TINJAUAN PUSTAKA
c.Daun
Daun tunggal, menyirip menyerupai daun majemuk. Bentuknya memanjang
hingga lanset menyempit, dengan bintik kelenjar bulat dekat tepinya, warnanya hijau
d.Bunga
Bunganya merupakan bunga majemuk. Bunga ini berbentuk cawan dengan
tangkai yang panjang. Memiliki organ-organ bunga yang lengkap, berupa putik dan
benang sari pada tengah bunga, warnanya kuning atau orange.
Bunga tahi ayam sering disebut sebagai kenikir, randa kencana dan ades
(Indonesia), tahi kotok (Sunda), amarello (Filipina), African Marigold, Astec
Marigold, American Marigold, Big Marigold (Inggris). Tagetes erecta L termasuk
kedalam keluarga Compositae (Asteraceae) dan mempunyai 59 species. Tanaman ini
merupakan salah satu herba hias yang biasa digunakan sebagai tanaman pagar dan
pembatas. Secara komersial sebagai bunga potong, karena mempunyai bentuk bunga
yang unik dan warnanya yang mencolok (Anonim I, 2010)
Mungkin karena baunya yang tidak seharum bunga mawar, cempaka dan lain-
lain, bunga tahi ayam tidak begitu diminati orang. Walaupun demikian faktor bau
tersebut tidak menyebabkan masyarakat menjauhkannya sebagai tanaman hias, karena
sebenarnya bunga tahi ayam mempunyai khasiat yang tinggi dari segi pengobatan
herba dan tradisional. Menurut, Ketua Pusat Sumber Genetik Tumbuhan Bio sains
UPM, Serdang Selangor, Dr.Moh.Said Saad, tanaman ini mujarab untuk mengobati
luka-luka pada anggota tubuh. Pada dasarnya tumbuhan ini mempunyai khasiat yang
baik sebagai pengobatan herba karena tumbuhan ini mempunyai sifat antiseptik. Sifat
antiseptik tumbuhan tagetes erecta L ini, terdapat pada lendir yang keluar dari
daunnya yang segar. Berdasarkan pengakuan beberapa pengamal pengobatan
tradisional, daun bunga tahi ayam ini juga dapat untuk mengobati pembengkakan atau
pun terseliuh pada anggota tubuh tertentu. Cara pemakaiannya dengan meremas
beberapa helai daunnya dan diletakkan di tempat yang bengkak. Kemudian dibalutlah
dengan sehelai kain dan dibiarkan hingga rasa bengkak hilang (Anonim III, 2009).
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah bunganya. Bunga bisa
dikeringkan untuk penyimpanan. Namun , daun dan minyaknya juga berkhasiat untuk
obat. Larutan bunga bisa digunakan untuk membunuh belatung pada tanaman.
Caranya, giling bunga (3g) sampai halus, lalu tambahkan satu liter air. Saring dan siap
digunakan untuk menyemprot tanaman.
Minyak yang terdapat dalam alam terbagi menjadi 3 golongan yaitu minyak mineral
(mineral oil), minyak nabati dan hewani yang dapat dimakan (edible fat) dan minyak
atsiri (essential oil). Dalam tanaman, minyak atsiri mempunyai 3 fungsi, yaitu: 1)
membantu proses penyerbukan dengan menarik beberapa jenis serangga atau hewan,
2) mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan dan 3) sebagai cadangan
makanan dalam tanaman. Minyak atsiri dalam industri digunakan untuk pembuatan
kosmetik, parfum, antiseptik, obat-obatan, “flavoring agent” dalam bahan pangan atau
minuman dan sebagai pencampur rokok kretek (Ketaren, 1985).
Ditinjau dari sumber alami minyak atsiri, substansi mudah menguap ini dapat
dijadikan sebagai ciri khas dari suatu jenis tumbuhan karena setiap tumbuhan
menghasilkan minyak atsiri dengan aroma yang berbeda. Dengan kata lain, setiap
jenis tumbuhan menghasilkan minyak atsiri dengan aroma yang spesifik. Memang ada
beberapa jenis minyak atsiri yang memiliki aroma yang mirip, tetapi tidak persis
sama, dan sangat bergantung pada komponen kimia penyusun minyak tersebut
(Agusta, 2000).
Destilasi dapat didefenisikan sebagai cara penguapan dari suatu zat dengan perantara
uap air dan proses pengembunan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi
merupakan metode yang paling berfungsi untuk memisahkan dua zat yang berbeda,
tetapi tergantung beberapa faktor, termasuk juga perbedaan tekanan uap air (berkaitan
dengan perbedaan titik didihnya) dari komponen-komponen tersebut. Destilasi
melepaskan uap air pada sebuah zat yang tercampur yang kaya dengan komponen
yang mudah menguap daripada zat tersebut ( Pasto, 1992).
Beberapa jenis bahan tanaman sumber minyak atsiri perlu dirajang terlebih
dahulu sebelum disuling. Hal ini untuk memudahkan proses penguapan minyak yang
terdapat di dalamnya karena perajangan ini menyebabkan kelenjar minyak dapat
terbuka selebar mungkin. Tujuan lainnya yaitu agar rendemen minyak menjadi lebih
tinggi dan waktu penyulingan lebih singkat (Lutony, 1994).
Pada umumnya variasi komposisi minyak atsiri disebabkan oleh perbedaan jenis
tanaman penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panenan, metode
ekstraksi yang dipergunakan dan cara penyimpanan minyak.
Pada umunya sebagian besar minyak atsiri terdiri dari campuran persenyawaan
golongan hidrokarbon dan Oxygenated hidrocarbon. Disamping itu minyak atsiri
mengandung resin dan lilin dalam jumlah kecil yang merupakan komponen tidak
dapat menguap (Ketaren, 1985).
Sintesa terpenoid sangat sederhana sifatnya. Ditinjau dari segi teori reaksi
organik sintesa ini hanya menggunakan beberapa jenis reaksi dasar. Reaksi-reaksi
selanjutnya dari senyawa antara GPP, FPP, dan GGPP untuk menghasilkan senyawa-
senyawa terpenoid satu per satu hanya melibatkan beberapa jenis reaksi sekunder
pula. Reaksi-reaksi sekunder ini lazimnya adalah hidrolisa, siklisasi, oksidasi, reduksi,
dan reaksi-reaksi spontan yang dapat berlangsung dengan mudah dalam suasana netral
dan pada suhu kamar, seperti isomerisasi, dehidrasi, dekarbosilasi, dan sebagainya
O
O O O O
CH3 C SCoA
CH3 C SCoA + CH3 C SCoA CH3 C CH2 C SCoA
OH O OPP
OH O O-
H
CH3 C CH2 C SCoA CH3 C CH2 C OH CH3 C CH2 C
CH2 CH2 OH O
CH2 C SCoA CH2 CH2 OH
CH3 CH2 H
OPP
H
OPP IPP
DMAPP
Monoterpen
OPP
Geranil pirofosfat
OPP
H
OPP Seskuiterpen
Farnesil pirofosfat 2X
OPP Triterpen
H
Diterpen
OPP
2X
Geranil-geranil pirofosfat
Tetraterpen
CH2OH
- H2 O
Geraniol
(trans) Mirsen
OH
H , O
CHO
Linalool Sitronelal
O
CH2OH
CHO
Nerol
(cis)
Sitral
(Achmad, S. 1986)
Farnesol
CH2
- H+
OPP
Trans-Farnesil pirofosfat
Humulen
H2C
- H+
OPP
cis-Farnesil pirofosfat
Bisabolen
Sekarang ini sistem GC-MS sebagian digunakan sebagai peran utama untuk
analisa makanan dan aroma, petroleum, petrokimia dan zat-zat kimia di laboratorium.
Kromatografi gas merupakan kunci dari suatu teknik anlitik dalam pemisahan
komponen mudah menguap, yaitu dengan mengkombinasikan secara cepat analisa
sehingga pemecahan yang tinggi mengurangi pengoperasian. Keuntungan dari
kromatografi gas adalah hasil kuantitatif yang bagus dan harganya lebih murah.
Sedangkan kerugiannya tidak dapat memberikan indentitas atau struktur untuk setiap
puncak yang dihasilkan dan pada saat proses karakteristik yang didefenisikan sistem
tidak bagus (Mcnair, 2009).
Gas pembawa yang paling sering dipakai adalah helium (He), argon (Ar),
nitrogen (N2), hidrogen (H2), dan karbondioksida (CO2). Keuntungannya adalah
karena semua gas ini tidak reaktif dan dapat dibeli dalam keadaan murni dan kering
yang dikemas dalam tangki tekanan tinggi. Pemilihan gas pembawa tergantung pada
detektor yang dipakai. Gas pembawa harus memenuhi sejumlah persyaratan, antara
lain harus inert (tidak bereaksi dengan sampel, pelarut sampel, material dalam kolom),
murni, dan mudah diperoleh (Agusta, 2000).
Lubang injeksi didesain untuk memasukkan sampel secara cepat dan efesien.
Pada dasarnya, ada 4 jenis injektor pada kromatografi gas, yaitu :
a. Injeksi langsung (direct injection), yang mana sampel yang diinjeksikan akan
diuapkan dalam injektor yang panas dan 100% masuk menju kolom.
b. Injeksi terpecah (split injection), yang mana sampel yang diinjeksikan
diuapkan dalam injektor yang panas dan selanjutnya dilakukan pemecahan.
2.3.1.3 Kolom
Fase diam disapukan pada permukaan dalam medium, seperti tanah diatome
dalam kolom atau dilapiskan pada dinding kapiler. Berdasarkan bentuk fisiknya, fase
diam yang umum digunakan pada kolom adalah fase diam padat dan fase diam cair.
Berdasarkan sifatnya fase diam dibedakan berdasarkan kepolarannya, yaitu nonpolar,
sedikit polar, setengah polar (semi polar), dan sangat polar. Berdasarkan sifat minyak
atsiri yang non polar sampai sedikit polar, untuk keperluan analisis sebaiknya
digunakan kolom dalam fase diam yang bersifat sedikit polar. Jika dalam analisis
minyak atsiri digunakan kolom yang lebih polar, sejumlah puncak yang dihasilkan
menjadi lebar (lebih tajam) dan sebagai puncak tersebut juga membentuk ekor. Begitu
juga dengan garis dasarnya tidak rata dan terlihat bergelombang. Bahkan
kemungkinan besar komponen yang bersifat nonpolar tidak akan terdeteksi sama
sekali (Agusta, 2000).
Suhu merupakan salah satu faktor utama yang menentukan hasil analisis
kromatografi gas dan spektrometri massa. Umumnya yang sangat menentukan adalah
pengaturan suhu injektor dan kolom. Kondisi analisis yang cocok sangat bergantung
pada komponen minyak atsiri yang akan dianalisis (Agusta, 2000).
2.3.1.6 Detektor
Pemboman molekul oleh sebuah arus elektron pada energi mendekati 70 elektron volt
dapat menghasilkan banyak perubahan pada struktur molekul. Salah satu proses yang
terjadi yang disebabkan oleh pemboman dengan elektron adalah keluarnya sebuah
elektron dari molekul sehingga terbentuklah kation radikal [M.]+. Ion berenergi tinggi
ini serta hasil fragmentasinya merupakan dasar bagi cara analisis spektrometri massa
(Pine, 1988).
Arus uap dari pembocor molekul masuk ke dalam kamar pengion ditembak
pada kedudukan tegak lurus oleh seberkas elektron yang dipancarkan dari filamen
panas. Satu dari proses yang disebabkan oleh tabrakan tersebut adalah ionisasi dari
molekul yang berupa uap dengan kehilangan satu elektron dan terbentuk ion molekul
bermuatan positif (a). Karena molekul senyawa organik mempunyai elektron
berjumlah genap maka proses pelepasan satu elektron menghasilkan ion radikal yang
mengandung satu elektron tidak berpasangan.
-e +e
M M M M
( a) (b)
Proses lain, molekul yang berupa uap tersebut menangkap sebuah elektron
membentuk ion radikal bermuatan negatif (b) dengan kemungkinan terjadi jauh lebih
kecil daripada ion radikal bermuatan positif (Sudjadi, 1985).
Dalam spektrometer massa, reaksi pertama suatu molekul adalah ionisasi awal-
abstraksi (pengambilan) sebuah elektron. Hilangnya sebuah elektron menghasilkan
ion molekul. Dari peak untuk radikal ion ini, yang biasanya adalah peak yang paling
Spektrum inframerah dapat diperoleh dari gas, cairan atau padatan. Spektrum
gas atau cairan yang mudah menguap dapat diperoleh dengan memuaikan cuplikan
kedalam suatu sel yang telah dikosongkan. Teknik fase uap ini terbatas karena secara
nisibi sejumlah besar senyawa tidak mempunyai tekanan uap cukup tinggi agar
menghasilkan spektrum yang dapat dimanfaatkan (Silverstein, 1981).
2.5.Bakteri
Cat yang umum dipakai adalah cat Gram. Diantara bermacam-macam bakteri
yang dicat, ada yang dapat menahan zat warna ungu dalam tubuhnya meskipun telah
didekolorisasi dengan alkohol atau aseton. Dengan demikian tubuh bakteri itu tetap
berwarna ungu meskipun disertai dengan pengecatan oleh zat warna kontras, warna
ungu itu tetap dipertahankan. Bakteri yang memberi reaksi semacam ini dinamakan
bakteri Gram positif. Sebaliknya , bakteri yang tidak dapat menahan zat warna setelah
didekolorisasi dengan alkohol akan kembali menjadi tidak berwarna dan bila
diberikan pengecatan dengan zat warna kontras, akan berwarna sesuai dengan zat
warna kontras. Bakteri yang memperlihatkan reaksi semacam ini dinamakan bakteri
Gram negatif (Irianto, 2006).
2.6. Antioksidan
2.6.1 Pengertian Antioksidan
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif
karena mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya.
Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan bereaksi dengan
molekul disekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron. Reaksi ini akan
berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan akan menimbulkan
berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan dini, serta penyakit
degeneratif lainnya. Persyaratan (sesuai peraturan/undang – undang) : Antioksidan
sebagai bahan tambahan pangan batas maksimum penggunaannya telah diatur oleh
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 772/Menkes/Per/IX/88, antioksidan yang
diizinkan penggunannya antara lain asam askorbat, asam eritrobat, askorbil palmitat,
askorbil stearat, butil hidroksilanisol (BHA), butil hidrokinin tersier, butil
hidroksitoluen, dilauril tiodipropionat, propil gallat, timah (II) klorida, alpha tokoferol,
tokoferol, campuran pekat (Wisnu Cahyadi, 2008).