Anda di halaman 1dari 47

Teologi II: Aborsi

Edwin Gandawijaya
Marleen
Teresa Nadia
Steven Matuali
Andrew Lienata
Andrew Lukman
Stefanie Karina Putri

07120100057
07120110032
07120110050
07120110055
07120110066
07120110067
07120110100

Pendahuluan
Aborsi adalah berhentinya
kehamilan sebelum atau
peneluarahan hasil konsepsi
yang menyebabkan kematian
janin.
Di Asia tenggara, WHO
memperkirakan 4,2 juta aborsi
dilakukan setiap tahunnya,
diantaranya 750.000 sampai 1,5
juta terjadi di Indonesia

Risiko kematian akibat aborsi


tidak aman di wilayah Asia
diperkirakan antara 1 dari
250.
Aborsi adalah proses medis
yang memiliki banyak
kontroversi
Di Indonesia itu dipandang
sebagai "ilegal

Tujuan
Untuk memahami aborsi dari
sudut pandang medis, hukum, dan
agama kristen
Untuk mengkaji Christian
Worldview terhadap aborsi

Dari Sudut Pandang


Medis

Aborsi adalah berhentinya kehamilan


sebelum atau pengeluaran hasil
konsepsi dalam usia kandungan kurang
dari 20 minggu atau berat janin <500g
yang menyebabkan kematian janin.

Dari Sudut Pandang


Hukum

Di Indonesia, baik menurut pandangan


agama, Undang-Undang Negara,
maupun Etik Kedokteran, seorang
dokter tidak diperbolehkan untuk
melakukan tindakan pengguguran
kandungan (abortus provokatus)

Dari Sudut Pandang


Agama

Agama memandang aborsi sebagai


suatu tindakan melawan kodrat Tuhan
sebagai pemegang hak hidupmanusia,
dengan merampas hak hidup janin
dalam kandungan.

Kenapa dibagi Subtopik


Karena dari berbagai pandangan tersebut
diharapkan dapat memberikan kita nilai
moral dan keagamaan yang lebih sesuai
dengan ajaran kristen terhadap nyawa
manusia
Pandangan medis atas aborsi
memungkinkan kita untuk memahami
indikasi dilakukannya sebuah tindakan
aborsi atau menggugurkan kehamilan
dengan alasan medis tertentu sesuai
dengan kebijakasanaan pihak yang
bersangkutan

Pandangan dari hukum di


Indonesia turut memungkinkan
kita untuk memahami peraturan
pemerintah yang telah dilegalkan
dalam hal aborsi sesuai dengan
perundangan yang berlaku
Pandangan agama kristen tentang
aborsi sangat penting bagi kita
untuk mengetahui bagaimana
penerapan ajaran kristiani melalui
Christian Worldview

Korelasi Antara Subtopik


Sebuah sudut pandang medis tentang
aborsi penting karena proses aborsi
harus dilakukan oleh seorang
profesional medis, tetapi aborsi harus
dilakukan sesuai dengan peraturan
hukum.
Hukum tentang aborsi mengatur apa
yang bisa dan harus dilakukan jika
seorang ibu ingin menggugurkan
kehamilan.

Prosedur medis aborsi juga harus


dilihat melalui sudut pandang
agama sebagai hukum Tuhan
Undang-undang tentang aborsi
dipandu oleh sudut pandang
agama tentang aborsi, sehingga
sangat penting untuk memahami
apa yang agama kristen katakan
tentang aborsi untuk memahami
bagaimana seharusnya manusia
mengahadapi aborsi.

Aborsi dari sisi Medis


Aborsi adalah berhentinya kehamilan
sebelum atau pengeluaran hasil
konsepsi dalam usia kandungan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram yang menyebabkan
kematian janin.

Jenis Aborsi
1. Abortus komplet
Seluruh hasil konsepsi keluar dari rahim pada
usia kehamilan kurang dari 20 minggu.
2. Abortus inkomplet
Sebagian hasil konsepsi keluar dari rahim
pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu.
3. Abortus insipiens
Pengeluaran hasil konsepsi yang mengancam
ditandai dengan serviks mendatar dan hasil
konsepsi masih terperangkap.

4. Abortus iminens
Tingkat permulaan, terjadi
perdarahan pervagina, sedangkan
jalan lahir masih tertutup dan hasil
konsepsi masih baik di dalam rahim.
5. Missed abortion
Embryo atau fetus telah meninggal di
dalam kandungan pada usia kurang
dari 20 minggu.
6. Abortus habitualis
Abortus yang dilakukan sebanyak
tiga kali berturut-turut atau lebih.

Karakteristik ibu hamil yang


harus dipertimbangkan karena
tingginya kemungkinan
abortus:

Umur
Usia paling aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-30 tahun. Diluar
usia resiko kematian maternal meningkat
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
dapat menimbulkan pertumbuhan janin
kurang baik, persalinan lama, dan
perdarahan pada saat persalinan.

Paritas ibu
Paritas 2-3 merupakan paritas paling
aman ditinjau dari sudut kematian
maternal. Paritas pertama dan paritas
lebih dari 3 memiliki resiko kematian
lebih tinggi.
Riwayat kehamilan yang lalu
Kemungkinan terjadinya abortus pada
seorang wanita yang sudah mengalami
abortus sebelumnya mencapai 73%-83%
(menurut Malpas dan Eastman)

Process melakukan
Aborsi

1. Pada kehamilan dibawah 1 bulan


2. Aborsi dilakukan dengan menggunakan
alat penghisap (suction).
3. Pada kehamilan 1-3 bulan
4. Karena bagian tubuh janin mulai
terbentuk aborsi dilakukan dengan cara
menusuk janin kemudian memotongmotong tubuhnya dengan menggunakan
alat khusus (cunam abortus). Kemudian
bagian-bagian yang sudah terpotong
dikeluarkan dari kandungan.

5. Pada kehamilan 3-6 bulan


6. Pada usia ini janin sudah memiliki detak
jantung dan bisa merasakan sakit, maka
aborsi dilakukan dengan membunuh bayi
terlebih dahulu sebelum dikeluarkan.
Pertama, diberi suntikan salin yang
langsung dimasukan kedalam ketuban bayi.
Saline akan membakar kulit bayi dan
membuatnya sesak nafas. Dengan durasi
paling lama mencapai 1 hari bayi akan
meninggal.
7. Pada kehamilan 6-9 bulan
8. Proses aborsi akan dilakukan dengan cara
mengeluarkan bayi hidup-hidup kemudian
dibunuh di luar kandungan.

Aborsi dari sisi Hukum


Hukum abortus di berbagai negara dapat
digolongkan dalam beberapa kategori sebagai
berikut:
Tanpa pengecualian melarang abortus, seperti di
Belanda.
Memperbolehkan abortus demi keselamatan
kehidupan penderita (ibu), seperti di Perancis dan
Pakistan.
Memperbolehkan abortus atas indikasi medik,
seperti di Kanada, Muangthai dan Swiss.
Memperbolehkan abortus atas indikasi sosiomedik, seperti di Eslandia, Swedia, Inggris,
Scandinavia, dan India.

Memperbolehkan abortus atas indikasi


social (mempertimbangkan kondisi
kehidupan social), seperti di Jepang,
Polandia, dan Yugoslavia.
Memperbolehkan abortus atas permintaan
tanpa memperhatikan indikasi-indikasi
lainnya (Abortion on requst atau Abortion on
demand), seperti di Bulgaris, Hongaria,
USSR, Singapura.
Memperbolehkan abortus atas indikasi
eugenistis (aborsi boleh dilakukan bila fetus
yang akan lahir menderita cacat yang
serius) misalnya di India
Memperbolehkan aborsi atas indikasi
humanitarian (misalnya bila hamil akibat
perkosaan) seperti di Jepang.

Pasal 7d: Setiap dokter harus


senantiasa mengingat akan kewajiban
melindungi hidup makhluk insani. Pada
pelaksanaannya, apabila ada dokter
yang melakukan pelanggaran, maka
penegakan implementasi etik akan
dilakukan secara berjenjang dimulai
dari panitia etik di masing-masing RS
hingga Majelis Kehormatan Etika
Kedokteran (MKEK). Sanksi tertinggi
dari pelanggaran etik ini berupa
"pengucilan" anggota dari profesi
tersebut dari kelompoknya.

PASAL 15
1.Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk
menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya,
dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
2.Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan:
a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan
diambilnya tindakan tersebut.
b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai
dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan
pertimbangan tim ahli.
c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan
atau suami atau keluarganya.
d. Pada sarana kesehatan tertentu.

3.Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis


tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

PASAL 299
1.Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang
wanita atau menyuruh supaya diobati, dengan
diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa
karena pengobatan itu hamilnya dapat
digugurkan, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun atau denda paling
banyak empat pulu ribu rupiah.
2.Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk
mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan
tersebut sebagai pencaharian atau kebiasaan
atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat,
pidananya dapat ditambah sepertiga.
3.Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut
dalam menjalankan pencaharian, maka dapat
dicabut haknya untuk melakukan pencaharian.

PASAL 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan
atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.
PASAL 347
1.Barang siapa dengan sengaja menggugurkan
atau mematikan kandungan seorang wanita
tanpa persetujuan, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua belas tahun.
2.Jika perbuatan itu menyebabkan matinya
wanita tersebut, dikenakan pidana penjara
paling lama lima belas tahun.

PASAL 348
1.Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seseorang wanita dengan
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun enam bulan.
2.Jika perbuatan tersebut mengakibatkan matinya
wanita tersebut, dikarenakan pidana penjara paling
lama tujuh tahun.
PASAL 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu
melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346,
ataupun melakukan atau membantu melakukan
salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal
347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam
pasal itu dapat ditambah dengn sepertiga dan
dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian
dalam mana kejahatan dilakukan.

PASAL 535
Barang siapa secara terang-terangan
mempertunjukkan suatu sarana untuk
menggugurkan kandungan, maupun
secara terang-terangan atau tanpa
diminta menawarkan, ataupun secara
terang-terangan atau dengan
menyiarkan tulisan tanpa diminta,
menunjuk sebagai bisa didapat, sarana
atau perantaraan yang demikian itu,
diancam dengan kurungan paling lama
tiga bulan atau denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah.

PASAL 80
Barang siapa dengan sengaja
melakukan tindakan medis tertentu
terhadap ibu hamil yang tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dan
ayat (2), dipidana dengan penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

Aborsi dari sisi Agama


Pandangan aborsi menurut agama
Kristen merupakan sebuah tindakan
pembunuhan terhadap janin yang
dikandung oleh seorang ibu dimana
tidak dapat dibenarkan dengan alasan
apapun.
Secara umum menurut agama Kristen
kehidupan manusia harus dihargai sejak
proses fertilisasi, implantasi, hingga
kelahiran yang merupakan berkat dari
Allah (Lukas 1:42).

Dalam Yeremia 1:5 memberitahukan


kita bahwa Allah telah mengenal kita
sebelum membentuk kita sebagai
manusia dalam kandungan.
Pada prinsipnya umat Kristen percaya
bahwa kehidupan adalah kudus sejak
dari masa pembuahan hingga
kematian yang wajar.
Dapat kita lihat pada Keluaran 21:2225 menceritakan atas pemberian
hukuman yang sama kepada orang
yang mengakibatkan kematian seorang
bayi yang masih dalam kandungan.

Aborsi tidak hanya tentang


persoalan hak kita sebagai
manusia untuk memilih atas
kehidupan seorang bayi untuk
dilahirkan atau tidak, melainkan
berkenaan dengan hidup matinya
manusia yang diciptakan sesuai
dengan gambar dan rupa Allah
(Kejadian 1:26-27).

Alkitab dengan jelas mengajarkan kita


untuk menghargai kehidupan dan
bahwa setiap kehidupan adalah milik
Tuhan.
Tindakan aborsi sangat jelas
bertentangan dengan ajaran tersebut.
Meskipun didalam Alkitab tidak tertulis
secara eksplisit kata-kata aborsi,
namun kita dapat menelaah bahwa
Alkitab mentang tindakan ini.

Aborsi Menurut Alkitab


1. Alkitab mengatakan bahwa manusia
merupakan ciptaan yang berbeda
dibandingkan ciptaan Tuhan yang lain,
karena mansia dibuat sesuai gambar dan
rupa Allah
Maka Allah menciptakan manusia itu
menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka (Kejadian 1:27)
Namun Engkau telah membuatnya hampir
sama seperti Allah, dan telah memahkotainya
dengan kemuliaan dan hormat (Mazmur 8:6)

2. Alkitab mengajarkan bahwa anak-anak


adalah berkat dari Tuhan
Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah
milik pusaka dari pada Tuhan, dan buah
kandungan adalah suatu upah (Mazmur
127:3).
Beranak cuculah dan bertambah banyak;
penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas segala
binatang yang merayap di bumi (Kejadian
1:28)
Aku telah mendapat seorang anak lakilaki dengan pertolongan Tuhan (Kejadian
4:1)

3. Alkitab mengajarkan bahwa anak


yang masih dalam kandungan sudah
memiliki hubungan dengan Tuhan
Ya, Engkau yang mengeluarkan aku
dari kandungan; Engkau yang membuat
aku aman pada dada ibuku. Kepada-Mu
aku diserahkan sejak aku lahir, sejak
dalam kandungan ibuku Engkaulah
Allahku. (Mazmur 22:10-11)
Sebab Engkaulah yang membentuk
buah pinggangku, menenun aku dalam
kandungan ibuku. (Mazmur 139:13)

4. Alkitab berulang kali mengutuk


pembunuhan
Pada 10 perintah Allah, Jangan
membunuh (Keluaran 20:13,
Ulangan 5:17, Matius 19:18)
Tetapi anjing-anjing dan tukangtukangsihir, orang-orang sunda;,
orang-orang pembunuh, penyembahpenyembah berhala dan setiap orang
yang mencintai dusta dan yang
melakukannya, tinggal di luar (Wahyu
22:15)

5. Alkitab mengajarkan kita untuk saling


mengasihi
Sebab inilah berita yang telah kamu
dengar dari mulanya, yaitu bahwa
kita harus saling mengasihi (1
Yohanes 3:11)
Dan hukum yang kedua, yang sama
dengan itu, ialah: Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri (Matius 22:39)

Pertentangan aborsi
menurut alkitab

Pola pikir bahwa janin dalam kandungan itu


belum memiliki nyawa. (Kejadian 16:11 dan
Kejadian 25:21-26)
Aborsi karena janin yang cacat tidak
dibenarkan Allah. (Yohanes 9:1-3 dan Yesaya
45:9-12)
Aborsi karena ingin menyembunyikan aib
tidak dapat dibenarkan Allah. (Kejadian
19:36-38 dan Roma 8:28)
Aborsi karena tindakan kriminal. (Yesaya
44:2)
Aborsi karena menyelamatkan nyawa ibu.
(Yakobus 1:5 dan Roma 8:28)

Hukuman aborsi
menurut alkitab

Allah yang seharusnya kita sebagai umat


kristiani melakukan segala yang
diperintahkan-Nya dengan setia tanpa
menambahinya ataupun menguranginya
(Ulangan 12:31-32).
Dalam kitab Keluaran 21:22-25, aborsi
yang dilakukan oleh manusia akan
diberikan hukuman yang sebanding
dengan apa yang mereka lakukan, seperti
nyawa ganti nyawa mata ganti mata gigi
ganti gigi tangan ganti tangan kaki ganti
kaki lecur ganti lecur luka ganti luka
bengkak ganti bengkak.

Melakukan tindakan aborsi sama saja


dengan mengorbankan karya ciptaan
Allah kepada roh-roh jahat dan
menumpahkan darah orang yang tidak
bersalah, darah anak-anak lelaki dan
perempuan mereka, yang menyalakan
murka Allah terhadap umat-Nya dan Ia
jijik kepada milik-Nya sendiri (Mazmur
106:37-42).

Kesimpulan
Aborsi merupakan berhentinya
kehamilan sebelum atau pengeluaran
hasil konsepsi yang menyebabkan
kematian janin.
Proses medis ini memiliki banyak
kontroversi dan hal ini menciptakan
banyak perdebatan baik dari sudut
pandang medis , hukum serta agama.

Menurut pandangan medis aborsi boleh


dilakukan bilamana terjadi kondisi yang
mengancam keselamatan ibu ataupun
ibu dan janin aborsi sangat disarankan
meskipun kehamilan sangat diinginkan.
Menurut pandangan hukum aborsi dapat
dilakukan jika alasan yang sangat
mendasar untuk melakukannya adalah
untuk menyelamatkan nyawa ibu dan
diatur dalam Undang Undang.
Menurut pandangan Kristen aborsi sama
sekali tidak diperkenankan untuk
dilakukan karena bertentangan dengan
ajaran Kristen.

Saran
Sebagai mahasiswa kedokteran sangat penting
mengetahui makna dan konsekuensi yang
sesungguhnya terhadap tindakan aborsi yang
ditinjau dari berbagai sudut pandang.
Melalui pengkajian ini, diharapakan kami
sekolompok sebagai calon dokter diharapkan dapat
menjadi dokter yang memiliki Christian Worldview
atas segala tindakan atau prosedur medis yang
nantinya kami hadapi di tengah perkembangan
zaman sekarang.
Dengan menganut ajaran agama Kristen tentunya
akan membuat kami sebagai calon dokter untuk
lebih melakukan pelayanan kesehatan sesuai
dengan rencana-Nya.

Reference
1. Pavone F. The Bible's Teaching Against Abortion.
http://www.priestsforlife.org/articles/4376-the-biblesteaching-against-abortion (accessed 5 October 2014).
2. Melton J.L. Abortion: Ten Bible Reasons why it is Wrong.
http://www.biblebelievers.com/jmelton/abortion.html
(accessed 5 October 2014).
3. Solahuddin SH. Kitab Undang-Undang Hukum Pindana ,
Acara Pindana & Perdata (KUHP, KUHAP, & KUHPdt).
Indonesia: Visi Media; 2008.
4. Aborsi.org. http://aborsi.org/ (accessed 5 October
2014).
5. Saifudin A.B.. Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo; 2006.
6. Alkitab The New International Version. United States of
America: Zondervan; 2011

7. Gleicher N, Jaffin H: Eisenmengers syndrome


and pregnancy. N Engl J Med. 02:751, 1980
8. Fetal abnormalities: Inherited and acquired
disorders. In Cunningham FG, MacDonald PC,
Gant NF et al (eds): Williams Obstetrics, p 895,
20th ed. Stamford CT, Appleton and Lange, 1997
9. Susser, M: Induced abortion and health as a
value. Am J Public Health 1992;82:1323
10.Dewi, Made Heny Urnila. 1997. Aborsi Pro dan
Kontra di Kalangan Petugas Kesegatan.
Jogjakarta: Pusat Penelitian Kependudukan UGM

Anda mungkin juga menyukai