Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rina Nur Anisa

Nim

: 112010101078

DEMENSIA
I.

Pengertian
Adalah sindroma klinik penurunan fungsi intelektual akibat penyakit di otak,
sindroma ini ditandai oleh terganggu nya minimal 3 FKL (Fungsi Kognitif Luhur),
bahasa, memori, visuo-spatial, kemampuan eksekutif, dan emosional, hingga
penderita tidak mampu mengikuti aktifitas social, ketrampilan memecahkan
masalah & mengurus diri sendiri.

II.

Etiologi
Yang paling sering menyebabkan demensia adalah penyakit Alzheimer.

III.

Epidemiologi
Frekuensi tertinggi adalah demensia Alzheimer yang meliputi 50-55% dari seluruh
demensia. Laporan dari hasil penelitian di Asia, di-antaranya Singapura, Jepang
dan India menunjukkan frekuensi demensia vaskular lebih tinggi dari demensia
Alzheimer.

IV.

Jenis-jenis Demensia
Demensia yang reversibel atau potensial reversible adalah bila diobati dengan
cepat dapat pulih, dapat disebabkan oleh:
a. D- rug intoxication
b. E- motional disorder
c. M- etabolic & endocrine disorder
d. E- yes & ears
e. N- utritional & Normal Presure Hydrocephalus
f. T- rauma & Tumor
g. I nfection
h. A rterosclerosis
Demensia Ireversibel adalah tidak dapat pulih, hanya progresivitas diperlambat,
disebab-kan oleh:
i. Demensia Alzheimer
j. Demensia Vaskular
k. Demensia akibat Penyakit Parkinson

l. Demenesia akibat penyakit Pick


V.

Gejala
3 Stadium Gejala Klinik Demensia :
a. Stadium Amnesia (Lupa)
Memori
: baru terganggu
Visuospatial
: kemampuan copy komplek figure dan mengenal lingkungan
baru terganggu.
Bahasa
Kepribadian
Psikiatrik
Sistim motoric
EEG
CT/MRI
Durasi

: miskin kata, bicara kosong, anomia ringan


: indiferen
: depresi ringan, cemas.
: normal.
: normal.
: normal.
: 1-3 tahun

b. Stadium Konfuse (Kacau)


Stadium II
1. Afasia
2. Disorientasi waktu dan tempat.
3. Konfuse mental
4. Perilaku abnormal
5. Serangan psikotik
Memori
Visuospatial

: remote dan recent memori terganggu berat.


: kemampuan konstruksi buruk, mudah kesasar, disorientasi

lingkungan.
Bahasa

: afasia fluent, kosong bicara, miskin kata, pengertian

terganggu, repetisi masih baik


Kalkulasi
: akalkulia.
Kepribadian
: indiferen, kadang iritabel.
Psikiatrik
: delusi, agitasi.
Sistim Motorik : diam.
EEG
: perlambatan
CT/MRI
: normal atau atropi
Durasi
: 2-10 tahun.
c. Stadium Demensia (Pikun)
Stadium III:
1. Gangguan kognitif berat
2. Ngompol
Fungsi intelek
Bahasa
Motorik
Kontrol spinter
EEG
CT/MRI

: sangat menurun.
: ekolalia, palilalia.
: ekstrimitas kaku, postur fleksi.
: inkontinen urin dan alvi.
: perlambatan diffus.
: atropi.

VI.

Diagnosa
Diagnosis demensia ditegakkan berdasarkan penilaian menyeluruh, dengan
memperhatikan usia penderita, riwayat keluarga, awal dan perkembangan gejala
serta adanya penyakit lain (misalnya tekanan darah tinggi atau kencing manis).
Biasanya tidak ada satu peristiwa tertentu.
Dilakukan pemeriksaan laboratorium kimia darah standar. Pemeriksaan CT scan
dan MRI dimaksudkan untuk menentukan adanya tumor, hidrosefalus atau stroke.
Jika pada seorang lanjut usia terjadi kemunduran ingatan yang terjadi secara
bertahap, maka diduga penyebabnya adalah penyakit Alzheimer.

VII.

Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Klinik 1
Pemeriksaan klinik menyeluruh dan difokuskan pada pemeriksaan
kardiovaskular.
Pemeriksaan penderita dengan kemungkinan penurunan kognitif dapat dibagi
dalam 4 tahapan:
a. Pemeriksaan Umum
b. Pemeriksaan Neurologi
c. Pemeriksaan status mental
d. Pemeriksaan Kognisi
2. Pemeriksaan Klinik 2
Pemeriksaan neurologi menyeluruh, penting. eskipun hasilnya normal
a. Langkah Gait
b. Penglihatan dan gerakan bola mata
c. Fungsi motorik
3. Pemeriksaan Klinik 3
Beberapa contoh temuan pemeriksaan klinik abnormal yang terkait DD
demensia
a. Hipertensi: merupakan faktor risiko DVa
b. Penyakit jantung(murmur, gagal jantung): kemungkinan asal
emboli pada demensia multi infark serebri
c. Adanya reflek primitif: ingat frototemporal demensia
4. Pemeriksaan Klinik 4
Beberapa contoh temuan pemeriksaan klinik abnormal yang terkait DD
demen-sia
a. Fasikulasi otot-terutama mm.deltoid motor neuron disease
variant pada penderita dg gangguan kognitif ingat demensia
frontotem-poral
b. GangguanTanda ekstrapiramidalis: PD,DLB, degene-rasi
kortikobasal,PSP
c. Perilaku: terkait dg kelainan lobus frontalis

VIII.

Terapi
a. Terapi non-farmakologik
Tujuan:
1. Merubah sikap pengasuh dan penyesuaian lingkungan hidup
2. Terkait dengan terapi farmakologik ialah untuk mengurangi dosis obat dan bila
3.

mungkin memaksimal kan hasil terapi farmakologik


Intervensi psikoterapi mencegah gangguan kognitif dan penurunan daya ingat
Macamnya:
Merubah lingkungan hidup
Merubah aktivitas penderita
Terapi musik
Olah raga
Konseling keluarga
Support group

b. Terapi Farmakologik
1. Disease modifying treatment:
Antioxidan alpha tocopherol (vit E)
Selegeline
2. Cholinesterase inhibitor therapy
Tacrine (Cognex) hepatotoksik
Donepezil (Arisept)
Galatamine (Reminyl)
Rivastigmine ( Exelon)
Cholinesterase inhibitor: memperbaiki , secara temporer menstabilkan atau
mengurangi penurunan gangguan kognitif

Anda mungkin juga menyukai