Anda di halaman 1dari 40

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012

BAB IV
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PAIKEM
Pendahuluan

PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan)


merupakan implementasi proses belajar mengajar dengan mengembangkan
budaya organisasi kelas, dan iklim organisasi pengajaran yang bermakna, kreatif
dan dinamis, bergairah, dialogis sehingga menyenangkan bagi siswa sesuai dengan
tuntutan Undang-Undang Sisdiknas (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 40 ayat 2 a).
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24 Tahun 2006 dan Nomer 6
Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan
dinyatakan bahwa Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengembangkan
kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Isi. Untuk dapat
mengembangkan hal tersebut dituntut kemampuan guru memahami strategi
pengembangannya. Salah satu kemampuan yang harus dikembangkan adalah
kemampuan menetapkan model pembelajaran.
Penetapan model pembelajaran mengacu pada konsep kurikulum yang
berlaku, yaitu KTSP dimana pengembangannya didasari dari kurikulum berbasis
kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi, menyatakan bahwa kegiatan belajar
mengajar diharapkan dengan: (1) Berpusat pada peserta didik, (2) Mengembangkan
kreativitas, (3) Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang, (4)
Kontekstual, (5) Menyediakan pengalaman belajar yang beragam, dan (6) Belajar
melalui berbuat. Dengan dasar kurikulum ini diharapkan tumbuh inovasi-inovasi
pembelajaran.
Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran dengan menggunakan
model/strategi/metode/teknik baru di luar kebiasaan atau pengembangan
model/strategi/metode/teknik lama dengan tambahan sehingga lebih efektif untuk
mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran. Dalam referensi kependidikan sering
disandingkan antara pengertian-pengertian tersebut dengan maksud yang serupa.
Untuk kepentingan inovasi pembelajaran, akan diuraikan perbedaan antara model,
pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran.
Model pembelajaran adalah: "Kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas
belajar mengajar." Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000). Pendekatan (approach)
dalam pembelajaran menurut Sanjaya (2007) memiliki kemiripan dengan strategi.
Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan strategi dan metode. Pendekatan
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya
proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya, strategi dan
metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber dari pendekatan
tertentu.

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1-1

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


Strategi pembelajaran merupakan cara pandang dan pola pikir guru dalam
mengajar. Pemilihan strategi dapat dilakukan dengan memadukan atau
memodifikasi metode-metode yang sudah ada atau menciptakan metode baru.
Metode secara harfiah berarti cara. Secara umum, metode diartikan sebagai suatu
cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pendapat
lain juga dijelaskan bahwa metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan
oleh fasilitator dalam interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem
untuk mencapai suatu tujuan. Metode digunakan oleh guru untuk mengkreasi
lingkungan belajar dan menkhususkan aktivitas di mana guru dan siswa terlibat
selama proses pembelajaran berlangsung.
Secara implementatif metode pembelajaran dilaksanakan sebagai teknik
pembelajaran. Metode adalah alat untuk mencapai tujuan yang bersifat prosedural
(fase pendahuluan, fase pembahasan, fase menghasilkan dan fase penurunan),
sedangkan teknik merupakan pelaksanakan apa yang sesungguhnya terjadi
(dilakukan guru) untuk mencapai tujuan yang bersifat implementatif. Rangkaian
dari banyak metode yang digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran
dinamakan strategi pembelajaran.
Metode bukan merupakan tujuan, melainkan cara untuk mencapai tujuan
sebaik-baiknya.
Untuk itu tidak mungkin membicarakan metode tanpa
mengetahui tujuan yang hendak dicapai. Jadi berhasil tidaknya tujuan yang akan
dicapai bergantung pada penggunaan metode yang tepat.
Hal tersebut
mengingatkan kita bahwa sebenarnya tidak ada metode mengajar yang paling baik
atau buruk. Yang ada adalah guru yang cakap atau guru tidak cakap dalam
memilih dan mempergunakan metode dalam pembelajaran.
Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode
pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan orang dalam rangka
mengimplementasikan suatu metode, yaitu cara yang harus dilakukan agar
metode yang dilakukan berjalan efektif dan efisien. Dengan demikian, sebelum
seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan
situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari dengan jumlah peserta didik
yang banyak tentu saja akan berbeda jika dilakukan pada pagi hari dengan jumlah
peserta didik yang sedikit. Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan
suatu teknik atau metode tertentu. Dengan demikian, taktik sifatnya lebih
individual. Misalnya ada dua orang yang sama-sama menggunkan metode
ceramah dalam situasi yang sama maka bisa dipastian mereka akan melakukannya
secara berbeda.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang
diterapkan oleh guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan;
sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat diterapkan berbagai metode
pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran, guru dapat
menentukan teknik yang dianggap relevan dengan metode, dan penggunaan
teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang
satu dengan yang lain.
Pendekatan bersifat filosofis paradigmatik, yang mendasari aplkasi strategi
dan metode. Pendekatan adalah pola/cara berpikir atau dasar pandangan terhadap
sesuatu. Pendekatan dapat diimplementasikan dalam sejumlah strategi.
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1-2

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


Sedangkan, strategi adalah pola umum perbuatan guru-siswa di dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar. Strategi dapat diimplementasikan dalam
beberapa metode.
Pembelajaran inovatif membutuhkan kondisi tertentu antara lain terdapat
kebebasan bagi guru untuk menghadapi resiko, mendorong guru untuk mencoba
ide baru, memberi kesempatan bagi guru untuk tidak terikat, mendorong guru
untuk mencoba berbagai teknik mengajar, dan menyediakan forum untuk refleksi
tentang pembelajaran

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1-3

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012

Sub Bab 1
Teori Belajar dalam Pembelajaran
Tujuan:
Menganalis penerapan teori-teori belajar dalam pembelajaran

Uraian Materi

1. Prinsip-prinsip Belajar dalam Pencapaian Tujuan Pembelajaran


Tujuan pembelajaran pada hakikatnya akan membentuk manusia yang
mampu bersaing di dunia global, sehingga sebagai guru sejak di sekolah tingkat
dasar sudah harus memiliki kemampuan untuk mempersiapkan peserta didiknya
ke arah sana. Tentu saja dengan cara yang disesuaikan dengan usianya.
Sumber daya manusia yang mampu bersaing memasuki dunia global adalah
manusia yang benar-benar unggul. Manusia unggul adalah manusia yang
mempunyai kemampuan antara lain: (1) berpikir kreatif dan produktif, (2) mampu
mengambil keputusan, (3) mampu memecahkan masalah, (4) belajar bagaimana
belajar, (5) kolaborasi, dan (6) mampu mengelola/mengendalikan diri. Untuk
membentuk sumber daya manusia yang demikian guru benar-benar harus
mempertimbangkan strategi pembelajaran yang dilakukan.
Pada prinsipnya strategi pembelajaran ditentukan berdasarkan atas teoriteori belajar yang sudah ditemukan. Dalam Sub bab 1 ini akan dibahas hubungan
teori belajar dengan penentuan strategi pembelajaran.
Penentuan strategi bembelajaran merupakan penerapan dari azas-azas
pembelajaran. Azas pembelajaran ditentukan berdasarkan prinsip-prinsip belajar.
Atau dapat dikatakan bahwa azas pembelajaran merupakan implikasi prinsipprinsip belajar bagi guru. Prinsip-prinsip belajar adalah: (1) Perhatian dan motivasi,
(2) Keaktifan, (3) Keterlibatan langsung/ berpengalaman., (4) Pengulangan, (5)
Tantangan, (6) Balikan dan penguatan, dan (7) Perbedaan Individual.
2. Klasifikasi Teori Belajar dalam Pembelajaran
Untuk mendasari strategi pembelajaran maka perlu dibahas teori-teori
belajar yang akan mendasari penerapan strategi pembelajaran. Secara garis besar
teori belajar dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu: (1) Conditioning theory, (2)
Connection theories, (3) Insightful Learning.
a. Conditioning theory
Conditioning theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa belajar
merupakan suatu respons dari stimulus tertentu. Teori ini dikemukakan oleh
Pavlov, dan dikembangkan oleh Watson, Guthreic, dan Skinner.
Pavlov mengembangkan teori belajar ini dengan disebut juga conditioning reflex,
sebab yang dipelajari adalah gerakan gerakan otot sederhana yang secara otomatis
bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Reflex juga dapat ditimbulkan oleh
perangsang lain yang mulanya tidak menimbulkan reflex.

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1-4

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


Secara rinci hasil dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing
menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika
dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi
sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika
refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan
kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.
Selanjutnya Watson mengembangkan teori belajar dengan berpola pada
penemuan Pavlov, dia berpendapat bahwa belajar adalah merupakan proses
terjadinya refleks-refleks atau respons bersyarat melalui stimulus pengganti.
Guthreic memperluas penemuan Watson yang dikenal dengan the law of association,
yaitu suatu kombinasi stimuli yang telah menyertai suatu gerakan, cenderung
menimbulkan gerakan apabila kombinasi stimuli itu muncul kembali. Maksudnya
jika sesuatu dalam situasi tertentu, maka nantinya dalam situasi yang sama akan
mengerjakan hal yang serupa lagi.
Skinner mengembangkan teori belajar ini dengan teori operant conditioning,
yaitu tingkah laku bukanlah sekedar respons terhadap stimulus, tetapi suatu
tindakan yang disengaja atau operant. Teori ini terlihat bahwa di dalam belajar
diperlukan adanya pengulangan-pengulangan suatu stimulus untuk mendapatkan
respons.
Secara rinci hasil dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan
selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, di
antaranya :
Law of operant conditioning yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan
stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat
melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan
perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.
Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap
lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh
stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu
sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan
timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai
pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.
b. Connection theories
Connection theories merupakan teori belajar yang menyatakan bahwa belajar
merupakan pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respons. Teori
belajar ini dikembangkan oleh Thorndhike yang juga dinamakan trial and error
learning. Hal ini disebabkan karena proses belajar dapat melalui coba-coba dalam
rangka memilih respons yang tepat bagi stimulus tertentu. Hukum belajarnya
dinamakan Law effect, yaitu:
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1-5

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012

Segala tingkah laku yang menyenangkan akan diingat dan mudah dipelajari.
Segala tingkah laku yang tidak menyenangkan akan diingat dan mudah
dipelajari.
Aplikasi dari teori ini dengan adanya pemberian ganjaran, hukuman, dsb.

Secara rinci hasil eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing


menghasilkan hukum-hukum belajar, di antaranya:
Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang
memuaskan, maka hubungan Stimulus - Respons akan semakin kuat.
Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka
semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.
Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa
kepuasan organisme itu berasal dari pendayagunaan satuan pengantar
(conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang
mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan
semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang
apabila jarang atau tidak dilatih.
c. Insightful Learning
Insightful learning adalah belajar menurut pandangan kognitif. Disebut juga
Gestalt dan Field Teories. Teori mengutamakan pengertian dalam proses belajar
mengajar, jadi bukan ulangan seperti halnya kedua teori terdahulu. Dengan
demikian menurut teori ini belajar merupakan perubahan kognitif (pemahaman).
Belajar bukan hanya ulangan tetapi perubahan struktur pengertian.
Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting
dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki
kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur
dalam suatu objek atau peristiwa.
Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur
yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran.
Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang
dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah,
khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternatif
pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki
makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.
Perilaku bertujuan (purposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan.
Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada
keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran
akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya.
Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas
pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan
dengan lingkungan tempat ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1-6

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan
kehidupan peserta didik.
Transfer dalam belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi
pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar
terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam
situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain
dalam tata-susunan yang tepat. Jadi menekankan pentingnya penangkapan
prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun
ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila
peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan
menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah
dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik
untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.
Selanjutnya teori Gestalt dikembangkan oleh Piaget. Menurut teori Piaget
teori belajar merupakan:
Proses belajar dari konkret ke yang abstrak.
Pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan mental baru yang
sebelumnya.
Perubahan umur mempengaruhi kemampuan belajar individu.
Teori Belajar Kognitif menurut Piaget
Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor
aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak
digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu
yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa
perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2)
pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Pemikiran lain dari
Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan
akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asisimilasi adalah the
process by which a person takes material into their mind from the environment, which may
mean changing the evidence of their senses to make it fit sedangkan akomodasi adalah
the difference made to ones mind or concepts by the process of assimilation.
Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila
disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik
hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik,
yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan
tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada
peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan
menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah:
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Karenanya guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
Anak akan belajar lebih baik bila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
Guru membantu anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1-7

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012

Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara
dan diskusi dengan teman-temanya.

Teori belajar Brunner merupakan pengembangan dari teori Gestaltl


insightful learning. Dalam teori Brunner dikatakan untuk mendapatkan pemahaman
belajar dengan menemukan sendiri, sehingga menggunakan pendekatan discovery
learning. Pendekatan ini, pemahaman peserta didik didapatkan secara induktif.
Dalam pendekatan ini mengandung makna bahwa refleksi belajar berkisar pada
manusia sebagai pengolah terhadap informasi (masukan) yang diterimanya untuk
memperoleh pemahaman. Dasar pikiran teori ini adalah:
Belajar berinteraksi dengan lingkungan secara aktif.
Orang menciptakan sendiri suatu kerangka kognitif bagi diri sendiri.
Namun demikian teori ini juga ada kelemahannya, yaitu memerlukan
banyak biaya, waktu lama, dan kepemilikan teori dasar mutlak diperlukan. Untuk
mengurangi kekurangan tersebut ada pengembangan teori insightful learning ini
dengan tetap membangun kerangka kognitif sendiri tidak dengan induktif tetapi
deduktif. Jadi peserta
tidak harus mengalami sendiri.Teori terakhir ini
dikembangkan oleh Ausebel dengan nama teori bermakna. Belajar bermakna tidak
mutlak harus menemukan sendiri, yang penting peserta dapat membentuk
kerangka kognitif sendiri, yang selanjutnya dikembangkan dengan peta konsep.
Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan
faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil
kumulatif dari pembelajaran. Menurut Robert Gagne (1985) bahwa dalam
pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan
informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisikondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu
yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi
dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan
yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu,
(1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan
kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan umpan balik. Dalam penerapannya
sebenarnya guru dapat saja memadukan beberapa teori belajar di atas. Hanya saja
biasanya seorang guru akan mempunyai kecenderungan ke arah mana mereka
akan bertindak. Pada saat ini yang banyak dikembangkan adalah teori yang ke tiga,
karena diharapkan peserta didik lebih banyak memahami atau mengerti
dibandingkan hanya menghafal saja tanpa pemahaman. Karena dengan menghafal
saja konsep-konsep materi akan segera dilupakan lagi.
Berdasarkan teori-teori di atas muncul adanya prinsip-prinsip belajar yang
sebenarnya merupakan penggabungan dari beberapa teori belajar. Prinsip belajar
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1-8

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


itu antara lain berupa perhatian dan motivasi, kreativitas, keterlibatan
langsung/pengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, dan
perbedaan individu. Hubungan prinsip belajar, teori belajar dan implikasi asas
pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1: Hubungan Prinsip Belajar, Teori Belajar, dan Implikasi Asas Pembelajaran.

Prinsip Belajar

Dasar Teori Belajar

Implikasi Asas Pembelajaran

1.

Perhatian
dan
Motivasi.

BF Skiner
Operant Conditioning

Perhatian:
1. Menunjukkan tujuan.
2. Metode bervariasi.
3. Media yang sesuai.
4. Gaya bahasa tidak monoton.
5. Pertanyaan membimbing.
Motivasi:
1. Bahan ajar sesuai minat siswa.
2. Metode dan teknik yang disukai siswa.
3. Memberitahu hasil pekerjaan siswa.
4. Penguatan.

2.

Keaktifan

Teori kognitif, Teori


Thorndike (Hukum belajar
law of exercise)

1.
2.
3.
4.
5.

Multi metode dan media.


Tugas individu dan kelompok.
Eksperimen dan memecahkan masalah.
Mengerti isi bacaan.
Tanya jawab dan diskusi.

3.

Keterlibatan
langsung/Be
rpengalama
n.

John Dewey (Learning by


doing) Piaget (konkret
abstrak).
Brunner (Discovery Learning)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pembelajaran individual dan kelompok.


Eksperimen.
Media.
Psikomotorik.
Mencari informasi sendiri.
Merangkum.
Guru sebagai manajer dan pengelola.

4.

Pengulanga
n

Teori psikologi daya.


Connection Theories
(Thorndike-Low of exercise)

5.

Tantangan

Conditioning Theory.

1.
2.
3.
4.
5.
1.

Merancang pengulangan.
Mengembangkan soal-soal.
Petunjuk kegiatan.
Alat evaluasi.
Bervariasi.
Eksperimen individual dan kelompok
kecil.
Tugas pemecahan masalah.
Menyimpulkan isi.
Menyajikan pelajaran dengan tidak detail.
Menemukan konsep, fakta, prinsip,
generalisasi.
Diskusi.

2.
3.
4.
5.
6.

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1-9

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012

Prinsip Belajar

Dasar Teori Belajar

Implikasi Asas Pembelajaran

6.

Balikan dan
penguatan

Teori Medan (Field Theory)


Kurt Lewin.

7.

Perbedaan
Individual.

BF Skiner (Operant
Conditioning)
Thorndike (Low of Effect).

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.

Memantapkan jawaban siswa yang benar.


Membenarkan jawaban siswa yang salah.
Mengoreksi PR.
Catatan-catatan pada tugas.
Membagi lembar jawaban siswa.
Peringkat.
Isyarat.
Hadiah.
Multi metode dan media.
Mengenali karakteristik siswa.
Pengayaan dan remidiasi

3. Paradigma Pembelajaran
Teori belajar-teori belajar yang telah ditemukan akan digunakan dalam
konteks pembelajaran. Kecenderungan penggunaan teori-teori belajar akan
menghasilkan pandangan atau paradigma pembelajaran yang digunakan.
Paradigma pembelajaran dapat dibedakan secara garis besar menjadi 2, yaitu: (1)
paradigma behaviorisme dan (2) paradigma konstruktivisme.
a. Paradigma Behaviorisme
Pandangan behaviorisme sebenarnya merupakan penerapan dari teori
belajar Conditioning theory dan Connection theories. Sebagai ilustrasi dapat
dicontohkan dari operant conditioning yang dikemukakan oleh B.F. Skinner. Operant
conditioning ialah sebuah perilaku yang memberikan pengaruh pada
lingkungannya serta menimbulkan akibat. Sebaliknya, perilaku tersebut
dipengaruhi oleh akibat itu. Dan tindakan yang utama ialah pengadaan
reinforcement/penguatan. Kemungkinan terulangnya sebuah perilaku akan lebih
besar,
jikalau
akibat-akibat
yang
ditimbulkannya
memberikan
reinforcement/penguatan.
Penjelasan di atas dapat menggambarkan bahwa menurut operant
conditioning ada tiga komponen belajar, yaitu: (1) stimulus diskriptif, (2) respons
peserta didik, dan (3) konsekuensi perkuatan operan pembelajaran. Asumsi yang
membentuk landasan untuk conditioning theoris ini adalah: (1) Belajar adalah
tingkah laku, (2) Perubahan tingkah laku secara fungsional terkait dengan adanya
perubahan kejadian di lapangan, (3) Hubungan antara tingkah laku dan
lingkungan berpengaruh jika sifat tingkah laku dan kondisi-kondisi dapat
terkontrol secara seksama, (4) Data dari studi eksperimental tingkah laku
merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat diterima sebagai penyebab
terjadinya tingkah laku, (5) Tingkah laku organisme secara individual merupakan
sumber data yang cocok, (6) Dinamika interaksi organisme dengan lingkungan
adalah sama untuk semua jenis makhluk hidup.
Penerapan teori tersebut dalam pembelajaran dari pandangan behaviorisme
adalah teknik pembelajaran berprogram yang mengatur bahan pelajaran menjadi
bagian-bagian kecil (operasional) dan memberikan penguatan pada jawabanjawabannya (reinforcement). Sehingga behavior modification merupakan suatu
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 10

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


kegiatan yang dilakukan untuk mengubah perilaku seseorang sesuai dengan yang
diinginkan, melalui reinforcement berulang sampai perilakunya berubah. Dari sini
mengandung pengertian bahwa peserta didik diharapkan memiliki pemahaman
yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan.
Penjelasan di atas mengartikan bahwa belajar menurut pandangan
behaviorisme sebagai perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah
memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar, sehingga tujuan pembelajaran
ditekankan pada penambahan pengetahuan. Pengetahuan itu telah terstruktur
dengan rapi, objektif, pasti, dan tetap, sehingga orang yang belajar harus
dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan lebih dulu secara ketat.
Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial, atau dapat dikatakan ciri dari
pembelajaran behavioristik adalah adanya keteraturan.
Ketatan pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar.
Peserta didik adalah objek yang harus berperilaku sesuai dengan aturan. Kontrol
belajar dipegang oleh sistem yang berada di luar diri peserta didik. Kegagalan atau
ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikatagorikan sebagai
kesalahan yang perlu dihukum, dan keberhasilan atau kemampuan dikatagorikan
sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah.
Pembelajaran cenderung mengikuti urutan kurikulum secara ketat.
Aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks dengan penekanan pada
keterampilan mengungkapkan kembali isi buku teks. Pembelajaran dan evaluasi
menekankan pada hasil.
Kecenderungan pandangan ini adalah belajar merupakan perilaku yang
nampak. Menurut pandangan ini perilaku yang nampak sangat sesuai dalam
pembelajaran karena pengaruh teknologi yang serba rasional dan realistik serta
praktis, maka manusia saat ini cenderung untuk lebih operasional, lebih menyukai
yang nampak (observable), yang dapat diukur (measurable), penampilan/kinerja
(performance), dan kemasan yang rapai (appearance).
Permasalahan yang timbul dari pandangan behaviorisme ini adalah adanya
hal-hal yang mungkin tidak tercakup dalam perilaku manusia yang tampak. Selain
itu juga perlu dipertimbangkan adalah apakah belajar bisa terjadi dalam
lingkungan yang penuh aturan? Tampaknya memang tidak mudah untuk
menerapkan pandangan ini, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang diharapkan saat ini, yaitu berpikir kreatif, dapat mengambil keputusan, dapat
memecahkan masalah, belajar bagaimana belajar, kolaborasi, dan pengelolaan diri.
Karena
menurut pandangan ini rasanya tidak mungkin pembelajaran tanpa
adanya ketaatan atau keteraturan.
Apapun kelemahan dari pandangan ini, ternyata dewasa ini banyak teoriteori belajar dalam lingkup pandangan behaviorisme yang diterapkan pada
prinsip-prinsip belajar yang diharapkan. Hal ini menandakan bahwa pandangan
ini juga banyak diterapkan dewasa ini, walau implikasinya banyak dipadukan
dengan pandangan konstruktivisme. Yang perlu dilakukan adalah harus dilihat
dan dipilih secara jeli mana yang dapat ditangani dengan menerapkan pandangan
behaviorisme ini dalam pembelajaran.

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 11

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


b. Paradigma Konstruktivisme
Dasar paradigma konstruktivisme adalah memandang bahwa pengetahuan
bersifat non objective, temporer, selalu berubah, dan tidak menentu, sehingga ciri
konstruktivisme adalah ketidakteraturan. Maksudnya kebebasan menjadi unsur
yang esensial dalam lingkungan belajar, karena hanya di alam yang penuh
kebebasan peserta didik dapat mengungkapkan makna yang berbeda dari hasil
interpretasinya terhadap segala sesuatu yang ada di dunia nyata.
Menurut pandangan konstruktivisme, belajar adalah penyusunan
pengetahuan dari pengalaman konkrit, aktivitas kolaboratif, dan refleksi serta
interpretasi. Sedangkan mengajar adalah menata lingkungan agar si belajar
termotivasi dalam menggali makna serta menghargai ketidakmenentuan. Dengan
demikian maka pesrta didik akan memiliki pemahaman yang berbeda terhadap
pengetahuan tergantung pada pengalamannya, dan perspektif yang dipakai dalam
menginterpretasikannya.
Implikasi pembelajaran dari pernyataan di atas adalah guru diharapkan
dapat mendorong munculnya diskusi dalam rangka memberi kesempatan peserta
didik untuk mengekplorasi pikiran atau aktivitas dan keterampilan berpikir kritis.
Selain itu guru diharapkan dapat mengkaitkan informasi baru ke pengalaman
pribadi atau pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik.
Peserta didik adalah subjek yang harus mampu menggunakan kebebasan
untuk melakukan pengaturan diri dalam belajar, dan kontrol belajar dipegang oleh
peserta didik. Kegagalan atau keberhasilan, kemampuan atau ketidakmampuan
dilihat sebagai interpretasi yang berbeda yang perlu dihargai.
Implikasi dalam pembelajaran dari pernyataan di atas adalah diharapkan
guru menyediakan pilihan tugas, sehingga tidak semua peserta didik harus
mengerjakan tugas yang sama. Dan juga beri kebebasan peserta didik untuk
memilih bagaimana cara mengevaluasi dirinya untuk mengukur kemampuan
yang telah dikuasainya.
Tujuan pembelajaran ditekankan pada belajar bagaimana cara belajar,
menciptakan pemahaman baru yang sesuai aktivitas kreatif-produktif dalam
konteks nyata, yang mendorong peserta didik untuk berpikir ulang dan
mendemonstrasikan. Dengan demikian maka pembelajaran dan evaluasi
menekankan pada proses.
Pembelajaran dalam kontek konstruktivisme lebih diarahkan untuk
melayani pertanyaan atau pandangan peserta didik. Penyajian isi menekankan
pada penggunaan pengetahuan secara bermakna mengikuti urutan dari
keseluruhan ke bagian. Dan evaluasi merupakan bagian utuh dari belajar dengan
cara memberikan tugas-tugas yang menuntut aktivitas belajar yang bermakna serta
menerapkan apa yang dipelajari dalam konteks nyata.
Implikasi dari pernyataan di atas adalah hendaknya guru memberikan
kesempatan untuk menerapkan cara berpikir dan belajar yang paling cocok dengan
dirinya. Beri kesempatan peserta didik untuk melakukan evaluasi diri tentang cara
berpikirnya, tentang cara belajarnya, tentang mengapa ia menyukai tugas tertentu.
Secara ringkas penataan lingkungan belajar berdasarkan pandangan
konstruktivisme menurut Wilson (1996) dalam Diptiadi (1997) adalah:

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 12

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012

Menyediakan pengalaman belajar melalui proses pembentukan pengetahuan.


Dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara peserta didik diajak ikut
menentukan topik/sub topik bidang studi yang mereka pelajari, metode
pengajaran, dan strategi pemecahan masalah.
Menyediakan pengalaman belajar yang kaya akan berbagai alternatif. Dalam
hal ini dapat dilakukan dengan peninjauan kembali masalah dari berbagai segi.
Mengintegrasikan proses belajar mengajar dengan konteks yang nyata dan
relevan. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan mengupayakan peserta didik
dapat menerapkan pengetahuan yang didapat dalam kehidupan sehari-hari.
Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menentukan isi dan arah
belajar mereka. Dalam hal ini guru berperan sebagai konsultan.
Mengintegrasi belajar dengan pengalaman bersosialisasi. Dalam hal ini dapat
dilakukan dengan cara peningkatan interaksi antara guru-peserta didik dan
peserta didik-peserta didik.
Meningkatkan penggunaan berbagai media di samping komunikasi tertulis dan
lisan.
Meningkatkan kesadaran peserta didik dalam proses pembentukan
pengetahuan mereka. Dalam hal ini diharapkan peserta didik mampu
menjelaskan mengapa/bagaimana mereka memecahkan masalah dengan cara
tertentu.

Dengan penataan lingkungan belajar seperti disebutkan di atas diharapkan


mendapatkan hasil aplikasi pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran,
antara lain:

Peserta didik memiliki sikap dan persepsi positif terhadap belajar.


Peserta didik mengintegrasikan pengetahuan baru dengan struktur
pengetahuan yang dimilikinya, misalnya mengklasifikasikan, membandingkan,
menganalisis, membuat induksideduksi, memecahkan masalah.
Peserta didik memiliki kebiasaan mental yang produktif, untuk menjadi
pemikir yang mandiri, kritis, dan kreatif.

Secara ringkas, manusia yang diharapkan dalam belajar konstruktivisme


adalah berpikir kreatif, berani mengambil keputusan, dapat memecahkan masalah,
belajar bagaimana belajar, kolaborasi, dan pengelolaan diri. Bila dihubungkan
dengan teori belajar terdahulu, yang sesuai dengan pandangan konstruktivistik ini
adalah kelompok teori belajar Insightful Learning, karena harapan hasilnya adalah
sama. Menurut pandangan konstruktivisme, belajar adalah penyusunan
pengetahuan dari pengalaman konkrit, aktivitas kolaboratif, dan refleksi serta
interpretasi. Sedangkan mengajar adalah menata lingkungan agar peserta didik
termotivasi dalam menggali makna serta menghargai ketidakmenentuan. Dengan
demikian maka peserta didik akan memiliki pemahaman yang berbeda terhadap
pengetahuan tergantung pada pengalamannya, dan perspektif yang dipakai dalam
menginterpretasikannya.
Implikasi pembelajaran dari pernyataan di atas adalah guru diharapkan
dapat mendorong munculnya diskusi dalam rangka memberi kesempatan peserta
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 13

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


didik untuk meluapkan pikiran atau aktivitas dan keterampilan berpikir kritis.
Selain itu guru diharapkan dapat mengkaitkan informasi baru ke pengalaman
pribadi atau pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik.
Konstruktivisme memandang bahwa pengetahuan adalah non objective,
bersifat temporer, selalu berubah, dan tidak menentu, sehingga ciri
konstruktivisme adalah ketidakteraturan. Maksudnya kebebasan menjadi unsur
yang esensial dalam lingkungan belajar, karena hanya di alam yang penuh
kebebasan si belajar dapat mengungkapkan makna yang berbeda dari hasil
interpretasinya terhadap segala sesuatu yang ada di dunia nyata.
Peserta didik adalah subjek yang harus mampu menggunakan kebebasan
untuk melakukan pengaturan diri dalam belajar, dan kontrol belajar dipegang oleh
peserta didik. Kegagalan atau keberhasilan, kemampuan atau ketidakmampuan
dilihat sebagai interpretasi yang berbeda yang perlu dihargai.

Rangkuman
1. Penentuan strategi bembelajaran merupakan penerapan dari azas-azas
pembelajaran. Azas pembelajaran ditentukan berdasarkan prinsip-prinsip
belajar. Atau dapat dikatakan bahwa azas pembelajaran merupakan implikasi
prinsip-prinsip belajar bagi guru. Prinsip-prinsip belajar adalah: (1) Perhatian
dan motivasi, (2) Keaktifan, (3) Keterlibatan langsung/ berpengalaman., (4)
Pengulangan, (5) Tantangan, (6) Balikan dan penguatan, dan (7) Perbedaan
Individual.
2. Secara garis besar teori belajar dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: (1)
Conditioning theory, (2) Connection theories, (3) Insightful Learning.
3. Conditioning theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa belajar
merupakan suatu respons dari stimulus tertentu. Teori ini dikemukakan oleh
Pavlov, dan dikembangkan oleh Watson, Guthreic, dan Skinner.
4. Connection theories merupakan teori belajar yang menyatakan bahwa belajar
merupakan pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respons. Teori
belajar ini dikembangkan oleh Thorndhike yang juga dinamakan trial and error
learning. Hal ini disebabkan karena proses belajar dapat melalui coba-coba
dalam rangka memilih respons yang tepat bagi stimulus tertentu.
5. Insightful learning adalah belajar menurut pandangan kognitif. Disebut juga
Gestalt dan Field Teories. Teori mengutamakan pengertian dalam proses belajar
mengajar, jadi bukan ulangan seperti halnya kedua teori terdahulu. Dengan
demikian menurut teori ini belajar merupakan perubahan kognitif
(pemahaman). Belajar bukan hanya ulangan tetapi perubahan struktur
pengertian.
6. Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu
hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek aspek mental.
Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat,
minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar sematamata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang
dikuasai individu
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 14

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


7. Menurut pandangan konstruktivistik, belajar adalah penyusunan pengetahuan
dari pengalaman konkrit, aktivitas kolaboratif, dan refleksi serta interpretasi.
Sedangkan mengajar adalah menata lingkungan agar si belajar termotivasi
dalam menggali makna serta menghargai ketidakmenentuan.

Latihan
1. Guru melakukan pembelajaran dengan:
a) Multi metode dan media.
b) Tugas individu dan kelompok.
c) Eksperimen dan memecahkan masalah.
d) Mengerti isi bacaan.
e) Tanya jawab dan diskusi.
Pembelajaran tersebut merupakan implikasi pembelajaran untuk menerapkan
prinsip belajar:
A. Motivasi
B. Tantangan
C. Pengulangan
D. Keaktifan
2. Dalam suatu pendekatan mengandung makna bahwa refleksi belajar berkisar
pada manusia sebagai pengolah terhadap informasi (masukan) yang
diterimanya untuk memperoleh pemahaman. Dasar pikiran teori ini adalah:
a) Belajar berinteraksi dengan lingkungan secara aktif.
b) Orang menciptakan sendiri suatu kerangka kognitif bagi diri sendiri.
Implementasi pembelajaran yang menggunakan teori belajar tersebut adalah:
A. Belajar harus dijelaskan oleh guru
B. Belajar harus dari guru dan buku
C. Belajar sebaiknya melalui praktikum
D. Belajar sebaiknya melalui kelompok
3. Untuk menfasilitasi perbedaan individual. Dalam pembelajran diperlukan:
A. (1) Menggunakan multi metode dan media, (2) Mengenali karakteristik
siswa, (3) Mengadakan pengayaan dan remidiasi.
B. (1) Menunjukkan tujuan, (2) Metode bervariasi, (3) Media yang sesuai, (4)
Gaya bahasa tidak monoton, (5) Pertanyaan membimbing.
C. (1) Multi metode dan media, (2) Tugas individu dan kelompok, (3)
Eksperimen dan memecahkan masalah, (4) Mengerti isi bacaan, (5) Tanya
jawab dan diskusi.
D. (1) Memantapkan jawaban siswa yang benar, (2) Mengoreksi PR, (3)
Membagi lembar jawaban siswa, (4) Hadiah.
4. Dalam suatu pembelajaran, guru menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 15

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


a) Meminta siswa melakukan percobaan dengan peralatan yang telah
disediakan secara berkelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 4-5
siswa.
b) Guru meminta siswa mengkomunikasikan hasil percobaannya.
c) Guru membuka diskusi tentang temuan siswa tersebut.
d) Guru dan siswa membuat kesimpulan.
Dalam pembelajaran tersebut guru menggunakan teori belajar
A. Konstruktivisme
B. Behaviorisme
C. Prakmatisme
D. Teori belajar sosial
5. Dalam pembelajaran, guru menempuh langkah langkah sebagai berikut.
1) Mengajukan pertanyaan sekitar materi yang akan dibahas.
2) Meminta siswa mencatat penjelasan guru.
3) Memberikan soal soal latihan yang ada pada buku teks.
4) Melaksanakan post test.
Teori belajar yang paling menonjol diterapkan guru adalah...
A. Konstruksitivisme.
B. Behaviorisme.
C. Pragmatisme.
D. Interaksionisme.

Kunci Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.

A
C
A
A
B

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 16

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012

Sub Bab 2
Klasifikasi Metode dalam Strategi Pembelajaran
Tujuan

Mengklasifikasikan metode dalam strategi pembelajaran

Uraian Materi

Strategi dan metode yang dipilih didasarkan dari model pembelajaran yang
digunakan atau model digunakan untuk memilih dan menyusun strategi
pembelajaran untuk suatu penekanan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dapat
digabungkan, dipertukarkan, dan dapat pula dimodifikasi teknik pembelajaran
sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan kondisi siswa. Model-model
Pembelajaran secara umum terdiri dari model pemrosesan informasi, model
personal, model interaksi sosial, dan model behavioral.
1. Model Pemrosesan Informasi: Dalam model ini ditekankan pengambilan,
penguasaan dan pemrosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada
fungsi kognitif siswa.
2. Model Personal: Penekanan dalam model ini adalah pada pengembangan
konsep diri setiap individu. Hal ini juga meliputi pengembangan proses
individu membangun dan mengorganisasikan dirinya sendiri. Model
memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan realistis untuk membantu
membangun hubungan yang produktif dengan orang lain dan lingungannya.
3. Model Interaksi sosial: Model ini menekankan pada hubungan personal dan
sosial kemasyarakatan diantara siswa. Fokusnya pada peningkatan
kemampuan siswa untuk berhubungan dengan orang lain, terlibat dalam
proses-proses yang demokratis dan bekerja secara produktif dalam masyarakat.
4. Model Behavioral: Model behaviorial menekankan pada perubahan perilaku
yang tampak dari siswa sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Sebagai
bagian dari teori stimulus-respon, model behaviorial menekankan bahwa
tugas-tugas harus diberikan dalam suatu rangkaian yang kecil, berurutan dan
mengandung perilaku tertentu.
Keempat model di atas tidaklah eksklusif. Sebuah unit pembelajaran
mungkin mengandung beberapa model sementara sebuah pembelajaran mungkin
menyertakan aspek-aspek lebih dari satu model. Penerapan model pembelajaran
membutuhkan strategi pembelajaran atau dapat dikatakan penetapan strategi
pembelajaran tergantung dari model yang akan diterapkan. Selain model
pembelajaran, dalam menetapkan strategi pembelajarn perlu juga diperhatikan
pendekatan pembelajara.
Pendekatan (approach) memiliki pengertian yang berbeda dengan strategi
(Sanjaya Wina, 2007), pendekatan bersifat filosofis paradigmatik, yang mendasari
aplikasi strategi dan metode. Pendekatan adalah pola/cara berpikir atau dasar
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 17

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


pandangan terhadap sesuatu. Berdasarkan pemerolehan bahan pembelajaran,
secara garis besar pendekatan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
pendekatan konsep dan pendekatan proses.
1. Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan yang menekankan pada
perolehan dan pemahaman fakta dan prinsip.
2. Pendekatan proses atau dikenal dengan pendekatan keterampilan proses
menekankan pada bagaimana bahan pelajaran itu diajarkan dan dipelajari.
Pendekatan dapat diimplementasikan dalam sejumlah strategi. Sedangkan,
strategi adalah pola umum perbuatan guru-siswa di dalam perwujudan kegiatan
belajar mengajar. Strategi dapat diimplementasikan dalam beberapa metode.
Strategi pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 5, yaitu pembelajaran
langsung, pembelakaran tidak langsung, pembelajaran interaktif, belajar melalui
pengalaman, dan pembelajaran mandiri.
1. Pembelajaran langsung: Strategi pembelajaran langsung merupakan
pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk
menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap.
Pembelajaran langsung biasanya bersifat deduktif. Contoh metode dalam
pembelajaran langsung adalah: ceramah, tanya jawab, demonstrasi latihan dan
drill.
2. Pembelajaran tidak langsung: Umumnya berpusat pada peserta didik. Peranan
guru bergeser dari seorang penceramah menjadi fasilitator. Guru mengelola
lingkungan belajar dan memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat.
Contoh metode pembelajaran tidak langsung adalah: inkuiri, studi kasus,
pemecahan masalah, peta konsep.
3. Pembelajaran interaktif: Pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi
dan sharing di antara peserta didik. Diskusi dan sharing memberi kesempatan
peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan dan
pengetahuan guru atau temannya dan untuk membangun cara alternatif untuk
berfikir dan merasakan. Contoh merode dalam pembelajaran interaktif adalah:
diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau projek, kerja berpasangan.
4. Belajar melalui pengalaman (Empirik/Eksperiential): Pembelajaran empirik
berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik, dan berbasis
aktivitas. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasi perencanaan
menuju penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor kritis dalam
pembelajaran empirik yang efektif. Contoh metode dalam pembelajaran
empirik adalah: bermain peran, observasi/survey, simulasi.
5. Pembelajaran mandiri: Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang
bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan
diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik
dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau
sebagai bagian dari kelompok kecil. Contoh metode dalam pembelajaran
mandiri adalah: pekerjaan rumah, projek penelitian, belajar berbasis komputer.

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 18

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


Biasanya metode digunakan melalui salah satu strategi, tetapi juga tidak
tertutup kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi yang bervariasi,
artinya penetapan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda
tergantung pada tujuan yang akan dicapai dan konten proses yang akan dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran.
Mengingat yang akan dikembangkan adalah pembelajaran AIKEM, maka
metode yang akan dipilh adalah metode yang dapat memotivasi siswa untuk aktif,
inovatif dan kreatif dengan masif dipertimbangkan keefektifan dan dalam suasana
yang menyenangkan. Untuk supaya siswa banyak mengingat apa yang telah
dipelajari, maka siswa diberi banyak kesempatan untuk membaca, mendengar,
melihat, mempraktikkan dan mendiskusikan materi pembelajaran.
1. Metode dalam pembelajaran langsung.
Pembelajaran langsung biasanya diidentikkan dengan metode ceramah, dimana
pembelajaran ini disinyalir kurang mengaktifkan siswa. Namun demikian
pembelajaran langsung masih dapat digunakan dengan menggunakan metode
tanyajawab, demonstrasi, dan latihan. Selanjutnya dapat digunakan beberapa cara
untuk lebih mengefektifkan pembelajaran langsung, misalnya:
Siswa mereviu materi pembelajaran yang telah dipelajari.
Materi baru disajikan kepada siswa:
materi dikelola per bagian dengan baik.
gunakan media visual (penting untuk membaca)
Siswa melakukan latihan dengan bimbingan guru.
Siswa melakukan latihan secara mandiri (Lembar Kerja Siswa)
Siswa dimonitor perolehan keterampilan/pengetahuannya secara periodik.
Metode yang dapat dikembangkan ketika siswa menerima penjelasan dari guru
antara lain:
a. Contoh dan analogi: Guru menyediakan contoh dan ilustarsi dalam kehidupan
sehari-hari yang terkait dengan pelajaran. Guru juga dapat membuat
perbandingan antara materi pelajaran dengan pengalaman siswa
b. Permainan: Guru menggunakan permainan dalam pembelajaran. Permainan
diharapkan sesuai dengan tema. Contoh permainan misalnya tebak gambar,
tebak mesteri dalam kotak, atau berbagai jenis kuis di TV dapat diterapkan di
kelas dengan beberapa modifikasi (misalnya who wants to millioner,
gamezone, permainan kata, dll).
c. Kartu respon: Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan pada kartu
atau potongan kertas dengan tidak menuliskan nama atau identitas lain. Dapat
dikembangkan dengan kartu soal ataupun kartu jawab. Pada kartu soal siswa
mendapatkan kartu pertanyaan yang berbeda dan menjawab dengan angkat
tangan; gunakan pertanyaan terbuka, produktif atau imajinatif. Pada kartu
jawab siswa mendapatkan kartu jawab, ia angkat tangan saat kartunya cocok
dengan pertanyaan guru; gunakan pertanyaan terbuka, produktif atau
imajinatif.

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 19

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


d. Poling: Guru melakukan survey yang singkat untuk memperoleh data secara
cepat. Hal ini dapat dilakukan dengan survey verbal misalnya dengan meminta
siswa mengangkat tangan atau mengangkat kartu jawaban
e. Kobarkan semangat: Guru berkeliling kelas untuk memperoleh jawaban
terhadap pertanyaan yang mengobarkan semangat seperti satu perubahan yang
ingin saya buat di Indonesia adalah ...... Guru menggunakan pertanyaan
pengobar semangat yang bervariasi.
f. Pemanggilan pembicara selanjutnya: Guru meminta siswa untuk
mengacungkan tangan jika mereka ingin menyampaikan pendapatnya dan
memanggil seorang siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Setelah selesai
giliranya, siswa ini diminta menunjuk siswa lain menyampaikan pendapatnya.
g. Cerita atau visualisasi yang menarik: Guru menyediakan cerita fiksi, gambar,
grafik atau alat visual lain yang relevan untuk menarik perhatian siswa
terhadap apa yang akan guru ajarkan. Termasuk melihat video, mendengarkan
radio atau tape recorder.
h. Permasalahan: Guru mengajukan permasalahan yang terkait dengan pelajaran
yang akan disampaikan.
i. Demonstrasi: guru ataupun siswa dapat mendemonstrasikan sesuatu sesuai
tema dengan menggunakan gerak tubuh ataupun alat peraga.
j. Reviu koran atau berita: siwa diminta mereviu koran atau berita pada bacaan
lain.
k. Curah pendapat: siswa diminta untuk berpendapat tentang sesuatu sesuai
tema. Pendapat-pendapat itu ditampung untuk diambil kesimpulan bersama
tentang permaslahan yang dibahas.
l. Metode membaca keras-keras: Setiap siswa diminta untuk membaca bagian
dari teks ( satu paragraf) di depan kelas dengan keras. Beberapa siswa dapat
membaca bagian teks yang sama. Guru dapat menghentikan untuk mengajukan
pertanyaan. Setelah beberapa siswa membaca keras kemudian diskusi bersama
dan penguatan
Metode yang dapat dikembangkan setelah siswa menerima penjelasan dari guru
antara lain:
a. Jeda klarifikasi: kegiatan ini dimaksudkan agar sisiwa mendengar dengan
aktif. Guru memberikan jeda diantara penjelasannya agar guru dapat
mengklarifikasi
b. Berbagi catatan: setelah serangkaian kegiatan peserta didik membandingkan
hasil catatannya dengan catatan rekannya yang lain
c. Tanya jawab: hampir mirip dengan jeda klarifikasi namun tanya jawab
dilakukan setelah penjelasan benar-benar tuntas. Siswa diberikan kesempatan
untuk bertanya terkait dengan konsep dan aplikasinya. Jika tidak ada
pertanyaan dari siswa, guru dapat memancing dengan bertanya pada siswa.
Perlu diingat bahwa mengajukan pertanyaan bukanlah hal yang mudah bagi
siswa. Oleh karenanya, perlu diberikan alokasi waktu bagi siswa untuk berfikir.
d. Merespon demonstrasi: setelah siswa diajak mengamati kejadian tertentu,
mereka diminta untuk membuat sebuah paragraf tentang kesan siswa terhadap

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 20

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


demonstrasi tersebut. Siswa dapat memulai dengan kalimat. Setelah
mencermati demonstrasi saya..........................
e. Headline: Guru menyarikan pelajaran dengan kata-kata kunci agar mudah
diingat.

Metode untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap konsep yang telah


dipelajari
a. Mengembangkan peta konsep: secara individual ataupun kelompok siswa
diminta untuk mengembangkan peta konsep yang merupakan representasi
gagasan, model, konsep atau hubungan antar konsep. Peserta didik membuat
bulatan-bulatan yang di dalamnya terdapat konsep dan garis yang
menghubungkan antara bulatan yang satu dengan yang lainnya.
b. One minute paper: kegiatan ini dapat dilakukan di akhir pembelajaran.
Mintalah siswa mengeluarkan secarik kertas. Ajukan sebuah pertanyaan
terbuka atau tertutup terkait konsep yang telah dipelajari. Berikan waktu satu
atau dua menit bagi siswa untuk menjawabnya.
c. Refleksi: mintalah satu atau dua siswa maju di depan kelas dan menceriterakan
kesan terhadap pembelajaran. Refleksi juga dapat memancing perasaan dan
kesulitan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
d. Quis: guru mengajukan beberapa masalah atau soal terkait konsep dan
meminta siswa menjawabnya. Quis dapat dilakukan dengan menyertakan
nama siswa maupun tidak mencantumkan nama. Quis juga bisa digunakan
dengan adu cepat, teka-teki atau sejenisnya. Quis dapat dilakukan secara lisan;
gunakan pertanyaan terbuka, produktif, imajinatif. Quis juga dapat dilakukan
dengan cara melengkapi gambar.
e. Turnamen: secara berkelompok siswa berkompetisi untuk menyelesaikan
masalah yang terkait dengan konsep yang telah dipelajari. Kelompok siswa
yang memenangkan turnamen mendapatkan reward tertentu.
f. Reviu: Minta siswa-siswa untuk mereviu isi pelajaran dengan yang lain atau
memberi mereka tes skor reviu.
2. Metode dalam pembelajaran tidak langsung
a. Metode Inkuiri: Siswa melakukan pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan,
siswa mengajukan pertanyaan. Selanjutnya siswa merumuskan dugaan, dan
mengumpulkan data. Berdasarkan data yang diperoleh, siswa diminta untuk
menyimpulkan.
b. Metode memecahkan masalah: Setiap siswa diminta untuk merumuskan
masalah dengan jelas dan ringkas. Mengidentifikasi faktor-faktor yang
menyebabkan masalah. Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan (fakta dan
pengetahuan. Menentukan berbagai pemecahan masalah. Memilih pemecahan
yang paling sesuai. Menguji pemecahan masalah yang dipilih. Menilai hasil
pemecahan masalah.
c. Metode berdagang: Setiap siswa menuliskan satu hal (misal, pengalaman, ide
kreatif, pertanyaan, pendapat atau yang lain) pada sepotong kertas. Setiap
siswa menempelkan hasil tulisan pada bajunya. Berkeliling untuk menjual dan
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 21

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


membeli (membaca) hasil teman lain. Tetapkan aturan bahwa setiap hasil kerja
harus dijual dan dibeli. Secara klasikal, secara bergiliran siswa menyampaikan
hasil perdagangannya. Penguatan oleh guru.
d. Analisa studi kasus: kepada peserta didik diberikan kasus yang harus
dipecahkan baik secara individual maupun secara berkelompok berdasarkan
data, fakta atau konsep yang telah dipelajari di kelas.
e. Mengevaluasi hasil kerja teman: dapat dilakukan setelah mengembangkan
suatu produk. Umumnya peserta didik menggunakan rubrik untuk
mengevaluasi hasil kerja temannya

3. Metode dalam pembelajaran interaktif

a. Diskusi kelompok: Guru meminta siswa berkelompok dengan anggota tiga


atau lebih untuk berbagi informasi.
Contoh cara membentuk kelompok yang efektif adalah:
Kartu kelompok. Langkah pertama adalah menetapkan jumlah kelompok.
Jumlah kelompok dalam kelas dapat ditentukan berdasarkan jumlah siswa.
Langkah berikutnya adalah membuat kartu yang diberi nomor dari 1
sampai dengan nomor terakhir yang sesuai dengan jumlah kelompok atau
kartu warna-warni dengan jumlah warna sama dengan jumlah kelompok.
Kartu-kartu ini dibuat rangkap sebanyak jumlah kelompok. Kemudian
kartu-kartu ini dibagaikan kepada siswa-siswa, mereka yang mendapat
kartu dengan nomor sama atau warna membentuk satu kelompok
Puzzle: Buat gambar hewan atau mobil atau yang lain pada kertas karton
sebanyak jumlah kelompok yang ingin dibentuk. Kemudian gambar ini
dipotong-potong sesuai dengan jumlah anggota kelompok. Masing-masing
potongan dibagikan kepada siswa-siswa. Siswa yang mendapatkan
potongan gambar gajah berkumpul dan membentuk satu kelompok.
Kartu nama: Gunakan kartu nama yang berbeda-beda bentuk dan atau
warnanya untuk menentukan kelompok yang berbeda
Kelahiran: Siswa-siswa diminta untuk berkelompok berdasarkan
kelahirannya, misalnya siswa yang lahir bulan Januari dan Februari
membentuk satu kelompok, demikian juga untuk bulan-bulan yang lain.
Kartu remi: Gunakan kartu remi atau jenis lain untuk membentuk
kelompok. Misalkan, gunakan aces (as), king (K), queen (Q) dan jack (J)
untuk membentuk empat kelompok.
Nomor undian: Buat potongan-potongan kertas dan beri nomor sesuai
dengan jumlah kelompok dan jumlah siswa. Kemudian masukan dalam
kotak. Tiap siswa diminta mengambil nomor undian. Siswa-siswa yang
mendapat nomor undian yang sama membentuk satu kelompok.
Rasa permen: Bagikan permen dengan berbagai rasa berbagai rasa untuk
membentuk kelompok. Misalkan ingin membentuk 4 kelompok maka
permen yang dibagikan memiliki empat rasa: lemon, strawbery, mangga,
dan jambu. Jumlah masing-masing rasa sesuai dengan jumlah kelompok
yang ingin dibentuk.

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 22

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


Kesukaan: Kumpulkan mainan yang bertema sama dan gunakan untuk
membentuk kelompok, misalkan untuk tema transportasi maka mobil,
kapal, pesawat, kereta api dapat digunakan untuk membentuk 4 kelompok.
Masukkan mainan ini ke dalam kotak dan minta siswa untuk mengambil
undian dan kemudian dikembalikan lagi. Siswa yang mengambil undian
yang sama berkumpul membentuk satu kelompok.
Buku siswa: Guru dapat memberikan kode pada buku PR siswa untuk
menentukan kelompok
Think, pair and share: ajukan permasalahan pada siswa. Berikan kesempatan 25 menit untuk berfikir sendiri (think). Setelah selesai mintalah mereka
mendiskusikan masalah yangsama dengan peserta didik disebelahnya selama
3-5 menit (pair). Akhirnya pilihlah satu pasangan untuk mengemukakan
pendapat mereka di depan kelas (share).
Metode Investigasi Kelompok: Siswa membentuk kelompok. Guru memanggil
ketua-ketua kelompok untuk diberi
materi/tugas yang berbeda.Setiap
kelompok membahas tugas yang diberikan secara kooperatif dan melakukan
investigasi. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicaranya kelompok
menyampaikan hasil pembahasan. Guru memberikan penguatan.
Metode TGT (Team Game Tournament): Guru menyajikan materi baru. Siswa
membentuk kelompok belajar secara heterogen (sesuaikan kondisi siswa kelas
awal). Setiap kelompok mengikuti turnamen akademik. Setiap siswa mewakili
kelompoknya pada kegiatan turnamen. Beri penghargaan terhadap kelompok
yang menang.
Metode Jigsaw: Guru menyiapkan tugas sebanyak jumlah kelompok (tugas
disesuaikan dengan kemampuan anak kelas awal). Siswa berkelompok dengan
jumlah anggota sama dengan jumlah kelompok (siswa harus hafal anggotanya).
Setiap siswa dalam kelompok diberi bagian materi yang berbeda. Siswa dari
berbagai kelompok yang memperoleh tugas yang sama membentuk kelompok
baru dan mendiskusikan bagiannya. Setelah selesai diskusi dengan kelompok
ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian
mengajar/melaporkan hasil diskusi kepada anggota kelompok yang lain. Secara
acak siswa menyampaikan seluruh tugas yang diberikan guru (yakinkan bahwa
stiap siswa mampu menguasai seluruh tugas). Penguatan
Metode Debat: Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan
yang lain kontra. Setiap kelompok membaca materi yang akan didebatkan.
Guru menunjuk satu anggota pro untuk berbicara dan ditanggapi oleh anggota
kelompok kontra, demikian seterusnya. Guru menuliskan ide/gagasan dari
setiap pembicaraan di papan tulis sampai sejumlah ide yang diharapkan guru
terpenuhi. Guru menambahkan ide yang belum terungkap. Dari data-data di
papan tulis, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang
mengacu pada kompetensi yang ingin dicapai
Metode Numbered Heads Together: Siswa membentuk kelompok dan setiap
anggota menerima nomor (biasanya anggotanya 4 orang). Guru menyampaikan
permasalahan untuk didiskusikan oleh setiap kelompok (tiap siswa harus
memahami jawaban kelompoknya). Siswa yang nomornya sama dengan nomor

b.

c.

d.

e.

f.

g.

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 23

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012

h.

i.

j.

k.

l.

m.

n.

o.

p.

yang ditunjuk oleh guru menyampaikan jawaban atas nama kelompoknya.


Demikian seterusnya sehingga semua masalah telah dijawab. Penguatan
Metode STAD (Student Team Achievement Division): Pembelajaran oleh guru.
Siswa membentuk kelompok (sesuaikan dengan kondisi siswa kelas awal). Tiap
kelompok mendiskusikan permasalahan yang diterima (tiap siswa harus
memahami jawaban kelompoknya). Salah seorang dari setiap kelompok
mengerjakan soal-soal (kuis). Nilai setiap anggota menentukan nilai kelompok.
Penguatan
Metode Team Word-Webbing: Siswa membentuk kelompok (sesuaikan dengan
kondisi siswa kelas awal). Tiap kelompok mendiskusikan permasalahan yang
diterima. Seluruh anggota kelompok menuliskan jaring-jaring konsep pada
papan tulis atau kertas besar secara bersamaan di depan kelas. Diskusi kelas
dan penguatan
Kelompok belajar kolaboratif: siswa dibentuk dalam kelompok heterogen 3-6
orang. Mintalah salah satu siswa menjadi pemimpinnya dan satu yang lain
menjadi pencatat. Berikan kesempatan pada sisiwa untuk belajar secara
berkolaborasi. Hasil kelompok berupa laporan tertulis
Diskusi terbuka: Ajukan pertanyaan pada seluruh siswa atau kelompok.
Untuk menghindari pemborosan waktu, guru dapat menyatakan sebelumnya
bahwa hanya meminta 4 atau 5 siswa untuk mengajukan pendapat dengan
mengacungkan tangan.
Pesta Pertanyaan : peserta didik diminta membaca topik/materi tertentu.
Masing-masing peserta didik menyiapkan beberapa pertanyaan penting beserta
kemungkinan jawabannya. Secara bergiliran peserta didik menyampaikan
pertanyaan dan dibahas bersama teman-temannya serta dikuatkan oleh dosen.
Panel: Guru meminta beberapa siswa untuk mengemukakan pendapatnya di
depan kelas seperti dalam bentuk diskusi panel. Siswa-siswa yang duduk di
depan menghadap ke teman-teman lain berperan sebagai panelis. Kemudian
secara bergiliran siswa-siswa lain menjadi panelis.
Fishbowl (diskusi melingkar): Guru meminta beberapa siswa untuk melakukan
diskusi secara melingkar dan siswa yang lain mendengarkan dalam format
melingkar di luar nya. Kemudian buat lingkaran kecil di dalamnya untuk
melanjutkan diskusi.
Permainan: Guru menggunakan permainan dalam pembelajaran. Permainan
diharapkan sesuai dengan tema. Contoh permainan misalnya tebak gambar,
tebak mesteri dalam kotak, atau berbagai jenis kuis di TV dapat diterapkan di
kelas dengan beberapa modifikasi (misalnya who wants to millioner,
gamezone, permainan kata, dll)
Belajar berpasangan: Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas atau
berdiskusi dengan teman di dekatnya secara berpasangan. Belajar berpasangan
cocok untuk mengerjakan tugas yang rumit.

Beberapa tugas yang dapat diberikan pada kegiatan belajar berpasangan:


Mendiskusikan bacaan singkat
Saling bertanya terkait dengan reaksi pasangan terhadap tugas membaca,
materi pelajaran atau yang lainnya
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 24

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012

Saling mengritik pekerjaan pasangan


Saling bertanya tentang hasil membaca
Merangkum pelajaran yang baru diberikan
Mengembangkan pertanyaan yang akan diajukan pada guru
Mengalisis masalah tertentu, latihan atau percobaan
Saling menguji pasangan
Merespon pertanyaan yang diajukan guru
Membandingkan catatan pelajaran yang dibuat di kelas

4. Metode untuk belajar melalui pengalaman


a. Bermain peran: masing-masing kelompok diminta merancang permainan peran
berdasarkan konsep yang sedang dipelajari. Kelompok yang satu menanggapi
hasil permainan peran kelompok yang lain.
b. Membangun model: sama dengan bermain peran masing-masing kelompok
diminta untuk mengembangkan model berdasarkan konsep yang dipelajari.
Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil
dan ditanggapi kelompok lainnya.
c. Simulasi/latihan praktek: setelah siswa belajar tentang keterampilan motorik
tertentu, secara acak siswa diminta untuk mempraktikkan keterampilan yang
telah dipelajari di depan kelas.
5. Metode dalam pembelajaran mandiri
Pembelajaran di SD, bisa mulai dilatih dengan pembelajaran mandiri. Hanya saja
disesuaikan dengan usia dan kondisi sekolah yang ada. Semakin tinggi tingkat
pendidikan (SMP dan SMA), sebaiknya penggunaan strategi pembelajaran mandiri
lebih ditingkatkan. Seperti dikatakan di atas, bahwa metode yang dapat digunakan
dalam pembelajaran mandiri antara lain PR (Pekerjaan Rumah), projek,
pembelajaran berbasis komputer.
a. Metode Pemberian Tugas: Metode pemberian tugas adalah cara penyajian
materi pelajaran dengan memberi tugas kepada siswa untuk melakukan kegiatan
tertentu dan dipertanggungjawabkan. Tugas dapat dikerjakan di sekolah ataupun
di rumah. Jenis tugas yang harus dikerjakan di rumah dinamakan pekerjaan
rumah.
Tujuan pemberian tugas antara lain supaya siswa dapat memperdalam materi
pelajaran dan untuk mengecek materi yang telah dipelajari. Sedangkan fungsinya
dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar baik secara individu
ataupun kelompok.
b. Metode Projek: Metode projek adalah suatu cara penyajian pelajaran yang
bertitik tolak dari masalah dimana pemecahannya memerlukan tinjauan dari
berbagai segi. Dasar pemikiran penggunaan metode ini adalah masalah hanya bisa
diselesaikan dengan berbagai segi atau ilmu. Untuk itu hanya pada masalahmasalah yang memerlukan pemecahan unit yang dapat digunakan metode projek.
Projek pada anak usia SD tentu saja pemacahan masalah yang sederhana, contoh
pertumbuhan tanaman. Anak diminta untuk mengamati beberapa pertumbuhan

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 25

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


beberapa tanaman dalam kurun waktu yang cukup panjang, misal 1 bulan. Hal ini
akan berbeda pada anak-anak usia SMP dan SMA.

Rangkuman

1. Pembelajaran langsung: Strategi pembelajaran langsung merupakan


pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk
menentukan informasi atau membangun keterampilan tahap demi tahap.
Pembelajaran langsung biasanya bersifat deduktif. Contoh metode dalam
pembelajaran langsung adalah: ceramah, tanya jawab, demonstrasi latihan dan
drill.
2. Pembelajaran tidak langsung: Umumnya berpusat pada peserta didik. Peranan
guru bergeser dari seorang penceramah menjadi fasilitator. Guru mengelola
lingkungan belajar dan memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat.
Contoh metode pembelajaran tidak langsung adalah: inkuiri, studi kasus,
pemecahan masalah, peta konsep.
3. Pembelajaran interaktif: Pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi
dan sharing di antara peserta didik. Diskusi dan sharing memberi kesempatan
peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan dan
pengetahuan guru atau temannya dan untuk membangun cara alternatif untuk
berfikir dan merasakan. Contoh merode dalam pembelajaran interaktif adalah:
diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau projek, kerja berpasangan.
4. Belajar melalui pengalaman (Empirik/Eksperiential): Pembelajaran empirik
berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik, dan berbasis
aktivitas. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasi perencanaan
menuju penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor kritis dalam
pembelajaran empirik yang efektif. Contoh metode dalam pembelajaran
empirik adalah: bermain peran, observasi/survey, simulasi.
5. Pembelajaran mandiri: Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang
bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan
diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik
dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau
sebagai bagian dari kelompok kecil. Contoh metode dalam pembelajaran
mandiri adalah: pekerjaan rumah, projek penelitian, belajar berbasis komputer.

Latihan
1. Pada pembelajaran Kompetensi Dasar tertentu, guru memilih dengan
menggunakan metode eksperimen. Pembelajaran seperti ini merupakan
strategi:
A. Pembelajaran langsung
B. Pembelajaran tidak langsung
C. Pembelajaran interaktif
D. Pembelajaran mandiri
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 26

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


2. Guru menginginkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode debat. Pembelajaran seperti ini merupakan strategi:
A. Pembelajaran langsung
B. Pembelajaran interaktif
C. Pembelajaran melalui pengalaman
D. Pembelajaran mandiri
3. Strategi melalui pengalaman (eksperiental), dapat digunakan metode:
A. Bermain peran, simulasi, observasi, membangun model
B.

Diskusi, simulasi, demonstrasi, tanyajawab

C. Bermain peran, ceramah, tanyajawab, diskusi


D. Eksperimen, diskusi, tanyajawab, ceramah
4. Dalam pembelajaran, seorang guru:
A. Harus memilih satu strategi pembelajaran
B.

Dapat menggabungkan 2 atau lebih strategi pembelajaran

C.

Tidak bisa digunakan 2 strategi dalam satu kali pertemuan

D. Memilih satu strategi saja dengan menggabungkan beberapa metode.


5. Seorang guru mengajar dengan cara siswa diminta belajar melalui video
pembelajaran. Siswa diminta melaporkan dari apa yang dipelajari dari video.
Pembelajaran tersebut termasuk pada:
A. Pembelajaran mandiri, karena strategi pembelajaran tersebut bertujuan
untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri.
B. Belajar mandiri karena pembelajaran dilakukan secara individu
C. Pembelajaran mandiri, karena belajarnya berbasis komputer.
D. Pembelajaran mandiri, karena siswa diminta membuat laporan

Kunci Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.

B
B
A
B
A

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 27

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012

Sub Bab 3
Implementasi Metode dalam Pembelajaran
Tujuan

Menetapkan metode dan teknik pembelajaran sesuai mata pelajaran

Uraian Materi
PAIKEM memerlukan implementasi yang jelas. Implementasi PAKEM tercermin
dalam kegiatan awal, inti, dan penutup. Supaya PAIKEM terlaksana perlu
digunakan bermacam-macam metode. Penggunaan bermacam-macam metode
inilah yang dinamakan dengan multimetode.
Dalam referensi kependidikan sering disandingkan antara pengertianpengertian model, pendekatan, strategi, metode dan teknik dengan maksud yang
serupa, untuk itu dalam panduan pengembangan RPP (Diknas, 2008) dinyatakan
sebagai berikut:
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat
pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran,
bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang
dipilih.
Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran
dan metode yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran
peserta didik:
a. Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya:
pendekatan proses, kontekstual, pembelajaran langsung,
pemecahan masalah, dan sebagainya.
b. Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri,
observasi, tanya jawab, e-learning dan sebagainya.
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa di dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), pada penetapan metode dapat dituliskan pendekatan, model,
strategi, ataupun metode. Hal tersebut sangat tergantung dari karakteristik
pendekatan yang dipilih. Sebagai contoh bisa saja ditulis: CTL, kooperatif,
pembelajaran langsung, pemecahan masalah.
Tidak semua metode pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai
semua tujuan pembelajaran dan keadaan pembelajaran berlangsung. Semua
metode pembelajaran memiliki kekhasan sendiri-sendiri dan relevan dengan tujuan
pembelajaran tertentu namun tidak cocok untuk tujuan dan keadaan yang lain.
Dengan kata lain, semua metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing.
Prinsip-prinsip penggunann metode antara lain: efektif dan efisien,
digunakan secara bervariasi, digunakan dengan memadukan beberapa metode.
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 28

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


Faktor-faktor yang perlu di perhatikan dalam menentukan metode pembelajaran,
antara lain: (1) tujuan pembelajaran/Indikator dan Kompetensi Dasar, (2) Tema
pembelajaran (untuk kelas awal), (3) Kondisi siswa (kemampuan siswa, jumlah
siswa), (4) jenis materi, (5) waktu, (6) fasilitas yang ada, dan (7) Kemampuan guru.
Tujuan pembelajaran merupakan kriteria terpenting di dalam menentukan
metode pembelajar, karena metode merupakan cara menyajikan isi pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Di dalam tujuan pembelajaran terdapat
kompentesi yang diharapkan dikuasai peserta didik di akhir pembelajaran.
Misalnya, terdapat suatu indikator sebagai berikut: peserta didik diharapkan dapat
mengidentifikasi minimal 7 tugas perkembangan masa bayi dan awal masa kanakkanak. Kemampuan yang diharapkan dari indikator itu adalah peserta didik dapat
mengidentifikasi. Untuk mengidentifikasi ada beberapa alternatif penggunaan
metode dan teknik pembelajarannya. Misalnya prosedur/langkah yang dipilih
untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
1. Peserta didik diminta untuk mengamati bayi dan anak-anak
2. Peserta didik diminta membaca buku tentang perkembangan masa bayi dan
anak-anak
3. Peserta didik diminta mendiskusikan hasil pengamatan dan hasil bacaanya
4. Peserta didik diminta membandingkan perkembangan masa bayi dan anakanak
Dari contoh di atas terlihat bahwa metode utama yang digunakan adalah
studi kasus, dan diskusi, dengan 4 langkah teknik seperti di atas. Keempat langkah
tersebut dinamakan strategi pembelajaran. Artinya dalam strategi pembelajaran
digunakan beberapa metode pembelajaran.
Kemampuan guru merupakan pertimbangan di dalam pemilihan metode,
sebab guru itulah yang melakukan pembelajaran. Sebaik apapun metode tersebut
apabila guru yang melaksanakan tidak menguasai penggunaannya, maka metode
tersebut tidak akan baik. Begitu juga tentang kemampuan peserta didik. Guru
harus memperhatikan kemampuan intelektual anak, sehingga tepat penggunaan
metodenya.
Jumlah peserta didik perlu digunakan dalam penentuan metode, misalnya bila
jumlah peserta didik banyak, maka lebih efisien menggunakan metoda ceramah
dan tanya jawab dibandingkan metode yang lain. Dan pertimbangan jenis materi
juga sangat penting, karena jenis materi tertentu mempunyai kespesifikan masingmasing dalam menggunakan metode.
Waktu juga mempengaruhi guru di dalam menetukan metode, misalnya
karena sesuatu hal maka waktu belajar peserta didik banyak digunakan kegiatan
lain. Untuk itu guru harus mencari alternatif metode dengan waktu singkat
mendapatkan materi yang banyak. Begitu juga dengan fasilitas. Fasilitas juga
mempengaruhi penentuan metode. Misalnya menurut jenis materinya maka
metode yang harus digunakan adalah metode pengamatan/pratikum, karena alat
dan bahan kurang dapat diganti dengan demontrasi.
Dalam memilih metode seorang guru harus memegang prinsip-prinsip antara lain:
1. Efektif dan efisien.
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 29

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


2. Digunakan secara bervariasi.
3. Digunakan dengan memadukan beberapa metode.
Efektif dan efisien harus selalu dipikirkan dalam penggunaan metode
karena untuk supaya tidak terjadi pemborosan waktu maupun biaya dalam
pembelajaran. Sedangkan variasi dan pemaduan penggunaan sangat
menguntungkan karena untuk megurangi kebosanan, dan memudahkan peserta
didik dalam mencapai dalam tujuan pembelajaran. Karena masing-masing metode
mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
Perlu diketahui juga bahwa di dalam memandang keunggulan dan
kelemahan metode perlu juga dipikirkan tentang prinsip-prinsip belajar, antara
lain:
1. Prinsip motivasi.
2. Prinsip-prinsip keaktifan.
3. Prinsip umpan balik dan penguatan.
4. Prinsip kecepatan belajar.
Motivasi adalah pendorong tingkah laku peserta didik ke arah tujuan
tertentu. Kaitannya dengan metode, maka guru diharapkan menggunakan metode
yang dapat menarik peserta didik, sehingga peserta didk berminat untuk belajar,
ingin kerja keras, dan berusaha menyelesaikan tugas hingga selesai. Hal ini juga
dapat dilakukan guru dengan menggunakan variasi metode untuk mengurangi
kebosanan peserta didik. Karena kebosanan akan mengurangi minat peserta didik
untuk belajar.
Keaktifan dapat didorong dengan dengan mengaitkan pengalaman peserta didik
dengan pengetahuan yang baru. Untuk itu seorang guru harus dapat memilih
metode yang dapat mangaktifkan proses berpikir peserta didik dengan
menghubungkan pengalaman lama mereka dengan pengetahuan yang baru
diajarkan. Keaktifan peserta didik akan menurun bila tidak mendapatkan umpan
balik, sehingga memberikan penguatan atas upaya yang dilakukan peserta didik.
Dipandang dari kecepatan belajar, peserta didik dapat dibedakan menjadi
peserta didik yang cepat belajar, dan peserta didik lambat belajar. Dengan adanya
perbedaan peserta didik ini guru harus pandai-pandai memilih metode supaya
tidak menimbulkan frustasi bagi peserta didik.
Guru sebagai agency of change harus mampu memillih metode yang tepat
sesuai dengan tujuan dan keadaan pembelajaran. Kesalahan dalam memilih
metode dalam mengajar berarti guru telah merancang kegagalan dalam
pembelajaran. Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19
Peraturan dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
Berdasarkan PP no 19 di atas, terlihat bahwa ketika guru memilih metode
dalam suatu pembelajaran diharapkan menggunakan pembelajaran aktif, yaitu
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 30

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


membangun sendiri konsep dan makna melalui berbagai macam kegiatan. Kalau
dilihat dari sini, maka pembelajaran yang dimaksud menggunakan paradikma
konstruktivistik. Pembelajaran aktif dikembangkan bersadarkan asumsi bahwa 1)
pada dasarnya belajar merupakan proses aktif dan 2) seseorang memiliki cara
belajar yang berbeda dengan orang lain.

Karakteristik pembelajaran aktif adalah:


1. Pembelajaran tidak ditekankan pada penyampaian informasi oleh pengajar
melainkan pada eksplorasi informasi dan pembangunan konsep oleh siswa
2. Atmosfer pembelajaran mendukung/kondusif proses pembelajaran. Guru
mengembangkan keterbukaan dan penghargaan terhadap semua gagasan oleh
guru. Siswa juga merasa nyaman mengemukakan pendapat atau menanggapi
pendapat orang lain karena lebih banyak berinteraksi antar siswa.
3. Siswa tidak hanya mendengarkan ceramah secara pasif melainkan mengerjakan
berbagai hal (membaca, melihat, mendengar, melakukan eksperimen dan
berdiskusi) yang berkaitan dengan materi pembelajaran
4. Siswa dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan kooperatif yang membutuhkan
tanggung jawab individual sekaligus ketergantungan positif antar anggota
kelompok
5. Siswa dirangsang untuk menggunakan kemampuan berfikir kritis, analisa dan
evaluasi.
6. Siswa terlibat dengan pemanfaatan berbagai sumber belajar baik di dalam
maupun di luar kelas.
7. Guru mendapatkan umpan balik yang lebih cepat tentang proses dan hasil
pembelajaran.
Kunci penciptaan suasana pembelajaran yang kondusif terletak pada guru.
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif diantaranya adalah:
1. Guru bersikap terbuka, ramah dan bersahabat.
Keterbukaan dan kedekatan guru pada siswa amat berpengaruh dalam
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Sikap terbuka maksudnya
terbuka terhadap gagasan siswa. Dengan sikap terbuka guru menekankan
bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar. Berbagai pernyataan yang
disampaikan oleh guru terbuka untuk dikomentari, dipertanyakan dan
tanggapi oleh siswa. Sedangkan tampilan guru yang bersahabat dan disertai
humor akan menciptakan keberanian bagi siswa untuk berpartisipasi aktif di
kelas
2. Guru menghargai, merespon dan toleran terhadap setiap gagasan siswa.
3. Untuk menumbuhkan keberanian siswa berpartisipasi di kelas dapat dimulai
dengan menghargai pertanyaan, jawaban dan gagasan mereka. Penghargaan
dapat berupa sekedar tepuk tangan sampai dengan komentar yang positif
tentang gagasan mereka. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka
untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Upaya untuk meningkatkan
kepercayaan diri juga diperlukan meskipun siswa menyampaikan gagasan
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 31

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012

4.
5.

6.
7.

8.

yang kurang tepat. Dalam hal ini guru menunjukkan sikap toleran terhadap
gagasan yang berbeda, menghargai meskipun pada saatnya gagasan tersebut
perlu diluruskan.
Guru memotivasi siswa berpendapat dengan pertanyaan terbuka
Jika siswa masih terbiasa dengan pembelajaran tradisional, berpartisipasi dalam
pembelajaran bukanlah hal yang ringan. Untuk mengatasi hal ini guru dapat
merangsang siswa berpendapat di kelas dengan memanfaatkan pertanyaan
terbuka, yakni pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban dan
kesemuanya benar. Pertanyaan semacam ini memberikan kesempatan pada
banyak siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
Guru mengajak siswa membangun aturan main/kesepakatan
Pembelajaran yang aktif mendorong terciptanya pribadi-pribadi yang tertib
karena kesadaran bukan karena rasa takut. Oleh karena itu dalam setiap
pembelajaran yang aktif siswa perlu diajak untuk mengembangkan aturan,
kesepatan atau kontrak terkait dengan jalannya perkuliahan. Hal ini dapat
mengmbangkan suasana yang lebih demokratis dan kepemilikan aturan oleh
mahasiswa. Selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk mengatur diri
sendiri terkait dengan kesepakatan yang telah ditetapkan.
Guru menyertakan humor, ice breaking dan permainan dalam perkuliahan
Menurut para psikolog setiap manusia memiliki 5 kebutuhan dasar yakni
kebutuhan akan kekuasaan, cinta, kompetensi, kebebasan dan kesenangan.
Beberapa hal di atas telah mengadobsi kebutuhan akan kekuasaan, cinta dan
kompetensi. Untuk memenuhi kebutuhan akan kebebasan dan kesenangan
guru dapat menyertakan humor, ice breaking dan permainan dalam
pembelajaran. Tentu saja humor, ice breaking dan permainan tidak boleh
banyak menyita banyak waktu dan kalau bisa berhubungan dengan materi
pembelajaran.

Pembelajaran aktif tercermin dari pemilihan metode dalam pembelajaran.


Metode secara harfiah berarti cara. Secara umum, metode diartikan sebagai suatu
cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pendapat
lain juga dijelaskan bahwa metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan
oleh fasilitator dalam interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem
untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan kata mengajar sendiri berarti memberi
pelajaran (Fathurrohman dan Sutikno, 2007; 55). Dengan demikian dalam metode
akan terdapat langkah-langkah penggunaan atau sintaksnya.
Langkah metode secara umum akan sama, tetapi implentatif penggunaan
dalam pembelajaran masih dapat dimodifikasi sesuai dari materi dan suasana
pembelajaran pada saat itu. Contohnya adalah sebagai berikut.
Pembelajaran Berbasis Masalah
Langkah:
a. Pembentukan kelompok: Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (3-5
siswa) jika mungkin dengan kemampuan yang heterogen.
b. Menghadirkan masalah: Guru memotivasi siswa dan menyampaikan
permasalahan pada masing-masing kelompok
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 32

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


c. Mengaktifkan kelompok: Guru meminta kelompok melaksanakan curah
pendapat, berdiskusi,mencari informasi dan melakukan penyelidikan.
d. Presentasi Perumusan Masalah: Siswa diminta mengemukakan hasil-hasil
diskusi dan penyelidikan kepada kelompok yang lain, diskusi dan mencari
penjelasan
e. Penguatan: Guru menyampaikan penguatan-penguatan dan mengaitkannya
dengan konsep yang akan dipelajari
Langkah ini tidak mutlak, artinya guru masih dapat memodifikasi untuk
penyesuaian dengan matapelajar atau materi dan suasana pembelajarn pada sat itu.
Hal serupa juga dapat berlaku pada langkah-langkah pembelajaran yang lain,
misalnya metode-metode di bawah ini.
Metode Bermain Peran
Langkah:
a. Siswa menerima tugas permainan peran.
b. Siswa melakukan diskusi
c. Siswa mengumpulkan informasi yang relevan
d. Siswa menyusun permainan peran
e. Siswa melakukan permainan peran
Langkah tersebut dalam matapelajaran Bahasa Indonesia dan IPS dapat
dikembangkan sebagai berikut:
Bermain Peran (Bahasa Indonesia)
Langkah Kegiatan:
a. Membuat poster tentang pementasan di luar kelas (waktu, tempat, judul pentas,
dll)
b. Guru membagi peran siswa, siapa yang penjual karcis, membeli karcis,
pembawa acara, dan yang menonton dengan urut presensi
c. Disaat yang sudah ditentukan 10 orang siswa diminta secara bergantian untuk
maju ke panggung menceritakan mainan yang dibawanya dari rumah
d. Teman-teman dari kelas lain menyaksikan acara ini.
Metode bermain peran (IPS)
Langkah-langkah:
1. Guru memberikan penjelasan tentang teknik permainan yang akan dilakukan,
yang meliputi:
a. Pentingnya persatuan dalam keragaman
b. Permainan dilakukan secara berkelompok, setiap kelompok minimal 10
orang
c. Setiap orang membuat kartu nama ukuran 15 cm x 25 cm dari kertas karton
bertuliskan nama suku (apa saja, minimal 10 suku)
d. Permainan ini dipimpin oleh guru atau seorang pemimpin yang ditunjuk
e. Setiap anggota kelompok bergandeng tangan, dan jangan sampai lepas,
sehingga membentuk lingkaran

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 33

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


Sambil menyanyikan lagu Dari Sabang sampai Merauke anggota
kelompok berjalan ke samping.
g. Pada saat kelompok berjalan sambil menyanyi, pemimpin memberikan
aba-aba jongkok (aba-aba 1), dan semua jongkok.
h. Pemimpin kelompok memberikan aba-aba berdiri ( aba-aba 2), dan semua
berdiri
i. Selanjutnya pemimpin memberikan aba-aba (aba-aba 3), agar anggotanya
berdiri, tetapi sebagian besar anggota kelompok tetap jongkok (tida patuh
pada aba-aba pemimpin)
2. Setelah selesai buatlah kesimpulan terhadap jalannya permainan tersebut.
a. Bagaimana keadaan lingkaran pada saat aba-aba 1 ?
b. Bagaimana keadaan lingkaran pada saat aba-aba 2 ?
c. Bagaimana keadaan lingkaran pada saat aba-aba 3 ?
d. Pada saat aba-aba ke berapa lingkaran itu kelihatan tidak kompak?
Mengapa? Jelaskan.
3. Buatlah kesimpulan tentang makna apa yang dapat diambil dari permainan
tersebut?
f.

Metode Simulasi
Langkah:
a. Pembentukan Kelompok
b. Pembagian dan penjelasan LKS
c. Sharing hasil pengembangan model
d. Penguatan guru
Dalam pembelajaran, biasanya menggunakan beberapa metode dalam satu
kali pertemuan. Hal itu yang mengakibatkan langkah-langkah dalam suatu metode
masih dapat dimodifikasi. Contoh penggabungan dari metode adalah sebagai
berikut.

Metode pengalaman lapang dan diskusi


Langkah-langkah:
Guru memberikan penjelasan tentang tugas yang akan dilakukan untuk
mengetahui suku apa saja yang ada di daerah tempat tinggal peserta didik, yang
meliputi:
1. Tugas dilakukan secara kelompok, setiap kelompok minimal 10 orang
2. Berkunjunglah ke kantor desa, kelurahan, kecamatan di daerah tempat
tinggal.
3. Tanyakan kepada petugas tentang jumlah penduduk berdasarkan suku
4. Catatlah, misalnya suku Jawa......... orang, suku Sunda........orang, suku
Bugis............orang, dan seterusnya.
5. Berdasarkan catatan yang ada, tentukan jumlah suku terbanyak, dan paling
sedikit

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 34

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


6. Diskusikan dengan anggota kelompok, mengapa antara suku-suku tesebut
perlu terjalin hubungan baik.
Metode pembelajaran dalam implementasinya memiliki prosedur atau fasefase tertentu. Secara garis besar dalam satu proses interaksi belajar, metode
pembelajaran dikelompokkan menjadi empat fase utama, yaitu fase pendahuluan,
fase pembahasan, fase menghasilkan dan fase penurunan.
Fase pendahuluan; dimaksudkan untuk menyusun dan mempersiapkan
mental set yang menguntungkan, menyenangkan guna pembahasan materi
pembelajaran. Dalam fase ini fasilitator dapat melakukan kaji ulang (review)
terhadap pembahasan sebelumnnya dan menghubungkan dengan pembahasan
berikutnya.
Fase pembahasan dimaksudkan untuk melakukan kajian, pembahasan dan
penelahaan terhadap materi pembelajaran. Dalam fase ini, peserta didik mulai
dikonsentasikan perhatiannya kepada pokok materi pembahasan. Dalam fase ini
perlu dicari metode yang cocok dengan tujuan, sifat materi, latar belakang peserta
didik dan guru.
Fase menghasilkan tahap penarikan kesimpulan bedasarkan dari seluruh
hasil pembahasan yang berdasarkan pengalaman dan teori yang mendukungnya.
Fase penurunan dimaksudkan untuk menentukan konsentrasi peserta didik secara
berangsur-angsur. Ketegangan perhatian peserta didik terhadap materi
pembelajaran perlu secara bertahap diturunkan untuk memberi isyarat bahwa
proses pembelajaran akan berakhir.
Berdasarkan fase-fase di atas, maka implementasi metode dalam
pembelajaran dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap kegiatan awal
(pendahuluan), tahan kegiatan inti (penyajian), dan tahap kegiatan akhir
(penutup). Beberapa metode dapat dipilih berdasarkan penggunaan dalam
kegiatan pembelajaran yang dapat dikelompokkan dalam kegiatan awal, inti, dan
penutup. Yang perlu diingat bahwa pada metode yang sama dapat digunakan
pada kegiatan yang berbeda. Misalnya metode tanyajawab dapat digunakan pada
kegiatan awal, inti, ataupun penutup.
Kegiatan awal
Secara umum kegiatan awal berfungsi untuk: (1) Memfokuskan perhatian siswa
dan menciptakan ketertarikan, (2) Merangsang pemikiran siswa, (3) Mengungkap
pengalaman awal yang dimiliki siswa, (4) Memotivasi siswa mempelajari materi,
(5) Memahami tujuan pembelajaran, (6) Mengingatkan pada kesepakatan kelas
Beberapa alternatif kegiatan yang dapat dipilih di antaranya sebagai berikut.
1. Mengajukan kasus-kasus nyata dalam kehidupan sehari-hari yang terkait
dengan konsep/topik yang sedang dipelajari.
2. Meminta siswa untuk mencermati dan memberikan komentar tentang video,
gambar dan sketsa yang terkait dengan konsep yang akan dipelajari dan
meminta komentar mereka.

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 35

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


3. Mendemonstrasikan sesuatu di depan kelas dan meminta siswa
mengomentarinya.
4. Menyampaikan fakta-fakta perkembangan iptek terkait dengan konsep yang
akan dipelajari.
5. Cerita atau visualisasi yang menarik:
6. Reviu koran atau berita
7. Curah pendapat
8. Pesta pertanyaan
9. Quis
10. Dan masih banyak lagi.
Kegiatan Inti
Apabila bagian awal merupakan bagian untuk memotivasi siswa mempelajari
konsep, bagian inti merupakan serangkaian kegiatan yang mengarahkan siswa
untuk membangun konsep. Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa dalam
kegiatan inti terlebih dahulu siswa diberikan kesempatan melalui berbagai pilihan
kegiatan untuk membangun konsep. Pemilihan kegiatan haruslah cermat dan
menjamin mereka untuk mengikuti alur pengumpulan informasi, pemaknaan
informasi, dan pembangunan konsep, dan pengkomunikasian konsep kepada
sisiwa lain. Pada umumnya guru juga akan menyampaikan penguatan konsep dan
memberikan kesempatan kepada sisiwa untuk berlatih menerapkan konsep yang
telah dipelajari dalam kasus-kasus kehidupan nyata. Di bawah ini beberapa strategi
atau metode yang dapat dimanfaatkan oleh guru.
1. Pembelajaran kooperatif, atau pembelajaran yang mendorong siswa untuk
bekerjasama dengan berbagai pilihan metode, yaitu: (JIGSAW, TGT, STAD, dll).
2. Pembelajaran berbasis masalah atau pembelajaran yang mengarahkan siswa
dan untuk memecahkan masalah yang diajukan dengan konsep yang akan
dipelajari.
3. Projek dan penyusuna laporan
4. Diskusi
5. Debat
6. Simulasi dan bermain peran
7. Tanya jawab
8. Simulalsi
9. Bermain peran
10. Dan masih banyak lagi
Kegiatan akhir
Bagian akhir pembelajaran adalah kegiatan guru untuk mengetahui apakah siswa
telah berhasil mencapai kompetensi yang diharapkan. Beberapa hal yang dapat
dilakukan pada tahap ini di antaranya sebagai berikut.
1 Siswa diminta membuat ringkasan tentang hal-hal yang telah dipelajari.
2 Siswa mempresentasikan secara lisan poin-poin penting yang telah mereka
pelajari.
3 Siswa mengembangkan tulisan kreatif terkait konsep yang dipelajari.
4 Siswa diminta mengembangkan peta konsep tentang materi yang dipelajari.
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 36

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012


5

Siswa diminta untuk mereviu apa yang telah dipelajari.

Contoh Skenario Pembelajaran


Kegiatan Awal (15)
1. Siswa dimotivasi dengan memberi pertanyaan:
Apakah mereka selalu menulis kejadian-kejadian yang pernah dialami.
Tentang nama kumpulan tulisan kejadian-kejadian sehari-hari yang pernah
dialami, misalnya buku harian, atau diary
2. Siswa menyimak penjelasan guru bahwa diary merupakan salah satu contoh
jenis teks recount.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar, garis besar
tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilakukan serta manfaat yang diperoleh
bila siswa memiliki kompetensi dasar tersebut.
Kegiatan Inti (65)
1. Siswa mendengarkan rekaman teks recount tentang cerita pegalaman seseorang
yang mengunjungi Botanical Garden secara mandiri sebanyak 2 kali, dan
latihan mendengarkan yang ke dua kalinya diikuti dengan memperhatikan
gambar tentang Botanical Garden
2. Siswa mengisi cloze-test tentang cerita yang di dengar secara mandiri
3. Secara berkelompok (4-6orang) siswa berbagi pengalaman tentang jawaban dari
cloze-test tsb.
4. Dalam kelompok siswa mendengarkan untuk ke3 kalinya isi cerita sambil
mencocokkan kembali jawaban cloze-test masing-masing
5. Setelah mendiskusikan kembali jawaban yang kurang tepat, selanjutnya di
dalam kelompok siswa diminta untuk menulis cerita tersebut dengan kalimat
mereka sendiri sehingga setiap kelompok menghasilkan satu cerita
6. Wakil dari setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan ceritanya dan
setelah selesai kelompok lain diminta untuk memberikan komentar dan respon
terhadap sikap dan perasaan dari penutur cerita.
7. Kelompok yang berprestasi diberikan penghargaan berupa pujian, hadiah, dan
bintang prestasi
Kegiatan Akhir (10)
1. Siswa diminta untuk merangkum ciri-ciri kebahasaan dari teks recount
2. Siswa diminta menyampaikan manfaat dari mempelajari teks tersebut
3. Siswa diminta untuk sebuah laporan perjalanan yang pernah dilakukan dalam
blog
masing-masing dan selanjutnya memberikan komentar pada blog
temannya

Rangkuman

Metode adalah alat atau cara untuk mencapai tujuan yang bersifat prosedural
(fase pendahuluan, fase pembahasan, fase menghasilkan dan fase penurunan ).

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 37

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012

Teknik pembelajaran merupakan pelaksanakan apa yang sesungguhnya terjadi


(dilakukan guru) untuk mencapai tujuan yang bersifat implementatif.
Biasanya metode digunakan melalui salah satu strategi, tetapi juga tidak
tertutup kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi yang bervariasi,
artinya penetapan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda
tergantung pada tujuan yang akan dicapai dan konten proses yang akan
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Faktor-faktor yang perlu di perhatikan dalam menentukan metode
pembelajaran, antara lain: tujuan pembelajaran, kemampuan guru, kemampuan
peserta didik, jumlah peserta didik, jenis materi, waktu, fasilitas yang ada.
Prinsip-prinsip penggunann metode antara lain: efektif dan efisien, digunakan
secara bervariasi, digunakan dengan memadukan beberapa metode.

Latihan

1. Faktor-faktor yang perlu di perhatikan dalam menentukan metode


pembelajaran, antara lain:
A. Tujuan pembelajaran, kondisi siswa, jenis materi, waktu, fasilitas,
kemampuan guru
B. Kondisi siswa, kompetensi dasar, indikator, waktu, jenis materi.
C. Jenis materi, waktu, fasilitas, kompetensi dasar, indikator
D. Fasilitas yang ada, kemampuan guru.

2. Pada suatu pembelajaran guru menjelaskan materi sesuai dengan yang ada di
buku teks, dan siswa aktif mengikuti pelajaran dan mencatat apa yang dijelaskan
guru. Setelah pembelajaran, guru melaksanakan tes hasil belajar, tetapi semua
siswa memperoleh skor rendah.
Menurut pendapat Anda, di manakan letak kelemahan pembelajaran tersebut?
A. Sebagian besar siswa kurang berminat terhadap materi ajar
B. Guru tidak dapat menjelaskan materi tersebut dengan baik
C. Waktu untuk mengerjakan tes terlalu singkat
D. Guru tidak menggunakan pendekatan dan metode yang tepat
3. Metode pembelajaran yang tepat untuk kegiatan awal adalah
A. Demonstrasi, curah pendapat, Quis, Cerita atau visualisasi yang menarik
B. Percobaan, curah pendapat, Quis, Reviu koran atau berita
C. Pengamatan, curah pendapat, Quis
D. Observasi, pemecahan masalah, Reviu koran atau berita, Quis
4. Metode pembelajaran yang paling tepat untuk membahas nilai-nilai yang
terkandung dalam cerita, sikap dan perilaku para tokoh dengan menggunakan
cassette player, DVD/VCD sebagai media adalah ...
A. Percobaan
B. Ekspositori
C. Demonstrasi
D. Ceramah
5. Dalam pembelajaran kegiatan awal harus dilakukan, karena:
A. Memfokuskan perhatian siswa dan menciptakan ketertarikan
B. Merangsang pemikiran siswa
C. Memotivasi siswa mempelajari materi
D. Jawaban A, B, C benar
Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 38

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012

Kunci Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.

A
D
A
C
D

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 39

Modul Pedagogik - PLPG Rayon 44 Tahun 2012

Daftar Pustaka
Abdul Aziz Wahab.2007. Metode dan Model- Model Pengajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.
Burn. Dkk. 1996. Teaching Reading in Todays Elementary School. New Jersey.
Hougton Mofflin Company.
Dawud. 2008. Perspektif Pembelajaran Bahasa Indonesia. Malang:UM Press.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1983. Teknologi Instruksional. Jakarta:
Ditjen Dikti, Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi
Dworwtzky, John P. 1990. Introduction to Child Development. New York: West
Publishing Company
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Taman
Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.2003. Model Pembelajaran IPS Sekolah Dasar.
Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan Mutu Pembelajaran IPA (SEQIF)
Ellis, K. A. 1997. Teaching and Learning Elementary Social Studies. MA. Abacon.
E.Mulyasa, 2008, Menjadi Guru Profesional Menciptakan pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, Bandung, Rosdakarya
Hasibuan, J.J. dan Moedjiono. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
IAPBE, 2007: Kumpulan Materi TOT Guru.
Joyce,B. and Weil, M. (1980) Models of Teaching. Englewood Cliffs, New Jersey:
Prentice-Hall Inc
Lapis PGMI, 2009. Kumpulan Materi TOT Guru
Paulina Panen,MLs.dkk. (2003). Belajar dan Pembelajaran 1. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
Ruseffendi, E.T. (1980). Pengajaran Matematika Modern Untuk orang tua murid
giru dan SPG seri ke lima. Bandung:Tarsito.
Sanjaya Wina. 2007. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Syah, Muhibbin , 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu
Sagala Syaiful, 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Wahab, Abdul Azis, 2007, Metode dan Model-model Mengajar IPS, Bandung, Elfabeta
Zaini, dkk. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif. Center for Teaching Staff Development,
Yogyakarta.

Bab 4 Strategi pembelajaran PAIKEM

1 - 40

Anda mungkin juga menyukai