Anda di halaman 1dari 10

Kayu Putih (Melaleuca leucadendra)

A.

Klasifikasi Kayu Putih dan Deskripsi Tanaman

Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Kelas

: Dicotiledonae

Ordo

: Myrtales

Family

: Myrtaceae

Genus

: Melaleuca

Spesies

: Melaleuca leucadendra, (L.) L


Tumbuhan dari famili Myrtaceae merupakan salah satu sumber minyak atsiri yang

memiliki nilai komersial yang cukup tinggi. Beberapa jenis dari famili ini yang terkenal
sebagai penghasil minyak atsiri adalah tumbuhan dari marga Eucalyptus dan Melaleuca.
Tumbuhan kayu putih (Melaleuca leucadendra (L). L) merupakan tumbuhan perdu
yang mempunyai batang pohon kecil dengan banyak anak cabang yang menggantung ke
bawah. Bunga kayu putih berwarna merah, sedangkan kulit batang kayunya berlapis-lapis
dengan permukaan terkelupas. Daun tunggal, bentuk lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi
rata, permukaan berbulu, pertulangan sejajar, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir,
panjang 7-8 cm, mahkota 5 helai, warna putih. Buah kotak, beruang tiga, tiap ruang terdapat
banyak biji. Jenis ini telah berkembang luas di Indonesia, terutama di pulau Jawa dan Maluku
dengan memanfaatkan daunnya untuk disuling secara tradisional oleh masyarakat maupun
secara komersial menjadi minyak atsiri yang bernilai ekonomi tinggi. Jenis tanaman ini
mempunyai daur biologis yang panjang, cepat tumbuh, dapat tumbuh baik pada tanah yang
berdrainase baik maupun jelek dengan kadar garam tinggi maupun asam dan toleran ditempat
terbuka serta tahan terhadap kebakaran. Keistimewaan tanaman ini adalah mampu bertahan
hidup di tempat yang kering, di tanah yang berair, atau di daerah yang banyak memperoleh
guncangan angin atau sentuhan air laut. Tanaman ini tumbuh liar di daerah berhawa panas.
Tanaman kayu putih tidak memerlukan syarat tumbuh yang spesifik. Pohon kayu putih dapat
mencapai ketinggian 45 kaki. Dari ketinggian antara 5 - 450 m di atas permukaan laut,
terbukti bahwa tanaman yang satu ini memiliki toleransi yang cukup baik untuk berkembang.
(Lutony, 1994).

Bagian yang paling berharga dari tanaman kayu putih untuk keperluan produksi
minyak atsiri adalah daunnya. Daun kayu putih yang akan disuling minyaknya mulai bisa
dipangkas atau dipungut setelah berumur lima tahun. Seterusnya dapat dilakukan setiap enam
bulan sekali sampai tanaman berusia 30 tahun. Di beberapa daerah yang subur, tanaman kayu
putih telah bisa dipungut daunnya pada usia dua tahun. Setiap pohon kayu putih yang telah
berumur lima tahun atau lebih dapat menghasilkan sekitar 50-100 kg daun berikut ranting.
Daun merupakan bagian tumbuhan yang terpenting, karena dari daun inilah akan
dihasilkan minyak kayu putih. Tanaman kayu putih termasuk jenis tumbuhan kormus karena
tubuh tanaman secara nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu akar
(radix), batang (caulis), dan daun (folium). Daun kayu putih terdiri atas dua bagian, yaitu
tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).
1.

Tangkai daun (petiolus)

Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaian daun, yang berfungsi
untuk menempatkan helaian daun pada posisi yang tepat, sehingga dapat memperoleh cahaya
matahari sebanyak-banyaknya. Tangkai daun berbentuk bulat kecil, sedangkan panjang
tangkainya bervariasi.
2.

Helaian daun (lamina)

Helaian daun kayu putih bercirikan berwarna hijau muda untuk daun muda dan hijau
tua untuk daun tua karena mengandung zat warna hijau atau khlorofil. Selain itu daun
kayu putih memiliki tulang daun dalam jumlah yang bervariasi antara 3 5 buah, tepi daun
rata dan permukaan daun dilapisi oleh bulu-bulu halus. Ukuran lebar daun kayu putih
berkisar antara 0,66 cm 4,30 cm dan panjangnya antara 5,40 10,15 cm. Daun-daun
tumbuh pada cabang- cabang tanaman secara selang-seling, pada satu tangkai daun terdapat
lebih dari satu helai daun (sehingga disebut sebagai jenis daun majemuk). Daun kayu putih
mengandung cairan yang disebut cineol (sineol) (dimana apabila daun diremas, cairan ini
akan keluar dan mengeluarkan aroma yang khas). Selain itu daun kayu putih juga
mengandung komponen lain, seperti: terpineol, benzaldehyde, dipentene, limonene dan
pinene.
B.

Metabolit Sekunder Kayu Putih

Hampir semua bagian tanaman ini (kulit batang, daun, ranting, dan buah kayu putih)
dapat dimanfaatkan sebagai obat. Secara empiric, daun kayu putih berkhasiat untuk
menghilangkan bengkak dan menghilangkan nyeri (analgetika), radang usus, diare, reumatik,
asma, radang kulit eczema, insomnia, dan sakit kepala. Daun dimanfaatkan untuk keperluan

sendiri yang dengan sangat sederhanayaitu dengan disuling. Minyak atsiri, dapat
dipergunakan terhadap radang cabang tenggorokan (dihirup). Seduhan dari daun-daun dapat
diminum seperti teh sebagai penghilang kepenatan. Daun kayu putih yang direbus dapat
digunakan sebagai obat sakit perut, rematik, nyeri pada tulang dan saraf (neuralgia), radang,
usus, diare, batuk, demam, sakit kepaladan sakit gigi atau dimanfaatkan sebagai obat luar
untuk radang kulit akzema dansakit kulit karena alergi. Dalam penggunaannya, kulit batang
kayu putih dapat dicampur dengan ramuan lain. Misalnya untuk obat luka benanah, kulit
kayu putih dapatdicampur dengan sedikit jahe dan asem jawa lalu ditumbuk halus yang
kemudian ditempelkan pada bagian yang luka. Ramuan tersebut akan membersihkan lukadan
menghisap nanah yang terdapat pada luka (Atsiri, 2011).
Daunnya yang mengandung minyak atsiri terdiri dari sineol 50%-65%, Alfa-terpineol,
Alfa-pineria, carvacrol, valeraldehida, benzaldehida, limoncna, dan melaleucin. Sedangkan
buahnya mengandung tannin. Kulit pohon tanaman ini mengandung lignin dan melaleucin.
Dimana Melaleuca berkhasiat sebagai analgesik, diaforetik, desinfektan, ekspektoran, dan
antispasmodic.
Minyak Atsiri
Umumnya minyak atsiri dari jenis atau varietas tumbuhan yang berbeda juga
memiliki komponen kimia yang berbeda. Minyak atsiri sebagai bahan wewangian, penyedap
masakan dan obat-obatan memiliki akar sejarah yang dalam. Minyak atsiri, minyak mudah
menguap atau minyak terbang merupakan dari senyawa yang berwujud cairan atau padatan
yang memiliki komposisi maupun titik didih yang beragam yang diperoleh dari bagian
tanama, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga (Sastrohamidjojo, 2004).
Dalam tanaman minyak atsiri mempunyai 3 fungsi yaitu membantu proses
peyerbukan dengan menarik beberapa jenis serangga atau hewan, mencegah kerusakan
tanaman oleh serangga atau hewan lain dan sebagai cadangan makanan dalam tanaman.
Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa proses metabolisme dalam tanaman, yang
terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air. Minyak
tersebut disintesa dalam sel kelenjar pada jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk
dalam pembuluh resin (Ketaren, 1985).
Dalam tumbuhan minyak atsiri terkandung dalam berbagai jaringan, seperti didalam
rambut kelenjar (pada suku Labiatae), di dalam sel-sel parenkim (pada suku Zingiberaceae
dan Piperaceae), di dalam saluran minyak (pada suku Umbelliferae), di dalam rongga-rongga
skizogen dan lisigen (pada suku Myrtaceae, Pinaceae, Rutaceae), terkandung didalam semua
jaringan (pada suku Coniferae) (Gunawan & Mulyani, 2004).

Pada umumnya perbedaan komponen minyak atsiri disebabkan perbedaan jenis


tanama penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panen, metode ekstraksi yang
digunakan dan cara penyimpanan minyak (Ketaren, 1985). Minyak atsiri umumnya terdiri
dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen
(H), dan Oksigen (O) serta beberapa persenyawaan kimia yang mengandung unsur Nitrogen
(N) dan Belerang (S). Pada umumnya sebagian besar minyak atsiri terdiri dari campuran
persenyawaan golongan hidrokarbon dan hidrokarbon teroksigenasi. Manfaat lain kayu putih
sebagai kesehatan adalah (Ayu, 2011):
1.

Anti Septic dan Bakteri : Minyak kayu putih ini sangat efisien dalam

menanggulangi infeksi dari kuman, virus dan jamur, seperti tetanus, influenza dan penyakitpenyakit menular lainnya seperti kolera, tipus dan sebagainya. Sebagai obat luar digunakan
untuk luka yang disebabkan besi yang berkarat agar terlindung dari tetanus.
2.

Insektisida dan Vermifuge : Minyak kayu putih sangat efisien dalam

berkendaraan jauh agar tidak masuk angin dan membunuh serangga. Aroma yang kuat
sehingga bisa ditambah cairan lain kemudian dimasukan ke semprotan dan digunakan untuk
mengusir nyamuk dan serangga lainnya.
3.

Decongestant dan Expetorant : Kayu putih dapat dimanfaatkan untuk

mengobatan gangguan pada hidung dan tenggorokan, organ pernapasan lainnya dan batuk
serta infeksi lain yang menyebabkan radang tenggorokan dan bronchitis.
4.

Kosmetik dan Tonik : bermanfaat untuk menghaluskan dan dan mencerahkan

kulit dan bebas dari infeksi sehingga banyak dipergunakan untuk kosmetik, dapat mencegah
infeksi pada kulit tersebut maka dipergunakan jugu sebagai tonik (pelindung).
5.

Perangsang dan Sudororific : Bermanfaat merangsang saraf-saraf pada tubuh,

memberikan ef.ek pemanasan dan mempelancar sirkulasi pengeluaran sehingga dapat


membantu toksin dikeluarkan daru tubuh melalui saluran pengeluaran.
6.

Analgesik : bermanfaat mengurangi rasa sakit seperti sakit gigi, sakit kepala,

sakit pada persendian, otot , pilek, demam dan lain-lain.


7.

Panas : bermanfaat untuk mengurangi demam yang disebabkan karena

terjadinya infeksi dengan mengelurkannya melalui keringat sehingga bisa mendinginkan suhu
tubuh.
8.

Udara : bermanfaat untuk mengeluarkan angin bagi penderita yang masuk angin,

mencegah masuk angin serta membantu mengeluarkan angin yang ada dalam perut melalui
saluran pembuangan.

9.

Anti Sakit Saraf : bermanfaat untuk mengatasi sakit sarat di sekitar daerah mulut

termasuk tenggorokan, telinga, amandel, pangkal hidung, hulu tenggorokan dan sekitarnya.
Sakit parah akibat konpresi di sekitar tenggorokan yang disebabkan makan premen, makanan,
banyak tertawa dan berteriak.

1.

Klasifikasi Ilmiah Jeruk Nipis

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus: Citrus
Spesies: Citrus aurantifolia (Christm.) Swing
2.

Bagian-bagian dari Tanaman Jeruk Nipis

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk
jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Batang pohonnya berkayu
ulet dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Tanaman jeruk
nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah. Bunganya berukuran kecil-kecil berwama
putih dan buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong berwarna (kulit luar) hijau atau
kekuning-kuningan. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya
menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung. 1. Syarat Tumbuh
a. Iklim Ketinggian tempat : 200 m 1.300 m di atas permukaan laut Curah hujan tahunan :
1.000 mm 1.500 mm/tahun Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan 12 bulan Bulan
kering (di bawah 60 mm/bulan): 0 bulan 6 bulan Suhu udara : 200 C 300 C Kelembapan :
sedang tinggi Penyinaran : sedang b. Tanah Jenis : latosol, aluvial, andosol. Tekstur :
lempung berpasir lempung dan lempung liat Drainase : baik Kedalaman air tanah : 40 cm

170 cm dari permukaan tanah Kedalaman perakaran : di bawah 40 cm dari permukaan tanah
Kemasaman (pH) : 4 9 Kesuburan : sedang tinggi 2.
3.

Kandungan Jeruk Nipis

Naringenin, adalah salah satu zat aktif yang ada dalam flavonoids yang terkandung dalam
seluruh famili jeruk dan tomat. Penelitian menunjukkan bahwa kandungan naringenin
tersebut dapat mencegah pertumbuhan tumor dengan cara memperbaiki deoxyribose nucleic
acid atau yang akrab disebut dengan DNA .
Sebuah percobaan yang dilakukan pada seekor tikus menunjukkan bahwa kandungan
naringenin juga dapat membantu proses pembakaran lemak berlebih dengan cara
menstimulasi metabolisme liver (organ hati). Naringenin juga diketahui dapat meningkatkan
kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kolesterol jahat (HDL).
Semua famili citrus memiliki manfaat yang cukup besar bagi kesehatan. Salah satu jenis jeruk
yang paling sering dikonsumsi adalah jeruk nipis. Meski tidak banyak yang mengonsumsinya
secara langsung karena rasanya yang terlalu asam, sari jeruk nipis memiliki khasiat yang
hebat bagi kesehatan, khususnya bagi Anda yang sedang mencari pengobatan herbal.
Sari jeruk nipis mengandung minyak limonene dan linalool, flavonoid seperti poncirin,
hesperidine, rhoifolin dan naringin. Sedangkan jeruk nipis yang sudah matang memiliki
kandungan synephrine dan N-methyltyramine, kalsium, fosfor, besi dan vitamin A, B1, dan
C.
4.

Fungsi Jeruk Nipis

Sebagai herbal alami, jeruk nipis berkhasiat untuk meredakan batuk, peluruh dahak
(mukolitik), peluruh kencing (diuretik) dan keringat, serta membantu proses pencernaan.
Berikut 5 manfaat jeruk nipis yang dijadikan obat herbal untuk mengobati berbagai macam
penyakit seperti dilansir kompas.com:
Mengatasi Wasir
Ambil 10 gr akar pohon jeruk nipis. Cuci bersih lalu rebus dengan air mendidih selama 30
menit dan saring. Minum dalam keadaan hangat tiga kali sehari.
Mengobati Amandel

Cuci 3 kulit jeruk nipis. Potong-potong menjadi bagian kecil lalu rebus dengan 2 gelas air
mendidih hingga tersisa nya kemudian saring. Dalam keadaan hangat gunakan air tersebut
untuk berkumur, 3-4 kali sehari.
Meredakan Batuk
Siapkan segelas air hangat. Peras satu buah jeruk nipis dicampur dengan satu sendok
makan madu dan sedikit garam, aduk hingga rata dan saring. Minum 2-3 kali sehari untuk
meredakan batuk Anda.
Mencegah Bau Badan
Potong satu jeruk nipis berukuran besar menjadi dua bagian. Olesi bagian dalam jeruk
dengan kapur sirih. Oleskan di ketiak setelah mandi. Diamkan selama 5 menit lalu bilas.
Meringankan Radang Tenggorokan
Potong 3 buah jeruk nipis yang sudah masak lalu peras. Seduh sari jeruk nipis dengan air
panas. Tambahkan 1 sendok makan madu murni dan aduk rata. Gunakan ramuan ini untuk
berkumur selama 2-3 menit saat air dalam keadaan hangat. Ulangi 3 kali sehari.

Salah satu spesies dari Suku rustaceae


adalah
Citrus
hystrix
atau
jeruk
purut. Di
Indonesia daun jeruk purut
digunakan sebagai bumbu masak. Buahnya lebih
b
anyak digunakan
untuk perawatan tubuh dan
ku
lit
nya
digunakan untuk makanan. Kulit buah ini
dapat
dima

nfaatkan untuk bahan shampoo pencuci rambut (Rahmi, 2013


).
Jeruk
purut mengandung flavanoid,
karot
enoid, limonoid dan mineral. Flavanoid utama
dalam jeruk adalah
naringin
, narirutin, dan hesperidin
yang terdap
at pada kulit buah, dan bulir
bulir daging buah jeruk. Flavanoid
berfungsi sebagai
bahan anti oksidan yang mampu
menetralisir
oksigen
reaktif dan berkontrib
usi terhadap pencegahan
pen
yakit kronis seperti
kanker
(Devy
et al
.
, 2010).

Seledri (Apium graveolens L.) adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa digunakan
sebagai bumbu masakan. Beberapa negara termasuk Jepang, Cina dan Korea mempergunakan
bagian tangkai daun sebagai bahan makanan. Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan oleh
penjajah Belanda dan digunakan daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai lalap.
Penggunaan seledri paling lengkap adalah di Eropa: daun, tangkai daun, buah, dan umbinya
semua dimanfaatkan.
Klasifikasi ilmiah
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Kelas

: Monocotyledoneae

Ordo

: Umbelliferales

Famili

: Umbelliferae

Genus

: Apium

Spesies

: Apium graveolens L.

Kandungan Senyawa Kimia Tanaman Seledri


Kandungan herba seledri tiap 100 g berisi 93 ml air, 0.9 g protein, 0.1 g lemak, 4 g
karbohidrat 0.9 g serat, 1.7 g abu, 130 IU vitamin A, 0.08 mg vitamin B1, 0.12 mg vitamin
B2, 0,6 mg niacin, 15 mg vitamin C, 50 mg Ca, 40 mg P, 1 mg Fe, 151 mg Na, 85 g Mg, dan
400 mg K. Nilai energinya adalah 113 kJ/100 g (Dalimartha 2000). Seledri juga mengandung
glukosida apiin, flavonoid (berupa apigenin, apiin dan diosmin), saponin, tanin, minyak atsiri,
kolin, lipase, asparaginase, tirosin, glutamin, (Siesonsma 1994, Syabana 2005, Nurhidayah
2005, dan Martaningtyas 2005).
Terdapat juga sejumlah flavonoid seperti graveobiosid A (1-2%)dan B (0,1 0,7%), serta
senyawa golongan fenol. Komponen lainnya adalah apiin, isokuersitrin, furanokumarin, serta
isoimperatorin. Kandungan asam lemak utama dalah asam petroselin (40-60%). Daun dan
tangkai daun seledri mengandung steroid seperti stigmasterol dan sitosterol.
1. Apigenin
Apigenin merupakan salah satu senyawa yang terdapat dalam seledri dan dapat digunakan
sebagai obat asam urat (Duke, 1999). Apigenin pada seledri memiliki sifat antibakteri.
Apigenin juga dapat mencegah penyempitan pembuluh darah dan Phthalides yang dapat
mengendurkan otot-otot arteri atau membuat rileks pembuluh darah. Kandungan itulah yang

mengatur aliran darah yang memungkinkan pembuluh darah membesar dan mengurangi
tekanan darah.
Sebuah skripsi di UNDIP membuktikan bahwa flavonoid (apigenin), senyawa butil phthalide,
dan kalium pada seledri (Apium graveolens Linn) dapat menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
Apigenin merupakan komponen flavonoid utama dari seledri yang termasuk ke dalam
golongan flavon (Harborne 1986). Rumus molekulnya adalah C15H10O5 dengan bobot
molekul 270,23 g/mol. Nama internasionalnya adalah 5,7-dihidroksi-2-(4-hidroksifenil)-4H1-benzopiran-4-on
2. Minyak Atsiri
Minyak atsiri yang dikandungnya memberikan aroma yang khas pada tanaman seledri.
Minyak atsiri ini memiliki berbagai macam unsur yang kaya antimikroba, antioksidan,
antiinfectious dan detoksifikasi serta asam Komponen utama yang berperan sebagai pembawa
aroma adalah butilftalida dan butilidftalida.
Cineole, salah satu dari 11 unsur minyak esensial dan assal linoleat pada seledri memiliki
sifat anti tematik dan anti artritik. Dapat membantu untuk mengurangi pembengkakan yang
disebabkanoleh dua kondisi misalnya pembengkakan akibat kerusakan ginjal atau anemia.
Unsur borneol dan linalol pada minyak esensial seledri dapat membantu pencernaan, fungsi
hati dan ikatan perut. Sedangkan unsur cironelol merupakan antiseptik yang sangat baik.
3. Tanin
Daun seledri mengandung tanin sebayak 2,09-7,42 %, sedangkan pada tangkai daun lebih
banyak.
4. Kumarin

Senyawa kumarin yang banyak ditemukan dalam biji yaitu bergapten, seselin, isoimperatorin,
astenol, isopimpinelin dan apigrafin. Senyawa bergapten yang dapat digunakan sebagai tabir
surya.kandungan kumarin fitokimia dalam seledri mampu mencegah pembentukan dan
perkembangan kanker usus dan perut.

Anda mungkin juga menyukai