Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

TEKNOLOGI MINYAK NABATI


PEMBUATAN LILIN DARI MINYAK JARAK (KASTOR)

Disusun Oleh :
Anom Parjoko

(121011001)

Putu Oka Nareswary

(121011012)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA
2015

1. Latar Belakang
Oleokimia

merupakan

suatu

bagian

ilmu

kimia

yang

mempelajari tentang proses pengolahan asam lemak dan gliserol serta


turunannya, baik yang diperoleh dari minyak atau asam lemak, seperti
minyak jarak kastor.
Castor Oil atau minyak jarak merupakan minyak yang berasal
dari tanaman jarak (ricinus communist). Minyak jarak merupakan
trigliserida dari berbagai asam lemak yang terdiri atas 87 % risinoleat, 7 %
oleat, 3 % linoleat, 2 % palmitat, 1 % stearat. Produk produk turunan
minyak jarak banyak digunakan sebagai bahan baku industri pelumas,
pelarut dan pelapis. Penggunaan minyak jarak di Indonesia telah
dikembangkan sejak zaman penjajahan Belanda. Minyak jarak yang
diproduksi di Indonesia diekspor oleh colonial Belanda sebagai bahan
baku pelumas. Pada zaman penjajahan Jepang, rakyat Indonesia dipaksa
menanam tanaman jarak untuk pemenuhan kebutuhan pelumasan peralatan
perang.
Asam stearat yang terkandung dalam minyak jarak kastor ini
dapat dijadikan sebagai bahan untuk pembuatan lilin. Asam stearat ini
berfungsi untuk memperkeras lilin. Selain itu dengan asam tersebut
pembakaran lilin tidak akan cepat habis.

2. Tinjauan Pustaka
2.1 Tanaman Jarak Duri
Tanaman jarak duri (Ricinus communis L.) termasuk dalam
famili Euphorbiaceae, merupakan tanaman tahunan yang hidup di
daerah tropik maupun sub tropik, dan dapat tumbuh pada ketinggian 0800 m di atas permukaan laut. Tanaman jarak duri telah lama dikenal
di Indonesia, tanaman ini berkembang sangat cepat, tidak bergantung
pada musim, serta dapat memperbanyak diri dengan cepat melalui bijibijinya yang tanggal dan tersebar dengan sendirinya.
Tanaman jarak duri memiliki banyak sebutan di masyarakat
Indonesia, antara lain jarak kaliki (Sunda), jarak atau kepyar (Jawa),
kaleke (Madura), gloah atau nawaih nawas (Aceh Gayo), lulang
(Karo), dan dulang (Tapanuli).

Biji jarak terdiri dari 75% kernel (daging biji) dan 25% kulit dengan
komposisi 54% minyak, 13% karbohidrat, 12,5% serat, 2,5% abu dan
18% protein.
2.2 Minyak Kastor
Minyak kastor diperoleh dari biji tanaman jarak duri. Minyak
kastor mempunyai kandungan asam lemak dengan komposisi 89,5%
asam risinoleat, 4,2% asam linoleat, 3% asam oleat, 1 % asam
stearat,1% asam palmitat, 0,7% asam dihidroksi stearat, 0,3% asam
eikasanoat dan 0,3% asam linolenat. Asam risinoleat merupakan
penyusun utama minyak kastor. Asam risinoleat adalah asam lemak tak
jenuh yang tersusun dari 18 atom karbon dengan struktur seperti asam
oleat namun memiliki gugus hidroksil (OH) yang terikat pada atom C
ke-12.
Minyak kastor dapat dibedakan dengan trigliserida lain karena
memiliki kekentalan dan kelarutan dalam pelarut organik yang polar
seperti alkohol yang relatif tinggi. Kandungan tokoferol relatif kecil
(0,05%), serta kandungan asam lemak esensial yang sangat rendah
menyebabkan minyak kastor tidak digunakan sebagai bahan pangan.
Kulit biji jarak duri mengandung risin yang merupakan protein yang
bersifat racun.
Orang Mesir kuno sudah menggunakan minyak kastor untuk
minyak lampu sejak lebih dari 4000 tahun lalu. Pada masa sekarang,
minyak kastor dapat diproses menjadi minyak pelumas dan minyak
rem. Minyak kastor dan turunannya banyak digunakan dalam
pembuatan obat-obatan, industri sabun, parfum dan kosmetik lain. Juga
digunakan dalam pembutan lilin dan cat, pembuatan tinta printer dan
transparansi, plastik, dan surfaktan.
2.3 Lilin
Menurut Luken dan Clement (1987) lilin merupakan campuran
dari hidrokarbon parafin dengan 16 atom C, asam lemak jenuh dengan
18 atom C dan asam karboksilat dengan 20-24 atom C yang
mempunyai cabang posisi.

Lilin juga merupakan campuran komplek yang apabila


dihidrolisis menghasilkan komponen lipid, keton, alkana, alkohol
sekunder.
Jenis jenis lilin sendiri dapat dibagi menjadi :
Lilin Lebah/Beeswax
Lilin jenis ini dapat ditemukan pada lilin, semir sepatu atau
juga dimanfaatkan untuk kertas yang berlilin atau yang

memiliki permukaan licin)


Lilin Carnauba
Dipergunakan untuk pelapis lantai maupun peralatan kayu, dan

pelitur.
Lilin Candalea
Terdapat pada tanaman euphorbia, dan dapat dipergunakan

sebagai bahan kosmetika dan lilin


Lilin Parafin (lilin dengan bahan dasar parafin)
Lilin Stearin (lilin dengan bahan dasar stearin)

2.4 Parafin
Parafin merupakan fraksi utama dari minyak mentah yang
dihasilkan dari destilasi bertingkat, di mana senyawa yang dihasilkan
mempunyai bilangan oktan rendah.
Parafin wax adalah zat berwarna berbentuk kristal dan tidak
berbau, dapat berbentuk padat atau setengah padat.

2.5 Asam Stearat


Asam lemak jenuh yang mudah diperoleh dari lemak hewani
serta minyak masak. Wujudnya padat pada suhu ruang, dengan rumus
kimia

CH3(CH2)16COOH.

Kata

stearat

berasal

dari

bahasa Yunani stear, yang berarti "lemak padat".


Asam stearat diproses dengan memperlakukan lemak hewan
dengan air pada suhu dan tekanan tinggi. Asam ini dapat pula diperoleh
dari hidrogenasi minyak nabati.

Dalam

bidang

industri

asam

stearat

pembuatan lilin, sabun, plastik, kosmetika,

dipakai

sebagai

dan

bahan
untuk

melunakkan karet.
Titik lebur asam stearat 69.6 C dan titik didihnya 361 C. Reduksi
asam stearat menghasilkan stearil alkohol.
Banyaknya kegunaan serta biaya pembuatan yang rendah
membuat asam stearat menjadi bahan populer yang digunakan dalam
berbagai produk. Salah satu penggunaan paling populer asam stearat
adalah dalam produksi lilin. Asam ini digunakan untuk mengeraskan
dan memperkuat lilin. Asam stearat juga memiliki pengaruh pada titik
leleh lilin sehingga meningkatkan daya tahan dan konsistensi nyala
lilin.
3. Proses Pembuatan
Dalam pembuatan lilin dari minyak kastor ini, langkah awal
yang dilakukan adalah pengambilan asam stearat dari minyak kastornya.
Pengambilan asam stearat dapat dilakukan dengan cara ekstraksi
menggunakan pelarut aseton. Kemudian asam stearat hasil ekstraksi
tersebut di distilasi untuk mendapatkan asam stearat murni.
Asam stearat yang diperoleh direaksikan dengan gliserol sehingga
menghasilkan stearin yang nantinya akan digunakan sebagai bahan untuk
pembuatan lilin.
Untuk membuat lilin diperlukan parafin dan stearin. Parafin dan
stearin ditimbang dengan menggunakan gelas piala, kemudian masing
masing bahan tersebut dipanaskan. Tujuan dilakukan pemanasan stearin
pada pembuatan lilin adalah untuk mencairkan stearin yang semula
berwujud padat pada titik lelehnya yaitu sekitar 69,6OC. Kemudian sumbu
yang akan digunakan juga ikut dimasukkan ke dalam campuran parafin
dan stearin. Setelah parafin dan stearin homogen, campuran tersebut
dicetak. Dalam cetakan tersebut dimasukkan sumbu ditengah agar setelah
bahan disetak, sumbu dapat tepat berada ditengah cetakan lilin tersebut.
Setelah dingin dan sudah terbentuk lilin dalam bentuk padatan yang keras,
kemudian lilin setinggi 8 cm dibakar untuk dihitung daya bakarnya hingga
lilin tersebut habis terbakar.

Uji Bakar dan Uji Titik Leleh


Uji Bakar
Daya bakar dipengaruhi oleh komposisi bahan yang digunakan
pada pembuatan lilin tersebut. Lilin yang memiliki daya bakar
terlama cenderung memiliki kandungan stearin yang banyak karena
stearin dapat menyebabkan daya tahan lilin lebih lama dan tidak
cepat meleleh serta kadar parafin yang tidak sedikit sedangkan lilin
akan cepat terbakar apabila daya lelehnya tinggi karena stearin dan
parafin yang sedikit sehingga lilin tidak dapat bertahan lama.

Uji Titik Leleh


Uji leleh adalah temperatur pada saat lilin berubah bentuk dari semi
padat menjadi cair dan mulai menetes dari termometer dalam
kondisi seperti disyaratkandalam metode uji tertentu. Penambahan
stearin pada parafin akan menurunkan titik leleh produk lilin. Hal
ini disebabkan komponen terbesar kedua stearin adalah asam oleat
yang merupakan asam tak jenuh dan memiliki titik leleh yang
rendah yaitu 14C. Penggunaan stearin yang banyak dalam lilin
akan meningkatkan jumlah asam oleat. Sehingga semakin banyak
jumlah asam oleat maka lilin yang terbentuk akan memiliki titik
leleh yang rendah.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmiyati. 2014. Pembuatan Asam 12-Hidroksistearat Melalui Hidrogenasi


Minyak Jarak. (Diakses tanggal 17 Januari 2015)
http://www.scribd.com (Diakses tanggal 17 Januari 2015)
http://www.wikipedia.org (Diakses tanggal 17 Januari 2015)

Anda mungkin juga menyukai