Anda di halaman 1dari 49

BAB I

LATAR BELAKANG
1.1 Gambaran Umum Desa
1.1.1 Gambaran Secara Geografis
Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah
Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mempunyai luas wilayah
4.763.198 ha (47,631 km2).Terdiri dari luas daratan 2.170.120 ha dan sawah 2.593.078 ha
dengan ketinggian dari permukaan laut 2 - 3 meter dengan curah hujan rata-rata 24
mm/tahun.Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tangerang sekitar 47 km.
Batas-batas wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Laut Jawa atau DKI Jakarta.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Tangerang atau Kecamatan Neglasari.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sepatan atau Pakuhaji.
Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus berada di wilayah Kecamatan Teluk Naga
bagian utara yang terdiri dari enam desa binaan yaitu desa Pangkalan, Tanjung Burung,
Tegal Angus, Tanjung Pasir, Muara dan Lemo.

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

Desa Tanjung Pasir terletak di utara dari Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten yang merupakan daerah pesisir pantai, mempunyai luas
wilayah 564,25 hektar dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian satu
meter dari permukaan laut dengan suhu udara 300 - 370C.
Luas wilayah terdiri dari sawah seluas 79 hektar, daratan seluas 108,185 hektar dan
empang seluas 377,065 hektar.Pada daratan terdiri dari dua hektar pemakaman umum.

Batas-batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar 1.1
adalah sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.
b. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung.
c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara.
d. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo, dan Pangkalan.

Gambar 1.2 Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir Tahun 2013


Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

Puskesmas Tegal Angus terdapat di :


a)
b)
c)
d)
e)

Desa Tegal Angus.


Jl. Raya Tanjung Pasir.
Kode Pos 15510.
Status kepemilikan tanah : Tanah Pemerintah Kabupaten.
Batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.
f) Batas wilayah sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kosambi.
g) Batas wilayah sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kampung Melayu.
h) Batas wilayah sebelah Barat dengan Desa Pakuhaji.

Prasarana perhubungan dan pengairan di Kecamatan Teluk Naga dihubungkan oleh:


A. Jalan

Panjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Naga sepanjang 108
km,dengan klasifikasi sebagai berikut :
1. Berdasarkan status
a. Jalan Propinsi
b. Jalan Kabupaten
c. Jalan Desa
2. Berdasarkan kondisi fisik
a. Jalan hotmik
b. Jalan aspal
c. Jalan tanah
B. Jembatan
1. Jembatan besi
2. Jembatan beton

: 9,5 km.
: 5 km.
: 93,5 km.
: 17,5 km.
: 67 km.
: 14,5 km.
: 1 km.
: 7 km.

C. Sungai atau kali


Sungai atau kali yang mengalir di wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sungai
Cisadane dengan panjang saluran sejauh 12 km.
a. Irigasi atau Pengairan
Pengairan dapat mengairi sawah seluas 20.593.649 ha.
b. Bendungan air atau Dam
Bendungan dapat digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yangmenjadi
salah satu sumber air bersih yangdimanfaatkan masyarakat.
1.1.2

Gambaran Umum Desa Secara Demografi


1.1.2.1 Jumlah Penduduk
Kepadatan penduduk rata-rata 1,625 jiwa/km2. Dengan jumlah rumah
tangga1.485 dan rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga adalah 3,7 jiwa.
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus adalah 53.831 jiwa yang tersebar
di 6 desa seperti yang tercantum di tabel 1.1 dibawah ini:

Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah RumahTangga Dan Kepadatan Penduduk

Desa/Kel

Luas
Wilayah
(km2)

Jumlah

KepadatanPenduduk
(km2)

No

Rata-Rata Jiwa/
Rumah

Menurut Desa/Kelurahan Tanjung Pasir Tahun 2012

Penduduk Miskin
(Jiwa)

RT

RW

KK

3,61
5,14
7,54
5,24

6,682
3,566
16,888
7,699

734
490
1,495
740

32
22
35
16

15
6
11
8

1,408
793
3,229
1,484

1408
793
3229
1572

10.31
7.19
4.08
3.10

1850.97
693.77
2239.79
1463.55

Tanjung

5,64

9,513

1,348

31

18

1,936

2319

5.32

1686.70

Pasir
Tegal

2,83

9,513

1,081

23

1,895

1895

3.30

3361.48

53,831

5,889

139

45

10,745

10,745

4.33

1794

Lemo
Muara
Pangkalan
Tanjung

Rumah

(Jiwa)Penduduk
1.
2.
3.
4.

Burung
5.
6.

Angus
Jumlah

30,02

Sumber : Data BPS Kecamatan Teluk Naga Tahun 2012

Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja


Puskemas Tegal Angus dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012

NO

KELOMPOK

JUMLAH PENDUDUK

UMUR

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

LAKI-LAKI + PEREMPUAN

(TAHUN)
1

0-4

2,702

2,505

5,207

5-9

2,657

2,511

5,168

10-14

2,896

2,563

5,459

15-19

2,980

2,895

5,875

20-24

2,910

2,960

5,870

25-29

2,877

2,790

5,667

30-34

2,336

2,153

4,489

35-39

1,994

1,888

3,882

40-44

1,704

1,613

3,317

10

45-49

1,401

1,262

2,663

11

50-54

1,135

925

2,060

12

55-59

741

656

1,397

13

60-64

546

533

1,079

14

65-69

337

318

655

15

70-74

252

281

533

16

75

203

307

510

27,671

26,160

53,831

JUMLAH

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang Tahun 2012

1.1.2.2. Lapangan Pekerjaan Penduduk


Lapangan pekerjaan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus
cukup beragam, hal ini berhubungan dengan geografis kecamatan Teluk Naga dimana
terdapat persawahan dan berbatasan dengan laut serta daerah kota Tangerang dan
akses ke daerah Jakarta.

Tabel 1.3.Lapangan Pekerjaan Penduduk Desa Tegal Angus

No

Lapangan Kerja Penduduk

Jumlah

1.

Buruh

4592

2.

Buruh Industri

13757

3.

Industri Rakyat

13536

4.

Nelayan

386

5.

Pedagang

6373

6.

Pengangguran

4004

7.

Pensiunan PNS

45

8.

Pensiunan TNI/ POLRI

43

9.

Perangkat Desa

141

10.

Pertukangan

4109

11.

Petani Pemilik

13316

12.

Petani Penggarap

6063

13.

PNS

222

14.

TNI/POLRI

65
Sumber : Profil Puskesmas Tegal Angus 2013

1.1.2.3 Tingkat Pendidikan


Aspek pendidikan merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi
kualitas kehidupan penduduk di wilayah Kecamatan Teluk Naga. Tingkat pendidikan
diwilayah kerja Puskesmas Tegal Angus masih rendah,dari jumlah 53.831 penduduk
hanya sebagian kecil yang mengenyam pendidikan seperti terlihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 1.4Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Jenjang Pendidikandi Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus
Tahun 2012

No.

Jenjang Pendidikan

Jumlah

1.

Tidak/belum tamat SD

12598

2.

SD/MI

15738

3.

SLTP/MTS

4060

4.

SLTA/MA

3601

5.

AK/Diploma

159

6.

Universitas

130

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus, 2012

1.1.2.4 Sarana dan Prasarana


1. GedungPuskesmas yang terdiridari:
a. RuangKepalaPuskesmas
: 1 Ruang
b. Ruang TU
: 1 Ruang
c. RuangDokter
: 1 Ruang
d. Ruang Aula
: 1 Ruang
e. Ruang Imunisasi
: 1 Ruang
f. Ruang Loket
: 1 Ruang
g. Ruang Apotik
: 1 Ruang
h. Ruang BP umum
: 1 Ruang
i. Ruang BP Anak
: 1 Ruang
j. Ruang BP Gigi
: 1 Ruang
k. Ruang KIA dan KB
: 1 Ruang
l. Ruang Gizi
: 1 Ruang
m. Ruang Gudang Obat
: 1 Ruang
n. Ruang TB
: 1 Ruang
o. Ruang Lansia
: 1 Ruang
p. Ruang Kesling
: 1 Ruang
q. Ruang Perpustakaan
: 1 Ruang
r. Ruang Mushola
: 1 Ruang
s. Ruang Bidan
: 1 Ruang
t. Dapur
: 1 Ruang
u. Ruang Gudang Perkakas
: 1 Ruang
v. WC
: 9 Ruang
3.

2. Bidan di Desa
Posyandu 45 buah, terdiri dari :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Tegal Angus
Pangkalan
Tanjung Burung
Tanjung Pasir
Lemo
Muara

: 6 orang
: 7 Posyandu
: 10 Posyandu
: 7 Posyandu
: 9 Posyandu
: 6 Posyandu
: 6 Posyandu

4. Pembinaan UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat) :


a. Jumlah Posyandu
b. Jumlah Kader Posyandu dibina
c. Jumlah kader dasa wisma dibina

: 45buah
: 225 orang
: 34 orang

d. Jumlah Tokoh Masyarakat dibina: 60 orang


5. Sarana Sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal
Angus.
1.1.2.5 Kesehatan Dasar
A. Pelayanan Kesehatan Dasar
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir untuk menurunkan angka
kematian ibu dengan instansi terkait, dalam hal ini puskesmas untuk
pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain :
a. Kunjungan Ibu Hamil K1
Kunjungan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal sesuai
standar yang pertama kali pada masa kehamilan. Cakupan K1 di
puskesmas Tegal Angus tahun 2013 adalah 99,5% dengan cakupan
pemberian Fe1 sebesar 96,4%.
b. Kunjungan Ibu Hamil K4
Kunjungan ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal sesuai
standar paling sedikit empat kali selama masa kehamilan, minimal
satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada trimester kedua dan
dua kali pada triwulan ketiga kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe.
Cakupan kunjungan K4 di puskesmas Tegal Angus tahun 2013
adalah 82,67% dengan cakupan pemberian Fe3 90%.
c. Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan
Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. Persalinan oleh
tenaga kesehatan di puskesmas Tegal Angus tahun 2013 adalah
88,54%.
d. Penanganan Bumil dan Neonatal Risiko Tinggi
Deteksi dini kelompok bumil dan neonatal risiko tinggi (risti).Jika
ditemukan lebih awal dapat dilakukan intervensi untuk menangani
risiko tersebut. Penemuan bumil risti dan neonatal risti di puskesmas
Tegal Angus pada tahun 2013 yaitu jumlah bumil risti 20%
sebanyak 33 ibu hamil dari 202 ibu hamil di desa tanjung pasir.
Penanganan bumil risti 80% sebanyak 41 ibu hamil. Deteksi resiko
tinggi Bumil oleh tenaga kesehatan berkisar 60,60%
e. Pelayanan Neonatal

Pelayanan kesehatan neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali
umur 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari.dalam
melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan selain
melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling
perawatan bayi kepada ibu.

2. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pemeriksaan kesehatan


anak sekolah.
Puskesmas Tegal Angus melakukan deteksi tumbuh kembang balita dan
pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI. Upaya yang dilakukan antara lain
penyuluhan di posyandu dan pembentukan kelas ibu balita.
3. Keluarga berencana.
a.Peserta KB Baru.
Puskesmas Tegal Angus melakukan edukasi melalui penyuluhan
terus menerus.
b.
Peserta KB Aktif.
4. Imunisasi
a. Desa UCI
Desa binaan di wilayah Puskesmas Tegal Angus ada 6 desa.Upaya
yang dilakukan sweeping imunisasi.
b. Drop Out imunisasi Campak-Polio.
Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi lengkap pada balita,
sweeping imunisasi campak dan meningkatkan cakupan imunisasi di
posyandu.
5. Gizi
a. Penanganan balita BGM dan gizi buruk
Penanganan balita gizi buruk dengan diberikan PMT pemulihan di
klinik gizi dan MP-ASI untuk perawatan dirumah dan kegiatan
kunjungan rumah untuk pemantauan pemberian PMT serta rujukan
untuk balita gizi buruk.
ASI Eksklusif
ASI merupakan makanan penting untuk bayi.Pemberian ASI

b.

eksklusif adalah pemberian makanan hanya ASI sampai bayi


berumur 6 bulan.Zat gizi yang terkandung dalam ASI cukup
memenuhi kebutuhan nutrisi untuk bayi sampai berumur 6
bulan.Keuntungan dari ASI adalah ASI mengandung zat kekebalan
tubuh, mengandung protein yang mudah diserap oleh tubuh bayi,

mudah dan murah diberikan untuk bayi serta membangun ikatan


kasih sayang antara ibu dan anak. Jumlah bayi yang diberikan ASI
eksklusif di puskesmas tegal angus pada tahun 2013 ini adalah
(71,5%),
c.Penanggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)
Program penanggulangan kekurangan vitamin telah dimulai sejak
tahun 1970an namun sampai saat ini masalah KV masih menjadi
salah satu masalah gizi utama di Indonesia. KVA tingkat berat
(Xeroptalmia) yang dapat menyebabkan kebutaan sudah jarang
ditemui, tetapi KVA tingkat sub - klinis yaitu KVA yang belum
menampakkan gejala nyata masih diderita oleh sekitar 50% di
Indonesia.
B. Pelayanan Kesehatan Pengembangan
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Pelayanan kesehatan salah satunya ditujukan terhadap kelompok usia
lanjut, dimana pada kelompok ini biasanya banyak mengalami gangguan
kesehatan degeneratif dan fungsi tubuh lainnya. Dalam upaya meningkatkan
status kesehatan usia lanjut telah dilaksanakan program pelayanan kesehatan
usia lanjut.
C. Perilaku Masyarakat
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesmas dilakukan
melalui program promosi kesehatan yaitu penyebarluasan informasi
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di masyarakat dapat menggambarkan derajat kesehatan wilayah
tersebut, hal ini dapat disajikan dengan indikator PHBS, adapun dari hasil
kajian PHBS di wilayah Puskesmas Tegal Angus pada Tahun 2012 dapat
digambarkan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan


Rumah yang bebas jentik
Penimbangan bayi dan balita
Memberikan ASI ekslusif
Menggunakan air bersih
Menggunakan jamban sehat
Olahraga atau melakukan aktifitas fisik
Mengkonsumsi makanan seimbang
Tidak merokok dalam rumah

( 90,5% )
( 72,83% )
( 100% )
( 73,67% )
( 99,39% )
( 15,74% )
(10,09% )
( 23,5% )
( 23,5%)

10. .Penduduk miskin yang dicakup JPKM

( 96,85% )

D. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Lingkungan merupakan aspek yang penting dibidang
kesehatan, upaya peningkatan kualitas lingkungan merupakan langkah yang
tepat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan keluarga yang
lebih baik. Berikut ini upaya-upaya peningkatan kualitas lingkungan bagi
kesehatan yang dilakukan di puskesmas Tegal Angus :
a) Penyehatan Perumahan
Rumah merupakan tempat berkumpul/ beristirahat bagi semua anggota
keluarga dan untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga
kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan
penyakit diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.Rumah
sehat adalah rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan.

Tabel 1.5.Laporan Cakupan Rumah Sehat Triwulan III Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013

N PUSKES
O
MAS

1
2
1 Tegal
Angus

DESA
JUMLAH
SELURUH
NYA

3
Tanjung
Burung
Pangkal
an
Tegal
Angus
Tanjung
Pasir
Muara
Lemo
Jumlah

4
2473

RUMAH
JUML
%
AH
DIPERIK
DIPER
SA
IKSA
5
6
24
0.97

JUML
%
AH
SEH
SEHA
AT
T
7
8
20
83.33

4132

30

0.73

27

90.00

2879

21

0.73

19

90.48

1787

19

1.06

17

89.47

496
684
12415

10
13
117

2.02
2.01
8

9
11
103

90.00
84.62
88

Sumber: Puskesmas Tegal Angus

b)Pemenuhan Kebutuhan Sarana Sanitasi Dasar


Pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar di wilayah Puskesmas Tegal
Angus sangat kurang sekali seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :

PENDUDUK

KK

TANJUNG
BURUNG

7669

2473

989

24

PANGKALA

1688
8

4138

1655

30

27

8275

40

90

TEGAL

9513

2879

1152

21

19

5760

40.01

90.48

TANJUNG
PASIR

9513

DESA

PUSKESMAS

AKSES JAMBAN

TEGA
L
ANG
US

JML KK
JML KK
MEMILIKI DIPERIKSA

1787

715

JML JML AKSES


% KK
% KK
SEHAT
PEMAKAI MEMILIKI DIPERIKSA
JAMBAN
(JIWA)
20
4945
39.99
2

19

17

3575

40.01

%
SEHAT

%A
JA

83.33

847

37

Tabel 1.6.Kepemilikan Sanitasi Dasar di Wilayah Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
TEMPAT SAMPAH

SARANA PEMBUANGAN AIR LIMBAH

JML KK
MEMIL
IKI

JML KK
DIPERIK
SA

JUMLA
H
SEHAT

% KK
MEMILI
KI

% KK
DIPERIK
SA

%
SEHA
T

JML KK
MEMILI
KI

JML KK
DIPERIK
SA

JUMLA
H
SEHAT

% KK
MEMILI
KI

% KK
DIPERIK
SA

% SEHAT

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

618

24

20

62.49

3.88

83.3
3

225

24

20

9.1

10.67

1035

30

27

62.54

2.9

90

655

30

27

15.83

4.58

720

21

19

62.5

2.92

90.4
8

535

21

19

18.58

3.93

Sumber : Data Program Kesling PKM Tegal Angus tahun 2013

Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa dari jumlah rumah yang
diperiksa mengalami penurunan, hal ini dikarenakan tidak adanya
sanitarian di Puskesmas Tegal Angus sehingga kurang tenaga untuk
memeriksa sanitasi dasar.Berbagai faktor seperti tingkat pengetahuan,
pendidikan, ekonomi, sosial dan kesadaran penduduk yang lebih rendah
menyebabkan sulitnya meningkatkan kesehatan sanitasi masyarakat.

c) Penyehatan Tempat Tempat Umum (TTU)


Pengawasan terhadap TTU dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko
sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU, Bentuk
kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan lingkungan
TTU secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan sarana perbaikan. Tidak

83

90

adanya tenaga sanitarian dan kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal


Angus menyebabkan pembinaan di TTU tidak dapat dilakukan. Di desa
tanjung pasir, menurut data yang didapatkan dari Laporan Cakupan
tempat- tempat umum (TTU) sehat terdapat 1 sarana ibadah, 1 hotel dan
1 TTU lainnya yang memenuhi persyaratan TTU sehat.
d) Penyehatan Makanan dan Minuman
Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia dan sumber
utama kehidupan bagi umat manusia, maka dengan itu makanan yang
tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi sumber media yang
sangat efektif di dalam penularan penyakit saluran pencernaan.
Upaya Puskesmas Tegal Angus adalah pemeriksaan tempat pengelolaan
air bersih, pengawasan terhadap kualitas penyehatan tempattempat
umum pengelolaan makanan.Tidak hanya tenaga sanitarian melainkan
kurangnya tenaga di Puskesmas Tegal Angus menyebabkan pembinaan
penyehatan makanan dan minuman tidak dapat dilakukan.
1.1.2.6 Ketersediaan Pekarangan
Pada saat ini, desa Tanjung Pasir dijadikan sebagai percontohan dan
pembelajaran agar budi daya sayuran dapat dilakukan juga di tingkat rumah tangga
untuk mengurangi pengeluaran akan kebutuhan pangan serta meningkatkan
pendapatan keluarga.

1.1.2.7 Situasi Derajat Kesehatan


Berdasarkan hasil laporan bulanan penyakit (LB1) Puskesmas Tegal Angus
didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal Angus pada
Januari tahun 2014peserta Jamkesmas.
Tabel 1.7.Gambaran 10 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan Puskesmas Tegal Angus Januari 2014

No

Penyakit

Kode ICD

Jumlah Kasus

Laki- laki

Perempuan

ISPA

J06

11

Dermatitis

L30

Demam

tidak R50

yang

diketahui sebabnya
4

Diabetes mellitus

E14

Hipertensi Essensial

I10

Batuk

R05

Sakit Kepala

R51

Gastritis dan Duodenitis K29

yang disertai perdarahan


lambung
9

Myalgia

M791

10

Tuberkulosis Paru Klinis

A16

40

46

Jumlah

Sumber: Puskesmas Tegal Angus

I.2. Gambaran Keluarga Binaan


Keluarga binaan kelompok kami terdiri dari lima kepala keluarga, yaitu :
a.
b.
c.

Keluarga Tn. Dedi


Keluarga Tn. Said
Keluarga Tn. Utar

1.2.1 Keluarga Tn. Dedi


a. Data Dasar keluarga Tn. Dedi
Rumah keluarga ini terletak di Kampung Garapan, desa Tanjung Pasir, kec.
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Rumah keluarga tersebut dihuni oleh tiga
anggota keluarga yaitu Tn.Dedi sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang
bernama Ny. Siti dan satu orang anak yang bernama Akhmad.
Tn. Dedi, berusia 23 tahun, bekerja sebagai nelayan di daerah Tanjung Pasir,
sedangkan istrinya Ny. Siti tidak bekerja, hanya sebagai ibu rumah tangga.
Besarnya pendapatan Tn. Dedi perhari tidak dapat dipastikan karena tidak setiap
hari Tn. Dedi dapat melaut untuk mencari ikan (pengaruh cuaca), namun
menurutnya sekali melaut hasil yang didapatkan rata-rata sebesar Rp.100.000. Hasil
pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
seperti membeli makanan, membayar listrik, pengobatan dan lain-lain. Tn. Dedi
menyelesaikan pendidikan SekolahMenengahPertama.
Istri Tn Dedi yang bernama Ny. Siti yang saat ini berusia 20 tahun dapat
membaca dan menulis dengan baik tetapi tidak dapat menyelesaikan pendidikan
Sekolah Dasar, saat ini hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.Ny. Siti telah
melahirkan satu kali dan proses persalinannya di bantu oleh bidansetempat.
Anak pasangan Tn. Dedi dan Ny. Siti adalah seorang laki-laki, bernama An.
Ahmad yang sekarang berusia 10 bulan.

Tabel 1.8.Profil keluarga Tn. Dedi, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang Bulan Februari tahun 2014

No

Nama

Status Keluarga JenisKelamin

Usia

Pendidikan

Pekerjaan

Peghasilan

23th

SMP

Nelayan

Rp 100.00/hari

IRT

jika melaut
-

(L/P)

1.

Tn. Dedi

Kepalakeluarga

2.

Ny. Siti

Istri

20th

3.

An. Ade

Anakpertama

10 bln

SD
(tidaktamat)
-

Gambar 1.3 Denah Rumah Keluarga Tn. Dedi, Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang Bulan Februari tahun 2014

Belakang

11m

Depan
8

b. Bangunan Tempat Tinggal


Keluarga Tn. Dedi tinggal di rumah sendiri dengan luas bangunan berukuran 8
m x 11 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruang
keluarga yang berukuran 8 m x 4 m, memiliki satu kamar tidur berukuran 4 m x 5 m,

memiliki dapur berukuran 8 m x 2 m, memiliki kamar mandi yang berada di luar


rumah dan tidak memiliki jamban di dalamnya.
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah ini terletak di tengah pemukiman cukup padat di dekat daerah
empang.Seluruh ruangan di dalam rumah ini berlantaikan semen tanpa ubin tanpa
alas terpal, beratapkan genteng, dan berdinding bambu. Untuk ventilasi, rumah ini
memiliki satujendelanamunjarangdigunakan, rumah ini hanya memiliki satu pintu
depan dan satu pintu belakang. Untuk penerangan, rumah ini memiliki dua buah
lampu yang hanya dinyalakan pada sore dan malam hari.Tn. Dedi memiliki barang
elektronik berupa televisi dengan antena dan penanak nasi.
d. Pola Makan
Keluarga Tn. Dedi memiliki kebiasaan makan empat kali sehari. Ny.Siti
memasak makanan menggunakan kompor gas dengan menu secukupnya, serta rutin
mengkonsumsi gula dan garam namun keluarga Tn. Dedi tidak mengetahui garam
yang digunakan beryodium atau tidak. Contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah
nasi, ikan, sayur,tahu,tempe dan susu. Tn. Dedi dan keluarga jarang mengkonsumsi
buah-buahan.
e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Selama mengandung, Ny. Siti tidak pernah mengalami sakit atau kelainan
pada kandungannya. Ny. Siti kontrol untuk kehamilannya di puskesmas kurang lebih
empat kali dan lahir di rumah bidan. Ny. Siti mengaku bahwa anaknya mendapat
imunisasi satu kali sejak satu bulan yang lalu, tetapi tidak mengetahui jenis imunisasi
yang diberikan. Ny. Siti mengaku bahwa anaknya mendapatkan ASI sampai dengan
usia saat ini.
f. Kebiasaan Berobat
Menurut penuturan Ny. Siti, ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga
ini biasanya hanya meminum obat warung kecuali anak satu-satunya, langsung
dibawa ke puskesmas Tegal Angus, namun sesekali bila ada anggota keluarga yang
sakit dan tidak sembuh dengan obat warung langsung dibawa berobat ke puskesmas
Tegal Angus.
g. Riwayat Penyakit
Tidak ada
h. Perilaku dan Aktifitas Sehari- Hari

Tn. Dedi memiliki kebiasaan merokok baik di dalam rumah maupun di luar
rumah, dan rata-rata dapat menghabiskan kurang lebih tiga bungkus dalam sehari.
Keluarga Tn. Dedi biasa mencuci tangan menggunakan air dan sabun sebelum makan
dan memakai alas kaki saat keluar rumah.
Keluarga Tn. Dedi tidak memiliki sumber air sendiri seperti air sumur ataupun
PAM. Air terpaksa harus membeli dari luar, digunakan untuk beberapa keperluan,
seperti minum dan memasak. Keperluan membilas alat makan, mencuci baju, dan
mandi menggunakan air sumur bor dari tetangga sebelah.
Keluarga Tn. Dedi biasa membuang dan mengumpulkan sampah di
pekarangan sekitar rumah.Rumahnya tidak memiliki jamban, sehingga jika hendak
buang air besar mereka biasa pergi ke WC umun ataupun ke empang.
Keluarga Tn. Dedi juga memiliki kebiasaan menyalakan lampu di rumahnya
pada siang hari.
Faktor Internal dan Eksternal
Tabel 1.9. Identifikasi Faktor Internal Keluarga Tn.dedi

No Kritera

Permasalahan

Tn. Dedi memiliki kebiasaan merokok sejak

Kebiasaan merokok

berumur 17 tahun hingga saat ini. Merokok di


dalam rumah maupun saat bekerja sebagai
nelayan. Dalam sehari bias menghabiskan 2
bungkus rokok.
2

Olahraga

Tn. Dedi dan keluarga sendiri tidak memiliki


kebiasaan berolahraga

Polamakan

Ny. Siti memasak sendiri makanan dengan


contoh menu:nasi, ikan, sayur, tahu dan tempe.
Makan tiga sampai empat kali sehari

Pola pencarian pengobatan

Apabila ada anggota keluarga yang sakitTn.


Dedi berobat kepuskesmas bila tidak sembuh
dengan obat warung

Menabung

Tn. Dedi dan Ny. Siti belum berniat ingin


menabung

Aktivitas sehari-hari

Tn. Dedi bekerja sebagai nelayan dan gaji tidak


menetap. Ny. Siti bertindak sebagai istri
sekaligus ibu rumah tangga mengurus
keperluan seharihari termasuk anak laki-laki
yang tengah berusia 10 bulan

Tabel 1.10. Identifikasi Faktor Eksternal Keluarga Tn.Dedi

No Kriteria
1.

Luas bangunan

Permasalahan
Luas rumah 5 x 4 m , memiliki tiga ruangan yang terdiri dari satu
ruang tamu yang menyatu dengan ruang keluarga, satu kamar
tidur, dan dapur

2.

Ruangan dalam rumah

Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 8 x 4 m, satu kamar


tidur berukuran 4 x 5 m, juga terdapat dapur yang berukuran 8 x 2
m

3.

Ventilasi

Dalam rumah hanya terdapat satu jendela yang terletak di ruang


tamu yang jarang digunakan

4.

Pencahayaan

Tidak terdapat jendela pada kamar tidur, hanya terdapat 1 buah


lampu yang berwarna putih yang terdapat pada kamar tidur, ruang
tamu,dan dapur namun lampu tidak cukup terang untuk menerangi
seluruh kamar yang ada. Sinar matahari masuk melalui pintu
rumah dan jendela bagian depan.

5.

MCK

Tidak terdapat jamban di dalam rumah. Keluarga Tn.Dedi


biasanya BAB di jamban umum yang terletaksekitar 200 meter
dari tempat tinggal mereka. Untuk fasilitas mandi dan cuci
terpaksa menumpang dengan tetangga sebelah.

6.

Sumber air

Tn. Dedi dan keluarganya setiap hari menggunakan air yang dibeli
dari luar untuk keperluan memasak, minum,dan mencuci.

7.

Saluran pembuangan

Limbah rumah tangga baik cair maupun padat dibuang ketanah

limbah

disekitar perkarangan rumah yang bercampur dengan sampah


disekitarnya

8.

Tempat pembuangan

Sampah dibuang di pekarangan sekitar rumah, sampah ini

sampah

ditumpuk lalu kemudian dibakar jika sudah memadati seluruh

lapangan pekarangan disekitar rumah


9.

Lingkungan sekitar rumah

Disekitar rumah sebelah depan dan belakang terdapat rumah


tetangga dengan jarak sekitar 2 meter dan sebelah kiri dan kanan
rumah terdapat pekarangan yang dijadikan sebagai tempat
pembuangan sampah.

I.2.1. Keluarga Tn. Said


a. Data Dasar Keluarga Tn. Said
Rumah keluarga ini terletak di RT 001 / RW 06 Kampung Garapan, desa
Tanjung Pasir, kec. Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Rumah keluarga tersebut
dihuni oleh empat anggota keluarga yaitu Tn. Said sebagai kepala keluarga dengan
seorang istri yang bernama Ny. Komariah dan dua orang anak; anak pertama bernama
Putri dan anak kedua bernama Rafa.
Tn. Said, berusia 32 tahun, bekerja sebagai karyawan pabrik di daerah Kp.
Jurumudi Tangerang dengan penghasilan rata-rata berkisar antara Rp 600.000,00 per
bulan. Pendapatan Tn. Said digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
seperti membeli makanan, membayar listrik, biaya sekolah anak-anaknya dan lainlain.Tn.Said bisa membaca dan menulis karena dia tamat SD.
Istri Tn. Said yang bernama Ny. Komariah yang saat ini berusia 26 tahun tidak
menyelesaikan sekolah dasar, dan saat ini hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Semua anak Ny. Komariah dilahirkan oleh bidan.Anak pertama pasangan Tn. Said
dan Ny. Komariah adalah seorang perempuan, bernama Putri yang sekarang berusia
10 tahun dan masih berpendidikan di Sekolah Dasar.Anak kedua pasangan Tn.
Saiddan dan Ny. Komariah adalah seorang laki-laki, bernama Rafa yang sekarang
berusia 12 bulan masih di asuh oleh Ny. Komariah

Tabel 1.11Profilkeluarga Tn. Said, Kampung Garapan RT 001/RW 06, Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Februari Tahun 2014
No

Nama

Status Keluarga

JenisKel

Usia

amin

(tahun)

Pendidikan

Pekerjaan

Penghasilan

1.

Tn. Said

Kepalakeluarga

32

SD

Karyawan

Rp. 600.000,-

2.

Ny. Komariah

Istri

26

SD

IRT

3.

Putri

Anakpertama

10

SMP

Pelajar

4.

Rafa

Anakkedua

Gambar 1.4. Denah Rumah Keluarga Tn. Said, Kampung Garapan RT 001/RW 06, Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Februari tahun 2014

6m
Belakang
Dapur

9m

wc

Kamar 1

Ruang tamu
Kamar
2

Note: pintu
Jendela
Depan

b. Bangunan Tempat Tinggal


Keluarga Tn. Said tinggal di rumah sendiri dengan luas bangunan berukuran 9
m x 6 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruang tamu
yang berukuran 3 m x 2 m, memiliki satu ruang keluarga yang berukuran 2 m x 3 m,
memiliki dua kamar tidur masing-masing berukuran 1,5 m x 2 m dan 2 m x 1,5 m,
memiliki dapur berukuran 2 m x 2 m, memiliki kamar mandi namun tidak memiliki
jamban didalam rumah.
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah ini terletak di tengah pemukiman cukup padat di dekat daerah
empang.Seluruh ruangan di dalam rumah ini berlantaikan ubin, beratapkan asbes, dan
berdinding sebagian tembok dan sebagian lain bambu. Untuk ventilasi, rumah ini

memilikidua

jendela, rumah ini hanya memiliki satu pintu depan, satu pintu

belakang, dan dua pintu kamar. Untuk penerangan, rumah ini memiliki tiga buah
lampu yang hanya dinyalakan pada malam hari.Tn. Said memiliki barang elektronik
berupa televisi dengan antena didalam rumah, penanak nasi (rice cooker) dan
memiliki kendaraan berupa sepeda motor.
d. Pola Makan
Keluarga Tn. Said memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Komariah
memasak makanan menggunakan kompor gas dengan menu seadanya, serta rutin
mengkonsumsi gula dan garam namun keluarga Tn. Said tidak mengetahui garam
yang digunakan beryodium atau tidak. Contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah
nasi, ikan dan sayur asam. Tn. Said dan keluarga jarang mengkonsumsi buah-buahan
dan susu.
e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Kedua anak Tn. Said lahir di bidan. Ny. Komariah mengaku bahwa anakanaknya tidak di imunisasi dengan baik. Ny. Komariah mengaku bahwa kedua
anaknya mendapatkan ASI sampai dengan usia 1,5 tahun sampai 2 tahun.
f. Kebiasaan Berobat
Menurut penuturan Ny. komariah, ketika ada anggota keluarga yang sakit,
keluarga ini biasanya langsung membeli obat warung. Penyakit yang sering diderita
Tn. Said dan Keluarga adalah batuk-batuk , pilek dan mencret.

g. Riwayat Penyakit
Tidak ada
h. Perilaku dan Aktifitas Sehari- Hari
Tn. Said tidak memiliki kebiasaan merokok. Keluarga Tn. Said biasa mencuci
tangan menggunakan air dan sabun sebelum makan dan memakai alas kaki saat
keluar rumah.
Keluarga Tn. Said memiliki sumber air berupa air sumur. Air ini ditampung
dalam sebuah sumur, digunakan untuk beberapa keperluan, seperti mandi, mencuci

dan membilas alat makan. Ny. Komariah membeli air PAM untuk keperluan minum
dan memasak.
Keluarga Tn. Said memiliki dapur di belakang rumah dan memasak
menggunakan

kompor

gas.

Sampah-sampah

dibuang

di

lapangan

dekat

rumah.Rumahnya tidak memiliki jamban, sehingga jika hendak buang air besar
mereka harus pergi ke empang yang letaknya agak jauh dari rumah.

Faktor Internal dan Eksternal


Tabel 1.12 Identifikasi Faktor Internal Keluarga Tn.Said

No Kriteria

Permasalahan

Kebiasaan merokok

Tn. Said tidak merokok

Olahraga

Kebiasaan berolahraga tidak ada

Pola makan

Ibu memasak sendiri makanan dengan menu


seperti nasi, ikan dan sayur asam setiap hari

Pola pencarian

Apabila ada anggota keluarga yang sakit,

pengobatan

Ny.Komariah membeli obat di warung

Menabung

Ny. Komariah mengaku menabung tiap bulan dari


penghasilan Tn. Said untuk uang kuliah anak.

Aktivitas sehari-hari

Bapak bekerja sebagai pekerja di pabrik dan gaji


tetap. Ibu bertindak sebagai ibu rumah tangga.
Anak pertama sebagai pelajar anak ke dua masih
diasuh oleh ibu.

Tabel 1.13 Identifikasi Faktor Eksternal Keluarga Tn. Said

No Kriteria

Permasalahan

1.

Luas bangunan

Luas bangunan rumah 9 x 6 meter, luas tanah 60 m2

2.

Ruangan dalam

Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 3 x 2 meter,

rumah

ruang keluarga seluas 2 x 3 meter, 2 kamar tidur yang


masing-masing berukuran 1,5 x 2 meter dan 2 x 1,5meter,
dapur berukuran 2 x 2 meter, dan kamar mandi berukuran 1,5
x 1meter

3.

Ventilasi

Jendela di ruang depan berukuran 3 x 6 meter dengan jarak

100 cm dari tanah. Jendela tersebut dapat dibuka agar


sirkulasi udara dapat mengalir dengan baik. Serta terdapat
ventilasi di atas jendela dengan jarak 50 cm di atas jendela,
diatas pintu kedua kamar, dan 1,5 meter di atas tanah di ruang
tamu
4.

Pencahayaan

Terdapat lampu di ruang keluarga, di satu kamar, dan di teras


depan, lampu hanya dinyalakan pada malam hari. Sinar
matahari masuk melalui pintu rumah dan jendela, mengenai
lantai, tapi masih kurang cukup dibandingkan dengan luas
rumah.

5.

MCK

Terdapat 1 WC didalam rumah. WC beralaskan ubin, kamar


mandi berukuran 1,5 x 1meter. Tidak tersedia jamban
dalamrumah. Untuk mandi, mencuci baju, dan mencuci kaki
menggunakan air sumur, sedangkan untuk memasak dan
minum ibu memebeli air PAM seharga lima ratus rupiah per
jerigen

6.

Sumber air

Air sumur

7.

Saluran

Limbah rumah tangga cair dan padat dibuang ketanah yang

pembuangan

terletak di belakang rumah

limbah
8.

Tempat

Sampah dibuang di lapangan dekat rumah

pembuangan
sampah
9.

Lingkungan

Sebelah utara terdapat jalan untuk pejalan kaki, di bagian

sekitar rumah

samping rumah sebelah kiri terdapat jalan untuk pejalan kaki,


pada bagian samping belakang rumah terdapat tempat yang
biasanya digunakan sebagai dapur untuk memasak, sumur,
dan tempat pembuangan sampah.

1.2.2 Keluarga Tn. Utar


a. Data Dasar Keluarga Tn. Utar
Rumah Keluarga pak Utar berada di kampung garapan desa tanjung pasir
kecamatan teluk naga kabupaten tanggerang. Anggota keluarga yang tinggal

dirumah tersebut berjumlah 4 orang yang terdiri dari Pak Utar, Ibu Icha bersama
kedua anaknya Pitri dan Dedih.
Pak Utar sebagai kepala rumah tangga yang bekerja menjadi nelayan di daerah
tanjung pasir, biasanya berlayar dari jam 00.00 wib 10.00 wib dan juga bekerja
ditambak dari jam 14.00- 19.00. Penghasilannya setiap hari berkisar Rp 30.000,00
Rp 70.000,00.Pak Utar tidak mengetahui umurnya dan tidak pernah bersekolah
sehingga tidak dapat membaca dan menulis.
Ibu Icha sebagai ibu rumah tangga, tidak bekerja.beliau tidak bersekolah
sehingga tidak dapat membaca dan menulis. Ibu Icha juga tidak ingat berapa usianya
saat ini. Dia memiliki memiliki 7 orang anak. Anak yang masih tinggal dirumah
bersamanya berjumlah 2 orang yaitu anak ke 5 nya bernama Dedih dan anak ke- 7
nya bernama Pitri.
Dedih berusia 19 tahun, Dia bersekolah sampai SD dan saat ini bekerja menjadi
nelayan ikut dengan bapaknya. Penghasilan nya perhari sama seperti bapaknya. Pitri
berusia 17 tahun, bersekolah sampai SD dan saat ini bekerja di pabrik Jelly dengan
penghasilan Rp120.000,00 per minggu.

Gambar 1.5.Denah Rumah Keluarga Tn. Utar, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Februari tahun 2014
4,5m

dapur

Kamar tidur

10m
Kamar tidur

Ruang keluarga
teras
5m

note:

= jendela
= pintu

Tabel 1.14. Profil keluarga Tn. Utar, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Februari Tahun 2014
No

Nama

Status Keluarga

Jenis
Kelamin

Usia

Pendidikan

Pekerjaan

Penghasilan

1.

Tn. Utar

Kepala keluarga

Tidak sekolah

Nelayan

Rp30.000- Rp

2.
3.

Ny. Icha
An. Dedih

Istri
Anak ke 5

P
L

19

Tidak Sekolah
SD

IRT
Nelayan

70.000/hari
Rp30.000- Rp

th
4.

An. Pitri

Anak ke 7

17th

70.000/hari
SD

Pekerja Pabrik

Rp 120.000/ minggu

b. Bangunan tempat tinggal


Keluarga Pak Utar tinggal di rumah sendiri dengan luas bangunan berukuran
10 m x 5m. Bangunan memiliki 2 ruang tidur yang masing- masing berukuran 2,5 m
x 2,5 m, dapur berukuran 2m x 1,5 m, dan ruang keluarga. Rumah Pak utar tidak
terdapat jamban dan kamar mandi. Ventilasi udara terdapat di kedua kamar dan
didepan pintu masuk. Bangunan terdapat jendela tetapi jendelanya berbentuk kaca
permanen yang tidak dapat dibuka. Bangunan tidak pernah terkena sinar matahari
pada pagi, siang maupun sore hari. Lampu yang ada di rumahnya berjumlah 2
buah.1 lampu untuk didalam rumah dan 1 lampu untuk diluar. Rumah beratapkan
genteng, jika hujan atap rumah harus diberi terpal agar hujan tidak masuk ke dalam.
Rumah berdinding bata dan berlantaikan keramik.
c. Lingkungan pemukiman
Rumah terletak di lingkungan padat dan kumuh. Tidak terdapat jarak antara
satu rumah dengan rumah lainnya. Rumah juga terletak di dekat empang.
d. Pola Makan
Keluarga Pak Utar biasanya makan dua kali sehari dengan nasi dan lauk
seperti ikan asin, sayur hijau, tempe atau tahu tergantung dengan uang yang
didapatkan oleh kepala keluarga. Keluarga Tn. Utar rutin mengkonsumsi gula dan
garam namun tidak mengetahui garam yang digunakan beryodium atau tidak. Ibu
Icha memasak makanan menggunakan tungku. Seluruh anggota keluarga tidak
pernah mengkonsumsi susu dan jarang memakan buah-buahan.
e. Riwayat Obstetrik dan Pola asuh Ibu dan Anak

Ibu Icha melahirkan ke tujuh anaknya dengan bantuan dukun.Saat hamil ibu
Icha terkadang memeriksakan dirinya ke puskesmas bila mempunyai uang.Anakanaknya tidak pernah mendapatkan Imunisasi. Ibu Icha meyusui ke 7 anaknya
sampai usia 8 bulan setelah itu anaknya diberikan nasi lembut.
f. Kebiasaan Berobat
Keluarga Pak Utarakan ke puskesmas bila sudah sakit meriang. Jika hanya
pusing- pusing kepala dan pegal- pegal ibu Icha hanya akan membeli obat warung.
g. Riwayat Penyakit
Menurut Ibu Icha, keluarganya tidak pernah ada yang sakit sampai harus di
rawat ke rumah sakit kecuali anak pertamanya yang sudah meninggal.

h. Perilaku dan aktivitas Sehari- hari


Pak Utar dan dedih memiliki kebiasaan merokok baik didalam maupun diluar
rumah. Dalam sehari masing- masing dapat menghabiskan 2 bungkus rokok,
menurut ibu Icha biasanya keluarga mencuci tangan saat mau makan, setelah makan
dan setelah buang air besar. Keluaga Pak Utar biasa tidak menggunakan alas kaki
saat keluar rumah
Faktor Internal dan Eksternal
Tabel 1.15. Identifikasi Faktor Internal Keluarga Tn. Utar

No Kritera

Permasalahan

Tn. Utar dan anaknya didih merokok

Kebiasaan merokok

setiap

harinya menghabiskan 2 bungkus


2

Olahraga

Kebiasaan berolahraga tidak ada

Pola makan

2x/ hari, memasak dengan tungku, nasi + lauk


pauk sesuai dengan keadaan keuangan

Pola pencarian pengobatan Saat sakit ringan, keluarga membeli obat warung

Menabung

Keluarga Tn. Utarmengaku tidak dapat menabung


karena penghasilan habis untuk keperluannya
sehari- hari dan untuk perawatan alat nelayan

Aktivitas sehari-hari

Pak Utar kelaut untuk menangkap ikan setiap hari


bila cuaca baik bersama dengan anaknya dedih.

Ibu Icha tinggal dirumah. Pitri setiap harinya


bekerja dipabrik dan pulang sore hari. Keluarga
pak Utar memiliki kebiasaan membuang sampah
di pinggir empang dekat rumahkerena tidak
tersedianya tempat pembuangan sampah akhir
didaerah rumah Karena tidak memiliki jamban,
keluarga

memanfaatkan

jamban

cemplung

diempang dekat rumahnya dan Mandi di luar


Rumah.

Tabel 1.16.Identifikasi Faktor Eksternal Keluarga Tn. Utar

No Kriteria

Permasalahan

1.

Luas bangunan rumah 10 x 5 meter, dengan luas tanah

Luas bangunan

100m2
2.

Ruangan
rumah

dalam Dalam rumah terdapat kamar tidur ukuran 2,5x2,5


msebanyak 2 ruangan, dapur berukuran 2m x 1,5 m, dan
ruang keluarga. Rumah Pak utar tidak terdapat jamban
dan kamar mandi

3.

Ventilasi

Rumah ini memiliki 1 buah pintu utama, dan 1 pintu


ditiap kamar. Rumah memiliki dua jendela dari kaca yang
tidak dapat dibuka. Terdapat ventilasi udara dari pintu
utama.

4.

Pencahayaan

Terdapat 2 buah lampu listrik yaitu digunakan di dalam


dan di luar rumah. Di dalam rumah terdapat 1 lampu
untuk menerangi semua ruangan. Pada Pagi, siang
maupun sore hari rumah tidak terkena sinar matahari.
Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah, sehingga
rumah menjadi gelap pada pagi dan siang hari.

5.

MCK

Tidak terdapat MCK di rumahnya.

6.

Sumber air

Beli per jerigen, untuk minum keluarga membutuhkan 2


jirigen seharga 1000 rupiah, untuk mandi 3 jerigen
seharga 1000 rupiah dan untuk cuci piring & cuci baju 3

jerigen seharga 1000 rupiah


7.

Saluran pembuangan Limbah rumah tangga cair dibuang ke empang dekat


limbah

8.

rumah

Tempat pembuangan Sampah dibuang di pinggir empang


sampah

9.

Lingkungan
rumah

sekitar Bagian kiri terdapat rumah tetangga dan bagian kanan


juga terdapat rumah tetangga . Di bagian depan terdapat
empang kecil dan jalan setapak.

1.3. PENENTUAN AREA MASALAH


I.3.1.

I.3.2.

Penjabaran Area Masalah Pada Keluarga Binaan


I.3.1.1.
Keluarga Tn. Dedi
a) Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah yang memadai
b) Tidak tersedianya jamban dirumah
c) Pencahayaan rumah yang kurang
d) Tidak adanya fasilitas pembuangan limbah dapur
e) Tidak terbiasanya mencuci tangan sebelum makan
f) Ketersediaan air bersih yang kurang
g) Kurangnya pengetahuan tentang garam beryodium
I.3.1.2.
Keluarga Tn. Said
a) Ketidaktersediaan jamban sehat
b) Pencahayaan rumah yang kurang baik
c) Ventilasi yang tidak kompeten
d) Penggunaan air bersih yang kurang
e) Perilaku membuang sampah sembarangan
f) Kurangnya pengetahuan tentang imunisasi
g) Kurangnya pengetahuan tentang makanan sehat
h) Kurangnya pengetahuan tentang garam beryodium
I.3.1.3.
Keluarga Tn. Utar
a) kurangnya pencahayaan rumah
b) Kurangnya ventilasi rumah
c) Tidak tersedianya jamban di dalam rumah
d) Kebiasaan merokok pada anggota keluarga laki- laki
e) Penggunaan obat warung
f) Sulitnya tersedianya air bersih
g) Tidak adanya tempat pembuangan limbah
h) Kurangnya pengetahuan tentang garam beryodium
Pemilihan area masalah

Berdasarkan observasi yang dilakukan masalah yang dipilih merupakan masalah yang
ada pada semua keluarga binaan. Masalah yang dipilih yaitu masalah Kurangnya
pengetahuan tentang garam beryodium.

I.3.3.

Alasan pemilihan area masalah

Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan, yaitu :
1. Dari hasil observasi didapatkan bahwa dari ketiga rumah keluarga binaan
mengkonsusmsi garam setiap harinya.
2. Dari hasil presurvey didapatkan bahwa setiap keluarga binaan menggunakan garam
sebagai penyedap disetiap masakannya.
3. Dari hasil presurvey didapatkan keluarga binaan belum pernah mendapatkan
penyuluhan mengenai pengetahuan garam beryodium.
I.3.4.

Area masalah sebagai Diagnosis Komunitas


Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, memutuskan untuk

mengangkat permasalahan Pengetahuan Mengenai Garam Beryodium Pada


Keluarga Binaan Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga
Kabupaten Tangerang Propinsi Banten.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN PUSTAKA


2.1.1. Diagnosis dan Intervensi Komunitas
Diagnosis dan intervensi komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan
adanya suatu masalah kesehatan di komunitas atau masyarakat dengan cara pengumpulan
data di lapangan dan kemudian melakukan intervensi sesuai dengan permasalahan yang
ada. Diagnosis dan intervensi komunitas merupakan suatu prosedur atau keterampilan
dari ilmu kedokteran komunitas.Dalam melaksanakan kegiatan diagnosis dan intervensi
komunitas perlu disadari bahwa yang menjadi sasaran adalah komunitas atau
sekelompok orang sehingga dalam melaksanakan diagnosis komunitas sangat ditunjang
oleh pengetahuan ilmu kesehatan masyarakat (epidemiologi, biostatistik, metode
penelitian, manajemen kesehatan, promosi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan gizi).(Notoatmodjo, 2007).
2.1.2. Teori Pengetahuan
2.1.2.1.
Definisi Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan merupakan hasil Tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu subyek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan,
pendengaran penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat berperan untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat
mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain pengalaman,
kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan juga
didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007, hlm.3-4).
Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan
pancaindra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2007).
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari
berbagai macam sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media massa, media
elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan dapat

membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan


keyakinannya tersebut (Istiari, 2000).
2.1.2.2. Cara Mendapatkan Pengetahuan
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:
a. Cara Tradisional Untuk Memperoleh Pengetahuan. Cara-cara penemuan
pengetahuan pada periode ini dilakukan sebelum ditemukan metode ilmiah,
yang meliputi :
1) Cara Coba Salah (Trial Dan Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut
tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak berhasil, maka
akan dicoba kemungkinan yang lain lagi sampai didapatkan hasil mencapai
kebenaran.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Di mana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan
baik tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun ahli
ilmu pengetahuan.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang
lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan
masalah yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.
4) Melalui Jalan Pikiran
Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan fikiran.
b. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah
(Notoatmodjo, 2005, hlm. 11-14).

2.1.2.3. Tingkat Pengetahuan

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari


sebelumnya.Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall).
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang cukup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
1.
Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, Tahu ini adalah
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain : menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2.
Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
mengenai obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut
secara benar.Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan, contoh menyimpulkan, merencanakan, dan
sebagainya terhadap obyek yang telah dipelajari.
3.
Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain. Dalam menggunakan prinsipprinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan
masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4.
Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek
ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat
dari penggunaan kata - kata kerja.Dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.
5.
Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada.

6.
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau obyek.Penilaian-penilaian ini berdasarkan
suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria
yang telah ada.

2.1.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkatan Pengetahuan


Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Sukmadinata (2007: 41)
mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut ini:
a. Faktor internal
Faktor internal meliputi jasmani dan rohani.Faktor jasmani adalah tubuh orang itu
sendiri, sedangkan faktor rohani adalah psikis, intelektual, psikomotor, serta
kondisi afektif dan kognitifnya.
b. Faktor eksternal
a) Tingkat pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam memberi respon yang datang dari luar. Orang
berpendidikan tinggi akan memberi respon lebih rasional terhadap informasi
yang datang.
Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu.
(Sarwono, 1992, yang dikutip Nursalam, 2001).
Pendidikan diklasifikasikan menjadi :
1. Pendidikan tinggi: akademi/ PT
2. Pendidikan menengah: SLTP/SLTA
3. Pendidikan dasar : SD
Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa,
sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan
dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan
(Koentjaraningrat, 1997, dikutip Nursalam, 2001). Ketidaktahuan dapat
disebabkan karena pendidikan yang rendah, seseorang dengan tingkat
pendidikan yang terlalu rendah akan sulit menerima pesan, mencerna pesan,
dan informasi yang disampaikan (Effendi, 1998, hlm. 14).

Wiet Hary dalam Notoatmodjo (1993) menyebutkan bahwa tingkat


pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan
memahami pengetahuan yang mereka peroleh pada umumnya, semakin
tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.
b) Papan media masa
Media masa, baik cetak maupun elektronik merupakan sumber informasi
yang dapat diterima oleh masyarakat, sehinggaseseorang yang lebih sering
mendengar atau melihat media masa (tv, radio, dan majalah) akan
memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang
tidak pernah mendapat informasi dari media masa.
c) Ekonomi
Keluarga dengan status ekonomi tinggi lebih mudah mencukupi kebutuhan
primer maupun kebutuhan sekunder dibandingkan dengan keluarga status
ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang
termasuk kebutuhan sekunder.
d) Hubungan sosial
Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling berinteraksi
antara satu dengan yang lain. Individu yang berinteraksi secara kontinyu
akan lebih besar terpapar informasi. Faktor hubungan sosial juga
mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima
pesan menurut model komunikasi.
e) Pengalaman
Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal diperoleh dari lingkungan
kehidupan dalam proses perkembangannya. Orang yang berpengalaman
mudah menerima informasi dari lingkungan sekitar sehingga lebih baik
dalam mengambil keputusan.Pengetahuan yang dipengaruhi oleh faktor
tersebut di atas merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakanseseorang.

Pengaruh

dari

intelektual,

afektif,

kognitif

dan

pengalaman manusia sebagai subjek akan mempengaruhi pengetahuannya


terhadap suatu objek yang terjadi melalui pengindraan
Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan yang telah dimilki seseorang
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon yang
datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang

rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana
keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Ibu hamil
yang berpendidikan, tentu akan banyak memberi perubahan terhadap apa yang
mereka lakukan dimasa lalu.
b. Paparan Media Massa
Melalui berbagai media baik cetak maupun elektrolik, berbagai informasi dapat
diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering mendengar atau
melihat media massa (TV, radio, majalah, pamflet,dan lain-lain) akan memperoleh
informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah
mendapat informasi media. Ini berarti informasi media masa mempengaruhi
tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.
c. Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder, keluarga dalam
status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status
ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang
termasuk kebutuhan sekunder.
d. Hubungan Sosial
Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling berinteraksi
antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu
akan lebih besar terpapar informasi. Sementara faktor hubungan sosial juga
mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan
menurut model komunikasi media.

e. Pengalaman
Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal bisa diperoleh dari lingkungan.
Kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya sering mengikuti kegiatan.
Kegiatan yang mendidik misalnya seminar.Organisasi dapat memperluas
jangkauan pengalamanya, karena dari berbagai kegiatan tersebut informasi
tentang suatu hal dapat diperoleh.
Pengalaman merupakan guru yang terbaik (experience is the best teacher),
pepatah tersebut bisa diartikan bahwa pemngalaman merupakan sumber

pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh suatu
kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat dijadikan
sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan persoalan
yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 2002 : 13).
2.1.2.5. Sumber Pengetahuan
Menurut Istiarti (2000), pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai
macam sumber, misalnya mediamassa, media elektronik, buku petunjuk, petugas
kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Sumber pengetahuan
dapat berupa pemimpin- pemimpin masyarakat baik formal maupun informal ahli
agama, pemegang peerintahan, dan sebagainya (Notoatmojo, 2005).

2.1.2.6.

Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

(kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden.Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau
diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.Pengukuran tingkat
pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan
disajikan dalam tabel distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2005).

2.1.3. Teori Garam Beryodium


2.1.3.1. Pengertian Garam Beryodium
Garam adalah salah satu bahan makanan yang diperoleh dari proses
penguapan air laut maupun dengan cara lain hingga mendapatkan kristal putih
yang mempunyai rasa asin. Yodium adalah sejenis mineral yang terdapat di alam,
baik di tanah maupun di air, merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup. Jadi Garam beryodium adalah garam
yang telah ditambahkan dengan zat yodium dengan proses yodisasi
untuk

konsumsi manusia, ternak, pengasinan ikan dan bahan tambahan untuk industri
pangan.
Konsumsi garam yang dianjurkan untuk setiap orang sekitar 6 gram atau satu
sendok teh setiap hari. Dalam kondisi tertentu, dimana keringat keluar berlebihan
dianjurkan untuk mengkonsumsi garam beryodium dua sendok teh sehari. Cara
mengkonsumi garam biasanya digunakan sebagai garam meja dan penambahan
dalam pemasakan, pengaruh pemasakan terhadap penurunan KIO3 membuktikan
bahwa sayuran yang dimasak dengan cara dikukus, pembubuhan garam dilakukan
saat sayuran matang dan wadah ditutup setelah diberi garam, maka kehilangan iod
dengan cara tersebut disebabkan oleh panas mengingat salah satu sifat iod mudah
rusak oleh panas.
2.1.3.2 Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai Garam Beryodium
Garam beryodium yang di anjurkan untuk di konsumsi manusia adalah yang
memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), yaitu berdasarkan SNI No. 01
3556.2.2000 tahun 1994 dalam SNI kadar yodium dalam garam ditentukan sebesar
30 80 ppm dalam bentuk KIO3 hal ini dikaitkan dengan jumlah garam yang
dikonsumsi tiap orang per hari adalah 6 10 gr.
2.1.3.3 Garam Beryodium Penting dikonsumsi Setiap Hari
Sangat penting untuk fungsi tiroid, dibutuhkan untuk pertumbuhan,
perkembangan dan fungsi normal otak serta tubuh. Kekurangan yodium akan
menimbulkan gejala-gejala Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ( GAKY ) yaitu:

Perkembangan kemampuan anak dan tingkat kecerdasan anak terhambat


( IQ nya rendah )
Pertumbuhan jasmani terhambat
Tinggi badannya terhambat
Gangguan pada syaraf gerak. Semua gerakannya sangat lamban
Gangguan pendengaran, penderitaan tulib dan Cebol ( Kretin )
Jika ibu hamil menderita kekurangan yodium kemungkinan dapat
menderita keguguran atau bayi mati saat melahirkan.

2.1.3.4 Uji Kandungan Garam Beryodium


Uji kandungan terhadap garam beryodium, dapat diketahui melalui dua cara, yang
biasa disebut dengan uji yodina test dan uji titrasi.
a) Uji Yodina Test

Uji yodina test digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan yodium dalam
suatu garam. Pelaksanaan uji yodina test ini masih tergolong mudah dan praktis dari
pada uji titrasi.
Yodina test, dengan cara :
a. Siapkan garam yang bertuliskan garam beryodium.
b. Siapkan cairan uji yodina.
c. Ambil setengah sendok teh garam yang akan diuji dan letakkan dipiring.
d. Teteskan cairan uji yodina sebanyak 2-3 tetes pada garam tersebut.
e. Tunggu dan perhatikan apakah garamnya berubah warna, kalau garam tetap putih
berarti garam tersebut tidak beryodium (0 ppm).
f. Bila berwarna ungu berarti garam mengandung yodium sesuai persyaratan (30
ppm).
b. Uji Titrasi
Uji titrasi pelaksanaannya lebih rumit dari pada uji Yodina test, akan tetapi uji titrasi
ini memiliki keunggulan, yaitu dapat mengetahui berapa kadar yodium dalam garam
lebih rinci.
2.1.3.5. Pengertian GAKY
Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian efek kekurangan
yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok
dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan
mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa.
Adapun pengertian dari gondok, endemik dan kretin adalah :
1. Gondok
Gondok/goiter adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan pembesaran
kelenjar thyroid (Djokomoeljanto, 1985).
2. Gondok Endemik
Gondok endemik bukan penyakit melainkan suatu istilah kesehatan dalam konsep
kesehatan masyarakat yaitu apabila dalam masyarakat terdapat
prevalensi gondok / atau penderita gondok di masyarakat itu lebih dari 10 % dari
jumlah penduduk setempat, maka daerah tersebut disebut daerah gondok endemik
(Dir. Bina Gizi Masyarakat, 1992).
3. Kretin Endemik

Seseorang disebut kretin endemik apabila lahir di daerah gondok endemik. Kelainan
kretin terjadi pada waktu bayi dalam usia kandungan atau tidak lama setelah
dilahirkan dan terdiri atas kerusakan pada saraf pusat dan hipotiroidisme.
Secara klinis kerusakan saraf pusat bermanifestasi dengan :
a. Retardasi mental
b. Gangguan pendengaran sampai bisu tuli.
c. Gangguan neuromotor seperti gangguan bicara, cara berjalan yang aneh.
d. Hipotiroidi dengan gejala :
1. Miksedema pada hipotisodisme berat.
2. Tinggi badan yang kurang, cebol (Stunted Growth) dan osifikasi yang terlambat.
3. Pada pemeriksaan darah ditemukan kadar hormon tiroid yang rendah
2.1.3.6. Akibat Kekurangan Zat Beryodium
Pada kekurangan yodium, konsentrasi hormon tiroid menurun dan hormone
perangsang tiroid / TSH (Thyroid Stimulating Hormone) meningkat agar kelenjar
tiroid mampu menyerap lebih banyak yodium bila kekurangan berlanjut sehingga sel
kelenjar tiroid membesar dalam usaha meningkatkan pengambilan yodium oleh
kelenjar tersebut. Bila pembesaran ini menampak dinamakan gondok sederhana, bila
terdapat secara meluas di suatu daerah dinamakan gondok endemik. Gondok dapat
menampakkan dari dalam bentuk gejala yang sangat luas, yaitu dalam bentuk
kretinisme (cebol) di satu sisi dan pembesaran kelenjar tiroid pada sisi lain. Gejala
kekurangan yodium adalah malas dan lamban, kelenjar tiroid membesar, pada ibu
hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan dalam keadaan
berat bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta hambatan
pertumbuhan yang dikenal sebagai kretinisme. Seorang anak yang menderita
kretinisme mempunyai bentuk tubuh abnormal dan IQ sekitar 20. Kekurangan yodium
pada anak-anak menyebabkan kemampuan belajar yang rendah.

2.2 Kerangka Teori

2.3 Kerangka Konsep

2.4 Definisi Operasional


Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau
diteliti, variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional. Definisi operasional ialah
suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang
didefinisikan dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati
dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain.
No
1.

VARIABEL
PENGETAHUAN
MENGENAI
GARAM
BERYODIUM

DEFINISI
OPERASIONAL
Pemahaman
responden tentang
garam yang
mengandung
yodium . Yang
merupakan satu
bahan makanan yang
diperoleh dari proses
penguapan air laut

ALAT

CARA

UKUR
UKUR
Kuesioner Wawancara

HASIL

SKALA

11-12 : Baik

Nominal

8-10 :
Cukup
6-7
:
Kurang

2.

PENDIDIKAN

maupun dengan
cara lain hingga
mendapatkan kristal
putih yang
mempunyai rasa asin.
Konsumsi garam
yang dianjurkan
untuk setiap orang
sekitar 6 gram atau
satu sendok teh setiap
hari. Dalam kondisi
tertentu, dimana
keringat keluar
berlebihan dianjurkan
untuk mengkonsumsi
garam beryodium dua
sendok teh sehari.
Jenjang pendidikan
Kuesioner Wawancara

Tinggi

formal terakhir yang

Jika

ditamatkan oleh

Responden

keluarga binaan

menjawab
Perguruan
Tinggi
Sedang
Jika
Responden
menjawab
SMA dan
SMP
Rendah jika
Responden
menjawab SD
dan Tidak
Sekolah

Ordinal

3.

PENGHASILAN

Penghasilan atau

Kuesioner Wawancara

Tinggi Jika

pendapatan yang

Lebih tinggi

diterima oleh kelurga

dari Rp.

binaan selam sebulan

2.240.000

Ordiinal

sesuai dengan UMR


Kota Tangerangtahun

Sedang Jika

2014

sama dengan
Rp.2.240.000
Rendah Jika
Lebih rendah
dari Rp.
2.240.000,-

4.

HUBUNGAN

Hubungan sosial

Kuesioner Wawancara

Jumlah 2:

SOSIAL

yang saling

Hubungan

mempengaruhi

sosial

keluarga binaan

mempengaru

dengan keluarga lain

hi

Nominal

di lingkungan sekitar
dalam hal

Jumlah <2:

pengetahuan garam

Hubungan

beryodium dan

sosial tidak

mengkonsumsi garam

mempengaru

yang mengandung

hi

yodium.
5.

PAPARAN

informasi yang

MEDIA MASSA

didapatkan tentang
manfaat dari garam
beryodium contohnya
seperti dari media
elektronik dan
penyuluhan .

Kuesioner Wawancara

Ya: Banyak
mempengaru
hi
Ragu-ragu:
Sedikit
mempengaru
hi

Ordinal

Tidak: Tidak
mempengaru
hi
6.

PENGALAMAN

Pengalaman keluarga
binaan dalam
mendapatkan garam
beryodium serta
pengalamannya
dalam mengkonsumsi
dan merasakan
manfaat dari
mengkonsumsi garam
beryodium.

Kuesioner Wawancara

Ya:
Merasakan
manfaat
mengkonsum
si garam
beryodium
Ragu-ragu:
Tidak
merasakan
manfaat
mengkonsum
si garam
beryodium
Tidak: Tidak
mengetahui
manfaat
mengkonsum
si garam
beryodium

Ordinal

KUISIONER

I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat

:
:
:
:

II. PENGETAHUAN TENTANG GARAM BERYODIUM


Pilihlah jawaban dengan cara menyilang (x) jawaban benar atau salah
No.
1
2
3
4
5

Pertanyaan
Yodium adalah salah satu mineral yang penting yang dibutuhkan
bagi kehidupan manusia
Kekurangan yodium dalam tubuh dapat mengakibatkan
munculnya penyakit gondok
Penyakit gondok adalah penyakit akibat kekurangan vitamin A
dalam tubuh
Penyakit gondok dapat dicegah dengan mengkonsumsi garam
beryodium
Manfaat dari penggunaan garam beryodium dalam kehidupan
sehari-hari dapat digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit
gondok
Cara menyipan garam adalah ditempatkan dalam wadah tertutup
yang tidak terkena air dan cahaya matahari

Indikator penilaian :
a. Jika jawaban BENAR nilai : 2
b. Jika jawaban SALAH nilai : 1
total:
jumlah total 11-12

: Pengetahuan Baik

jumlah total 8-10

: Pengetahuan Cukup

Jumlah total 6-7

: Pengetahuan Kurang

Jawaban
a. Benar
b. salah
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah
a. Benar
b. Salah

III. PENDIDIKAN
1. Pendidikan terakhir ibu:
a. Lulus perguruan tinggi (PT)
b. Lulus Pendidikan menengah (SMA/SMK/Sederajat)
c. Lulus Pendidikan Menengah Pertama ( SMP)
d. Lulus Pendidikan Dasar (SD)
e. Tidak lulus pendidikan dasar

2. Pendidikan terakhir ayah:


a. Lulus perguruan tinggi (PT)
b. Lulus Pendidikan Menengah Atas (SMA/SMK/Sederajat)
c. Lulus Pendidikan Menengah Pertama ( SMP)
d. Lulus Pendidikan Dasar (SD)
e. Tidak lulus pendidikan dasar
Indikator penilaian:
Tinggi

: Jika Responden menjawab Perguruan Tinggi

Sedang

: Jika Responden menjawab SMA dan SMP

Rendah

: Jika Responden menjawab SD dan Tidak Sekolah

IV. PENGHASILAN
Berapa jumlah pendapatan bulanan anda:
a. Lebih dari 2.240.000
b. Sama dengan 2.240.000
c. Kurang dari 2.240.000
Indikator :

Tinggi Jika Lebih tinggi dari Rp. 2.240.000


Sedang Jika sama dengan Rp.2.240.000
Rendah Jika Lebih rendah dari Rp. 2.240.000
V. TENTANG HUBUNGAN SOSIAL
1. Apakah anda pernah mendapatkan sosialisasi mengenai garam beryodium?
a. Ya

b. Tidak

2. Apakah anda pernah mendapatkan ajakan dari lingkungan sekitar untuk mengkonsumsi
garam beryodium?
a. Ya

b. Tidak

Indikator:
Ya

:1

Tidak : 0
Total :
Jumlah 2

: Hubungan sosial mempengaruhi

Jumlah <2 : Hubungan sosial tidak mempengaruhi

VI. PAPARAN MEDIA MASSA


Apakah anda pernah mendengar atau membaca dari media massa (koran, televisi,
radio, dll) tentang manfaat mengkonsumsi garam beryodium?
a. Ya

b. Ragu-ragu

c. Tidak

Indikator:
Ya

: Media massa banyak mempengaruhi

Ragu-ragu

: Media massa sedikit mempengaruhi

Tidak

: Media massa tidak mempengaruhi

VII. PENGALAMAN
Menurut pengalaman anda, apakah mengkonsumsi garam beryodium bermanfaat bagi
keluarga?
a. Ya

b. Ragu-ragu

c. Tidak

Indikator:
Ya

: Merasakan manfaat mengkonsumsi garam beryodium

Ragu-ragu

: Tidak merasakan manfaat mengkonsumsi garam beryodium

Tidak

: Tidak mengetahui manfaat mengkonsumsi garam beryodium

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S. 2003. Manajemen Penelitian. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta


Departemen Kesehatan RI. 1999. Pedoman Penyuluhan GAKY: Jakarta
Julihadi, Dedi. 2009. Skripsi Gambaran Prilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Penggunaan
Garam Beryodium Di Desa Teguh Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi 2008.
Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara: Sumatera Utara
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-agungbudiy-5258-2-babii.pdf yang
diakses tanggal 5 Februari 2015

Anda mungkin juga menyukai