REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
NOMOR : 1752 K/34/MEM/2002
TENTANG
PELAKSANAAN INSPEKSI KETENAGALISTRIKAN
Menimbang
Mengingat
1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 (LN Tahun
1999 Nomor 60,
TLN Nomor 3839);
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
rlnn -ctvm@,=r
2 MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI
MINERAL
TENTANG
KETENAGALISTRIKAN.
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan
1. Ketenagalistrikan adalah segala sesuatu
yang
menyangkut
penyediaan
dan
pemanfaatan tenaga listrik serta usaha
penunjang tenaga listrik.
2. lnstalasi tenaga listrik adalah bangunan
sipil, elektromekanik, mesin, peralatan,
saluran
dan
periergkapannya
yang
digunakan untuk pembangkitan, konversi,
transmit
distribusi,
dan
pemanfdafan
tenaga listrik.
3. Pemanfaat tenaga listrik adalah semua
produk
atau
alat
yanq
dalaffi,
pemanfaatannya menggunakan tenaga listrik
untuk berft7ngsinyal produk atau alat
tersebut.
4. Keselamatan
ketenagalistrikan
adalah
segala
upaya
atau
langkahlangkah
pengamanan @nstalasi tenaga listrik dan
pengamanan pemanfaat tenaga listrik untuk
mewujudkan kondisi andal dan aman bagi
instalasi dan kondisi aman dari bahaya
baqi
maiiusia
baik
pekerja
maupun
masyarakat umum, serta kondisi akrab
lingkungan
dalam
arti
tidak
merusak
lingkungan hidup
tenaga listrik.
di
sekitar
instalasi
5. Pelaksanaan
lnspeksi
Ketenagalistrikan
adalah
suatu
kegiatanlusaha
yang
ditakukan
oleh
lnspektur
Ketenagalistrikan
dengan
metoda
baku
untuk mendapatkan data dan informasi yang
berhubungan
dengan
ilmu
ketenagalistrikan,
dimulai
dari
tahap
perencanaan inspeksi, persiapan inspeksi,
pelaksanaan inspeksi sampai evaluasi dan
analisis hasif inspeksi.
6. Inspektur
Ketenagalistrikan
adalah
Pegawai Negeri Sipil yang..diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak untuk
melakukan
pelaksanaan
inspeksi
ketenagalistrikan.
7. Menteri adalah Menteri yang bertanggung
jawab dibidang
3 -
Daerah
Kabupaten/Kota.
Pasal 2
Pelaksanaan lnspeksi Ketenagalistrikan dilakukan oleh
ln'spektur Ketenagalistrikan.
BAB 11
INSPEKTUR KETENAGALISTRIKAN
Pasal 2
(1) lnspektur
Ketenagalistrikan
merupakan
pejabat
fungsional
yang
berkedudukan
sebagai
pelaksana.teknis
dalam
melakukan
inspeksi
ketenagalistrikan pada Departemen En'ergi dan
Sumber Daya Mineral dan Pemerintah Daerah.
(2) lnspektur Ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud
dalam-'ayat (1) mempunyai tugas pokok melakukan
inspeksi, pengujian, penelaahan proses dan gejala
berbagai aspek ketenagalistrikan, mengembangkan
metoda
dan
teknik
inspeksi,
melaporkan
dan
menyebarluaskan hasil inspeksi.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2), lnspektur Ketenagalistrikan
mempunyai fungsi
a.
penelitian
dokumen
yang
berkaitan
dengan
pengoperasian instalasi tenaga listrik, pembubuhan
tanda
keselamatan,
tanda
Standar
Nasioral
Indonesia
(SNI),
dan
penggunaan
sertifikat
kompetensi;
b.
c.
pemberian
petunjuk,
peringatan
atau
larangan
berkaitan dengan
pelaksanaan pengoperasian instalasi tenaga listrik
yang dapat membahayakan manusia, instalasi, dan
kelangsungan penyediaan dan pemanfaatan tenaga
listrik;
data,
b. meminta
usaha;
badan
keterangan
terhadap
orang
atau
kepada
untuk
e. memberi
petunjuk,
peringatan
atau
berkaitan
dengan
obyek
ketenagalistrikan;
f
yang
larangan
inspeksi
g.
h.
b.
5 -
,?AB IV
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 12
7 -
ini
mulai
berfaku
pada
tanggal
Ditetapkan'di Jakarta
da tanggal 18 Desember 2002
ri Energi Dan Sumber Daya Mineral
Tembusan
1 .Menteri Datam Negeri
2. Menteri Kehakiman dan HAM
3. Menteri Perindustrian dan Perdagangan
4.
5.
6.
7.