Anda di halaman 1dari 26

Polip Nasi

Pembimbing :
dr. Supra Dharma Sp. THT
Pendamping :
dr. Sri Ayudaningsih
Disusun oleh:
Femmy Magdalena Punu
Program Dokter Internsip
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Slamet
Martodirdjo Kab. Pamekasan
2014
1

Data Pasien

Nama
: Nn. IJ
No. Register : 232023
Umur
: 14 tahun
Alamat
: Kedoya Barat Larangan
Pekerjaan
: Pelajar (Kelas 2 MTs)
Agama
: Islam
Tanggal pemeriksaan : 17 November 2014

Anamnesa
Keluhan Utama : Buntu hidung
Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluhan buntu hidung kiri dan kanan
sejak 2 bulan yang lalu, makin lama makin
buntu, sebelah kiri dirasakan lebih berat.
Apabila pilek, pasien mengatakan keluar
cairan berwarna bening, encer dan tidak
terdapat darah.

Penciuman berkurang sejak 6 bulan yang lalu,


makin lama makin memberat dan suara
menjadi sengau.
Pasien juga mengeluhkan ingus rasa tertelan
dan hidungnya berbau tidak enak.
Tidak didapatkan keluhan sakit kepala dan
mata kabur.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Sering mengalami pilek sejak kecil,
terutama bila terkena udara dingin
atau mengkonsumsi makanan dan
minuman dingin
Riwayat Pengobatan :
Sebelumnya pasien sudah
mendapatkan terapi obat tetes hidung
Iliadin 0.05% (Oxymetazoline HCl)
sejak 2 bulan yang lalu dan tidak
mendapatkan perbaikan.
5

Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : GCS 456
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Pernapasan : 18x/menit
Nadi : 84x/menit, teratur dan kuat angkat
Suhu : 36. 7 0 C
Kepala dan Leher : anemia (-), icterus (-),
cyanosis (-), dyspneu (-), pembesaran KGB (-)

Status Lokalis
Telinga :
Aurikulum
MAE

: tidak ditemukan kelainan


: tidak ditemukan kelainan

Membrana Timpani (kanan/kiri) :

- warna : putih mutiara/ putih mutiara


- posisi : normal/ normal
- struktur: perforasi / intact
- pulsasi : tidak ada/ tidak ada
- sekret : -/7

Hidung
Inspeksi

tidak ditemukan kelainan

Palpasi

tidak ditemukan kelainan

Rhinoskopi Anterior :
Kanan
Konka tidak oedem, pada kavum nasi massa soliter,
warna pucat, licin, permukaan rata, menutup partial
kavum nasi, tidak mudah rapuh

Kiri
Konka tidak oedem, pada kavum nasi massa soliter,
warna pucat, licin, permukaan rata, menutup totalis
kavum nasi, tidak mudah rapuh

Tenggorokan : Tidak ditemukan


kelainan

Thorax
: tidak ditemukan kelainan
Abdomen : tidak ditemukan kelainan
Extrimitas : tidak ditemukan kelainan

Diagnosis
Polip Nasi Bilateral
Pasien di MRS-kan

10

Pemeriksaan Penunjang
Kemudian dilakukan pemeriksaan Foto Waters
diadapatkan hasil
Sinus frontalis kanan kiri tampak perselubungan,
Sinus maxillaris kanan kiri tampak perselubungan,
Sinus ethmodalis kanan kiri normal,
Sinus sphenoidalis kanan kiri tak tampak jelas,
Septum nasi tampak normal
Disimpulkan : Sinusitis Maxillaris bilateral.

11

Kemudian dilakukan pemeriksaan


laboratorium rutin persiapan operasi
dengan hasil Haemoglobin = 13,3g/dl,
Leukosit = 7600/mm3, Trombosit =
275.000/mm3, Hematokrit = 39.5%

12

Penatalaksanaan
Sebelum pelaksanaan operasi, Pasien
diberikan terapi Adona 50 mg dalam
larutan RL 1500 cc, K-diclofenac 3x25
mg, Cetirizin 1x5 mg, Kalnex 3x500 mg IV

13

Pada tanggal 19 November 2014


dilakukan polipektomi dikamar operasi.
Pada akhir operasi dipasang tampon
anterior pada kedua kavum nasi.

14

Pasca tindakan polipektomi diberikan


terapi ceftriaxone 2 x 1 gram, Ketorolac
3x30 mg IV, Tramadol 3x100 mg IV, Infus
D51/2 NS 60cc/jam sampai makan-minum
baik. Pasien diberitahu untuk
membiasakan nafas lewat mulut
sementara.

15

Pasien KRS pada tanggal 20 November


2014 dengan terpasang tampon.
Direncanakan lepas tampon pada hari ke5 post polipetomi.

16

Pendahuluan
Kata polip berasal dari Yunani (Polypous) yang
kemudian dilatinkan (polyposis) dan berarti
berkaki banyak.
Penonjolan mukosa kavum nasi yang panjang
dan bertangkai.
Di Indonesia perbandingan pria dan wanita 2-3 :
1 dengan prevalensi 0,2%-4,3%

17

Patofisiologi

18

Histopatologi
Makroskopis
Masa bulat atau lonjong dengan permukaan licin
berwarna pucat keabuan, lobuler, dapat multiple dan
bersifat sangat tidak sensitif. Pucat o.k. sedikitnya aliran
darah yang memasok polip tersebut.

Mikroskopis
Hellquist membagi polip nasi menjadi 4 sub-tipe histologis,
yaitu :

tipe I polip alergik dengan eosinofil yang dominan


tipe II polip fibroinflamatorik dengan netrofil yang dominan,
tipe III polip dengan hiperplasia kelenjer seromusinosa
tipe IV polip dengan stroma atipik
19

Gejala Klinis
Gejala primer adalah hidung tersumbat, bisa parsial
atau total tergantung besar atau banyaknya polip.
Gejala sekunder (akibat buntu hidung) termasuk
bindeng, batuk, hisposmia, ingus turun kearah
tenggorok (post nasal drip), rinore, nyeri wajah,
sakit kepala, telinga rasa penuh, dan mengorok.
Polip yang sangat besar dapat mendesak dinding
rongga hidung sehingga menyebabkan deformitas
wajah (hidung mekar).
Polip kecil yang berada di celah meatus medius
sering tidak terdeteksi pada rinoskopi anterior dan
baru terlihat pada nasoendoskopi.
20

Diagnosis
1. Anamnesa cermat dan teliti
2. Pemeriksaan Fisik
I: pelebaran kavum nasi terutama polip
dari sel ethmoidalis
R.A: sekret mukus dan polip mutiple
atau soliter.
R.P: kadang dijumpai polip koanal

3. Pemeriksaan Penunjang
Nasoendoskopi : lihat KOM, polip kecil
dapat terlihat.
21

Diagnosis Banding
Angiofibroma nasofaring juvenile
Seperti polip koanal, tapi mudah
berdarah

Inverted cell papiloma


Seperti polip mutiple, tapi biasanya
unilateral dan banyak pada usia lanjut

Meningokel
Banyak pada bayi dan anak, polip jarang
dijumpai pada bayi dan anak.
22

Prognosis
Dubia ad bonam

23

Penatalaksanaan
Polip kecil medikamentosa (antibiotik, steroid
oral atau intra nasal)

Polip besar dan mutiple


Ekstraksi polip intranasal
Terapi dari sudut alergi kalau ada latar belakang
alergi
Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF)
Operasi Caldwell Luc kalau polip mengisi sinus
maxillaris
Semprot hidung steroid intranasal (momethasone,
triamcinolon, Fluticasone, dsb) pasca bedah.
24

Polip gangguan pada komplek


osteomeatal (KOM)gangguan drainase
dan ventilasi sinus transudasi kuman
sinusitis maxillaris bilateral.
Penatalaksanaan

Hilangkan faktor penyebab


BSEF kembalikan fungsi drainase
Irigasi sinus maxillaris
Bedah Caldwell Luc (sinusitis maxillaris kronis)
Short Wave Diathermy
25

TERIMA KASIH

26

Anda mungkin juga menyukai