HUBUNGAN-TINGKAT-KONSUMSI-ENERGI-DAN-PROTEIN-STATUS-GIZI-SANITASI-LINGKUNGAN-DENGAN - TERJADINYA-PENYAKIT-TB-PARU-DI-PUSKESMAS-PULO-MERAK-KOTA-CILEGON - (Lengkap)
HUBUNGAN-TINGKAT-KONSUMSI-ENERGI-DAN-PROTEIN-STATUS-GIZI-SANITASI-LINGKUNGAN-DENGAN - TERJADINYA-PENYAKIT-TB-PARU-DI-PUSKESMAS-PULO-MERAK-KOTA-CILEGON - (Lengkap)
***
PENDAHULUAN
penduduk )
juga
merupakan
permasalahan
banyaknya
perumahan
menengah
2002; 1). 1
TB
Paru
dilakukan
METODE PENELITIAN
(www.berita.iptek.com).
ditentukan
Kota Cilegon merupakan daerah
petugas
puskesmas
kepadatan
Pengambilan
secara
oleh
perlu
dengan
sehingga
Sumatra,
purposive
sampel
dilakukan
sampling
Penelitian
sanitasi
HASIL PENELITIAN
Hasil
penelitian
merupakan
hasil
tinggi badan
Energi
Dengan Terjadinya TB
Dengan
Terjadinya TB Paru
Paru
N
Tingkat
Konsums
Status
Kasus
Kontrol
Gizi
Total
Kasus
Kontrol
Total
i Energi
1
2
3
4
Baik
Sedang
Kurang
Defisit
p
n
0
5
0
15
0
25
0
8.3
0
15
2
3
20
0
75
100
16.7
%
0Kurus
50Normal
5
45
Jumlah
0.01
0
20
2
18
20
n
17
3
%
70.8
18.8
n
7
13
%
29.2
81.3
%
24
16
n
60
40
40
100
0.01
20
20
dengan kejadian TB
kejadian TB Paru.
Hubungan
Paru
N
Tingkat
Kons.
dengan terjadinya TB
antara
sanitasi
Kasus
Kontrol
Total
Protein
p
n
Tabel 4
1
2
3
4
Baik
Sedang
Kurang
Defisit
6
12
1
1
20
75
50
2
33.3
2
12
4
2
20
25
50
80
66.7
8
24
5
3
20
20
60
12.5
7.5
100
Tingkat
Kons
0.
Kasus
Kontrol
Total
Protein
247
p
n
Baik
38.5
61.5
13
32.5
Buruk
15
55.6
12
20
44.4
20
27
20
7.5
100
antara
sanitasi
angka
kecukupan
protein
dapat
(> 0.05) .
PEMBAHASAN
dengan
dengan
terjadinya
masih
menurun
Isa
sebab
Penyakit
infeksi
dapat
hubungan
Paru
akibat.
dapat
gizi
atau selama
tidak
status
menurunya
gizi
OAT,
dan
status
TB
mengakibatkan
kecukupan
dkk
rata-rata
dibawah
sehingga
sudah
dengan
konsumsi energi
menunjukkan
gizi
Bermaknanya
status
protein
angka
minum
mempengaruhi
lingkungan
dengan
dapat
secara
antara
menunjukkan
bermaka
tidak
p
>
berhubungan
0.05
hal
ini
dikarenakan
besar
kurang
dapat
yang
menyatakan
ventilasi
rumah,
sampel
bahwa
aspek
pencahayaan
luas
rumah,
disimpulkan
bahwa
sanitasi
0.311 (>
0.05).
SARAN
1.
KESIMPULAN
1. Hubungan
maupun kuantitas.
terjadinya
sebaliknya
antara
penyakit
tingkat
menyebabkan
TB
penyakit
Paru
atau
TB
Paru
2.
Program
pemberian
makanan
dan
3.
mempercepat
status gizi
penyembuhan
pusat
untuk mempercepat
dan
untuk lebih
mengurangi
memperhatikan
penyembuhan
risiko
penularan
4.
Adanya
dukungan
dari
Kesehatan
program
p< 0.05)
dana.
untuk
Dinas
puskesmas
mendukung
dalam
DAFTAR PUSTAKA
Depkes.RI,2002. Pedoman Umum Gizi
Seimbang
(Panduan
untuk
petugas). Jakarta
http://www.Berita Iptek.com/cetak (25 April
2006).
Anymous, 2005 Profil Dinas Kesehatan
Kota Cilegon,
IIsa Mohamad, dkk. 2004 . TB, Sepsis dan
Nutrisi. Makalah disajikan dalam
Seminar
Tuberkolosis
VI
di
Banjarmasin, Banjarmasin 8 Mei.
Muhilal, dkk. 1983 . Angka Kecukupan Gizi
yang Dianjurkan (Widya Karya
Nasional Pangan dan Gizi V) . Iptek
LIPI . Jakarta.
Supariasa, IDN, dkk. 2001.
Penilaian
Status
Gizi . Penerbit Buku
Kedokteran EGC.Jakarta.
Hindun , 2005. Pengaruh Pencahayaan
dan Ventilasi Rumah Terhadap
Kejadian Tuberculosis Paru di Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Puskesmas Pulo Merak Tahun.
Tidak diterbitkan, Program Studi
Kesehatan Masyarakat , Stikes
Falatehan, Serang.
Mulyadi Dede, 2003. Analisis Faktor Resik
yang berhubungan dengan kejadian
TBC Paru Pada Balita Berstatus
Gizi Buruk di Kota Bogor. Tidak
diterbitkan, Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Program
Pascasarjana
,
Universitas
Indonesia, Jakarta.