Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN FIELD LAB

PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)


DI PUSKESMAS CAWAS I KABUPATEN KLATEN

Oleh:
Kelompok 7
Alindina Izzani

G0011013

Atika Sugiarto

G0011043

Dorothy Eugene

G0011075

Hany Zahro

G0011105

Ratna Sariyatun

G0011165

Shinta Amalia Kartika

G0011197

Afrizal Tri Heryadi

G0011007

Bryan Pandu Permana

G0011055

Hanif Nugra Pujiyanto

G0011103

Novandi Lisyam Prasetya

G0011153

Novy Wahyunengsi L.

G0011155

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2014

LEMBAR PENGESAHAN

Lembar ini menerangkan bahwa laporan Field Lab dengan judul Pelaksanaan
Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas Cawas I Kabuapten Klaten
yang disusun oleh kelompok 7 dengan anggota sebagai berikut:
1. Alindina Izzani

G0011013

2. Atika Sugiarto

G0011043

3. Dorothy Eugene

G0011075

4. Hany Zahro

G0011105

5. Ratna Sariyatun

G0011165

6. Shinta Amalia

G0011197

7. Afrizal Tri Heryadi

G0011007

8. Bryan Pandu Permana

G0011055

9. Hanif Nugra Pujiyanto

G0011103

10. Novandi Lisyam Prasetya

G0011153

11. Novy Wahyunengsi Lowa

G0011155

telah disahkan oleh Kepala Puskesmas dan Instruktur Lapangan Puskesmas Cawas
I, Kabupaten Klaten pada hari Rabu, 2 April 2014.
Klaten, 2 April 2014

Mengetahui,

Kepala Puskesmas Cawas I, Klaten

Instruktur Lapangan

Nurhayati, drg.

Hapsari Dyah Purwandari, dr.

NIP. 19730402 200301 2 003

NIP. 19771028 200801 2 016

ii

DAFTAR ISI

Halaman Depan ............................................................................................. i


Lembar Pengesahan ...................................................................................... ii
Daftar Isi ........................................................................................................ iii
BAB I.

PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Tujuan Pembelajaran ....................................................... 2

BAB II. KEGIATAN YANG DILAKUKAN ...................................... 4


A. Hari Pertama .................................................................... 4
B. Hari Kedua ...................................................................... 4
C. Hari Ketiga ...................................................................... 5
BAB III. PEMBAHASAN .................................................................... 6
BAB IV. PENUTUP ............................................................................. 9
A. Simpulan .......................................................................... 9
B. Saran ................................................................................ 9
Daftar Pustaka ............................................................................................... 10
Lampiran 1. Informasi Pasien ........................................................................ 11
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan ............................................................. 14

iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap tahun, lebih dari sepuluh juta anak di dunia meninggal sebelum
mencapai usia 5 tahun. Lebih dari setengahnya disebabkan dari 5 kondisi yang
sebenarnya dapat dicegah dan diobati, seperti pneumonia, diare, malaria,
campak, malnutrisi dan seringkali kombinasi beberapa penyakit (Soenarto
2009). Karena rendahnya kualitas pelayanan kesehatan, kondisi-kondisi
tersebut telah menyebabkan 10,8 juta kematian balita di negara berkembang
pada tahun 2005.
Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh masalah
dalam ketrampilan petugas kesehatan, sistem kesehatan dan praktik di keluarga
dan komunitas. Upaya perbaikan kesehatan anak memerlukan tindakan yang
mengintegrasikan ketiga faktor di atas, seperti dengan perbaikan manajemen
kasus anak sakit, perbaikan gizi, pemberian imunisasi, pencegahan trauma,
pencegahan penyakit lain dan perbaikan dukungan psikososial (Soenarto,
2009). Berdasarkan alasan tersebut, munculah program Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS).
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan suatu manajemen
melalui pendekatan terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit yang
datang ke pelayanan kesehatan baik mengenai klasifikasi beberapa penyakit,
status gizi, status imunisasi, maupun penanganan balita yang sakit tersebut dan
konseling yang diberikan (Wijaya, 2009). Sasaran MTBS adalah anak umur 05 tahun dan dibagi menjadi dua kelompok sasaran yaitu kelompok usia 1 hari
sampai 2 bulan dan kelompok usia 2 bulan sampai 5 tahun (Depkes RI, 2011).
Penilaian balita sakit dengan MTBS terdiri atas klasifikasi penyakit,
identifikasi tindakan, pengobatan, perawatan di rumah dan kapan kembali.
Kegiatan MTBS memiliki tiga komponen khas yang menguntungkan, yaitu
meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita
sakit, memperbaiki sistem kesehatan dan memperbaiki praktik keluarga dan

masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pertolongan kasus balita sakit
(Wijaya, 2009, Depkes RI, 2008).
Hingga akhir tahun 2009, penerapan MTBS telah mencakup 33 provinsi.
Namun belum seluruh Puskesmas mampu menerapkan karena berbagai sebab,
antara lain belum adanya tenaga kesehatan di Puskesmas yang sudah terlatih
MTBS, sudah ada tenaga kesehatan terlatih tetapi sarana dan prasarana belum
siap, atau belum adanya komitmen dari pimpinan Puskesmas. Menurut data
laporan rutin yang dihimpun Dinas Kesehatan Provinsi seluruh Indonesia
melalui Pertemuan Nasional Program Kesehatan Anak tahun 2010, jumlah
Puskesmas yang telah melaksanakan MTBS hingga akhir tahun 2009 adalah
sebesar 51,55%. Puskesmas dikatakan sudah menerapkan MTBS bila
memenuhi kriteria sudah melaksanakan (melakukan pendekatan memakai
MTBS) pada minimal 60% dari jumlah kunjungan balita sakit di Puskesmas
tersebut (Direktorat Bina Kesehatan Anak, 2009).
Di Puskesmas Cawas I, kegiatan MTBS sudah berjalan. Pelaksanaan
MTBS diharapkan dapat menurunkan angka kematian balita, memperbaiki
status gizi, meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan, memperbaiki
kinerja petugas kesehatan, dan memperbaiki kualitas pelayanan dengan biaya
lebih murah.
Pelaksanaan MTBS tidak terlepas dari peran petugas pelayanan
kesehatan. Pengetahuan, keyakinan dan ketrampilan petugas pelayanan
kesehatan dalam penerapan MTBS perlu ditingkatkan guna mencapai
keberhasilan MTBS dalam meningkatkan derajat kesehatan anak khususnya
balita. Dokter sebagai salah satu petugas pelayanan kesehatan perlu memiliki
pemahaman tersebut. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa FK UNS
sebagai calon dokter untuk mempelajari pelaksanaan MTBS di tempat
pelayanan kesehatan, khususnya Puskesmas (Tim Field Lab FK UNS, 2014).

B. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran Field Lab pada topik keterampilan MTBS
ini adalah diharapkan mahasiswa:

1. Mampu melakukan penilaian balita sakit dengan menggunakan pedoman


MTBS.
2. Mampu menentukan klasifikasi masalah balita sakit dengan menggunakan
pedoman MTBS.
3. Mampu menilai status gizi balita (klinis dan antropometris) menurut aturan
WHO (2005) dan memeriksa adanya penyakit penyerta.
4. Mampu melakukan dan menyarankan tindakan berdasarkan klasifikasi
balita sakit pada pedoman MTBS.
5. Mampu melakukan pendampingan konseling balita sakit berdasarkan
pedoman MTBS berupa perawatan di rumah.
6. Mampu melakukan pendampingan konseling berupa kapan kembali untuk
tindak lanjut.

BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Pelaksanaan Field Lab dengan tema Ketrampilan Manajemen Terpadu Balita


Sakit (MTBS) kali ini dilaksanakan di Puskesmas Cawas I Kabupaten Klaten.
Kegiatan dilakukan dalam tiga kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
A. Hari Pertama
Hari/tanggal

: Rabu, 19 Maret 2014

Waktu

: 08.00 11.00

Tempat

: Puskesmas Cawas I Klaten

Kegiatan

: Bimbingan dan pengarahan

Kegiatan Field Lab hari pertama dilaksanakan pada hari Rabu


tanggal 19 Maret 2014. Pada hari pertama, kami mendapat pengarahan dari
Kepala Puskesmas Cawas I, drg. Nurhayati. Selanjutnya kami juga
mendapat bimbingan dari Instruktur, dr. Hapsari Dyah Purwandari.
Instruktur memberikan bimbingan secara langsung tentang materi MTBS
serta memutarkan video edukasi tentang tata laksana kasus MTBS. Selain
itu, dr. Hapsari juga memberikan form MTBS yang digunakan di Puskesmas
Cawas I beserta petunjuk cara pengisiannya.

B. Hari Kedua
Hari/tanggal

: Rabu, 26 Maret 2014

Waktu

: 08.00 11.00

Tempat

: Puskesmas Cawas I Klaten

Kegiatan

: Pelaksanaaan kegiatan MTBS

Kegiatan Field Lab hari kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal
26 Maret 2014. Pelaksanaan kegiatan MTBS dilakukan di bagian Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Cawas I. Kami melakukan Manajemen
Terpadu Balita Sakit pada pasien balita yang datang. Kami mendapat 4
pasien balita yang sakit. Dengan dibantu dr. Hapsari Dyah Purwandari, kami
melakukan melakukan Manajemen Terpadu Balita Sakit yaitu terdiri dari

anamnesis; pemeriksaan dan penilaian balita sakit (yang terdiri dari tanda
bahaya umum, gejala utama, status gizi, status imunisasi, dan masalah lain);
pengklasifikasian tindakan, meliputi klasifikasi warna merah (penanganan
segera atau perlu dirujuk), kuning (pengobatan spesifik di pelayanan
kesehatan) dan hijau (perawatan di rumah); penentuan pengobatan; dan
konseling/tindak lanjut terhadap ibu atau pengantar tentang bagaimana
merawat balita sakit. Informasi tentang pasien yang diperoleh saat
anamnesis dan pemeriksaan fisik disajikan di Lampiran 1.

C. Hari Ketiga
Hari/tanggal

: Rabu, 2 April 2014

Waktu

: 08.00 selesei

Tempat

: Puskesmas Cawas I Klaten

Kegiatan

: Laporan dan presentasi kegiatan

Pada kegiatan hari ketiga, kami melakukan presentasi kegiatan Field


Lab MTBS dihadapan Kepala Puskesmas Cawas I Klaten (drg. Nurhayati),
Instruktur (dr. Hapsari Dyah Purwandari) dan sejumlah staf di Puskesmas
Cawas I Klaten. Selanjutnya kami menyerahkan laporan kegiatan yang telah
disetujui ke Kepala Puskesmas Cawas I Klaten.

BAB III
PEMBAHASAN

Pada kegiatan Field Lab ini kami, kelompok 7 Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran UNS, melakukan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada balita
yang diperiksakan ke Puskesmas Cawas I Kabupaten Klaten pada hari Rabu, 26
Maret 2014. Pada kegiatan tersebut, kami mendapatkan 4 orang pasien. Informasi
tentang identitas, hasil anamneesis dan pemeriksaan tersedia di Lampiran 1. Berikut
adalah pembahasan untuk keempat pasien tersebut.
Pasien 1, 2, 3 dan 4 memiliki keluhan yang sama, yaitu batuk dan pilek
tanpa adanya kesulitan bernapas. Batuk pada Pasien 1, 3 dan 4 sudah berlangsung
selama 1 hari, sedangkan pada Pasien 2 sudah berlangsung selama 2 hari. Pada
keempat pasien tidak ditemukan tanda bahaya umum, seperti tidak bisa
minum/menyusu; memuntahkan semua makanan; kejang dan letargis atau tidak
sadar, sehingga tidak perlu dirujuk. Untuk menentukan klasifikasi batuk, pada
keempat pasien dilakukan pemeriksaan frekuensi napas, ada tidaknya tarikan
dinding dan bunyi stridor. Hasil pemeriksaan frekuensi napas pada Pasien 2, 3 dan
4 adalah normal. Frekuensi napas Pasien 1 tidak dapat diukur karena pasien tidak
tenang (rewel), namun berdasarkan pengamatan visual laju napas Pasien 1 terkesan
tidak terlalu cepat. Pada ketiga pasien tidak terdapat tarikan dinding dada maupun
bunyi stridor. Dengan demikian, batuk yang diderita keempat pasien bukan
merupakan pneumonia.
Selain batuk dan pilek, ibu Pasien 1, 2 dan 4 juga mengeluhkan adanya
demam sekitar 1 hari. Lamanya demam diukur dari waktu pertama kali ibu pasien
mendapati anaknya demam hingga waktu periksa saat itu. Suhu pasien ketika
diperiksa adalah 37,4oC pada Pasien 1 dan 38oC pada Pasien 2. Suhu tubuh Pasien
4 tidak dapat diperiksa karena pasien tidak tenang (rewel). Ketiga pasien tidak
berada pada daerah risiko tinggi malaria dan tidak mendapat obat anti-malaria
dalam 2 minggu terakhir. Pasien juga tidak menderita campak dalam 3 bulan
terakhir. Tidak ditemukan kaku kuduk. Pasien menderita pilek, namun tanpa gejala
campak (tidak ada ruam kemerahan di kulit yang menyeluruh). Dengan demikian,

demam yang dikeluhkan pasien bukan karena malaria (demam bukan malaria).
Penyebab demam juga bukan karena infeksi telinga (tidak ada keluhan sakit
telinga). Namun apakah demam tersebut termasuk demam berdarah dengue (DBD)
atau bukan belum dapat ditentukan karena demam pasien masih <24 jam. Apabila
pasien mengalami demam 2-7 hari maka perlu ditanyakan apakah demam tinggi
tiba-tiba, adanya perdarahan gusi dan hidung, riwayat muntah, berak berwarna
hitam, nyeri ulu hati, anak gelisah, serta adanya tanda-tanda syok (ujung
ekstremitas dingin dan nadi lemah/tidak teraba), adanya bintik perdarahan di kulit,
dan bila memungkinkan dilakukan uji torniket guna menegakkan diagnosis DBD.
Penatalaksaan keluhan pasien didasarkan pada Pedoman Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS). Pada keluhan batuk dan pilek keempat pasien, terapi
yang diberikan pada pasien adalah pemberian pelega tenggorokan dan pereda batuk
yang aman. Ibu pasien juga diedukasi untuk memberikan minum air hangat dan
campuran kecap dan jeruk nipis pada pasien, serta menghindarkan pasien dari
sumber asap maupun debu yang mungkin dapat memicu batuk pilek. Ibu pasien
juga dinasehati untuk segera kembali ke Puskesmas bila kondisi anaknya
memburuk (seperti adanya napas cepat dan atau sukar napas) dan dapat kembali ke
Puskesmas bila dalam waktu 5 hari tidak ada perbaikan pada anaknya.
Sementara itu, tata laksana keluhan demam pada pasien 1, 2 dan 4 adalah
dengan diberikannya parasetamol. Cara pemberian parasetamol diedukasikan
kepada ibu pasien, yaitu hanya ketika pasien demam (suhu tubuh >37,5oC). Ibu
pasien juga dihimbau untuk memberi minum yang banyak pada anaknya,
mengompres dengan air hangat, melakukan kunjungan ulang bila dalam waktu 2
hari pasien tetap demam, serta segera kembali ke Puskesmas jika kondisi anaknya
memburuk. Selanjutnya, bila pasien tetap demam selama lebih dari 7 hari, maka
pasien segera dirujuk untuk pemeriksaan lanjutan.
Selain tata laksana terkait kasus, orang tau/pengantar pasien juga diberikan
edukasi untuk terus meningkatkan/menjaga kondisi gizi pasien, antara lain dengan
memberikan makanan 3 kali sehari dengan porsi 1/3 sampai porsi dewasa dan
memenuhi kriteria minimal 4 sehat serta pemberian makanan selingan kaya gizi
dalam 2 kali sehari diantara waktu makan.

Salah satu kendala dalam pelaksanaan MTBS ini adalah pasien yang tidak
tenang (rewel). Akibatnya beberapa pemeriksaan yang diperlukan untuk
melengkapi formulir MTBS tidak dapat dilakukan. Beberapa contohnya adalah
tidak bisa dilakukannya pemeriksaan suhu tubuh pada Pasien 4 dan pemeriksaan
status gizi (berat badan, tinggi badan/panjang badan) pada Pasien 1 dan 4. Kendala
kedua adalah pengantar pasien bukan orang tua/orang yang mengetahui riwayat
kesehatan pasien. Akibatnya pada Pasien 3 tidak dapat diketahuinya status
imunisasinya karena Pasien 3 diantar tantenya. Selain itu, kendala ketiga yang
dialami adalah banyaknya orang tua/pengantar pasien yang tidak membawa buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Buku KIA merupakan buku yang berisi riwayat
medik mulai dari kehamilan ibu, kelahiran anak, vaksinasi anak dan tumbuh
kembang anak. Dengan demikian, klinisi mendapat kesulitan untuk memantau
kesehatan pasien anak maupun menentukan terapi yang terbaik untuk pasien
tersebut.

BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
1. Penatalaksanaan balita sakit di Pusksemas berpedoman pada Manajemen
Terpadu Balita Sehat (MTBS).
2. Pedoman

MTBS

digunakan

untuk

menilai,

mengklasifikasikan,

memberikan pengobatan dan konseling dalam penanganan balita sakit.

B. Saran
1. MTBS pada balita kurang dari 2 tahun lebih susah dilakukan apabila balita
menangis atau rewel, sehingga perlu untuk ditenangkan terlebih dahulu.
2. Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) hendaknya selalu dibawa oleh ibu
yang memeriksakan anaknya, dan bukan hanya ketika memeriksakan
kehamilan, melahirkan dan vaksinasi anak.
3. Buku KIA hendaknya lebih sering dibaca dan diperhatikan oleh para ibu
sehingga mampu melakukan tindakan yang cepat dan tepat dalam
menangani anak yang sakit.
4. Pelaksanaan MTBS di Puskesmas Cawas I Kabupaten Klaten telah
dilakukan dengan baik dan diharapkan dapat terus dipertahankan dengan
baik.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2008. Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Depkes RI. 2011. Modul MTBS RevisiTahun 2008. Jakarta: Depkes RI.
Direktorat Bina Kesehatan Anak. 2009. PertemuanNasional Program Kesehatan
Anak Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta: Depkes RI.
Soenarto Y. 2009. MTBS: Strategi Untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Anak.
Disampaikan pada Simposium Pediatri TEMILNAS 2009 Surakarta 01
Agustus 2009.
Tim Field Lab FK UNS. 2014. Ketrampilan : Managemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS). Surakarta: FK UNS.
Wijaya A.M. 2009. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Diunduh dari :
http://infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id
=37:manajemen-terpadu-balita-sakit-mtbs&catid=27:healthprograms&itemid=44 (Diakses 1 Maret 2010)

10

Lampiran 1. Informasi Pasien


Informasi

Pasien 1

Pasien 2

Pasien 3

Pasien 4

Tanggal

26 Maret 2014

26 Maret 2014

26 Maret 2014

26 Maret 2014

Nama

Amelia

Rofik

Nabila

Azkana

Jenis Kelamin

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Perempuan

Umur

15 bulan

48 bulan (4 tahun)

3 tahun, 5 bulan (41 bulan)

10 bulan

BB

10,5 kg

15 kg

13 kg

7,5 kg

TB/PB

Tidak diperiksa

103 cm

Tidak diperiksa

Tidak diperiksa

Suhu badan

37,4oC

38oC

34,5oC

Tidak diperiksa

Kunjungan ke

Tidak diperiksa

Tidak ditemukan

Tidak ditemukan

kunjungan

Penilaian
Tanda

bahaya Tidak ditemukan

Tidak ditemukan

umum
Batuk/sukar

Batuk, pilek 1 hari, laju Batuk dan pilek 2 hari, laju Batuk dan pilek 1 hari, laju Batuk pilek selama satu

bernapas

pernapasan tidak diperiksa pernapasan 30 kali per menit pernapasan 36 kali/menit, hari. Laju pernapasan tidak
karena pasien rewel, tidak (normal), tidak ada stridor, tidak ada stridor, tidak ada diperiksa
tarikan dinding dada

11

karena

pasien

rewel, tidak ada stridor,

ada

stridor,

tidak

ada tidak ada tarikan dinding

tidak ada tarikan dinding

tarikan dinding dada

dada

Diare

Tidak dikeluhkan

Tidak dikeluhan

Tidak dikeluhkan

Tidak dikeluhan

Demam

Demam selama 1 hari, suhu Demam selama 1 hari, suhu Tidak ditemukan

Tidak ditemukan

badan

ketika

dada

diperiksa badan ketika diperiksa 38oC,

37,4oC, tidak ada risiko tidak ada risiko malaria,


malaria,

tidak

pernah tidak pernah mendapat obat

mendapat obat anti-malaria, anti-malaria, tidak bepergian


tidak bepergian ke tempat ke tempat dengan risiko
dengan risiko malaria, tidak malaria, tidak ada kaku
ada kaku kuduk, anak pilek, kuduk, anak pilek, tidak ada
tidak ada riwayat campak riwayat campak dalam 3
dalam 3 bulan terakhir, bulan terakhir, tidak ada
tidak ada tanda campak, tanda campak, tidak ada

Masalah telinga

tidak ada tanda DBD

tanda DBD

Tidak ditemukan

Tidak ditemukan

Tidak ditemukan

Normal

Status gizi normal, anemia Tidak diperiksa

Status gizi dan Tidak diperiksa


anemia

tidak diperiksa

12

Tidak ditemukan

Status imunisasi Lengkap


(BCG,

Lengkap

Tidak diketahui

Lengkap

HB-C,

HB-1-3, DPT-13,

Campak,

Polio-1-4)
Pemberian

Tidak

diberikan

saat Tidak

diberikan

vitamin A

kunjungan

kunjungan

kunjungan

kunjungan

Keluhan lain

13

saat Tidak

diberikan

saat Tidak

diberikan

saat

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Pertemuan hari pertama: Bimbingan dari Instruktur

Gambar 2. Pertemuan hari kedua: MTBS Pasien 1.


14

Gambar 3. Pertemuan hari kedua: MTBS Pasien 2.

Gambar 4. Pertemuan hari kedua: MTBS pasien 3.

15

Gambar 5. Pertemuan hari kedua: MTBS pasien 4.

16

Anda mungkin juga menyukai

  • Pertanyaan Minipro
    Pertanyaan Minipro
    Dokumen6 halaman
    Pertanyaan Minipro
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir
    Daftar Hadir
    Dokumen1 halaman
    Daftar Hadir
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • Kata Log
    Kata Log
    Dokumen1 halaman
    Kata Log
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • Susunan Acara Pelantikan
    Susunan Acara Pelantikan
    Dokumen1 halaman
    Susunan Acara Pelantikan
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • Penanganan FT Pada Nyeri Adnexitis
    Penanganan FT Pada Nyeri Adnexitis
    Dokumen10 halaman
    Penanganan FT Pada Nyeri Adnexitis
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • Pertanyaan Minipro
    Pertanyaan Minipro
    Dokumen6 halaman
    Pertanyaan Minipro
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • BPPV
    BPPV
    Dokumen2 halaman
    BPPV
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kehilangan
    Laporan Kehilangan
    Dokumen1 halaman
    Laporan Kehilangan
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • Time Table
    Time Table
    Dokumen10 halaman
    Time Table
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • Tes Sinusoidal VOR Horizontal Dan VVOR
    Tes Sinusoidal VOR Horizontal Dan VVOR
    Dokumen6 halaman
    Tes Sinusoidal VOR Horizontal Dan VVOR
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • PSC Ispa Fix
    PSC Ispa Fix
    Dokumen17 halaman
    PSC Ispa Fix
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen1 halaman
    1
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • Rundown City Tour
    Rundown City Tour
    Dokumen6 halaman
    Rundown City Tour
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • MTBS FL
    MTBS FL
    Dokumen3 halaman
    MTBS FL
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • NAPZA
    NAPZA
    Dokumen2 halaman
    NAPZA
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • Rundown City Tour
    Rundown City Tour
    Dokumen6 halaman
    Rundown City Tour
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • Pendekatan Elektromiograf
    Pendekatan Elektromiograf
    Dokumen2 halaman
    Pendekatan Elektromiograf
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • NAPZA
    NAPZA
    Dokumen2 halaman
    NAPZA
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • Bahan Laporan Sekenario 2
    Bahan Laporan Sekenario 2
    Dokumen2 halaman
    Bahan Laporan Sekenario 2
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • Preskes Plastik
    Preskes Plastik
    Dokumen6 halaman
    Preskes Plastik
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • Maliq
    Maliq
    Dokumen2 halaman
    Maliq
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • Rundown City Tour
    Rundown City Tour
    Dokumen6 halaman
    Rundown City Tour
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • MTBS FL
    MTBS FL
    Dokumen3 halaman
    MTBS FL
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • Sianosis
    Sianosis
    Dokumen2 halaman
    Sianosis
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Kasus Bedah Thoraks
    Presentasi Kasus Bedah Thoraks
    Dokumen6 halaman
    Presentasi Kasus Bedah Thoraks
    Samiaji Abbas Ras
    Belum ada peringkat
  • Status Deathcase
    Status Deathcase
    Dokumen5 halaman
    Status Deathcase
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat
  • CaKul Pediatri - Gizi
    CaKul Pediatri - Gizi
    Dokumen7 halaman
    CaKul Pediatri - Gizi
    Gisti Respati Riyanti
    Belum ada peringkat