Anda di halaman 1dari 11

5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Langsat (Lansium domesticum)


2.1.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Langsat (Lansium domesticum L)
Langsat

adalah nama umum dari sejenis

buah-buahan anggota suku

Meliaceae. Tanaman yang berasal dari Asia Tenggara sebelah barat ini dikenal
pula dengan nama-nama yang lain seperti langsat, kokosan, pisitan, celoring dan
lain-lain dengan berbagai variasinya. Nama-nama yang beraneka ragam ini
sekaligus menunjukkan adanya aneka keragaman yang tercermin dari bentuk buah
dan pohon yang berbeda-beda.[9]

Gambar 2.1 Buah Langsat [9]


Tanaman ini memiliki klasifikasi sebagai berikut : [9]
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Sapindales

Famili

: Meliaceae

Genus

: Lansium

Spesies

: L. domesticum

Tanaman ini memiliki pohon yang berukuran sedang, dengan tinggi mencapai
30 m dan gemang hingga 75 cm. Batang biasanya beralur-alur tak teratur, dengan
akar papan yang pipih menonjol di atas tanah. Kulit kayu berwarna kelabu
berbintik-bintik gelap dan jingga, mengandung getah kental berwarna susu yang
lengket (resin). Daunnya majemuk menyirip ganjil, gundul atau berbulu halus,
dengan 69 anak daun yang tersusun berseling, anak daun jorong (eliptis) sampai
lonjong, 9-21 cm 5-10 cm, mengkilap di sisi atas, seperti jangat, dengan pangkal
runcing dan ujung meluncip (meruncing) pendek, anak daun bertangkai 512 mm.
[10]

Bunga tanaman ini terletak dalam tandan yang muncul pada batang atau
cabang yang besar, menggantung, sendiri atau dalam berkas 25 tandan atau lebih,
kerap bercabang pada pangkalnya, 1030 cm panjangnya, dan berambut. Bungabunga berukuran kecil, duduk atau bertangkai pendek, menyendiri, berkelamin
dua. Kelopak berbentuk cawan bercuping-5, berdaging, kuning kehijauan.
Mahkota bundar telur, tegak, berdaging, 2-3 mm 4-5 mm, putih hingga kuning
pucat. Benang sari satu berkas, tabungnya mencapai 2 mm, kepala-kepala sari
dalam satu lingkaran. Putiknya tebal dan pendek. Buah yang biasa tumbuh di
daerah tropis ini berbentuk jorong, bulat atau bulat memanjang, 2-4 cm 1,5-5
cm, dengan bulu halus kekuning-kuningan dan daun kelopak yang tidak rontok.

Kulit (dinding buah) tipis hingga tebal (lk. 6 mm). Berbiji 13, pipih, hijau, berasa
pahit; biji terbungkus oleh daging (arilus) yang putih bening dan tebal, berair,
manis hingga masam. Buah-buah yang unggul memiliki biji yang kecil atau tidak
berkembang (rudimenter), namun arilusnya tumbuh baik dan tebal, manis.
Perbanyakan langsat yang dilakukan menggunakan biji mengakibatkan lambatnya
tanaman dalam menghasilkan buah.[11]
Tumbuhan
kecambah bukan

ini

memiliki

perilaku apomiktik, yaitu

dari embrio melainkan

dari biji keluar

dari jaringan induk

sehingga

keturunannya memiliki karakter yang serupa dengan induknya. Perbanyakan


vegetatif dilakukan dengan pencangkokan dan sambung pucuk [9] .
2.1.2 Manfaat Buah Langsat
Langsat terutama ditanam untuk buahnya, yang biasa dimakan dalam
keadaan segar. Ada pula yang mengawetkannya dalam sirup dan dibotolkan.
Kayunya keras, padat, berat dan awet, sehingga kerap digunakan sebagai bahan
perkakas dan konstruksi rumah di desa.[10]
Beberapa bagian tanaman digunakan sebagai bahan obat tradisional. Biji
langsat yang pahit rasanya, ditumbuk dan dicampur air untuk obat cacing dan juga
obat demam. Kulit kayunya dimanfaatkan sebagai obat disentri dan malaria;
sementara tepung kulit kayu ini dijadikan tapal untuk mengobati gigitan
kalajengking. Kulit buahnya juga digunakan sebagai obat diare; dan kulit buah
yang dikeringkan, di Filipina biasa dibakar sebagai pengusir nyamuk. Kulit buah
langsat terutama, dikeringkan dan diolah untuk dicampurkan dalam setanggi atau
dupa.[10]

Negara-negara penghasil utama langsat adalah Malaysia, Thailand,


Filipina dan Indonesia. Namun umumnya langsat habis dikonsumsi di dalam
negeri masing-masing, kecuali sedikit yang diekspor ke Singapura dan Hongkong.
Langsat belum menembus pasar buah-buahan di Eropa dan Amerika. Hal ini
dikarenakan produksi gas etilen yang tinggi mengakibatkan langsat cepat
mengalami pembusukan.[11]
2.2 Komposisi Kimia Dari Kulit Batang Langsat
Menurut Boorsma (1913, dalam Heyne) kulit batang langsat mengandung
asam lansium yang bersifat toksik, bila disuntikkan sebanyak 50 mg kepada
seekor kodok maka setelah 3-4 jam dapat menyebabkan kelumpuhan jantung oleh
karena itu, asam lansium ini sehingga sering digunakan sebagai racun panah. Kulit
kayu yang rasanya sepet digunakan untuk mengobati disentri, sedangkan tepung
kulit kayu digunakan untuk menyembuhkan bekas gigitan kalajengking. Dari
batang langsat berhasil diisolasi senyawa triterpenoida pentasiklik yang disebut
asam ketonat. [12]
Bagian kulit batang langsat telah diisolasi dari dua senyawa triterpenoid
yaitu 8,14-secogammacera-7,14-dien- 3,21-dion dan 8,14-secogammacera-7-en14-hidroksi- 3,21-dion yang menunjukkan aktivitas antifeedant terhadap larva E.
vigintioctopunctata instar ke-4 berturut-turut sebesar 99% dan 85% pada
konsentrasi larutan uji 1%. [13]
Hasil analisa fitokimia Semuel dari Institut Pertanian Bogor, pada ekstrak
etanol 70% dan kloroform:air menunjukkan adanya senyawa fitokimia golongan

alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. Senyawa triterpenoidoid dan steroid hanya
dalam intensitas yang sedikit. [14]

2.3 Senyawa Antioksidan


Antioksidan yaitu zat yang dapat menunda, memperlambat dan mencegah
terjadinya oksidasi lipid atau zat yang dapat menghambat kerja radikal bebas.
Adanya senyawa antioksidan mengurangi timbulnya penyakit kronis yang
disebabkan karena kerja radikal bebas dalam tubuh seperti kanker, kardiovaskuler,
disfungsi otak dan inflamasi yang dapat menyebabkan kematian.[15]
Senyawa antioksidan saat ini bermanfaat untuk berbagai bidang seperti
dalam bidang pangan, industri tekstil, minyak bumi, bahan pewarna dan lain-lain.
Riset tentang pengembangan senyawa berkhasiat antioksidan telah banyak
dikembangkan baik senyawa alam maupun senyawa sintetis. Senyawa antioksidan
adalah senyawa yang berperanan untuk menghambat proses autooksidasi dalam
minyak atau lemak.[15]
Kerja antioksidan dalam reaksi oksidasi adalah menghambat terbentuknya
radikal bebas pada tahap inisiasi atau menghambat kelanjutan reaksi berantai pada
tahap propagasi dari reaksi autooksidasi. Senyawa turunan flavon/flavonol juga
berkhasiat sebagai antioksidan. Melihat begitu besarnya peranan antioksidan,
maka akan dilakukan penelitian tentang aktivitas antioksidan pada senyawa
flavon/flavonol. Kedua jenis senyawa merupakan jenis senyawa flavonoid, suatu
senyawa turunan benzo--pyron yang banyak terkandung di dalam tumbuhtumbuhan. [16]

10

2.3 1 Senyawa Triterpenoid


Triterpenoid adalah kelompok senyawa bahan alam turunan terpenoid
dengan kerangka karbon yang dibangun oleh enam C-5 yang di sebut unit isopren
(2-metilbuta-1,3-diene). Triterpenoid yang tersebar luas adalah triterpenoid
pentasiklik. Lebih dari sepuluh senyawa triterpenoid telah di isolasi dari
tumbuhan kecapi, hal ini menunjukkan bahwa tumbuhan kecapi kaya akan
senyawa triterpenoid. [16]
Triterpenoid dapat dipilah menjadi sekurang kurangnya empat golongan
senyawa : triterpenoida sebenarnya, steroid, saponin dan glikosida jantung. Kedua
golongan yang terakhir sebenarnya triterpenoida atau steroid yang terutama
terdapat sebagai glikosida.[17]
Berdasarkan jumlah cincin yang terdapat dalam struktur molekulnya
triterpenoid sebenarnya dapat dibagi atas: [17]
1. Triterpenoid asiklik yaitu triterpenoid yang tidak mempunyai cincin
tertutup, misalnya skualena.
2. Triterpenoid trisiklik adalah triterpenoid yang mempunyai tiga cincin
tertutup pada struktur molekulnya, misalnya: ambrein.
3.

Triterpenoid tetrasiklik adalah triterpenoid yang mempunyai empat


cincin tertutup pada struktur molekulnya, misalnya:lanosterol.

4. Triterpenoid pentasiklik adalah triterpenoid yang mempunyai lima


cincin tertutup pada struktur molekulnya, misalnya -amirin.

11

Sterol adalah triterpenoida yang kerangka dasarnya sistem cincin


siklopentana perhidrofenantrena. Dahulu sterol terutama dianggap sebagai
senyawa satwa (sebagai hormone kelamin, asam empedu, dll), tetapi pada tahun
tahun terakhir ini makin banyak senyawa tersebut yang ditemukan dalam jaringan
tumbuhan. [17]
Berikut adalah contoh struktur senyawa triterpenoid hasil isolasi dari
tanaman kecapi. Senyawa hasil isolasi memiliki rumus molekul C 30H46O3 yang
merupakan senyawa triterpenoid golongan oleanan dan dikenal dengan nama
asam okso-3-oleanen-12-oat-29.[18]

Gambar 2.2 Struktur Senyawa asam okso-3-oleanen-12-oat-29.[18]

2.4 Kanker
Kanker adalah penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat
manyerang siapa saja dan muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya. Sel-sel
kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menimbulkan
kematian.

[19]

Hal ini sejalan dengan definisi dari American Cancer Society yang

12

mengatakan kanker sebagai kelompok penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan


dan penyebaran sel abnormal yang tidak terkendali. [20]
Kanker terjadi pada sel-sel normal melalui suatu kesalahan genetika,
kemudian berubah menjadi sel-sel ganas yang berproliferasi dengan cepat. Kanker
lebih mudah terjadi pada sel yang terus-menerus membelah dan memperbanyak
diri, misalnya sel-sel kulit, sel-sel epitel lambung, saluran pencernaan dan paruparu sebagai akibat hubungan yang sangat intensif dengan faktor lingkungan
(udara dan makanan) sehingga lebih mudah dipengaruhi senyawa karsinogenik.
Proses perubahan ini dikenal dengan istilah karsinogenesis. Karsinogenesis dibagi
dalam beberapa tahap yaitu inisiasi, promosi dan progresi.[21]
Tahap inisiasi ditandai dengan perubahan permanen pada sel. Inisiasi ini
disebabkan oleh agen karsinogen baik endogen maupun eksogen yang
menyebabkan perubahan sel-sel di jaringan, penghambatan metabolism DNA
yang menyebabkan terjadinya perubahan susunan DNA sel awal atau disebut
mutasi.[21]
Tahap promosi, ditandai dengan karakter tahap inisiasi yang bersifat
reversibel. Pada tahap ini sel-sel yang telah bermutasi dipapar lagi oleh agen-agen
lain dari lingkungan. Frekuensi agen-agen mutagenic mempengaruhi sel-sel
inisiasi, perubahan susunan genetic sel melalui mekanisme reseptor. Pada tahap
ini agen-agen promosi ( agen karsinogenik) meningkatkan resiko perkembangan
kanker dengan kecepatan proliferasi sel-sel yang terinisiasi.[21]
Tahap

progresi,

tahap

ini

dicirikan

dengan

perubahan

kariotipe

perkembangan sel yang telah bersifat irreversible, aneuploid malignan neoplasma,

13

perubahan mekanisme biokimia sel yang disebabkan oleh perubahan kariotipe.


Pada tahap ini radikal bebas memacu progresi kanker. [22]
Karsinogenesis berlangsung dalam waktu yang lama sekitar 10 sampai 20
tahun tetapi dapat juga terjadi lebih cepat tergantung pada intensitas paparan agenagen karsinogenik. Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda,
bergantung pada lokasinya dan karakter dari keganasan dan apakah ada
metastasis. Apabila tidak segera diobati, maka kanker dapat menyebabkan
kematian.[23]
2.4.1 Penyebab Kanker
Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan
dalam mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis lainnya pada
organisme multiselualer. Sifat umum dari kanker adalah sebagai berikut: [23]
1. Pertumbuhan berlebihan mumunya berbentuk tumor.
2. Gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip jaringan
mudigah.
3. Bersifat inpasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya (perbedaan pokok
dengan jaringan normal).
4. Bersifat metastatik, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan
pentumbuhan baru.
5. Memiliki hereditas bawaan (acquaired heredity) yaitu turunan sel kanker
juga dapat menimbulkan kanker.

14

6. Pergeseran metobolisme ke arah pembentukan makromolekul dari


nukleosida dan asam amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat
untuk energi sel.

Sel kanker mengganggu sel normal pada organisme penderita. Hal ini
disebabkan oleh desakan akibat pertumbuhan tumor, penghancuran jaringan
tempat tumor berkembang dan bermetastatis, dan gangguan sistemik lain sebagai
akibat sekunder dari pertumbuhan sel kanker.[24]
Suatu proses yang memberikan hasil suatu transformasi sel normal menjadi
sel kanker yang disebakan oleh perubahan genetik yang menetap atau mutasi
disebut kasinogenesis. Karsinogen sendiri merupakan agen yang telah diketahui
atau dianggap ikut berperan pada peneyebab terjadinya kanker. Tempat sasaran
kasi seluruh karsinogen adalah DNA yang gennya mengalami pengkodean.
Karena itu karsinogen juga bersifat mutagenik. Lebih dari satu karsinogen sangat
sering memungkinkan terbentuknya kanker dari jaringan dan sel normal, dan
merupakan suatu bukti yang baik bahwa proses akan terjadi dalam beberapa
tahapan yang berkesinambungan. Kondisi ini dikenal sebagai hipotesis multistep.
Karsinogen dapat dikelompokkan menjadi bahan kimia, virus, radiasi pengionan
dan bukan pengionan, hormon, mikotoksin dan parasit, Bahan-bahan lain (logamlogam tertentu). [25]

15

2.5 Radikal Bebas


Radikal bebas adalah substansi reaktif yang dibentuk dalam sel-sel tubuh
sebagai hasil proses metabolisme. Pada tahun 1954 Gerschman dan timnya
pertama mengemukakan teori pembentukan radikal bebas. Radikal bebas adalah
molekul dengan satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya.
[26]

Kebanyakan dari molekul ini merupakan spesies dari oksigen. Radikal bebas

oksigen dan produk non radikalnya dikelompokan dalam spesies oksigen reaktif
(reactive oxygen species (ROS)). Radikal bebas sangat reaktif, merupakan
molekul yang tidak stabil dan bereaksi dengan cepat pada biomolekul melalui
banyak jenis reaksi antara lain penangkapan hidrogen, donasi elektron dan
penggunaan elektron bersama. Radikal bebas sangat reaktif, merupakan molekul
yang tidak stabil dan bereaksi dengan cepat pada biomolekul melalui banyak jenis
reaksi antara lain penangkapan hidrogen, donasi elektron dan penggunaaan
elektron bersama. Radikal bebas akan melepaskan elektron pada molekul
sekitarnya untuk menghasilkan pasangan elektron agar menjadi molekul yang
stabil. [27]

Anda mungkin juga menyukai