Pengetahuan umum
Sejarah Paskibraka
Paskibraka pertama muncul kala Proklamasi 17 Agustus 1945. Berbeda dengan sekarang,
Paskibraka saat itu lahir dalam suasana serba spontan dan tergesa-gesa. Tokoh-tokoh yang
mendapat kehormatan untuk pertama kalinya mengibarkan bendera pusaka hasil jahitan ibu
negara Fatmawati adalah Shodanco Latief Hendraningrat dari PETA (Pembela Tanah Air)
dan Suhud Sastro Kusumo dari Barisan Pelopor.
Dalam peristiwa bersejarah itu, seorang perempuan turut membantu membawa baki tempat
meletakkan bendera pusaka. Hingga kini, identitas perempuan itu belum bisa dipastikan.
Beberapa pihak mengklaim perempuan tersebut adalah S.K Trimurti, salah satu wartawan
senior Indonesia.
Husein mendapatkan ide untuk menggelorakan semangat kebangsaan lewat peran pemuda
dengan memilih 3 pemudi dan 2 pemuda untuk menjalankan upacara 17 Agustus di Istana
Gedung Agung, Yogyakarta. Upacara tersebut berlangsung dalam suasana prihatin dan
siaga mengingat ibu kota Indonesia baru saja pindah ke Yogyakarta akibat serbuan
Belanda.
Dua puluh satu tahun kemudian, Husein Mutahar kembali dipanggil oleh presiden yang kala
itu sudah dijabat oleh Soeharto. Ia diminta kembali untuk merumuskan konsep baru untuk
perayaan 17 Agustus 1967. Mutahar memilih untuk mengembangkan formasi 17 – 8- 45
yang digunakan hingga saat ini.
Ide Mutahar sebenarnya sangat sederhana. Ia mengambil inspirasi dari tanggal, bulan, dan
tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia. Mutahar membagi ketiga formasi itu menjadi :
pasukan 17 untuk pengiring/pemandu; pasukan 8 untuk inti/pembawa bendera; pasukan 45
sebagai pengawal.
Debut formasi 17-8-45 pada 1967 ditandai dengan pelibatan putra-putra daerah dan
anggota Pramuka yang ada di Jakarta. Setahun berikutnya, pemerintah ingin membentuk
tim pengibar bendera yang berasal dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Sayangnya,
tidak semua provinsi sanggup mengirimkan wakilnya ke Jakarta. Pemerintah akhirnya
menyiasati kondisi ini dengan menggabungkan perwakilan provinsi yang sudah datang
dengan anggota pasukan pengibar bendera 1967.
Tahun 1968 juga menjadi tahun perpisahan bagi bendera pusaka yang dijahit oleh Ibu
Negara Fatmawati. Karena kondisinya yang sudah dimakan usia, pengibaran bendera
pusaka asli dapat berujung pada kerusakan. Akhirnya, presiden memutuskan untuk
mengibarkan bendera pusaka untuk terakhir kalinya pada 1968 dan digantikan oleh
pengibaran bendera duplikat.
Istilah Paskibraka sebenarnya baru dipakai pada 1973. Akronim “Paskibraka” yang berarti
“Pasukan Pengibar Bendera Pusaka” lahir dari usulan Idik Sulaeman –anak didik H. Mutahar
dan salah satu tokoh Pramuka Indonesia. Sebelumnya, pasukan pengibar bendera disebut
sebagai “Pasukan Pengerek Bendera Pusaka” tanpa akronim tertentu.
Sejarawan Asvi Warman Adam mencatat, dua putri presiden Soekarno pernah menjadi
anggota Paskibraka.
"Dua anak presiden juga pernah menjadi anggota paskibraka, tahun 1964 Megawati, dan
pada tahun 1965 Rachmawati," paparnya kepada Antara.
Selain Presiden Soekarno, keturunan Presiden Soeharto pun sempat mencicipi kebanggaan
sebagai anggota Paskibraka. Kesempatan itu jatuh kepada tiga orang cucunya: Danti
Rukmana (anak dari putri pertamanya, Siti Hardijanti Rukmana), Eno Sigit (anak Sigit
Harjojudanto) dan Wiratama Hadi Ramanto (anak dari putri bungsunya, Siti Hutami Endang
Adiningsih).
Lambang Paskibraka
Pada tahun 1973 Bapak Idik Sulaeman menciptakan lambang anggota, yang dimilikisampai
sekarang. Berikut penjelasan dari lambang Paskibraka.1. Bunga teratai yang tumbuh dari
lumpur (tanah) dan berkembang di atas air. Hal ini bermakna bahwa anggota PASKIBRAKA
adalah pemuda yang tumbuh daribawah (orang biasa) dari tanah air yang sedang
berkembang (mekar) danmembangun.
2. Bunga teratai berdaun bunga 3 helai tumbuh ke atas dan 3 helai tumbuh mendatar. 3
helai pertama bermakna: belajar, bekerja dan berbakti, 3 helai lain bermakna: aktif,disiplin
dan gembira.3. Mata rantai berkaitan. Melambangkan persaudaraan yang akrab antar
sesama generasi muda Indonesiayang ada diberbagai pelosok penjuru (16 penjuru mata
angin) tanah air. Rantaipersaudaraan tanpa memandang asal suku, agama, status sosial dan
golongan akanmembentuk jalinan mata rantai persaudaraan sebangsa yang kokoh dan kuat.
Sehinggamampu menangkal bentuk pengaruh dari luar dan memperkuat pertahanan
nasional,melalui jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan yang telah tertanam dalam
dadasetiap anggota PASKIBRAKA.
KORPS Paskibraka
Lambang Korps Paskibraka sejak tahun 1973 di tetapkan seperti pada gambar yangdisetiap
gambar memiliki makna yang berbeda-beda.
1. Bentuk perisai bermakna “Siap bela negara” termasuk bangsa dan tanah airIndonesia,
warna hitam bermakna teguh dan percaya diri.
2.Sepasang anggota Paskibraka bermakna bahwa Paskibraka terdiri dari anggotaputra dan
anggota putri yang dengan keteguhan hati bertekad untuk mengabdi danberkarya bagi
pembangunan Indonesia.
3Bendera Merah Putih yang sedang berkibar adalah bendera kebangsaan dan
utamaIndonesia yang harus dijunjung tinggi seluruh bangsa Indonesia termasuk
generasimudanya, termasuk Paskibraka.
4.Garis berwarna kuning atau 3 (tiga) garis menunjukan ada Paskibraka di 3 (tiga)tingkat,
yaitu Nasional, provinsi, dan Kabupaten / Kotamadya.5.Warna kuning berarti
kebanggaan, keteladanan dalam hal perilaku dan sikap setiapanggota Paskibraka.Salam
Paskibraka !!!
Ukuran bendera
1) Selalu dengan berbanding 2 : 3, maksimal tidak lebih besar dari bendera pusaka 2 x 3 m,
dan minimal tidak lebih kecil dari 120 x 180 cm.
2) Besar atau kecil ukuran bendera yang akan digunakan disesuaikan dengan keadaan
gedung / halaman / tempat bendera itu dikibarkan.
3) Khusus untuk dalam ruangan ditentukan ditentukan ukuran 70 x 105 cm.
4) Khusus untuk KRI, bentuk, ukuran dan penggunaannya diatur tersendiri sesuai dengan
ukuran (besar/kecilnya) kapal.
Kawasan Kapuas Hulu yang pada zaman Hindia Belanda dikenal sebagai Boven Kapuas kini
menjadi salah satu kabupaten dalam Provinsi Kalimantan Barat. Di kawasan ini pernah berdiri
berbagai kerajaan seperti Selimbau, Silat, Jongkong, Suhaid, Bunut, dan Piasa. Pada abad ke-
19, Belanda sedang berniat memperluas kekuasaannya dan menciptakan apa yang disebut Pax
Nederlandica. Oleh karena itulah, pada masa ini kerap meletus peperangan melawan kerajaan-
kerajaan yang tak bersedia takluk pada keinginan penjajah. Ambisi Belanda tersebut juga terasa
hingga Kapuas Hulu.
Belanda pertama kali datang ke Kerajaan Selimbau di Kapuas Hulu semasa pemerintahan
Panembahan Abbas Surya Negara. Ketika itu pemerintah kolonial Hindia Belanda diwakili oleh
Cattersia, asisten residen Sintang. Tujuan kedatangan Belanda pertama itu adalah meminta izin
raja mengusahakan kayu guna mendirikan benteng di Kenerak.
Selanjutnya beberapa kali raja-raja Selimbau mengadakan kontrak politik dengan Belanda;
yakni:
• 15 November 1823 semasa pemerintahan Pangeran Soema.
• 5 September dan 25 Desember 1847 semasa pemerintahan Pangeran Mohammad Abas Suria.
• 27 Maret 1855
• 28 Februari 1880 semasa pemerintahan Pangeran Haji Muda Agong.
Pengaruh Belanda ketika itu sangat terasa dalam hal penetapan batas masing-masing kerajaan,
seperti batas antara Selimbau dan Silat. Di sini kita menempatkan kebijaksanaan pemerintah
kolonial dalam membangun Pax Nederlandica di atas kerangka sejarah daerah. Kontrak-kontrak
tersebut juga mencakup pembayaran pajak dan penyediaan tenaga kerja rodi bagi kepentingan
kolonial.
Pada awal abad ke-20, demi memperkecil kemungkinan perlawanan dan pemberontakan,
pemerintah kolonial menghapuskan beberapa kerajaan. Kerajaan-kerajaan di Kapuas Hulu juga
turut terkena imbas kebijaksanaan tersebut, sehingga praktis pada awal abad ke-20, Kapuas
Hulu diperintah langsung oleh Belanda. Zaman berganti zaman dan tibalah zaman penjajahan
Jepang, Kapuas Hulu tak terkecuali turut menderita di bawah kelaliman penjajah Jepang.
Setelah Jepang bertekuk lutut karena Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom, Belanda
berupaya menanamkan kembali kekuasaannya. Pada tanggal 2 Maret 1948 dibentuklah apa
yang dinamakan Dewan Kalimantan Barat, yang terdiri dari 12 Swapraja dan 3 Neo Swapraja:
1.Swapraja Sambas
2.Swapraja Pontianak
3.Swapraja Mempawah
4.Swapraja Landak
5.Swapraja Kubu
6.Swapraja Matan
7.Swapraja Sukadana
8.Swapraja Simpang
9.Swapraja Sanggau
10.Swapraja Sekadau
11.Swapraja Tayan
12.Swapraja Sintang
Sedangkan ketiga Neo Swapraja adalah:
1.Neo Swapraja Meliau
2.Neo Swapraja Nanga Pinoh
3.Neo Swapraja Kapuas Hulu
Bersamaan dengan itu, dalam rangka memecah belah dan memperkecil wilayah RI Belanda
membentuk berbagai daerah bagian serta negara bagian. Karena dipandang sebagai
peninggalan pemerintah kolonial Belanda, Daerah Istimewa Kalimantan Barat dibubarkan pada
tahun 1950. Kapuas Hulu yang sebelumnya berstatus sebagai neo swapraja kemudian berubah
menjadi kabupaten/ DATI II Kapuas Hulu.
Adapun kepala daerah yang pernah memerintah Kapuas Hulu semenjak itu adalah:
1.J.C. Oevang Oeray (wk wedana) 1951
2.J.C. Oevang Oeray (pejabat bupati) 1951
3.Anang Adrak (bupati) 1951-1955
4.J.C. Rangkap (patih/ pejabat bupati) 1956
5.R.M. Soetomo K. Kusumo (bupati) 1956-1957
6.Ade M. Djohan (bupati) 1957-1959
7.G.M. Saleh (patih/ pd. Bupati) 1957-1959
8.J.R. Giling (PD. Bupati KDH) 1959-1960
9.Anastasius Syahdan (Bupati KDH) 1965-1967
10.Abanag Syahdansyah (Bupati KDH) 1967-1975
11.H.M. Ali AS, SH (Bupati KDH) 1975-1980
12.A. Satif (Bupati KDH) 1980-1985
13.Drs. H.A.M. Djapari (Bupati KDH) 1985-1990
14.Drs. H.A.M. Djapari (Bupati KDH) 1990-1995
15.Jacobus F. Layang BA., SH. (Bupati KDH) 1995-2000
16.Drs. H. Tambul Husin (Bupati KDH) 2000-2005
17.Drs. H. Tambul Husin (Bupati KDH) 2005-2010
18. A. M. Natsir, SH (Bupati KDH) 2010-2015
► Badau, Kapuas Hulu (1 H)
1 Kabupaten Bengkayang
2 Kabupaten Kapuas Hulu
3 Kabupaten Kayong Utara
4 Kabupaten Ketapang
5 Kabupaten Kubu Raya
6 Kabupaten Landak
7 Kabupaten Melawi
8 Kabupaten Mempawah
9 Kabupaten Sambas
10 Kabupaten Sanggau
11 Kabupaten Sekadau
12 Kabupaten Sintang
13 Kota Pontianak
14 Kota Singkawang
ADAPUN DAFTAR NAMA 34 PROVINSI DI INDONESIA SERTA IBUKOTANYA ADALAH SEBAGAI
BERIKUT:
Pulau Sumatera:
Provinsi Aceh Ibukotanya di Banda Aceh
Provinsi Sumatera Utara Beribukota di Medan
Provinsi Sumatera Barat Beribukota di Padang
Provinsi Riau Beribukota di Pekan Baru
Provinsi Kepulauan Riau Beribukota di Tanjung Pinang
Provinsi Jambi Beribukota di Jambi
Provinsi Sumatera Selatan Beribukota di Palembang
Provinsi Bangka Belitung Beribukota di Pangkal Pinang
Provinsi Bengkulu Beribukota di Bengkulu
Provinsi Lampung Beribukota di Bandar Lampung
Pulau Kalimantan:
Provinsi Kalimantan Utara Beribukota di Tanjung Selor
Provinsi Kalimantan Barat Beribukota di Pontianak
Provinsi Kalimantan Tengah Beribukota di Palangkaraya
Provinsi Kalimantan Selatan Beribukota di Banjarmasin
Provinsi Kalimantan Timur Beribukota di Samarinda
Pulau Sulawesi:
Provinsi Sulawesi Utara Beribukota di Manado
Provinsi Sulawesi Barat Beribukota di Kota Mamuju
Provinsi Sulawesi Tengah Beribukota di Palu
Provinsi Sulawesi Tenggara Beribukota di Kendari
Provinsi Sulawesi Selatan Beribukota di Makassar
Provinsi Gorontalo Beribukota di Gorontalo
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan."
"Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur."
"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya."
"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
Makna pancasila
Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa; menuntut setiap warga negara mengakui Tuhan
Yang Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir, baik dalam hati dan tutur kata maupun
dalam tingkah laku sehari-hari. Konsekuensinya adalah Pancasila menuntut umat beragama
dan kepercayaan untuk hidup rukun walaupun berbeda keyakinan.
Sila Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab; mengajak masyarakat untuk mengakui dan
memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta
hak-hak dan kewajiban asasi. Dengan kata lain, ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat
dan hak-hak asasinya atau bertindak adil dan beradap terhadapnya.
untuk sila Ketiga, Persatuan Indonesia; menumbuhkan sikap masyarakat untuk mencintai
tanah air, bangsa dan negara Indonesia, ikut memperjuangkan kepentingan-
kepentingannya, dan mengambil sikap solider serta loyal terhadap sesama warga negara.
untuk sila Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; mengajak masyarakat aktif
dalam memberikan sumbangan yang wajar sesuai dengan kemampuan dan kedudukan
masing-masing kepada negara demi terwujudnya kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan
lahir dan batin selengkap mungkin bagi seluruh rakyat.
Daftar Aba-Aba Baris Berbaris
Aba-aba ditempat,
Aba-aba berjalan.
Aba-aba pbb (sipil):