Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan
laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan, yang terdiri dari:
a. Pemerintah pusat
b. Pemerintah daerah
c. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika
menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan
laporan keuangan.
Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat pengelolaan,
pengendalian, dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap aset, yuridiksi, tugas dan misi
tertentu, dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari pelaporan
lainnya.
Asumsi Dasar
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan
yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat
diterapkan, yang terdiri dari:
a. Asumsi kemandirian entitas
Asumsi kemandirian entitas, baik entitas pelaporan maupun akuntansi, berarti bahwa
setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban
untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi
pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini
adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya
dengan tanggung jawab penuh.
b. Asumsi kesinambungan entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi entitas
pelaporan
akan berlanjut