LIMBAH KIMIAWI HP
Tabel 5.1. Sifat-sifat berbagai jenis senyawa penetral ( Eckenfelder 2000 Table 3.3 p.83/)
Alat clarifier :
1. Sistem konvensional
rapid-mixing tank (koagulasi) )
slow mixing tank (flokulasi) ) dalam unit terpisah
settling tank
)
TGP Pencegahan Pencemaran/Pengelolaan Limbah : Roekmijati W. Soemantojo
10
11
12
13
14
Tabel 5.4. Kadar berbagai logam berat dalam keluaran yang dapat dicapai.
(Eckenfelder. 2000. Table 4.19 p.156 atau Eckenfelder 1989 Table
4.7 p.108)
Cyamide
15
Ferrocyamide [Fe(CN)64-]
Ammonia
ferricyamide [Fe(CN)63-]
Chrome.
: a. FeSO4
Padat/larutan
b. Na meta bisulfit
c. SO2
Suasana asam(pH<3) + asam!
Cr+6 + Fe+2 + H+
Cr+3 + Fe+3
+6
Cr
+ SO2 atau Na2S2O5 Cr+3 + SO4-2
Cr+3 + 3OH Cr(OH)3 (mengendap)
FeSO4 : menimbulkan banyak sludge Fe (OH)3 karena penambahan alkali.
Agar reaksi sempurna, penerapannya perlu dosis 2.5 x perhitungan teoritis.
Na2S2O5 / SO2 : terjadi reaksi karena H2SO3 yang terbentuk
(H+) . (HSO3-) =1,72.10-2
(H2SO3)
pH > 4,0 hanya 1% sulfate dalam bentuk H2SO3, reaksi sangat lambat.
Terbentuk NaOH perlu (+) asam
Sangat tergantung pada pH; pH harus rendah.
Pada pH < 2.0, reaksi sangat cepat dan penggunaannya mendekati teoritis.
Pada pH <3 terbentuk chromesulfat basa, penggunaan lime berkurang. Pada pH
8.0-9.9 Cr(OH)3 tidak larut.
Karena air limbah umumnya mengandung oksigen perlu SO2 berlebihan agar:
H2SO3 + O2 H2SO4
( 35 ppm lebih)
Sistem: - batch
: kapasitas < 30.000 gal/hari (114 m3/hari)
- kontinyu
: kapasitas 30.000 40.000 gal/hari
16
17
Tembaga (Cu)
Sumber : terutama industri logam (proses pengasaman dan pelapisan), berbagai industri
kimia yang menggunakan garam Cu dan katalis Cu.
Pengolahan :
- pengendapan
- bila akan di recover dilakukan pertukaran ion, evaporasi, elektrodialisa.
Presipitasi, pada pH alkalis menjadi Cu-hidroksida yang relatif tidak larut. Bila
digunakan Ca(OH)2, dengan adanya ion sulfat konsentrasi tinggi, terbentuk adanya
Calsium-sulfat yang menurunkan nilai recovery dari sludge Cu sebaiknya
menggunakan NaOH , tetapi lebih mahal. Kelarutan minimum CuO pada pH 9.0-10.3
sebesar 0.01 mg/l. Dalam praktek derajat pengolahan yang layak mencapai keluaran
sebesar 0.02 0.07 mg Cu/l (sebagai Cu terlarut).
Presipitasi dengan sulfida pada pH 8.5 menghasilkan konsentrasi keluaran 0.01 0.02
mg/l. Pada konsentrasi rendah adanya senyawa pengompleks seperti sianida dan
amonia mengganggu pengendapan perlu dihilangkan sebelumnya, misalnya
dengan karbon aktif.
Pertukaran ion, evaporasi, eletrodialisis, dengan tujuan recovery.
Untuk consentrasi Cu < 200 mg/l : pertukaran ion, adsorpsi carbon aktif.
Fluorida
Sumber : industri gelas, electroplating, baja, aluminium, pestisida, serta pupuk.
Pengolahan :
Presipitasi dengan lime sebagai kalsium-fluorida, menghasilkan konsentrasi keluaran
1020 mg/l. Adanya magnesium mendorong presepitasi dengan terbentuknya flok
magnesium hidroksida, .menghasilkan keluaran < 1.0 mg/l.
Pertukaran ion, untuk konsentrasi fluorida yang rendah, misalnya dengan activated
alumina. Sering untuk menyempurnakan penghilangan F setelah pengendapan dengan
lime (30 mg/l dari keluaran pengendapan 2 mg/l).
Besi
18
Sumber : pertambangan, pengolahan logam, berbagai industri kimia, zat warna, tekstil,
pengolahan minyak bumi.
Terdapat dalam bentuk ferri atau ferro tergantung pada pH dan konsentrasi oksigen
terlarut. Dalam kondisi netral dengan adanya oksigen, ion ferro terlarut teroksidir
menjadi ferri, membentuk endapan ferri hidroksida. Pada pH tinggi ion ferri melarut
karena terbentuknya kompleks Fe(OH)4-. Adanya sianida mengganggu pengendapan ferri
dan ferro karena terbentuknya kompleks.
Pengolahan :
Presipitasi menjadi ferri hidroksida pada pH mendekati 7, terjadi kelarutan minimum,
dengan lebih dahulu mengubah ferro menjadi ferri. Konversi ferro menjadi ferri terjadi
cepat dengan aerasi pada pH 7.5. Adanya zat organik terlarut menurunkan laju oksidasi.
Timbal (Pb)
Sumber : industri batere.
Pengolahan :
Presipitasi sebagai karbonat (PbCO3)dengan penambahan natrium karbonat pada pH
9.0 9.5, mendapatkan konsentrasi keluaran 0.01 0.03 mg/l.
Presipitasi dengan Ca(OH)2 pada pH 11.5 menghasilkan endapan Pb(OH)2 dengan
konsentrasi keluaran 0.019 0.2 mg/l
Presipitasi sebagai sulfida menggunakan Na2S pada pH 7.5 8.5.
Mangan
Sumber : industri baja paduan, batere kering, gelas dan keramik, cat dan vernis, tinta, zat
warna / pewarnaan. Dari berbagai bentuk senyawa mangan, yang kelarutannya cukup
besar hanya bentuk mangano dan permanganat. Karena permanganat merupakan
oksidator yang cukup kuat, maka mudah tereduksi menjadi mangan-dioksida yang dalam
kondisi normal tidak dapat larut.
Pengolahan :
Presipitasi dengan jalan mengoksidasi ion mangan yang terlarut menjadi endapan,
dipisahkan dalam bentuk endapan oksida dan hidroksida. Reaksi dengan oksigen
kurang kuat, sehingga sering digunakan oksidator kimia lain, misalnya klorin,
permanganat, diiringi dengan koagulasi dan filtrasi. Adanya ion Cu mendorong
oksidasi dengan udara. Ozon sering digunakan bersama dengan penggunaan lime.
Pertukaran ion tidak digunakan karena biaya operasi yang mahal akibat sifat tidak
selektif terhadap ion lain.
19
Mercury
Sumber : industri chlor-alkali, listrik, elektronik, bahan peledak, fotografi, pestisida dan
pengawet., sebagai katalis dalam industri kimia dan petrokimia, laboratorium,
pembangkit tenaga yang besar yang menggunakan banyak bahan bakar fosil.
Pengolahan : (Tabel 4.6 Eckenfelder)
Presipitasi, dengan mengoksidasi mercuro menjadi mercuri. Adanya ion lain seperti
Cu, Zn, Al, mereduksi ion mercuri.
Kopresipitasi dengan alum atau besi.
Pertukaran ion.
Adsorpsi carbon.
Destilasi.
Nickel
Sumber : industri pengolahan logam, peleburan baja, kendaraan bermotor, kapal terbang,
percetakan, dan beberapa industri kimia.
Pengolahan :
Presipitasi dengan lime pada pH 10 11 membentuk endapan hidroksida dengan
kelarutan minimum 0.12 mg/l.. Adanya senyawa pengompleks seperti sianida
mengganggu pengendapan dihilangkan lebih dahulu. Terbentuknya kompleks nikel
cianida mengganggu penghilangan nikel maupun sianida.
Presipitasi dengan karbonat atau sulfat apabila akan direcover.
Penambahan lime sampai pH 11.5 dapat menghasilkan keluaran dengan konsentrasi
0.15 mg/l setelah sedimentasi dan filtrasi.
Apabila konsentrasi Ni tinggi, dapat di recover dengan pertukaran ion atau evaporasi.
Selenium
Sumber : beberapa jenis kertas, abu terbang, bijih sulfida. Dalam air limbah umumnya
berbentuk ion selenious, kecuali limbah zat warna dan pigmen, yang mengandung
selenide (yellow cadmium seledide).
Pengolahan :
Presipitasi sebagai sulfida pada pH 6.6. Konsentrasi keluaran 0.05 mg/l.
Perak
Sumber : industri porselen, fotografi, elektroplating, tinta; umumnya dalam bentuk
AgNO3.
Pengolahan : ditujukan untuk recovery.
Presipitasi sebagai AgCl, yang sangat tidak larut , dengan kelarutan maksimum pada
25oC sebesar 1.4 mg/l. Kelebihan ion klorida mengurangi kelarutan, tetapi kelebihan
banyak meningkatkan kelarutan Ag melalui pembentukan kompleks perak klorida.
Perak dapat dipisahkan secara selektif dari limbah yang mengandung campuran
logam tanpa adanya segregasi atau concurrent precipitation. Bila kondisinya alkalis
20
logam-logam lainnya akan mengendap sebagai hidroksida bersama AgCl, yang dapat
dicuci dengan asam menghilangkan endapan hidroksida logam lainnya, meninggalkan
endapan AgCl. Limbah pelapisan logam sering mengandung Ag sebagai AgCN, yang
mengganggu pengendapan AgCl, sehingga perlu dihilangkan lebih dahulu.
Presipitasi sebagai perak sulfida yang kelarutannya sangat rendah, dilakukan untuk
limbah fotografi.
Pertukaran ion.
Adsorpsi karbon aktif untuk limbah dengan konsentrasi perak rendah.
Zink
Sumber : industri pengerjaan baja, pembuatan benang dan serat rayon, pulp, air pendingin
yang diresirkulasi dengan cathodic treatment, pengerjaan dan pelapisan logam.
Pengolahan :
Presipitasi sebagai hidroksida dengan lime; dapat terbentuk endapan calsium sulfat
apabila kadar sulfat tinggi.
5.4. Oksidasi-reduksi
Fungsi oksidasi :
1. Detoksifikasi (utama)
Misal : cyanida menjadi cyanat.
2. Penyempurnaan pengendapan (presipitasi)
Misal : Fe+2 Fe+3
Zat pengoksidasi :
ozon
1.
H2O2
2.
Khlorin / hipokhlorit
3.
KMnO4
4.
5.4.1. Oksidasi Ozon
Pada kondisi suhu dan tekanan normal ozon berwujud gas; kelarutan dalam air
tergantung pada suhu, dan tekanan partialnya tergantung pada pH. Ozon tidak stabil, laju
peruraian meningkat dengan meningkatnya suhu dan pH.
Peruraian oleh ozon dikatalisa oleh :
OHhasil dekomposisi radikal dari O3
hasil dekomposisi solute organik
senyawa lain (logam transisi, oksida logam, karbon)
21
Dalam praktek senyawa yang tidak reaktif seperti hidrokarbon jenuh dan alifatis
terhalogenasi, tidak dapat didegradasi sempurna oleh ozon, harus ditambahkan energi
dari sumber lain, misalnya ultra violet.
Mekanisme oksidasi senyawa organik oleh ozon :
1. Oksidasi alkohol aldehid senyawa oragnik
2. Substitusi atom oksigen ke dalam cincin aromatis
3. Pemutusan ikatan carbon yang rangkap.
Kebanyakan priority pollutant peruraiannya berlangsung cepat, merupakan
reduksi COD order satu, diikuti laju reaksi lambat atau bahkan nol, menunjukkan adanya
hasil samping yang tidak reaktif. Ozonasi dapat digunakan untuk penghilangan warna dan
sisa senyawa organik refraktori dalam air limbah.
Dalam hal tertentu penurunan TOC pada keluaran diikuti dengan peningkatan
BOD 10 40 mg/l karena terjadinya konversi senyawa organik refraktori
rantai panjang menjadi senyawa yang dapat terdegradasi secara hayati
Oksidasi senyawa alifatis dan aromatis tidak jenuh menyebabkan reaksi
dengan air dan oksigen membentuk asam, keton dan alkohol.
Pada pH > 9.0 adanya garam redoks (Fe, Mn, dan Cu) aromatis dapat
membentuk senyawa hidroksiaromatik (fenol) yang beracun.
Umumnya hasil samping ozonasi berupa senyawa yang biodegradable.
Radiasi ultra violet meningkatkan penghilangan bahan organik, karena
mengaktifkan ozon maupun bahan organiknya. Ozon-UV efektif untuk
destruksi pestisida sampai menjadi CO2 dan H2O.
Oksidasi fenol dengan ozon dapat membentuk 22 hasil antara dari phenol
sampai CO2 dan H2O. Reaksi order satu terhadap fenol, optimal pada pH 8
11. Konsumsi fenol 4 6 mol O3 per mol fenol yang dioksidasi. Ini
memerlukan generasi ozon sekitar 25 mol O3 / mol fenol.
Ozon digunakan untuk oksidasi sianida menjadi sianat :
CN- + O3 CNO+ + O2
Dalam praktek ozon dibangkitkan in-situ dari udara kering atau oksigen dengan
listrik tegangan tinggi, tidak disimpan dalam bentuk ozon.
Kelebihan dan kekurangan penggunaan ozon adalah :
Kelebihan :
sesuai untuk pelaksanaan kontrol otomatik
O3 dibangkitkan on-site menggunakan ozone generator, sehingga tidak ada
masalah bahaya penyimpanan
Kekurangan :
mahal (25 kWh/kg ozon)
kemungkinan terjadi interferensi kimiawi pada limbah campuran
5.4.2. Oksidasi H2O2
22
23
24
25
Gambar 5.6 Proses oksidasi udara basah (Eckenfelder 2000, Fig. 10.9, p.481)
Daftar Pustaka
1. Eckenfelder. W Wesley Jr., Industrial Water Pollution Control, 3rd edition, McGraw
Hill International Editions, New York, 2000.
2. Eckenfelder. W Wesley Jr., Industrial Water Pollution Control, 2nd edition, McGraw
Hill International Editions, New York,1989.
26
3. Metcalf & Edy Inc., Revised by George T & Frankin L B, Wastewater Engineering, 3rd
edition, McGraw Hill International Editions, New York, 1991
27