DISTILASI
Disusun Oleh:
Ermawati
Heri Suhendri
Pramono Adi Nugroho
2004430034
Jurusan Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2009
DISTILASI FRAKSIONASI
13
adalah
suatu
cara
pemisahan
komponen
larutan
adanya perbedaan
komposisi
dalam fase uap sama dengan komposisi dalam fase cair, maka
proses distilasi tidak dapat dilakukan. Fase uap yang terbentuk
dalam proses distilasi bila didinginkan dengan cooler akan
mengembun
dan
memiliki
komposisi
dimana
komponen
bertingkat,
sehingga
akhirnya
dapat
dihasilkan
13
PA = PAo . XA
dengan :
PA
PAo
XA
uap
komponen
murni
dengan
menggunakan
dalam
13
dimana :
PA
YA
Pt
tekanan total
PA
Pt
PA .XA
=
PA. XA + PB (1- XB)
Volatilitas Relatif
Makin besar jarak antara kurva uap-cairan dengan garis
diagonal, makin besar perbedaan komposisi
cairan dengan
AB
YA / XA
YB/ XB
dimana :
YA
YB
XA
XA
AB
13
fase cair ke fase gas terjadi dengan penguapan, dan dari fase
gas ke fasa cair dengan pengembunan.
Untuk mencapai
Untuk
baik
selama
waktu
tertentu
sampai
dihasilkan
menara
isian
memerlukan
pertimbangan
13
Keseimbangan
dengan :
diperoleh
pada
beberapa
sistem
campuran
bila
komposisi
dalam
fraksi
mol
dan
entalpi
yang
13
keseimbangan
distilasi
uap
tanpa
dengan
atau
rektifikasi
jalan
flash
yang
mendidihkan
distilation
meliputi
larutan.
13
kembali.
Distilasi
ini
merupakan
proses
batch
yang
volatilitasnya
sebanding,
karena
dengan demikian, baik uap yang kondensasi dan zat cair yang
tersisa tidak akan murni. Dengan melakukan dedistilasi berulang,
akhirnya
akan
mendapat
kuantitas-kuantitas
kecil
dari
uap
mempunyai
yang
titik
terbentuk
didih
lebih
mengandung
rendah,
komponen
relatif
lebih
yang
banyak
13
cara
destilasi
yang
banyak
digunakan
untuk
didinginkan
dalam
kondensor
sehingga
mencair.
ringan
dapat
terkumpul
dalam
fase
uap
dan
13
rektifikasi
berfungsi
sebagai
alat
untuk
dapat
juga
digunakan
bahan
isian
dengan
tujuan
jenis
menara
tergantung
pada
pertimbangan-
13
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Piknometer
Pipet
Bulb
Timbangan digital
Air
Etanol
listrik
dihidupkan,
kemudian
erlenmeyer
kalibrasi
alkohol
dibuat alkohol
dengan kadar
13
V. DATA PERCOBAAN
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Air (ml)
Etanol (ml)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
30,06
30,02
30,41
30,50
30,65
31,19
31,18
31,44
31,44
32,08
31,84
Cuplikan bottom
(gram)
13,28
9,87
= 75 0C
= 90 0C
Refluks Parsial
Menit
Cuplikan bottom
(gram)
5
0,64
10
2,66
Suhu refluks
Suhu bottom
= 76 0C
= 90 0C
13
VI. PERHITUNGAN
Penentuan densitas etanol
X etanol 1 ml:
Dengan cara yang sama maka dapat dihitung x etanol yamg lain.
13
13
Garis operasi
Penentuan HETP
HETP
= Tinggi kolom pemisah/ Jumlah tahap teoritis kolom
= 145,5/ 0,8818
= 165 cm
VII.
PEMBAHASAN
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan kolom isian yang
berisi raschig
Kalibrasi
alcohol
adalah
sebagai
perbandingan
untuk
VIII. KESIMPULAN
et. B
= 0,8623, X
et. D
= 0,88181,
13
Cabe W.L, Mc. and Smith, J.C. 1956. Unit Operation of Chemical
Engineering, Mc.Graw Hill Ltd. New York
Satibi, Loekman Dr. Ir. 2003. Diktat Kuliah Operasi Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Jurusan. Kimia Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
13