Tujuan Percobaan
Dari percobaan ini ada beberapa tujuan yaitu untuk menilai kekuatan
12.2
Sumber : indonesiaindonesia.com
Gambar 12.1
Contoh Alat CBR
lapangan
tanah
dasar
pada
pelebaran
jalan
Jika pada tanah dasar dengan kedalaman sampai dengan 1 meter terdapat
beberapa lapisan tanah dengan daya dukung (nilai CBR) yang berbeda, maka
nilai CBR lapangan pada titik tersebut diperhitungkan berdasarkan nilai CBR
yang mewakili nilai-nilai CBR lapisan-lapisan tanah di maksud. CBR lapangan
tanah dasar pada jalan aspal. Jika dihadapi kondisi tidak terdapat alat
Benkelman Beam untuk mendapatkan data rebound deflection jalan aspal guna
keperluan overlay design, maka dapat digunakan alat DCP untuk mengumpulkan
data-data lapangan. CBR yang diperoleh dari perhitungan hasil survey dengan
alat DCP digunakan sebagai salah satu masukan untuk memperhitungkan
kebutuhan overlay yang prinsipnya adalah memanfaatkan nilai sisa perkerasan
lama. CBR lapangan tanah dasar di bawah perkerasan jalan yang direkonstruksi
atau jalan baru. Prinsip sama dengan penentuan CBR lapangan tanah dasar
pada pelebaran jalan, hanya pengambilan lokasi titik-titik uji saja yang berbeda
Pengujian terhadap sampel yang terendam dilakukan untuk mengetahui
kemungkinan terdapatnya tanah ekspansif pada suatu perkerasan dan untuk
mengetahui pengaruh perendaman terhadap kekuatan tanah. Perkerasan jalan
adalah lapisan - lapisan bahan yang dipasang di atas dasar untuk menerima
beban lalu lintas sehingga beban tersebut ditambah berat perkerasan sendiri
dapat dipikul oleh tanah dasar. Untuk menentukan tebal perkerasan secara
umum biasanya kekuatan tanah dasar dinyatakan dalam nilai CBR (California
Bearing Ratio) dimana nilai CBR adalah perbandingan kekuatan tanah dasar
atau bahan lain yang dipakai untuk pembuatan perkerasan terhadap nilai CBR
didapat percobaan baik, untuk contoh tanah asli (undisturbed sample) maupun
contoh tanah yang dipadatkan (compacted sample). Percobaan CBR juga dapat
dilakukan secara langsung di lapangan. Pada perencanaan jalan baru tebal
perkerasan biasanya ditentukan dari nilai CBR tanah dasar yang dipadatkan.
Nilai CBR yang dipergunakan untuk perencanaan disebut rancangan CBR
(design CBR). Desain CBR didapat dari percobaan di laboratorium dengan
memperhitungkan dua faktor, yaitu:
Kadar air tanah serta berat isi kering pada waktu dipadatkan.
Percobaan pada kadar air yang mungkin terjadi setelah perkerasan
selesai dibuat.
12.3
Manfaat
Perkerasan jalan adalah lapisan-lapisan bahan yang dipasang di atas
dasar untuk menerima beban daripada lalu lintas sehingga beban tersebut
ditambah berat perkerasan sendiri dapat dipikul oleh tanah dasar. Fungsi dan
atau manfaat dari percobaan ini yaitu untuk menentukan tebal perkerasan secara
umum biasanya kekuatan tanah dasar dinyatakan dalam nilai CBR dimana nilai
CBR adalah perbandingan kekuatan tanah dasar atau bahan lain yang dipakai
untuk pembuatan perkerasan terhdap nilai CBR didapat dari percobaan baik
untuk contoh tanah asli maupun contoh tanah yang dipadatkan.
12.4
Keterbatasan
Uji CBR pada saat ini hanya dikaitkan dengan keperluan perancangan
tebal perkerasan. Agar hasilnya valid, prosedur standard harus dijaga CBR
merupakan parameter tak berdimensi dan tidak berkaitan langsung dengan sifat
tanah yang lain.
12.5 Peralatan
Foto 12.1
Alat Pengujian CBR
12.6
Ketentuan
a. Contoh tanah yang dipakai tidak boleh lebih besar dari 20 mm
b. Contoh tanah yang diuji mempunyai kadar air mendekati kadar air
optimum (toleransi 5%)
Foto 12.2
Spesimen Pengujian ( tanah )
12.7
Persiapan Percobaan
1. Material disaring dan hanya digunakan yang lolos saringan 20 mm
2. Penyesuaian kadar air
Kadar air optimum Wopt
Bila kadar air tanah Wo > Wopt maka contoh tanah boleh dikeringkan
udara. Bila kadar air telah dicapai maka kadar air tanah sesuai bila
bera tanah menjadi :
1+Wopt
W1 = w ( 1+Wo )
Bila kadar air (wo%) kurang dari wopt maka contoh tanah dibasahi
dengan air sebanyak
Ww = w
Wopt Wo
)
1Wo
Foto 12.3
Spesimen Pengujian Disiapkan
Foto 12.4
Penumbukkan Terhadap Spesimen
12.9
Hasil Pengamatan
Dari hasil praktikum kali ini mengenai CBR ini didapat hasil pengamatan
yaitu :
Tabel 12.1
Hasil Pengamatan Pembacaan Dial
Penurunan
Proving Reading
(mm)
(Inch)
0.0125
Tumbukan
10x
3
Tumbukan
25x
1
Tumbukan
56x
1
0.32
0.64
0.025
2.5
1.27
0.05
3.5
1.9
0.075
2.54
0.1
3.81
0.15
5.08
0.2
7.62
0.3
4.5
10.16
0.4
12.7
0.5
Tabel 12.2
Hasil Penimbangan Massa Sampel
Tumbuka
n 10
Tumbuka
n 25
Tumbuka
n 56
87.6
77.6
71.5
61.1
101.6
90.5
88.4
78.2
85.4
75.7
78.17
68.3
100.81
88
104.7
91.1
73.5
w=
w ( 101 )=
9,4
x 100 =12,8
73,5
w ( 102 )=
10
x 100 =12,88
77,6
w ( 103 )=
10,4
x 100 =17,02
61,1
Massa air
x 100
Massa tanah kering
Massatanah basah
Vol .
(101)=
82
3
=2.2 gr /c m
36,93
(102)=
87,6
=2.4 gr /c m3
36,36
(103)=
71,5
=2.3 gr /c m3
31,04
d=
1+ w
d ( 101 )=
2,2
3
=1,96 gr / c m
1+ 0,128
d ( 102 )=
2,4
=2,12 gr /c m3
1+ 0,1288
d ( 103 )=
2,3
=1,96 gr /c m3
1+0,1702
Beban (B)
CBR%
%CBR(10)=
114,83
x 100 =3,82
3000
%CBR(10)=
86,2
x 100 =2,15
4000
Ratarata%CBR ( 10 )=2,9
Dari seluruh hasil pengamatan dan perhitungan yang telah diselesaikan
dan dilakukan untuk tiap tumbukan 10, 25, dan 56 maka didapat hasil
perhitungan keseluruhan sebagai berikut :
Tumbuka
n 10
Tumbuka
n 25
Tumbuka
n 56
Massa Tanah
Basah (gr)
Massa Tanah
Kering (gr)
Massa
Air (gr)
Kadar
Air (%)
Kadar
Air
RataRata
Massa Jenis
Tanah Basah
(gr/cm3)
Massa Jenis
Tanah Kering
(gr/cm3)
82.9
73.5
9.4
12.8
14.23%
2.2
1.96
87.6
77.6
10
12.88
2.4
2.12
71.5
61.1
10.4
17.02
2.3
1.96
101.6
90.5
11.1
12.26
1.08
0.96
88.4
78.2
10.2
13
1.13
85.4
75.7
9.7
12.81
0.9
0.8
78.17
68.3
9.87
14.45
0.89
0.77
100.4
88
12.4
14.1
1.14
0.98
104.7
91.1
13.6
14.9
1.21
1.05
Tabel 12.3
Sumber : Praktikum Geomekanika 2015
12.69%
14.48
1.2
1.4
1.6
1.8
Grafik 12.1
Massa kering tanah terhadap rata-rata nilai CBR
200
150
100
50
0.1
0.2
0.3
Grafik 12.2
0.4
0.5
0.6
12.10 Analisa
Berdasarkan praktikum mengenai CBR (California Bearing Ratio) ini
didapatkan beberapa analisa yaitu pada saat melakukan preparasi tanah dan
penyemprotan air pada sampel jika tidak merata maka akan mempengaruhi pada
isi pori-pori tanah tersebut dan jika sudah di uji hasilnya makan akan tidak
optimal. Pada saat sampel tanah diberi gaya dan atau tumbukan sebanyak 10,
25 atau 56 hal tersebut dapat menyebabkan sampel tanah terkompakan dan
pengerasan pada sampel. Pada saat penetrasi dapat dilihat adanya naik turun
pada saat pembacaan, hal tersebut dapat diindikasikan keadaan sampel yang
berada didalam mold tidak merata saat dilakukannya penumbukan (10x, 25x dan
56x) sehingga data yang didapat tidak mencapai nilai yang optimal.
12.11 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan data pengamatan
didapatkan, maka didapatkan juga kesimpulan yaitu nilai CBR pada tumbukan
10x diapatkan sebesar 2,9% , dan nilai CBR pada tumbukan 25xsebesar 2,26%
dan nilai CBR pada tumbukan 56x didapat nilai sebesar 4,3%. Berdasarkan
literature yang dari hasil nilai CBR yang didapat maka untuk spesimen dengan
pemberian beban atau tumbukan 10 dan 25x dikategorikan termasuk sangat
lemah sedangkan untuk spesimen 56x dapat dikategorikan specimen yang
lemah.