Caput femoris
Fovea capitis
Trochanter major dan minor
Crista intertrochanterica
Fossa intercondylaris
Linea aspera
Epicondylus medialis
Epicondylus lateralis
Condylus medialis
Condylus lateralis
Linea intercondylaris
M.
M.
M.
M.
M.
M.
M.
M.
M.
gluteus maximus
gluteus medius
gluteus minimus
periformis
gemellus superior dan inferior
obturator internus dan eksternus
quadratus femoris
psoas major dan minor
iliacus
Bagian lateral
-
Bagian anterior
-
M.
M.
M.
M.
M.
M.
M.
M.
vastus lateralis
rectus femoris
vastus intermedius
vastus medialis
pectineus
abductor magnus
gracillis
Sartorius
Bagian posterior
-
M.
M.
M.
M.
semimembranosus
semitendinosus
bicep femoris caput longum
bicep femoris caput brevis
MIKROSKOPIS
Histologi
Ligamen
Tendon
Cartilago fibrosa
1.nukleus
kondrosit
2.serat kolagen
3.lakuna
4.deretan
kondrosit
5.matriks tulang
ANATOMI FEMUR
Femur pada ujung bagian atasnya memiliki caput, collum, trochanter major dan
trochanterminor. Bagian caput merupakan lebih kurang dua pertiga bola dan
berartikulasi denganacetabulum dari os coxae membentuk articulatio coxae. Pada
pusat caput terdapat lekukankecil yang disebut fovea capitis, yaitu tempat
perlekatan ligamentum dari caput. Sebagiansuplai darah untuk caput femoris
dihantarkan sepanjang ligamen ini dan memasuki tulangpada fovea.Bagian collum,
yang menghubungkan kepala pada batang femur, berjalan ke bawah,belakang,
lateral dan membentuk sudut lebih kurang 125 derajat (pada wanita sedikit
lebihkecil) dengan sumbu panjang batang femur. Besarnya sudut ini perlu diingat
karena dapatdirubah oleh penyakit.Trochanter major dan minor merupakan tonjolan
besar pada batas leher dan batang. Yangmenghubungkan dua trochanter ini adalah
linea intertrochanterica di depan dan cristaintertrochanterica yang mencolok di
bagian belakang, dan padanya terdapat tuberculumquadratum.Bagian batang
femur umumnya menampakkan kecembungan ke depan. Ia licin dan bulatpada
permukaan anteriornya, namun pada bagian posteriornya terdapat rabung, linea
aspera.
Tepian linea aspera melebar ke atas dan ke bawah.Tepian medial berlanjut ke bawah
sebagaicrista supracondylaris medialis menuju tuberculum adductorum pada
condylusmedialis.Tepian lateral menyatu ke bawah dengan crista supracondylaris
lateralis. Padapermukaan posterior batang femur, di bawah trochanter major
terdapat tuberositas glutealis,yang ke bawah berhubungan dengan linea aspera.
Bagian batang melebar ke arah ujung distaldan membentuk daerah segitiga datar
pada permukaan posteriornya, disebut fascia poplitea.Ujung bawah femur memiliki
condylus medialis dan lateralis, yang di bagian posteriordipisahkan oleh incisura
intercondylaris. Permukaan anterior condylus dihubungkan olehpermukaan sendi
untuk patella. Kedua condylus ikut membentuk articulatio genu. Di atascondylus
terdapat epicondylus lateralis dan medialis. Tuberculum adductorium
berhubunganlangsung dengan epicondylus medialis.
Tertutup-
terbuka, ketentuan fraktur femur terbuka bila terdapat hubungan antara tulang
patahdengan dunia luar dibagi dalam tiga derajat, yaitu ;
Derajat I : Bila terdapat hubungan dengan dunia luar timbul luka kecil,biasanya
diakibatkan tusukan fragmen tulang dari dalam menembus keluar.
Derajat II : Lukanya lebih besar (>1cm) luka ini disebabkan karena benturandari
luar.
Derajat III : Lukanya lebih luas dari derajat II, lebih kotor, jaringan lunak banyak
yang ikut rusak (otot, saraf, pembuluh darah)
D.
anak)
E.
tulang panjanglainnya karena periost yang melapisi tibia agak tipis, terutama pada
daerah depan yang hanyadilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah dan karena
berada langsung di bawah kulitmaka sering ditemukan adanya fraktur
terbuka.MANIFESTASI KLINIS1.
Pemendekan tulang, karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah
tempatfraktur. Fragmen sering saling melingkupi satu sama lain sampai 2,5 sampai
5,5 cm4.
Krepitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya
derik tulang. Krepitasi yang teraba akibat gesekan antar fragmen satu dengan
lainnya.5.
Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma
danperdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini baru terjadi setelah beberapa jam
ataubeberapa hari setelah cedera.
DIAGNOSIS
1.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Fraktur subtrochanter
6.
Fat embalism syndroma, tetesan lemak masuk ke dalam pembuluh darah. Faktor
resikoterjadinya emboli lemak ada fraktur meningkat pada laki-laki usia 20-40
tahun, usia 70sam pai 80 fraktur tahun.7.
Infeksi, Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada
traumaorthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam. Ini
biasanyaterjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan
bahan lain dalampembedahan seperti pin dan plat.9.
c. Fraktur patologis: fraktur yang disebabkan trauma yamg minimal atau tanpa
trauma.Contoh fraktur patologis: Osteoporosis, penyakit metabolik, infeksi tulang
dan tumor tulang.
3. Lokasi Terjadinya Fraktur FemurFraktur femur dapat terjadi pada beberapa
tempat diantaranya:a. Kolum femorisb. Trokhanterc. Batang femurd. Suprakondilere.
Kondilerf. Kaput
4. Manifestasi Klinisa. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai tulang
dimobilisasi.b. Deformitas disebabkan karena pergeseran fragmen pada fraktur
lengan atau tungkai.c. Pemendekan tulang terjadi karena kontraksi otot yang
melekat di atas dan bawah tempatfraktur.d. Krepus, teraba akibat gesekan antara
fragmen satu dengan lainnya.e. Pembengkakan lokal dan perubahan warna lokal
pada kulit terjadi sebagai akibat traumadan gangguan sirkulasi yang mengikuti
fraktur.
5. Klasifikasi Fraktura. Fraktur komplit adalah patah pada seluruh garis tengah
tulang dan biasanya mengalamipergeseran. (bergeser dari posisi normal).b. Fraktur
tidak komplit adalah patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang.c.
Fraktur tertutup tidak menyebabkan robeknya kulit.d. Fraktur terbuka merupakan
fraktur dengan luka pada kulit atau membrana mukosa sampaikepatahan tulang,
fraktur terbuka digradasi menjadi:
1) Grade 1 dengan luka bersih panjangnya kurang dari 1 cm
2) Grade II luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif
3) Grade III luka yang sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan
lunak ekstensif, merupakan yang paling berate. Fraktur juga digolongkan sesuai
pergeseran anatomis fragmen tulang:
1) Greenstick: fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya
membengkok
2) Transversal: fraktur sepanjang garis tengah tulang
3) Obllik: fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang (lebih tidak stabil
dibandingtransversal)
4) Spiral: fraktur memuntir sepanjang batang tulang
5) Komunitif: fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen
6) Depresi: fraktur dengan pragmen patahan terdorong kedalam (sering terjadi
pada tulangtengkorak dan tulang wajah)
7) Kompresi: fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang
belakang)
8) Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang,
penyakitpaget, metastasis tulang, tumor)
9) Avulsi: tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada perlakatannya
10) Epifiseal: fraktur melalui epifisis
11) Impaksi: fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang yang
lainnya.
6. Proses Penyembuhan tulang
a. Fase hematoma: Proses terjadinya hematoma dalam 24 jam. Apabila terjadi
fraktur padatulang panunjang, maka pembuluh darah kecil yang melewati kanalikuli
dalam sistemhaversian mengalami robekan pada daerah luka dan akan membentuk
hematoma diantarkedua sisi fraktur.
b. Fase proliferasi/ fibrosa: terjadi dalam waktu sekitar 5 hari. Pada saat ini terjadi
reaksi jaringan lunak sekitar fraktur sebagai suatu reaksi penyembuhan, karena
adanya sel-selosteogenik yang berpoliferasi dari periosteum untuk membentuk
kalus eksternal serta padadaerah endosteum membentuk kalus internal sebagai
aktifitas seluler dalam kanalismedularis.
c. Fase Pembentukkan Kalus: Waktu pembentukan kalus 3-4 minggu. Setelah
pembentukan jaringan seluler yang bertumbuh dari setiap fragmen sel dasar yang
berasal dari osteoblas dankemudian pada kondroblas membentuk tulang rawan.
d. Fase Osifikasi: Pembentukan halus mulai mengalami perulangan dalam 2-3
minggu, patahtulang melalui proses penulangan endokondrol, mineral terusmenerus ditimbun sampaitulang benar-benar telah bersatu dengan keras.
e. Fase Remodeling: Waktu pembentukan 4-6 bulan. Pada fase ini perlahan-lahan
terjadireabsorbsi secara eosteoklastik dan tetap terjadi prosesosteoblastik pada
tulang dan kaluseksternal secara perlahan-lahan menghilang (Rasjad, 1998 : 400 ).