Anda di halaman 1dari 10

MATERI PASKIBRA

KEORGANISASIAN PASKIBRA DAN PASKIBRAKA

A. PASKIBRA

Merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk memupuk semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela
negara, kepeloporan dan kepemimpinan, berdisiplin dan berbudi pekerti luhur dalam rangka pembentukan character building
generasi muda Indonesia.
Peserta kegiatan ini adalah siswa / siswi yang berminat / memiliki rasa ingin mempelajari kegiatan ekstrakuriluler
paskibra. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler ini adalah mempelajari praktek baris- berbaris (PBB) dan bagaimana
mengibarkan / menurunkan Bendera pada setiap Upacara rutin di sekolah atau memperingati hari Proklamasi pada tanggal
17 Agustus dan upacara bendera hari besar nasional lainnya.
SEARAH PASKIBRA Pembentukan Pasukan Pengerek Bendera Pusaka Tahun 1967 dan
1968
Tahun 1967, Hussein Mutahar dipanggil Presiden Suharto untuk menangani lagi masalah Pengibaran Bendera Pusaka.
Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogjakarta, beliau kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran
menjadi 3 kelompok, yaitu:
• Kelompok 17 / PENGIRING (PEMANDU)
• Kelompok 8 / PEMBAWA (INTI)
• Kelompok 45 / PENGAWAL
Ini merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 (17-8-45). Pada waktu itu dengan
situasi kondisi yang ada, beliau melibatkan putra daerah yang ada di jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk
melaksanakan tugas Pengibaran Bendera Pusaka.
Semula rencana beliau untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para Mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI).
Usul lain menggunakan anggota Pasukan Khusus ABRI (seperti RPKAD, PGT, MARINIR dan BRIMOB) juga tidak
mudah, akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi dan sekaligus mereka
bertugas di Istana Negara Jakarta.
Pada 17 Agustus 1968, petugas pengibar Bendera Pusaka adalah para pemuda utusan propinsi. Tetapi propinsi-
propinsi belum seluruhnya mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh ex-anggota pasukan tahun 1967.
5 Agustus 1969 di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah
Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Presiden Suharto kepada Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh
Indonesia.
Bendera duplikat ( dari 6 carik kain ) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang
Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka
bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan.
Pada tahun itu resmi anggota PASKIBRAKA adalah para remaja siswa SMA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan
dari 26 propinsi di Indonesia, dan tiap propinsi diwakili oleh sepasang remaja.
Dari tahun 1967 sampai tahun 1972 anggota yang terlibat masih dinamakan sebagai anggota "Pengerek
Bendera".

Pada 1973 Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA. PAS
berasal dari PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung pengertian PENGIBAR, RA berarti BendeRA dan KA berarti
PusaKA, mulai saat itu singkatan anggota pengibar bendera pusaka adalah PASKIBRAKA.

B. PASKIBRAKA
a. Pengertian Paskibraka
PASKIBRAKA ( Pasukan Pengibar Bendera Pusaka ) merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memupuk semangat
kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara, kepeloporan dan kepemimpinan, berdisiplin dan berbudi pekerti luhur dalam
rangka pembentukan character building generasi muda Indonesia.
Peserta kegiatan ini adalah pria dan wanita yang telah terpilih untuk mewakili propinsinya dalam acara pengibaran dan
penurunan Bendera Pusaka (duplikat) pada Upacara Kenegaraan 17 Agustus dalam rangka Peringatan Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia.
b. Sejarah PaskibraKA
Sejarah Paskibraka, dimulai 17 Agustus 1950, saat pertama kali peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan
dilaksanakan, setelah Presiden Sukarno hijrah dari Yogyakarta. Namun sebenarnya, dalam peringatan skala kecil pada 1946
silam, kegiatan ini sudah dilaksanakan di Gedung Agung, Yogyakarta .
Tata cara penaikan dan penurunan Bendera Pusaka, pertama kali disusun oleh ajudan Presiden Sukarno, Husen
Mutahar. Kemudian pada 1967, Husen yang waktu itu menjabat Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan di masa pemerintahan Soeharto, juga menerima tugas yang sama. Formasi Paskibraka, diambil
dari tanggal, bulan dan tahun dibacakannya Proklamasi kemerdekaan_RI.
c. Persyaratan Menjadi Anggota Paskibraka
Untuk menjadi calon anggota Paskibraka, diperlukan beberapa persyaratan. Syaratnya, memiliki tubuh sehat, tinggi
badan minimal 170 sentimeter untuk putra, dan 165 sentimeter untuk putri. Mereka juga harus memiliki nilai akademis yang
baik, serta aktif berorganisasi.
Seleksi penerimaannya dilakukan secara berjenjang, mulai dari tingkat kota/kabupaten, provinsi hingga nasional. Dan,
yang bertugas pada upacara tahun ini, terdiri dari 64 orang, perwakilan 32 provinsi. Mereka sudah menjalani latihan fisik dan
mental selama 27 hari. Pelatihnya sebagian besar adalah anggota TNI/Polri.
1. Aklaq
a. Mental dan moral dapat di pertanggung jawabkan
b. Mentaati kewajiban agama yang di anutnya
c. Berbudi pekerti luhur dan bertingkah laku yang baiK
2. Kepribadian
a. Ramah dan pandai bergaul
b. Bersahaja, sopan dan berdisiplin
3. Kesehatan

a. Tidak berkaca mata


b. Tegap dan tidak cacat badan
c. Tinggi badan :
 Putra Minimal : 170 cm
 Putri Minimal : 165 cm
d. Berpenampilan segar, menarik dan selalu ceria.

d. Tahap Seleksi Calon Anggota Paskibraka


Semua calon akan di pilih dari sekolah tingkat SLTA lalu mengikuti seleksi tingkat II. Sekolah – Kecamatan –
Kabupaten – Propinsi – Nasional

PPI ADALAH SINGKATAN DARI PURNA PASKIBRAKA INDONESIA

C. PERLENGKAPAN PASKIBRA DAN PASKIBRAKA

1. Dinas Upacara ( PDU )


Terdiri atas 4 bagian :
1. Di gunakan untuk upacara = PDU I
2. Di gunakan pada acara resmi = PDU II
3. Pakaian pola biasa = PDU III
4. Pakaian biasa = PDU IV
2. Lencana Merah Putih Garuda
Merupakan suatu tanda yang diberikan kepada seorang Paskibra yang telah mengikuti massa latihan, pemusatan latihan,
dan pelantikan / pengukuhan serta sebagai identitas diri seorang Paskibra.
 Persyaratan Memiliki lencana Merah Putih Garuda
1. Telah mengikuti masa latihan
2. Telah mengikuti masa orientasi
3. Mengikuti pelantikan / pengukuhan
 Tingkatan Warna Dasar Lencana Merah Putih Garuda ( MPG )
1. Gambar Burung Garuda sebagai ideologi Pancasila
2. Warna putih di gunakan untuk kalangan SMP.
3. Warna hijau di gunakan untuk kalangan SLTA.
4. Warna merah di gunakan untuk kalangan PASKIBRAKA.
5. Warna ungu di gunakan untuk kalangan pembina PASKIBRAKA.
6. Warna kuning di gunakan untuk kalangan senior atau pembina PASKIBRAKA yang mempunyai prestasi dalam
bidang kepemudaan di tingkat PASKIBRAKA.

 Perlakuan Terhadap Lencana Merah Putih Garuda


1. Lencana jangan sampai di hilangkan
2. Lencana harus dalam keadaan terawat
3. Lencana tidak boleh di letakan sembarangan
4. Lencana tidak boleh di perlakukan sembarangan

D. HALENTRI PASKIBRA

Halentri adalah tata cara kehidupan sehari – hari seorang Paskibra


a) Pelaksanaan Penghormatan Militer ( PPM )
Merupakan suatu penghormatan yang di berikan junior kepada seorang senior, waktu dalam latihan maupun di luar latihan.
Waktu PPM dari pukul 08.00 s/d 18.00 WIB. Jika sudah lewat dari batas yang sudah di tentukan cukup dengan
mengucapkan ” salam ”.
b) Halentri Di Jalan
1. Jika bertemu yang lebih tua sapalah terlebih dahulu
2. Bersikap ramah ( tidak menentang )
3. Jika di ajak bicara tataplah wajahnya dan pandangan tetap lurus ke depan, jangan membuang pandangan / muka.
4. Jika terburu – buru mintalah permisi.

c) Halentri Bertamu
1. Ketuklah pintu terlebih dahulu sambil mengucapkan salam sebelum memasuki ruangan.
2. Jangan masuk sebelum di persilahkan masuk.
3. Katakan maksud dan tujuan kita.
4. Jangan duduk sebelum di persilahkan duduk terlebih dahulu dan ambilah sikap duduk yang baik.
5. Jangan sekali – kali memegang meja.
6. Uraikan maksud dan tujuan kita.
7. Setiap di ajak bicara jangan memalingkan pandangan dan mengalihkan pembicaraan.
8. Jika di beri pertanyaan jawablah dengan tegas dan jelas serta sopan ( jangan menjawab dengan menggunakan kepala ).
9. Bicaralah dengan baik dan sopan.
10. Jika sudah selesai ucapkan salam dan kembalikan kursi pada posisi semula.

d) Halentri Makan
1. Waktu makan posisi tubuh tegak.
2. Sendok di pegang oleh tangan kanan dan garpu di pegang oleh tangan kiri.
3. Cara memegang sendok dan garpu sama dengan memegang pena.
4. Diwaktu sedang makan tidak ada yang bicara.
5. Sebelum dan sesudah makan selalu membaca do’a.

TUB
ARTI

Tata : mengatur, menata, menyusun


Upa : rangkaian
Cara : tindakan, gerakan

Tata Upacara Bendera adalah :


1. Merangkaikan suatu tindakan atau gerakan dengan susunan secara baik dan benar.

2. Tindakan atau gerakan yang dirangkaikan serta ditata dengan tertib dan disiplin.

Jadi Tata Upacara Bendera adalah tindakan dan gerakan yang dirangkaikan dan ditata dengan tertib dan disiplin.
Pada hakekatnya upacara bendera adalah pencerminan dari nilai-nilai budaya bangsa yang merupakan salah satu pancaran
peradaban bangsa, hal ini merupakan ciri khas yang membedakan dengan bangsa lain.
Sajarah
Sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia telah melaksanakan upacara, upacara selamatan kelahiran, upacara
selamatan panen.
DASAR HUKUM
1. Pancasila.
2. UUD 1945.
3. UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4. Inpres No. 14 tahun 1981 ( 1 Desember 1981 ) tentang Urutan Upacara Bendera.
MAKSUD DAN TUJUAN
1. untuk memperoleh suasana yang khidmat, tertib, dan menuntut pemusatan perhatian dari seluruh peserta,
maka disusunlah petunjuk pelaksanaan kegiatan ini.

2. menjadikan sekolah memiliki situasi yang dinamis dalam segala aspek kehidupan bagi para siswa, guru, pembina dan kepala
sekolah. Sehingga sekolah memiliki daya kemampuan dan ketangguhan terhadap gangguan-gangguan negatif baik dari
dalam maupun luar sekolah, yang akan dapat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.

PEJABAT UPACARA
a. Pembina Upacara
b. Pemimpin Upacara
c. Pengatur Upacara
d. Pembawa Upacara
PETUGAS UPACARA
a. Pembawa Naskah Pancasila
b. Pembaca Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
c. Pembaca Do’a
d. Pemimpin Lagu
e. Kelompok Pengibar / Penurun Bendera
f. Kelompok Pembawa Lagu
g. Pemimpin kelompok kelas / regu
h. Cadangan tiap perangkat
PERLENGKAPAN UPACARA
1. Bendera Merah Putih Ukuran
perbandingan 2 : 3 Ukuran
terbesar 2 X 3 meter

Ukuran terkecil 1 X 1,5 Meter


2. Tiang Bendera
Minimal 5 meter maksimal 17 meter Perbandingan
bendera dengan tiang 1 : 7

Ukuran yang ideal untuk sekolah tingkat SMP 7 – 8 meter


3. Tali Bendera
Diusahakan tali yang digunakan adalah tali layar ( tali kalimetal )dan bukan tali plastik

Dan tali harus berwarna putih


4. Naskah-naskah
Intinya naskah harus terlihat selalu bersih
a. Pancasila
b. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
c. Naskah Do’a
d. Naskah Acara
SUSUNAN BARISAN UPACARA
1. Bentuk Barisan Satu Garis
Suatu bentuk barisan disusun dalam satu garis dan menghadap ke pusat Upacara, dengan formasi :
 Shaf Bershaf
 Banjar Bershaf
2. Bentuk barisan “ U “ / Angkare
Suatu barisan yang disusun dalam bentuk huruf “ U “ atau Angkare dan menghadap ke pusat Upacara, dengan
formasi :
 Shaf Bershaf
 Banjar bershaf
3. Bentuk Barisan “ L “
 Shaf Bershaf
 Banjar Bershaf
Catatan :
Susunan Barisan Upacara diatas adalah suatu bentuk yang ideal, tetapi hal tersebut dapat disesuaikan
dengan situasi dan kondisi lapangan upacara yang tersedia.
UPACARA DALAM RUANGAN
Upacara yang dilakukan dalam ruangan tidak melaksanakan Upacara Bendera, karena Sang Merah Putih sudah hadir
sebagai bendera ruangan.
Bendera ruangan adalah :
 Bendera yang dipasang pada tongkat bendera, terpancang pada standard bendera dan terletak disebelah
kanan depan ruangan
 Bendera yang dilekatkan terbentang horizontal di tengah – tengah dinding depan dari ruangan

Bila ada bendera kedua, kita tidak perlu melakukan penghormatan, cukup dengan aba – aba : “ Sang
Merah Putih maju ke tempat yang telah ditentukan “.
SUSUNAN ACARA UPACARA
PERSIAPAN
Dipilih dan disiapkan orang-orang yang memiliki kemampuan dan kesiapan untuk tugas tersebut.
Bendera, Tali, Tiang, Teks, Pengeras suara, Mimbar, dipersiapkan. Perhatikan daerah sekitar lapangan agar tidak terjadi
kekacauan pada saat pelaksanaan.
SUSUNAN ACARA UPACARA

A. PENDAHULUAN
1. Pemimpin Kelas menyiapkan pasukannya
2. Pemimpin Upacara memasuki lapangan Upacara
3. Penghormatan kepada Pemimpin Upacara
4. Laporan Pemimpin Kelas kepada Pemimpin Upacara
Kemudian Pemimpin Upacara mengambil alih pimpinan peserta upacara diistirahatkan, (bersamaan dengan itu Tura
menjemput Pembina ).
B. ACARA POKOK
1. Pembina Upacara memasuki lapangan Upacara
( Didampingi oleh Tura, saat Tura kembali ketempat semula, pendamping pembina/pembawa naskah Pancasila menempati
tempat 2 langkah disebelah kiri belakang pembina Upacara )
2. Penghormatan Umum
3. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
4. Pengibaran Sang Merah Putih
5. Mengheningkan Cipta
6. Pembacaan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Format A : Petugas
maju kedepan menghadap Pembina, Lapor
( untuk Lomba dan PHBN )
Format B : Petugas cukup maju kedepan 2 – 3 langkah ) ( Upacara
hari Senin )
7. Pembacaan Teks Pancasila
8. Amanat Pembina Upacara
9. Menyanyikan Lagu Nasional
10. Pembacaan Do’a
11. Laporan Pemimpin Upacara
12. Penghormatan Umum

13. Pembina Upacara meninggalkan lapangan Upacara


C. ACARA PENUTUP
1. Penghormatan kepada pemimpin Upacara

2. Pemimpin Upacara kembali ketempat semula


D. ACARA TAMBAHAN
1. Pengumuman – pengumuman
Acara sertijab, penyerahan piala, dsb
2. Peserta Upacara dapat dibubarkan
Dilakukan oleh Pemimpin Pasukan, Pemimpin pasukan adalah petugas yang mengawali dan mengakhiri jalannya
upacara

Keterangan :
Pembacaan Teks Pancasila dan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 1945 dapat dibalikkan posisinya
pada Upacara Kesaktian Pancasila.
Upacara penurunan bendera, setengah tiang, dalam ruangan :Suasana upacara sama dengan upacara bendera
hanya pada waktu penurunan bendera dilakukan setelah pembacaan do’a, bendera dinaikan satu tiang penuh seiring dengan
selesainya lagu, baru kemudian diturunkan setengah tiang. Hal-hal yang perlu diperhatikan
 Semua yang hadir pada saat upacara hendaknya melakukan sikap sempurna
 Gangguan dalam upacara
- Apabila kerekan bendera macet, upacara dilanjutkan setelah kerekan dibetulkan. Apabila kerekan putus, kelompok pengibar
bendera mengibarkan / membentangkan bendera sampai upacara selesai. Apabila roboh tiangnya, maka upacara ditangguhkan
dan apabila hujan turun saat upacara tengah berlangsung maka upacara dilanjutkan (lebih lengkapnya baca petunjuk TUB
tahun 1995).
BUKU ACUAN POKOK !!!
 Juklak Tata Upacara Bendera 1995
 Juklak Tata Upacara Bendera dan Pelatihan Paskibraka 199
 Bendera dan TUB Kak Idik Sulaeman
TUB dan Tata Krama Terhadap Sang Merah Putih Idik Sulaeman dan Dharminto S.
TATA CARA MELIPAT DAN MEMBENTANG BENDERA
Teknik melipat bendera dan membentang bendera dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Teknik lipat 3
2. Teknik lipat Genap
Dibawah ini akan dijelaskan tata cara melipat bendera dengan teknik lipat genap. Teknik lipat genap sering digunakan karena
kemungkinan kesalahannya sangat kecil. Maksudnya genap disini adalah jumlah lupatannya dapat 4, 6, 8, 10, asalkan genap
dan disesuaikan dengan panjang bendera.

Cara melipat Bendera


1. Patokan memegang bendera warna putih di tangan sebelah kanan dan warna merah di tangan sebelah kiri
2. Pembentang memegang bendera warna merah di tangan sebelah kanan dan warna putih di tangan sebelah kiri
3. Bendera direntangkan, kemudian dilipat menjadi dua bagian, bagian putih menghadap ke atas
4. Kemudian dilipat memanjang menjadi dua bagian lagi, warna putih berada di dalam tertutup warna merah
5. Pembentang melipat bendera menjadi beberapa bagian yang genap dengan arah zig – zag
6. Setelah menjadi beberapa bagian yang genap, lipat menjadi 2 bagian dengan arah horizontal ke dalam.

Cara Membentang Bendera


1. Pembentang, tangan kanan memgang bendera warna merah, tangan kiri memegang bendera warna putih
2. Patokan, tangan kanan memegang bendera warna putih, tangan kiri memegang bendera warna merah
3. Setelah itu pembentang mundur 3 (tiga) langkah, tangan masih dlam keadaan lurus
4. Setelah mundur 3 langkah, pembentang membentangkan bendera sedangkan patokan diam

TATA CARA PENGIBARAN & PENURUNAN BENDERA


Yang terlibat langsung dalam pengibaran terdiri dari tiga orang , yaitu :
1. Pengerek ( sebelah kiri pasukan )
2. Pembawa Bendera ( ditengah )
3. Pembentang Bendera ( sebelah kanan pasukan )

1. Pengerek dan pembentang bendera memegang tali bersama – sama, bukan memegang tiangnya, punggung tangan yang
memegang tali menghadap ke depan.
2. Kemudian pengerek bendera mulai membuka tali pada tiang, perhatikan cara membuka talinya.
3. Pengerek melihat keatas untuk menchek apakah talinya sudah benar ataukah terbelit.
4. Setelah posisi tali benar berikan / serahkan salah satu tali pada pembentang bendera.
5. Pengerek melakukan tindakan penyelamatan gaya tindakan penyelamatan ini bebas, yang penting adalah tali tersebut
tidak terlepas dari tangan pengerek.
6. Selanjutnya pengerek bendera memasang catok pada bendera, catok yang sebelah atas ke bagian warna merah dan
catok yang satu lagi ke bendera warna putih.
7. Kemudian pembentang menyerahkan tali yang dipegangnya ke pengerek.
8. Langkah selanjutnya adalah pembentangan
Pembentang mundur 3 langkah ke belakang, setelah tiga langkah ke belakang baru bendera dibentangkan.
Bersamaan dengan mundurnya pembentang, pengerek menarik tiga kali ( kondisikan )
Selanjutnya pembentang menolehkan kepala ke arah Pemimpin Upacara dan memberikan isyarat dengan lantang dan
keras “ Bendera Siap “. Pemimpin Upacara memberi aba – aba penghormatan pada bendera merah putih.
9. Tindakan selanjutnya adalah pengerekan bendera
Pembentang maju kedepan dengan langkah yang tegap dan tangan yang masih membentangkan bendera, langkahnya tidak
kaku, tidak santai, tidak asal – asalan, setelah sampai didepan tiang lemparkan ujung bendera berwarna putih ke arah
belakang pembentang yang sesuai dengan arah angin.
Bendera dikerek seirama dengan lagu Indonesia Raya, posisi telapak tangan pengerek, pengulur, dan pembentang
menggenggam. Keadaan tangan Pengerek dan pembentang pada saat pengerekan terlihat seperti cermin.
Bendera harus sudah sampai dipuncak tiang pada kata “ Hiduplah ……” bait terakhir dari Lagu
Indonesia Raya.
Ketika aba – aba “ TEGAK = GERAK “ dari Pemimpin Upacara, maka Pengerek dan Pembentang
langsung mendekatkan tangan pada tiang, dan tali dari Pembentang langsung diambil oleh pengerek.
10. Langkah yang terakhir adalah pengikatan tali pada tiang. Pengikatan
tali ini dilakukan oleh Pengerek
Yang harus diperhatikan dalam pengikatan tali ini adalah posisi bendera yang telah berada diatas tidak boleh turun kembali,
sehingga bagian tali yang berada di tangan pengerek harus diikatkan terlebih dahulu dengan kuat, kemudian kedua tali
diikatkan sampai tali tersebut habis.
Catatan :
Kata yang dicetak tebal dan digaris bawahi 10 tahapan penaikan bendera yang harus tersusun dan tidak boleh terlewat.

10 Tahap Penurunan Bendera


1. Memegang tali
2. Membuka tali
3. Penggerek melihat keatas
4. Serahkan tali dari pengerek ke pembentang
Pembentang memberikan isyarat dengan lantang dan keras “Bendera Siap
5. Penurunan Bendera
Pembentang menarik tali dan pengerek mengulur dengan sedikit menahannya agar tidak terlalu cepat turun ke bawah
6. Serahkan tali dari pembentang ke orang yang ditengah.
Pembentang mengambil ujung bendera, dan mulai mundur sampai bendera terbentang.
7. Membentangkan bdenra sampai aba – aba dari Pemimpin Upacara “ TEGAK =GERAK “. Pembentang dan Pembawa
bendera melipat bendera menjadi dua bagian dengan warna putih menghadap ke arah pasukan.
8. Pembawa Bendera melakukkn tindakan penyelamatan pada tali.
9. Pembawa Bendera ( satu orang ditengah ) membuka catok tali dan bendera.
10. Serahkan tali tersebut kepada pengerek untuk diikat
Ketika pengerek mengikat tali pada tiang, pembawa bendera dan pembentang melakukan pelipatan bendera.
Pelipatan bendera ini bebas, asalkan rapih dan cepat.

PERATURAN BARIS BERBARIS (PBB)


SEJARAH

Berbaris pertama kali dikenal pada jaman Kekaisaran Romawi pada saat Kaisarnya Julius Caesar, dengan maksud agar
pasukan yang berada dibawah kekuasaannya mempunyai rasa tanggungjawab, disiplin yang tinggi dengan melihat hasil
lahir, yaitu Kerapihan, kekompakan, Ketertiban dan Kesigapan.
Pasukan Julius Caesar sangatlah terkenal pada jamannya (baca sejarah romawi)
PENGERTIAN

Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna menanamkan disiplin, patriotisme, tanggung jawab serta membentuk
sikap lahir dan bathin yang diarahkan pada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.

Sikap lahir yang diperoleh : Sikap bathin yang diperoleh :


Ketegaran Ketenangan
Ketangkasan Ketaatan
Kelincahan Keikhlasan
Kerapihan Kesetiakawanan
Ketertiban Kebersamaan
Kehidmatan Persaudaraan
Kekompakan Keyakinan
Keseragaman Keberanian
Kesigapan Kekuatan
Keindahan Kesadaran
Ketanggapan Konsentrasi
Kewajaran tenaga Kebiasaan
Kesopanan Berani berkorban
Ketelitian Persatuan
INGAT !!! Pelatihan Inti PBB
1. Sikap dan Penampilan
2. Hentakan Kaki
3. Patah – patah
4. Rata – rata Air
5. Irama Langkah
6. Kewajaran Tenaga
7. Konsentrasi
A. Maksud Dan Tujuan

Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :


1) Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat membedakan hak dan kewajiban
2) Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa semangat kebersamaan

Tujuan dari PBB adalah :


menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat
mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara tak langsung juga menanamkan rasa tanggung
jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan
sempurna. Rasa persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat diperlukan
dalammenjalankantugas.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang hakikatnya tidak lain dari pada
keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri.
B. Aba – aba

1. Pengertian
Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada pasukannya, untuk di laksanakan secara serentak atau
berturut-turut.
2. Macam aba-aba
a. Aba-aba petunjuk
Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan / pelaksanaan.
b. Aba-aba peringatan
Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa rugu-ragu.
c. Aba-aba pelaksanaan
1) Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan serentak atau berturut-turut.
2) Aba-aba pelaksanaan yang di pakai :
a) GERAK
Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota tubuh lain baik dalam berhenti maupun
berjalan.
b) JALAN
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Catatan : Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di dahului dengan aba-aba peringatan
” maju ”.
c) MULAI
Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut

C. Macam gerakan pbb


BUKU PBB SKEP PANGAB NO:SKEP/611/x/85 Tanggal 8 0kt 1985 DAN BUKU PERMILDAS
SKEP KALEMDIKLAT POLRI NO.POL:SEKEP/03/V/1993 Tanggal 3 Mei 1993
Bendera adalah secarik benda berwujud kain tipis berisi bentukan dan warna, berkibar ditiup oleh angin pada sebatang
tiang atau seuntai tali sebagai panji-panji, tanda ciri atau tanda pengingat. Warna untuk bendera merah putih, yaitu warna
merah cerah dan putih jernih.
Arti pusaka :
1. Harta atau benda peninggalan orang yang telah meninggal;
2. Harta yang turun temurun dari nenek moyang.
Bentuk dan ukuran serta warna bendera kebangsaban Republik Indonesia
1. Berbentuk segi empat panjang berukuran 2 : 3 panjang. Bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna
putih;
2. Panjang bendera 90 cm dan lebar 60 cm.
Sang merah putih pertama kali dikibarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda,
bertempat di Jakarta dan dikumandangkan lagu Indonesia Raya. Sang merah putih ditetapkan sebagai bendera negara
Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 bertempat di gedung Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta. Bendera
merah putih dibawa kembai ke Jakarta tanggal 28 Desember 1949.
Kesulitan atau gangguan yang mungkin terjadi pada saat Tata Upacara Bendera
1. Kesulitan pada kerekan macet
Upacara tetap berjalan terus, setelah selesai kerekan dibetulkan.
2. Tali kerekan putus
Kelompok Pengibar Bendera berusaha menangkap bendera yang jatuh dan merentangkan bendera tegak lurus sampai
upacara selesai, kemudian bendera dilipat sesuai dengan ketentuan untuk disimpan.
3. Tiang bendera jatuh/rebah
Kelompok Pengibar Bendera berusaha menangkap tiang bendera. Bila tidak memungkinkan dipertahankan seperti di
atas.
4. Bendera terbalik
a. Apabila pemasangan bendera ke tali sudah benar namun membentangkannya salah, maka cukup dengan menukar
tegangan/menarik bendera.
b. Apabila pemasangan bendera ke tali sudah salah, maka petugas segera memperbaiki bendera mulai dari melipat
hingga merentangkan kembali bendera.
5. Cuaca buruk atau hujan
Apabila sebelum upacara dilaksanakan terjadi cuaca buruk atau hujan, maka penaikan bendera dibatalkan. Sedangkan
pada saat upacara berjalan kemudian turun hujan, maka upacara dilanjutkan sampai bendera di puncak tiang bendera
dan lagu kebangsaan selesai dinyanyikan.
Arti dan Warna Merah Putih
Warna merah dan putih telah dikenal oleh nenek moyang bangsa Indonesia sejak sekitar 6.000 tahun yang lalu. Warna
merah melambangkan warna yang dapat menahan hawa jahat, sedangkan warna putih melambangkan kebersihan dan
kesucian hati ksatria. Pada saat perjuangan kemerdekaan, warna merah dan putih melambangkan keberanian dan
ketulusan bunga bangsa dalam mempertahankan ibu pertiwi yang merupakan nyawa bagi suatu bangsa.

LAMBANG ANGGOTA PASKIBRA


SETANGKAI BUNGA TERATAI
Pada awal berdirinya lambang yang dipergunakan adalah bintang
Segi lima besar,untuk ciri pemuda.Pada tahun 1973 Bapak H.Idik Sulaeman menetapkan lambang setangkai bunga
teratai yang bermakna sebagai berikut :
*Setangkai bunga teratai yaitu :
Anggota Paskibra adalah pemuda yang
tumbuh dari bawah ( orang biasa ) dari tanah air yang sedang
berkembang dan membangun.
*Tiga helai bunga yang tumbuh ke atas yaitu :
Belajar – Bekerja – Bekerji
*Tiga helai daun yang tumbuh mendatar yaitu :
Aktif dan disiplin
*Jumlah mata Rantai mengelilingi ada 32 yang terdiri
1.Putri lambangnya lingkaran yang berjumlah 16 buah
2.Putra lambangnya belah ketupat yang berjumlah 16 buah
( keduanya melambangkan persatuan dari kesatuan )
*Warna hijau melambangkan Pemuda yang kreatif
*Bunga teratai dilingkari 16 lingkaran dan 16 buah belah ketupat yang
artinya anggota Paskibra dari 16 Penjuru arah mata angin tanpa
membeda – bedakan SARA ( Suku,Adat,Rasa,dan Agama ). height: 18pt;">Makna Sang Merah Putih
Kata Sang pada Sang Merah Putih ,termasuk jenis kata sandang,digunakan untuk menghormati sesuatu ( Sang Merah
Putih,Sang Maha Kuasa).
Bendera Merah Putih mempunyai kedudukan yang tinggi menurut Pandangan masyarakat indonesia,sehingga bergelar
Sang Merah Putih yang
Berarti warisan yang di muliakan,yang merupakan lambang kemerdekaan dan
Kedaulatan negara.
Bendera Pusaka ialah Bendera Bebangsaan yang digunakan pada
Upacara Proklamasi Kemerdekaan di Jakarta 17 Agustus 1945. Bendera Pusaka hanya dikibarkan pada tanggal 17
Agustus, pada waktu Upacara Penaikan dan
Penurunan Bendera Kebangsaan, maka semua yang hadir tegap diam diri, sambil menghadap kebendera, tangan
mengangkat sampai upacara selesai.
Pada waktu di kibarkan atau di bawah, bendera kebangsaan tidak boleh menyentuh tanah, air atau benda lainnya,pada
bendera kebangsaan tidak boleh di taruh lencana,huruf,kalimat,Angka,gambar,atau tanda-tanda lainnya.

PENERAPAN BENDERA MERAH PUTIH :


1. Bendera tidak boleh menyentuh tanah
2. Bendera tidak boleh dikibarkan terbalik / melilit
3. Bendera harus disimpan dengan baik
4. Bendera harus bersih
5. Bendera harus utuh / tidak sobek
6. Bendera tidak boleh untuk alas
7. Bendera tidak boleh digambar ( dicoret – coret )
8. Bendera tidak boleh ada tambalan
9. Bendera tidak boleh untuk bermain
10. Bendera tidak boleh untuk pembungkus
11. Bendera tidak boleh untuk pakaian
12. Bendera tidak boleh untuk selimut
13. Bendera tidak boleh untuk sapu tangan

TEMPAT BERSEJARAH DI BENGKULU


1. Tempat Pengasingan Bung Karno
https://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Pengasingan_Bung_Karno
Sepanjang sejarahnya, tokoh sekaligus bapak proklamator Bung Karno karena kelincahan dan keberaniannya dalam
melawan penjajahan pernah diasingkan ke Bengkulu. Ia tinggal di sebuah rumah milik warga Tionghoa bernama Tan Eng
Cian. Peristiwa pengasingan Bung Karno terjadi pada tahun 1938-1942. Rumah itu berada di jalan dekat Benteng
Marlborough.
2. Thomas Parr Monument
Terletak 170 meter di tenggara Fort Marlborough. Luas bangunannya 70 m, dan ketinggian tugu ini mencapai 13,5 m.
Tugu megah ini merupakan penanda masa lalu yang terjadi di Bengkulu. Dimana pada tahun 1808 gedung ini dibangun
oleh pemerintah Inggris untuk memperingati kejadian pembunuhan seorang pemimpin Inggris yang bersenjatakan senjata
besi. Kekejamannya digambarkan melampaui kemanusiaan melalui berbagai pembantaian dan pembunuhan yang
dilakukannya terhadap masyarakat Bengkulu. Penguasa yang dikenal dengan nama Thomas Parr ini akhirnya mati demi
perjuangan rakyat Bengkulu. Ia menguasai Bengkulu dari 1805 hingga 1807.

Setelah tragedi itu, tentara Inggris tetap diam. Dengan pasukan yang hadir, para tentara menyerbu desa dan membunuh
orang secara membabi buta, bahkan dikatakan bahwa ternak tidak luput dari emosi tentara Inggris. Balas dendam ini
mengakibatkan pertumpahan darah dan kematian banyak orang. karena jenazah Thomas Parr sendiri dimakamkan
secara diam-diam di salah satu area tersembunyi Benteng Marlborough karena takut diusir dan dihancurkan oleh
masyarakat.

3. Persemayaman Panglima Sentot Ali Basya


Salah seorang pejuang, Panglima Sentot Ali Basya, menjadi tokoh sejarah dari Bengkulu. Ia hidup pada zaman
Diponegoro dan juga mendampingi perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajah. Makam Kepala Sentot Alibasyi
terletak di Jalan Sentot Alibasya, Desa Bajak, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu. Lokasinya juga tidak sulit
ditemukan karena hanya berjarak 200 meter dari jalan raya dan tidak jauh dari pusat kota Bengkulu.

Meski makam Sentot Ali Basya terletak di Bengkulu, sebenarnya bukan dari kota itu. Sentot Alibasya, atau dengan nama
aslinya Pangeran Sentot Prawirodirjo, adalah seorang panglima perang pada masa perang Diponegoro melawan
penjajah atau koloni Belanda di pulau Jawa pada tahun 1825-1830. Dia bertarung dengan Pangeran Diponegoro. Saat
kekalahan tersebut terjadi di kamp Sentot Ali Basya, ia menjadi tawanan Belanda dan karena itu ia diasingkan ke pulau
Sumatera.

4. Fort Marlborough
Salah satu bangunan bernilai sejarah di Bengkulu adalah Benteng Marlborough. Gubernur Joseph Callet adalah pendiri
dan pelopor gedung ini. Gedung ini merupakan gedung yang dirancang oleh sekutu Inggris East India Company (EIC).
Diperlukan waktu enam tahun untuk membangun gedung putih kokoh ini, dari tahun 1713 hingga 1719. Pada tahun 1825-
1942, akibat persaingan dan kerusuhan perang, gedung ini diambil alih oleh Hindia Belanda. Karena Inggris harus
mundur sebagai akibat dari “kesepakatan politik”, beberapa aset lain juga dipisahkan dari Inggris. Bagi Indonesia
perubahan ini tidak terlalu berdampak positif, dampak selanjutnya bahkan lebih negatif, Belanda ternyata lebih agresif
menjadi lintah darat dari pada Inggris.

Satu hal yang mungkin menjadi nilai tersendiri dari bangunan ini adalah Benteng Marlborough merupakan benteng
terkuat kedua di Timur yang dimiliki oleh Inggris setelah St. Petersburg. George di Madras, India. Bangunan yang kokoh
dan bertahan hingga saat ini menjadi salah satu bukti kuatnya bangunan ini. Gedung ini terus menjadi subjek perjuangan
Sekutu, Jepang, dan Pejuang Kemerdekaan hingga akhirnya menjadi milik polisi pada tahun 1950 sebelum diserahkan
kepada Kementerian Pendidikan sebagai bangunan cagar budaya.

5. Masjid Jami’ Bengkulu Karya Indah Bungkarno


Sumber : propertyinside.id
Masjid hadiah dan kenang-kenangan Bung Karno berjarak 1,2 km dari Benteng Marlborough. Masjid ini berbentuk seperti
limas dengan dinding yang sangat rendah sehingga bisa dilihat dari jauh. Masjid ini terlihat sangat mirip dengan piramida
di Mesir. Pada tahun 1938, masjid ini didesain ulang dan masyarakat ikut berperan dalam pembiayaan pembangunan
masjid dan Bung Karno pimpin langsung yang menjadi arsitek masjid. Salah satu yang unik dari masjid ini adalah
perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa, dimana atap limas khas Jawa berpadu dengan arsitektur khas Tionghoa. Itu
adalah pertanda pernikahan antar budaya yang bekerja sama di gedung masjid ini.

Rumah Fatmawati
Sebagai putri asli Bengkulu, Fatmawati menjadi terkenal berkat jajaran redaksi Ir. Sukarno, presiden pertama Republik
Indonesia. Ibu Fatmawati adalah ibu dari Presiden ke-5 Indonesia, Megawati Sukarno Putri. Yang paling mengesankan,
Bendera Saka yang menjadi pengingat suvenir merah putih yang berkibar di hari pengumuman 17 Agustus 1945 itu
merupakan kain dari benang dan jarum buatan tangan. Mulai tahun 1938, seorang bernama Soekarno yang diasingkan
ke Bengkulu harus singgah dan tinggal di sana karena taktik dan strategi politik penjajah. Disini Bung Karno memulai
hidup barunya dengan tidak melakukan apa-apa, singgah di Bengkulu bahkan melakukan banyak hal, mulai membangun
masjid, dan juga sempat menikahi seorang gadis yang kemudian turut mewarnai sejarah merah putih. Di belakang pria
besar itu adalah wanita yang kuat.

Pelajari sejarah kain merah dan putih. Rumah Fatmawati kini menjadi tempat wisata yang dilestarikan. Rumah saksi
berada di Anggut, Kota Bengkulu, sekitar 600 meter dari Rumah Sukarno. Koleksi yang ada di dalam rumah tersebut
bermacam-macam, antara lain foto Fatmawati, pakaian, barang interior, furniture dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai