Anda di halaman 1dari 3

Makna Lambang Paskibra

LAMBANG KORPS PASKIBRAKA


oleh Purna Paskibraka Kota Dumai

Untuk mempersatukan korps, untuk Paskibraka Nasional, Propinsi, dan Kabupaten /


Kotamadya ditandai oleh lambang korps yang sama, dengan tambahan tanda lokasi
terbentuknya pasukan.
Lambang Korps Paskibraka sejak tahun 1973, dengan perisai berwarna hitam dengan garis
pinggir dan huruf berwarna kuning : PASUKAN PENGIBAR BENDERA PUSAKA dan
TAHUN 19 (diujung bawah perisai) berisi gambar (dalam bulatan putih) sepasang anggota
Paskibraka dilatar belakangi oleh Bendera Merah Putih yang berkibar ditiup angin dan 3
(tiga) garis horizon atau awan.
Makna dari bentuk dan gambar tersebut adalah;
Bentuk perisai bermakna Siap bela negara termasuk bangsa dan tanah air Indonesia,
warna hitam bermakna teguh dan percaya diri.
Sepasang anggota Paskibraka bermakna bahwa Paskibraka terdiri dari anggota putra dan
anggota putri yang dengan keteguhan hati bertekad untuk mengabdi dan berkarya bagi
pembangunan Indonesia.
Bendera Merah Putih yang sedang berkibar adalah bendera kebangsaan dan utama
Indonesia yang harus dijunjung tinggi seluruh bangsa Indonesia termasuk generasi mudanya,
termasuk Paskibraka.

Garis Horizon atau 3 (tiga) garis menunjukan ada Paskibraka di 3 (tiga) tingkat, yaitu
Nasional, provinsi, dan Kabupaten / Kotamadya.
Warna kuning berarti kebanggaan, keteladanan dalam hal perilaku dan sikap setiap anggota
Paskibraka.
MAKNA LAMBANG ANGGOTA PASKIBRAKA

Makna dari lambang tersebut adalah :

Lambang berupa bunga teratai yang tumbuh dari lumpur (tanah) dan berkembang di
atas air, hal ini bermakna bahwa anggota Paskibraka adalah pemuda dan pemudi yang
tumbuh dari bawah (orang biasa) dari tanah air yang sedang berkembang dan
membangun.
Bunga teratai berdaun bunga 3 (tiga) helai tumbuh ke atas (mahkota bunga),
bermakna belajar, bekerja, dan berbakti.

Bunga teratai berkelopak 3 (tiga) helai mendatar bermakna aktif, disiplin, dan
gembira.

Mata rantai berkaitan melambangkan persaudaraan yang akrab antar sesama generasi
muda Indonesia yang ada di berbagai pelosok penjuru (16 penjuru arah mata angin)
tanah air.
Rantai persaudaraan ini tanpa memandang asal suku, agama, status sosial, dan
golongan, akan membentuk jalinan mata rantai persaudaraan yang kokoh dan kuat.
Sehingga mampu menangkal bentuk pengaruh dari luar dan memperkuat ketahanan
nasional, melalui jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan yang telah tertanam
dalam dada setiap anggota Paskibraka.

Dikutip dari forum paskibraka Selasa (25/8/2015), Mutahar adalah penggagas


Paskibra dan berhasil menciptakan latihan mental-spiritual "Pandu Ibu Indonesia Ber-

Pancasila" untuk melatih kepemimpinan yang profesional dan berdisiplin tinggi.


Mutahar menghembuskan nafas terakhirnya di usia 88 tahun di Jakarta 9 Juni 2004
karena sakit. Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Sama dengan Mutahar, Idik Sulaeman yang merupakan adik didik Mutahar di
Paskibraka ini juga sangat berjasa besar. Tahun 1967 akhir Idik diangkat menjadi
Kepala Dinas Pengembangan dan Latihan. Saat itulah dia banyak membantu Husein
Mutahar dalam mewujudkan gagasannya membentuk Paskibraka.
Idik yang mengusulkan nama Pasukan Pengerek Bendara Pusaka agar diubah menjadi
Paskibraka. Idik juga membuat seluruh kelengkapan Paskibraka mulai dari lambang,
sistem/metode pelatihan, silabus, atribut dan seragam yang dikenakan Paskibraka
hingga saat ini.
Idik lahir di Kuningan, Jawa Barat 20 Juli 1933. Idik meninggal pada tahun 2013 dan
meninggalkan satu orang istri, 3 anak dan 6 cucu.
Mutahar dan Idik merupakan tokoh penting di balik Paskibraka yang selalu bekerja
dengan keras, ulet, dan tanpa pamrih. Mereka akan terus di kenang dan menjadi
panutan bagi seluruh Paskibraka di Tanah Air.

Anda mungkin juga menyukai