Anda di halaman 1dari 8

Makalah Seminar Ortodonti

DESAIN ALAT PADA GIGI DAN BITE PLANE

Sumber

: Removable Appliance Fabrication: A Text For Technicians,


Students, and Practitioners of Orthodontics

Pengarang

: Emil Witt, Geherke, Elisabeth-Marta Gehrke, Robert Shaye

Halaman

: 3542

Pembimbing

: Iwa R. Sunaryo, drg., M.Kes., Sp.Ort


Andriani Harsanti, drg., MM., Sp.Ort

Seminaris

: Wafa F. Ismail

160110110079

Nona Viona

160110110089

Laras Annisa F. 160110110128


Hari/Tanggal

:Senin, 28 Maret 2016

Jam

: 08.30

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2016

DESAIN ALAT PADA GIGI


Area Posterior
Bentuk akrilik pada

bagian posterior mandibula

dan

maksila

sebenarnya tidak jauh berbeda. Bentuk akrilik tersebut diperluas ke bagian


sepertiga oklusal dari permukaan lingual gigi, dengan permukaan yang
miring. Akrilik diperluas ke bagian interdental, landasan gigi berkontak
sepanjang permukaan proksimal. Secara umum, perluasan landasan masuk
ke interdental space membentuk verkailung sepanjang 1-2 mm. Ketika
selesai membuat landasan, garis pada kontur yang tajam di haluskan agar
tidak melukai jaringan lunak.

Gambar 3-7 Ruas akrilik atau verkailung diperluas jauh kedalam interdental

Area anterior
Desain akrilik untuk bagian anterior ditentukan oleh inklinasi sumbu
axial gigi dan dari arah pergerakan gigi. Penempatan kawat atau pegas
bagian dari alat juga harus dipertimbangkan. Akrilik biasanya berakhir 2 mm

di tepi insisal dari insisif dan kaninus mandibula. Pada landasan maksila,
akrilik berada di singulum gigi. Variasi dari desain standar ini diperlukan jika
terdapat pegas atau elemen kawat tertentu.

BITE PLATE
Akrilik pada alat di bagian kawat cangkolan akan melintasi embrasure,
dan kawat pada bagian labial, sebaiknya tidak mengganggu oklusi. Potensi
kemungkinan mengganggu oklusi harus terdeteksi dan jika memungkinkan
harus dihilangkan saat digunakan. Oklusi dan fungsi dari landasan akan
tergantikan dengan menambahkan bite plane, bisa di pasang di anterior atau
posterior pada area maksila dan mandibula.

Bite Plane Anterior


Bite plane anterior dapat ditambahkan pada plat rahang atas untuk
mencegah gigi posterior berkontak. Bite plane ini menghasilkan bidang
gigitan yang datar untuk gigi insisif dan kaninus mandibula (Gambar 3-8 a
sampai c). Tepi posterior dibuat tegas. Bite plane harus dibuat cukup lebar
sehingga pasien tidak dapat menggigit ke belakang dan harus dibuat datar,
tidak miring ke posterior, untuk mencegah efek retrusi mandibula. Hal ini
terutama sangat penting pada kasus maloklusi Kelas II (Gambar 3-8 d).

Gambar 3-8 a) dan b) Bite plane anterior menyebabkan gigi posterior tidak
beroklusi.

Gambar 3-8 c) Bite plane datar yang dibuat dengan benar. d) Bentuk bite plane
yang salah.

Bite plane yang datar tersebut bisa di modifikasi pada kasus-kasus


tertentu sesuai karakteristik individu, contohnya dapat dibuat bite groove
untuk orientasi mandibula (Gambar 3-9 a). Penambahan capping, atau
overlay, dari akrilik pada tepi insisal gigi anterior juga dapat ditambahkan
sebagai penjangkar tambahan untuk plat maksila (Gambar 3-9 b).

Gambar 3-9 a) Bite plane dengan groove untuk insisif mandibula. b) Bite plane
anterior dengan tambahan capped pada insisif maksila.

Guide Plane
Guide plane digunakan untuk memodifikasi posisi dari mandibula atau
gigi anterior mandibula. Merupakan tipe dari bidang gigitan yang memiliki
inklinasi (Gambar 3-10 a dan b) dan meluas pada sudut dari tepi plat maksila
anterior menuju tepi posterior (Gambar 3-10 c). Batas anterior dari guide
plane harus berjarak setidaknya 2 mm ke arah gingival dari tepi insisal gigi
anterior maksila. Hal ini dapat membentuk stop bagi gigi insisif mandibula,
juga untuk mencegah mandibula berubah posisi terlalu jauh kedepan.

Gambar 3-10 a dan b) Guide plane pada plat maksila. c) Skema gambar guide
plane

Bentuk lain yang lebih menguntungkan dari tipe stop adalah membuat
bentuk definitive groove untuk kontak gigi mandibula. Cetakan mandibula
sangat dibutuhkan untuk pembuatan guide plane dan bite groove. Gigitan ini
dapat dibuat dengan cara menempatkan cetakan maksila dan mandibula
pada posisi dimana mandibula diharapkan nantinya setelah perawatan
selesai. Seperti pada bite plane, perlusan guide plane ke arah posterior dan
oklusal juga dapat mencegah insisif mandibula menggigit ke belakang guide
plane. Secara umum, batas posterior dari guide plane tidak meluas melebihi
garis khayal yang menghubungkan gigi premolar pertama. Namun, variasi
pada setiap individu selalu harus disertakan dalam setiap pertimbangan.

Bite Plane Posterior


Bite plane posterior dapat ditambahkan pada plat maksila atau plat
mandibula. Biasanya menutupi seluruh permukaan oklusal gigi posterior,

sehingga ketika rahang dikatupkan, gigi kaninus, premolar, dan molar akan
menyetuh bite plane sehingga menyebabkan gigi insisif tidak berkontak dan
bisa bebas digerakan tanpa gangguan oklusal (Gambar 3-11a). Ketinggian
freeway space berbeda diantara premolar dan diantara molar. Perbedaan ini
harus bisa diakomodasi pada kontruksi bite plane.
Bite plane posterior dapat dibuat dengan ketinggian yang benar hanya
ketika tersedia cetakan rahang lawannya dan kedua rahang tersebut
dipendam dengan benar menggunakan gigitan lilin pada fiksator atau
artikulator. Jika tidak, bite plane dapat dibuat secara langsung pada mulut
pasien. Bite plane yang dibuat di laboratorium tanpa cetakan rahang
membutuhkan penyesuaian lagi pada mulut pasien. Artikulator cetakan
rahang sangatlah penting pada pasien yang memiliki masalah sendi
temporomandibula.
Bite plane posterior dapat dibuat datar atau dengan teraan oklusal gigi
lawannya. Metode terbaru memberikan arahan oklusan yang lebih baik, tapi
harus memperhatikan adanya gangguan kontak prematur (Gambar 3-11b dan
c).
Pada kasus crossbite satu sisi, bite plane dapat membantu
memperkuat penjangkar, bite plane dengan teraan oklusal ditambahkan pada
sisi yang tidak mengalami crossbite. Sedangkan sisi yang mengalami
crossbite ditambahkan bite plane yang datar untuk memungkinkan terjadinya
pergerakan gigi.
6

Gambar 3-11. a) Plat maksila dengan bite plane posterior untuk membuka regio
anterior, kawat prosturtor ditambakan dilingual gigi inisisif
lateral. b) Bite plane posterior tanpa teraan oklusal
mandibula. c) Bite plane posterior dengan teraan oklusal
mandibula.

Jika claps atau kawat labial digabung pada bite plane, mereka harus
ditutupi lilin sebelum pembuatan akrilik untuk memudahkan akses saat
penyesuaian.

Bite Plane untuk Pasien Pengguna Milwaukee Brace


Pada pasien yang menggunakan milwaukee brace bite plane maksila,
dengan teraan bonjol oklusal menutupi seluruh rahang lawannya. Lihat
bagian oklusal splint pada terapi milwaukee brace untuk lebih detailnya.

Anda mungkin juga menyukai