SANG SAKA
BUKU SAKU
A. PASKIBRA
Merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk memupuk semangat
kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara, kepeloporan dan kepemimpinan, berdisiplin
dan berbudi pekerti luhur dalam rangka pembentukan character building generasi muda
Indonesia.
Peserta kegiatan ini adalah siswa / siswi yang berminat / memiliki rasa ingin
mempelajari kegiatan ekstrakuriluler paskibra. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler ini adalah
mempelajari praktek baris-berbaris (PBB) dan bagaimana mengibarkan / menurunkan
Bendera pada setiap Upacara rutin di sekolah atau memperingati hari Proklamasi pada
tanggal 17 Agustus dan upacara bendera hari besar nasional lainnya.
Sejarah PASKIBRA Pembentukan Tim pengerek Bendera Pusaka Tahun 1967 dan 1968
Tahun 1967, Hussein Mutahar dipanggil Presiden Soeharto untuk menangani lagi masalah
Pengibaran Bendera Pusaka. Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogjakarta,
beliau kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok, yaitu :
Kelompok 17 / PENGIRING (PEMANDU)
Kelompok 8 / PEMBAWA (INTI)
Kelompok 45 / PENGAWAL
Ini merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 (17-
8-45). Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, beliau melibatkan putra daerah yang
ada di jakarta dan menjadi anggota Pandu / Pramuka untuk melaksanakan tugas Pengibaran
Bendera Pusaka.
Ulang rencana beliau untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para Mahasiswa
AKABRI (Generasi Muda ABRI). Usul lain menggunakan anggota Pasukan Khusus ABRI
(seperti RPKAD, PGT, MARINIR dan BRIMOB) juga tidak mudah, akhirnya diambil dari
Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi dan sekaligus mereka
bertugas di Istana Negara Jakarta. Pada 17 Agustus 1968, petugas pengibar Bendera Pusaka
adalah para pemuda utusan propinsi. Tetapi propinsi-propinsi belum seluruhnya
mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh ex-anggota pasukan tahun 1967. 5
Agustus 1969 di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera
Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Presiden Suharto kepada
Gubernur / Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia.
Bendera duplikat (dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka
pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di
Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput
bendera duplikat yang dikibar / diturunkan. Pada tahun itu resmi anggota PASKIBRAKA
adalah para remaja siswa SMA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari 26
propinsi di Indonesia, dan tiap propinsi diwakili oleh sepasang remaja. Dari tahun 1967
sampai tahun 1972 anggota yang terlibat masih dinamakan sebagai anggota "pengerek
Bendera".
Pada 1973 Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka
dengan sebutan PASKIBRAKA . PAS berasal dari PAS ukan, KIB berasal dari KIB ar
mengandung pengertian Pengibar, RA berarti Bende RA dan KA berarti Pusa KA , mulai saat
itu singkatan anggota pengibar bendera pusaka adalah PASKIBRAKA.
B. PASKIBRAKA
a. Pengertian Paskibraka
PASKIBRAKA (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka) merupakan kegiatan yang bertujuan
untuk memupuk semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara, kepeloporan dan
kepemimpinan, berdisiplin dan berbudi pekerti luhur dalam rangka pembentukan character
building generasi muda Indonesia .
Peserta kegiatan ini adalah pria dan wanita yang telah terpilih untuk mewakili
propinsinya dalam acara pengibaran dan penurunan Bendera Pusaka (duplikat) pada
Upacara Kenegaraan 17 Agustus dalam rangka Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia.
b. Sejarah Paskibraka
Sejarah Paskibraka, dimulai 17 Agustus 1950, saat pertama kali peringatan HUT
Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan, setelah Presiden Sukarno hijrah dari Yogyakarta.
Namun sebenarnya, dalam peringatan skala kecil pada 1946 silam, kegiatan ini sudah
dilaksanakan di Gedung Agung, Yogyakarta.
Tata cara penaikan dan penurunan Bendera Pusaka, pertama kali disusun oleh
ajudan Presiden Sukarno, Husen Mutahar. Kemudian pada 1967, Husen yang waktu itu
menjabat Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
di masa pemerintahan Soeharto, juga menerima tugas yang sama. Formasi Paskibraka,
diambil dari tanggal, bulan dan tahun dibacakannya Proklamasi kemerdekaan_RI.
c. Persyaratan Menjadi Anggota Paskibraka
Untuk menjadi calon anggota Paskibraka, diperlukan beberapa persyaratan.
Syaratnya, memiliki tubuh sehat, tinggi badan minimal 170 cm untuk putra, dan 165
sentimeter untuk putri. Mereka juga harus memiliki nilai akademis yang baik, serta aktif
berorganisasi.
Seleksi penerimaannya dilakukan secara berjenjang, mulai dari tingkat kota /
kabupaten, provinsi hingga nasional. Dan, yang bertugas pada upacara tahun ini, terdiri dari
64 orang, perwakilan 32 provinsi. Mereka sudah menjalani latihan fisik dan mental selama
27 hari. Pelatihnya sebagian besar adalah anggota TNI / Polri.
1. Aklaq
Mental dan moral dapat di pertanggung jawabkan
Mentaati kewajiban agama yang di anutnya
Berbudi pekerti luhur dan bertingkah laku yang baiK
2. Kepribadian
Ramah dan pandai bergaul
Bersahaja, sopan dan berdisiplin
3. Kesehatan
Tidak berkaca mata
Tegap dan tidak cacat tubuh
Tinggi badan:
Putra Minimal: 170 cm
Putri Minimal: 165 cm
4. Berpenampilan segar, menarik dan selalu ceria .
d. Tahap Seleksi Calon Anggota Paskibraka
Semua calon akan di pilih dari sekolah tingkat SLTA lalu mengikuti seleksi tingkat II.
Sekolah - Kecamatan - Kabupaten - Propinsi - Nasional
D. PANCA PASKIBRA
A. PENGERTIAN / ARTI
T ata: mengatur, menata, menyusun
U pa : jaringan
Cara: tindakan, gerakan
Tata Upacara Bendera adalah :
1. merangkaikan suatu tindakan atau gerakan dengan susunan secara baik dan benar.
2. Aksi atau gerakan yang dirangkaikan serta ditata dengan tertib dan disiplin.
3. Jadi Tata Upacara Bendera adalah tindakan dan gerakan yang dirangkaikan dan ditata
dengan tertib dan disiplin. Pada hakekatnya upacara bendera adalah pencerminan dari
nilai-nilai budaya bangsa yang merupakan salah satu pancaran peradaban bangsa, hal
ini merupakan ciri khas yang membedakan dengan bangsa lain.
Sejarah
Sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia telah melaksanakan upacara, upacara
selamatan kelahiran, upacara selamatan panen.
B. DASAR HUKUM
1. Pancasila.
2. UUD 1945.
3. UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4. Inpres No. 14 tahun 1981 (1 Desember 1981) tentang Urutan Upacara Bendera.
C. ACARA PENUTUP
1. Penghormatan kepada pemimpin Upacara
2. Pemimpin Upacara kembali ketempat semula
D. ACARA TAMBAHAN
1. Pengumuman - pengumuman
Acara sertijab, penyerahan piala, dsb
2. Peserta Upacara dapat dibubarkan
Dilakukan oleh Pemimpin Tim, Pemimpin tim adalah petugas yang mengawali dan
mengakhiri jalannya upacara
Keterangan :
Pembacaan Teks Pancasila dan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 1945 dapat
mengembalikan posisinya pada Upacara Kesaktian Pancasila.
Upacara penurunan bendera, setengah tiang, dalam ruang : Suasana upacara sama dengan
upacara bendera hanya pada waktu penurunan bendera dilakukan setelah pembacaan do'a,
bendera dinaikan satu tiang penuh seiring dengan selesainya lagu, baru kemudian
diturunkan setengah tiang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Semua yang hadir pada saat upacara hendaknya melakukan sikap sempurna
Gangguan dalam upacara
Apabila kerekan bendera macet, upacara dilanjutkan setelah kerekan dibetulkan.
Apabila kerekan putus, kelompok pengibar bendera mengibarkan / membentangkan
bendera sampai upacara selesai.
Apabila roboh tiangnya, maka upacara ditangguhkan dan
apabila hujan turun saat upacara tengah berlangsung maka upacara dilanjutkan (lebih
lengkapnya baca petunjuk TUB tahun 1995).
Yang terlibat langsung dalam pengibaran terdiri dari tiga orang, yaitu:
Pengerek (Sebelah Kiri Tim)
Pembawa Bendera (Ditengah)
Pembentang Bendera (Sebelah Kanan Tim)
1. Pengerek dan pembentang bendera memegang tali bersama - sama, bukan memegang
tiangnya, punggung tangan yang memegang tali menghadap ke depan.
2. Kemudian pengerek bendera mulai membuka tali pada tiang, perhatikan cara membuka
talinya.
3. Pengerek melihat keatas untuk menchek apakah talinya sudah benar ataukah terbelit. Setelah
posisi tali benar berikan / serahkan salah satu tali pada pembentang bendera.
4. Pengerek melakukan tindakan penyelamatan gaya tindakan penyelamatan ini bebas, yang
penting adalah tali tersebut tidak terlepas dari tangan pengerek.
5. Selanjutnya pengerek bendera memasang catok pada bendera, catok yang sebelah atas ke
bagian warna merah dan catok yang satu lagi ke bendera warna putih. Kemudian presenter
menyerahkan tali yang dipegangnya ke pengerek.
6. Langkah selanjutnya adalah presentasi Pembentang mundur 3 langkah ke belakang, setelah
tiga langkah ke belakang baru bendera dibentangkan. Bersamaan dengan mundurnya
pembentang, pengerek menarik tiga kali (kondisikan) Selanjutnya presenter menolehkan kepala
ke arah Pemimpin Upacara dan memberikan sinyal dengan lantang dan keras "Bendera Siap".
Pemimpin Upacara memberi aba - aba penghormatan pada bendera merah putih.
7. Tindakan selanjutnya adalah pengerekan bendera Presenter maju kedepan dengan langkah
yang tegap dan tangan yang masih menyajikan bendera, langkahnya tidak kaku, tidak santai,
tidak asal - asalan, setelah sampai didepan tiang lemparkan ujung bendera berwarna putih ke
arah belakang presenter yang sesuai dengan arah angin. Bendera dikerek seirama dengan lagu
Indonesia Raya, posisi telapak tangan pengerek, pengulur, dan pembentang menggenggam.
Kondisi tangan pengerek dan pembentang pada saat pengerekan terlihat seperti cermin.
Bendera harus sudah sampai dipuncak tiang pada kata "Hiduplah ......" bait terakhir dari Lagu
Indonesia Raya. Ketika aba - aba "TEGAK = GERAK" dari Pemimpin Upacara, maka pengerek dan
Pembentang langsung mendekatkan tangan pada tiang, dan tali dari Pembentang langsung
diambil oleh pengerek.
8. Langkah yang terakhir adalah pengikatan tali pada tiang. Pengikatan tali ini dilakukan oleh
pengerek Yang harus diperhatikan dalam pengikatan tali ini adalah posisi bendera yang telah
berada diatas tidak bisa turun kembali, sehingga bagian tali yang berada di tangan pengerek
harus diikatkan terlebih dahulu dengan kuat, kemudian kedua tali diikatkan sampai tali tersebut
habis.
Catatan:
10 tahapan penaikan bendera yang harus tersusun dan tidak dapat ditunda.
1. Memegang tali
2. Membuka tali
3. Penggerek melihat keatas
4. Serahkan tali dari pengerek ke pembentang
5. Pembentang memberikan isyarat dengan lantang dan keras "Bendera Siap”
6. Penurunan Bendera
7. Pembentang menarik tali dan pengerek mengulur dengan sedikit menahannya agar tidak
terlalu cepat turun ke bawah
8. Serahkan tali dari pembentang ke orang yang ditengah.
9. Pembentang mengambil ujung bendera, dan mulai mundur sampai bendera terbentang.
10. Menyajikan Bendera sampai aba - aba dari Pemimpin Upacara "TEGAK = GERAK". Presenter
dan Pembawa bendera melipat bendera menjadi dua bagian dengan warna putih
menghadap ke arah pasukan.
11. Pembawa Bendera melakukkn tindakan penyelamatan pada tali.
12. Pembawa Bendera (satu orang ditengah) membuka catok tali dan bendera.
13. Serahkan tali tersebut ke pengerek untuk diikat
14. Ketika pengerek mengikat tali pada tiang, pembawa bendera dan presenter melakukan
pelipatan bendera.
15. Pelipatan bendera ini bebas, asalkan rapih dan cepat.
BAB 7
PERATURAN BARIS BERBARIS (PBB)
A. SEJARAH
Berbaris pertama kali dikenal pada jaman Kekaisaran Romawi pada saat Kaisarnya Julius
Caesar, dengan maksud agar tim yang berada dibawah kekuasaannya memiliki rasa tanggung
jawab, disiplin yang tinggi dengan melihat hasil lahir, yaitu kerapihan, kekompakan, Ketertiban
dan kesigapan. Tim Julius Caesar sangatlah terkenal pada jamannya (baca sejarah romawi)
B. PENGERTIAN
Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna menanamkan disiplin, patriotisme,
tanggung jawab serta membentuk sikap lahir dan bathin yang diarahkan pada terbentuknya
suatu perwatakan tertentu.
Sikap lahir & bathin yang diperoleh : Kebersamaan
Ketegaran Persaudaraan
Ketangkasan Keyakinan
Kelincahan Keberanian
kerapihan Kekuatan
Ketertiban Kesadaran
Kehidmatan Konsentrasi
Kekompakan Kebiasaan
Keseragaman Berani berkorban
kesigapan Asosiasi
Keindahan
Ketanggapan INGAT !!! Pelatihan Inti PBB
Kewajaran energi Sikap dan Penampilan
Kesopanan Hentakan Kaki
Ketelitian Patah - patah
Ketenangan Rata - rata Air
Ketaatan Irama Langkah
Keikhlasan Kewajaran Tenaga
Kesetiakawanan Konsentrasi
Dapat dibaca pada PERATURAN PANGLIMA (PERPANG) NOMOR 57 & 58 TAHUN 2018
TENTANG PERATURAN BARIS BERBARIS
BAB 8
KUMPULAN LAGU-LAGU PASKIBRA