PENDAHULUAN
Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies yang berarti air terjun.
Pandangan pasien dengan katarak tampak seperti terhalang air terjun. Kesan tersebut
terjadi akibat keruhnya lensa akibat hidrasi lensa, denaturasi protein lensa atau
keduanya. Penuaan merupakan penyebab utama katarak, namun dapat pula
disebabkan faktor lain seperti trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti diabetes),
merokok, dan faktor keturunan.
Katarak traumatik adalah katarak yang terjadi akibat trauma, baik trauma tembus
maupun trauma tumpul pada bola mata yang terlihat sesudah beberapa hari atau
beberapa tahun.Katarak traumatik ini dapat muncul akut, subakut, ataupun gejala sisa
dari trauma mata. Katarak yang disebabkan trauma tumpul umumnya membentuk
opasitas posterior yang berbentuk seperti bintang atau seperti bunga mawar pada
aksial posterior yang mungkinstabil atau progresif, sedangakn trauma tumpul dengan
lepasnya kapsul lensa membentuk perubahan kortikal yang tetap fokal jika kecil atau
progresif cepat menjadi opasifikasikortikal total.
Di Amerika Serikat diperkirakan terjadi 2,5 juta trauma mata setiap
tahunnya. Kuranglebih 4-5% dari pasien-pasien mata yang
membutuhkan
perawatan
komprehensif
merupakankeadaan
sekunder akibat trauma mata. Trauma merupakan penyebab
tertinggi untuk butamonokuler pada orang kelompok usia dibawah
45 tahun. Setiap tahunnya diperkirakan50.000 orang tidak dapat
membaca koran sebagai akibat trauma mata. Dilihat dari
jeniskelamin, perbandingan terjadinya katarak traumatik laki-laki
dan perempuan adalah 4:1. National Eye Trauma System Study
melaporkan rata-rata usia penderita katarak traumatik adalah 28
tahun dari 648 kasus yang berhubungan dengan trauma mata.
Trauma tumpul bertanggung jawab dalam mekanisme coup dan
contrecop. Mekanisme coup adalah mekanisme dengan dampak
langsung. Ini akan mengakibatkan cincin Vossius ( pigmen iris
tercetak ) dan kadang-kadang ditemukan pada kapsul lensa anterior
setelahtrauma tumpul. Mekanisme contrecoup menunjuk kepada
cedera yang jauh dari tempattrauma yang disebabkan oleh
gelombang
energy
yang
berjalan
sepanjang
garis
sampaikebelakang. Ketika permukaan anterior mata terkena trauma
tumpul, ada pemendekan cepat pada anterior-posterior yang diikuti
pemanjangan garis ekuatorial. Peregangan ekuatorial dapat
katarak dengan cepatdisertai dengan terdapatnya mada lensa didalam bilik mata. Pada
keadaan ini akan terlihatsecara histopatologik masa lensa yang akan difagosit
makrofag dengan cepatnya yangdapat memberikan bentuk endoftalmitis fakolitik.
Lensa dengan kapsul anterior saja yang pecah akan menjerat korteks lensa sehingga
akan mengakibatkan terbentuknya cincin Soemering atau bila epitel lensa
berproliferasi aktif akan terlihat mutiara Elschnig
c.RadiasiSinar yang terlihat cenderung tidak menyebabkan timbulnya katarak.
Ultraviolet juga mungkin tidak menyebabkan katarak karena sinar dengan gelombang
pendek tidak dapat melewati atmosfir. Sinar gelombang pendej ( tidak telihat ) ini
dapat menyebabkanluka bakar kornea superficial yang dramatis, yang biasanya
sembuh dalam 48 jam.Cedera ini ditandai dengan snow blindnessdan welder flash
. Sinar infra merah yang berkepanjangan ( prolong ) juga dapat menjadi penyebab
katarak, ini dapat ditemui pada pekerja bahan-bahan kaca dan pekerja baja, namun
penggunaan kacamata pelindungdapat setidaknya mengeliminasi sinar X ini dan sinar
gamma yang juga dapatmengakibatkan katarak. Katarak traumatik disebabkan oleh
radiasi ini dapat ditemukan pada pasien-pasien yang mendapat radioterapi ( seluruh
tubuh ) leukemia, namun resikoterjadinya hanya apabila terapi menggunakan sinar
X.Seringnya, manifestasi awal dari katarak traumatik ini adalah kekeruhan berbentuk
roset (rossete cataract ), biasanya pada daerah aksial yang melibatkan kapsul posterior
lensa. Pada beberapa kasus, trauma tumpul dapat berakibat dislokasi
dan pembentukan katarak pada lensa. Katarak traumatik ringan dapat membaik
dengansendirinya ( namun jarang ditemukan ).
d.KimiaTrauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak,
selainmenyebabkan kerusakan kornea, konjungtiva, dan iris. Komponen basa yang
masuk mengenai mata menyebbakan peningkatan pH cairan akuous dan menurunkan
kadar glukosda dan askorbat. Hal ini dapat terjadi secara akut ataupun pelahan-lahan.
Traumakimia dapat juga disebabkan oleh zat asam, namun karena trauma asam sukar
masuk ke bagian dalam mata dibandingkan basa makan jarang menyebabkan katarak.
X.
Gejala Klinik
Gambaran klinis yang dapat ditemui antara lain adalah:
1.Penurunan ketajaman visusKatarak secara klinis relevan jika menyebabkan
penurunan signifikan padaketajaman visual, baik itu dekat maupun jauh. Biasanya
akan ditemui penurunan tajam penglihatan dekat signifikan dibanding penglihatan
jauh, mungkin disebabkan olehmiosis akomodatif. Jenis katarak yang berbeda
memiliki tajam penglihatan yang berbeda pula. Pada katarak subkapsuler posterior
dapat sangat mengurangi ketajaman penglihatan dekat menurun daripada penglihatan
jauh. Sebaliknya katarak nuklear dikaitkan dengan tajam penglihatan dekat yang tetap
baik dan tajam penglihatan jauhyang buruk. Penderita dengan katarak kortikal
cenderung memperoleh tajam penglihatan yang baik.4,10
2.SilauSeringkali penderita mengeluhkan silau ketika dihadapkan dengan sinar
langsung.Biasanya keluhan ini ditemukan pada katarak subkapsuler posterior dan
juga katarak kortikal. Jarang pada katarak nuklearis.4,10
3.Sensitivitas kontrasSensitivitas kontras dapat memberikan petunjuk mengenai
kehilangan signifikandari fungsi penglihatan lebih baik dibanding menggunakan
pemeriksaan Snellen. Pada pasien katarak akan sulit membedakan ketajaman gambar,
kecerahan, dan jarak ruangsehingga menunjukkan adanya gangguan penglihatan.4,10
4.Pergeseran miopiaPasien katarak yang sebelumnya menggunakan kacamata jarak
dekat akanmengatakan bahwa ia sudah tidak mengalami gangguan refraksi lagi dan
tidak membutuhkan kacamatanya. Sebaliknya pada pasien yang tidak
menggunakankacamata, ia akan mengeluhkan bahwa penglihatan jauhnya kabur
sehingga ia akanmeminta dibuatkan kacamata. Fenomena ini disebut pergeseran
miopia atau penglihatan sekunder, namun keadaan ini bersifat sementara dan terkait
denganstadium katarak yang sedang dialaminya.4,10
5.Diplopia monokuler Pada pasien akan dikeluhkan adanya perbedaan gambar objek
yang ia lihat, inidikarenakan perubahan pada nukleus lensa yang memiliki indeks
refraksi berbedaakibat perubahan pada stadium katarak. Selain itu, dengan
menggunakan retinoskopiatau oftalmoskopi langsung, akan ditemui perbedaan area
refleks merah yang jelasterlihat dan tidak terlalu jelas.10
Gejala
objektif
oftalmologikus.
didapatkan
dari
hasil
pemeriksaan fisik
a.Visus dan pupil adanya RAPD menunjukkan adanya neurpoati optic post trauma
b.Gerakan bola mata fraktur orbital atau kelumpuhan saraf akibat trauma
c.Tekanan bola mata glaucoma sekunder dan perdarahan retrobulbar
d.Bilik mata depan hifema, iritis, sudut sempit, iridodonesis, sudut tertutup
e.Lensa subluksasi, dislokasi, robek kapsul ( anterior dan posterior ), katarak
( bentuk dan jenis ), edema, fakodenesis
f.Vitreous ada tidaknya perdarahan, lepasnya vitreous posterior
g.Fundus lepasnya retina, rupture koroid, komosio retina, perdarahan
preretinal, perdarahan intraretinal, perdarahan subretinal,Tampak kekeruhan lensa
dalam bermacam bentuk dan tingkat. Kekeruhan ini jugaditemukan pada berbagai
lokalisasi di lensa seperti korteks dan nukleus.
XI.
Penatalaksanaan
1
1.Medikasi (temporer)
a.Penggunaan kacamata bantu dengan koreksi akurat
5.Keadaan umum harus baik. tidak boleh ada hipertensi, diabetes melitus,
batuk menahun dan sakit jantung.
https://id.scribd.com/doc/45111810/KATARAK-TRAUMATIK
BAB II
STATUS PASIEN
I.
II.
Identitas Pasien
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Agama
Alamat
: Tn.RN
: 22 Tahun
: Laki-Laki
: Tidak ada
: Islam
: Pantoloan
Anamnesis
a. Keluhan Utama: Penglihatan pada mata kiri menurun
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Penglihatan menurun yang dirasakan pada mata kiri sejak 2 bulan
yang lalu.
Enam bulan yang lalu pasien mengalami pukulan oleh kepalan tangan
seseorang, ada darah yang keluar dan ada bengkak. Pasien mendapatkan
pengobatan di puskesmas terdekat, namun setelah itu tidak pernah control
kembali karena tidak ada keluhan lain. Pandangan saat itu belum buram
setelah terpukul, namun dalam 2 bulan terakhir ini penglihatan pada mata
kirinya menurun, dan pasien menyadari bahwa timbul bercak putih di tengah
bola mata kirinya, hal ini menyebabkan pasien memberanikan diri untuk
memeriksakan diri ke rumah sakit.
c. Riwayat Penyakit Terdahulu:
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya
Pasien tidak pernah menggunakan kaca mata
OD
5/5
OS
1/300
Palpebra Inferior
,benjolan(-)
Edema (-), sikatrik(-)
,benjolan(-)
Edema (-), sikatrik(-)
Margo Palpebra
Apparatus Lacrimalis
Konjungtiva
,benjolan(-)
Sekret (-)
+
Hiperemis (-), Injeksi
,benjolan(-)
sekret(-)
+
Hiperemis (-), Injeksi
siliar(-),
Jernih
Dalam
Berwarna kecolatan
siliar(-),
Keruh, ulkus kornea
dangkal
Berwarna kecolatan
dengan kripta
Bulat, RCL(+)
Jernih
Normal
Tidak terbatas
dengan kripta
Sulit dinilai
Keruh
Normal
Sulit dinilai
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Kornea
BMD
Iris
Pupil
Lensa
Pergerakan Bola Mata
Lapang Pandang
PALPASI
Tensi Okuler
Nyeri Tekan
Massa Tumor
Glandula Periaurikuler
Tonometri
Tes Buta Warna
Slit Lamp
Oftalmoskopi
(-)
(-)
Pembesaran tidak ada
17,30
Tidak buta warna
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
(-)
(-)
Pembesaran tidak ada
17,30
Sulit dinilai
Injeksi
conjungtiva,
injeksi siliar , Kornea
edema, Ulkus kornea,
Lensa
Keruh,
COA
dangkal.
Tidak dilakukan
V.
Pemeriksaan Laboratorium
Belum dilakukan
VI.
Resume
Pasien laki-laki usia 58 tahun masuk dengan keluhan mata merah dan
penglihatan kabur. Penglihatan kabur yang dirasakan pada mata kiri sejak 2
minggu yang lalu, awalnya mata kiri pasien merah dirasakan sejak 2minggu
yang lalu akibat percikan gurinda pada mata kiri. selain itu, terasa seperti
berpasir pada matanya, Keluhan lain nyeri pada mata, dan mata berair. Mual
dan muntah tidak ada. Riwayat berobat 1 minggu yang lalu, mata merah
berkurang akan tetapi penglihatan tetap kabur.
Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan VOD 5/30, VOS 1/300. Pada
oculi sinistra tampak kornea keruh (ulkus kornea), pada konjungtiva terdapat
injeksi konjungtiva dan injeksi siliar, COA dangkal dan lensa keruh.
VII. Diagnosis
Uveitis Anterior OS
VIII. Tatalaksana
Levofloxacin 1 tetes/jam
IX.
Prognosis
Quo Ad Vitam
Quo Ad Sanationam
Quo Ad Fungsionam
Quo Ad Kosmetikum
OD
bonam
Dubia et bonam
Dubia et bonam
Dubia et bonam
BAB III
PEMBAHASAN
OS
Bonam
Dubia
Dubia et malam
Dubia et malam