BATUAN BEKU
3.1
Tujuan Identifikasi
3.2
Teori Dasar
3.2.1
Gambar 3.1
Rock Cycle
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras,
dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai
batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan
50
ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair
ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi.
Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses
berikut: kenaikan
temperatur, penurunan
tekanan, atau
perubahan
komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan,
sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun
(1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental
yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500
2.5000C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak
bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang
larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lainlain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (nongas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan
beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke
permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut
dikenal dengan peristiwa penghabluran.Berdasarkan penghabluran mineralmineral silikat (magma), oleh NL.Bowen disusun suatu seri yang dikenal
dengan Bowens Reaction Series.
Dalam mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui
karakteristik batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral
batuan beku.
panas yang terdapat di dalam bumi dengan temperatur berkisar antara 600 C
samapai 1500 C.
Magma disusun oleh bahan yang berupa gas (volatil) seperti H2O dan
CO2,dan bukan gas yang umumnya terdiri dari Si, O , Fe , Al , Ca , K ,
Mg ,Na , dan minor element seperti V,Sr,Rb,dll.Magma terdapat dalam
rongga di dalam bumi yang din sebut dapur magma (magma
chamber).Karena magma relatif lebih ringan dari batuan yang ada di
sekitarnya , maka magma akan bergerak naik ke atas.Gerakan dari magma
ke atas ini kadang-kadang di sertai oleh tekanan yang besar dari magma itu
sendiri atau dari tekanan disekitar dapur magma , yang menyebabkan
terjadinya erupsi gunung api.Erupsi gunung api ini kadang-kadang hanya
menghasilkan
lelehan
lava
atau
disertai
dengan
letusan
yang
hebat(eksplosif).
Lava merupakan magma yang telah mencapai permukaan bumi, dan
mempunyai komposisi yang sama dengan magma,hanya kandungan gasnya
relatif lebih kecil.lava yang membeku akan menghasilkan batuan beku
luar(ekstrusif) atau batuan volkanik.Magma yang tidak berhasil mencapai
permukaan bumi dan membeku da dalam bumi akan membentuk batuan
beku dalam (intrusif) atau batuan beku plutonik.
3.2.3 Proses Kristalisasi Magma
Karena magma merupakan cairan yang panas, maka ion-ion yang
menyusun magma akan bergerak bebas tak beraturan.sebaliknya pada saat
magma mengalami pendinginan,pergerakan ion-ion yang tidak beraturan ini
akan menurun,dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk
yang teratur.proses ini di sebut kristalisasi.pada proses ini yang merupakan
kebalikan dari proses pencairan,ion-ion akan saling mengikat satu dengan
yang lainnya dan melepaskan kebebasan untuk bergerak.ion-ion tersebut
akan membentuk ikatan kimia dan membentuk kristal yanmg teratur.pada
52
53
hal-hal
tersebut
pada
saat
pembekuan
magma
hal
di
atas
tekstur
batuan
beku
dapat
dibedakan berdasarkan :
1) DerajatPengkristalan
54
2) Bentuk Kristal
Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama
kali biasanya berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir
biasanya mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna.
Bentuk mineral yang terlihat melalui pengamatan mikroskop yaitu:
4) Ukuran Butir
Halus
:<1 mm
Sedang
: 1-5 mm
Kasar
: 5-30 mm
Sangatkasar
:>30 mm
Faneroporfiritik, fenokrisdanmassadasarmasihdapatdikenali
denganmatatelanjang.
Porfiroafanitik, fenokrisdapatdikenalidenganmatatelanjang,
massadasartidakdapatdikenalidenganmatatelanjang.
Glassy, semuanyagelasvulkanik
56
3.2.5
beku
ekstrusif
adalah
batuan
beku
yang
proses
Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpalgumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada
lingkungan air.
57
kedudukannya
terhadap
perlapisan
batuan
yang
58
Gambar 3.2
Struktur batuan beku intrusif
1.
Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan
disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu :
Gambar 3.3
Perlapisan Sill
59
Gambar 3.4
Perlapisan Laccolith
2.
Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan
disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
Dike, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya
tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong
struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.
60
Gambar 3.5
Perlapisan Dike
61
Gambar 3.6
PerlapisanBatolith
62
Gambar 3.7
Bentuk-bentukintrusi
63
3.2.6
Gambar 3.8
Klasifikasi batuan beku
64
Tabel3.1
Klasifikasi Batuan Beku berdasarkan Tekstur
65
66
Gambar 3.9
Bowen's Reaction Series
Dalam
tabel
diatas
diperlihatkan
urutan
penghabluran
67
Gambar 3.10
Klasifikasi Batuan Beku berdasarkan Komposisi
68
SiO2, TiO2, AIO3, Fe2O3, MnO, CaO, Na2O, K2O, H2O, P2O5. Dari
prosemntase setiap senyawa kimia dapat mencerminkan beberapa
lingkungan pembentukan mineral.
69
kedalam
kategori
ini
adalah
peridotit,
dunit,
danpiroksenit.
Gambar 3.11
Pembagian batuan beku berdasarkan kandungan Silika
Nama Batuan
Kandungan Silika
70
> 66%
52-66%
45-52%
< 45%
: Hendro Kurniawan
: 1401190
: IV (Empat)
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Batuan Beku
1. Jenis Batuan
2. Warna
:1
:1
: Batuan beku Intermediet
: Segar : Abu-abu
Lapuk : Abu-abu kekunigan
3. Tekstur
:
a. Derajat Pengkristalan
: holokristalin
b. Bentuk
Kristal IDENTIFIKASI
: euhedral
LEMBAR
PERAGA BATUAN BEKU
c. Ukuran Butir PRAKTIKUM
: sedang
GEOLOGI FISIK
d. JURUSAN
Pola Susunan
Butir
:
faneritik
S1 TEKNIK GEOLOGI STT MIGAS BALIKPAPAN
4. Komposisi Mineral
a. Mineral sebagai Fenokris : olivin
b. Mineral Massa Dasar
: plagioklase
c. Mineral sebagai Aksesoris : biotit
5. Struktur
: masif
6. Ciri Khusus
: berwarna abu-abu bintik putih
7. Nama Batuan
: Andesit
8. Genesa
: Intrusif
GAMBAR
KETERANGAN GAMBAR
Warna abu-abu
Masif
Ukuran butir sedang
faneritik
PARAF ASPRAK
NILAI
71
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Mineral
1. Mineral sebagai Fenokris
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
:1
:1
: putih
: 1-5 mm
: monoklin
: 34 %
: plagioklas
2. Derajat Pengkristalan
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
: abu-abu
: 1-5 mm
: orthorombik
: 65 %
: olivin
: hitam
: 1-5 mm
: monoklin
:6%
: biotit
72
: Hendro Kurniawan
: 1401190
: IV (Empat)
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Batuan Beku
1. Jenis Batuan
2. Warna
:2
: 17
: Batuan beku asam
: Segar : putih susu
Lapuk : putih kecoklatan
3. Tekstur
:
a. Derajat Pengkristalan
: holokristalin
b. Bentuk Kristal
: euhedral
c. Ukuran Butir
: kasar
d. Pola Susunan Butir
: faneritik
4. Komposisi Mineral
a. Mineral sebagai Fenokris : hornblende
b. Mineral Massa Dasar
: plagioklase
c. Mineral sebagai Aksesoris : biotit
5. Struktur
: vesikuler
6. Ciri Khusus
: warna putih susu
7. Nama Batuan
: Dasit
8. Genesa
: Ekstrusif
GAMBAR
KETERANGAN GAMBAR
Warna putih susu
Vesikuler
Ukuran butir kasar
faneritik
NILAI
PARAF ASPRAK
73
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Mineral
1. Mineral sebagai Fenokris
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
:2
: 17
: hitam
: 1-5 mm
: monoklin
: 25 %
: hornblende
2. Derajat Pengkristalan
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
: putih
: 5-30mm
: monoklin
: 70 %
: plagioklas
: hitam
: 1-5mm
: monoklin
:5%
: biotit
74
: Hendro Kurniawan
: 1401190
: IV (Empat)
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Batuan Beku
1. Jenis Batuan
2. Warna
:3
: 39
: batuan beku basa
: Segar : hitam
Lapuk :putih
3. Tekstur
:
a. Derajat Pengkristalan
: holokristalin
b. Bentuk Kristal
: euhedral
c. Ukuran Butir
: sangat kasar
d. Pola Susunan Butir
: faneritik
4. Komposisi Mineral
a. Mineral sebagai Fenokris : piroksen
b. Mineral Massa Dasar
: plagioklas
c. Mineral sebagai Aksesoris : 5. Struktur
: masif
6. Ciri Khusus
: berwarna hitam
7. Nama Batuan
: gabro
8. Genesa
: intrusif
GAMBAR
KETERANGAN GAMBAR
Warna hitam
Masif
Ukuran butir sangat
kasar
faneritik
NILAI
PARAF ASPRAK
75
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Mineral
1. Mineral sebagai Fenokris
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
:3
: 39
: hitam
: 1-5mm
: monoklin
: 35 %
: biotit
2. Derajat Pengkristalan
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
: hitam kehijauan
: 1-5mm
: monoklin
:65 %
: plagioklas
:
:
:
:
:
76
: Hendro Kurniawan
: 1401190
: IV (Empat)
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Batuan Beku
1. Jenis Batuan
2. Warna
:4
:
: batuan beku basa
: Segar : hitam
Lapuk : hitam kecoklatan
3. Tekstur
:
a. Derajat Pengkristalan
: holohialin
b. Bentuk Kristal
: anhedral
c. Ukuran Butir
: halus
d. Pola Susunan Butir
: porfiroafanitik
4. Komposisi Mineral
a. Mineral sebagai Fenokris : piroksen
b. Mineral Massa Dasar
: plagioklas
c. Mineral sebagai Aksesoris : 5. Struktur
: masif
6. Ciri Khusus
: berwarna hitam
7. Nama Batuan
: basalt
8. Genesa
: intrusif
GAMBAR
KETERANGAN GAMBAR
Warna hitam
Masif
Ukuran butir halus
porfiroafanitik
NILAI
PARAF ASPRAK
77
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Mineral
1. Mineral sebagai Fenokris
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
:4
:
: hitam kehijauan
: 1-5 mm
: monoklin
: 10%
: piroksen
2. Derajat Pengkristalan
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
: hitam
:1-5mm
: monoklin
: 90%
: plagioklas
:
:
:
:
:
78
: Hendro Kurniawan
: 1401190
: IV (Empat)
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Batuan Beku
1. Jenis Batuan
2. Warna
:5
:
: batuan beku ultra-basa
: Segar : hitam
Lapuk : hitam
3. Tekstur
:
a. Derajat Pengkristalan
: hipohialin
b. Bentuk Kristal
:c. Ukuran Butir
: halus
d. Pola Susunan Butir
: glassy
4. Komposisi Mineral
a. Mineral sebagai Fenokris : b. Mineral Massa Dasar
:c. Mineral sebagai Aksesoris : 5. Struktur
: masif
6. Ciri Khusus
: berwarna hitam dengan atau tanpa
campuran warna hijau / putih
7. Nama Batuan
: obsidian
8. Genesa
: ekstrusif
GAMBAR
KETERANGAN GAMBAR
Warna hitam
Masif
Ukuran butir tidak ada
glassy
NILAI
PARAF ASPRAK
79
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Mineral
1. Mineral sebagai Fenokris
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
:5
:
:
:
:
:
:-
2. Derajat Pengkristalan
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
:
:
:
:
:-
:
:
:
:
:-
80
: Hendro Kurniawan
: 1401190
: IV (Empat)
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Batuan Beku
1. Jenis Batuan
2. Warna
:6
:
: batuan beku asam
: Segar : merah
Lapuk : kecoklatan
3. Tekstur
:
a. Derajat Pengkristalan
: holokristalin
b. Bentuk Kristal
: euhedral
c. Ukuran Butir
: kasar
d. Pola Susunan Butir
: faneritik
4. Komposisi Mineral
a. Mineral sebagai Fenokris : kuarsa
b. Mineral Massa Dasar
: ortoklas
c. Mineral sebagai Aksesoris : biotit
5. Struktur
: masif
6. Ciri Khusus
: berwarna merah, diselingi putih dan
hitam
7. Nama Batuan
: granit
8. Genesa
: Intrusif
GAMBAR
KETERANGAN GAMBAR
Warna merah
Masif
Ukuran butir kasar
faneritik
NILAI
PARAF ASPRAK
81
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Mineral
1. Mineral sebagai Fenokris
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
:6
:
: putih susu
: 1-5 mm
: hexagonal
: 27%
: kuarsa
2. Derajat Pengkristalan
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
: merah
: 5-30mm
: hexagonal
:70%
: ortoklas
: hitam
: 1-5mm
: monoklin
:3%
: biotit
82
: Hendro Kurniawan
: 1401190
: IV (Empat)
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Batuan Beku
1. Jenis Batuan
2. Warna
:7
:
: batuan beku basa
: Segar : hitam arang
Lapuk : hitam kecoklatan
3. Tekstur
:
a. Derajat Pengkristalan
: holohialin
b. Bentuk Kristal
: anhedral
c. Ukuran Butir
: halus
d. Pola Susunan Butir
: porfiroafanitik
4. Komposisi Mineral
a. Mineral sebagai Fenokris : biotit
b. Mineral Massa Dasar
: ortoklas
c. Mineral sebagai Aksesoris : hornblende
5. Struktur
: vesikuler
6. Ciri Khusus
: berwarna hitam
7. Nama Batuan
: trachyte
8. Genesa
: ekstrusif
GAMBAR
KETERANGAN GAMBAR
Warna hitam arang
Vesikuler
Ukuran butir halus
porfiroafanitik
NILAI
PARAF ASPRAK
83
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Mineral
1. Mineral sebagai Fenokris
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
:7
:
: hitam
: 1-5mm
: monoklin
: 34%
: biotit
2. Derajat Pengkristalan
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
: putih
:1-5mm
: monoklin
: 60%
: ortoklas
: hitam
: 1-5mm
: monoklin
: 6%
: hornblende
84
: Hendro Kurniawan
: 1401190
: IV (Empat)
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Batuan Beku
1. Jenis Batuan
2. Warna
:8
:
: batuan beku intermediet
: Segar : putih susu
Lapuk :putih kecoklatan
3. Tekstur
:
a. Derajat Pengkristalan
: holokristalin
b. Bentuk Kristal
: euhedral
c. Ukuran Butir
: kasar
d. Pola Susunan Butir
: faneritik
4. Komposisi Mineral
a. Mineral sebagai Fenokris : hornblende
b. Mineral Massa Dasar
: plagioklase
c. Mineral sebagai Aksesoris : piroksen
5. Struktur
: masif
6. Ciri Khusus
: berwarna putih berbintik hitam
7. Nama Batuan
: Diorit
8. Genesa
: Intrusif
GAMBAR
KETERANGAN GAMBAR
Warna putih susu
Masif
Ukuran butir kasar
faneritik
NILAI
PARAF ASPRAK
85
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Mineral
1. Mineral sebagai Fenokris
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
:8
:
: hitam
: 1-5mm
: monoklin
: 18%
: hornblende
2. Derajat Pengkristalan
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
: abu-abu
: 1-5mm
: monoklin
: 80%
: plagioklas
: hitam kehijauan
: 1-5 mm
: monoklin
: 2%
: piroksen
86
: Hendro Kurniawan
: 1401190
: IV (Empat)
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Batuan Beku
1. Jenis Batuan
2. Warna
:9
:
: batuan beku basa
: Segar : putih kecoklatan
Lapuk : coklat
3. Tekstur
:
a. Derajat Pengkristalan
: holokristalin
b. Bentuk Kristal
: euhedral
c. Ukuran Butir
: kasar
d. Pola Susunan Butir
: faneritik
4. Komposisi Mineral
a. Mineral sebagai Fenokris : hornblende
b. Mineral Massa Dasar
: ortoklas
c. Mineral sebagai Aksesoris : 5. Struktur
: masif
6. Ciri Khusus
: berwarna putih kecoklatan
7. Nama Batuan
: syenit
8. Genesa
: intrusif
GAMBAR
KETERANGAN GAMBAR
Warna putih kecoklatan
Masif
Ukuran butir kasar
faneritik
NILAI
PARAF ASPRAK
87
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Mineral
4. Mineral sebagai Fenokris
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
:9
:
: hitam
: 1-5mm
: monoklin
: 10%
:hornblende
5. Derajat Pengkristalan
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
: merahmuda
: 5-30mm
: monoklin
: 90%
: ortoklas
:
:
:
:
:
88
: Hendro Kurniawan
: 1401190
: IV (Empat)
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Batuan Beku
1. Jenis Batuan
2. Warna
: 10
:
: batuan beku basa
: Segar : abu-abu kecoklatan
Lapuk : coklat
3. Tekstur
:
a. Derajat Pengkristalan
: holohialin
b. Bentuk Kristal
: anhedral
c. Ukuran Butir
: halus
d. Pola Susunan Butir
: afanitik
4. Komposisi Mineral
a. Mineral sebagai Fenokris : kuarsa
b. Mineral Massa Dasar
: ortoklas
c. Mineral sebagai Aksesoris : biotit
5. Struktur
: vesikuler
6. Ciri Khusus
: berwarna abu-abu
7. Nama Batuan
: Ryolit
8. Genesa
: ekstrusif
GAMBAR
KETERANGAN GAMBAR
Warna abu-abu
kecoklatan
Vesikuler
Ukuran butir halus
afanitik
NILAI
PARAF ASPRAK
89
No. Urut
No. Peraga
Deskripsi Mineral
1. Mineral sebagai Fenokris
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
: 10
:
: putih
: 1-5mm
: hexagonal
: 12%
: kuarsa
2. Derajat Pengkristalan
a. Warna
b. Ukuran
c. Bentuk
d. Kelimpahan
e. Nama Mineral
: putih keabu-abuan
: 5-30mm
: hexagonal
: 82%
:ortoklas
: hitam
: 1-5mm
: monoklin
: 6%
: biotit
90
3.4
Pembahasan
Pada praktek yang kedua yaitu bauan beku, kami diberikan 4 batuan beku
yang belum teridentifikasi
Pada batuan pertama dengan nomor peraga 1, dapat dilihat bahwa jenis
batuannya adalah batuan beku intermediet, memiliki warna segar abu-abu
dan memiliki warna lapuk abu-abu kekuningan. Derajat pengkristalannya
holokristalin, bentuk Kristal euhedral dengan ukuran butir sedang serta pola
susunan butir faneritik. Batu ini memiliki massa dasar plagioklase,
fenokrisnya olivine, dan aksesorisnya biotit. Memiliki struktur mafik. Dari
ciri tersebut dapat diambil bahwa nama batuannya Andesit dengan
genesanya intrusif.
Pada batuan kedua dengan nomor peraga 17, dapat dilihat bahwa jenis
batuannya adalah batuan beku asam, memiliki warna segar putih susu dan
memiliki warna lapuk putih kecoklatan.
Derajat pengkristalannya
holokristalin, bentuk Kristal euhedral dengan ukuran butir kasar serta pola
susunan butir faneritik. Batu ini memiliki massa dasar plagioklase,
fenokrisnya hornblende, dan aksesorisnya biotit. Memiliki struktur
vesikuler. Dari ciri tersebut dapat diambil bahwa nama batuannya Dasit
dengan genesanya ekstrusif.
Pada batuan ketiga dengan nomor peraga 39, dapat dilihat bahwa jenis
batuannya adalah batuan beku basa, memiliki warna segar hitam dan
memiliki warna lapuk putih. Derajat pengkristalannya holokristalin, bentuk
Kristal euhedral dengan ukuran butir sangat kasar serta pola susunan butir
faneritik. Batu ini memiliki massa dasar muskovit, fenokrisnya biotit, dan
tidak ada mineral aksesoris. Memiliki struktur mafik. Dari ciri tersebut
dapat diambil bahwa nama batuannya gabro dengan genesanya intrusif.
Pada batuan keempat tanpa nomor peraga, dapat dilihat bahwa jenis
batuannya adalah batuan beku basa, memiliki warna segar hitam dan
memiliki warna lapuk hitam kecoklatan.
Derajat pengkristalannya
holohialin, bentuk Kristal anhedral dengan ukuran butir halus serta pola
susunan butir porfiroafanitik. Batu ini memiliki massa dasar piroksen,
91
3.5
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan identifikasi yang telah dilakukan, serta analisa
batuan beku dapat disimpulkan :
1. Bahwa jenis-jenis batuan beku, yaitu batuan beku asam, batuan beku
intermediet dan batuan beku basa dapat ditentukan dari melihat warna
pada batuan beku.
2. Dalam setiap batuan beku, walau jenisnya sama. Namun mineral-mineral
serta massa dasarnya belum tentu sama antara batuan beku yang satu
dengan batuan beku yang lain.
3. Tidak selamanya batuan beku memiliki fenokris, massa dasar dan
aksesoris. Terkadang sebuah batuan hanya memiliki fenokris saja atau
hanya massa dasar saja.
4. Batuan beku intrusif kebanyakan dibentuk dari massa dasar plagioclase,
sedangkan batuan beku ekstrusif kebanyakan dibentuk oleh ortoklas
5. Ciri khas batuan beku adalah kenampakannya yang kristalin, yaitu
memiliki mineral yang mudah terlihat dengan mata telanjang.
92