Pembimbing :
dr. Henny R. Riana, Sp.KJ
dr. Hening Madonna, Sp.KJ
dr. Esther Sinsuw, Sp.KJ
dr. Karjana, Sp.KJ
Disusun oleh :
Rahma Arsella
1102011218
LAPORAN PSIKIATRI
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. E.B
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 29 tahun
Alamat
: Kupang, NTT
Warga Negara
: Indonesia
Suku
: NTT
Agama
: Kristen
Status
: Belum Menikah
Pekerjaan
Pendidikan
: SMP
Tgl masuk
: 10 Januari 2016
Tgl pemeriksaan
Riwayat Perawatan
: Bangsal Dahlia
II.
RIWAYAT PSIKIATRI
a. Keluhan Utama
Pasien dibawa oleh BNP2TKI ke RS POLRI karena mengamuk di bandara
b. Keluhan Tambahan
Pasien merasa ada yang mengikuti
c. Riwayat Gangguan Sekarang
Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 13, 14, 15, 16, dan 17 Januari 2016
di bangsal Dahlia, Rumah Sakit POLRI.
Seorang pasien wanita berusia 29 tahun berasal dari Singapura dibawa ke
Rumah Sakit POLRI oleh BNP2TKI pada tanggal 10 Januari karena
mengamuk di Bandara, pasien mengaku Ia tidak mengingat kenapa Ia
mengamuk. Setelah di bawa ke RS POLRI, pasien kembali mengamuk di IGD,
karena ingin pulang ke Kupang.
Pasien adalah seorang Tenaga Kerja Wanita yang sebelumnya bekerja
sebagai pembantu rumah tangga di Singapura. Pasien bekerja sejak tahun 2010
pada sebuah keluarga dengan 3 anak. Selama di Singapura, pasien tinggal di
rumah majikannya tersebut, mengerjakan pekerjaan rumah sehari-hari dan
mengurus anak majikannya yang paling kecil yang berusia 4 tahun. Setiap hari
pasien bekerja sendirian dari jam 6 pagi sampai jam 10 malam. Di Singapura,
majikan pasien melarangnya untuk keluar rumah ataupun berinteraksi dengan
tetangga-tetangganya, hal tersebut membuat pasien kadang merasa sangat
kesepian. Tetapi pasien mengaku bahwa Ia merasa senang bekerja di Singapura
karena gajinya yang besar (sekitar 500 SGD), dan rutin didapatkannya setiap
bulan.
Selama bekerja, pasien beberapa kali pulang ke Indonesia. Dengan gaji
yang rutin didapatkannya, pasien kemudian membeli mobil dan merenovasi
rumah di Kupang, rumah tersebut sekarang ditinggali oleh keluarga pasien.
Tetapi pasien merasa di tipu saat membeli mobil, karena mobil tersebut rusak
sesaat setelah pasien membelinya. Hal tersebut masih terpikir oleh pasien
hingga sekarang.
Riwayat Pendidikan
Setelah lulus SMP, pasien sempat sekolah SMA tetapi tidak lulus ujian.
Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja di Singapura sebagai pembantu rumah tangga selama 5
tahun.
Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah.
4. Riwayat Keluarga
4
: Meninggal
: Laki-laki
: Wanita
: Tinggal serumah
: Pasien
Penampilan
2. Pembicaraan
Pasien dapat berbicara dengan lancar dan spontan ketika menjawab pertanyaan.
Kecepatan bicara dan volume suara cukup. Tidak ragu-ragu ataupun emosional.
3. Suasana perasaan (Mood & Afek)
Mood
: Hipertimia
Afek
: Serasi
Empati
4. Fungsi Intelektual/Kognisi
Orientasi
Waktu
tahun)
Tempat
Orang
pasien)
Daya Ingat
Jangka pendek : Baik, pasien ingat apa yang baru saja dilakukan.
Segera
Kemampuan Visuospasial
Pasien dapat berjalan dengan baik tanpa menabrak benda-benda yang ada
disekelilingnya.
Pikiran Abstrak
Cukup baik.
5. Gangguan persepsi
Halusinasi (-)
Ilusi (-)
Derealisasi
: Tidak ada
6. Proses Berpikir
Arus Pikiran
Produktivitas
pertanyaan
Kontinuitas
: Tidak terganggu
Hendaya bahasa
Isi Pikiran
Waham
Fobia sosial
: Tidak ada
8
: Tidak ada
7. Pengendalian Impuls
Baik. Pasien tidak menunjukkan agresivitas selama diwawancara.
8. Daya Nilai dan Tilikan (Insight)
Penilaian realita :
Terganggu (pasien tidak dapat menyadari kenyataan yang sesungguhnya
pada diri dan lingkungannya, terdapat waham kejar)
Tilikan :
Pasien nampak menunjukkan tilikan 1, yaitu penyangkalan secara total
terhadap penyakitnya.
IV.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalisata
Kesadaran
Keadaan umum
Tanda vital
o
o
o
o
Tekanan darah
Frekuensi nadi
Frekuensi nafas
Suhu
: Compos mentis
: Baik
: 130/90 mmHg
: 80x/min
: 22x/min
: 36,5oC
Kepala
: Normocephal
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Leher
: Perbesaran KGB (-)
Sistem Kardiovaskular
o Inspeksi
: Iktus kordis tidak terlihat
9
o Palpasi
: Iktus kordis teraba
o Perkusi
: Batas jantung tidak melebar
o Auskultasi
: BJ I dan II regular, gallop (-), murmur (-)
Sistem Respiratorik
o Inspeksi
: Pergerakan dinding dada simetris
o Palpasi
: Fremitus taktil dan vocal simetris
o Perkusi
: Sonor di seluruh lapang paru
o Auskultasi
: Vesikuler +/+, wheezing -/-, ronki -/Sistem Gastrointestinal
o Inspeksi
: Cembung, lesi (-)
o Palpasi
: Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa
o Perkusi
: Timpani di ke 4kuadran
o Auskultasi
: Bising usus (+) normal
Sistem Urogenital
: Normal
Gangguan Khusus
: (-)
B. Pemeriksaan Neurologis
: Tidak ditemukan
: Tidak ditemukan
Pemeriksaan oftalmoskop
: Tidak dilakukan
Motorik
o Tonus
o Koordinasi
o Turgor
o Reflex fisiologis
Patologis
o Kekuatan otot
V.
Sensibilitas
Fungsi-fungsi luhur
: Normal
: Tidak terdapat gangguan koordinasi
: Baik
: (+)
: (-)
:
5555
5555
5555
:
: Normal
5555
Baik
Dngan gaji yag besar, pasien dapat membeli mobil dan membangun rumah.
10
Pasien merasa ditipu saat membeli mobil, karena mobil yang dibelinya rusak.
Orangtua pasien sudah meninggal sejak pasien berusia 4 tahun dan masih
sering teringat.
Sesampainya di RS Polri, pasien lebih banyak duduk diam dan bernyanyi lagulagu rohani dengan keras, karena membuatnya lebih tenang.
Mood hipertimia dengan afek serasi, pasien dapat berbicara dengan lancar dan
jelas.
Pada proses pikir, ditemukan ide pasien cukup baik dan pasien menjawab
pertanyaan dengan tepat.
VI.
FORMULASI DIAGNOSTIK
Setelah wawancara, pasien ditemukan adanya sindroma atau pola perilaku dan
psikologi yang bermakna secara klinis dan menimbulkan penderitaan (distress) dan
ketidakmampuan/hendaya (disability/ impairment) dalam fungsi serta aktivitasnya
sehari-hari. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan
jiwa yang sesuai dengan definisi yang tercantum dalam PPDGJ III.
Diagnosis Aksis I
11
Pada pasien Ny. ISN ini tidak ditemukannya riwayat medis dan trauma kepala.
Pasien mengakui pernah menggunakan zat psikoaktif sebelumnya tetapi hanya
sesekali dan tidak menimbulkan kecanduan. Pada pemeriksaan fisik dan fungsi
intelektual juga tidak didapatkan kelainan sehingga diagnosis gangguan mental
organic maupun gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif dapat
disingkirkan.
Berdasarkan hierarki diagnosis gangguan jiwa PPDGJ III, maka pada ikhtisar
penemuan bermakna pasien termasuk Psikotik. Dari gambaran klinis dan status
mental didapatkan :
a. Psikiatri
: Terganggu
b. Mood
: Hipertimia
c. Afek
: Serasi
d. Empati
e. Gangguan persepsi
f. Gangguan pikiran
g. Tilikan
: Derajat 1
Diagnostik Aksis II
Tidak didapatkan data yang bermakna untuk menentukan retardasi mental
Diagnostik Aksis IV
Pada pemeriksaan ditemukan adanya stressor yang berupa masalah keluarga dan
pekerjaannya.
Diagnostik Aksis V
Global Assessment of Functioning (GAF) scale 70-61 dimana terdapat beberapa
gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih
baik.
VII.
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Aksis II
Aksis V
IX.
X.
XI.
PROGNOSIS
Quo ad Vitam
: Bonam
Quo ad Functionam
: Dubia ad bonam
Quo ad Sanationam
: Dubia ad bonam
TERAPI
Seroquel XR 1 x 300 mg
Depakote 1x 250 mg
Psikoterapi suportif
PEMBAHASAN
a. Diagnosis
Pasien didiagnosis menderita gangguan psikotik akut lir-skizofrenia. Hal ini
dikarenakan pada pasien ditemukan adanya karakteristik menurut PPDGJ-III,
meliputi:
Pedoman Diagnostik Psikotik Akut
Menggunakan urutan diagnosis yang
Pada Pasien
Pasien mulai merasa ada
mencerminkan
yang
urutan
prioritas
yang
mengikutinya
sejak
beraneka
ragam
dan
atau
problem
yang
depresif,
walaupun
perubahan
menyangkal
pada
Psikotik Lir-skizofrenia
diagnosis
pasti
harus
memenuhi:
a. onset gejala psikotik harus akut
kepala,
alcohol
dan
ataupun
obat-obat terlarang.
riwayat
Pada Pasien
Onset akut
Pasien merasa ada yang merasuki
dirinya
sehingga
membuatnya
14
keadaan
nonpsikotik
menjadi
berubah.
b. Diagnosis banding
c. Penatalaksanaan
Pada pasien ini diberikan terapi
1. Antipsikotik yaitu Seroquele (Quetiapine) 1 x 300 mg. Pemilihan terapi ini atas
pertimbangan bahwa golongan antipsikotik atypical adalah pilihan utama untuk
penderita dengan gejala skizofrenia episode pertama, karena efek samping yang
minimal dibandingkan antipsikotik typical. Pasien sering merasa mudah
15
Pada pasien
Prognosis buruk
Onset muda
Tidak ada faktor
Pada pasien
pencetus
Onset tidak jelas
Riwayat sosial,
dan pekerjaan
seksual dan
pekerjaan
pramorbid yang
buruk
Perilaku menarik
diri, akustik
Tidak menikah,
bercerai, atau
janda/duda
Riwayat keluarga
keluarga skizofrenia
Sistem pendukung yang
skizofrenia
Sistem pendukung
baik
Gejala positif
Respon terapi
yang buruk
Gejala negatif
Tanda dan gejala
neurologis
Riwayat trauma
perinataal
Tidak ada remisi
Berdasarkan tabel diatas disimpulkan prognosis pasien baik. Ditunjukkan dengan adanya
onset yang timbul lambat, onset jelas, riwayat sosial, seksual dan pekerjaan pramorbid
16
yang baik, gejala gangguan mood berupa mania, tidak ada riwayat keluarga dengan
skizofrenia, sistem pendukung yang baik, adanya gejala positif, dan respon terapi baik.
17