraian
Dalam keadaan

Abnormal
Gambar

Uraian
Dalam keadaan abnormal

Interpretasi
Setelah dilakukan

normal dapat

sel epitel bertambah banyak

pemeriksaan feses

ditemukan beberapa

yang mungkin disebabkan

normal mengandung

sel epitel yang berasal

oleh peradangan pada

sedikit epitel, dan

dari dinding usus

dinding usus bagian distal

feses abnormal jumlah

bagian distal
Kristal

Gambar

epitel bertambah

Dalam keadaan

Dalam keadaan abnormal

banyak.
Setelah dilakukan

normal dapat

pada feses ditemukan kristal

pemeriksaan feses

ditemukan kristal

charcoat leyden tinja

normal ditemukan

triple fosfat, kalsium

didapat pada ulkus saluran

kristal triple fosfat,

oxalat, dan asam

pencernaan seperti yang

kalsium oxalat, dan

lemak

disebabkan amubiasis dan

asam lemak.

kristal hematoidin yang

Sedangkan pada feses

disebabkan perdarahan

abnormal ditemukan

saluran pencernaan.

kristal charcooat
leyden tinja dan
kristal hematoidin

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Sediment
Makrofag

Sel ragi

Normal
Uraian
Dalam keadaan

Abnormal
Gambar

1.

Uraian
Dalam keadaan abnormal

Gambar

Interpretasi
Setelah dilakukan

normal dapat

pada feses ditemukan

pemeriksaan feses

ditemukan makrofag

makrofag kandidiasis.

normal mengandung

candida

Untuk membedakan candida

makrofag candida,dan

dan kandidiasis adalah

feses abnormal

ditemukan pseudohifa yang

mengandung

merupakan bentuk invasif

makrofag candidiasis.

Dalam keadaan

dari candida dalam sediaan.


Dalam keadaan abnormal

Setelah dilakukan

normal dapat

pada feses ditemukan sel

pemeriksaan feses

ditemukan sel ragi

ragi dalam jumlah banyak

normal dan abnormal

dalam sediaan.

mengandung sel ragi,


tapi pada feses
1.

abnormal
mengandung sel ragi
dalam jumlah banyak.

Lapang Pandang Besar (10x40) = 400x

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Sediment

Normal
Uraian
Gambar
Dalam keadaan Tidak
ada Biasanya
normal

Protozoa

Abnormal

tidak trofozoit

Uraian
didapati

Interpretasi

Gambar
dalam

Setelah

dilakukan

pemeriksaan

bentuk kista, bila konsistensi

feses normal tidak mengandung

ditemukan kista

tinja

protozoa,dan

maupun

bentuk trofozoit.

cair

baru

didapatkan

feses

abnormal

mengandung protozoa.

Telur

trofozoit
Feses
normal Tidak ada telur Telur cacing yang mungkin

Setelah

cacing

tidak

Ascaris

feses normal tidak mengandung

Necator

telur cacing,dan

cacing

didapat

yaitu

mengandung

lumbricoides,

telur cacing

americanus,
vermicularis,
trichiura,

Enterobius
Trichuris
Strongyloides

stercoralis dan sebagainya


telur Ascaris lumbricoides

dilakukan

pemeriksaan

feses abnormal

mengandung cacing.

INTAN NINDYA SWASTIKA / P17434113018 / REGULER A / SEMESTER 3


Sediment
Leukosit

Normal
Uraian
Dalam keadaan

Abnormal
Gambar

Uraian
Pada disentri basiler, kolitis

Gambar

Interpretasi
Setelah dilakukan pemeriksaan

normal dapat

ulserosa dan peradangan

feses normal memiliki leukosit

terlihat beberapa

didapatkan peningkatan jumlah

dalam jumlah sedikit,dan feses

leukosit dalam

leukosit. Eusinofil mungkin

abnormal mengandung leykosit

seluruh sediaan.

ditemukan pada tinja yang

dalam jumlah banyak.

berlendir pada penderita


dengan alergi saluran
Eritrosit

Jamur

Dalam keadaan

Tidak ada

pencernaan
Dalam keadaan abnormal pada

Setelah dilakukan pemeriksaan

normal tidak

eritrosit

feses ditemukan eritrosit yang

feses normal tidak mengandung

terdapat eritrosit

hanya terlihat bila terdapat lesi

eritrosit,dan feses abnormal

dalam sediaan.

dalam kolon, rektum atau anus

mengandung eritrosit.

Dalam keadaan

jika terjadi pendarahan.


Dalam keadaan abnormal pada

Setelah dilakukan pemeriksaan

feses ditemukan jamur.

feses normal tidak mengandung

normal tidak

Tidak ada jamur

ditemukan

jamur,dan feses abnormal

jamur dalam

mengandung jamur.

sediaan.

Anda mungkin juga menyukai