Anda di halaman 1dari 2

Kasus 1

Andora merupakan biro perjalanan yang khusus melayani penerbangan antara Jakarta dan Jepang. Biro
ini memesankan tiket Jakarta-Jepang PP untuk penumpang Naritha Arlines seharga $900. Sampai akhir
bulan, Naritha membayar komisi ke Andora sebesar 10% dari harga tiket per penumpang. Komisi ini
adalah satu-satunya sumber pendapatan Andora. Kos tetap Andora sebesar $14,000/bulan (untuk gaji,
sewa, dll), dan kos variabelnya antara lain komisi penjualan dan bonus-bonus, sebesar $20 setiap tiket
penumpang yang terjual.
Naritha Airlines baru-baru ini mengumumkan mengenai perubahan skedul pembayaran tiket untuk semua
biro perjalanan. Komisi atas penjualan tiket sebesar 10% per tiket maksimal $50. Setiap kos tiket lebih
dari $500 akan mendapatkan nilai komisi yang sama yaitu sebesar $50, tidak bergantung dari harga tiket.
Manajer Andora kuatir dengan skedul pembayaran yang baru dari Naritha Airlnes karena akan berdampak
pada BEP dan tingkat laba (profitabilitas).
Berdasarkan aturan lama dengan komisi sebesar 10%, berapa banyak tiket pulang-pergi harus terjual
setiap bulannya:
(a) untuk mencapai titik impas (BEP)
(b) untuk memperoleh pendapatan operasional sebesar $ 7.000
Kasus 2
PT.Cola-cola (PTC) merupakan perusahaan yang mengopersikan penjualan softdrink dengan
menggunakan vending machine. Pada 2015 PTC memiliki 40 vending machine yang tersebar di berbagai
tempat. Berikut ini data mengenai biaya tetap perbulan dari operasi bisnis PTC :
Sewa veniding machine : 40 mesin @Rp.43,5 Rp.1.740
Sewa tempat : 40 tempat @Rp.28,8
Rp.1.152
Gaji pegawai (isi ulang 40 mesin)
Rp.1.908
Biaya tetap lainnya
Rp.200
Total biaya tetap perbulan
Rp.5.000
Informasi lain :
Harga jual softdrink per unit
Rp.1
Cost soft drink per unit
Rp.0,6
Contribution margin
per unit
Rp.0,4
Berdasarkan pada data diatas :
1. Berapa nilai penjualan (unit dan rupiah) yang harus dijual oleh PTC sehingga PTC mengalami
break-even ?
2. Jika PTC berhasil menjual 36.000 unit maka berapa laba bersih yang diperoleh ?
3. Jika biaya sewa tempat 2x lebih besar dari biaya sewa yang ada sekarang, maka berapa nilai
penjualan (unit dan rupiah) yang harus dijual oleh PTC sehingga PTC mengalami break-even ?
4. Jika PTC harus membayar tambahan biaya sewa vanding machine sebesar Rp. 0,02 per unit
untuk setiap unit yang terjual maka Berapa nilai penjualan (unit dan rupiah) yang harus dijual
oleh PTC sehingga PTC mengalami break-even ? (abaikan informasi pertanyaan 3)
5. Jika PTC harus membayar tambahan biaya sewa vanding machine sebesar 0,04 per unit untuk
setiap unit penjualan yang sudah diatas break-even point, dan perusahaan menginginkan 36.000
unit softdrink terjual, maka berapa laba bersih yang PTC peroleh? (abaikan informasi pertanyaan
3)

Anda mungkin juga menyukai