DISUSUN OLEH:
Kelompok 9
Hutomo Rezky
1102009134
Meta Adriani
1102009171
Nandika Nurfitria
1102009201
1102009229
1. Sebanyak 70% kasus Emerging dan Re-emerging Disease yang terjadi di Indonesia
dan seluruh dunia adalah zoonosis. Faktor apa yang mempengaruhi tingginya angka
tersebut? Indonesia pun telah melakukan berbagai cara dalam mengurangi angka
tersebut. Menurut pendapat Anda sebagai seorang dokter, sektor manakah yang lemah
(kurang efektif)? Jelaskan!
2. Jelaskan cara pelaporan KLB (Kejadian Luar Biasa) di suatu wilayah kerja atau
daerah tertentu!
JAWABAN
JAWABAN NO. 1:
JAWABAN NO. 2:
Standar baku surveilence KLB bagi instansi pemerintah dalam bidang kesehatan yaitu :
1. Laporan Kewaspadaan (Dilaporkan dalam waktu 24 jam)
Laporan kewaspadaan adalah laporan adanya penderita, atau tersangka penderita penyakit
yang dapat menimbulkan wabah. Yang diharuskan menyampaikan laporan kewaspadaan
adalah :
a. Orang tua penderita atau tersangka penderita/orang dewasa yang tinggal serumah
dengan penderita tau tersangka penderita/ kepala keluarga/ ketua RT/ RW/ Kepala
dukuh
b. Dokter, petugas kesehatan yang mnemerikasa penderita/dokter hewan yang memeriksa
hewan tersangka penderita
c. Kepala Stasiun kereta api, kepala Terminal kendaraan bermotor, kepala asrama, kepala
sekolah,/ pimpinan perusahaan, kepala unit kesehatan pemerintah atau swasta
d. Nahkoda kendaraan air dan udara
Laporan kewaspadaan disampaikan kepada Kepala Lurah atau Kepala Desa dan atau
Unit Kesehatn terdekat selambat-lambatnya 24 jam sejak mengetahui adanya penderita
atau tersangka penderita KLB/ baik dengan cara lisan, maupun tertulis. Kemudian
laporan kewaspadaan tersebut harus diteruskan kepada laporan kepala Puskesmas
setempat.
Isi laporan kewaspadaan tersebut adalah :
Nama penderita hidup atau telah meninggal
Golongan umur
Tempat dan alamat kejadian
Waktu kejadian
Alur laporan
tertentu. Laporan KLB ini harus memperhatikan asas dini, cepat, dapat dipercaya dan
bertanggung jawab yang dapat dilakukan dengan lisan atau tertulis
Laporan KLB (W1) ini harus diikuti dengan laporan Hasil Penyidikan KLB dan Rencana
Penanggulangannya.
Unit kesehatan yang membuat laporan KLB (W1) adalah Puskesmas, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Propoinsi, dengan berpedoman pada format Laporan KLB (W1).
Formulir Laporan KLB (W1) adalah sama untuk Puskesmas, Kab/Kota dan Propinsi,
dengan Kode berbeda. Berisi nama daerah KLB (desa, kecamatan, kabupaten/kota dan
nama puskesmas), jumlah penderita dan menibnggal pada saat laporan, nama penyakit,
dan langkah-langkah yang sedang dilakukan. Satu formulir W1 berlaku untuk 1 jenis
penyakit saja.
ALUR LAPORAN KLB (W1)
Gubernur
Bupati/walikota
Camat
Rumah sakit
Puskesmas
Laporan adanya penyakit KLB di RS dibuat oleh Rumah sakit dikirim ke Puskesmas dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Laporan KLB Kabupaten/Kota (W1Ka) :
Laporan KLB Kabupaten/Kota (W1Ka) dibuat oleh dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Kepada Bupati/Walikota dan Dinas Kesehatan Propinsi.
Laporan KLB Propinsi (W1Pr):
Laporan KLB Propinsi (W1Pr) dibuat oleh Dinas Kesehatan Propinsi kepada Gubernur
dan Departemen Kesehatan, ub. Direktorat Jenderal yang menangani KLB Penyakit
(Dirjen PPM&PL)