TB PARU
Disusun oleh :
Anggi Novita E. 1102010022
Bimantoro S. 1102010050
Vinna F. 11020100284
Pembimbing :
dr. Henny K. Koesna, Sp.PD
dr. Seno M. Kamil, Sp.PD
dr. Dinny G. Prihadi, Sp.PD, M.Kes
I.
Identitas Pasien
Nama
: Tn. K
Umur
: 54 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status Perkawinan
: Menikah
Pekerjaan
: Buruh
Suku Bangsa
: Sunda
Agama
: Islam
Pendidikan
II.
: SMP
Alamat
Masuk RS
: 20 Agustus 2014
Anamnesis
Keluhan Utama
Mencret-mencret
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 10 hari SMRS, pasien mengeluh mencret-mencret sebanyak 5 kali/ hari, dengan
konsistensi cair, berampas, berlendir, sedikit darah dan berbau busuk. Keluhan disertai nyeri
perut seperti melilit dan mulas-mulas. Perut terasa kembung. Keluhan mual dan muntah
disangkal. Pasien juga mengeluhkan batuk-batuk yang tidak kunjung sembuh. Batuk dirasakan
sudah lebih dari 1 bulan. Batuk berdahak berwarna putih dan kadang disertai bercak merah.
Keluhan juga disertai dengan demam hilang timbul sejak 3 minggu yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan nafsu makan berkurang selama sakit, sehingga BB pasien semakin turun. Kadang
kadang pasien juga mengeluhkan kepalanya terasa pusing dan badannya terasa lemas. Keluhan
juga disertai dengan sering berkeringat dingin pada malam hari. Riwayat penyakit kuning tidak
ada, dan tidak ada riwayat bengkak pada tungkai maupun perut. Buang air kecil dengan kencing
batu, nyeri saat BAK, dan keluar darah saat BAK disangkal pasien.
Pasien sudah sering membeli obat warung untuk keluhan mencret dan batuk
namun keluhannya sering berulang dan tidak kunjung membaik. Pasien mengaku tinggal
dirumah dengan ukuran ukuran tidak terlalu besar dan jendela yang jarang dibuka.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sering membeli obat diwarung untuk mengurangi keluhan batuk dan mencret
III.
IV.
Tanda Vital
Kesadaran
Keadaan umum
Tekanan darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
: Compos Mentis
: Tampak Sakit sedang
: 100/60
: 76x/menit, regular, equal, isi cukup
: 28x/menit, cepat dangkal
: 36, 8C
Pemeriksaan Fisik
Kepala
: Normocephal
Mata
: Konjungtiva : tidak anemis
Sklera
: tidak ikterik
Pupil
: bulat, isokhor, reflek cahaya langsung/tidak langsung (+)
THT
: Telinga
: Bentuk normal, serumen ( - ), membrane timpani intak
Hidung
: Bentuk normal, septum ditengah, tidak deviasi, pernafasan
cuping hidung tidak ada
Mulut
: Bentuk normal, lidah tidak kotor, tidak hiperemis, POC (-)
Leher
: KGB tidak ada kelainan, JVP tidak
Thorax
:
o Paru
Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris dalam keadaan statis dan
dinamis
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi, fremitus vocal
dan taktil simetris kanan=kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikular breath sound kanan=kiri, Rhonki -/wheezing -/-
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
: Datar lembut
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Ekstremitas
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. LABORATORIUM ( 21 Agustus 2014)
Hematologi
Darah Rutin
Haemoglobin
: 13.5
g/dl
14 - 18
Hematokrit
: 41
40 48
Leukosit
: 10.500
/mm3
4.000 10.000
: 359.000
/mm3
Basofil
:-
0-1
Eosinofil
:1
2-4
Stab
:1
3-5
Segmen
: 75
50-70
Lymfosit
: 17
25-40
Monosit
:6
2-6
LED Jam I
: 61
mm/jam
<10
LED Jam II
: 97
mm/jam
AST (SGOT)
: 31.7
U/L
<= 35
ALT (SGPT)
: 29.2
U/L
<= 45
Trombosit
150.000 400.000
Hitung Jenis
Kimia Klinik
Feses
Tinja Rutin/Lengkap
Makroskopis
Warna
: Coklat
Konsistensi
: Lembek
Lendir
: Positif
Mikroskopis
Lekosit
: >10
/lpb
/lpb
Negatif
Eritrosit
: 1-2
Negatif
Amoeba
: Positif
Negatif
Bakteri
: Positif
Negatif
Telur Cacing
: Negatif
Negatif
Mikrobiologi
Preparat BTA 3x
BTA I
: POSITIF (2+)
BTA II
: POSITIF (3+)
BTA III
: POSITIF (3+)
Pewarnaan Gram
Hasil
Ditemukan bakteri coccus gram (+) yaitu: Diplococcus sp dan Streptococcus sp
Epithel
: 2-3/ LPK
Lekosit
: 3-4/ LPB
: TB paru aktif
F. RESUME
Sejak 10 hari SMRS, pasien mengeluh mencret-mencret sebanyak 5 kali/ hari, dengan
konsistensi cair, berampas, berlendir, sedikit darah dan berbau busuk. Keluhan disertai nyeri
perut seperti melilit dan mulas-mulas. Perut terasa kembung. Pasien juga mengeluhkan
batuk-batuk yang tidak kunjung sembuh yang lebih dari 1 bulan. Batuk berdahak berwarna
putih dan kadang disertai bercak merah. Keluhan juga disertai dengan demam hilang timbul
sejak 3 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan nafsu makan berkurang selama sakit,
sehingga BB pasien semakin turun. Kadang kadang pasien juga mengeluhkan kepalanya
terasa pusing dan badannya terasa lemas. Keluhan juga disertai dengan sering berkeringat
dingin pada malam hari.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan bising usus meningkat, nyeri tekan pada abdomen
serta turgor yang menurun. Pada pemeriksaan darah rutin ditemukan Hb: 13.5, Leukosit :
10.500. Sedangkan hasil feses rutin ditemukan Amoeba : positif. Hasil pemeriksaan Sputum
(S-P-S) : +2 - +3 - +3. Dan pada foto thorax didapatkan kesan TB paru aktif
V.
Pembahasan
1. Apakah diagnosis pada pasien ini sudah benar?
Ya sudah tepat karena sesuai dengan gejala dan tanda klinis pada pasien
tersebut. Pasien memiliki gejala-gejala hipoglikemi akibat pengggunaan obat
antidiabetik yaitu lemas badan, berkeringat dingin, pusing. Hasil pemeriksaan
gula darag sewaktu menunjukan penurunan kadar gula darah.
Sedangkan untuk diagnosis CHF ditegakkan melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Pada anamnesis didapatkan pasien merasa sesak nafas
dirasakan terutama pada aktivitas ringan dn tidak hilang dengan istirahat (dyspnea
deffort)). Pasien tidur dengan 2 bantal sehari (ortopnea), sulit tidur akhir-akhir ini
karena sesak, dulu sering terbangun malam karena sesak (paroxysmal mocturnal
dyspnea). Pasien merasa cepat lelah jika beraktivitas. Sesak nafas tidak disertai
mengi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan JVP 5+2 cm, adanya
pelebaran pada batas kiri jantung pasien, dan adanya pitting udem pada kedua
tungkai. Gejal-gejala tersebut merupakan gejala khas dari gagal jantung kongestif.
Diagnosa pneumonia pada pasien ini berdasarkan adanya batuk produktif,
pada pemeriksaan fisik adanya rhonki basah kasar pada pemeriksaan paru, namun
sayangnya hasil foto thoraks pada pasien ini belum ada jadi tidak dapat
mengetahui gambaran dari foto thoraks. Pneumonia pada pasien ini dipikirkan
didaoatkan dari lingkungan (community-acquired-pneumonia). Hal ini dapat
memperberat sesak nafas pasien.
Diagnosa gagal ginjal kronik didapatkan berdasarkan anamnesis pasien
lemas badan, pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva yang anemis tetapi
tekanan darah pasien tinggi, pada pemeriksaan ureum kreatinin meningkat. Hal
tersebut merupakan gejala dan tanda dari gagal ginjal kronik.
Diagnosa hipertensi didapatkan dari pemeriksaan tekanan darah pasien
yang tinggi dan juga pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu.
2. Apakah terapi yang diberikan sudah tepat?
Terapi untuk hipoglikemia pada pasien DM seharusnya untuk pasien yang
sadar beri minum larutan gula 10 - 30 gram, observasi dan monitor gula darah ( >
90 mg % ). Jika pasien tidak sadar : suntikan intravena 50 - 100 ml Dextrose 40%,
observasi dan cek kadar gula darah ( > 90 mg% ), 10 menit setelah kadar gula
darah > 90 mg% , biasanya pasien akan sadar penuh, dijaga agar gula darah tetap
>90 mg% dengan pemberian infus Dextrose 10% (1-3 hari) dengan monitor gula
darah 3-6 jam sekali, sebaiknya dipertahankan kadar gula darah 90 - 180 mg%,
hentikan sementara obat hipoglikemia, bila suntikan I.V Dextrose tidak dapat
dijalankan dapat diberikan suntikan glukagon 1 ml (I>M) ( terutama hipoglikemia
karena terapi insulin). Pasien tetap tidak sadar walau sudah terapi (1.2) infus
Manitol (1,5 - 2 gram/kg BB) setiap 6-8 jam, suntikan dexametason 10 mg bolus,
dilanjutkan 2 mg setiap 6 jam, infus Dextrose 10% terus dilanjutkan dijaga kadar
gula darah sekitar180 mg% , observasi dan cari penyebab koma yang lain.