Anda di halaman 1dari 22

Penjaga

SANG SAKA
BUKU SAKU

Disusun OlehBersama PT Borcelle Jaya Sejati Fajrin S


BAB 1
KEORGANISASIAN PASKIBRA DAN PASKIBRAKA

A. PASKIBRA
Merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk memupuk semangat
kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara, kepeloporan dan kepemimpinan, berdisiplin
dan berbudi pekerti luhur dalam rangka pembentukan character building generasi muda
Indonesia.
Peserta kegiatan ini adalah siswa / siswi yang berminat / memiliki rasa ingin
mempelajari kegiatan ekstrakuriluler paskibra. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler ini adalah
mempelajari praktek baris-berbaris (PBB) dan bagaimana mengibarkan / menurunkan
Bendera pada setiap Upacara rutin di sekolah atau memperingati hari Proklamasi pada
tanggal 17 Agustus dan upacara bendera hari besar nasional lainnya.
Sejarah PASKIBRA Pembentukan Tim pengerek Bendera Pusaka Tahun 1967 dan 1968
Tahun 1967, Hussein Mutahar dipanggil Presiden Soeharto untuk menangani lagi masalah
Pengibaran Bendera Pusaka. Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogjakarta,
beliau kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok, yaitu :
 Kelompok 17 / PENGIRING (PEMANDU)
 Kelompok 8 / PEMBAWA (INTI)
 Kelompok 45 / PENGAWAL
Ini merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 (17-
8-45). Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, beliau melibatkan putra daerah yang
ada di jakarta dan menjadi anggota Pandu / Pramuka untuk melaksanakan tugas Pengibaran
Bendera Pusaka.
Ulang rencana beliau untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para Mahasiswa
AKABRI (Generasi Muda ABRI). Usul lain menggunakan anggota Pasukan Khusus ABRI
(seperti RPKAD, PGT, MARINIR dan BRIMOB) juga tidak mudah, akhirnya diambil dari
Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi dan sekaligus mereka
bertugas di Istana Negara Jakarta. Pada 17 Agustus 1968, petugas pengibar Bendera Pusaka
adalah para pemuda utusan propinsi. Tetapi propinsi-propinsi belum seluruhnya
mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh ex-anggota pasukan tahun 1967. 5
Agustus 1969 di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera
Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Presiden Suharto kepada
Gubernur / Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia.
Bendera duplikat (dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka
pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di
Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput
bendera duplikat yang dikibar / diturunkan. Pada tahun itu resmi anggota PASKIBRAKA
adalah para remaja siswa SMA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari 26
propinsi di Indonesia, dan tiap propinsi diwakili oleh sepasang remaja. Dari tahun 1967
sampai tahun 1972 anggota yang terlibat masih dinamakan sebagai anggota "pengerek
Bendera".
Pada 1973 Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka
dengan sebutan PASKIBRAKA . PAS berasal dari PAS ukan, KIB berasal dari KIB ar
mengandung pengertian Pengibar, RA berarti Bende RA dan KA berarti Pusa KA , mulai saat
itu singkatan anggota pengibar bendera pusaka adalah PASKIBRAKA.

B. PASKIBRAKA
a. Pengertian Paskibraka
PASKIBRAKA (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka) merupakan kegiatan yang bertujuan
untuk memupuk semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara, kepeloporan dan
kepemimpinan, berdisiplin dan berbudi pekerti luhur dalam rangka pembentukan character
building generasi muda Indonesia .
Peserta kegiatan ini adalah pria dan wanita yang telah terpilih untuk mewakili
propinsinya dalam acara pengibaran dan penurunan Bendera Pusaka (duplikat) pada
Upacara Kenegaraan 17 Agustus dalam rangka Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia.
b. Sejarah Paskibraka
Sejarah Paskibraka, dimulai 17 Agustus 1950, saat pertama kali peringatan HUT
Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan, setelah Presiden Sukarno hijrah dari Yogyakarta.
Namun sebenarnya, dalam peringatan skala kecil pada 1946 silam, kegiatan ini sudah
dilaksanakan di Gedung Agung, Yogyakarta.
Tata cara penaikan dan penurunan Bendera Pusaka, pertama kali disusun oleh
ajudan Presiden Sukarno, Husen Mutahar. Kemudian pada 1967, Husen yang waktu itu
menjabat Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
di masa pemerintahan Soeharto, juga menerima tugas yang sama. Formasi Paskibraka,
diambil dari tanggal, bulan dan tahun dibacakannya Proklamasi kemerdekaan_RI.
c. Persyaratan Menjadi Anggota Paskibraka
Untuk menjadi calon anggota Paskibraka, diperlukan beberapa persyaratan.
Syaratnya, memiliki tubuh sehat, tinggi badan minimal 170 cm untuk putra, dan 165
sentimeter untuk putri. Mereka juga harus memiliki nilai akademis yang baik, serta aktif
berorganisasi.
Seleksi penerimaannya dilakukan secara berjenjang, mulai dari tingkat kota /
kabupaten, provinsi hingga nasional. Dan, yang bertugas pada upacara tahun ini, terdiri dari
64 orang, perwakilan 32 provinsi. Mereka sudah menjalani latihan fisik dan mental selama
27 hari. Pelatihnya sebagian besar adalah anggota TNI / Polri.
1. Aklaq
 Mental dan moral dapat di pertanggung jawabkan
 Mentaati kewajiban agama yang di anutnya
 Berbudi pekerti luhur dan bertingkah laku yang baiK
2. Kepribadian
 Ramah dan pandai bergaul
 Bersahaja, sopan dan berdisiplin
3. Kesehatan
 Tidak berkaca mata
 Tegap dan tidak cacat tubuh
 Tinggi badan:
 Putra Minimal: 170 cm
 Putri Minimal: 165 cm
4. Berpenampilan segar, menarik dan selalu ceria .
d. Tahap Seleksi Calon Anggota Paskibraka
Semua calon akan di pilih dari sekolah tingkat SLTA lalu mengikuti seleksi tingkat II.
Sekolah - Kecamatan - Kabupaten - Propinsi - Nasional

C. PERLENGKAPAN PASKIBRA DAN PASKIBRAKA


1. Dinas Upacara (PDU)
Terdiri atas 4 bagian:
1. Di gunakan untuk upacara = PDU I
2. Di gunakan pada acara resmi = PDU II
3. Pakaian pola biasa = PDU III
4. Pakaian biasa = PDU IV
2. Lencana Merah Putih Garuda
Merupakan suatu tanda yang diberikan kepada seorang Paskibra yang telah mengikuti
massa latihan, pemusatan latihan, dan pelantikan / pengukuhan serta sebagai identitas
diri seorang Paskibra.
Persyaratan Memiliki lencana Merah Putih Garuda
 Telah mengikuti masa pelatihan
 Telah mengikuti masa orientasi
 Mengikuti pelantikan / pengukuhan
3. Tingkatan Warna Dasar Lencana Merah Putih Garuda (MPG)
Gambar Burung Garuda sebagai ideologi Pancasila
 Warna putih di gunakan untuk kalangan SMP .
 Warna hijau di gunakan untuk kalangan SLTA .
 Warna merah di gunakan untuk kalangan PASKIBRAKA .
 Warna ungu di gunakan untuk kalangan pembangun PASKIBRAKA .
 Warna kuning di gunakan untuk kalangan senior atau pembangun PASKIBRAKA yang
memiliki prestasi di bidang kepemudaan di tingkat PASKIBRAKA .
4. Perlakuan Terhadap Lencana Merah Putih Garuda
 Lencana jangan sampai di hilangkan
 Lencana harus dalam kondisi terawat
 Lencana tidak dapat di letakan sembarangan
 Lencana tidak bisa di perlakukan sembarangan
BAB 2
LAMBANG, ARTI LAMBANG & MOTTO
PASKIBRA

A. Lambang Korps Paskibraka


Lambang Korps Paskibraka sejak tahun 1973, dengan perisai berwarna hitam dengan garis
pinggir dan huruf berwarna kuning : PASUKAN PENGIBAR BENDERA PUSAKA dan TAHUN 19 …
(diujung bawah perisai) berisi gambar (dalam bulatan putih) sepasang anggota Paskibraka
dilatar belakangi oleh Bendera Merah Putih yang berkibar ditiup angin dan 3 (tiga) garis horizon
atau awan.

Makna dari bentuk dan gambar tersebut adalah :


1. Bentuk perisai bermakna “Siap bela negara” termasuk bangsa dan tanah air Indonesia,
warna hitam bermakna teguh dan percaya diri.
2. Sepasang anggota Paskibraka bermakna bahwa Paskibraka terdiri dari anggota putra dan
anggota putri yang dengan keteguhan hati bertekad untuk mengabdi dan berkarya bagi
pembangunan Indonesia.
3. Bendera Merah Putih yang sedang berkibar adalah bendera kebangsaan dan utama
Indonesia yang harus dijunjung tinggi seluruh bangsa Indonesia termasuk generasi
mudanya, termasuk Paskibraka.
4. Garis Horizon atau 3 (tiga) garis menunjukan ada Paskibraka di 3 (tiga) tingkat, yaitu
Nasional, provinsi, dan Kabupaten / Kotamadya.
5. Warna kuning berarti kebanggaan, keteladanan dalam hal perilaku dan sikap setiap
anggota Paskibraka.
B. Lambang Purna Paskibraka Indonesia / Lambang Paskibra
Setangkai bunga teratai yang mulai mekar dan dikelilingi oleh sebuah gelang rantai, yang mana
mata rantainya berbentuk bulat dan belah ketupat, berjumlah 16 mata rantai bulat dan 16 mata
rantai belah ketupat.

Makna dari bentuk lambang tersebut adalah :


1. Lambang berupa bunga teratai yang tumbuh dari lumpur (tanah) dan berkembang di
atas air, hal ini bermakna bahwa anggota PPI adalah pemuda yang tumbuh dari bawah
(orang biasa) dari tanah air yang sedang berkembang dan membangun.
2. Bunga teratai berdaun bunga 3 (tiga) helai tumbuh ke atas (mahkota bunga), bermakna
belajar, bekerja, dan berbakti.
3. Bunga teratai kelopak bunga 3 (tiga) helai mendatar bermakna aktif, disiplin dan
gembira.
4. Mata rantai berkaitan melambangkan persaudaraan yang akrab antar sesama generasi
muda Indonesia yang ada di berbagai pelosok penjuru (16 penjuru mata angin) tanah air.
Persaudaraan ini tanpa memandang asal suku, agama, status sosial, dan golongan, akan
membentuk jalinan mata rantai persaudaraan sebangsa yang kokoh dan kuat, sehingga
mampu menangkal bentuk pengaruh dari luar dan memperkuat pertahanan nasional,
melalui jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan yang telah tertanam di dalam dada
setiap anggota PPI.
C. MOTTO PASKIBRA

TIDAK TAKUT SALAH


TIDAK TAKUT KALAH
TIDAK TAKUT JATUH
TIDAK TAKUT MATI
TAKUT MATI JANGAN HIDUP
TAKUT HIDUP MATI SEKALIAN

Kalau ada seribu, kami ada satu


Kalau ada seratus, kami tetap satu
Kalau ada sepuluh, kami yakin tetap satu
Kalau ada satu yaitu kami

Tanpa keberanian kita akan kalah


Tanpa kekompakkan kita akan pecah
Lebih baik berkeringat saat latihan
Dari pada menangis dimedan Laga

D. PANCA PASKIBRA

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


2. Menanamkan disiplin pribadi yang tinggi
3. Taat dan patuh terhadap peraturan dan tata tertib yang ada
4. Hormat menghormati dan sopan santun terhadap sesama
5. Cinta alam, siap menjaga dan melestarikannya
BAB 3
HALENTRI PASKIBRA

Halentri adalah tata cara kehidupan sehari - hari seorang Paskibra :


a) Pelaksanaan Penghormatan Militer (PPM)
Merupakan suatu kehormatan yang di berikan junior kepada seorang senior, waktu dalam
latihan maupun di luar latihan. Waktu PPM dari pukul 08.00 s / d 18.00 WIB. Jika sudah
lewat dari batas yang sudah di tentukan cukup dengan mengucapkan "salam".
b) Halentri Di Jalan
1. Jika bertemu yang lebih tua sapalah terlebih dahulu
2. Bersikap ramah (tidak menentang)
3. Jika di ajak bicara tataplah wajahnya dan pandangan tetap lurus ke depan, jangan
membuang pandangan / muka.
4. Jika terburu - buru mintalah permisi.
c) Halentri Bertamu
1. Ketuklah pintu terlebih dahulu sambil mengucapkan salam sebelum memasuki ruang.
2. Jangan masuk sebelum di persilahkan masuk.
3. Katakan maksud dan tujuan kita.
4. Jangan duduk sebelum di persilahkan duduk terlebih dahulu dan ambilah sikap duduk
yang baik.
5. Jangan sekali - kali memegang meja.
6. Uraikan maksud dan tujuan kita.
7. Setiap di ajak bicara jangan memalingkan pandangan dan mengalihkan pembicaraan.
8. Jika di beri pertanyaan jawablah dengan tegas dan jelas serta sopan (jangan menjawab
dengan menggunakan kepala).
9. Bicaralah dengan baik dan sopan.
10.Jika sudah selesai ucapkan salam dan kembalikan kursi pada posisi semula.
d) Halentri Makan
1. Waktu makan posisi tubuh tegak.
2. Sendok di pegang oleh tangan kanan dan garpu di pegang oleh tangan kiri.
3. Cara memegang sendok dan garpu sama dengan memegang pena.
4. Diwaktu sedang makan tidak ada yang bicara.
5. Sebelum dan sesudah makan selalu membaca do'a.
BAB 4
TATA UPACARA BENDERA

A. PENGERTIAN / ARTI
T ata: mengatur, menata, menyusun
U pa : jaringan
Cara: tindakan, gerakan
Tata Upacara Bendera adalah :
1. merangkaikan suatu tindakan atau gerakan dengan susunan secara baik dan benar.
2. Aksi atau gerakan yang dirangkaikan serta ditata dengan tertib dan disiplin.
3. Jadi Tata Upacara Bendera adalah tindakan dan gerakan yang dirangkaikan dan ditata
dengan tertib dan disiplin. Pada hakekatnya upacara bendera adalah pencerminan dari
nilai-nilai budaya bangsa yang merupakan salah satu pancaran peradaban bangsa, hal
ini merupakan ciri khas yang membedakan dengan bangsa lain.
Sejarah
Sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia telah melaksanakan upacara, upacara
selamatan kelahiran, upacara selamatan panen.

B. DASAR HUKUM
1. Pancasila.
2. UUD 1945.
3. UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4. Inpres No. 14 tahun 1981 (1 Desember 1981) tentang Urutan Upacara Bendera.

C. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Untuk memperoleh suasana yang selular, tertib, dan menuntut pemusatan perhatian
dari
2. seluruh peserta, maka disusunlah petunjuk pelaksanaan kegiatan ini.
3. menjadikan sekolah memiliki situasi yang dinamis dalam segala aspek kehidupan bagi
para siswa, guru, pembina dan kepala sekolah. Sehingga sekolah memiliki daya
kemampuan dan ketangguhan terhadap gangguan-gangguan negatif baik dari dalam
maupun luar sekolah, yang akan dapat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar
di sekolah.
D. PEJABAT UPACARA
1. Pembina Upacara
2. pemimpin Upacara
3. pengatur Upacara
4. pembawa Upacara
E. PETUGAS UPACARA
1. Pembawa Naskah Pancasila
2. Pembaca Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
3. pembaca Do'a
4. pemimpin Lagu
5. Kelompok Pengibar / Penurun Bendera
6. Kelompok Pembawa Lagu
7. Pemimpin kelompok kelas / regu
8. Rekomendasi tiap perangkat
F. PERLENGKAPAN UPACARA
1. Bendera Merah Putih
a. Ukuran perbandingan 2: 3
b. Ukuran terbesar 2 X 3 meter
c. Ukuran terkecil 1 X 1,5 Meter
2. Tiang Bendera
a. Minimal 5 meter maksimal 17 meter
b. Perbandingan bendera dengan tiang 1: 7
c. Ukuran yang ideal untuk sekolah tingkat SMP 7 - 8 meter
3. Tali Bendera
Diusahakan tali yang digunakan adalah tali layar (tali kalimetal) dan bukan tali plastik
Dan tali harus berwarna putih
4. Naskah-naskah
Intinya naskah harus terlihat selalu bersih
a. Pancasila
b. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
c. naskah Do'a
d. naskah Acara
G. SUSUNAN BARISAN UPACARA
1. Bentuk Barisan Satu Garis
Suatu bentuk barisan disusun dalam satu garis dan menghadap ke pusat Upacara,
dengan formasi :
 Shaf BERSHAF
 Banjar BERSHAF
2. Bentuk barisan "U" / angkare
Suatu barisan yang disusun dalam bentuk huruf "U" atau angkare dan menghadap ke
pusat Upacara, dengan formasi:
 Shaf BERSHAF
 Banjar bershaf
3. Bentuk Barisan "L"
 Shaf BERSHAF
 Banjar BERSHAF
Catatan :
Susunan Barisan Upacara diatas adalah suatu bentuk yang ideal, tetapi hal tersebut dapat
disesuaikan dengan situasi dan kondisi lapangan upacara yang tersedia.
UPACARA DALAM RUANGAN Upacara yang dilakukan dalam ruang tidak
melaksanakan Upacara Bendera, karena Sang Merah Putih sudah hadir sebagai bendera
ruangan. Bendera ruang adalah :
Bila ada bendera kedua, kita tidak perlu melakukan penghormatan, cukup dengan
aba - aba: "Sang Merah Putih maju ke tempat yang telah ditentukan".

H. SUSUNAN ACARA UPACARA


PERSIAPAN
Dipilih dan disiapkan orang-orang yang memiliki kemampuan dan kesiapan untuk tugas
tersebut. Bendera , Tali, Tiang, Teks, Pengeras suara, Mimbar, dipersiapkan. Perhatikan
daerah sekitar lapangan agar tidak terjadi kekacauan pada saat pelaksanaan.
SUSUNAN ACARA UPACARA
A. PENDAHULUAN
1. Pemimpin Kelas menyiapkan pasukannya
2. Pemimpin Upacara memasuki lapangan Upacara
3. Penghormatan kepada Pemimpin Upacara
4. Laporan Pemimpin Kelas kepada Pemimpin Upacara
5. Kemudian Pemimpin Upacara mengambil alih pimpinan peserta upacara
diistirahatkan, (bersamaan dengan itu Tura menjemput Pembina).
B. ACARA POKOK
1. Pembina Upacara memasuki lapangan Upacara
(Didampingi oleh Tura, saat Tura kembali ketempat semula, pendamping pembina /
pembawa naskah Pancasila menempati tempat 2 langkah disebelah kiri belakang
pembina Upacara )
2. Penghormatan Umum
3. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
4. Pengibaran Sang Merah Putih
5. Mengheningkan Cipta
6. Pembacaan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
Format A : Petugas maju kedepan menghadap Pembina, Lapor
(Untuk Lomba dan PHBN)
Format B : Petugas cukup maju kedepan 2 - 3 langkah)
(Upacara hari Senin)
7. Pembacaan Teks Pancasila
8. Amanat Pembina Upacara
9. Menyanyikan Lagu Nasional
10. Pembacaan Do'a
11. Laporan Pemimpin Upacara
12. Penghormatan Umum
13. Pembina Upacara meninggalkan lapangan Upacara

C. ACARA PENUTUP
1. Penghormatan kepada pemimpin Upacara
2. Pemimpin Upacara kembali ketempat semula
D. ACARA TAMBAHAN
1. Pengumuman - pengumuman
Acara sertijab, penyerahan piala, dsb
2. Peserta Upacara dapat dibubarkan
Dilakukan oleh Pemimpin Tim, Pemimpin tim adalah petugas yang mengawali dan
mengakhiri jalannya upacara

Keterangan :
Pembacaan Teks Pancasila dan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 1945 dapat
mengembalikan posisinya pada Upacara Kesaktian Pancasila.
Upacara penurunan bendera, setengah tiang, dalam ruang : Suasana upacara sama dengan
upacara bendera hanya pada waktu penurunan bendera dilakukan setelah pembacaan do'a,
bendera dinaikan satu tiang penuh seiring dengan selesainya lagu, baru kemudian
diturunkan setengah tiang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Semua yang hadir pada saat upacara hendaknya melakukan sikap sempurna
 Gangguan dalam upacara
 Apabila kerekan bendera macet, upacara dilanjutkan setelah kerekan dibetulkan.
 Apabila kerekan putus, kelompok pengibar bendera mengibarkan / membentangkan
bendera sampai upacara selesai.
 Apabila roboh tiangnya, maka upacara ditangguhkan dan
 apabila hujan turun saat upacara tengah berlangsung maka upacara dilanjutkan (lebih
lengkapnya baca petunjuk TUB tahun 1995).

BUKU ACUAN POKOK !!!


 Juklak Tata Upacara Bendera 1995
 Juklak Tata Upacara Bendera dan Pelatihan Paskibraka 1995
 Bendera dan TUB Kak Idik Sulaeman
 TUB dan Tata Krama Terhadap Sang Merah Putih Idik Sulaeman dan Dharminto S.
BAB 5
TATA CARA MELIPAT DAN MEMBENTANG BENDERA

Teknik melipat bendera dan membentang bendera dibagi menjadi 2, yaitu:


1. Teknik lipat 3
2. Teknik lipat Genap
Dibawah ini akan dijelaskan tata cara melipat bendera dengan teknik lipat genap. Teknik
lipat genap sering digunakan karena kemungkinan kesalahannya sangat kecil. Maksudnya
genap disini adalah jumlah lupatannya dapat 4, 6, 8, 10, asalkan genap dan disesuaikan
dengan panjang bendera.

Cara melipat Bendera


 Patokan memegang bendera warna putih di tangan sebelah kanan dan warna merah di
tangan sebelah kiri
 Pembentang memegang bendera warna merah di tangan sebelah kanan dan warna
putih di tangan sebelah kiri
 Bendera direntangkan, kemudian dilipat menjadi dua bagian, bagian putih menghadap
ke atas
 Kemudian dilipat memanjang menjadi dua bagian lagi, warna putih berada di dalam
tertutup warna merah
 Pembentang melipat bendera menjadi beberapa bagian yang genap dengan arah zig -
zag
 Setelah menjadi beberapa bagian yang genap, lipat menjadi 2 bagian dengan arah
horizontal ke dalam.

Cara Membentang Bendera


 Pembentang, tangan kanan memgang bendera warna merah, tangan kiri memegang
bendera warna putih
 Patokan, tangan kanan memegang bendera warna putih, tangan kiri memegang bendera
warna merah
 Setelah itu pembentang mundur 3 (tiga) langkah, tangan masih dlam kondisi lurus
 Setelah mundur 3 langkah, presenter menyajikan bendera sedangkan patokan diam
BAB 6
TATA CARA PENGIBARAN & PENURUNAN BENDERA

Yang terlibat langsung dalam pengibaran terdiri dari tiga orang, yaitu:
 Pengerek (Sebelah Kiri Tim)
 Pembawa Bendera (Ditengah)
 Pembentang Bendera (Sebelah Kanan Tim)

1. Pengerek dan pembentang bendera memegang tali bersama - sama, bukan memegang
tiangnya, punggung tangan yang memegang tali menghadap ke depan.
2. Kemudian pengerek bendera mulai membuka tali pada tiang, perhatikan cara membuka
talinya.
3. Pengerek melihat keatas untuk menchek apakah talinya sudah benar ataukah terbelit. Setelah
posisi tali benar berikan / serahkan salah satu tali pada pembentang bendera.
4. Pengerek melakukan tindakan penyelamatan gaya tindakan penyelamatan ini bebas, yang
penting adalah tali tersebut tidak terlepas dari tangan pengerek.
5. Selanjutnya pengerek bendera memasang catok pada bendera, catok yang sebelah atas ke
bagian warna merah dan catok yang satu lagi ke bendera warna putih. Kemudian presenter
menyerahkan tali yang dipegangnya ke pengerek.
6. Langkah selanjutnya adalah presentasi Pembentang mundur 3 langkah ke belakang, setelah
tiga langkah ke belakang baru bendera dibentangkan. Bersamaan dengan mundurnya
pembentang, pengerek menarik tiga kali (kondisikan) Selanjutnya presenter menolehkan kepala
ke arah Pemimpin Upacara dan memberikan sinyal dengan lantang dan keras "Bendera Siap".
Pemimpin Upacara memberi aba - aba penghormatan pada bendera merah putih.
7. Tindakan selanjutnya adalah pengerekan bendera Presenter maju kedepan dengan langkah
yang tegap dan tangan yang masih menyajikan bendera, langkahnya tidak kaku, tidak santai,
tidak asal - asalan, setelah sampai didepan tiang lemparkan ujung bendera berwarna putih ke
arah belakang presenter yang sesuai dengan arah angin. Bendera dikerek seirama dengan lagu
Indonesia Raya, posisi telapak tangan pengerek, pengulur, dan pembentang menggenggam.
Kondisi tangan pengerek dan pembentang pada saat pengerekan terlihat seperti cermin.
Bendera harus sudah sampai dipuncak tiang pada kata "Hiduplah ......" bait terakhir dari Lagu
Indonesia Raya. Ketika aba - aba "TEGAK = GERAK" dari Pemimpin Upacara, maka pengerek dan
Pembentang langsung mendekatkan tangan pada tiang, dan tali dari Pembentang langsung
diambil oleh pengerek.
8. Langkah yang terakhir adalah pengikatan tali pada tiang. Pengikatan tali ini dilakukan oleh
pengerek Yang harus diperhatikan dalam pengikatan tali ini adalah posisi bendera yang telah
berada diatas tidak bisa turun kembali, sehingga bagian tali yang berada di tangan pengerek
harus diikatkan terlebih dahulu dengan kuat, kemudian kedua tali diikatkan sampai tali tersebut
habis.
Catatan:
10 tahapan penaikan bendera yang harus tersusun dan tidak dapat ditunda.
1. Memegang tali
2. Membuka tali
3. Penggerek melihat keatas
4. Serahkan tali dari pengerek ke pembentang
5. Pembentang memberikan isyarat dengan lantang dan keras "Bendera Siap”
6. Penurunan Bendera
7. Pembentang menarik tali dan pengerek mengulur dengan sedikit menahannya agar tidak
terlalu cepat turun ke bawah
8. Serahkan tali dari pembentang ke orang yang ditengah.
9. Pembentang mengambil ujung bendera, dan mulai mundur sampai bendera terbentang.
10. Menyajikan Bendera sampai aba - aba dari Pemimpin Upacara "TEGAK = GERAK". Presenter
dan Pembawa bendera melipat bendera menjadi dua bagian dengan warna putih
menghadap ke arah pasukan.
11. Pembawa Bendera melakukkn tindakan penyelamatan pada tali.
12. Pembawa Bendera (satu orang ditengah) membuka catok tali dan bendera.
13. Serahkan tali tersebut ke pengerek untuk diikat
14. Ketika pengerek mengikat tali pada tiang, pembawa bendera dan presenter melakukan
pelipatan bendera.
15. Pelipatan bendera ini bebas, asalkan rapih dan cepat.
BAB 7
PERATURAN BARIS BERBARIS (PBB)

A. SEJARAH
Berbaris pertama kali dikenal pada jaman Kekaisaran Romawi pada saat Kaisarnya Julius
Caesar, dengan maksud agar tim yang berada dibawah kekuasaannya memiliki rasa tanggung
jawab, disiplin yang tinggi dengan melihat hasil lahir, yaitu kerapihan, kekompakan, Ketertiban
dan kesigapan. Tim Julius Caesar sangatlah terkenal pada jamannya (baca sejarah romawi)
B. PENGERTIAN
Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna menanamkan disiplin, patriotisme,
tanggung jawab serta membentuk sikap lahir dan bathin yang diarahkan pada terbentuknya
suatu perwatakan tertentu.
Sikap lahir & bathin yang diperoleh :  Kebersamaan
 Ketegaran  Persaudaraan
 Ketangkasan  Keyakinan
 Kelincahan  Keberanian
 kerapihan  Kekuatan
 Ketertiban  Kesadaran
 Kehidmatan  Konsentrasi
 Kekompakan  Kebiasaan
 Keseragaman  Berani berkorban
 kesigapan  Asosiasi
 Keindahan
 Ketanggapan INGAT !!! Pelatihan Inti PBB
 Kewajaran energi  Sikap dan Penampilan
 Kesopanan  Hentakan Kaki
 Ketelitian  Patah - patah
 Ketenangan  Rata - rata Air
 Ketaatan  Irama Langkah
 Keikhlasan  Kewajaran Tenaga
 Kesetiakawanan  Konsentrasi

C. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :
1. Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat membedakan hak
dan kewajiban
2. Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa semangat
kebersamaan
b. Tujuan dari PBB adalah:
menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin
sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas
kepentingan individu, dan secara tak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab.
Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk tugas
pokok tersebut sampai dengan sempurna. Rasa persatuan adalah rasa senasib
sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang
hakikatnya tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan / menyisihkan pilihan hati sendiri.
c. Aba – aba
Pengertian aba-aba adalah Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan
kepada timnya, untuk di laksanakan secara serentak atau berturut-turut.
d. Macam aba-aba
1. Aba-aba petunjuk
Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan / pelaksanaan.
Aba-aba peringatan Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa rugu-ragu.
2. Aba-aba pelaksanaan
1) Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan
dengan serentak atau berturut-turut.
2) Aba-aba pelaksanaan yang di pakai :
a) GERAK
Untuk gerak-gerak tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota
tubuh lainnya baik dalam berhenti maupun berjalan.
b) JALAN
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Catatan : Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di
dahului dengan aba-aba peringatan "maju".
c) MULAI
Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut

e. Macam gerakan pbb

Dapat dibaca pada PERATURAN PANGLIMA (PERPANG) NOMOR 57 & 58 TAHUN 2018
TENTANG PERATURAN BARIS BERBARIS
BAB 8
KUMPULAN LAGU-LAGU PASKIBRA

TINGGALKAN AYAH IBU Wahai pelatihku betapa sayang padaku


Andai engkau tau isi di hatiku
Tinggalkan ayah tinggalkan ibu (ayah ibu) Ku cinta padamu
Izinkan kami pergi berjuang (berjuang) Ku sayang padamu
Dibawah kibaran merah putih (Merah putih) Ku bilang I love you
Majulah, ayo maju menyerbu (serbu)
Tidak kembali pulang PAGI PAGI BERLARI
Sebelum Paskibra yang menang (pasti menang)
Walau mayat terdampar dimedan perang Tinggalakan ayah ibu
Demi bangsa kurela berjuang (berjuang)
Maju Ayo maju Ayo terus maju Tinggalkan sijantung hati
Seingkirkan dia, dia, dia Demi sang Merah putih
Kikis habislah mereka demi Negara Indonesia Heeeeyyy……… Heeeeyyy………
Wahai kawanku, para remaja Heeeeeoooo……. Heeeeeoooo…….
Dimana saja berada…. Ma ma ma ma can you See??? (Ma ma ma
ma can you See???)
Teruskan perjuangan para pahlawan
Paskibra is number one
Demi bangsa kurela berjuang Paskibranya keren-keren
Maju Ayo maju Ayo terus maju Seniornya lebih keren
Seingkirkan dia, dia, dia Heeeeyyy……… Heeeeyyy………
Kikis habislah mereka demi Negara Indonesia Heeeeeoooo……. Heeeeeoooo…….
Wahai kawanku, para remaja
Dimana saja berada…. KAPAL SELAM
Teruskan perjuangan para pahlawan
Kapal selam tangkinya bocor
Demi bangsa kurela berjuang Timbul tenggelam di perbatasan (hey) 2x
Buat apa susah hati, susah hati
F0RGET TO ME Buat apa sedih hati, sedih hati
Paskibra tak pernah bersedih
Saya tunggu engkau Hanya dongkol dalam hati
Saya tunggu engkau Putih-putih pakaiannya (pakaiannya)
Macam-macam atributnya (atributnya)
Rupanya engkau forget to me Peci hitam dikepalanya
Saya tunggu engkau Teratai putih dipundaknya
Saya tunggu engkau
Rupanya engkau forget to me SELAMAT DATANG
Rambate rasa hayu tarik tambang ( cihuy)
Disini aku jadi tambah senang ( cihuy ) Selamat datang pasukan paskibra
Andai aku burung Lama nian kami rindukan kamu
Aku bisa terbang Bertahun-tahun berderai mata kini
Cita – cita ku ingin jadi paskibra Kita dapat berjumpa pula
Bangun pagi-pagi menuju medan latihan Dengarlah dengan gegap gempita
Untuk mengikuti latihan dasar paskibra Mengiringi gerak langkah paskibra
Disinilah aku dibina dan ditempa Hilangkan rindu pada ibumu
Para pelatih perkasa Selamat datang di.......................
Mau makan jalan jongkok
Sudah makan lompat kodok
Dicaci dimaki dan dibentak- bentak
Wahai pelatihku betapa tajam matamu
PADA HARI APA
SAMARAN
Pada hari apa, kuturut siapa kemana
Hari apa istimewa, kududuk dimana
Kuambil rumput di ladang Kududuk samping siapa, yang sedang
Kujadikan penyamaran mengapa
Wajah tampan diubah jadi setan Mengendarai apa, supaya apa jalannya………
Agar tak mudah dipandang Heeeeiiiii……………….
Bergerak-gerak Tuk…tik…tak…tik…tuk….tik…tak…crot
Bertempur-tempur Tuk…tik…tak…tik…tuk….tik…tak…crot
Paskibra pantang mundur
Tak perlu dengan peluru berhambur
Cukup dengan goyang pinggul Nananana…
Na…nana…nananana… (na…nana…nanana…)
MAKAN 2x
Dolewak kala kala kajulahe 2x
Bila makan (pagi/siang/malam) telah tiba Di woro wiri 2x
Segera menuju rumah makan Mate sasa marisse 2x
Bangkitlah semangatmu Paskibra Mangan telo gosong sama sama kulite 2x
Siapkan perut untuk diisi Paskibra 2007, selalu bergembira
Jangan lupa habiskan nasi Dimanapun berada, selalu bergembira…
Juga dengan lauk pauknya (Para paskibra 2x… siap sedia, hu… hah…) 2x
Sayur mayur juga disikat
Hindarkan bicara dengan teman
JIKA BERBARIS
WAKTU KECIL Jika berbaris jangan tengok kanan dan kiri
Ayunkan tangan biarkan tinggi
Waktu ku masih kecil Badan ditegapkan pandangan mata lurus
tak taunya ada yang menyentil kedepan
Kusentil –sentil, kusentil-sentil Dengarlah aba-aba lihatlah kami putera
Tak taunya eh..eh.. itu kutil Puteri paskibra berhati baja tak kenal takut
Waktu ku masih tolol Walaupun kini kami hidupnya ditempa
Tak taunya ada yang menyenggol Tetaplah hati gembira
Kusenggol-senggol, kusenggol-senggol Majulah putera bangsa tegakkanlah
Tak taunya eh..eh.. itu botol Badanmu, busungkanlah dadamu
Majulah ayo maju kuatkanlah jiwa dan
ragamu
CATATAN

Anda mungkin juga menyukai