Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN MEKANIKA TANAH DAN MEKANIKA

BATUAN DALAM PERTAMBANGAN

A. Pengertian Mekanika Tanah


Dalam kehidupan sehari-hari kita tentunya sudah tidak asing lagi dengan
apa yang disebut dengan tanah dan juga batuan, oleh karena itu kita harus
mempelajari lebih jauh lagi tentang tanah dan juga batuan agar dapat kita
manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Baik tanah dan batuan keduanya merupakan sesuatu yang memiliki
keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Secara teoritis tanah memiliki
pengertian suatu partikel yang terdiri dari butiran-butiran padat yang terdiri dari
butiran

atau

partikel

mineral-mineral

yang

telah

melapuk

tetapi

tidak

tersemenkan atau tidak memiliki keterikatan antara mineral satu dengan yang
lainnya yang terisi oleh zat cair maupun gas yang mengisi rongga-rongga
diantara partikel-partikel padat tersebut. Seperti yang telah dijelaskan diatas
bahwa kita sudah tidak asing lagi dengan tanah karena tanah memiliki banyak
manfaat bagi kehidupan kita salah satunya adalah tanah biasa digunakan untuk
berbagai macam bahan bangunan dan juga dapat digunakan sebagai pondasi
dari suatu bangunan. Walaupun kaitan tanah dan juga teknik pondasi sangat erat
kaitannya namun kedua hal tersebut sangatlah berbeda.
Ilmu yang mempelajari tentang sifat fisik, sifat kimia serta perilaku dari
tanah yang disebabkan karena adanya suatu tegangan dan juga regangan dan
karena adanya gaya-gaya yang bekerja pada tanah tersebut disebut dengan ilmu
mekanika tanah yang merupakan cabang dari ilmu teknik sipil. Sedangkan ilmu
teknik pondasi adalah suatu cabang ilmu yang merupakan aplikasi dari teknik
pondasi dan juga ilmu mekanika tanah, dimana kedua hal tersebut dapat
digunakan untuk analisis dan perencanaan suatu pondasi dalam dunia
pertambangan seperti untuk membuat sebuah pondasi dalam tambang bawah
tanah maupun hal-hal lainnya yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan.
Agar menjadi seorang ahli yang handal, sebelum merencanakan sebuah pondasi
untuk membangun suatu tambang bawah tanah, ahli tersebut haruslah dapat
memperkirakan dan membuat sebuah pendugaan yang sangat tepat tentang

kondisi tanah dilapangan, agar tidak terjadi suatu hal yang tidak diinginkan dan
kegiatan pertambangan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapakan.

B. Proses keterbentukan tanah


Seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa tanah dan batuan merupakan
sesuatu yang saling berhubungan dimana tanah merupakan produk atau hasil
dari proses pelapukan batuan yang terjadi akibat adanya gaya-gaya eksogen
seperti karena adanya pengaruh dari faktor cuaca atau iklim seperti, angin, air
dan juga karena adanya pengaruh dari organisme atau makhluk hidup yang
dapat

menyebabkan

terjadinya

pelapukan

batuan

tersebut

yang

akan

membentuk tanah yang memiliki suatu bentuk tubuh unik yang menutupi batuan.
Proses pembentukan tanah yang telah dijelaskan sebelumnya diebut dengan
proses pedogenesis. Proses tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk tubuh
dari tanah itu sendiri yang memiliki ciri khas belapis-lapis atau yang disebut
dengan horizon tanah.

C. Partikel Tanah, Berat Spesifik


Tanah terdiri dari berbagai macam pertikel, dimana partikel-partikel
tersebut memiliki ukuran tertentu seperti kerikil, pasir, lanau dan lempung dan
kita dapat mengetahui ukuran partikel-partikel tersebut dilihat dari pertikel yang
paling dominan dari tanah tersebut. Ukuran-ukuran jenis tanah yang telah
disebutkan seperti kerikil, pasir, lanau dan lempung tersebut merupakan suatu
batasan ukuran partikel tanah yang ditetapkan oleh beberapa organisasi
internasional seperti MIT (Massachussetts Instute of Tecnology), USDA (U.S.
Departement of agriculture), AASHTO (America Association of State Highway
and Transportation Officials) dan oleh U.S Army Corps of Engineers dan U.S.
Bureau of Reclamation yang kemudian menghasilkan apa yang disebut sebagai
USCS (Unified Soil Classification System).
Agar kita dapat memahami apa yang dimaksud dengan ukuran-ukuran
partikel tanah yang telah disebutkan diatas simaklah penjelasan-penjelasan
dibawah ini :
Kerikil adalah suatu bentuk partikel tanah yang tersusun dari kepingan
atau butiran mineral yang mengandung mineral-mineral seperti kuarsa,
feldspar, plagioklas dan mineral-mineral jenis lainnya.

Pasir merupakan suatu jenis ukuran partikel tanah yang tersusun dari
butiran-utiran mineral kuarsa dan feldspar namun ukurannya relatif lebih
kecil dibandingkan dengan kerikil, dan diduga ukuran partikel jenis lain
juga terdapat dalam jenis partikel tanah ini.
Lanau adalah ukuran partikel tanah yang terdiri dari butiran-butiran
mineral yang berbentuk pipih dimana mineral-mineral tersebut merupakan
jenis mineral mika dan juga terdapat butiran-butiran mineral kuarsa yang
sangat halus.
Lempung merupakan jenis partikel tanah yang memiliki sifat mikroskopis
atau submikroskopis, dimana butiran-butirannya hanya bisa dilihat dengan
alat bantu yaitu mikroskop, karena ukuran butiran mineral partikel tanah ini
sangatlah halus, lebih halus daripada partikel tanah lanau, yang tersusun
dari mineral-mineral mika yang pipih dan juga mineral-mineral lempung.
Setelah membahas pengertian dari berbagai macam jenis partikel-partikel
tanah, kita akan membahas tentang ukuran dari partikel-partikel tersebut, agar
lebih jelasnya perhatikanlah tabel dibawah ini :
Tabel 1
Distribusi Butiran
Partikel
Kerikil

Ukuran
(5mm 150mm)

Pasir

(0,0074mm 5mm)

Lanau

(0,002mm 0,0074mm)

Lempung

(<0,002mm)

Gambar 1
Partikel Tanah

Dalam mempelajari ilmu mekanika tanah dituntut harus bisa mengetahui


tentang sifat fisik dan juga sifat kimia tentang tanah, termasuk di dalamnya yaitu

berat spesifik dari tanah itu sendiri yang dapat digunakan untuk berbagai macam
keperluan perhitungan ilmu mekanika tanah. Secara umum tanah memiliki berat
spesifik antara 2,6 sampai dengan 2,9, dimana tanah yang berwarna terang yang
banyak disusun oleh mineral-mineral kuarsa dan feldspar memiliki berat spesifik
sekitar 2,65, sedangkan untuk tanah berlanau ataupun berlempung memiliki
berat spesifik dari 2,6 sampai dengan 2,9. Harga-harga tersebut merupakan
harga-harga berat spesifik tanah secara umum, namun agar lebih akurat kita
harus

menentukan

harga-harga

tersebut

melalui

percobaan

didalam

laboratorium.

D. Analisis Mekanis Tanah, Konsistensi Tanah, Klasifikasi Tanah


Sebagai pokok dari pembelajaran ilmu mekanika tanah, kita harus bisa
menganalisa sifat mekanis dari tanah itu sendiri, dimana analisis ini dilakukan
untuk mengetahui ukuran-ukuran partikel penyusun tanah itu sendiri. Variasivariasi ukuran partikel tersebut dinyatakan dalam persentase berat kering total
tanah. Ada dua jenis metode yang biasa digunakan untuk menganalisis mekanis
tanah ini, yaitu dengan cara pengayakan yang bisa dilakukan untuk partikelpartikel tanah yang lebih kasar yaitu dengan diameter lebih dari 0,075 mm dan
untuk analisi partikel-partikel tanah yang lebih halus yaitu dengan diameter
kurang dari 0,075 mm maka dapat digunakan metode analisis hidrometer.
Walaupun kedua jenis metode tersebut berbeda namun hasil analisis dengan
menggunakan metode-metode tersebut dapat sama-sama digambarkan dalam
sebuah kertas grafik berupa kurva distribusi ukuran butiran tanah.
Tanah dapat dipisahkan ke dalam empat keadaan dasar yaitu padat, semi
padat, plastis dan cair, dimana keadaan dasar tanah tersebut didasarkan pada
kondisi kandungan air yang terdapat dalam tanah. Hal tersebut dikarenakan
tanah memiliki sifat kohesi dalam penyerapan air yang dapat mempengaruhi
keadaan dasar tanah, contohnya apabila suatu tanah banyak menyerap air
sehingga kadar air dalam tanah tersebut tinggi maka tanah akan menjadi sangat
lembek bahkan mendekati fase cair.
Kadar air yang dikandung dalam tanah dapat dinyatakan dalam
persentase yang dapat menimbulkan batas-batas transisi antara keempat
keadaan dasar dari tanah tersebut seperti dari keadaan padat mengalami transisi
menjadi semipadat maka batas transisi keadaan tersebut disebut dengan batas
susut, untuk keadaan transisi dari semipadat ke keadaan plastis disebut dengan

batas plastis, untuk keadaan plastis kedalam bentuk cair maka batas tersebut
diesbut dengan batas cair. Batas-batas transisi tersebut biasa juga disebut
dengan batas Atterberg.
Tanah terdiri dari berbagai macam jenis, dimana jenis-jenis tersebut dapat
dikelompokan atau diklasifikasikan berdasarkan kesamaan sifat-sifat tanah
tersebut kedalam sebuah kelompok maupun sub-kelompok. Tujuan dari
pengklasifikasian tanah ini adalah agar kita dapat dengan mudah untuk tujuan
rekayasa yang didasarkan kepada sistem distribusi ukuran partikel tanah dan
juga plastisitas. Salah satu contoh pengklasifikasian tanah tersebut yaitu adalah,
klasifikasi berdasarkan tekstur, dimana tanah asli merupakan tanah yang terdiri
dari campuran partikel yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi tekstur dari
tanah itu sendiri. Untuk penamaan tanah berdasarkan tekstur diberikan
berdasarkan komponen utama yang terdapat dalam tanah itu sendiri, seperti,
tanah berlempung, tanah berpasir, tanah berlanau dan sebagainya.

E. Definisi dan Konsep Umum Mekanika Batuan


Ilmu geomekanika tidaklah hanya mempelajari tentang ilmu mekanika
tanah saja melainkan juga kita diharuskan untuk mempelajari tentang ilmu
mekanika batuan, dimana menurut US National Committee on Rock Mechanics
(1964) mekanika batuan adalah suatu ilmu yang mempeljari tentang karakterisitik
atau sifat, respon serta perilaku suatu batuan terhadap gaya-gaya yang bekerja
terhadap batuan itu sendiri, baik yang disebabkan oleh alam maupun oleh faktorfaktor yang lainnya seperti manusia atau makhluk hidup lainnya. Ilmu mekanika
batuan termasuk kedalam ruang lingkup disiplin ilmu yang lebih luas lagi yaitu
adalah ilmu geomekanika yang merupakan ilmu yang mempelajari tentang
respon mekanik terhadap komponen-komponen geologi seperti tanah dan juga
batuan.
Dalam tiga dekade terakhir ini ilmu mekanika batuan yang merupakan
suatu disiplin ilmu berubah menjadi suatu ilmu terapan yang dimana dua dekade
diantaranya

terapan

mengembangkan

suatu

rekayasa

dalam

teknik-tekniknya

dunia
sendiri

pertambangan
untuk

mencapai

telah
suatu

keefisiensian dalam bidang pertambangan yang didasari oleh ilmu mekanika


batuan yang biasa digunakan untuk perancangan dan perencanaan penggalian
baik dibawah permukaan maupun dipermukaan.
Ilmu mekanika batuan secara umum mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan batuan seperti :

Sifat-sifat, mekanik dan juga karakteristik suatu massa batuan


Analisis tegangan dan juga regangan batuan
Respon batuan terhadap beban
Penerapan teori, metode yang logis terhadap teknik-teknik yang
digunakan dalam bidang mekanika terhadap suatu rekayasa batuan.

F. Asumsi Dasar Sifat Massa Batuan


Suatu batuan memiliki sifat yang unik, yaitu adalah terdapat keaneka
ragaman sifat-sifat batuan tersebut, sehingga terdapat perbedaan antara batuan
yang satu dengan yang lainnya walaupun batuan tersebut merupakan batuan
dengan jenis yang sama, contohya, terdapat dua buah batuan andesit, namun
kedua batuan tersebut terdapat suatu perbedaan yang nyata. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa suatu massa batuan di alam memiliki sifat :
Heterogen, yaitu adalah banyaknya jenis perbedaan dalam setiap batuan
seperti, kandungan mineral setiap batuan pasti berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya, ukuran dan bentuknya berbeda-beda, dan
penyebarannya pun pasti berbeda-beda pula.
Anisotrop, artinya yaitu adalah setiap batuan memiliki sifat yang berbedabeda baik sifat fisik maupun sifat kimiawi nya, dan juga memiliki arah yang
berbeda pula
Diskontinu, artinya yaitu suatu massa batuan tidak hanya sifat-sifat fisik
maupun sifat kimianya saja yang berbeda, namun struktur geologinya pun
berbeda-beda dimana tidak terdapat kesinambungan atau diskontinu
dalam suatu massa batuan, hal ini disebabkan karena adanya struktur
kekar, sesar, bidang perlapisan dan lain sebagainya, dimana strukturstruktur geologi tersebut akan memperlemah suatu massa batuan.
Apabila suatu massa batuan diperlakukan seperti sifat-sifat alamiah
batuan seperti yang dijelaskan diatas maka tidak mungkin untuk melakukan
pendekatan secara matematis terhadap massa batuan tersebut. Hal yang perlu
dilakukan untuk memperlakukan suatu massa batuan dengan tepat yaitu adalah
dengan cara kembali kepada asumsi dasar sifat massa batuan yaitu heterogen,
anisotrop, dan diskontinu yang dapat kita perlakukan secara bertolak belakang
menjadi homogen, isotrop dan kontinu.

G. Ruang Lingkup Mekanika Batuan


Ilmu mekanika batuan berperan penting dalam ruang lingkup beberapa
disiplin ilmu, yang dapat dimanfaatkan atau diterapkan pada tahap praperencanaan hingga pada tahap operasional untuk melakukan suatu rekayasa

mekanika batuan. Masalah utama mekanika batuan dapat disebabkan oleh


aktifitas manusia itu sendiri maupun oleh alam. Agar lebih jelas tentang ruang
lingkup makanika batuan dalam berbagai macam disiplin ilmu, perhatikanlah
point-point dibawah in :
Rekayasa pertambangan :
Dalam dunia pertambangan ilmu mekanika batuan dapat diaplikasikan
untuk rekayasa penggalian, pemboran, peledakan batuan, kestabilan
lereng, stabilitas terowongan, stabilitas penimbunan overburden dan
lumbung atau stoping.
Industri minyak bumi
Pemboran minyak lepas pantai dan rock fracturing
Rekayasa sipil
Pondasi jembatan dan gedung bertingkat, underground powerhouse,
underground stroage, tunnel dangkal dan dalam, longsoran lereng batu,
pelabuhan, airport, bendung,dan sebagainya.

H. Interaksi Fungsional Pada Rekayasa Pertambangan


Aplikasi

mekanika

batuan

dalam

bidang

rekayasa

pertambangan

memerlukan beberapa faktor pendukung seperti dukungan dari lingkungan


organisasi yang mengijinkan pemaduan konsep rekayasa pertambangan,
analisis aktifitas dari para manajemen, penggambaran perencanaan, ahli geologi
dan juga penggambaran dari ahli mekanika batuan.

MANAJEMEN
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMBANG

Gambar 2
Interaksi Fungsional Pada Rekayasa Pertambangan

GEOLOGI PERTAMBANGAN MEKANIKA BATUAN

I. Karakateristik Batuan

Dalam ilmu mekanika batuan ada beberapa karakteristik dari batuan yang
menjadi pokok bahasan utama dalam mempelajari ilmu mekanika batuan,
karakteristik tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu meliputi sifat fisik dari
suatu massa batuan yang terdiri dari bobot isi, berat jenis, void ratio, absorpsi,
dan porositas. Sedangakan karakteristik batuan yang lainnya yaitu adalah sifat
mekanik dari batuan itu sendiri yang meliputi, kuat tekan, kuat tarik, modulus
elastisitas, poisson ratio, sudut geser dalam, kohesi, dan kuat geser. Kedua jenis
karakteristik batuan tersebut dapat diuji baik didalam laboratorium maupun
secara langsung di lapangan yang setaip jenis pengujian terdapat metodemetode tertentu yang harus dilakukan dalam pengujian tersebut. Pengujian
karakteristik batuan terutama sifat fisik batuan sangat penting dalam kegiatan
pertambangan

karena

dapat

bermanfaat

untuk,

rancangan

peledakan,

perencanaan penambangan, perhitungan beban dan analisis regangan, serta


analisis kemantapan lereng.

J. Hubungan Mekanika Tanah dan mekanika Batuan Dalam


Pertambangan
Dari point-point diatas kita telah mengetahui berbagai macam hal yang
berkaitan dengan ilmu mekanika tanah dan juga mekanika batuan, namun kita
belum mengetahui bagaimana kaitan atau aplikasi ilmu mekanika tanah dan juga
mekanika batuan dalam pertambangan. Mekanika tanah dan mekanika batuan
merupakan suatu subyek dari ilmu yang lebih luas lagi yaitu adalah geomekanika
yang 25 tahun terakhir ini semakin banyak diaplikasikan di Indonesia karena
banyaknya proyek-proyek pembangunan terowongan PLTA dan juga makin
maraknya tambang-tambang bawah tanah seperti di pertambangan batu bara
Ombilin Sawahlunto, pertambangan emas di cikotok, dan lain-lain, dimana
pertambangan-pertambangan didaerah tersebut sudah banyak menggunakan
atau menerapkan tentang prinsip-prinsip ilmu mekanika tanah dan juga ilmu
mekanika batuan.
Mekanika batuan dan juga mekanika tanah seiring berjalannya waktu dan
berkembangnya teknologi-teknologi yang ada, baik dalam tambang terbuka
maupun tambang bawah tanah baik yang berskala besar maupun berskala kecil,
prinsip-prinsip dari ilmu mekanika tanah dan juga ilmu mekanika batuan
merupakan suatu acuan ataupun suatu dasar yang penting dalam perencanaan
maupun perancangan kegiatan pertambangan terutama kegiatan penggalian

seperti penggalian overburden, rancangan terowongan, stabilitas lereng, dan


perancangan konsep penyanggaan dalam tambang bawah tanah, kegiatan
peledakan, dan sebagainya menjadi sebuah acuan lahirnya era rekayasa
geomekanika yang baru.
Aplikasi ilmu mekanika batuan dan ilmu mekanika tanah dalam dunia
pertambangan telah terbukti dapat meningkatkan perancangan dan perencanaan
yang berkaitan dengan struktur-struktur dalam kegiatan pertambangan seperti
lereng penggalian, lubang bukaan, keselamatan kerja dan lain sebagainya.
Selain itu keakuratan terhadap prediksi kekuatan struktur dalam kegiatan
pertambangan mengurangi faktor trial dan juga error dan juga dapat
mempermudah dan mempercepat suatu pekerjaan pengalian baik selama proses
penggalian maupun setelah proses penggalian itu sendiri.

PREPARASI

I. Tujuan Percobaan
Untuk menganalisa karakteristik-karakteristik fisik tanah.
Untuk menganalisa hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah.
Untuk menentukan kekuatan geser tanah.

II. Alat dan Bahan


Saringan
PAN
Hydrometer bulb
Atterberg
Gelas ukur
III. Landasan Teori
Pengujian yang dilakukan untuk klasifikasi tanah adalah pengujian berat,
jenis butir, kadar air dan analisa mekanik. Berat jenis dibutuhkan untuk
menghitung void ratio dan derajat kejenuhan. Pada uji pemadatan tanah

memakai 2 cara yaitu dengan mengetahui volume tanah dan contoh tanah dan
objek pemakainya. Sedangkan karakteristik tanah bergantung pada jenis,
kerapatan, kadar air tanah itu juga kondisi drainasi sewaktu pengujian

DAFTAR PUSTAKA

http://1902miner.wordpress.com/bfiabhfcbafhueceaj/geotekniktambang/mekanika-tanah/
http://www.scribd.com/doc/22831949/MEKANIKA-BATUAN
http://hendihamdani.blogspot.com/2012/01/mekanika-tanah.html
http://www.scribd.com/doc/90089076/mekanika-tanah

Anda mungkin juga menyukai