Anda di halaman 1dari 8

Perhitungan dan Cara Bayar Pajak

Motor
Edited by Cermati.com  29 November 2015

Apakah Anda mengetahui apa sebenarnya pajak motor itu? Pajak motor termasuk dalam
pajak progresif. Pajak progresif sendiri ialah pajak yang tarif pemungutannya sesuai dengan
persentase yang meningkat sesuai dengan nilai objek pajak dan kuantitas atau jumlah dari
objek pajak, dalam hal ini motor adalah objek pajaknya. Terdapat dua jenis pajak progresif,
yakni Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Pajak motor termasuk
di dalam Pajak Kendaraan Bermotor. Adapun persentase tarif pajak progresif motor sesuai
dengan urutan kepemilikan kendaraan Anda adalah sebagai berikut:

No. Urutan Kepemilikan Kendaraan Persentase Tarif Pajak

1. Motor Pertama 1,5%

2. Motor Kedua 2%

3. Motor ketiga 2,5%

4. Motor Keempat dan seterusnya 4%


Lalu bagaimana cara menghitung pajak motor? Caranya cukup mudah asalkan kita terlebih
dahulu mengetahui dasar pengenaan pajak tersebut. Ada dua yang menjadi dasar pengenaan
pajak motor, antara lain:
 Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB), nilai jual bukanlah harga jual umum suatu
kendaraan, melainkan nilai yang telah ditetapkan oleh Dispenda yang didapatkan dari Agen
Pemegang Merek (APM)
 Bobot maupun efek negatif yang bisa merefleksikan tingkat kerusakan jalan yang diakibatkan
kendaraan tersebut dan dinyatakan di dalam koefisien yang nilainya satu atau lebih
Cara Menghitung Pajak Motor
Ketahui Cara Menghitung Pajak Progresif Motor Anda via staticflickr.com
 

Cara menghitung pajak motor cukuplah mudah, pertama Anda harus mengetahui NJK Motor
Anda. Mari kita coba hitung dengan ilustrasi sebagai berikut:
Pak Iwan memiliki 5 motor yang tipe dan tahunnya sama. Diketahui pajak masing-masing
motornya pun sama (hal ini supaya memudahkan untuk melihat kenaikan pajaknya) yaitu:
PKB: Rp450.000
SWDKLLJ: Rp50.000
Lalu berapakah pajak tiap-tiap motor Pak Iwan?
Pertama-tama hitunglah NJK nya:
NJK: (PKB x 2/3 x100)
= Rp450.000 x 2/3 x 100 = Rp30.000.000
Jadi pajak tiap-tiap motor Pak Iwan ialah:
Motor Pertama:
PKB: Rp30.000.000 x 1,5% = Rp450.000
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Motor Kedua:
PKB: Rp30.000.000 x 2% = Rp600.000 (Terjadi Kenaikan)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Motor Ketiga:
PKB: Rp30.000.000 x 2,5% = Rp750.000 (Terjadi Kenaikan)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Motor Keempat:
PKB: Rp30.000.000 x 4% = Rp1.200.000 (Terjadi Kenaikan)
Baca Juga: Berhenti Merokok = Dapat Motor Baru
Cara dan Syarat Mudah Pembayaran Pajak
Motor
  

Tahap-Tahap Pembayaran Pajak Motor via cermati.com 

Setelah mengenal apa itu pajak motor, hal penting lainnya yang perlu diketahui adalah
bagaimana cara pembayaran pajak motor, dan apa saja syarat yang harus dibawa saat
membayar pajak motor. Bagi sebagian orang mungkin saja membayar pajak motor terkesan
sulit dan rumit. Namun sebenarnya jika kita telah mengetahuinya, cara dan syarat-syarat
pembayaran pajak motor cukuplah mudah. Anda tidak lagi ingin menambah biaya hanya
untuk membayar jasa calo jika mempelajarinya saat ini. Berikut ini adalah cara dan syarat
pembayaran pajak motor tahunan dan lima tahunan:
1. Anda harus mempersiapkan berkas-berkas yang wajib dibawa ketika Anda ke SAMSAT
untuk membayar pajak motor. Berkas-berkas yang harus dibawa untuk Anda yang akan
membayar pajak tahunan antara lain KTP asli pemilik kendaraan (dan satu fotokopinya),
STNK asli (dan satu fotokopinya), serta satu fotokopi lembar utama BPKB (yang ada
keterangan informasi pemilik dan kendaraan) sedangkan untuk Anda yang akan membayar
pajak lima tahunan berkas yang dibawa sama hanya saja Anda diharuskan cek kendaraan
bermotor saat berada di SAMSAT.
2. Ambillah formulir di loket khusus, jika data STNK dengan KTP Anda berbeda, mintalah
formulir lain untuk itu, namun jika perbedaan antara data STNK dengan KTP Anda, Anda
cukup ambil formulir di loket khusus saja. Perbedaan maksimal hanyalah RT saja.
3. Isilah formulir tersebut. Anda hanya harus mengisi nomor pelat kendaraan, nama pemilik,
alamat pemilik, tujuan pengurusan, dan data kendaraan.
4. Setelah Anda selesai mengisi formulir tersebut, serahkan formulir tersebut dengan berkas-
berkas yang sudah Anda bawa dari rumah, yaitu KTP asli pemilik kendaraan (dan satu
fotokopinya), STNK asli (dan satu fotokopinya), serta satu fotokopi lembar utama BPKB
(yang ada keterangan informasi pemilik dan kendaraan) ke loket 3 yang letaknya di sebelah
kanan loket khusus. Nanti Anda akan diberi nomor antrean.
5. Setelah Anda dipanggil oleh petugas, Anda akan diberikan slip pembayaran yang disana
tertulis besarnya pajak yang harus dibayarkan. Jangan lupa untuk mengecek bukti
pembayaran sementara dari petugas, apakah sama atau berbeda dengan data di KTP? Jika ada
perbedaan, Anda harus mengurusnya kembali di loket khusus.
6. Setelah Anda melakukan pembayaran, Anda akan diberikan bukti pelunasan dari petugas.
Lepas lembar terakhir bukti pelunasan tersebut (warna merah yang ada tulisan “Jasa Raharja)
dan serahkan bukti pelunasan pembayaran pajak Anda ke loket pengambilan STNK.
Kemudian tunggu panggilan dari petugas.
7. Setelah Anda dipanggil petugas, Anda akan diberikan STNK Anda. Jangan lupa untuk
mengecek data STNK Anda bukti pembayaran PKB Anda yang baru. Jangan sampai ada
kesalahan penulisan maupun perbedaan data.
Untuk pembayaran pajak lima tahunan, perbedaannya hanyalah setelah Anda melakukan
pembayaran STNK, bawa bukti pembayaran Anda ke loket pengambilan TNKB atau Tanda
Nomor Kendaraan Baru, agar Anda bisa mengambil Plat Nomor Kendaraan Anda yang baru.
Nah begitulah cara dan syarat pembayaran pajak motor tahunan dan lima tahunan. Tidak
terlalu rumit bukan? Anda hanya perlu mengetahui mengikuti prosedurnya dan Anda tidak
akan kebingungan lagi ketika mengurus pajak motor sendiri. Keuntungan lain yang Anda
peroleh jika sudah mengetahui prosedurnya adalah Anda tidak lagi membutuhkan jasa calo,
itu artinya Anda bisa menghemat sebagian uang Anda.
Baca Juga: Asuransi M
1
1. Contoh Perhitungan pph pasal 21
1. Tuan Takur bin pegawai pada perusahaan PT Opera Van LPP, menikah ta
npa anak,
memperoleh gaji seminggu Rp.2.500.000,00. PT Opera Van LPP mengikuti pr
ogram Jamsostek,
premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh p
emberi kerja
dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Opera Van LP
P menanggung
iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Tuan 
Takur bin
membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan. Disa
mping itu PT
Opera Van LPP juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya.
PT Opera Van LPP membayar iuran pensiun untuk Tuan Takur bin ke dana p
ensiun, yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp
. 300.000,00,
sedangkan Tuan Takur bin membayar iuran pensiun sebesar Rp. 200.000,00.
Pertanyaan : Hitunglah PPH Pasal 21 Tahun 2013, pada minggu ke-2 bulan A
pril ! Jawab: Gaji Seminggu Rp. 2.500.000 Gaji Sebulan Rp. 10.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp. 50.000
Premi Jaminan Kematian Rp. 30.000 Jumlah Pengh. Bruto Rp. 10.080.000
Pengurangan : Biaya Jabatan 5% x Rp. 10.080.000 = Rp. 500.000
Iuran Pensiun = Rp. 200.000 Iuran Jaminan Hari Tua = Rp. 200.000
Jumlah Pengurangan (Rp. 900.000)
Penghasilan Netto Sebulan Rp. 9.180.000 Contoh Perhitungan pph Pasal 22
CONTOH 1—PT Pasaribu Motors mengimpor barang dari Korea. PT Pasarib
u Motors adalah
importir mobil yang telah memiliki Angka Pengenal Impor. PT KIA mengimpor 
unit 50 mobil,
dengan harga faktur $ 10.000 per unit. Biaya asuransi dan biaya angkut yang 
berkaitan dengan
impor mobil tersebut masing-masing adalah 2% dan 3%. Bea masuk yang dib
ayar oleh PT KIA
2. 2. 5/16/2015 Contoh Soal Pajak pph 21, 22, 23, 24 | hakimandy
https://hakimandy.wordpress.com/2014/05/20/contohsoalpajakpph21222324/
2/3
Motors sebesar 5% dari CIF dan bea masuk tambahan sebesar 20% da
ri CIF. Kurs pada saat itu
ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebesar $1 = Rp 9.000. Berapa PPh 
pasal 22 yang harus dibayar?Harga faktur : 50 unit x $10.000 $500.000
Biaya asuransi(2%) $ 10.000 Biaya angkut(3%) $ 15.000 ————–
CIF $525.000 Bea masuk: 5% x $525.000 $ 26.250
Bea masuk tambahan:20% x $525.000 $105.000 ————-
Nilai Impor $ 656.250   Nilai Impor dalam rupiah:
$656.250 x Rp 9.000 = Rp 5.906.250.000,-
PPh 22 yang harus dipungut (memiliki API)
2,5% x Rp 5.906.250.000 = Rp 147.656.250,-
Contoh Perhitungan PPh Pasal 23
Pada tanggal 10 May 2010, PT. Sukses Gagalnya, membagikan dividen 
masing-masing Rp
10,000,000 kepada 20 pemegang sahamnya. Atas dividen yang dibagik
an, PT. Sukses Gagalnya wajib memungut PPh Pasal 23.
PPh pasal 23 yang harus dipotong PT. Sukses Gagalnya adalah :
=>15% x Rp 10.000.000,- = Rp 150.000,-
=>20 x Rp 150.000,- = Rp 3.000.000,-
Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 
Mei 2010 Saat Penyetoran : paling lambat 10 Juni 2010
Saat Pelaporan : paling lambat 20 Juni 2010
Contoh perhitungan pph pasal 24
PT. Trimegah pada tahun 2009 dengan peredaran bruto Rp.400.000.00
0.000,- memperoleh Penghasilan Kena Pajak sbb :
Di Australia, memperoleh penghasilan (laba) Rp. 10.000.000.000,- deng
an tarif pajak 35 % (Rp. 3.500.000.000,-)
Di Belanda, memperoleh penghasilan (laba) Rp. 30.000.000.000,- deng
an tarif pajak 20 % (Rp. 6.000.000.000,-)
Di Cina, menderita kerugian Rp. 20.000.000.000,-
Di Indonesia, memperoleh penghasilan (laba) Rp. 40.000.000.000,-
Pertanyaan :
Berapakah jumlah pajak luar negeri yang dapat dikreditkan ?
Berapakah PPh yang disetor di Dalam Negeri untuk tahun pajak 2009 ?
Jawab : A. Pajak Luar Negeri yang dapat dikreditkan:
1. Penghasilan dari LN :  Laba di Australia Rp. 10.000.000.000,-
3. 3. 5/16/2015 Contoh Soal Pajak pph 21, 22, 23, 24 | HakimAndy
https://hakimandy.wordpress.com/2014/05/20/contohsoalpajakpph2122-
2324/ 3/3 Laba di Belanda Rp. 30.000.000.000,- Rugi di Cina Rp. – 
Jumlah Penghasilan di LN Rp. 40.000.000.000,-
2. Penghasilan Dalam Negeri Rp. 40.000.000.000,-
3. Jumlah PKP (LN & DN)  Rp. 80.000.000.000,-
4. PPh terhutang = (28 % x Rp. 80.000.000.000,-) 
= Rp. 22.400.000.000,-
5. Batas maximum kredit pajak untuk masing-masing negara sbb:
– Di Australia 10.000.000.000 x 22.400.000.000 = Rp. 2.800.000.000,-
80.000.000.000
Pajak yang dibayar di Australia Rp. 3.500.000.000,- maka maximum kre
dit pajak yang dapat
dikreditkan di Indonesia adalah Rp. 2.800.000.000,- (pilih yang terenda
h) – Di Belanda 30.000.000.000 x 22.400.000.000= Rp. 8.400.000.000,-
80.000.000.000
Pajak yang dibayar di Belanda sebesar Rp. 6.000.000.000, maka maxi
mum kredit pajak yang dapat dikreditkan Rp. 6.000.000.000,- – Di Cina
Menderita rugi Rp. 2.000.000.000,-.Kerugian ini tidak dapat dimasukkan 
dalam perhitungan
penghasilan kena pajak. Kerugian ini juga tidak dapat dikompensasikan 
sebagai kredit pajak luar negeri.
Jadi jumlah pajak luar negeri yang diperkenankan adalah:
Rp. 2.800.000.000,- + Rp. 6.000.000.000,- = Rp. 8.800.000.000,-
POSTED IN: UNCATEGORIZED
BLOG DI WORDPRESS.COM. THE SHAAN THEME. Ikuti
Follow “HakimAndy” Buat situs dengan WordPress.com
Kelebihan dan Kekurangan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dari beberapa
karakteristik PPN tersebut diatas, dapat dikemukakan bahwa PPN memiliki
beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh Pajak Penjualan. Meskipun
demikian, sebagai suatu sistem, ternyata PPN juga tidak bebas sama sekali dari
beberapa kekurangan. Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai : 1)Mencegah
terjadinya pengenaan pajak berganda2)Netral dalam perdagangan dalam dan luar
negeri3)Pajak Pertambahan Nilai atas perolehan Barang Modal dapat diperoleh
kembali pada bulan perolehan, sesuai dengan tipe konsumsi (consumption type
VAT) dan metode pengurangan tidak langsung (indirect subtraction
method).4)Ditinjau dari sumber pendapatan Negara, Pajak Pertambahan Nilai
mendapat predikat sebagai “money maker”karena konsumen selaku pemikul
beban pajak tidak merasa dibebani oleh pajak tersebut sehingga memudahkan
fiskus untuk memungutnya.

Andre H Pakpahan : Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


Pada PT Enam Enam Group Medan, 2009. 11 Kelemahan Pajak Pertambahan
Nilai : 1)Biaya administrasi relative tinggi bila dibandingkan dengan Pajak Tidak
Langsung lainnya, baik dipihak administrasi pajak maupun dipihak wajib
pajak.2)Menimbulkan dampak regresif, yaitu semakin tinggi tingkat
kemampuan konsumen, semakin ringan beban pajak yang dipikul, dan
sebaliknya semakin rendah tingkat kemampuan konsumen, semakin berat beban
pajak yang dipikul. Dampak ini timbul sebagai konsekuensi karakteristik PPN
sebagai pajak objektif.3)PPN sangat rawan dari upaya penyelundupan pajak.
Kerawanan ini ditimbulkan sebagai akibat dari mekanisme pengkreditan yang
merupakan upaya memperoleh kembali pajak yang dibayar oleh pengusaha
dalam bulan yang sama tanpa terlebih dahulu melalui prosedur administrasi
fiskus.Konsekuensi dari kelemahan PPN tersebut menuntut tingkat pengawasan
yang lebih cermat oleh administrasi pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib
pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. C.Subjek dan Objek Pajak
1.Subjek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dapat : a.Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan yang dalam kegiatan usaha/
pekerjaannya:

Anda mungkin juga menyukai