Anda di halaman 1dari 23

STATUS PASIEN

I.

II.

IDENTITAS PASIEN
Nama Inisial
No RM
Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Suku Bangsa
Agama
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan
Status Perkawinan
Alamat
Tanggal Masuk

:M
: 45.01.91
: 1 Desember 1968
: Laki-laki
: Indonesia
: Islam
: Tamat SMP
: Tidak bekerja
: Duda
: Kebagusan Besar, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
: 7 Januari 2016, pukul 01.10 WIB

RIWAYAT PSKIATRIK
Alloanamnesa: Tanggal 10 Januari 2016
Dengan keponakan (Ny. A)
Autoanamnesa: Tanggal 9 Januari 2016
A.
B.

Keluhan Utama
Pasien mengamuk dan bicara melantur sudah 3 hari SMRS.
Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien rujukan dari RS Grogol dibawa ke IGD RSPAD Gatot
Soebroto pada tanggal 7 Januari 2016. Pasien datang di bangsal amino
pukul 01.10 diantar oleh keluarga dan seorang perawat IGD.
Pasien seorang laki-laki tidak sesuai usia, tampak kurus, lemah dan
terdiam. Pasien mengenakan kaos berkerah abu-abu tidak dikancing
dengan celana panjang berwarna coklat yang terlihat longgar. Ketika
dilakukan autoanamnesa, pasien duduk sedikit membungkuk.
Keponakan pasien menerangkan bahwa pamannya mengamuk dan
bicara melantur di rumah sejak 3 hari SMRS. Sejak mengetahui suami
dari keponakannya meninggal akibat kejatuhan papan reklame, pasien
mulai mengamuk dan marah-marah kepada semua orang yang ada di
hadapannya.
Pasien mengamuk di rumah sudah 3 hari karena tidak mau minum
obat dan sering kedapatan tidak menelan obat, hanya di simpan bawah
lidah lalu dikeluarkan dari mulut. Menurut pasien, ia tidak mau minum

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

obat karena ada seorang laki-laki yang menyuruhnya, namun ia tidak


mengenalnya.
Selama pasien di rumah, ia seringkali terlihat menyendiri, tidak
melakukan aktivitas apapun, kadang-kadang pasien terlihat berbicara
sendiri.
Pasien menganggap semua orang dan benda mati merupakan
jelmaan setan sehingga ia sering menyiramkan air ke benda-benda
tersebut.
Pasien juga membicarakan bahwa dirinya sedang ditaksir
perempuan cantik yang tergila-gila padanya. Saat ini pasien mengaku
bahwa ia memiliki dua pacar yang cantik, seorang DJ dan seorang
perancang busana. Pasien bertemu sang DJ di kebun binatang
Ragunan, sedangkan si perancang busana di kantor tempat perempuan
itu bekerja. Namun ketika ditanya siapa nama keduanya, pasien
menjawab bahwa ia tidak mengetahui.
Pasien juga merasa semua keluarganya jahat kepada dirinya sejak
dahulu hingga sekarang sehingga ia sampai harus dirawat di RSPAD.
Hal tersebut ia ketahui dari seorang laki-laki tampan, yang menurutnya
selalu berada di atas kepalanya. Dan setelah memberitahukan hal
tersebut, laki-laki itu terbang ke langit walaupun tidak memiliki sayap.
Pasien berkata bahwa setiap orang, termasuk dirinya memiliki
seseorang di atas kepalanya masing-masing. Pasien mengaku dahulu
ketika muda, ia pernah ditawari menjadi artis sinetron, namun ia
menolaknya.
Pasien tidak mau minum obat dan mengamuk menyiram-nyiram
semua orang dan benda-benda dengan air sehingga keponakannya
merasa perlu membawa pasien kembali berobat. Akhirnya pasien
C.

dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto.


Riwayat Gangguan Sebelumnya
a. Riwayat Gangguan Psikiatri
Berdasarkan alloanamnesa dengan keponakan pasien, pasien
pertama kali mengalami gangguan seperti ini sejak 17 tahun yang
lalu (tahun 1999). Saat itu pasien ingin menikah, namun oleh ibu

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

pasien dilarang karena ia dibilang tidak memiliki pekerjaan yang


tetap, padahal alasan sebenarnya adalah, sebab adiknya sudah
menikah di tahun itu (ibu pasien meyakini bahwa dalam satu tahun,
tidak boleh ada 2 orang anak yang menikah). Sejak saat itu pasien
sering marah-marah dan mengamuk di rumah. Pasien pun akhirnya
dibawa berobat ke alternatif di Sukabumi beberapa kali dirawat
selama 2 tahun. Sejak awal dibawa berobat ke Sukabumi, setiap
diajak pergi keluar rumah, ia takut dibawa ke Sukabumi, sebab
menurut pasien, di sana ia tidak diperlakukan dengan baik.
Menurut pasien, ia dipukuli, diberi makan nasi basi dan tidur di
lantai.
Tahun 2000, pasien dijodohkan dengan seorang gadis dan
dikaruniai 2 orang anak. Selama 2 tahun pernikahan, pasien
terlihat normal dengan dibantu obat yang rutin diminumnya.
Namun, setelah anak kedua lahir, pasien mulai sering marah-marah
dan mengamuk. Istri pasien yang baru tahu bahwa pasien pernah
menderita gangguan jiwa, memilih untuk bercerai dengan pasien
tahun 2006 karena sudah tidak tahan menghadapi tingkah laku
suaminya. Sejak saat itu anak-anaknya dibatasi untuk bertemu
pasien.
Sekitar tahun 2006, pasien akhirnya dibawa ke RS Grogol
untuk dirawat inap, pasien sempat sembuh dan kontrol 1x. Pasien
mendapatkan 4 jenis obat namun diminum sesekali saja jika pasien
merasa sehat.
Pada Februari 2015, pasien kembali mengamuk dan sering
marah-marah karena tidak rutin minum obat lagi. Pasien pun
dibawa oleh keponakannya ke RSPAD Gatot Soebroto dan dirawat
selama sebulan.
b. Riwayat Gangguan Medik
Pasien tidak pernah mengalami kejang, trauma kepala atau
gangguan fisik lain.
c. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif (NAPZA)
Riwayat mengkonsumsi narkotika, alkohol dan rokok
disangkal.

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

D.

Riwayat Kehidupan Pribadi


a. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien dilahirkan secara normal, pervaginam pada usia kandungan
cukup bulan, ditolong oleh dukun beranak. Tidak diketahui apakah
selama hamil dan persalinan, pasien dan ibu mengalami masalah
kesehatan atau tidak.
b. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien merupakan anak ketiga dari 8 bersaudara. Pasien tinggal
serumah bersama ibu kandungnya dan ayah tirinya serta 2 kakak
tiri dan 2 adik kandungnya. Keponakan pasien tidak mengetahui
apakah pasien mendapat ASI eksklusif, tidak pernah mengalami
sakit penyakit tertentu hingga dirawat di rumah sakit, atau tidak.
Perkembangan semaca kecil normal.
c. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Pasien mengalami perkembangan yang normal seperti anak


seusianya. Pasien merupakan anak yang aktif dan memiliki banyak
teman serta berprestasi cukup baik di sekolah.
d. Riwayat Masa Kanak Akhir (Remaja)
Berdasarkan cerita yang didengar dari ibu pasien (nenek keponakan
pasien) dulu, pasien tidak pernah memiliki masalah dengan temantemannya. Menurut ibu pasien, pasien adalah anak yang penurut
dan lebih sering diam serta sangat tertutup. Pasien tidak
melanjutkan sekolah setelah lulus SMP karena masalah biaya.
e. Riwayat Masa Dewasa
i. Riwayat Pekerjaan
Pasien berjualan minuman di Kebun Binatang Ragunan
sejak tahun 1999 sampai 2006, namun setelah pernah
dirawat di RS karena gangguan jiwa, ia menganggur.
ii. Riwayat Pernikahan dan Hubungan
Duda dengan 2 anak, namun kedua anaknya tinggal
bersama mantan istrinya. Sejak Februari 2015, pasien belum
bertemu dengan anak-anak dan mantan istrinya tersebut.
iii. Riwayat Keagamaan
Pasien seorang muslim namun menurut keponakan, pasien
mengerjakan sholat 5 waktu tidak rutin, hanya jika ia
sedang mau saja.
iv. Riwayat Hukum

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

Pasien dan keluarga tidak pernah bermasalah dengan hukum


atau di penjara.
v. Riwayat Aktivitas Sosial
Berdasarkan alloanamnesis dengan keponakan pasien,
pasien suka menyendiri, tidak suka bersosialisasi dengan
orang lain.
vi. Riwayat Psikoseksual
Pasien memiliki orientasi

seksual

normal

yaitu

heteroseksual.
vii. Riwayat Keluarga
Ayah pasien menderita gangguan jiwa selama bertahuntahun dan dipasung hingga meninggal dunia. Saat
meninggal dunia, pasien berumur 3 tahun.
viii. Genogram

ix. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupan


Pasien tidak menyadari dirinya sedang sakit dan tidak mau
minum obat. Pasien menganggap semua keluarganya tidak
ada yang peduli dengan dirinya, bahkan belaku jahat
terhadapnya.
x. Persepsi Keluarga Tentang Diri Pasien
Keluarga sangat berharap pasien dapat sembuh dan
beraktifitas kembali seperti biasa atau paling tidak bisa
terkontrol untuk tidak mengamuk.
xi. Riwayat Saat Ini
Saat ini pasien tinggal bersama keponakannya beserta kedua
anak dari keponakannya tersebut, namun untuk sementara
sedang menjalani perawatan di bangsal amino RSPAD
Gatot Soebroto dan rutin dijenguk kakak-kakak tiri dan
keponakan serta kedua cucu dari keponakannya tersebut. Di

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

bangsal amino, pasien selalu terlihat menyendiri, menjauh


dari pasien-pasien yang lain dan tidak mau bersosialisasi.
xii. Mimpi, Fantasi, dan Nilai-Nilai
Pasien menyetujui nilai-nilai yang baik dan tetap akan
melakukan apa yang baik. Pasien mengatakan ingin menjadi
ayah yang yang bisa membahagiakan kedua anaknya.

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

STATUS MENTAL
Pada saat autoanamnesa tanggal 9 Januari 2016
A.

Deskripsi Umum
a.

Penampilan :
Seorang laki-laki berusia 50 tahun-an akhir, tidak sesuai dengan
usia, tinggi sekitar 160 cm, kulit sawo matang, rambut pendek
dengan banyak uban. Rambut terlihat selalu basah dan acakacakan. Kuku terlihat pendek tetapi agak kotor. Pada tangan dan
kaki terlihat banyak bintil-bintil merah serta telapak tangannya
basah. Pasien mengenakan kaos berkerah berwarna abu-abu
namun tidak dikancing dan celana panjang coklat yang lusuh
yang longgar di badan pasien yang kurus. Tercium bau yang tidak
sedap dari badan pasien. Penampilan dan cara berpakaian
membuat pasien tampak tidak rapi dengan perawatan diri yang

kurang.
b. Kesadaran dan Kesiagaan
Compos mentis dan kesiagaan baik.
c. Perilaku dan Psikomotor
Pasien dapat duduk tenang di atas kursi saat wawancara dengan
duduk sedikit membungkuk. Terlihat pasien menggerak-gerakan

B.

jari-jari tangannya secara berulang selama wawancara.


d. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien bersikap sopan dan kooperatif.
Perasaan (Emosi)
a. Mood
: Eutimik. Pasien terlihat tidak tertekan ataupun
melambung.
b. Afek : Serasi. Ekspresi emosi terlihat harmonis antara irama
emosional dengan gagasan, pikiran atau pembicaraan. Pasien
terlihat kesal dan sedih bila membicarakan tentang keluarganya
yang berbuat jahat padanya karena dahulu membawanya berobat
alternatif ke Sukabumi, sedangkan ketika menceritakan tentang

C.

kedua pacarnya, pasien terlihat senang dan tersenyum.


Bicara
Pasien bicara bila ditanya dan bisa memulai pembicaraan baru dengan
suara yang cukup keras dengan artikulasi baik. Bicara banyak

D.

(logorrhea), namun tidak terlalu cepat ataupun lambat.


Gangguan Persepsi
Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

Halusinasi visual:

Pasien tidak mau minum obat karena ada seorang laki-laki


yang menyuruhnya, namun ia tidak mengenalnya.

Pasien menganggap semua orang dan benda mati merupakan


jelmaan setan sehingga ia sering menyiramkan air ke bendabenda tersebut.

Pasien juga membicarakan bahwa dirinya sedang ditaksir


perempuan cantik yang tergila-gila padanya. Saat ini pasien
mengaku bahwa ia memiliki dua pacar yang cantik-cantik.

Pasien juga merasa semua keluarganya jahat kepada dirinya


sejak dahulu hingga sekarang. Hal tersebut ia ketahui dari
seorang laki-laki tampan, yang menurutnya selalu berada di
atas kepalanya. Dan setelah memberitahukan hal tersebut, lakilaki itu terbang ke langit walaupun tidak memiliki sayap.
Pasien berkata bahwa setiap orang, termasuk dirinya memiliki
seseorang di atas kepalanya masing-masing.

Halusinasi auditorik:

Pasien tidak mau minum obat karena ada seorang laki-laki


yang menyuruhnya.

Pasien

mengetahui

bahwa

keluarganya

berbuat

jahat

terhadapnya dari seorang laki-laki yang memberitahunya.

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

E.

Gangguan Pikiran
a. Bentuk/Proses Pikir: asosiasi longgar. Pasien cenderung tidak
menjawab pertanyaan dengan tepat tapi tetap bicara dengan
banyak.
b. Isi Pikir: terdapat waham kebesaran, waham persekutorik,

F.

waham erotomania.
Sensorium dan Kognisi
a. Orientasi
Disorientasi. Pasien tidak mengetahui tanggal dan jam berapa ia
masuk ke RS, dirawat di RS mana, tidak mengenal pasien-pasien
dalam satu bangsal, dan pasien tidak mengenal dokter yang
memeriksanya, namun pasien masih mengetahui siapa dirinya.
b. Daya ingat

Jangka panjang: Baik. Pasien dapat mengingat tanggal


lahirnya. Pasien juga dapat menceritakan pengalamannya

beberapa tahun yang lalu.


Jangka sedang: Baik. Pasien dapat mengingat siapa yang

mengantar ke RS.
Jangka pendek: Baik. Pasien dapat mengingat menu sarapan

yang dimakannya tadi pagi.


Jangka segera: Terganggu. Pasien sulit mengingat nama
pemeriksa.

c.

Konsentrasi dan Perhatian


Kewaspadaan berlebih (hipervigilitas), pemusatan perhatian yang
berlebihan terhadap stimulus eksternal dan internal sehingga
penderita tampak sangat tegang.

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

d. Kemampuan Visuospasial
Belum dapat dinilai.
Gambar terlampir.
e. Berpikir abstrak
Pasien dapat mengetahui dan menjelaskan dengan baik arti
f.
G.

peribahasa Habis manis sepah dibuang.


Intelegensi dan Kemampuan informasi : buruk (mandi, makan,

mengganti pakaian).
Pengendalian Impuls
Saat wawancara, tampak pasien dapat mengendalikan impuls dan
bahkan terlihat cenderung pasif. Ketika pemeriksa bertanya tentang
keluarga lain yang menjenguk pasien, pasien terlihat kesal dan sedih,
namun tidak ada tindakan agresif. Terlihat matanya sedikit berkacakaca saat pemeriksa menanyakan tentang suami dari keponakannya.

H.

Selama wawancara, pasien dapat dikontrol.


Daya Nilai dan Tilikan
a. Daya nilai sosial: Pasien tidak ingin merepotkan orang lain
terutama keluarganya. Oleh karena itu pasien memilih diam atau
menyendiri.
b. Penilaian Realita: RTA terganggu, pasien memiliki waham dan
halusinasi yang kuat.
Tilikan
Tilikan derajat 1 : penyangkalan total terhadap penyakitnya.
Reliabilitas
Pasien secara umum dapat dipercaya karena pasien konsisten dalam
c.

I.

jalan pikir dan cerita sesuai dengan apa yang diceritakan keponakan
pasien.

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

10

III.

PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran
: compos mentis
Tanda Vital
:
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 84x/menit
Napas
: 24x/menit
Suhu
: 37C
Mata
: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung
: sekret (-/-)
Telinga
: sekret (-/-), membran timpani intak
Tenggorokan
: faring hiperemis (-)
Leher
: KGB dbn
Paru
: SDV (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Jantung
: S1>S2 reguler, M (-) G (-)
Abdomen
: datar, supel, BU (+) normal
Ekstremitas
: akral hangat, edema (-)
B. Status Neurologis
Pemeriksaan Saraf Cranialis (I-XII) : dalam batas normal
Meningeal Sign : tidak ditemukan
Pemeriksaan Motorik : pada keempat ekstremitas kekuatan motorik
baik dengan score 5 (mampu bergerak bebas dan melawan tahanan),
tidak terdapat rigiditas
Refleks Fisiologis: dalam batas normal
Refleks Patologis: dalam batas normal

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

11

IV.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Telah dilakukan pemeriksaan terhadap Tn. M, laki-laki dewasa berusia
47 tahun, beragama Islam, pendidikan terakhir SMP dan saat ini tidak
bekerja. Pasien datang dan dirawat di bangsal amino RSPAD Gatot
Soebroto pada tanggal 7 Januari 2016 pukul 01.10. Pasien diantar oleh
keponakannuya karena sudah 3 hari terakhir mengamuk dan bicara
melantur di rumah.
Berdasarkan alloanamnesa dengan keponakan pasien pada saat pasien
dibawa ke RS, pasien berlaku demikian karena tidak mau minum obat
(sering kedapatan tidak menelan obat, hanya di simpan bawah lidah lalu
dikeluarkan dari mulut). Pasien sudah memiliki gangguan demikian sejak
17 tahun yang lalu (tahun 1999). Saat itu pasien ingin menikah, namun
oleh ibu pasien dilarang. Sejak saat itu pasien sering marah-marah dan
mengamuk di rumah. Pasien pun akhirnya dibawa berobat ke alternatif di
Sukabumi beberapa kali dirawat selama 2 tahun, dimana pengalaman ini
membuatnya trauma, merasa ketakutan bila diajak keluar rumah, sebab
disana ia tidak diperlakukan dengan baik.
Pasien sempat membaik dan terkontrol, namun gejala yang sama
mulai timbul kembali sekitar tahun 2006 setelah istrinya melahirkan anak
kedua mereka. Pasien mengamuk dan sering marah-marah yang berujung
kepada perceraian dan perpisahan pasien dengan kedua anaknya. Pasien
pun dibawa ke RS Grogol, dan kemudian membaik. Sejak saat itu ia
tinggal satu atap dengan keponakannya sampai ia berkeluarga dan
memiliki dua anak. Selama di rumah, pasien tidak teratur meminum 4
macam obat yang diresepkan dari RS Grogol, sehingga acapkali timbul
marah-marah hingga mengamuk, namun pasien masih bisa ditangani.
Pada Februari 2015, gejala pada pasien timbul kembali, ia marahmarah dan mengamuk di rumah, tetapi kali ini tidak bisa ditangani oleh
keluarga. Kemudian pasien dibawa ke RSPAD selama sebulan.
Dari hasil pemeriksaan langsung pada pasien tanggal 9 Januari 2016,
pasien tampak lebih tua dari usianya, serta penampilan dan cara
berpakaian membuat pasien tampak tidak rapi dengan perawatan diri yang
kurang. Sikap pasien kooperatif dengan pemeriksa namun sesekali juga
dapat menjadi agresif. Terdapat mood anhedonia dan afek serasi. Selama
Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

12

wawancara pasien memiliki kecenderungan banyak berbicara (logorrhea).


Pembicaraan spontan dengan volume suara cukup. Pasien memiliki waham
waham kebesaran, waham persekutorik, waham erotomania, halusinasi
visual dan auditorik. RTA pasien terganggu dengan tilikan 1.
V.

FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I
Pada pasien ini ditemukan adanya pola perilaku atau pola
psikologis yang secara bermakna dan khas berkaitan dengan suatu gejala
penderitaan (distress) atau hendaya (disability) di dalam fungsi
psikososial.
Berdasarkan alloanamnesa, pasien tidak pernah mengalami trauma
kepala atau kejang yang menimbulkan disfungsi otak. Pasien adalah orang
yang tertutup dengan orangtua, bergaul dengan baik dan cukup berprestasi
di sekolah. Namun dari pola riwayat gangguan psikiatri sebelumnya,
gangguan jiwa akan timbul segera bila ia menghadapi stressor yang kuat,
yaitu pertentangan dengan keluarga perihal pernikahan, lahirnya anak
kedua (bertambahnya beban ekonomi keluarga), perceraian dan yang
terakhir kematian suami dari keponakannya. Selain itu, hal ini didukung
oleh faktor risiko dimana ayah kandung pasien yang juga menderita
gangguan jiwa.
Terdapat hendaya berat dalam RTA dan fungsi mental pasien.
Pasien memiliki mood anhedon dengan afek serasi, waham kebesaran,
waham persekutorik, waham erotomania. dan halusinasi (visual dan
auditorik). Berdasarkan PPDGJ III, pasien pada aksis I memenuhi kriteria
diagnosis F20.0 Skizofrenia Paranoid pada F20. Skizofrenia.

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

13

Aksis II
Menurut onset timbulnya gejala, pasien ada aksis II memenuhi kriteria
F33.3 Gangguan Kepribadian Paranoid, dimana ada kepekaan yang
berlebihan terhadap kegagalan pernikahan, terjadi penolakan dari mantan
istri dan anak-anaknya, adanya kecurigaan kepada keluarganya yang
mengantar ia berobat agar sembuh dan cenderung merasa dirinya penting
secara berlebihan (self-referential attitude).
Aksis III
Berdasarkan hasil pemeriksaan head to toe, tidak didapatkan kelainan fisik
pada pasien. Pada pemeriksaan laboratorium pun menunjukkan hasil
dalam batas normal.
Aksis IV
Dari alloanamnesa, pasien memiliki masalah psikososial dan lingkungan,
yaitu masalah dengan primary support group yaitu perceraian dan
berpisahnya dengan anak-anak, masalah pendidikan dan masalah ekonomi
(tidak melanjutkan ke jenjang SMA dikarenakan masalah biaya) serta
adanya masalah pekerjaan yaitu menganggur karena disability-nya.
Aksis V
Penilaian fungsi secara global menggunakan skala Global Assessement of
Functioning (GAF) menurut PPDGJ III pada aksis V didapatkan pasien
GAF saat ini (GAF perawatan) 20-11 yaitu bahaya mencederai diri/orang
lain, disabilitas sangat berat dalam berkomunikasi dan mengurus diri. GAF
tertinggi tahun 1999-2005 80-71 yaitu gejala sementara dan dapat diatasi,
disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan dan sekolah karena menurut
alloanamnesa keponakan pasien, pasien dapat terkontrol dan masih bisa
berjualan minuman serta masih bisa menjalani kehidupan berumah tangga.

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

14

VI.

EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: F20.0 Skizofrenia Paranoid pada F20. Skizofrenia
DD/ Skizofrenia Hebefrenik
Aksis II
: F60.0 Gangguan Kepribadian Paranoid
Aksis III
: Tidak ada
Aksis IV
: Perceraian, pengangguran, masalah psikososial dan
Aksis V

VII.

ekonomi
: GAF saat ini 20-11, GAF tertinggi tahun lalu 80-71

DAFTAR MASALAH
a. Organobiologis
Ayah kandung pasien dahulu diketahui mengalami gangguan jiwa.
b. Psikologis
Alam Perasaan: Mood eutimik, afek serasi.
Persepsi: halusinasi visual dan auditorik.
Pikiran: waham kebesaran, waham persekutorik, waham
erotomania.
Perilaku: Stereotipik.
Tilikan: derajat 1, RTA terganggu
c. Lingkungan dan Sosioekonomi
Perceraian, pengangguran, masalah psikososial dan ekonomi

VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam: ad bonam
Quo ad fungsionam: ad bonam
Quo ad sanationam: dubia ad malam

IX.

Hal-hal yang meringankan prognosis:


Keluarga mendukung terapi dan kesembuhan pasien
Kondisi fisik pasien yang baik
Hal-hal yang memberatkan prognosis:
Pasien sulit untuk minum obat karena keadaan psikotiknya.
RENCANA TERAPI
1. Risperidone 2 x 2 mg
2. Trihexyphenidil 2 x 2 mg

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

15

X.

FOLLOW UP

WAKTU H (0) 6 Januari

H (+1) 7

H (+2)

H (+3)

H (+4)

H (+5)

2016. Pk.23.00

Januari 2016 8 Januari 2016

9 Januari 2016

10 Januari 2016

11 Januari 2016

Konsul Dr. Dina,

Keponakan

Pasien menyatakan bahwa

Pasien menyatakan ada

Pasien

Pasien menyatakan

SpKJ

pasien

ia tidak tahu alasan pasien

orang-orang yang ingin

menyatankan

dirinya masih di

menyatakan

dibawa ke RS, bahkan ia

menjahati pasien,

pasien memiliki 2

ganggu oleh soleh ,

16 hari

tidak tahu berada dimana

pasien mengatakan hal

pacar yang cantik-

pasien menyatakan

SMRS pasien

saat ini. Bicara pasien

tersebut karena

cantik. Seorang DJ

masih melihat

mulai tidak

masih kacau dan agak sulit

diberitahu oleh yang

dan seorang

banyak orang yang

bisa tidur,

dimengerti.

diatas. Pasien

perancang busana.

mengganggunya.

bicara kacau

mengatakan bisa

Pasien teriak-teriak

dan marah-

mengetahui isi pikiran

dan memaki karena

marah.

orang lain, tetapi ketika

merasa di jahati

Keponakan

dikonfirmasi, pasien

pasien juga

tidak menjawab.

menyatakan
bahwa pasien
curiga

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

16

adiknya
diguna-guna
oleh istri
O

- Penampilan:

adik.
- Penampila

Status mental :

Status mental:

Status mental :

Status mental :

laki-laki tidak

n: laki-laki

Kes: CM

-Kesadaran CM

kes : CM

kes : CM

sesuai usia

tidak

Laki-laki tidak sesuai

-Laki-laki tidak sesuai

- Laki-laki

- Laki-laki

sesuai usia.

usia, perawatan diri

usia, perawatan diri

berpenampilan

berpenampilan

Perawatan

kurang.

kurang.

sesuai usia,

sesuai usia,

perawatan diri

perawatan diri

kurang

kurang

- Mood/afek:
euthym/terbatas
- Persepsi: perlu
eksplorasi

diri cukup.

- Sikap

Bicara : spontan,

-Bicara: spontan,

artikulasi jelas, vol

artikulasi jelas, vol

kooperatif,

cukup, sikap

cukup, logorhea

psikomotor

kooperatif.

tenang,

Mood: sulit

bicara

dirabarasakan, afek:

spontan,

terbatas.

volume

-Mood euthym, afek


serasi
-Arus pikir: asosiasi
longgar.

Proses pikir : asosisasi

-Isi pikir : ide kejar,

cukup,

longgar. Isi pikir: perlu

waham kebesaran

artikulasi

eksplorasi.

-Persepsi: halusinasi

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

17

- Sikap kooperatif.

- Sikap kooperatif.

- Bicara : spontan,

- Bicara : spontan,

artikulasi jelas,

artikulasi jelas,

volume cukup.

volume cukup.

- Mood: euthym,

- Mood: euthym,

afek: serasi

afek: serasi

- Arus pikir:

- Arus pikir:

asosiasi longgar

asosiasi longgar

jelas.

- Mood/afek
:

Persepsi: halusinasi

auditorik, visual

- Isi pikir: waham

- Isi pikir: waham

auditorik, visual

-RTA terganggu

kejar, waham

kejar, waham

RTA terganggu

-Tilikan: 1

erotomania.

erotomania.

- Halusinasi :

- Halusinasi :

euthym/ter
batas

auditorik, visual

- Proses
pikir:

auditorik, visual

- RTA terganggu

- RTA terganggu

- Tilikan: 1

- Tilikan: 1

asosiasi
longgar, isi
pikir:
waham
kejar.
- Persepsi:
Halusinasi
auditorik
- RTA
A

terganggu
Skizofrenia

Skizofrenia paranoid DD/

Skizofrenia paranoid

Skizofrenia

Skizofrenia

paranoid

skizofrenia hebefrenik

DD/ skizofrenia

paranoid

paranoid

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

18

- Rawat inap
- Inj. Serenace 1
amp
- Inj. Valium 1
amp
- Risperidon 2x2
mg
- Thp 2x2 mg

- Risperidon
2x2 mg
- Trihexyphe

- Risperidon 2x2 mg

hebefrenik
- Risperidon 2x2 mg

- Trihexyphenidil 2x 2 mg

- Trihexyphenidil 2x 2
mg

mg
- Trihexyphenidil

nidil 2 x2

2x 2 mg

mg
- Serenace :
Valium =
1:1, bila
gaduh
gelisah.

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

- Risperidon 2x2

19

- Risperidon 2x2
mg
- Trihexyphenidil
2x 2 mg

XI.

PEMBAHASAN
Penegakkan diagnosis berdasarkan PPDGJ III mengikuti kaidah
urutan hierarki. Gangguan Mental Organik dalam Hierarki Blok Diagnosis
Gangguan Jiwa berdasarkan PPDGJ III berada pada hierarki tertinggi yaitu
F00 F09. Dalam sistem hierarki, suatu diagnosis baru dapat dipastikan
apabila kemungkinan banding dalam blok diatasnya dapat ditiadakan
secara pasti. Pada kasus, riwayat trauma kepala, kejang dan gangguan fisik
lain disangkal oleh keponakan pasien. Hal tersebut sudah bisa
menyingkirkan kemungkinan gangguan yang dialami pasien bukan
disebabkan oleh kelainan fisik.
Selanjutnya hipotesis mengarah pada hierarki selanjutnya yaitu F20F29. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil anamnesa dan
pemeriksaan status mentalis, ditemukan gejala yang mengarah pada
kriteria diagnosis F20. Skizofrenia, khususnya F20.0 Skizofrenia Paranoid.
Skizofrenia merupakan sindrom dengan variasi penyebab (banyak
belum diketahui) dan perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat
yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial
budaya.
Pada pasien ditemukan satu gejala yang amat jelas yang memenuhi
kriteria

diagnostik

skizofrenia

yaitu

halusinasi

auditorik.

Pasien

mendengar suara laki-laki tampan yang berkata kepada dirinya bahwa


keluarganya jahat kepada dirinya sejak dahulu hingga sekarang sehingga ia
sampai harus dirawat di RSPAD. Menurut pasien, laki-laki tersebut selalu
berada di atas kepalanya. Setelah memberitahukan hal tersebut, laki-laki
itu terbang ke langit walaupun tidak memiliki sayap. Pasien juga mengaku
bahwa selama ini tidak mau minum obat karena ia mendengar suara lakilaki yang selalu menyuruhnya untuk tidak minum obat. Gejala khas
tersebut juga telah berlangsung selama kurun waktu lebih kurang 17 tahun
(lebih dari satu bulan). Selama kurun waktu tersebut, terjadi perubahan
aspek perilaku pribadi (overall quality) dari beberapa aspek perilaku
pribadi (personal behavior) yang konsisten dan bermakna secara
keseluruhan. Manifestasinya berupa hilangnya minat, hidup tak bertujuan,
tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri dan penarikan diri
secara sosial. Hal ini terlihat dari keseharian pasien di bangsal amino yang
Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

20

terlihat diam, tidak berbicara, berkumpul dan bersosialisasi dengan pasien


lain.
Skizofrenia dibagi lagi menjadi:
F20.0

Skizofrenia paranoid

F20.1

Skizofrenia hebefrenik

F20.2

Skizofrenia katatonik

F20.3

Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)

F20.4

Depresi pasca-skizofrenia

F20.5

Skizofrenia residual

F20.6

Skizofrenia simpleks

F20.7

Skizofrenia lainnya

F20.8

Skizofrenia YTT

Diagnosis skizofrenia dilanjutkan dengan menegaskan sub-tipe gangguan


yang dialami pasien dengan kecurigaan ke arah tipe paranoid. Diagnosis
skizofrenia paranoid (F20.0) berdasarkan kriteria diagnostic PPDGJ-III:
a. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
b. Sebagai tambahan:
- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol.
a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau
memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal
berupa bunyi pluit, mendengung, atau bunyi tawa.
b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat
seksual atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual
mungkin ada tetapi jarang menonjol
c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan (delusion of control) atau passivity (delusion of
passivity) dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam,
adalah yang paling khas.
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta
gejala katatonik secara relative tidak nyata/ tidak menonjol.
Pasien pada kasus sesuai dengan kriteria diagnosis skizofrenia paranoid
yaitu pasien memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia dan sebagai tambahan
Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

21

terdapat suara-suara halusinasi yang memberikan perintah untuk tidak minum


obat. Pada pasien juga terdapat gangguan dorongan kehendak dan pembicaraan.
Terapi yang diberikan pada pasien:
1. Risperidone. Merupakan obat anti-psikotik yang atipikal (golongan
benzisoxazole)

yaitu

obat

antipsikotik

yang

bekerja

dengan

memblokade dopamin pada reseptor pasca sinaps neuron di otak


khusunya di sistem limbik dan ekstrapiramidal (Dopamine D2 receptor
antagonist) sehingga efektif untuk mengatasi gejala positif (berupa
waham, halusinasi, dan perilaku tidak terkendali) serta bekerja juga
pada reseptor serotonin 5HT2 yang efektif untuk mengatasi gejala
negatif (gangguan proses pikir). Dosis oral 2-8 mg per hari. Dosis
injeksi 25-50 mg (im) setiap 2 minggu (Risperdal Consta). Pada pasien
diberikan oral 2x2 mg. Pemberian dosis obat pada pasien gangguan
mental organik lebih rendah dari dosis anjuran.
2. Trihexyphenidil. Merupakan obat antikolinergik yang mempunyai efek
sentral lebih kuat daripada perifer, sehingga banyak digunakan untuk
terapi parkinson. Senyawa ini bekerja dengan menghambat pelepasan
asetil kolin eksogen. Efek sentral terhadap susunan saraf pusat akan
merangsag pada dosis rendah dan mendepresi pada dosis toksis.

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

22

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan.H.I, Sadock. B.J. 2010. Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan


Perilaku Psikiatri Klinis, Edisi Ketujuh, Jilid Satu. Binarupa Aksara: Jakarta.
2. Kaplan. H. I, Sadock B.J. Comprehensive Phsychiatry Text Book
3. Depkes. 1993. WHO PPDGJ-III Cetakan Pertama. Depkes RI: Jakarta
4. Maslim, Rusdi. 2003. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III. FK UNIKA Atmajaya: Jakarta
5. Maslim, Rusdi. 2014. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. FK UNIKA
Atmajaya: Jakarta

Presentasi Kasus Skizofrenia Paranoid Ainun Maylana Purwandari

23

Anda mungkin juga menyukai