Karakteristik Pelayanan
Pelayanan memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran seperti
yang di ungkapkan oleh Kotler & Armstrong (2002, 376) yaitu :
1) Tidak berwujudnya Pelayanan (Service Intangibility)
Pelayanan tidak dapat dilihat, dicapai, dirasakan, didengar, atau dicium sebelum di beli.
2) Ketidak terpisahan Pelayanan (Service Inseparability)
Pelayanan tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, apakah penyedianya tadi orang atau mesin. Karena
pelanggan turut hadir saat pelayanan itu di produksi, interaksi penyedia pelayanan konsumen adalah sifat
khusus dari pemasaran. Baik penyedia pelayanan maupun konsumen akan mempengaruhi hasil pelayanan.
RANCANGAN DESKRIFTIF
Metode penelitian deskriptif ialah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN DESKRIFTIF
Secara umum langkah-langkah yang harus ditemouh dalam penelitian deskriftif ini tidak berbeda dengan metodemetode penelitian yang laen, yakni :
1. Memilih masalah yang akan diteliti
2. Merumuskan dan mengadakan pembatasan masala, kemudian berdasarkan masalah tersebut diadakan studi
pendahuluan untuk menghimpun informasi dan teori-teori sebagai dasar menyusun kerangka konsep penelitian.
3. Membuat asumsi atau angapan-anggapan yang menjadi dasar perumusan hipotesis penelitian.
4. Merumuskan hipotesis penelitian
5. Merumuskan dan memilih teknik pengumpulan data.
6. Menentukan kriteria atau kategori untuk mengadakan klasifikasi data.
7. Menentukan teknik dan alat pengumpul data yang akan digunakan.
8. Melaksanakan penelitian atau pengumpulan data yang akan digunakan.
9. Melakukan pengolahan dan analisis data (menguji hipotesis)
10. Menarik kesimpulan atau generalisasi.
11. Menyusun dan mempublikasikan laporan penelitian.
JENIS-JENIS PENELITIAN DESKRIFTIF
Bentuk pelaksanaan penelitian deskriftif ini ada berbagai jenis, antara lain sebagai berikut :
1.Individu (Case report, case series, cross sectional )
2.Populasi ( Studi korelasi, rangkaian berkala / time series )
A. RANCANGAN DESKRIFTIF PENELITIAN INDIVIDU
1. PENELITIAN CASE REPORT
Adalah Studi kasus yang menggambarkan pengalaman kasus / pasien, sehingga rancangan case report ini disebut
rancangan kuno dan jarang digunakan lagi.
Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal.
Unit tunggal disini dapat berarti satu orang, sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah, misalnya
keracunan, atau sekelompok masyarakat di suatu daerah. Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam
dianalisis baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi,
kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap
suatu perlakuan atau pemaparan tertentu.
Meskipun di dalam studi kasus ini yang diteliti hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam,
meliputi berbagai aspek yang cukup luas, serta penggunaan berbagai aspek yang cukup luas, serta penggunaan
berbagai teknik secara integratif.
Kegunaan Penelitian Case Report :
a. Dapat sebagai petunjuk pertama dalam mengidentifikasi suatu penyakit.
b. Dapat untuk memformulasikan suatu hipotesa.
Kelemahan Penelitian Case Report :
a. Tidak dapat digunakan untuk mengetes hipotesa karena tidak ada kelompok pembanding.
b. Terdiri dari satu kasus dan tidak ada kelompok pembanding sehingga tidak dapat untuk mengetes suatu
hubungan asosiasi secara statistic.
Adalah Suatu rancangan penelitian yang menggambarkan sekelompok kasus dengan diagnosa yang sama.
Rancangan penelitian ini juga tergolong rancangan yang kuno sehingga jarang digunakan lagi.
Kegunaan Penelitian Case Series :
a. Sebagai petunjuk pertama dalam mengidentifikasi suatu penyakit baru.
b. Untuk memformulasikan suatu hipotesa atau dugaan.
Kelemahan Penelitian Case Series :
a.Studi ini tidak dapat digunakan untuk mengetes hipotesa karena tidak ada kelompok pembanding.
b.Ada Case Series terdiri lebih dari satu kasus akan tetapi tidak ada kelompok pembanding sehingga tidak dapat
untuk mengetes suatu hubungan asosiasi yang valid secara statistik.
3. PENELITIAN CROSS SECTIONAL
Adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara factor-faktor resiko dengan efek, dengan
carapendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( poin time approach ).Artinya, tiap
subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variable
subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama.
Pengertian-pengertian yang perlu dipahami dalam penelitian cross sectional, dan juga untuk penelitian analitik
yang lain, di antaranya ialah :
a. Penyakit atau efek
b. Faktor resiko untuk terjadinya penyakit tersebut
c. Agen penyakit (penyebab penyakit)
e. Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang ditentukan, selanjutnya mengidentifikasi timbul
tidaknya efek pada kedua kelompok
f. Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang mendapatkan efek positif dengan subjek yang mendapat
efek negatif baik pada kelompok resiko positif maupun kelompok kontrol.
Keunggulan Penelitian Cohort
a.Dapat mengatur komparabilitas antara dua kelompok (kelompok subjek dan kelompok kontrol) sejak awal penelitian.
b.Dapat secara langsung menetapkan besarnya angka resiko dari suatu waktu ke waktu yang lain.
c.Ada keseragaman observasi, baik terhadap faktor resiko maupun efek dari waktu ke waktu.
Keterbatasan Penelitian Cohort
a.Memerlukan waktu yang cukup lama
b.Memerlukan sarana dan pengelolaan yang rumit
c.Kemungkinan adanya subjek penelitian yang drop out dan akan mengganggu analisis hasil
d.Ada faktor resiko yang ada pada subjek akan diamati sampai terjadinya efek (mungkin penyakit) maka hal ini berarti
kurang atau tidak etis.
B. RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN
Rancangan penelitian eksperimen dikelompokkan menjadi 3, yakni :
1. Rancangan pra eksperimen (pre experiment design)
2. Rancangan eksperimen murni (true experiment)
3. Rancangan eksperimen semu (squasi experiment design)
RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN
Rancangan penelitian eksperimen dikelompokkan menjadi 3, yakni :
1. Rancangan pra eksperimen (pre experiment design)
2. Rancangan eksperimen murni (true experiment)
3. Rancangan eksperimen semu (squasi experiment design
Dalam penelitian eksperimen sering digunakan simbol atau lambang-lambang sebagai berikut :
R : Randomisasi (randomizations)
0 1 (T1) : Pengukuran pertama (pretes)
X : Perlakuan atau eksperimen
0 2 (T1) : Pengukurankedua (postes)
1. Rancangan Pra Eksperimen
Bentuk-Bentuk Rancangan Pra-Eksperimen
a. Postes Only Design
Dalam rancangan ini perlakuan atau intervensi telah dilakukan (X), kemudian dilakukan pengukuran (observasi) atau
postes (02).
Selama tidak ada kelompok kontrol, hasil 02 tidak mungkin dibandingkan dengan yang lain. Rancangan ini disebut The
one shot case study. Hasil observasi ini (02) hanya memberikan informasi yang bersifat deskriptif.
Rancangan ini tidak ada kontrol dan internal validitas dan tidak mempunyai dasar untuk melakukan komparasi atau
perbandingan sehingga kesimpulan yang diperoleh menyesatkan. Penelitian ini digunakan untuk meneliti suatu
program yang inovatif, misalnya dalam bidang pendidikan kesehatan.
b. Rancangan One group Pretest-Postest
Rancangan ini juga tidak ada kelompok pembanding (control), tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama
(pretes) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen.
Kelemahan rancangan ini adalah tidak ada jaminan bahwa perubahan yang terjadi tada variable dependen karena
intervensi atau perlakuan, tetapi perlu dicatat rancangan ini terhindar dari kelemahan terhadap validitas, misalnya
sejarah, testing, maturasi dan instrumen.