Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies yang berarti air terjun.
Pandangan pasien dengan katarak tampak seperti terhalang air terjun. Kesan tersebut
terjadi akibat keruhnya lensa akibat hidrasi lensa, denaturasi protein lensa atau
keduanya. Penuaan merupakan penyebab utama katarak, namun dapat pula
disebabkan faktor lain seperti trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti diabetes),
merokok, dan faktor keturunan.
Katarak traumatik adalah katarak yang terjadi akibat trauma, baik trauma tembus
maupun trauma tumpul pada bola mata yang terlihat sesudah beberapa hari atau
beberapa tahun.Katarak traumatik ini dapat muncul akut, subakut, ataupun gejala sisa
dari trauma mata. Katarak yang disebabkan trauma tumpul umumnya membentuk
opasitas posterior yang berbentuk seperti bintang atau seperti bunga mawar pada
aksial posterior yang mungkinstabil atau progresif, sedangakn trauma tumpul dengan
lepasnya kapsul lensa membentuk perubahan kortikal yang tetap fokal jika kecil atau
progresif cepat menjadi opasifikasikortikal total.
Di Amerika Serikat diperkirakan terjadi 2,5 juta trauma mata setiap
tahunnya. Kuranglebih 4-5% dari pasien-pasien mata yang
membutuhkan
perawatan
komprehensif
merupakankeadaan
sekunder akibat trauma mata. Trauma merupakan penyebab
tertinggi untuk butamonokuler pada orang kelompok usia dibawah
45 tahun. Setiap tahunnya diperkirakan50.000 orang tidak dapat
membaca koran sebagai akibat trauma mata. Dilihat dari
jeniskelamin, perbandingan terjadinya katarak traumatik laki-laki
dan perempuan adalah 4:1. National Eye Trauma System Study
melaporkan rata-rata usia penderita katarak traumatik adalah 28
tahun dari 648 kasus yang berhubungan dengan trauma mata.
Trauma tumpul bertanggung jawab dalam mekanisme coup dan
contrecop. Mekanisme coup adalah mekanisme dengan dampak
langsung. Ini akan mengakibatkan cincin Vossius ( pigmen iris
tercetak ) dan kadang-kadang ditemukan pada kapsul lensa anterior
setelahtrauma tumpul. Mekanisme contrecoup menunjuk kepada
cedera yang jauh dari tempattrauma yang disebabkan oleh
gelombang
energy
yang
berjalan
sepanjang
garis
sampaikebelakang. Ketika permukaan anterior mata terkena trauma
tumpul, ada pemendekan cepat pada anterior-posterior yang diikuti
pemanjangan garis ekuatorial. Peregangan ekuatorial dapat

meregangkan kapsul lensa, zonula atau keduanya. Kombinasi coup,


contrecoup dan pemanjangan ekuatorial bertanggung jawab dalam
terjadinya katarak traumatik yangdisebabkan trauma tumpul bola
mata. Trauma tembus yang secara langsung menekan kapsullensa
menyebabkan opasitas kortikal pada tempat trauma. Jika trauma
cukup besar,keseluruhan lensa akan mengalami opasifikasi secara
cepat, namun jika kecil, katarak kortikal yang akan terjadi.
a.Luka memar/tumpulJika terjadi trauma akibat benda keras yang cukup kuat
mengenai mata dapatmenyebabkan lensa menjadi opak. Trauma yang disebabkan
oleh benturan dengan bolakeras adalah salah satu contohnya. Kadang munculnya
katarak dapat tertunda samapikurun waktu beberapa tahun. Bila ditemukan katarak
unilateral, maka harus dicurigaikemungkinan adanya riwayat trauma sebelumnya,
namun hubungan sebab dan akibatnya kadang-kadang cukup sulit dibuktikan
dikarenakan tidak adanya tanda-tanda lain yangdapat ditemukan mengenai adanya
trauma sebelumnya tersebut.Pada trauma tumpul akan terlihat katarak subkapsular
anterior maupun posterior.Kontusio lensa menimbulkan katarak seperti bintang, dan
dapat pula dalam bentuk katarak tercetak (imprinting ) yang disebut cincin Vossius
b.Luka tusuk/perforasiLuka perforasi pada mata mempunyai tendensi yang cukup
tinggi untuk terbentuknyakatarak. Jika objek yang dapat menyebabkan perforasi
( contohnya gelas yang pecah )tembus melalui kornea tanpa mengenai lensa biasanya
tidak memberikan dampak padalensa, dan bila trauma tidak menimbulkan suatu luka
memar yang signifikan makakatarak tidak akan terbentuk. Hal ini tentunya juga
bergantung kepada penatalaksanaan. luka kornea yang hati-hati dan pencegahan
terhadap infeksi, akan tetapi trauma-traumaseperti diatas dapat juga melibatkan
kapsul lensa, yang mengakibatkan keluarnya lensamata ke bilik anterior. Urutan dari
dampak setelah trauma juga bergantung pada usia pasien. Saat kapsul lensa pada anak
ruptur, maka akan diikuti oleh reaksi inflamasi di bilik anterior dan masa lensa
biasnya secara berangsur-angsur akan diserap jika tidak ditangani dalan waktu kurang
lebih 1 bulan. Namun demikian, pasien tidak dapat melihatdengan jelas karena
sebagian besar dari kemampuan refraktif mata tersebut hilang.Keadaan ini merupakan
konsekuensi yang serius dan kadang membutuhkan penggunaanlensa buatan
intraokuler. Bila ruptur lensa terjadi pada dewasa, juga diikuti dengan reaksiinflamasi
seperti halnya pada anak, namun tendensi untuk fibrosis jauh lebih tinggi
dan jaringan fibrosis opak yang terbentuk tersebut dapat bertahan dan menghalangi
pupil.Trauma tembus akan menimbulkan katarak yang lebih cepat, perforasi kecil
akanmenutup dengan cepat akibat priloferasi epitel sehingga bentuk kekeruhan
terbatas kecil.Trauma tembus besar pada lensa akan mengakibatkan terbentuknya

katarak dengan cepatdisertai dengan terdapatnya mada lensa didalam bilik mata. Pada
keadaan ini akan terlihatsecara histopatologik masa lensa yang akan difagosit
makrofag dengan cepatnya yangdapat memberikan bentuk endoftalmitis fakolitik.
Lensa dengan kapsul anterior saja yang pecah akan menjerat korteks lensa sehingga
akan mengakibatkan terbentuknya cincin Soemering atau bila epitel lensa
berproliferasi aktif akan terlihat mutiara Elschnig
c.RadiasiSinar yang terlihat cenderung tidak menyebabkan timbulnya katarak.
Ultraviolet juga mungkin tidak menyebabkan katarak karena sinar dengan gelombang
pendek tidak dapat melewati atmosfir. Sinar gelombang pendej ( tidak telihat ) ini
dapat menyebabkanluka bakar kornea superficial yang dramatis, yang biasanya
sembuh dalam 48 jam.Cedera ini ditandai dengan snow blindnessdan welder flash
. Sinar infra merah yang berkepanjangan ( prolong ) juga dapat menjadi penyebab
katarak, ini dapat ditemui pada pekerja bahan-bahan kaca dan pekerja baja, namun
penggunaan kacamata pelindungdapat setidaknya mengeliminasi sinar X ini dan sinar
gamma yang juga dapatmengakibatkan katarak. Katarak traumatik disebabkan oleh
radiasi ini dapat ditemukan pada pasien-pasien yang mendapat radioterapi ( seluruh
tubuh ) leukemia, namun resikoterjadinya hanya apabila terapi menggunakan sinar
X.Seringnya, manifestasi awal dari katarak traumatik ini adalah kekeruhan berbentuk
roset (rossete cataract ), biasanya pada daerah aksial yang melibatkan kapsul posterior
lensa. Pada beberapa kasus, trauma tumpul dapat berakibat dislokasi
dan pembentukan katarak pada lensa. Katarak traumatik ringan dapat membaik
dengansendirinya ( namun jarang ditemukan ).
d.KimiaTrauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak,
selainmenyebabkan kerusakan kornea, konjungtiva, dan iris. Komponen basa yang
masuk mengenai mata menyebbakan peningkatan pH cairan akuous dan menurunkan
kadar glukosda dan askorbat. Hal ini dapat terjadi secara akut ataupun pelahan-lahan.
Traumakimia dapat juga disebabkan oleh zat asam, namun karena trauma asam sukar
masuk ke bagian dalam mata dibandingkan basa makan jarang menyebabkan katarak.
X.
Gejala Klinik
Gambaran klinis yang dapat ditemui antara lain adalah:
1.Penurunan ketajaman visusKatarak secara klinis relevan jika menyebabkan
penurunan signifikan padaketajaman visual, baik itu dekat maupun jauh. Biasanya
akan ditemui penurunan tajam penglihatan dekat signifikan dibanding penglihatan
jauh, mungkin disebabkan olehmiosis akomodatif. Jenis katarak yang berbeda
memiliki tajam penglihatan yang berbeda pula. Pada katarak subkapsuler posterior
dapat sangat mengurangi ketajaman penglihatan dekat menurun daripada penglihatan
jauh. Sebaliknya katarak nuklear dikaitkan dengan tajam penglihatan dekat yang tetap

baik dan tajam penglihatan jauhyang buruk. Penderita dengan katarak kortikal
cenderung memperoleh tajam penglihatan yang baik.4,10
2.SilauSeringkali penderita mengeluhkan silau ketika dihadapkan dengan sinar
langsung.Biasanya keluhan ini ditemukan pada katarak subkapsuler posterior dan
juga katarak kortikal. Jarang pada katarak nuklearis.4,10
3.Sensitivitas kontrasSensitivitas kontras dapat memberikan petunjuk mengenai
kehilangan signifikandari fungsi penglihatan lebih baik dibanding menggunakan
pemeriksaan Snellen. Pada pasien katarak akan sulit membedakan ketajaman gambar,
kecerahan, dan jarak ruangsehingga menunjukkan adanya gangguan penglihatan.4,10
4.Pergeseran miopiaPasien katarak yang sebelumnya menggunakan kacamata jarak
dekat akanmengatakan bahwa ia sudah tidak mengalami gangguan refraksi lagi dan
tidak membutuhkan kacamatanya. Sebaliknya pada pasien yang tidak
menggunakankacamata, ia akan mengeluhkan bahwa penglihatan jauhnya kabur
sehingga ia akanmeminta dibuatkan kacamata. Fenomena ini disebut pergeseran
miopia atau penglihatan sekunder, namun keadaan ini bersifat sementara dan terkait
denganstadium katarak yang sedang dialaminya.4,10
5.Diplopia monokuler Pada pasien akan dikeluhkan adanya perbedaan gambar objek
yang ia lihat, inidikarenakan perubahan pada nukleus lensa yang memiliki indeks
refraksi berbedaakibat perubahan pada stadium katarak. Selain itu, dengan
menggunakan retinoskopiatau oftalmoskopi langsung, akan ditemui perbedaan area
refleks merah yang jelasterlihat dan tidak terlalu jelas.10
Gejala
objektif
oftalmologikus.

didapatkan

dari

hasil

pemeriksaan fisik

a.Visus dan pupil adanya RAPD menunjukkan adanya neurpoati optic post trauma
b.Gerakan bola mata fraktur orbital atau kelumpuhan saraf akibat trauma
c.Tekanan bola mata glaucoma sekunder dan perdarahan retrobulbar
d.Bilik mata depan hifema, iritis, sudut sempit, iridodonesis, sudut tertutup
e.Lensa subluksasi, dislokasi, robek kapsul ( anterior dan posterior ), katarak
( bentuk dan jenis ), edema, fakodenesis
f.Vitreous ada tidaknya perdarahan, lepasnya vitreous posterior
g.Fundus lepasnya retina, rupture koroid, komosio retina, perdarahan
preretinal, perdarahan intraretinal, perdarahan subretinal,Tampak kekeruhan lensa
dalam bermacam bentuk dan tingkat. Kekeruhan ini jugaditemukan pada berbagai
lokalisasi di lensa seperti korteks dan nukleus.
XI.
Penatalaksanaan
1
1.Medikasi (temporer)
a.Penggunaan kacamata bantu dengan koreksi akurat

b.Meningkatkan cahaya pada saat membaca


c.Dilatasi pupil dengan pengobatan midriasis
d.Pengobatan katarak dengan penyebab DM dengan aldolase reduktase inhibitor
2.Alat Bantu Lihat Kekuatan Rendah
Alat bantu lihat monokuler genggam dengan kekuatan 2,5x, 2,8x, dan 4x
dapatmemperjelas objek jarak jauh. Sedangkan untuk objek jarak dekat seperti
membacamenggunakan kaca pembesar dan lup teleskop. Katarak mengurangi
ketajamancahaya dan menyebabkan silau, oleh karena itu dianjurkan juga
menggunakankacamata yang berwarna dengan harapan menyerap sinar dengan
spektrum warnatertentu yang menyebabkan silau tersebut.10
3.OperasiIndikasi operasi katarak :
1.Mengganggu pekerjaan
2.Rehabilitasi visus (terapetik)
3.Diagnostik segmen posterior
4.Mencegah komputasi (glaucoma ambiliopia)
5.Kosmetik
yOperasi
dilakukan
apabila
pasien
meminta
agar
diperbaiki
ketajaman penglihatannya, terapi bedah untuk penyakit mata (glaukoma
karena lensa,dislokasi lensa ke bilik mata depan, atau uveitis), membantu
untuk mengobati penyakit mata segmen posterior (diabetes retinopati).10
yPasien dengan katarak stadium lebih lanjut lebih diutamakan untuk
dioperasi bila ia memiliki katarak monookuler atau binokuler. Waktu jeda
untuk operasikatarak mata sebelahnya harus berbeda dan tidak boleh
bersamaan untuk menjamin keamanan dan keberhasilan operasi pertama
sebelum operasi keduadirencanakan. Pada pasien dengan katarak monokuler,
keputusan untuk dilakukan bedah lebih kompleks. Apabila ditemui mata yang
sehat tidak menunjukkan gangguan penglihatan yang berat, maka operasi
dapatditangguhkan.10
Sebelum operasi harus dilakukan beberapa pemeriksaan:
1.Fungsi retina harus baik, yang diperiksa dengan tes proyeksi sinar, dimana
retinadisinari dari semua arah, dan arahnya itu harus dapat ditentukan oleh
penderitadengan baik.
2.Tidak boleh ada infeksi pada mata dan jaringan sekitarnya. Jangan lupa
melakukantes Anel. Bila tes Anel (-) tidak boleh dilakukan operasi karena kuman
dapat masuk kedalam mata.
3.Tidak boleh ada glaukoma. Pada keadaaan glaukoma, pembuluh darah retina
telahmenyesuaikan dengan tekanan intraokuler yang tinggi. bila dilakukan operasi,
saatkornea dipotong, sekonyong-konyong tekanan intraokuler turun, pembuluh
darah pecah dan timbul perdarahan hebat, dapat juga terjadi prolaps isi bulbus okuli.
4.Visus, setelah dikoreksi batasnya pada orang buta huruf 5/50 dan pada
orangterpelajar 5/20.

5.Keadaan umum harus baik. tidak boleh ada hipertensi, diabetes melitus,
batuk menahun dan sakit jantung.
https://id.scribd.com/doc/45111810/KATARAK-TRAUMATIK
BAB II
STATUS PASIEN
I.

II.

Identitas Pasien
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Agama
Alamat

: Tn.RN
: 22 Tahun
: Laki-Laki
: Tidak ada
: Islam
: Pantoloan

Anamnesis
a. Keluhan Utama: Penglihatan pada mata kiri menurun
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Penglihatan menurun yang dirasakan pada mata kiri sejak 2 bulan
yang lalu.
Enam bulan yang lalu pasien mengalami pukulan oleh kepalan tangan
seseorang, ada darah yang keluar dan ada bengkak. Pasien mendapatkan
pengobatan di puskesmas terdekat, namun setelah itu tidak pernah control
kembali karena tidak ada keluhan lain. Pandangan saat itu belum buram
setelah terpukul, namun dalam 2 bulan terakhir ini penglihatan pada mata
kirinya menurun, dan pasien menyadari bahwa timbul bercak putih di tengah
bola mata kirinya, hal ini menyebabkan pasien memberanikan diri untuk
memeriksakan diri ke rumah sakit.
c. Riwayat Penyakit Terdahulu:
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya
Pasien tidak pernah menggunakan kaca mata

Riwayat trauma mata kiri


Riwayat operasi mata tidak pernah
Riwayat hipertensi dan diabetes mellitus tidak ada
d. Riwayat Penyakit Mata dalam Keluarga
Tidak ada keluarga yang memilki keluhan yang sama
III. Status Generalis
Keadaan Umum: sakit sedang
Kesadaran: composmentis
Tanda Vital:
Tekanan Darah: 110/70 mmHg
Nadi:80x/menit
Respirasi:20x/ menit
Suhu:36,5 C
IV. Pemeriksaan Oftalmologi
Pemeriksaan
Visus
INSPEKSI
Palpebra Superior

OD
5/5

OS
1/300

Edema (-), sikatrik(-)

Edema (-), sikatrik(-)

Palpebra Inferior

,benjolan(-)
Edema (-), sikatrik(-)

,benjolan(-)
Edema (-), sikatrik(-)

Margo Palpebra
Apparatus Lacrimalis
Konjungtiva

,benjolan(-)
Sekret (-)
+
Hiperemis (-), Injeksi

,benjolan(-)
sekret(-)
+
Hiperemis (-), Injeksi

conjungtiva (-), injeksi

conjungtiva (-), injeksi

siliar(-),
Jernih
Dalam
Berwarna kecolatan

siliar(-),
Keruh, ulkus kornea
dangkal
Berwarna kecolatan

dengan kripta
Bulat, RCL(+)
Jernih
Normal
Tidak terbatas

dengan kripta
Sulit dinilai
Keruh
Normal
Sulit dinilai

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Kornea
BMD
Iris
Pupil
Lensa
Pergerakan Bola Mata
Lapang Pandang
PALPASI
Tensi Okuler

Nyeri Tekan
Massa Tumor
Glandula Periaurikuler
Tonometri
Tes Buta Warna
Slit Lamp

Oftalmoskopi

(-)
(-)
Pembesaran tidak ada
17,30
Tidak buta warna
Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

(-)
(-)
Pembesaran tidak ada
17,30
Sulit dinilai
Injeksi
conjungtiva,
injeksi siliar , Kornea
edema, Ulkus kornea,
Lensa
Keruh,
COA
dangkal.
Tidak dilakukan

V.

Pemeriksaan Laboratorium
Belum dilakukan

VI.

Resume
Pasien laki-laki usia 58 tahun masuk dengan keluhan mata merah dan
penglihatan kabur. Penglihatan kabur yang dirasakan pada mata kiri sejak 2
minggu yang lalu, awalnya mata kiri pasien merah dirasakan sejak 2minggu
yang lalu akibat percikan gurinda pada mata kiri. selain itu, terasa seperti
berpasir pada matanya, Keluhan lain nyeri pada mata, dan mata berair. Mual
dan muntah tidak ada. Riwayat berobat 1 minggu yang lalu, mata merah
berkurang akan tetapi penglihatan tetap kabur.
Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan VOD 5/30, VOS 1/300. Pada
oculi sinistra tampak kornea keruh (ulkus kornea), pada konjungtiva terdapat

injeksi konjungtiva dan injeksi siliar, COA dangkal dan lensa keruh.
VII. Diagnosis
Uveitis Anterior OS
VIII. Tatalaksana
Levofloxacin 1 tetes/jam
IX.

Prognosis

Quo Ad Vitam
Quo Ad Sanationam
Quo Ad Fungsionam
Quo Ad Kosmetikum

OD
bonam
Dubia et bonam
Dubia et bonam
Dubia et bonam
BAB III
PEMBAHASAN

OS
Bonam
Dubia
Dubia et malam
Dubia et malam

Anda mungkin juga menyukai

  • Step 7
    Step 7
    Dokumen8 halaman
    Step 7
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen18 halaman
    Bab Ii
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Infeksi Bakteri
    Infeksi Bakteri
    Dokumen4 halaman
    Infeksi Bakteri
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Peran Ngo
    Peran Ngo
    Dokumen7 halaman
    Peran Ngo
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Dokumen2 halaman
    Pemba Has An
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Dermatitis dan Liken Kronis
    Dermatitis dan Liken Kronis
    Dokumen5 halaman
    Dermatitis dan Liken Kronis
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Step 7
    Step 7
    Dokumen5 halaman
    Step 7
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Cairan Dan Elektrolit
    Cairan Dan Elektrolit
    Dokumen8 halaman
    Cairan Dan Elektrolit
    Robert Fowler
    Belum ada peringkat
  • Follow Up
    Follow Up
    Dokumen5 halaman
    Follow Up
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Status Pasien
    Status Pasien
    Dokumen3 halaman
    Status Pasien
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen1 halaman
    Abstrak
    Hendrik S
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Gastro SCH Is Is
    Gastro SCH Is Is
    Dokumen1 halaman
    Gastro SCH Is Is
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Status Pasien
    Status Pasien
    Dokumen3 halaman
    Status Pasien
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen1 halaman
    Tugas
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen16 halaman
    Penda Hulu An
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • CT Scan Adalah Salah Satu Peralatan Radiodiagnostik Dengan Menggunakan Sinar
    CT Scan Adalah Salah Satu Peralatan Radiodiagnostik Dengan Menggunakan Sinar
    Dokumen4 halaman
    CT Scan Adalah Salah Satu Peralatan Radiodiagnostik Dengan Menggunakan Sinar
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • MENGERTI RETARDASI MENTAL
    MENGERTI RETARDASI MENTAL
    Dokumen19 halaman
    MENGERTI RETARDASI MENTAL
    Ridha Surya Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • DERMATOFITOSIS
    DERMATOFITOSIS
    Dokumen6 halaman
    DERMATOFITOSIS
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen3 halaman
    Lembar Pengesahan
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • MENGERTI RETARDASI MENTAL
    MENGERTI RETARDASI MENTAL
    Dokumen19 halaman
    MENGERTI RETARDASI MENTAL
    Ridha Surya Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Efek Antikonvulsan pada Mencit
    Efek Antikonvulsan pada Mencit
    Dokumen24 halaman
    Efek Antikonvulsan pada Mencit
    Olga Satriaputri
    Belum ada peringkat
  • Dasar Dasar Manajemen
    Dasar Dasar Manajemen
    Dokumen4 halaman
    Dasar Dasar Manajemen
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Nency Tandungan AL
    Belum ada peringkat